Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pasar Modal
2.1.1
Pengertian Pasar Modal
Menurut UU RI No.8 Tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan go
public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat
dalam pengertian fisik yang terorganisasi dengan efek-efek yang diperdagangkan.
Bursa efek adalah suatu sistem organisasi yang mempertemukan penjual dan
pembeli efek baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Efek
adalah setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan misalnya surat
pengakuan hutang saham, obligasi dan lain lain (Rodoni. 2006:158).
Sedangkan Triandaru dan Budisantoso (2006:279), pasar modal
adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar
yang konkrit. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari
satu tahun. Berdasarkan pengertian pasar modal di atas dapat disimpulkan bahwa
pasar modal merupakan tempat kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan
efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
2.1.2
Tujuan Bursa Efek
Di Indonesia, pasar modal lebih dikenal dengan istilah bursa efek (stock
exchange). Bursa efek adalah lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan
9
10
atau menyediakan fasilitas sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual
atau beli efek berbagai perusahaan atau perorangan yang terlibat dengan tujuan
perdagangan efek perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa efek. Tugas bursa
efek menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:42) adalah :
a.
Menyediakan sarana perdagangan efek.
b.
Mengupayakan likuiditasinstrumen yaitu untuk menarik calon investor dan
perusahaan yang go public.
c.
Menyebarluaskan informasi bursa keseluruh lapisan masyarakat.
d.
Memasyarakatkan pasar modal untuk menarik calon investor dan perusahaan
yang go public.
e.
Menciptakan instrumen dan jasa baru
f.
Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa.
g.
Mencegah praktik transaksi yang dilarang melalui fungsi pengawasan.
h.
Ketentuan bursa efek mempunyai kekuatan hukum yang mengikat bagi
pelaku pasar modal.
2.1.3 Lembaga yang Terlibat dalam Pasar Modal
Menurut Rodoni (2006:160), ada beberapa lembaga yang terlibat dalam
pasar modal yaitu :
a.
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal)
Tugas Badan Pengawas Pasar Modal menurut Keppres No.53 tahun 1990
tentang Pasar Modal adalah :
11
1) Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat
ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien serta
melindungi kepentingan pemodal masyarakat umum.
2) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga-lembaga
berikut :
(a) Bursa efek.
(b) Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpangan.
(c) Reksadana
(d) Perusahaan efek dan perorangan
(e) Lembaga penunjang pasar modal yaitu tempat penitipan harta, Biro
administrasi Efek, Wali amanat atau penanggung.
(f) Profesi penunjang pasar modal.
b.
Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai Pasar Modal.
BAPEPAM sebagai lembaga pasar modal wajib menetapkan ketentuan bagi
penjaminnya pelaksanaan efek secara tertib dan wajar dalam rangka
melindungi pemodalan dan masyarakat seperti berikut :
1) Keterbukaan informasi tentang transaksi efek di Bursa Efek oleh semua
perusahaan efek dan semua pihak. Ketentuan ini wajib memuat
persyaratan keterbukaan kepada ketua BAPEPAM dan masyarakat
tentang semua transaksi efek oleh semua pemegang saham utama dan
orang-orang dalam serta pihak yang berhubungan dengannya.
12
2) Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak yang telah
memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan atau pendaftaran
profesi.
2.1.4 Lembaga Penunjang Pasar Perdana
a. Penjamin Emisi Efek
Tugas penjamin emisi antara lain :
1) Memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya
dikeluarkan, harga wajar dan jangka waktu efek(obligasi dan
sekuritas kredit).
2) Dalam mengajukan pernyataan pendaftaran emisi, membantu
pengisian
dokumen
pernyataan
pendaftaran
efek,
dan
mendampingi emiten selama proses evaluasi.
3) Mengorganisasikan penyelenggaraan emisi (mendistribusikan
dan menyiapkan sarana-sarana penunjang).
b. Akuntan Publik
Tugas akuntan publik :
1) Melakukan
pemerikasaan
atas
laporan
keuangan
dan
memberikan pendapat.
2) Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi.
3) Memberikan petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang
baik apabila diperlukan.
