BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut UU RI No.8 Tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan go public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi dengan efek-efek yang diperdagangkan. Bursa efek adalah suatu sistem organisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Efek adalah setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan misalnya surat pengakuan hutang saham, obligasi dan lain lain (Rodoni. 2006:158). Sedangkan Triandaru dan Budisantoso (2006:279), pasar modal adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang konkrit. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Berdasarkan pengertian pasar modal di atas dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan tempat kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 2.1.2 Tujuan Bursa Efek Di Indonesia, pasar modal lebih dikenal dengan istilah bursa efek (stock exchange). Bursa efek adalah lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan 9 10 atau menyediakan fasilitas sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual atau beli efek berbagai perusahaan atau perorangan yang terlibat dengan tujuan perdagangan efek perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa efek. Tugas bursa efek menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:42) adalah : a. Menyediakan sarana perdagangan efek. b. Mengupayakan likuiditasinstrumen yaitu untuk menarik calon investor dan perusahaan yang go public. c. Menyebarluaskan informasi bursa keseluruh lapisan masyarakat. d. Memasyarakatkan pasar modal untuk menarik calon investor dan perusahaan yang go public. e. Menciptakan instrumen dan jasa baru f. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa. g. Mencegah praktik transaksi yang dilarang melalui fungsi pengawasan. h. Ketentuan bursa efek mempunyai kekuatan hukum yang mengikat bagi pelaku pasar modal. 2.1.3 Lembaga yang Terlibat dalam Pasar Modal Menurut Rodoni (2006:160), ada beberapa lembaga yang terlibat dalam pasar modal yaitu : a. Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) Tugas Badan Pengawas Pasar Modal menurut Keppres No.53 tahun 1990 tentang Pasar Modal adalah : 11 1) Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal masyarakat umum. 2) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga-lembaga berikut : (a) Bursa efek. (b) Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpangan. (c) Reksadana (d) Perusahaan efek dan perorangan (e) Lembaga penunjang pasar modal yaitu tempat penitipan harta, Biro administrasi Efek, Wali amanat atau penanggung. (f) Profesi penunjang pasar modal. b. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai Pasar Modal. BAPEPAM sebagai lembaga pasar modal wajib menetapkan ketentuan bagi penjaminnya pelaksanaan efek secara tertib dan wajar dalam rangka melindungi pemodalan dan masyarakat seperti berikut : 1) Keterbukaan informasi tentang transaksi efek di Bursa Efek oleh semua perusahaan efek dan semua pihak. Ketentuan ini wajib memuat persyaratan keterbukaan kepada ketua BAPEPAM dan masyarakat tentang semua transaksi efek oleh semua pemegang saham utama dan orang-orang dalam serta pihak yang berhubungan dengannya. 12 2) Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak yang telah memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan atau pendaftaran profesi. 2.1.4 Lembaga Penunjang Pasar Perdana a. Penjamin Emisi Efek Tugas penjamin emisi antara lain : 1) Memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya dikeluarkan, harga wajar dan jangka waktu efek(obligasi dan sekuritas kredit). 2) Dalam mengajukan pernyataan pendaftaran emisi, membantu pengisian dokumen pernyataan pendaftaran efek, dan mendampingi emiten selama proses evaluasi. 3) Mengorganisasikan penyelenggaraan emisi (mendistribusikan dan menyiapkan sarana-sarana penunjang). b. Akuntan Publik Tugas akuntan publik : 1) Melakukan pemerikasaan atas laporan keuangan dan memberikan pendapat. 2) Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi. 3) Memberikan petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik apabila diperlukan. 13 c. Konsultasi Hukum Tugas konsultan hukum adalah meneliti aspek-aspek emiten dan memberikan pendapat dari sisi hukum tentang keadaan dan keabsahan usaha emiten, yang meliputi anggaran dasar, izin usaha, bukti kepemilikan atas emiten, perjanjian yang dilakukan oleh emiten dengan pihak ketiga, dan gugatan dalam perkara perdata atau pidana. d. Notaris Notaris bertugas membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), membuat konsep akta perubahan anggaran dasar, dan menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka emisi. e. Agen Penjual Agen penjual ini umumnya terdiri dari perusahaan broker/dealer yang bertugas melayani investor yang membeli efek, melaksanakan pengembalian uang pesanan, dan menyerahkan sertifikat efek kepada pembeli. f. Perusahaan Penialaian Perusahaan penilaian diperlukan apabila perusahaan emiten akan melakukan penilaian kembali aktivanya. Penilaian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar nilai wajar aktiva perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan emiten pasar modal. 