konsumsi bekatul dalam upaya menurunkan kadar

advertisement
Konsumsi Bekatul dalam Upaya Menurunkan Kadar Kolesterol Penderita Hiperkolesterolemia (Nanang
Ilham Setyaji)
KONSUMSI BEKATUL DALAM UPAYA MENURUNKAN KADAR
KOLESTEROL PENDERITA HIPERKOLESTEROLEMIA
(Consumption of Rice Bran in an Effort to Lower Cholesterol Level in
Hypercholesterolemia Patients)
Nanang Ilham Setyaji 1), Alfan Tafaruk 2), Arika Susena 3), Eka Indriani 4), Ervin
Malindawati 5), Sinta Rianti 6)
1, 2, 3, 4, 5, 6 Program Studi DIII Keperawatan Akademi Keperawatan dr. Soedono Madiun
email: [email protected]
Abstrak
Pendahuluan: Hiperkolesterolemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol
total plasma ≥ 240 mg/dL, walaupun yang berpengaruh paling buruk adalah peningkatan LDL.
Kebanyakan orang mengatasi hiperkolesterolemia dengan obat-obatan sintetis walaupun mahal.
Bekatul merupakan bahan makanan hasil sampingan dari lapisan luar beras. Produksi yang
melimpah membuatnya mudah didapat dan murah. Pemanfaatan bekatul hanya sebagai pakan
ternak, padahal serat pangan dan minyak yang terkandung didalamnya disinyalir mampu
menurunkan kadar kolesterol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsumsi
bekatul dalam menurunkan kadar kolesterol darah penderita hiperkolesterolemia. Metode: Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional studi kasus, menggunakan variabel
independen bekatul dan variabel dependen kadar kolesterol darah, dengan perlakuan berupa
pemberian makanan tambahan bekatul selama 6 hari berturut-turut dengan aturan konsumsi 30
gram/hari pada penderita hiperkolesterolemia. Parameter yang diukur ialah kadar kolesterol total
darah sewaktu. Hasil: Dari 4 sampel berusia 19-20 tahun dengan IMT normal, overweight, dan
obese menunjukkan sampel E mengalami penurunan 40 mg/dL (8,60%) dari sebelumnya, sampel
D mengalami penurunan 3 mg/dL (0,57%), sampel R mengalami penurunan 19 mg/dL (4,07%),
sedangkan sampel F mengalami kenaikan sebesar 7 mg/dL (1,22%). Analisis: Kandungan serat
pangan, minyak dengan lemak tak jenuh, dan fitosterol menghambat absorpsi lemak dari makanan
di usus sehingga tidak terjadi katabolisme lemak oleh hati yang menghasilkan kolesterol, terbukti
pada tiga subyek yang mengalami penurunan kadar kolesterol darah setelah mengkonsumsi
bekatul. Diskusi: Setelah mengkonsumsi bekatul diperoleh kadar kolesterol total 75% sampel
menurun, membuktikan bahwa konsumsi bekatul dapat menurunkan kadar kolesterol. 25% sampel
yang mengalami kenaikan kadar kolesterol dapat disebabkan oleh faktor genetik, pola makan yang
kurang sehat, dan kurang berolahraga.
Kata Kunci : Bekatul, Kadar kolesterol, Hiperkolesterolemia
Abstract
Introduction: Hypercholesterolemia is a condition where plasma total cholesterol levels is ≥ 240
mg /dL, although the worst effect is an increase in LDL. Most people cope with
hypercholesterolemia with synthetic drugs although expensive. Rice bran is a cereal byproducts
obtained from the outer layer of rice. Abundant production makes it readily available and cheap.
The use of bran until now only as animal feed, while dietary fiber and oil contained are known
able to lower the body's cholesterol levels. The purpose of this research was to know the effect of
consuming rice bran in lowering blood cholesterol in patients with hypercholesterolemia.
Methods: The method used is descriptive observational case studies, where bran is used as
independent variables and the dependent variable is blood cholesterol levels, with treatments such
as supplemental feeding bran for 6 consecutive days with the rules of consumption 30 gram/day in
patients with hypercholesterolemia. The measured parameter is total blood cholesterol levels.
Results: From 4 samples aged 19-20 years with normal BMI, overweight, and obese showed
samples E decreased 40 mg/dL (8.60%) from the previous sample D decreased 3 mg /dL (0.57 %),
the sample R has decreased 19 mg/dL (4.07%), while samples F increased by 7 mg/ dL (1.22%).