13
c. Konsultasi Hukum
Tugas konsultan hukum adalah meneliti aspek-aspek emiten dan
memberikan pendapat dari sisi hukum tentang keadaan dan keabsahan
usaha emiten, yang meliputi anggaran dasar, izin usaha, bukti
kepemilikan atas emiten, perjanjian yang dilakukan oleh emiten
dengan pihak ketiga, dan gugatan dalam perkara perdata atau pidana.
d. Notaris
Notaris bertugas membuat berita acara Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), membuat konsep akta perubahan anggaran dasar, dan
menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka emisi.
e. Agen Penjual
Agen penjual ini umumnya terdiri dari perusahaan broker/dealer yang
bertugas melayani investor yang membeli efek, melaksanakan
pengembalian uang pesanan, dan menyerahkan sertifikat efek kepada
pembeli.
f. Perusahaan Penialaian
Perusahaan penilaian diperlukan apabila perusahaan emiten akan
melakukan
penilaian
kembali
aktivanya.
Penilaian
tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar nilai wajar aktiva
perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan emiten pasar modal.
14
2.2
Laporan Keuangan
2.2.1
Pengertian Laporan Keuangan
Akutansi merupakan suatu sistem informasi keuangan yang didasarkan
pada pengukuran, penginterpresian, dan pelaporan transaksi keuangan suatu
institusi. Karena akuntansi merupakan suatu sistem informasi, maka ia memiliki
konsep, prosedur, tata cara penyusunan dan penyampaian informasi keuangan.
Dalam proses akutansi, hanya informasi yang relevan dan saling berhubungan
satu dengan lainnya dan mampu memberi gambaran secara layak mengenai
keadaan keuangan pada suatu saat serta hasil usaha yang dicapai oleh perusahaan
selama jangka waktu tertentu, yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan
(financial statement). Laporan keuangan tersebut nantinya akan digunakan user
sebagai alat bantu dalam membuat keputusan ekonomi.
Laporan keuangan merupakan sarana utama yang digunakan untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Laporan ini memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi dan
kewajiban-kewajiban perusahaan yang dikuantifikasikan dalam bentuk uang, serta
mengemukakan aktivitas ekonomi yang mengubah sumber daya dan kewajiban
perusahaan tersebut.
Pengertian laporan keuangan menurut Kieso, et al. (2010;81) laporan
keuangan, yaitu :
“Statement
that
reflect
the
collection,
summarization of the accounting data”.
tabulation,
and
final
15
Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu
memberi bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang
bersifat finansial. Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan media
untuk mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan dan juga sebagai
bentuk pertanggungjawaban pihak manajemen dalam mengelola perusahaan dan
sumber data yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan ini disusun oleh
manajemen perusahaan sebagai alat komunikasi untuk memenuhi kebutuhan
internal dan eksternal perusahaan.
Laporan keuangan menurut PSAK No.1 (revisi 2009) laporan
keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan
ekonomi.
pertanggungjawaban
Laporan
manajemen
keuangan
atas
juga
penggunaan
menunjukan
sumber
daya
hasil
yang
dipercayakan kepada mereka.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai entitas yang meliputi :
a. Aset
b. Liabilitas
c. Ekuitas
d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
16
e. Kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik
f. Arus kas
Komponen laporan keuangan menurut PSAK No.1 (revisi 2009)
terdiri dari :
2.2.2
a.
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
b.
Laporan Laba Rugi
c.
Laporan Perubahan Ekuitas
d.
Laporan Arus Kas
e.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Kualitas Laporan Keuangan
Walaupun setiap perusahaan memiliki bidang usaha dan karakteristik
yang berbeda satu sama lain, sehingga rincian laporan keuangan satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya dapat berbeda, tetapi setiap laporan
keuangan yang dihasilkan oleh setiap instansi harus memenuhi beberapa
standar kualitas berikut ini agar bermanfaat ( Rudianto, 2009:19) :
a.
Relevan
Setiap jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan harus sesuai
dengan maksud penggunanya sehingga dapat bermanfaat. Karena itu, dalam
proses penyusunan laporan keuangan akuntan harus memfokuskan kepada
tujuan umum pemakai laporan keuangan.
17
b.
Dapat Dimengerti
Laporan keuangan harus disusun dengan istilah dan bahasa yang sesederhana
mungkin sehingga dapat dimengerti oleh pihak yang membutuhkannya.