14 2.2 Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Akutansi merupakan suatu sistem informasi keuangan yang didasarkan pada pengukuran, penginterpresian, dan pelaporan transaksi keuangan suatu institusi. Karena akuntansi merupakan suatu sistem informasi, maka ia memiliki konsep, prosedur, tata cara penyusunan dan penyampaian informasi keuangan. Dalam proses akutansi, hanya informasi yang relevan dan saling berhubungan satu dengan lainnya dan mampu memberi gambaran secara layak mengenai keadaan keuangan pada suatu saat serta hasil usaha yang dicapai oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu, yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan (financial statement). Laporan keuangan tersebut nantinya akan digunakan user sebagai alat bantu dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan sarana utama yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan ini memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban-kewajiban perusahaan yang dikuantifikasikan dalam bentuk uang, serta mengemukakan aktivitas ekonomi yang mengubah sumber daya dan kewajiban perusahaan tersebut. Pengertian laporan keuangan menurut Kieso, et al. (2010;81) laporan keuangan, yaitu : “Statement that reflect the collection, summarization of the accounting data”. tabulation, and final 15 Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberi bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak manajemen dalam mengelola perusahaan dan sumber data yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan ini disusun oleh manajemen perusahaan sebagai alat komunikasi untuk memenuhi kebutuhan internal dan eksternal perusahaan. Laporan keuangan menurut PSAK No.1 (revisi 2009) laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. pertanggungjawaban Laporan manajemen keuangan atas juga penggunaan menunjukan sumber daya hasil yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi : a. Aset b. Liabilitas c. Ekuitas d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian 16 e. Kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik f. Arus kas Komponen laporan keuangan menurut PSAK No.1 (revisi 2009) terdiri dari : 2.2.2 a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) b. Laporan Laba Rugi c. Laporan Perubahan Ekuitas d. Laporan Arus Kas e. Catatan Atas Laporan Keuangan Kualitas Laporan Keuangan Walaupun setiap perusahaan memiliki bidang usaha dan karakteristik yang berbeda satu sama lain, sehingga rincian laporan keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dapat berbeda, tetapi setiap laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap instansi harus memenuhi beberapa standar kualitas berikut ini agar bermanfaat ( Rudianto, 2009:19) : a. Relevan Setiap jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan harus sesuai dengan maksud penggunanya sehingga dapat bermanfaat. Karena itu, dalam proses penyusunan laporan keuangan akuntan harus memfokuskan kepada tujuan umum pemakai laporan keuangan. 17 b. Dapat Dimengerti Laporan keuangan harus disusun dengan istilah dan bahasa yang sesederhana mungkin sehingga dapat dimengerti oleh pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan yang tidak dapat dimengerti tidak akan ada manfaatnya sama sekali. c. Dapat Diuji Informasi keuangan yang dihasilkan suatu perusahaan harus dapat diuji kebenarannya oleh seorang pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama. d. Netral Informasi keuangan harus ditujukan kepada tujuan umum pengguna, bukan ditujukan kepada pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak boleh berpihak pada salah satu pengguna laporan keuangan tersebut. e. Tepat waktu Laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan. Laporan keuangan yang terlambat penyampaiannya akan membuat pengambilan keputusan perusahaan menjadi tertunda dan tidak relevan dengan waktu dibutuhkannya informasi tersebut. f. Dapat Dibandingkan Laporan keuangan suatu perusahaan harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan perusahaan itu sendiri pada periode-periode sebelumnya, atau dengan perusahaan lain yang sejenis pada periode yang sama. 18 g. Lengkap Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang penting sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya. Maka harus terdapat klasifikasi, susunan serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Demikian pula semua fakta atau informasi tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambil keputusan, harus diungkapkan dengan jelas. 