hubungan prinsip manajemen waktu dengan

advertisement
HUBUNGAN PRINSIP MANAJEMEN WAKTU DENGAN PRODUKTIVITAS
KERJA KEPALA RUANGAN MELALUI PERSEPSI PERAWAT
DI RSUD ANDI MAKASSAU PAREPARE
RELATIONSHIP BETWEEN THE PRINCIPLE OF TIME MANAGEMENT
AND WORK PRODUCTIVITY OF ROOM CHIEF THROUGH
NURSES’ PERCEPTION IN ANDI MAKASSAU
GENERAL HOSPITAL OF PAREPARE
¹Livya Muchlis, ²Budu, ²Elly Lilianti Sjattar
1.
2.
RSUD Andi Makkasau
Bagian Keperawatan Fak Kedokteran Universitas Hasanuddin
Alamat Koresponden:
Livya Muchlis
Makassar, Sulawesi Selatan
Jl. Industri Kecil, Soreang, Parepare
HP: 085242026746
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan prinsip manajemen waktu dengan produktifitas kerja kepala ruangan
di RSUD Andi Makassau, Parepare. Metode penelitian menggunakan kajian potong lintang dengan jumlah sampel
sebesar 80 orang perawat yang ditentukan secara seimbang berdasarkan jumlah perawat di tiap-tiap ruangan. Data
dikumpulkan melalui kuesioner dan observasi. Data dianalisis dengan uji chi-Square dan Fisher Exact Test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara manajemen waktu dan produktivitas kerja kepala ruangan,
baik dilihat dari aspek komunikasi (p=0,000), aspek delegasi (p=0,003), aspek perencanaan (p=0,002), dan aspek
perioritas tujuan (p=0,001).
Kata kunci
:
manajemen, waktu, komunikasi, delegasi, perencanaan, prioritas tujuan, produktivitas, kerja
Abstract
The aim of the research was to find out the relationship between the principle of time management and work
productivity of room chief in Andi Makassau General Hospital of Parepare. The research used cross sectional
method. The sample consisted of 80 nurses selected in balance from each room. The methods of obtaining the data
were questionnaire and observation. The data were analyzed using Chi-square, and Fisher's Exact Test. The results
of the research indicate that viewed from communication aspect there is a relationship between time management
and work productivity of room chief (p = 0.000). Viewed from delegation aspect there is a relationship between
time management and work productivity of room chief (p = 0.003). Viewed from planning aspect there is a
relationship between time management and work productivity of room chief (p = 0.002). Viewed from objective
priority aspect there is a relationship between time management and work productivity of room chief (p =
0.001).
Keywords : management, time, communication, delegation, planning, priority, , productivity, work
PENDAHULUAN
Manajemen waktu adalah mengontrol penggunaan waktu untuk memaksimalkan
produktifitas. Melalui manajemen waktu yang baik, manajer dapat menyelesaikan pekerjaannya
sesuai
dengan uraian tugas dan tepat waktu
serta lebih banyak pekerjaan yang dapat
diselesaikan yang berarti lebih produktif, sehingga memberikan kepuasan kerja. Manajemen
waktu adalah mengontrol penggunaan waktu untuk memaksimalkan produktifitas. Melalui
manajemen waktu yang baik, manajer dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan uraian
tugas dan tepat waktu serta lebih banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan yang berarti lebih
produktif, sehingga memberikan kepuasan kerja. Manajemen waktu yang baik dapat
menghindari ketegangan dan kesalahan akibat tergesa-gesa.
Waktu merupakan komoditas atau sumber daya yang langka dan sangat berharga bagi
manajer keperawatan. Manajemen waktu yang efektif adalah hal yang vital untuk menyelesaikan
semua pekerjaan. Tujuan manajemen waktu adalah membuat aktifitas menjadi berguna sebesar
mungkin Ada empat prinsip manajemen waktu yang dikemukakan oleh Grohar-Murray (1997),
yaitu komunikasi, perencanaan, delegasi dan prioritas tujuan. Untuk mengukur waktu kerja
produktif maka dapat dilakukan dengan cara work sampling. Yang dimaksud dengan work
sampling adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui proporsi penggunaan waktu secara
keseluruhan untuk berbagai kegiatan
Produktifitas membuat proses produksi makin efisien
sehingga barang atau jasa yang dihasilkan lebih besar, lebih murah dan bermutu. Waktu
merupakan sumber daya yang tidak dapat disimpan atau ditimbun dan tidak dapat dinyalakan
atau dimatikan. Oleh karena itu manajemen waktu yang baik merupakan salah satu hal yang
penting bagi manajer termasuk kepala ruangan sebagai manajer tingkat bawah dirumah sakit
(Depkes RI. 2005).