Laporan keuangan yang tidak dapat dimengerti tidak akan ada manfaatnya
sama sekali.
c.
Dapat Diuji
Informasi keuangan yang dihasilkan suatu perusahaan harus dapat diuji
kebenarannya oleh seorang pengukur yang independen dengan menggunakan
metode pengukuran yang sama.
d.
Netral
Informasi keuangan harus ditujukan kepada tujuan umum pengguna, bukan
ditujukan kepada pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak boleh berpihak
pada salah satu pengguna laporan keuangan tersebut.
e.
Tepat waktu
Laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan. Laporan
keuangan yang terlambat penyampaiannya akan membuat pengambilan
keputusan perusahaan menjadi tertunda dan tidak relevan dengan waktu
dibutuhkannya informasi tersebut.
f.
Dapat Dibandingkan
Laporan keuangan suatu perusahaan harus dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan perusahaan itu sendiri pada periode-periode sebelumnya,
atau dengan perusahaan lain yang sejenis pada periode yang sama.
18
g.
Lengkap
Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang penting
sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak
akan menyesatkan pembacanya. Maka harus terdapat klasifikasi, susunan
serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Demikian pula semua fakta
atau informasi tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam
pengambil keputusan, harus diungkapkan dengan jelas.
2.2.3
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 (2009:1.2), tujuan laporan keuangan untuk umum
adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangna pengguna laporan keuangan dalam
rangka
membuat
keputusan-keputusan
ekonomi
serta
menunjukan
pertanggungjawaban manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi:
aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban termasuk keuntungan dan kerugian
serta arus kas.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap organisasi memiliki
sutau tujuan tertentu. Walaupun satu badan usaha memiliki bidang usaha dan
karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi secara
umum laporan keuangan disusun dengan tujuan sebagai berikut (Rudianto,
2009:19):
19
a.
Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b.
Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan
keuangan
dalam
mengestimasi
potensi
perusahaan
guna
menghasilkan laba di masa mendatang.
c.
Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan yang timbul dalam aktivitas
usaha dalam rangka memperoleh laba.
d.
Untuk memberika informasi keuangan yang membantu para pemakai laopran
dalam mengestimasi potensi perusahaan guna menghasilkan laba.
e.
Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktifitas
pembelanjaan dan investasi.
f.
Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pengguna laporan,
seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan.
2.3
Laba Akuntansi
Menurut PSAK No 25 Revisi 2009, dalam rangka penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bahwa penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan
sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan
investasi (return on investmen) atau laba per saham (earnings per share). Unsur
yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih adalah
penghasilan dan beban. Suatu laporan laba-rugi, mengukur jumlah laba yang
20
dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Dalam format yang
paling dasar, laporan laba rugi dapat dinyatakan membandingkan antara
pendapatan yang diperoleh perusahaan dengan beban yang digunakan untuk
mendapatkan pendapatan tersebut. Jika pendapatan lebih besar dari beban, maka
disebut laba, dan sebaliknya jika pendapatan lebih kecil dari beban, maka disebut
rugi.
Laporan laba rugi yang juga sering disebut statement of income adalah
laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu
tertentu. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk
menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan
perusahaan melunasi pinjaman (Kieso. et al., 2002:150). Hedriksin (2004:130),
menyatakan bahwa tujuan utama pelaporan laba adalah untuk memberikan
informasi yang berguna bagi mereka yang berkepentingan dengan laporan
keuangan. Tujuan lebih khusus meliputi penggunaan laba historis untuk
membantu meramalkan keadaan usaha dan deviden dimasa yang akan datang dan
pengguna laba sebagai pengukuran keberhasilan serta pedoman pengambil
keputusan manajerial di masa yang akan datang.
Ada 3 jenis laba akutansi menurut Febrianto dan Widiastuti
(2005:159):
a.
Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya
barang terjual. Biaya barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan,
yang untuk perusahaan pemanufakturan, mulai dari tahap ketika bahan baku
masuk kepabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang
21
berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokan sebagai biaya
barang terjual. Bagi perusahaan dagang, biaya barang terjual ini terdiri dari
biaya-biaya: harga beli barang dan biaya lain yang dikeluarkan untuk
menjadikan barang tersebut siap dijual.
b.