2.2.3 Tujuan Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 (2009:1.2), tujuan laporan keuangan untuk umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangna pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban termasuk keuntungan dan kerugian serta arus kas. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap organisasi memiliki sutau tujuan tertentu. Walaupun satu badan usaha memiliki bidang usaha dan karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi secara umum laporan keuangan disusun dengan tujuan sebagai berikut (Rudianto, 2009:19): 19 a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. b. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan keuangan dalam mengestimasi potensi perusahaan guna menghasilkan laba di masa mendatang. c. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan yang timbul dalam aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba. d. Untuk memberika informasi keuangan yang membantu para pemakai laopran dalam mengestimasi potensi perusahaan guna menghasilkan laba. e. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktifitas pembelanjaan dan investasi. f. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pengguna laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan. 2.3 Laba Akuntansi Menurut PSAK No 25 Revisi 2009, dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan bahwa penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investmen) atau laba per saham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih adalah penghasilan dan beban. Suatu laporan laba-rugi, mengukur jumlah laba yang 20 dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Dalam format yang paling dasar, laporan laba rugi dapat dinyatakan membandingkan antara pendapatan yang diperoleh perusahaan dengan beban yang digunakan untuk mendapatkan pendapatan tersebut. Jika pendapatan lebih besar dari beban, maka disebut laba, dan sebaliknya jika pendapatan lebih kecil dari beban, maka disebut rugi. Laporan laba rugi yang juga sering disebut statement of income adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman (Kieso. et al., 2002:150). Hedriksin (2004:130), menyatakan bahwa tujuan utama pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang berkepentingan dengan laporan keuangan. Tujuan lebih khusus meliputi penggunaan laba historis untuk membantu meramalkan keadaan usaha dan deviden dimasa yang akan datang dan pengguna laba sebagai pengukuran keberhasilan serta pedoman pengambil keputusan manajerial di masa yang akan datang. Ada 3 jenis laba akutansi menurut Febrianto dan Widiastuti (2005:159): a. Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya barang terjual. Biaya barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan, yang untuk perusahaan pemanufakturan, mulai dari tahap ketika bahan baku masuk kepabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang 21 berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokan sebagai biaya barang terjual. Bagi perusahaan dagang, biaya barang terjual ini terdiri dari biaya-biaya: harga beli barang dan biaya lain yang dikeluarkan untuk menjadikan barang tersebut siap dijual. b. Angka laba operasi adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya operasi. Biaya-biaya operasi adalah yang berhubungan dengan operasi perusahaan. Per definisi, biaya-biaya ini adalah biaya-biaya yang sering terjadi di dalam perusahaan dan bersifat operatif. Selain itu, biaya-biaya ini diasumsikan memiliki hubungan dengan penciptaan pendapatan. Diantara biaya-biaya operasi tersebut adalah: biaya gaji karyawan administrasi, biaya perjalanan dinas, biaya iklan dan promosi, dan lain-lain. c. Angka laba ketiga adalah laba bersih. Laba bersih berarti angka yang menunjukan selisih antara seluruh pendapatan dengan beban. Dengan demikian, sesungguhnya laba bersih adalah laba yang menunjukan bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai deviden. 