Produktifitas secara umum didefinisikam sebagai keluaran dibagi masukan (Gibson dkk.,
2000). Produktifitas secara umum didefinisikam sebagai keluaran dibagi masukan (Gibson dkk.,
2000). Secara formal produktifitas diartikan sebagai hasil pengukuran suatu kinerja dengan
memperhitungkan sumber daya yang digunakan. Produktifitas dapat diukur pada tingkat
individual, kelompok atau organisasi. dalam komponen tenaga kerja ada unsur waktu atau jam
kerja,Jadual kerja atau shift, Sarana/fasilitas, Desain ruangan, Pelaksanaan manajemen. Dalam
keperawatan salah satu contoh produktifitas, “inputnya” adalah waktu asuhan keperawatan dan
“outputnya” adalah pelayanan keperawatan (Huber, 1996). Cara meningkatkan produktifitas
adalah dengan mengurangi input atau meningkatkan output. Bagi kepala ruangan waktu kerjanya
(input) sudah ada ketentuannya tidak mungkin dikurangi atau ditambah, sehingga untuk
meningkatkan produktifitas hanya dengan meningkatkan output yang berupa pelaksanaan uraian
tugasnya. Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya produktifitas kerja, bukan karena
kepala ruangan kekurangan waktu tetapi lebih karena belum menggunakan waktu secara optimal
untuk mengerjakan uraian tugasnya.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien. Berdasarkan Uraian
diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan prinsip manajemen waktu
dengan produktifitas kerja kepala ruangan di RSUD Andi Makassau Parepare.
BAHAN DAN METODE
Desain penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian ini digunakan deskriptif analitik dengan desain
“cross sectional” yaitu data variabel bebas (karakteristik kepala ruangan dan prinsip manajemen
waktu) dengan variabel terikat (produktifitas kerja) diambil pada saat bersamaan.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di RSUD Andi Makassau
Parepare yang jumlahnya 417 orang.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik accidental sampling yaitu pengambilan
sampel secara kebetulan, yang sesuai dengan kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang
dapat dimasukkan atau layak untuk diteliti.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan lembar observasi dengan menggunakan
sistem chek list, serta lembar wawancara dengan menggunakan sistem tanya jawab, yang telah
dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada kepustakaan yang terdiri dari beberapa pertanyaan,
sedangkan untuk pengumpulan data tentang penerapan dokumentasi proses asuhan keperawan
menggunakan instrumen studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di rumah
sakit yang dikutip dari tim Departemen Kesehatan RI (1997), yang telah dimodifikasi
penilaiannya oleh peneliti.
Analisis Data
Analisa Univariat Untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi variabel bebas
yaitu Karakteristik kepala ruangan Prinsip manajemen waktu yang terdiri dari sub variabel
komunikasi, perencanaan, delegasi dan prioritas tujuan.
Analisa Bivariat Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
dengan menggunakan uji chi kuadrat dengan tingkat kemaknaan  = 0,05. Dalam hal ini
digunakan tabel silang dua, variabel bebas dan terikat.
Rumus :
x2 =

(f0 – fn)2
fn
x
2
f0
fn
= Chi kuadrat
= Frekuensi yang diobservasi
= Frekuensi yang diharapkan
HASIL
Analisis Univariat
Dari 16 responden terdapat umur paling banyak >46 tahun yaitu sebanyak 10 (62,5%)
responden, dan umur yang paling sedikit 25-35 tahun yaitu sebanyak 1 (6,2%) responden. Jenis
kelamin yang paling banyak terdapat pada perempuan yaitu sebanyak 13 (81,2%) responden, dan
laki-laki sebanyak 3 (18,8%).
