Pengaruh Ekstrak Buah Garcinia atroviridis Pada Kadar Trigliserida Dalam Darah Tikus Strain Wistar yang Diberi Asupan Lemak Berlebih Christopher Rico Andrian*, Rosila Idris** * Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia ** Departemen Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia ABSTRAK Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dengan angka kejadian yang terus bertambah.Salah satu faktor resiko dari penyakit ini adalah hipertrigliserida. Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang ditujukan untuk mengetahui metode induksi peningkatan kadar trigliserida, dan efektifitas ekstrak buah Garcinia atroviridissebagai antitrigliserida. Penelitian terbagi menjadi 2, pertama untuk mencari metode induksi, untuk membuktikan efektifitas ekstrak buah Garcinia atroviridis. Penelitian pertama terdiri dari kelompok tinggi lemak diberikan diet tinggi lemak (0,375ml gajih ayam, 1,5ml kuning telur puyuh, dan 1ml PTU) dan kelompok tanpa lemak diberikan diet standar dan PTU. Penelitian kedua terdiri dari kelompok uji diberikan diet tinggi lemak dengan jumlah yang sama ditambah dengan ekstrak buah Garcinia atroviridis dalam 3 dosis (10mg, 20mg, 30mg). Setiap kelompok tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan kadar trigliserida darah. Hasilnya diuji dengan tes parametrik t-test untuk menguji metode induksi, dan one way ANOVA untuk menguji efektifitas ekstrak. Terdapat perbedaan tidak signifikan (p=0,255). Pada kelompok ekstrak didapatkan perbedaan yang signifikan pada kelompok uji 1a, dan 1c (p=0,006). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat efek yang signifikan dari ekstrak buah Garcinia atroviridis untuk menurunkan kadar trigliserida berdasarkan dosis pada darah tikus strain Wistar yang diberi asupan lemak berlebih. Kata kunci : Kadar trigliserida; Garcinia atroviridis; tikus stain Wistar; asupan lemak berlebih ABSTRACT Cardiovascular diseases, the world’s number one cause of death has certainly keep increasing. One of the risk factor is hypertriglyceride. This study is an experimental based study which was conducted to learn induction method to increase triglyceride level, and the effect of extract Garcinia atroviridis fruit extract as antitriglyceride. This study was separated into 2, first to look for induction method, second to prove the effect of Garcinia atroviridis fruit extract. The first study consists of high-fat group that was given high fat diet (0,375ml fatty portion of chicken meat; 1,5ml quail’s egg yolk; and 1ml PTU) and non-fat group, that was given standard diet and 1ml PTU. The second study consists of group treatments, which were given high fat diet and extract of Garcinia atroviridis fruit in 3 doses (10mg, 20mg, 30mg). Each group then examined for their triglyceride level. The results were analyzed using t-test for induction method and one-way ANOVA test for the effect of extract There are no significance different between groups without extract (p=0,255). In groups with extract, there’s a significance difference 1 Pengaruh ekstrak buah..., Christopher Rico Andrian, FK UI, 2013 2 between groups (p=0,006). Therefore it concluded that there are significance effect of Garcinia atroviridis fruit extract in reducing triglyceride level in Wistar strain rats blood. Keywords : Triglyceride level; Garcinia atroviridis;Wistar strainrats; high fat diet. Pendahuluan Penyakit kardiovaskuler masih merupakan pembunuh nomor satu dunia dan angka kejadiannya terus meningkat.1 Pada tahun 2002, kematian warga negara Amerika akibat penyakit kardiovaskuler mencapai 