2.4 Laporan Arus Kas 2.4.1 Pengertian Laporan Arus Kas Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengukuran kas seperti pembelanjaan perusahaan, pembelian aktiva tetap, pembiayaan ekspansi perusahaan serta pengeluaran kas lainnya dan yang berkaitan dengan penerimaan kas dari penjualan dan pendapatan lainnya tidak dapat dijelaskan melalui neraca dan laporan laba rugi, melainkan dalam laporan arus kas. 22 Menurut Rudianto, 2009:206 laporan arus kas adalah : “Laporan arus kas adalah suatu laporan tentang aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan didalam suatu periode tertentu, beserta penjelasan tentang sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas tersebut.” Sedangkan menurut Revee, et al, 2010:262 adalah : “Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar dari sebuah perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari kegiatan operasi, mempertahankan dan meningkatkan kapasitas operasi, memenuhi kewajiban keuangan dan membayar deviden.” Kas merupakan bagian dari aktiva lancar yang paling likuid sehingga mudah untuk berpindah tangan. Pada setiap perusahaan biasanya memiliki persediaan kas minimal atau kas ideal yang besarnya tergantung pada perusahaan tersebut (Gitosdarmo dan Najmudin, 2003:311). Beberapa definisi yang terkait dengan kas menurut PSAK NO.2 (2009:2.2) adalah sebagai berikut: a. Kas terdiri dari atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. b. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. c. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. d. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. 23 e. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. f. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. 2.4.2 Penyajian Laporan Arus Kas Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas. Ketiga aktivitas yang terdapat dalam arus kas adalah sebagai berikut : a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Merupakan arus kas yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan, diperoleh dari aktivitas utama pendapatan perusahaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih (Utari, 2006:60). Dalam PSAK No.2 (2009:2.3), disebutkan jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan 24 perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Dalam PSAK No.2 (2009:2.3), disebutkan pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Menurut Rudianto (2009:208), arus kas dari aktivitas investasi adalah berbagi aktivitas yang terkait dengan pembelian dan penjualan harta perusahaan yang menjadi sumber pendapatan perusahaan, pembelian obligasi atau saham perusahaan lainnya dan sebagainya. c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus kas dari aktivitas pembiayaan atau pendanaan adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari berbagai sumbernya beserta konsekuensinya. Misalnya penerbitan surat hutang, penerbitan obligasi, penerbitan saham baru, pembayaran deviden, pelunasan hutang dan sebagainya. Tetapi secara umum, aktivitas pembiayaan dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu: 1) Perolehan modal dari pemilik dan kompensasinya kepada mereka dengan pengembalian atas investasi mereka. 2) Pinjaman uang kreditur dan pembiayaan kembali hutang yang dipinjam. 25 2.5 Return on Asset Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Brigham dan Houston (2010:148) mengatakan bahwa ROA adalah rasio laba bersih terhadap total aset mengukur pengembalian atas total aset. Eduardus Tandelilin (2010:372) menyatakan bahwa : “Return on Assets (ROA) menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaam bisa menghasilkan laba.” Kasmir (2012:201) menyatakan bahwa : “ROA adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aset yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aset untuk memperoleh pendapatan.” Sedangkan menurut I Made (2011:22), ROA adalah kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio Return on Assets (ROA) adalah sebagai berikut : Return On Assets (ROA) = Earning after tax Total Assets (Kasmir,2012: 202) Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Return on Assets (ROA) adalah suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba berdasarkan penggunaan asset perusahaan. Dengan kata lain, jika suatu perusahaan tersebut berpeluang besar 26 dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri, tetapi jika total aset yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan modal sendiri. Menurut Munawir (2001:91-92) keunggulan Return on Assets adalah sebagai berikut : 1. Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapatdiketahui posisi perusahaan terdapat industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategis. 2. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis Return on Assets (ROA) juga berguna untuk kepentingan perencanaan. 3. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan analisis Return on Assets (ROA) dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan. Menurut Munawir (2001:94) kelemahan yang terdapat pada Return on Assets (ROA), yaitu : 1. Return on Assets (ROA) sebagai divisi sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aset tetap. 2. Return on Assets (ROA) mengandung distorsi yang cukup besar terutama dalam kondisi inflasi. Return on assets (ROA) akan cenderung tinggi akibat dan penyesuaian (kenaikan) harga jual, sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi. 27 Menurut M.Hanafi dan Abdul Halim (2009:161) Return on Assets bisa dipecah lagi kedalam dua komponen, yaitu : 1. Profit margin Profit margin melaporkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari tingkat penjualan tertentu. Proftt margin bisa diinterpretasikan sebagai tingkat efisiensi perusahaan, yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya yang ada di peusahaan. 2. Perputaran total aktiva (assets) Perputaran total aktiva (assets) mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dari total investasi tertentu. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai kemampuan perusahaan mengelola, aktiva berdasarkan tingkat penjualan yang tetentu. Rasio ini mengukur aktivitas penggunaan aktiva (assets) perusahaan. 2.6 Saham Untuk mendapatkan modal, perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) menerima setoran dari pemilik. Sebagai bukti setoram dikeluarkan tanda bukti kepemilikan yang berbentuk saham yang diserahkan kepada pihakpihak yang menyetor modal. Pemilik perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) merupakan kumpulan pihak-pihak yang mempunyai saham sehingga disebut pemegang saham. Saham yang dikeluarkan oleh perseroan terbatas yang mencantumkan namanya disebut saham atas nama. Tetapi saham perseroan terbatas dapat juga tidak dicantumkan nama pemiliknya. 28 Modal saham adalah kontribusi pemilik pada suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, sekaligus menunjukan bukti kepemilikan dan hak milik atas perseroan terbatas tersebut (Rudianto, 2009:302). Menurut Alwi (2003:33), saham atau stock adalah suatu tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering disebut juga share merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas tunjuk. Berdasarkan diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatn perusahaan, klaim atas aset perusahaan dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Adapun jenis-jenis saham menurut Rudianto (2009:303), perusahaan yang menerbitkab sahama memiliki pilihan untuk membagi sahamnya kedalam satu jenis saham saja atau lebih dari satu jenis saham, yaitu : a. Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga resikonya besar, biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik, maka dividen saham biasanya akan lebih besar daripada saham prioritas. 29 b. Saham Prioritas atau saham preferen Saham prioritas merupakan saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian deviden atau pembagian aktiva pada saat likuidasi. Kelebihan dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang pertama kali harus dibagikan untuk saham prioritas, kalau kelebihan, baru dibagikan kepada pemegang saham biasa. 2.7 Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa retutn realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) (Hilal, 2009:16). Raditya (2010:31), mendefiniskan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukan yang terdiri dari deviden dan capital gain atau loss. Deviden merupakan keutungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam suatu periode tertentu. Capital gain dalam suatu periode merupakan selisih antara harga saham semula (awal periode dengan harga saham diakhir periode). Bila harga saham pada akhir periode lebih tinggi dari harga awal, maka dikatakan investor 30 memperoleh capital gain, sedangkan bila yang terjadi sebaliknya, maka investor dikatakan memperoleh capital loss. Return saham (actual return) yaitu return yang terjadi pada waktu ke t, yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya (menggunakan harga penutupan) secara matematis dirumuskan: Rt = (Pt – Pt-1) / Pt- 1 Rt = return saham pada periode t Pt = harga saham periode t Pt-1 = harga saham periode Pt-1 Martawidjaya, et al. (2003:168). 2.8 Keterkaitan Antar Variabel a. Hubungan laba akuntansi dengan return saham Penelitian yang dilakukan Daniati dan Suhairi (2006), mengenai pengaruh laba akuntansi dengan menggunakan laba kotor terhadap expected return saham menyimpulkan variabel laba akuntansi mempunyai tingkat dapat memberikan sinyal positif kepada investor mengenai prospek dan kinerja perusahaan di masa depan, sehingga investor mau membeli saham suatu perusahaan, menyebabkan harga saham perusahaan tersebut mengalami kenaikan. Ini secara langsung akan mendorong pada return saham yang menguntungkan bagi investor. