POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD KABUPATEN MAGELANG DALAM MUSRENBANG RKPD 2018 DRS. H. SOENARNO WAKIL KETUA DPRD KAB. MAGELANG 15 MARET 2017 Pokok-pokok Pikiran DPRD memuat pandangan dan pertimbangan DPRD mengenai arah prioritas pembangunan serta rumusan usulan kebutuhan program/kegiatan yang bersumber dari penelahaan pokok-pokok pikiran DPRD tahun sebelumnya (2017) yang belum terbahas dan agenda kerja DPRD untuk tahun rencana (2018). Dasar Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan PP No. 8/2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Kaitan Pokok-pokok Pikiran DPRD dengan RKPD Penyusunan Rancangan Awal RKPD mencakup : A. Pengolahan Data dan Informasi B. Evaluasi Kinerja Tahun Lalu C. Penelaahan Pokok-pokok Pikiran DPRD (Pasal 107 Permendagri 54 Tahun 2010) Ada 2 hal yg disampaikan : 1. Pandangan dan pertimbangan DPRD kepada eksekutif dalam menyusun skala prioritas pembangunan 2018. 2. Rumusan/usulan DPRD dalam bentuk program/kegiatan yang berasal dari : Hasil Reses DPRD dan Jaring Asmara Rapat dengar pendapat Pandangan Umum Fraksi Pandangan dan pertimbangan DPRD dalam menyusun skala prioritas pembangunan 2018 1. KOMITMEN PENYUSUNAN APBD TEPAT WAKTU Penetapan APBD 2017 terlambat, 2018 harus tepat waktu. Berakibat potensi pendapatan 2018 berkurang Rp. 40 M (kena sanksi Menteri Keuangan). Berpengaruh pd efektifitas penyelenggaran pemerintahan. Saran : Penyerahan KUA PPAS 2018 tidak terlambat lagi dan harus diserahkan kepada DPRD bulan Juli 2017. 2. PENGELOLAAN ANGGARAN BELUM MAKSIMAL APBD 2017 Rp. 2,4 Trilyun PAD Rp. 280 Juta (proporsi PAD + 10%). PAD 2018 harus naik signifkan. Potensi pada : PBB Perkotaan, PPJU, BPHTB, Pajak & Retribusi, RSUD, BUMD, Menara Telekomunikasi, Parkir dll. Belanja Modal baru sekitar 17,5% (idealnya 30%). Penyerapan anggaran 2015 sebesar 74%, 2016 ? SILPA relatif besar : 2014 Rp 374 M, 2015 Rp. 492 M, 2016 Rp. + 242 M lanjutan ..... Besarnya SILPA cerminan APBD tidak sehat, menggambarkan perencanaan dan kinerja yang kurang baik, sehingga kedepan perlu diperbaiki. Untuk optimalisasi anggaran maka APBD 2018 agar dirancang Belanja Modal menjadi 25% menggambarkan keberpihakan APBD kepada masyarakat dapat membiayai proyek-proyek tertunda (Kalibening, Pasar Kaliangkrik, Jalan/Jembatan, Obyek Wisata, UMKM dll) 3. PENCAPAIAN WAJAR TANPA PENGECUALIAN (WTP) WTP sebagai wujud akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah oleh BPK. Kab. Magelang belum pernah mendapat penilaian WTP Target 2017 mendapat WTP (sebagaimana prioritas RPJMD). 4. REFORMASI BIROKRASI Menjadi prioritas dalam RPJMD, namun belum nampak hasilnya. Masih banyak keluhan atas kualitas pelayanan, lamanya perizinan, dibutuhkan pelayanan yg cepat dan pasti. Banyak kekosongan jabatan dan dijabat Pelaksana Tugas (Plt) bertahun-tahun (meski sudah ada OPD baru, tetap saja di-PLT) menjadikan efektifitas penyelengaraan pemerintahan tidak maksimal. 5. Prioritas Program Pendidikan, Kesehatan dan Pengentasan Kemiskinan Kesehatan dan pendidikan sebagai urusan wajib. Data kemiskinan di 3 bidang ini berbeda/ tumpang tindih (BPJS, PKH, Jamkesda, Raskin) tidak satu data 2018 validasi untuk satu data. Sinergi APBD dan Dana Desa untuk pengentasan kemiskinan RTLH dan program 6. Prioritas pada Bidang Unggulan Pertanian, lainnya. UMKM dan Pariwisata Program fokus Menjadikan Magelang sentrasentra pertanian, sentra perikanan darat, sentrasentra UMKM. Pariwisata fokus pada penatan obyek wisata unggulan 7. Pembangunan Infrastruktur Infrastruktur yang baik akan menjadi pemicu perkembangan bidang-bidang lain. Pemeliharaan Infrastruktur jalan evakuasi bencana dan kesiapsiagaan bencana Kualitas bangunan harus baik dan diawasi ketat. 8. Pembangunan Pasar Muntilan dan RSUD Merupakan proyek besar dan strategis. Perlu perencanaan matang dan serius, mengingat dilaksanakan multi years 2017 dan 2018 Mendorong revitalisasi pasar tradisional lainnya (Kaliangkrik, Windusari, Salaman) 9. Penguatan Pemerintah Desa Perencanaan Kabupaten (RPJMD) dan Desa (RPJMDes) harus selaras. Fasilitasi dan pengawasan pengelolaan anggaran desa Tertib administrasi dan tercipta akuntabilitas. Bantuan Keuangan Khusus kepada Desa ISU-ISU MENONJOL 1. Pembangunan Bandara di Kulonprogo dan Jalan Tol Bandara - Borobudur Diproyeksi wilayah Ngluwar, Borobudur dan Salaman menjadi pintu gerbang masuk ke Magelang dan Jawa Tengah. Poros Borobudur – Bandara akan mengungkit pertumbuhan wilayah dan merangsang pertumbuhan perekonomian di jalur tersebut. Perlu perencanaan tata ruang, penyiapan infrastrukstruktur dan penyiapan obyek wisata unggulan untuk menangkap peluang. 2. Dibentuknya Badan Otorita Pariwisata (BOP) Borobudur oleh Pemerintah Pusat, dengan konsep pengelolaan Borobudur dalam satu manajemen Sejauhmana Pemkab merespon dan melakukan langkah-langkah proaktif, karena implikasinya dan dimungkinkan masuknya investasi skala besar. Aspirasi dan kepentingan masyarakat lokal agar diperhatikan. Perlu sosialisasi intens kepada masyarakat. Pemkab dan masyarakat harus mendapat manfaat. Bagaimana pengaruhnya terhadap Rencana Tata Ruang yang ada? 3. Pemilukada 2018 Persiapan dan perencanaan penganggaran Program/kegiatan 2018 tetap berjalan dan tidak terganggu adanya Pemilukada 2018. Hubungan antara Perencanaan dan Penganggaran Perencanaan dan penganggaran seperti dua sisi koin mata uang, merupakan dua sisi kebijakan yang tidak bisa dipisahkan. Perencanaan tanpa penganggaran seperti janji palsu. Perencanaan dan penganggaran yang buruk sama dengan merencanakan kegagalan pembangunan. Terima Kasih Selamat Bermusyawarah