33
Jurnal Keperawatan Madiun Vol. 3 No. 1 Maret 2016: 33-37
Analysis: The fiber content of food, oils with unsaturated fats and phytosterols inhibit the
absorption of fat from food in the intestines so it does not happen catabolism of fat by the liver that
produces cholesterol. This theory was proven in three subjects with a decrease in blood
cholesterol levels after consuming rice bran. Discussion: After consuming rice bran obtained in
total cholesterol levels decreased 75% sample, proving that consumption of rice bran can lower
cholesterol levels. 25% of the samples that increased cholesterol levels can be caused by genetic
factors, unhealthy diet and lack of exercise.
Keywords : Rice bran, Cholesterol, Hypercholesterolemia
hiperkolesterolemia,
dan
atau
mengembalikan kadar kolesterol
darah
yang
tinggi
pada
hiperkolesterolemia
ke
normokolesterolemia. Selain serat,
kandungan minyak dalam bekatul
seperti kandungan asam lemak tidak
jenuh yang tinggi, γ-oryzanol, dan
tokotrienolmerupakan
komponen
yang juga dapat menurunkan kadar
kolesterol plasma dan hati.
Menurut penelitian yang sudah
dilakukan bahwa mengkonsumsi
bekatul dapat menurunkan berat
badan dan menurunkan kolestrol.
Berdasarakan
landasan
pikiran
diatas, maka peneliti melakukan
penelitian
yang
lebih
dalam
mengenai pengaruh bekatul terhadap
penurunan kolesterol dalam darah.
Pendahuluan
Hiperkolesterolemia
adalah
keadaan dimana kadar total plasma
lebih dari sama dengan 240 mg/dl
(Anwar,
2003).
Prevalensi
hiperkolesterolemia
masyarakat
pedesaan, mencapai 200– 248mg/dL
atau mencapai 10,9% dari total
populasi pada tahun2004. Penderita
pada generasi muda, yakni usia 25 –
34 tahun, mencapai 9,3 %. Wanita
menjadi kelompok paling banyak
menderita masalah ini,yakni 14,5%,
atau hampir dua kalilipat kelompok
laki-laki.
Kebanyakan orang memilih
mengatasi
masalah
hiperkolesterolemia ini dengan obatobatan
sintetis
yang
bersifat
menurunkan kadar kolesterol tubuh.
Akan
tetapi,
obat-obatan
ini
harganya mahal karena bahan
bakunya masih diimpor.
Oleh karena itu perlu senyawa
alternatif dalam upaya mencegah dan
mengatasi masalah kardiovaskuler,
antara lain menggunakan bahan
tradisional yang harganya lebih
terjangkau
(Yuniastuti,
2002).
Bekatul merupakan salah satu bahan
makanan serealia hasil sampingan
yang diperoleh dari lapisan luar beras
pecah.
Serat pangan (dietary fiber)
dan minyak yang terkandung dalam
bekatul disinyalir dapat menurunkan
kadar kolesterol dalam tubuh. Serat
telah banyak digunakan dan
direkomendasikan untuk mencegah
peningkatan
kolesterol
kearah
Bahan dan Metode
Desain
penelitian
yang
digunakan dalam karya tulis ilmiah
ini adalah studi kasus. Studi kasus
adalah rancangan penelitian yang
mencakup pengkajian satu unit
penelitian secara intensif misalnya
satu klien, keluarga, kelompok,
komunitas atau institusi.
Lokasi pengambilan studi
kasus ini dilaksanakan di Akademi
Keperawatan Y dan rumah masingmasing responden. Studi kasus ini
dimulai pada Selasa, 4 Agustus 2015
sampai dengan 9 Agustus 2015.
Pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini
meliputi
bahan/instrumen
dan
metode
pengumpulan data serta prosedur
34
Konsumsi Bekatul dalam Upaya Menurunkan Kadar Kolesterol Penderita Hiperkolesterolemia (Nanang
Ilham Setyaji)
pengumpulan data. Bahan/instrumen
dan metode pengumpulan data
menggunakan
alat
tes
kadar
kolesterol darah, timbangan berat
badan
dan
meteran.
Metode
pengumpulan data pada karya tulis
ilmiah adalah Anamnesa dan
Observasi (Participant observation).