Angka laba operasi adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya operasi.
Biaya-biaya operasi adalah yang berhubungan dengan operasi perusahaan.
Per definisi, biaya-biaya ini adalah biaya-biaya yang sering terjadi di dalam
perusahaan dan bersifat operatif. Selain itu, biaya-biaya ini diasumsikan
memiliki hubungan dengan penciptaan pendapatan. Diantara biaya-biaya
operasi tersebut adalah: biaya gaji karyawan administrasi, biaya perjalanan
dinas, biaya iklan dan promosi, dan lain-lain.
c.
Angka laba ketiga adalah laba bersih. Laba bersih berarti angka yang
menunjukan selisih antara seluruh pendapatan dengan beban. Dengan
demikian, sesungguhnya laba bersih adalah laba yang menunjukan bagian
laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai
deviden.
2.4
Laporan Arus Kas
2.4.1
Pengertian Laporan Arus Kas
Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengukuran kas seperti
pembelanjaan perusahaan, pembelian aktiva tetap, pembiayaan ekspansi
perusahaan serta pengeluaran kas lainnya dan yang berkaitan dengan penerimaan
kas dari penjualan dan pendapatan lainnya tidak dapat dijelaskan melalui neraca
dan laporan laba rugi, melainkan dalam laporan arus kas.
22
Menurut Rudianto, 2009:206 laporan arus kas adalah :
“Laporan arus kas adalah suatu laporan tentang aktivitas penerimaan
dan pengeluaran kas perusahaan didalam suatu periode tertentu, beserta
penjelasan tentang sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas
tersebut.”
Sedangkan menurut Revee, et al, 2010:262 adalah :
“Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar dari
sebuah perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas
menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kas dari kegiatan operasi,
mempertahankan dan meningkatkan kapasitas operasi, memenuhi
kewajiban keuangan dan membayar deviden.”
Kas merupakan bagian dari aktiva lancar yang paling likuid sehingga
mudah untuk berpindah tangan. Pada setiap perusahaan biasanya memiliki
persediaan kas minimal atau kas ideal yang besarnya tergantung pada perusahaan
tersebut (Gitosdarmo dan Najmudin, 2003:311).
Beberapa definisi yang terkait dengan kas menurut PSAK NO.2
(2009:2.2) adalah sebagai berikut:
a.
Kas terdiri dari atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
b.
Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
c.
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
d.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
23
e.
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang
serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
f.
Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
2.4.2
Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu
dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para
pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi
keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut
dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas.
Ketiga aktivitas yang terdapat dalam arus kas adalah sebagai berikut :
a.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Merupakan arus kas yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan,
diperoleh dari aktivitas utama pendapatan perusahaan, umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi
bersih (Utari, 2006:60). Dalam PSAK No.2 (2009:2.3), disebutkan jumlah
arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas
operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan
24
perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi
bersih.
b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Dalam PSAK No.2 (2009:2.3), disebutkan pengungkapan terpisah arus kas
yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber
daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
depan. Menurut Rudianto (2009:208), arus kas dari aktivitas investasi adalah
berbagi aktivitas yang terkait dengan pembelian dan penjualan harta
perusahaan yang menjadi sumber pendapatan perusahaan, pembelian obligasi
atau saham perusahaan lainnya dan sebagainya.
c.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pembiayaan atau pendanaan adalah semua aktivitas
yang berkaitan dengan upaya untuk mendukung operasi perusahaan dengan
menyediakan
kebutuhan
dana
dari
berbagai
sumbernya
beserta
konsekuensinya. Misalnya penerbitan surat hutang, penerbitan obligasi,
penerbitan saham baru, pembayaran deviden, pelunasan hutang dan
sebagainya. Tetapi secara umum, aktivitas pembiayaan dibagi menjadi dua
kelompok besar yaitu:
1) Perolehan modal dari pemilik dan kompensasinya kepada mereka dengan
pengembalian atas investasi mereka.
2) Pinjaman uang kreditur dan pembiayaan kembali hutang yang dipinjam.