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : 31 Ha1 : Ada pengaruh signifikan antara laba akuntansi terhadap return saham. b. Hubungan Arus Kas Operasi dengan return saham Hubungan arus kas operasi dengan return saham dapat dijelaskan melalui hasil studi Utari (2006). Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara arus kas dari kegiatan operasi dengan return saham. Diana dan Kusuma (2004), yang meneliti mengenai pengaruh faktor kontekstual terhadap kegunaan earningsdan arus kas operasi dalam menjelaskan return saham menyimpulkan adanya hubungan positif antara return saham dengan arus kas operasi periode awal. Dapat dikatakan, hasil-hasil yang berhubungan dengan nilai tambah kandungan informasi arus kas diluar earnings memberikan bukti bahwa arus kas operasi sangat penting dalam menjelaskan return sekuritas tahun berikutnya. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Sehingga peningkatan arus kas dari kegiatan operasi akan memberikan sinyal positif kepada investor, akibatnya investor akan membeli saham perusahaan meningkatkan return saham. tersebut yang pada akhirnya 32 Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: Ha2 : Ada pengaruh signifikan antara arus kas operasi terhadap return saham. c. Hubungan Arus Kas Investasi dengan return saham Hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006), mengenai pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba kotor dan size perusahaan terhadap expected return saham, menunjukan arus kas dari aktivitas investasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap expected return saham. Arus kas investasi merupakan arus kas yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Sehingga semakin meningkatnya arus kas investasi maka menunjukan perusahaan akan mampu meningkatkan penghasilan dimasa yang akan datang. Hal ini secara empiris telah dibuktikan Daniati dan Suhairi (2006), menemukan peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh positif dengan return saham pada saat pengumuman investasi baru. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitaian ini sebagai berikut: 33 Ha3 : Ada pengaruh signifikan antara arus kas investasi terhadap return saham d. Hubungan Arus Kas Pendanaan dengan return saham Kusno (2004), dalam penelitiannya analisis pengaruh perubahan arus kas dan laba akuntansi terhadap return saham menemukan adanya pengaruh positif yang signifikan arus kas pendanaan terhadap return saham pada tingkat signifikan 1%. Kondisi ini menunjukan bahwa makin tinggi perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan maka akan meningkatkan return saham. Adanya aktivitas-aktivitas yang meningkatkan sumber pendanaan perusahaan seperti penerbitan obligasi maupun emisi saham baru mampu meningkatkan struktur pendanaan perusahaan. Adanya aktivitasaktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan pendanaan merupakan sinyal positif bagi investor sehingga harga saham mampu terangkat naik yang pada akhirnya juga meningkatkan return saham. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: Ha4 : Ada pengaruh signifikan antara arus kas pendanaan terhadap return saham. e. Hubungan Return on Assetes terhadap return saham Return on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (return) bagi 34 perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Nilai ROA yang semakin tinggi berarti perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat. Kinerja perusahaan yang semakin baik dan nilai perusahaan yang meningkat akan memberikan harapan naiknya harga saham perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan berdampak kepada kenaikan return saham. Widodo (2007), dalam penelitiannya menemukan return on assets memberikan pengaruh terhadap return saham. Sedangkan Yuniarti dan Nurmala (2007), yang meneliti pengaruh return on assets terhadap harga saham menemukan adanya pengaruh yang signifikan, yang pada akhirnya menurut peneliti diduga berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : Ha5 : Ada pengaruh signifikan antara return on assets terhadap return saham. 