Pendidikan yang paling banyak yaitu pendidikan S1 yaitu
sebanyak 14 (87,5%) responden, dan pendidikan paling sedikit yaitu D3 sebanyak 2 (12,5%)
responden. Pekerjaan yang paling banyak terdapat pada pekerjaan yang PNS yaitu sebanyak 16
(0,0%) responden, dan pekerjaan paling sedikit yaitu non PNS sebanyak 0 (0,0%). Masa kerja
yang paling banyak terdapat pada masa kerja yang 11-15 tahun yaitu sebanyak 0 (0,0%)
responden, dan pekerjaan yang paling sedikit yaitu >15 tahun sebanyak 16 (100,0%). Status
pernikahan yang paling banyak terdapat pada status pernikahan yang menikah yaitu sebanyak 16
(100,0%) responden, dan status pernikahan yang paling sedikit yaitu belum menikah sebanyak 0
(0,0%).
Analisis Bivariat
Dari 80 responden, terdapat 21 responden yang Manajemen waktu dilihat dari aspek
komunikasi kurang, sebanyak 21 (100,0%) responden yang produktivitas kerja kepala
ruangannya kurang, dan sebanyak 0 (0,0%) responden yang produktivitas kerja kepala
ruangannya baik. Sedangkan dari 59 responden yang Manajemen waktu dilihat dari aspek
komunikasi baik, sebanyak 2 (3,4%) responden yang produktivitas kerja ruangannya kurang, dan
sebanyak 57 (96,6%) responden yang produktivitas kerja kepala ruangannya baik. Berdasarkan
hasil uji statistik chi-square antara variabel Manajemen waktu dilihat dari aspek komunikasi
dengan variabel produktivitas kerja kepala ruangan, diperoleh p=0,000 (α=0,05) yang artinya
ada hubungan antara Manajemen waktu dilihat dari aspek komunikasi dengan produktivitas kerja
kepala ruangan.
Dari 80 responden, terdapat 17 responden yang Manajemen waktu dilihat dari aspek
delegasi kurang, sebanyak 0 (0,0%) responden yang produktivitas kerja kepala ruangannya
kurang, dan sebanyak 17 (100,0%) responden yang produktivitas kerja kepala ruangannya baik.
Sedangkan dari 63 responden yang Manajemen waktu dilihat dari aspek delegasi baik, sebanyak
23 (36,5%) responden yang produktivitas kerja ruangannya kurang, dan sebanyak 40 (63,5%)
responden yang produktivitas kerja kepala ruangannya baik. Berdasarkan hasil uji statistik chisquare dengan koreksi Fisher’s Exact Test antara variabel Manajemen waktu dilihat dari aspek
delegasi dengan variabel produktivitas kerja kepala ruangan, diperoleh p=0,003 (α=0,05) yang
artinya ada hubungan antara Manajemen waktu dilihat dari aspek delegasi dengan produktivitas
kerja kepala ruangan.
Dari 80 responden, terdapat 19 responden yang Manajemen waktu dilihat dari aspek
perencanaan kurang, sebanyak 0 (0,0%) responden yang produktivitas kerja kepala ruangannya
kurang, dan sebanyak 19 (100,0%) responden yang produktivitas kerja kepala ruangannya baik.
Sedangkan dari 61 responden yang Manajemen waktu dilihat dari aspek perencanaan baik,
sebanyak 23 (37,7%) responden yang produktivitas kerja ruangannya kurang, dan sebanyak 38
(62,3%) responden yang produktivitas kerja kepala ruangannya baik. Berdasarkan hasil uji
statistik chi-square antara variabel Manajemen waktu dilihat dari aspek perencanaan dengan
variabel produktivitas kerja kepala ruangan, diperoleh p=0,002 (α=0,05) yang artinya ada
hubungan antara Manajemen waktu dilihat dari aspek perencanaan dengan produktivitas kerja
kepala ruangan
Dari 80 responden, terdapat 21 responden yang Manajemen waktu dilihat dari aspek
Perioritas tujuan kurang, sebanyak 0 (0,0%) responden yang produktivitas kerja kepala
ruangannya kurang, dan sebanyak 21 (100,0%) responden yang produktivitas kerja kepala
ruangannya baik. Sedangkan dari 59 responden yang Manajemen waktu dilihat dari aspek
Perioritas tujuan baik, sebanyak 23 (39,0%) responden yang produktivitas kerja ruangannya
kurang, dan sebanyak 36 (61,0%) responden yang produktivitas kerja kepala ruangannya baik.