22,6% dari total kematian populasi.2 Di Indonesia sendiri menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2006, tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskuler mencapai 2006 mencapai 25%. Salah satu faktor resiko dari penyakit kardiovaskuler adalah peningkatan konsentrasi plasma trigliserida (hipertrigliserida).Peningkatan kadar trigliserida dapat berkontribusi secara langsung dan selalu disertai dengan peningkatan faktor-faktor resiko lain seperti obesitas, sindrom metabolik, biomarker proinflamasi dan protrombotik dan juga diabetes mellitus tipe 2.3 Trigliserida merupakan lipid utama dalam makanan, yang kemudian akan diserap dan ditranspor dalam tubuh sebagai kilomikron.4 Setelah ditranspor, trigliserida akan disimpan dalam tubuh dalam bentuk yang sama yang nantinya akan disiapkan untuk menjadi sumber energi5 dan bahan baku hormon.4,6 Trigliserida dalam makanan ditemukan pada daging, minyak kelapa, mentega, susu, dan telur.7 Garcinia atroviridis dikenal oleh awam sebagai asam gelugur, sering sekali digunakan sebagai bumbu dalam makanan tradisional di Indonesia, seperti di Riau dan Sumatra.8 Selain sebagai bumbu masakan, Garcinia atroviridis juga dipercaya sebagai obat penurun berat badan. Buah Garcinia atroviridis mengandung asam sitrat, asam tartar, asam malat, asam usinat, cambogin, garcinol, isogarcinol, camboginal, asam askorbat yang memiliki aktivitas antioksidan, dan asam hidroksisitrat9 yang dapat menghambat sintesis lemak.10 Berdasarkan literatur dan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, timbul pertanyaan apakah ekstrak buah Garcinia atroviridis yang dipercaya memiliki efek menurunkan berat badan memiliki efek yang sama dalam menurunkan kadar trigliserida. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian eksperimental menggunakan tikus betina strain Wistar yang telah diberi asupan lemak berlebih, dan kemudian diberikan ekstrak etanol 90% buah Garcinia Pengaruh ekstrak buah..., Christopher Rico Andrian, FK UI, 2013 3 atroviridis. Tinjauam Pustaka Trigliserida yang juga disebut triasilgliserol (lemak), disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil yaitu, gliserol dan asam lemak.Salah satu ujung atom karbon dari asam lemak tersebut adalah “kepala” yang terdiri atas suatu gugus karboksil, gugus fungsional sehingga molekul ini disebut asam lemak. Dalam pembuatan trigliserida, tiga asam lemak masing-masing berikatan dengan gliserol melalui ikatan ester, suatu ikatan antara gugus hidroksil dan gugus karboksil.11 Lemak atau lipid diperlukan oleh seluruh tubuh, sel memerlukan lipid untuk menjaga membran plasma, begitu juga dengan hormon steroid penting yang harus ditranspor ke jaringan tertentu.Akan tetapi, lipid tidak larut dalam air, oleh karena itu diperlukan mekanisme transpor spesial yang membawa lipid dalam aliran darah yaitu lipoprotein.Lipoprotein merupakan kompleks lipid protein yang membawa gliserida dan kolesterol tidak larut air. Terdapat lima grup mayor lipoprotein yang dibedakan berdasarkan besar, dan proporsi lipid-protein didalamnya:12 1. Kilomikron. Hampir 95% dari kilomikron terdiri dari trigliserida. Kilomikron membawa lipid makanan yang telah diserap di usus menuju sirkulasi darah. 2. Very Low-Density Lipoproteins (VLDL). VLDL terdiri dari trigliserida yang dibentuk oleh hati dan sebagian kecil fosfolipid dan kolesterol. Fungsi utama VLDL adalah untuk transportasi trigliserida ini menuju jaringan periferal. 