BAB 1 PENPAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penting dalam pelaksananaan pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, dan SDM yang berkualitas hanya dapat dihasilkan melalui penyelenggaraan pandidikan baik non-formal maupun secara formal seperti halnya 03 Sekolah Tinggi llmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Peran pendidikan dalam mencetak SDM yang berkualitas sangat ditunjang oleh perangkat pendidik seperti halnya dosen yang profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sumber Daya Manusia yang berprofesi sebagai tenaga edukatif harus memiliki kualitas. Artinya dosen tersebut harus memiliki keterampilan kerja dan wawasan pengetahuan nyang luas, prafesional, produktif dan memiliki etos kerja yang tinggi sehingga mampu memberikan kontribusi yang berkualitas serta memadai terhadap pelayanan kebutuhan masyarakat dalam berbagai dimensi kehidupan yang selalu berubaha ditengah era globalisasi dewasa ini. Era globalisasi yang melanda dunia termasuk Indonesia berlangsung sangat cepat dan menimbulkan dampak global pula yang sekaligus menuntut kemampuan manusia unggul yang mampu menyiasati dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang sedang dan akan terjadi. Globalisasi akan semakin 1 membuka diri bangsa dalam 2 menghadapi bangsa-bangsa fain. Batasan-batasan politik, ekonomi, sosial budaya antar bangsa semakin kabur. Persaingan antar bangsa akan semakin ketat dan tak dapat dihindari, terutama di bidang ekonomi dan IPTEK. Hanya negara yang unggul dalam bidang ekonomi dan penguasaan IPTEK yang dapat mengambil manfaat atau keuntungan yang banyak. Globalisasi di bidang ekonomi ditandai dengan adanya persetujuan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada putaran Uruguay di Marrekesh India yang telah diratifikasi oteh World Trade Organization (WTO) yang dilanjutkan dengan kesepakatan Asia Fasific Econimic Cooperation (APEC) di Bogor tahun 1994 dan Osaka tahun 1995 yang mengupayakan akan terbentuknya kawasan perdagangan bebas di Asia Fasifie pada tahun 2020, dan terbentuknya kawasan perdagangan bebas Asean Free Trade Area (AFTA) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003. Globalisasi tiak hanya te~adi dibidang ekonomi, namun juga te~adi hampir di seluruh bidang kehidupan manusia, bidang sosial, ekonomi, pendidikan, hankam, . budaya dan bahkan perkembangan global yang paling cepat adalah di bidang teknologi informasi. Penguasaan teknologi inforrnasi merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh masyarakat yang akan memenangkan persaingan di kompetisi global. Kondisi tersebut menuntut SDM yang memiliki keunggulan kompetetif dan keunggulan komparatif. Manusia global adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (bermoral), mampu besaing, menguasai ilmu pengetahuan dan 3 teknologi serta memiliki jati diri. Salah satu wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas SDM yang unggul tidak dapat dipungkiri lagi hanyalah melalui jalur pendidikan baik formal maupun nonformal. Sejalan dengan era informasi dalam dunia global ini, pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan sistim nilai yang berkembang dalam kehidupan. Kondisi tersebut tidak dapat dielakkan bahwa dalam proses pendidikan tidak hanya pengetahuan dan pemahaman peserta didik yang perlu dibentuk (Drost, 2001:11), namun sikap, keterampilan, perilaku, disiplin kerja dan kepribadian pendidik (dosen) dan yang dididik (mahasiswa) perlu mendapat perhatian yang serius, mengingat perkembangan komunikasi, inforrnasi dan kehadiran media eetak maupun elektronik tidak selalu membawa pengaruh positif bagi peserta didik. Tugas pendidik mengkondisikan peserta {dosen) dalam didik pada konteks sikap mental, ini, membantu perilaku atau kepribadian yang benar, agar mampu menjadi agents of modernization bagi dirinya sendiri, lingkungannya, masyarakat dan siapa saja dijumpai tanpa harus membedakan suku, agama, ras dan golongan. Pendidikan diarahkan pada upaya memanusiakan manusia atau membantu ,proses humanisasi, artinya pelaksaanan dan proses pendidikan harus mampu membantu peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bemilai tinggi (berrnoral, berwatak, bertanggung jawab dan bersosialitas). Para peserta didik (mahasiswa) perlu dibantu untuk hidup berdasarkan pada nilai moral yang benar, mempunyai watak yang baik dan 4 bertanggung