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square antara variabel Manajemen waktu dilihat dari aspek
Perioritas tujuan dengan variabel produktivitas kerja kepala ruangan, diperoleh p=0,001
(α=0,05) yang artinya ada hubungan antara Manajemen waktu dilihat dari aspek Perioritas
tujuan dengan produktivitas kerja kepala ruangan.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini terlihat bahwa Ada hubungan manajmen waktu komunikasi dengan
produktivitas kerja kepala ruangan di RSUD Andi Makassau Pare-pare tahun 2013. Dari
hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square, diperoleh p = 0,000 (α=0,05)
yang artinya ada hubungan antara Manajemen waktu dilihat dari aspek komunikasi dengan
produktivitas kerja kepala ruangan.
Komunikasi sangat berperan dengan manajemen waktu, yang merupakan suatu
penggunaan waktu untuk memaksimalkan produktifitas kerja. mengemukakan pengertian
manajemen waktu adalah terdiri dari berbagai prinsip dan teknik untuk memfasilitasi
penggunaan waktu yang ada sebaik-baiknya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sumarni, dalam penelitian terdapat ada hubungan anatara manajemen komunikasi
dengan produtivitas kerja kepala ruangan, hal ini juga dapat menunjukan bahwa komunikasi
antara kepala ruangan selalu berpengaruh dengan umpan balik yang dapat meningkatkan
produktifitas 83 % dan dengan teknik public group feedback meningkatkan produktifitas 163 %
dalam waktu 38 minggu.
Dari hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan koreksi
Fisher’s Exact Test,, diperoleh p=0,003 (α=0,05) yang artinya ada hubungan antara Manajemen
waktu dilihat dari aspek delegasidengan produktivitas kerja kepala ruangan.
Pendelegasian kepala ruangan yang baik sebanyak (75,0%), dan yang kurang sebanyak
(25,0%), hal ini menunjukan bahwa pendelegasian merupakan pekerjaan yang dapat diselesaikan
oleh kapala ruangan atau lebih produktif. Hal ini merupakan cara untuk menghemat waktu
sehingga tidak banyak waktu terbuang untuk mengerjakan pekerjaan yang remeh. Walaupun
tidak semua manajer selalu mau mendelegasikan tugasnya kepada staf karena beberapa alas an
berupa faktor kesibukan dan lain-lain.
Dari hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square, diperoleh p=0,002
(α=0,05) yang artinya ada hubungan antara Manajemen waktu dilihat dari aspek
perencanaandengan produktivitas kerja kepala ruangan.
Menurut teori Kozier (2006), Perencanaan adalah fungsi manajemen yang utama yang
menggambarkan apa yang harus dilakukan pada waktu yang akan datang
untuk harian,
mingguan, bulanan dan tahunan. Perencanaan merupakan unsur penting dalam penggunaan
waktu yang efektif. penghematan waktu yang paling besar yaitu dengan membuat perencanaan,
menyusun tujuan dan prioritas yang spesifik.
Menurut teori Keliat, B. A. dkk (2006), Manajer akan menggunakan perencanaan sebagai
cara mengorganisir waktu dan aktifitas-aktifitas seperti pertemuan bulanan, pertemuan migguan
dengan staf atau mengevaluasi pelayanan sehari-hari. Sebagaian besar waktu manajer dihabiskan
dalam proses perencanaan, untuk itu kemampuan untuk merencanakan secara efektif sangat
penting untuk penggunaan waktu yang efektif. Perencanaan akan memberikan hasil yang optimal
dengan menghabiskan sejumlah usaha dan mengkonsumsi sumber daya sesedikit mungkin.
Manajer yang menggunakan perencanaan dengan tepat waktu bukan hanya mengelola waktunya
dengan baik tetapi juga orang lain. Untuk pelaksanaan pelayanan keperawatan di ruangan maka
kepala ruangan harus membuat perencanaan ketenagaan, perlengkapan, peralatan, biaya dan
waktu. Perencanaan dipilah-pilah dalam harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Julkifli (2011), dalam
penelitiannya terdapat (80,0%) yang produktivitas kerjanya baik dan sebanyak (20,0%)
responden yang produktivitas kerjanya kurang, hal ini dapat menunjukan bahwa perencanaan
merupakan faktor penting dalam mencegah pembuangan waktu, karena dengan perencanaan
kepala ruangan sudah tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya serta siapa
yang melakukan.
Dari hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square, diperoleh p=0,001
(α=0,05) yang artinya ada hubungan antara Manajemen waktu dilihat dari aspek Perioritas
tujuan dengan produktivitas kerja kepala ruangan.