Prosedur pengumpulan data
terdiri dari menentukan responden,
dengan kriteria sampel yaitu genetik,
pola makan, aktivitas, IMT. Dalam
pengkajian didapatkan 10 orang.
Kemudian dilakukan pengecekan
kadar kolesterol total yang hasil
kolesterol totalnya ≥240 mg/dl dan
diperoleh sebanyak 4 sampel yang
memenuhi kriteria diatas.
Melakukan pengukuran kadar
kolesterol total dengan alat kolesterol
test sebelum dilakukan perlakuan
terhadap masing-masing responden.
Responden minum bekatul setiap
hari sebanyak 2x dengan dosis 15 gr
per bungkus. Pengukuran kadar
kolesterol (post) dengan alat
kolesterol test setelah dilakukan
perlakuan masing-masing responden.
Tabel 1. Deskripsi Responden
Subjek
Jenis
kelamin
Usia
(Tahun)
BB (Kg)
TB
(Cm)
IMT
Tingkat
stress
F
E
D
R
P
P
P
L
19
20
20
21
73
63
63
100
160
166
158
170
Overweight
Normal
Overweight
Sedang
Normal
Ringan
Obesitas
Normal
b. Deskripsi Tindakan
Pengolahan
bekatul
dengan
cara
mengambil
bekatul baru dari penggilingan
padi, bekatul diayak dengan
saringan
air,
kemudian
diblender dan diayak untuk
mendapatkan hasil yang paling
lembut, setelah itu bekatul di
sangrai ≤10 menit, dengan api
kecil. Agar bekatul tahan lama,
bekatul dimasukkan ke dalam
plastik yang kedap udara
dengan berat setiap plastik 15
gram.
Pengkonsumsian bekatul
setiap subjek dalam satu hari
dosisnya
30
gram.
Pengkonsumsian
bekatul
dilaksanakan selama 6 hari.
Cara
mengkonsumsi
bisa
dengan
menggunakan
air
hangat, bisa dicampur dengan
jahe, gula atau madu. Setiap
subjek tidak ada larangan
makanan yang dihindari, dan
subjek
menuliskan
menu
makanan
yang
dimakan
perharinya untuk mengetahui
seberapa
besar
pengaruh
makanan dalam kenaikan kadar
kolesterol setiap hari.
c. Deskripsi Setelah Tindakan
Setelah mengkonsumsi
bekatul selama 6 hari, setiap
subjek dilakukan pengecekan
untuk
mengetahui
kadar
Hasil
1. Deskripsi Status Responden
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan kelas X di AKPER
Y sebagai subjek dan menemukan
4
subjek
yang
menderita
hiperkolesterolemia.
2. Deskripsi Hasil
a. Deskripsi sebelum tindakan
Peneliti
mengambil
populasi di kelas X, akper Y,
mendapatkan 4 subjek yang
menderita
hiperkolesterol
dengan
pengecekan kadar
kolesterol yang hasilnya ≥240
mg/dl. Hasil yang diperoleh
subjek F 283mg/dl, subjek E
254 mg/dl, subjek D 265
mg/dl, subjek R 243 mg/dl.
35
Jurnal Keperawatan Madiun Vol. 3 No. 1 Maret 2016: 33-37
kolesterol total. Dari hasil
pengecekan diperoleh subjek F
290 mg/dl, subjek E 214 mg/dl,
subjek D 262 mg/dl, dan
subjek R 224 mg/dl.
yang lembut kemudian disangrai
dengan api kecil selama < 10
menit.
Bekatul
dikonsumsi
dengan cara diseduh air hangat,
dicampur dengan jahe, madu, atau
ditambah
gula.
Setelah
mengkonsumsi bekatul diperoleh
kadar kolesterol total subjek F
290 mg/dl, subjek E 214 mg/dl,
subjek D 262 mg/dl, subjek R 224
mg/dl. Dari hasil tersebut
diketahui bahwa 1 subjek
mengalami
kenaikan
kadar
kolesterol total dan 3 subjek
mengalami penurunan kadar
kolesterol total. 75% subjek
membuktikan bahwa konsumsi
bekatul dapat menurunkan kadar
kolesterol, dan 25% subjek yang
mengalami
kenaikan
kadar
kolesterol dapat disebabkan oleh
faktor genetik, pola makan yang
kurang sehat, dan
kurang
berolahraga.