3. Intermediate-Density Lipoprotein (IDL). IDL terdiri dari sebagian kecil trigliserida daripada VLDL dan lebih banyak fosfolipid dan kolesterol daripada LDL. 4. Low-Density Lipoprotein (LDL). LDL terdiri dari kolesterol dan sedikit trigliserida dan fosfolipid. Lipoprotein ini berfungsi untuk transportasi kolesterol ke jaringan peripheral. Lipoprotein ini sering sekali membentuk plak di arteri, yang dapat menyebabkan atherosclerosis, sehingga sering disebut kolesterol jahat. 5. High-Density Lipoprotein (HDL). HDL terdiri dengan komposisi yang seimbang antara lipid dan protein. Lipid HDL berada dalam bentuk kolesterol dan fosfolipid. Fungsi utama dari HDL adalah untuk transportasi kelebihan kolesterol di jaringan perifer kembali ke hati untuk diekskresikan melalui empedu. Karena kerja dari HDL berlawanan dengan LDL, maka HDL sering disebut kolesterol baik. Pengaruh ekstrak buah..., Christopher Rico Andrian, FK UI, 2013 4 Hipertrigliserida merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan kadar serum trigliserida. Menurut The National Cholesterol Education Program (NCEP) Adult Tratment Panel III (ATP III), seorang dewasa dikatakan mengalami peningkatan kadar trigliserida jika mencapai 150 mg/dL atau lebih.13The Prospective Cardiovascular Munster (PROCAM) menyebutkan bahwa peningkatan kadar trigliserida dari 200 mg/dL hingga 800 mg/dL dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler.14 Sesuai dengan patofisiologinya, peningkatan kadar trigliserida dan hubungannya dengan penyakit kardiovaskuler tidak muncul sebagai abnormalitas lipid tersendiri, melainkan selalu diikuti dengan penurunan HDL-kolesterol dan partikel LDL, walaupun tingginya trigliserida sendiri secara independen merupakan arterogenik.15Metabolit proarterogenik atau abnormalitas biokimia lainnya (obesitas, diabetes tipe 2, penurunan kadar HDL-kolesterol, peningkatan partikel LDL, peningkatan asam lemak bebas, disglikemia, hiperinsulinemia, peningkatan viskositas plasma, peningkatan molekul inflamasi, fibrinolisis yang tidak seimbang, protrombosis) berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida.14 Lipoprotein arterogenik tersebut adalah VLDL dan IDL, keduanya memiliki partikel kolesterol yang tinggi yang merupakan kepunyaan dari LDL dan berkontribusi dalam pembentukan foam cell di dinding arteri.13 Sedangkan kilomikron tidak secara langsung merupakan arterogenik walaupun ada beberapa kasus yang melaporkan arterosklerosis pada penderita hiperkilomikronemia.16 Garcinia atroviridis yang biasanya disebut sebagai asam gelugur merupakan tumbuhan yang buahnya sering dipakai di Thailand (Thai medicine) sebagai obat untuk menurunkan berat badan.17 Selain itu, di Malaysia, buah dari Garcinia atroviridis sering dipakai sebagai bumbu masakan, dan daunnya dapat dimakan mentah atau dijadikan salad.18 Sedangkan di Indonesia sendiri, Garcinia atroviridis digunakan juga sebagai bumbu pemberi rasa asam dan manisan.19 Pada buah Garcinia atroviridis ditemukan asam sitrat, asam tartat, asam malat, dan asam askorbat yang memiliki aktivitas antioksidan.Selain buah, pada kulitGarcinia atroviridis dapat ditemukan asam hidroksisitrat yang juga ditemukan pada spesies Garcinia lainnya. Asam hidroksisitrat memiliki potensi sebagai inhibitor enzim ATP sitrat liase yang berfungsi untuk mengkatalisis pembelahan ekstramitokondrial dari sitrat menjadi oksaloasetat dan asetil-KoA dalam siklus Krebs. Dengan diinhibisinya enzim ini, ketersediaan asetil-KoA yang digunakan untuk sintesis asam lemak dan lipogenesis menjadi terbatas.9 Selain itu asam hidroksisitrat juga menghambat pancreatik α-amilase dan juga α-glukosidase sehingga dapat Pengaruh ekstrak buah..., Christopher Rico Andrian, FK UI, 2013 5 