2.9 Kerangka Pemikiran Para pemegang saham hendaknya memperhatikan pendapatan perusahaan, karena baik pendapatan yang dilaporkan maupun ramalan pendapatan membantu investor dalam memperkirakan atau meramalkan penghasilan dimasa yang akan datang. Perkembangan penjualan memberikan arti bahwa perusahaan mampu mengatasi persaingan. Disamping itu juga menunjukan adanya stabilitas penjualan yang cukup besar. Perkembangan laba umumnya digunakan sebagai ukuran untuk lembaga keuangan dan para pemegang saham. Pertumbuhan 35 keuntungan ini dapat dilihat dari kenaikan laba. Uraian tersebut menunjukan bahwa kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham akan meningkat, hal ini bisa dibuktikan dari berbagai penelitian sebelumnya. Dengan kata lain informasi tentang laba perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap harga saham. Arus kas sangat penting bagi perusahaan, karena dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan membutuhkan kas. Gambaran menyeluruh mengenai penerimaan dan pengeluaran arus kas, tetapi bukan berarti laporan arus kas menggantikan neraca atu laporan laba rugi, melainkan saling melengkapi. Informasi mengenai arus kas berguna untuk keputusan-keputusan menyangkut kemampuan organisasi untuk membayar kewajiban-kewajibannya sekarang. Organisasi mungkin saja menguntungkan (profitable), tetapi boleh jadi tidak mempunyai kas yang mencukupi untuk melunasi kewajiban-kewajibannya. Situasi itu bisa muncul pada saat perusahaan tidak sanggup menagih piutang dagang dari hasil penjualan kreditnya yang sangat besar. Penjualan dilaporkan sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi pada waktu barang-barang perusahaan terjual. Namun, kas tidak tersedia untuk digunakan oleh perusahaan sampai perusahaan menagih piutang dagang yang muncul dari penjualan secara kredit tersebut. Dengan demikian sebaiknya investor menggunakan nilai arus kas untuk menentukan harga dai sekuritas perusahaan bersangkutan. Jika informasi aliran arus kas lebih diyakini mewakili nilai dari perusahaan dibandingkan informasi laba, maka seharusnya investor yang canggih menggunakan informasi aliran kas ini (Jogiyanto (1998). 36 Return on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan didalam menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai return on asset berarti perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat. Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka pemikiran dari pola hubungan antar variable dapat digambarkan sebagai berikut: Laporan Keuangan Variabel Independen : 1. Laba Akuntansi (X1) 2. Arus Kas Operasi (X2) 3. Arus Kas Investasi (X3) Variabel Dependen : Return Saham (Y) Kas Pendanaan (X4) 2.104. ArusHipotesis 5. Return on Asset (X5) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris disebut dengan Hipotesis (Indriantoro dan Supomo, 2002:72). Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya, mengenai konsep atau contruct yang menjelaskan prediksi atau fenomena-fenomena. Adapun hipotesis yang dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut : a. Ha1 : Ada pengaruh signifikan antara X1 terhadap Y. b. Ha2 : Ada pengaruh signifikan antara X2 terhadap Y. 37 c. Ha3 : Ada pengaruh signifikan antara X3 terhadap Y. d. Ha4 : Ada pengaruh signifikan antara X4 terhadap Y. e. Ha5 : Ada pengaruh signifikan antara X5 terhadap Y. f. Ha6 : Ada pengaruh signifikan secara bersama-sama antara X₁, X₂, X₃, X₄ dan X₅ terhadap Y. 2.10 Penelitian Terdahulu Adapun penilitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya akan dijelaskan dalam table 2.1berikut : No Nama Peneliti Nurmala dan Evi Yuniarti (2007) Judul 2. Noer Sasongko dan Wulandari (2006) Pengaruh EVA dan rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham 3. Saniman Widodo (2007) Analisis Pengaruh rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar terhadap return saham syariah 4. Triyono dan Hubungan Jogiyanto kandungan (2000) informasi arus kas, 1 Analisis profitabilitas terhadap harga saham perusahaan retail go public di Bursa Efek Jakarta Variabel Metode analisis Dependent : Regresi Harga Linier Saham, Berganda Independent :profit margin, ROA dan ROE Dependent : Regresi Harga Linier saham, Berganda Independent : ROA, ROE, ROS, EPS, BEP, EVA Dependent : Regresi Return Linier saham, Berganda Independent : ROA, ROE, TATO, ITO, PBV, EPS Dependent: Regresi linier Harga berganda Saham dan Persa maan ROA ROA ROA, return saham Perbe daan Harga Saha m, ROE, net profit margi n Harga Saha m, ROE, ROS, EPS, BEP, EVA TAT O, ITO, PBV, EPS Return Harga saham, saham lapora dan 38 komponen arus kas, dan laba akuntansi terhadap harga atau return saham 5. return saham, Independent : Laporan arus kas, laba rugi dan laba akuntansi Yuli Soesetio Analisis tambahan Dependent: Regresi linier (2005) kandungan cummulativ berganda informasi arus kas e abnormal return, Independen e : total arus kas, dan perubahan total arus kas n arus total jas, arus dan kas laba akunta nsi Lapora Cum n arus mulati kas ve abnor mal return , perub ahan total arus kas