jawab terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan. Dalam konteks inilah pendidikan (dosen) menjadi sangat panting. Keberhasilan institusi pendidikan dalam meneetak SDM yang berkualitas sebagai aktor dalam melaksanaakan pembangunan, tidak terlepas dari kemampuan para stake holder dalam mengelota dan metaksanakan proses pembelajaran. Salah satu diantara stakeholder yang mempunyai peran penting dalam proses belajar mengajar adalah pendidik yaitu guru atau dosen. Dosen dianggap sebagai komponen yang paling penting karena kompnen ini mampu memahami, mendalami, melaksanakan dan akhimya mencapai tujuan proses pembelajaran. Dosen juga berperan panting dalam kaitannya dengan kurikulum, pemanfaatan media pembelajaran serta sarana dan prasarana (lingkungan kerja), karena dosenlah yang secara langsung berhubungan dan berinteraksi dengan mahasiswa. Oleh sebab itu dalam mensukseskan proses pembelajaran yang berkualitas sebagai upaya meneiptakan SDM yang berkualitas dalam melaksanakan pembangunan bangsa maka seorang dosen harus mampu menunjukkan kine~a yang optimal atau memuaskan. Para pakar menyatakan bahwa terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi kinerja dosen, diantaranya adalah lingkungan kerja dimana dosen melaksanakan tugas-tugasnya, keterampilan mengajar, sikap mental dan disiplin kerja. Menurut Gibson (1993:24), lingkungan ke~a termasuk variabel sumber daya dalam lingkup organisasi selain manusia sebagai pendukung 5 penlaku kerja. Lingkungan kerja dikatakan mendukung karena tanpa lingkungan kerja yang memadai, maka pekerjaan akan terhambat, terganggu bahkan dapat terhenti sama sekali. Artinya kinerja organisasi ataupun kinerja seorang dosen akan sangat rendah jika seorang dosen dalam melaksanakan tugasnya tidak didukung oleh lingkungan kerja yang kondusif. Namun sebaliknya jika lingkungan kerja seorang dosen kondusif akan berdampak terhadap peningkatan kinerja. Dengan demikian lingkungan kerja ini tidak dapat diabaikan karena keberhasilan dalam melakukan aktivitas suatu organisasi yang didalamnya termasuk dosen tergantung pada tinggi rendahna dukungan lingkungan kerja baik berupa sarana maupun prasarana serta media pemelajaran. Berdasarkan pengertin di atas, dapat diketahui bahwa lingkungan kerja seorang dosen adalah habitat atau kondisi kerja yang tertib, aman, sehat, bersih dan nyaman, sedangkan pemanfaatan isi adalah rnenyangkut kecukupan sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar mengajar berupa; ruangan, meja dan kursi belajar, OHP, LCD, laboratorium, perpustakaan. Kecukupan sarana dan prasarana yang disebut sebagai lingkungan kerja akan mendukung terciptanya kinerja dosen yang memuaskan. Di samping lingkungan kerja dosen keterampilan menajar yang harus kondusif, juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dosen (Stoner, 1999:18). Keteramplan (skill) yaitu kemampuan seseorang untuk mlekasanakan suatu pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya (Stoner, 1999:19). Jadi 6 keterampilan mengajar adalah kemampuan yang dimiliki seorang dosen untuk mengajar dengan baik dengan pengetahuan yang mencukupi, alatalat atau media dalam proses belajar mengajar dan teknik-teknik penguasaan kelas ataupun materi ajar, sehingga proses belajar mengajar akan terlaksana dengan baik yang bermuara terhadap kepuasan yang diajar. Dosen yang memiliki keterampilan mengajar yang baik akan disukai oleh para mahasiswanya, dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai dan kinerja dosen akan meningkat. Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kinerja dosen adalah sikap mental (Moenir, 1992:34). Moenir menyatakan bahwa sikap adalah suatu hasil proses dan pikiran mengenai objek tertentu setelah dirangsang baik dari dalam maupun dari luar pikiran. Jadi sikap adalah suatu bentuk akktivitas akal dan pikiran yang ditujukan pada objek tertentu yang dihadapi dan hasil dari aktivitas tersebut yaitu suatu pilihan atau ketetapan hati terhadap objek itu yang mencakup; senang, tidak senang, ragu, masa bodoh, curiga, menerima atau menolak. Berkaitan dengan kinerja dosen, maka sikap yang paling sesuai dimiliki oleh seorang dosen berkenaan dengan tugasnya sebagai pendidik dalam suatu institusi pendidikan adalah sikap menerima. Yang dimaksud dengan sikap menerima di sini bukanlah dicerminkan oleh adanya keuntungan sepihak baik institusi maupun individu