25
2.5
Return on Asset
Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang
tertentu. Brigham dan Houston (2010:148) mengatakan bahwa ROA adalah
rasio laba bersih terhadap total aset mengukur pengembalian atas total aset.
Eduardus Tandelilin (2010:372) menyatakan bahwa :
“Return on Assets (ROA) menggambarkan sejauh mana kemampuan
aset-aset yang dimiliki perusahaam bisa menghasilkan laba.”
Kasmir (2012:201) menyatakan bahwa :
“ROA adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aset
yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena
menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aset untuk
memperoleh pendapatan.”
Sedangkan menurut I Made (2011:22), ROA adalah kemampuan
perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan
laba setelah pajak. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio Return on Assets
(ROA) adalah sebagai berikut :
Return On Assets (ROA) = Earning after tax
Total Assets
(Kasmir,2012: 202)
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Return on Assets
(ROA) adalah suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba berdasarkan penggunaan asset
perusahaan. Dengan kata lain, jika suatu perusahaan tersebut berpeluang besar
26
dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri, tetapi jika total aset yang
digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami
kerugian dan akan menghambat pertumbuhan modal sendiri.
Menurut Munawir (2001:91-92) keunggulan Return on Assets adalah
sebagai berikut :
1. Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapatdiketahui
posisi perusahaan terdapat industri. Hal ini merupakan salah satu
langkah dalam perencanaan strategis.
2. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis Return on Assets
(ROA) juga berguna untuk kepentingan perencanaan.
3. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka
dengan analisis Return on Assets (ROA) dapat diukur efisiensi
penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal
yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.
Menurut Munawir (2001:94) kelemahan yang terdapat pada Return on
Assets (ROA), yaitu :
1. Return on Assets (ROA) sebagai divisi sangat dipengaruhi oleh metode
depresiasi aset tetap.
2. Return on Assets (ROA) mengandung distorsi yang cukup besar
terutama dalam kondisi inflasi. Return on assets (ROA) akan cenderung
tinggi akibat dan penyesuaian (kenaikan) harga jual, sementara itu
beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi.
27
Menurut M.Hanafi dan Abdul Halim (2009:161) Return on Assets
bisa dipecah lagi kedalam dua komponen, yaitu :
1.
Profit margin
Profit margin melaporkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dari tingkat penjualan tertentu. Proftt margin bisa diinterpretasikan
sebagai tingkat efisiensi perusahaan, yakni sejauh mana kemampuan
perusahaan menekan biaya-biaya yang ada di peusahaan.
2.
Perputaran total aktiva (assets)
Perputaran total aktiva (assets) mencerminkan kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan dari total investasi tertentu. Rasio ini juga bisa
diartikan
sebagai
kemampuan
perusahaan
mengelola,
aktiva
berdasarkan tingkat penjualan yang tetentu. Rasio ini mengukur
aktivitas penggunaan aktiva (assets) perusahaan.
2.6
Saham
Untuk mendapatkan modal, perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) menerima setoran dari pemilik. Sebagai bukti setoram dikeluarkan
tanda bukti kepemilikan yang berbentuk saham yang diserahkan kepada pihakpihak yang menyetor modal. Pemilik perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) merupakan kumpulan pihak-pihak yang mempunyai saham
sehingga disebut pemegang saham. Saham yang dikeluarkan oleh perseroan
terbatas yang mencantumkan namanya disebut saham atas nama. Tetapi saham
perseroan terbatas dapat juga tidak dicantumkan nama pemiliknya.
28
Modal saham adalah kontribusi pemilik pada suatu perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas, sekaligus menunjukan bukti kepemilikan dan hak
milik atas perseroan terbatas tersebut (Rudianto, 2009:302). Menurut Alwi
(2003:33), saham atau stock adalah suatu tanda bukti atau tanda kepemilikan
terhadap suatu perusahaan suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di
bursa efek, saham atau sering disebut juga share merupakan instrumen yang
paling dominan diperdagangkan. Saham dapat diterbitkan dengan cara atas nama
atau atas tunjuk.
Berdasarkan diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda
penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan
atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut
memiliki klaim atas pendapatn perusahaan, klaim atas aset perusahaan dan berhak
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Adapun jenis-jenis saham
menurut Rudianto (2009:303), perusahaan yang menerbitkab sahama memiliki
pilihan untuk membagi sahamnya kedalam satu jenis saham saja atau lebih dari
satu jenis saham, yaitu :
a.
Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang
paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga resikonya besar,
biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik, maka dividen saham
biasanya akan lebih besar daripada saham prioritas.
29
b.
Saham Prioritas atau saham preferen
Saham prioritas merupakan saham yang mempunyai beberapa kelebihan,
biasanya kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian deviden atau
pembagian aktiva pada saat likuidasi. Kelebihan dalam hal pembagian
deviden adalah bahwa deviden yang pertama kali harus dibagikan untuk
saham prioritas, kalau kelebihan, baru dibagikan kepada pemegang saham
biasa.
2.7
Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa retutn realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum
terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Return realisasi
(realized return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan
data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi
(expected return) (Hilal, 2009:16).
Raditya (2010:31), mendefiniskan return saham adalah keuntungan
yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukan
yang terdiri dari deviden dan capital gain atau loss. Deviden merupakan
keutungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam suatu
periode tertentu. Capital gain dalam suatu periode merupakan selisih antara harga
saham semula (awal periode dengan harga saham diakhir periode). Bila harga
saham pada akhir periode lebih tinggi dari harga awal, maka dikatakan investor
30
memperoleh capital gain, sedangkan bila yang terjadi sebaliknya, maka investor
dikatakan memperoleh capital loss.
Return saham (actual return) yaitu return yang terjadi pada waktu ke t,
yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya
(menggunakan harga penutupan) secara matematis dirumuskan:
Rt = (Pt – Pt-1) / Pt- 1
Rt = return saham pada periode t
Pt = harga saham periode t
Pt-1 = harga saham periode Pt-1
Martawidjaya, et al. (2003:168).
2.8
Keterkaitan Antar Variabel
a. Hubungan laba akuntansi dengan return saham
Penelitian yang dilakukan Daniati dan Suhairi (2006), mengenai
pengaruh laba akuntansi dengan menggunakan laba kotor terhadap
expected return saham menyimpulkan variabel laba akuntansi
mempunyai tingkat dapat memberikan sinyal positif kepada investor
mengenai prospek dan kinerja perusahaan di masa depan, sehingga
investor mau membeli saham suatu perusahaan, menyebabkan harga
saham perusahaan tersebut mengalami kenaikan. Ini secara langsung
akan mendorong pada return saham yang menguntungkan bagi
investor.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut :
31
Ha1 : Ada pengaruh signifikan antara laba akuntansi terhadap return
saham.
b. Hubungan Arus Kas Operasi dengan return saham
Hubungan arus kas operasi dengan return saham dapat dijelaskan
melalui hasil studi Utari (2006). Hasil penelitian menunjukan
adanya hubungan antara arus kas dari kegiatan operasi dengan return
saham. Diana dan Kusuma (2004), yang meneliti mengenai
pengaruh faktor kontekstual terhadap kegunaan earningsdan arus kas
operasi dalam menjelaskan return saham menyimpulkan adanya
hubungan positif antara return saham dengan arus kas operasi
periode awal. Dapat dikatakan, hasil-hasil yang berhubungan dengan
nilai tambah kandungan informasi arus kas diluar earnings
memberikan bukti bahwa arus kas operasi sangat penting dalam
menjelaskan return sekuritas tahun berikutnya. Jumlah arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Sehingga peningkatan arus kas dari kegiatan operasi akan
memberikan sinyal positif kepada investor, akibatnya investor akan
membeli
saham
perusahaan
meningkatkan return saham.
tersebut
yang
pada
akhirnya
32
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Ha2 : Ada pengaruh signifikan antara arus kas operasi terhadap
return saham.