Menurut teori Marquis (2000), Mengembangkan urutan tujuan dan merencanakan waktu
untuk menyelesaikannya berarti manajer telah secara selektif mengalokasikan sejumlah waktu
dan energi untuk menyelesaikan tujuan tersebut. Yang diprioritaskan ini meliputi tujuan, tugas
dan tanggung jawab dari yang paling penting sampai yang tidak penting. Untuk itu dibutuhkan
pengetahuan tentang peran manajerial dan bagaimana cara menyelesaikannya.
Menurut teori Dharma, S. (2008), Dalam menyusun prioritas ada cara sederhana yaitu
membagi tugas menjadi tiga kategori yaitu : don’t do, do later dan do now. Don’t do bila tugas
dapat dikerjakan oleh orang lain atau pekerjaan yang sudah kadaluwarsa, do later bila tugas tidak
harus diselesaikan dalam waktu yang terbatas tetapi harus dibuat rancangan waktu dan rencana
untuk penyelesaiannya. Do later berarti pekerjaan dapat ditunda tetapi tetap harus dikerjakan. Do
now adalah untuk tugas yang harus diselesaikan seketika. Dikaitkan dengan uraian tugas kepala
ruangan maka prioritas tujuan meliputi mengatur dan mengkoordinasikan semua kegiatan,
memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan, mengawasi dan menilai
pelaksanaan asuhan keperawatan, mengawasi dan menilai angka kredit jabatan fungsional,
mengawasi peraturan pelaksanaan peraturan rumah sakit, melaksanakan penilaian DP3.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syarifuddin (2012),
dalam penlitiannya terdapat perioritas kerja kepala ruangan, sebanyak (75,5%) yang baik, dan
sebanyak (25,5%) yang kurang, hal ini menunjukan bahwa perioritas tujuan dapat memberikan
dampak yang baik bagi kinerja kepala ruangan, tujuannya untuk membagi tugas, membuat
kativitas yang berguna bagi stafnya serta memrioritaskan pekerjaan yang harus dikerjakan
sendiri dalam pengembangan produktivitas kerjanya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian Maka dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan manajmen
waktu komunikasi dengan produktivitas kerja kepala ruangan di RSUD Andi Makassau
Pare-pare tahun 2013. Ada hubungan manajmen waktu delegasi dengan produktivitas kerja
kepala ruangan di RSUD Andi Makassau Pare-pare tahun 2013. Ada hubungan manajmen
waktu perencanaan dengan produktivitas kerja kepala ruangan di RSUD Andi Makassau
Pare-pare tahun 2013. Ada hubungan manajmen waktu perioritas tujuan dengan produktivitas
kerja kepala ruangan di RSUD Andi Makassau Pare-pare tahun 2013. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan kepada kepala ruangan agar lebih
memperhatikan kompetensi manajmen waktu komunikasi, delegasi, perencanaan dan
perioritas tujuan terkait dengan produktivitas kerja di ruangan masing-masing sehingga
sistem kinerja selalu terlaksana dan terlihat dengan baik, serta kiranya menindaklanjutkan
hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi kepada pihak manajemen
RSUD Andi Makassau Parepare, dalam perbaikan manajmen sumber daya khususnya SDM
perawatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (1997). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit. Cetakan :I, Direktorat Jendral
Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI. (2005). Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Di susun oleh Tim. Cetakan V.
Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.
Dharma,S. (2008). Manajemen Kinerja kepala ruangan, Falasafah Teori dan Penerapannya.
Pustaka Pelajar. Jogjakarta .
Gibson, dkk. (2000). Organizations, McGraw-Hill Higher Education, United State Of America.
Marquis (2000). Manajmen Keperawatan : suatu pendekatan sistem Edisi 2. (Alih bahasa Sukmana,
Dika dan Widya Sukmana). Jakarta :EGC
Grohar-Murray (1997). Prinsip manajemen waktu : komunikasi, perencanaan, delegasi,
perioritas tujuan. Jakarta :EGC
Julkifli (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja kepala ruangan di
rumah sakit Labuang Baji Makassar. Skripsi
Keliat, B. A. dkk. (2006). Manajmen Keperawatan. Aplikasi MPKP di Rumah Sakit. Jakarta :
EGC
Kozier, Erb, Blais. (2006). Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dan Perspektif. Edisi
4. Jakarta : EGC
Syarifuddin (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perioritas kerja kepala ruangan di
rumah sakit stela maris kota Makassar. Skripsi
Download