dosen, tetapi yang dimaksud dengan sikap menerima adalah sikap yang ditunjukkan oleh setiap dosen karena pekerjaan itu memang sesuai dengan minat atau 7 k:einginan. Sikap menerima yang dimiliki oleh seorang dosen akan berpengaruh terhadap pencapaian kine~a yang optimal. Selanjutnya faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kine~a dosen adalah disiplin kerja {Drost, 2001:11 ), Keberhasilan dalam melaksanakan proses belajar mengajar tidak terlepas dari disiplin dari pengajar (dosen) serta yang diajar (mahasiswa). Disiplin adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh institusi dimana seorang dosen bertugas, baik peraturan tertulis maupun tidak tertulis. Menurut Nitisemito (1996:13), bahwa disiplin merupakan suatu peraturan institusi yang harus dipatuhi oleh setiap pegawai (dosen), sehingga bagi setiap dosen yang melakukan pelanggaran disiplin akan dikenakan sanksi. Tindakan disiplin atau sanksi dapat berupa teguran-teguran (reminds), penskoran (suspension), penurunan pangkat atau gaji (reduction in rank of pay) dan pemecatan (tiring). Dosen yang tidak disiplin dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar akan mendapat sanksi berupa penundaan kenaikan pangkat dan atau pemecatan dari jabatan sebagai dosen. Dari pengertian yang diutarakan di atas dapat diketahui bahwa kinerja seorang dosen digambarkan oleh kemarnpuannya untuk menangani dan menyelesaikan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya dengan baik berdasarkan tugas pokok dan fungsinya sebagai dosen yaitu kecakapannya dalam merencanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran dengan baik. melaksanakan serta 8 Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Lingkungan Ke~a dan Keterampilan mengajar serta Sikap Mental dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Dosen pada Diloma 3 STIESIA Surabaya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah lingkungan terja, keterampitan mengajar, sikap mental dan disipNn kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kine~a dosen Diploma 3 STIESIA Surabaya?. 2. Apakah Jingkungan kerja, keterampiJan mengajar, sikap mental dan disiplin kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen Diploma 3 STIESIA Surabaya?. 3. VariabeJ manakah diantara Jingkungan kerja, keterampilan mengajar, sikap mental dan disiplin kerja yang berpengaruh dominan terhadap kinerja dosen Diploma 3 STIESJA Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis secara simultan pengaruh lingkungan kerja, keterampilan mengajar, serta sikap mental dan disiplin kerja terhadap kinerja dosen Diploma 3 STIESIA Surabaya 2. Untuk mengetahui dan menganalisis secara parsial pengaruh lingkungan kerja, keterampilan mengajar, sikap mental dan disiplin kerja terhadap kinerja dosen Diploma 3 STIESIA Surabaya 9 3. Untuk mengetahui dan menganalisis manakah diantara variabel lingkungan kerja, keterampilan mengajar, sikap mental dan disiplin kerja yang berpengaruh dominan terhadap kinerja dosen Diploma 3 STIESIA Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoritis. 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan kerja, keterampilan mengajar, sikap mental, disiplin kerja dan kinerja dosen khususnya dilingkungan program Diploma 3. 2. Menambah referensi bagi peneliti lain, yang ingin mengembangkan peneltian tentang kemungkinan faktor-faktor lain yang berpengaru terhadap kinerja dosen di lingkungan program Diploma 3 khususnya. 1.4.2 Secara Praktis. 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih lanjut kepada pihak manajemen STIESIA, dalam upaya peningkatna kualitas proses pembelajara umumnya dan kinerja dosen pada khususnya. 2. Untuk menambah koleksi karya ilmiah dalam bentuk tesis yang berkaitan dengan lingkungan kerja, keterampilan mengajar, sikap mental, disiplin kerja dan kinerja dosen di lingkungan program Diploma 3. 10 1.5 Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini dilakukan hanya di satu unit kerja (Studi Kasus) yaitu pada Program Diploma 3 STIESIA Surabaya dengan mempertimbangkan pada kepraktisan (lingkungan kerja peneliti), keterbatasan pembiayaan dan waktu penelitian. 2. Responden pada penelitian ini adalah para dosen yang masih aktif mengajar pada program Diloma 3 STIESIA Surabaya. 3. Kinerja dosen hanya diukur dengan cara meenanakan prses belajar mengajar 4. Penelitian dilakukan terhadap permasalahan tahun 2008. _/