2. Untuk
penderita
hiperkolesterolemia
agar
mengatur pola makan dan pola
olahraga,
untuk
Peneliti
selanjutnya waktu penelitian lebih
lama, jumlah subjek lebih banyak,
dan
menggunakan
desain
penelitian
lain
agar
hasil
penelitian lebih akurat dan dapat
digeneralisasikan, untuk institusi
dapat
menambahkan
penatalaksanaan alternatif atau
komplementer seperti konsumsi
bekatul
dalam
pembelajaran
tentang penyakit degeneratif
khususnya hiperkolesterolemia.
Pembahasan
Peneliti melakukan studi kasus
tentang pengaruh mengonsumsi
bekatul
pada
penderita
hiperkolesterol dalam menurunkan
kadar kolesterol total. Peneliti
mengambil populasi di kelas X,
akper Y, mendapatkan 4 subjek yang
menderita hiperkolesterol dengan
pengecekan kadar kolesterol yang
hasilnya ≥240 mg/dl. Hasil yang
diperoleh subjek F 283mg/dl, subjek
E 254 mg/dl, subjek D 265 mg/dl,
subjek R 243 mg/dl.
Tabel 2. Analisa Data
Subjek
Kolesterol
total
sebelum
(mg/dl)
Kolesterol
Total
sesudah
(mg/dl)
F
283
290
E
254
214
D
265
262
R
243
224
Analisa
Naik 1,2
%
Turun
8,60 %
Turun
0,56 %
Turun
4,06 %
Simpulan dan Saran
1. Dalam studi kasus ini didapatkan
10 orang memiliki faktor risiko
hiperkolesterolemia, 4 orang
diantaranya terbukti menderita
hiperkolesterolemia, dengan kadar
kolesterol darah sewaktu subjek F
283 mg/dl, subjek E 254 mg/dl,
subjek D 265 mg/dl, dan subjek R
243 mg/dl.Peneliti memberikan
bekatul selama 6 hari dengan
dosis
30
g/hari.
Sebelum
dikonsumsi, bekatul dilakukan
pengolahan. Pertama, diayak,
diblender dan diayak kedua
kalinyauntuk mendapatkan hasil
Daftar Pustaka
Auliana, Rizqie. (2011). Manfaat
Bekatul
dan
Kandungan
Gizinya.
[online].sinyataff.uny.ac.id/site
s/default/files/pengabdian/rizqi
e-auliana-dramkes/manfaat-
36
Konsumsi Bekatul dalam Upaya Menurunkan Kadar Kolesterol Penderita Hiperkolesterolemia (Nanang
Ilham Setyaji)
bekatul-dan-kandungangizinya.pdf. Diakses pada 08
Agustus 2015 13.00 WIB.
Penatalaksanaan
Hiperkolesterolemia.
[online].Http://pkh.ub.ac.id/wp
content/uploads/2012/10/09113
10040FannyRufaida.pdf.Diakses
pada 11 Agustus 2015 11.30
WIB.
Anonim.
Tinjauan
Pustaka
[online].http://digilib.unimus.a
c.id/download.php?id=5793.
Diakses pada 9Agustuus 2015
09.00 WIB.
Setiadi.
(2007).
Konsep
dan
Penulisan Riset Keperawatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Anonim.
(2013).
Pengertian
Hiperkolesterolemia.[online].w
ww.kalbemed.com/Portals/6/06
200.Pdf. Diakses pada 10
Agustus 2015 10.00 WIB.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R &
D. Bandung : CV Alfabeta.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar
Keperawatan. Jakarta : EGC.
Marks, Dawn B dkk. (2000).
Biokimia Kedokteran Dasar.
Jakarta: EGC
Bull, Eleanor., & Morrel, Jonathan.
(2007). Kolesterol. Jakarta:
Erlangga.
Liem.
(2013). Manfaat Bekatul.
[online].
Http://www.bekatuldrliem.net/
2013/07/bekatul-beras-merahbekatul-dr-liem.html. Diakses
pada 10 Agustus 2015 11.00
WIB.
Murthi, Bhisma. (2010). Desain dan
Ukuran
Sampel
untuk
Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif
di
Bidang
Kesehatan.
Yogyakarta:
Gadjah Mada University press.
Nursalam. (2008). Konsep dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis dan
Instrumen
Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Nasuetion, Andi Hakim dkk. (1994).
Pengetahuan Gizi Muthakir
Vitamin. Jakarta: Gramedia
Rufaida, Fanny. (2012). Profil Kadar
Kolesterol Total, Low Density
Lipoprotein
serta
37
Download