c. Hubungan Arus Kas Investasi dengan return saham
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006),
mengenai pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus
kas, laba kotor dan size perusahaan terhadap expected return saham,
menunjukan arus kas dari aktivitas investasi mempunyai pengaruh
signifikan terhadap expected return saham. Arus kas investasi
merupakan
arus
kas
yang
mencerminkan
penerimaan
dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan
untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Sehingga
semakin meningkatnya arus kas investasi maka menunjukan
perusahaan akan mampu meningkatkan penghasilan dimasa yang
akan datang. Hal ini secara empiris telah dibuktikan Daniati dan
Suhairi (2006), menemukan peningkatan investasi berhubungan
dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan mempunyai
pengaruh positif dengan return saham pada saat pengumuman
investasi baru.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitaian ini sebagai berikut:
33
Ha3 : Ada pengaruh signifikan antara arus kas investasi terhadap
return saham
d. Hubungan Arus Kas Pendanaan dengan return saham
Kusno (2004), dalam penelitiannya analisis pengaruh perubahan
arus kas dan laba akuntansi terhadap return saham menemukan
adanya pengaruh positif yang signifikan arus kas pendanaan
terhadap return saham pada tingkat signifikan 1%. Kondisi ini
menunjukan bahwa makin tinggi perubahan arus kas dari aktivitas
pendanaan maka akan meningkatkan return saham. Adanya
aktivitas-aktivitas yang meningkatkan sumber pendanaan perusahaan
seperti penerbitan obligasi maupun emisi saham baru mampu
meningkatkan struktur pendanaan perusahaan. Adanya aktivitasaktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan
pendanaan merupakan sinyal positif bagi investor sehingga harga
saham mampu terangkat naik yang pada akhirnya juga meningkatkan
return saham.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Ha4 : Ada pengaruh signifikan antara arus kas pendanaan terhadap
return saham.
e. Hubungan Return on Assetes terhadap return saham
Return on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efisiensi
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan
(return)
bagi
34
perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Nilai
ROA yang semakin tinggi berarti perusahaan semakin efisien dalam
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai
perusahaan meningkat. Kinerja perusahaan yang semakin baik dan
nilai perusahaan yang meningkat akan memberikan harapan naiknya
harga saham perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan
berdampak kepada kenaikan return saham. Widodo (2007), dalam
penelitiannya menemukan return on assets memberikan pengaruh
terhadap return saham. Sedangkan Yuniarti dan Nurmala (2007),
yang meneliti pengaruh return on assets terhadap harga saham
menemukan adanya pengaruh yang signifikan, yang pada akhirnya
menurut peneliti diduga berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut :
Ha5 : Ada pengaruh signifikan antara return on assets terhadap
return saham.
2.9
Kerangka Pemikiran
Para
pemegang
saham
hendaknya
memperhatikan
pendapatan
perusahaan, karena baik pendapatan yang dilaporkan maupun ramalan pendapatan
membantu investor dalam memperkirakan atau meramalkan penghasilan dimasa
yang akan datang. Perkembangan penjualan memberikan arti bahwa perusahaan
mampu mengatasi persaingan. Disamping itu juga menunjukan adanya stabilitas
penjualan yang cukup besar. Perkembangan laba umumnya digunakan sebagai
ukuran untuk lembaga keuangan dan para pemegang saham. Pertumbuhan
35
keuntungan ini dapat dilihat dari kenaikan laba. Uraian tersebut menunjukan
bahwa kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka
harga saham akan meningkat, hal ini bisa dibuktikan dari berbagai penelitian
sebelumnya. Dengan kata lain informasi tentang laba perusahaan akan sangat
berpengaruh terhadap harga saham.
Arus kas sangat penting bagi perusahaan, karena dalam menjalankan
aktivitasnya perusahaan membutuhkan kas. Gambaran menyeluruh mengenai
penerimaan dan pengeluaran arus kas, tetapi bukan berarti laporan arus kas
menggantikan neraca atu laporan laba rugi, melainkan saling melengkapi.
Informasi mengenai arus kas berguna untuk keputusan-keputusan menyangkut
kemampuan organisasi untuk membayar kewajiban-kewajibannya sekarang.
Organisasi mungkin saja menguntungkan (profitable), tetapi boleh jadi tidak
mempunyai kas yang mencukupi untuk melunasi kewajiban-kewajibannya. Situasi
itu bisa muncul pada saat perusahaan tidak sanggup menagih piutang dagang dari
hasil penjualan kreditnya yang sangat besar. Penjualan dilaporkan sebagai
pendapatan dalam laporan laba rugi pada waktu barang-barang perusahaan terjual.
Namun, kas tidak tersedia untuk digunakan oleh perusahaan sampai perusahaan
menagih piutang dagang yang muncul dari penjualan secara kredit tersebut.
Dengan demikian sebaiknya investor menggunakan nilai arus kas untuk
menentukan harga dai sekuritas perusahaan bersangkutan. Jika informasi aliran
arus kas lebih diyakini mewakili nilai dari perusahaan dibandingkan informasi
laba, maka seharusnya investor yang canggih menggunakan informasi aliran kas
ini (Jogiyanto (1998).
36
Return on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efisiensi
perusahaan didalam menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai return on asset
berarti perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk
memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka pemikiran dari pola
hubungan antar variable dapat digambarkan sebagai berikut:
Laporan Keuangan
Variabel Independen :
1.
Laba Akuntansi (X1)
2.
Arus Kas Operasi (X2)
3.
Arus Kas Investasi (X3)
Variabel Dependen :
Return Saham (Y)
Kas Pendanaan (X4)
2.104. ArusHipotesis
5.
Return on Asset (X5)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris
disebut dengan Hipotesis (Indriantoro dan Supomo, 2002:72). Proporsi
merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji
kebenarannya, mengenai konsep atau contruct yang menjelaskan prediksi atau
fenomena-fenomena. Adapun hipotesis yang dibuat oleh penulis adalah sebagai
berikut :
a.
Ha1 : Ada pengaruh signifikan antara X1 terhadap Y.
b.
Ha2 : Ada pengaruh signifikan antara X2 terhadap Y.
37
c.
Ha3 : Ada pengaruh signifikan antara X3 terhadap Y.
d.
Ha4 : Ada pengaruh signifikan antara X4 terhadap Y.
e.
Ha5 : Ada pengaruh signifikan antara X5 terhadap Y.
f.
Ha6 : Ada pengaruh signifikan secara bersama-sama antara X₁, X₂, X₃, X₄
dan X₅ terhadap Y.
2.10
Penelitian Terdahulu
Adapun penilitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya akan
dijelaskan dalam table 2.1berikut :
No
Nama
Peneliti
Nurmala dan
Evi Yuniarti
(2007)
Judul
2.
Noer
Sasongko
dan
Wulandari
(2006)
Pengaruh EVA dan
rasio-rasio
profitabilitas
terhadap
harga
saham
3.
Saniman
Widodo
(2007)
Analisis Pengaruh
rasio aktivitas, rasio
profitabilitas,
dan
rasio pasar terhadap
return saham syariah
4.
Triyono dan Hubungan
Jogiyanto
kandungan
(2000)
informasi arus kas,
1
Analisis
profitabilitas
terhadap
harga
saham perusahaan
retail go public di
Bursa Efek Jakarta
Variabel
Metode
analisis
Dependent : Regresi
Harga
Linier
Saham,
Berganda
Independent
:profit
margin,
ROA
dan
ROE
Dependent : Regresi
Harga
Linier
saham,
Berganda
Independent
:
ROA,
ROE, ROS,
EPS, BEP,
EVA
Dependent : Regresi
Return
Linier
saham,
Berganda
Independent
:
ROA,
ROE,
TATO, ITO,
PBV, EPS
Dependent: Regresi linier
Harga
berganda
Saham dan
Persa
maan
ROA
ROA
ROA,
return
saham
Perbe
daan
Harga
Saha
m,
ROE,
net
profit
margi
n
Harga
Saha
m,
ROE,
ROS,
EPS,
BEP,
EVA
TAT
O,
ITO,
PBV,
EPS
Return Harga
saham, saham
lapora dan
38
komponen arus kas,
dan laba akuntansi
terhadap harga atau
return saham
5.
return
saham,
Independent
:
Laporan
arus
kas,
laba
rugi
dan
laba
akuntansi
Yuli Soesetio Analisis tambahan Dependent: Regresi linier
(2005)
kandungan
cummulativ berganda
informasi arus kas
e abnormal
return,
Independen
e : total arus
kas,
dan
perubahan
total
arus
kas
n arus total
jas,
arus
dan
kas
laba
akunta
nsi
Lapora Cum
n arus mulati
kas
ve
abnor
mal
return
,
perub
ahan
total
arus
kas
Download