mereduksi metabolisme karbohidrat dalam tubuh.20 Metode Penelitian Terdapat 2 buah penelitian, penelitian pertama ditujukan untuk mengetahui metode induksi yang paling tepat, sedangkan metode yang kedua digunakan untuk mengetahui efektifitas ekstrak buah Garcinia atroviridis. Kedua penelitian tersebut menggunakan desain penelitian ekperimental paralel dengan matchingagar hubungan yang ingin diketahui dalam penelitian ini lebih bermakna kuat Penelitian dilakukan di Laboratorium Hewan Percobaan Pusat Biomedis dan Farmasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, yang berlamatkan di Jl. Salemba Raya No.4 Jakarta Pusat.Penelitian dilaksanakan mulai dari 11 Juli 2010 sampai dengan Juli 2012. Rincian kegiatan lainnya dapat dilihat pada tabel rincian kegiatan yang dilampirkan pada bagian lampiran pada bagian lampiran Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus strainWistar dengan kriteria; tikus putih strain Wistar, jenis kelamin betina dengan usia 8 – 10 minggu, berat badan berkisar antara 160 – 200 g, sehat dan terbebas dari penyakit atau infeksi lain. Untuk mencari besar sampel pada masing-masing kelompok dalam penelitian ini, digunakan rumus Federer, akan tetapi Untuk efesiensi maka untuk tiap kelompok kedua penelitian ini hanya digunakan 5 ekor tikus. Sehingga total sampel yang dipakai untuk kedua penelitian ini adalah 10 ekor dan 15 ekor Pembuatan ekstrak buah Garcinia atroviridis, dilakukan dengan menggunakan etanol 90%.Dua puluh lima tikus didapatkan dari Laboratorium Hewan Percobaan Pusat Biomedis dan Farmasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pemberian perlakuan dibagi menjadi 2 tahap, tahap pertama dilakukan selama 21 hari dengan semua kelompok tikus, kecuali kelompok tikus tanpa lemak, diadaptasikan dengan pemberian diet tinggi lemak berupa 1,5 ml kuning telur puyuh, dan 0,375 ml gajih ayam yang telah dipanaskan hingga cair, dan 1 ml Prophyiltiouracil (PTU). Pemberian diet tinggi lemak, PTU bertujuan untuk menginduksi peningkatan kadar trigliserida. Kelompok tikus tanpa lemak hanya diberikan PTU selama 21 hari pada tahap pertama.Tahap kedua dilakukan pada 21 hari berikutnya, dimana tikus selain kelompok tikus tanpa lemak dan tikus tinggi lemak tetap diberikan diet tinggi lemak dan PTU dengan tujuan untuk mempertahankan kadar trigliserida darah dalam diet. Selain itu juga ditambahkan dengan ekstrak buah Garcinia atroviridis dengan cara pencekokan langsung Pengaruh ekstrak buah..., Christopher Rico Andrian, FK UI, 2013 6 kedalam mulut tikus dengan sonde. Data yang didapatkan dari hasil perhitungan kelompok tikus tinggi lemak dan tikus tanpa lemak selanjutnya dianalisis secara statistik dengan uji statistik t-test. Tiga kelompok uji lainnya akan dianalisis secara statistik dengan One-way ANNOVA yang kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Pengolahan data statistik dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20for Windows®.Sebelum menentukan uji hipotesis yang akan digunakan, dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov dan ShapiroWilk. Penggunaan hewan coba pada penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universita Indonesia. Hasil Penelitian Tabel 1.Hasil pengukuran kadar trigliserida kelompok tikus tanpa lemak dan tikus tinggi lemak pada hari ke-21 Kadar Trigliserida (g/dL) Normal Tinggi Lemak 30 44 20 33 28 31 25 28 45 46 Tabel 2.Hasil pengukuran kadar trigliserida kelompok uji 1a, 1b, 1c pada hari ke-42 Kadar Trigliserida (g/dL) 1a 1b 1c 121 129 44 165 100 62 158 77 63 51 74 48 134 80 - Pengaruh ekstrak buah..., Christopher Rico Andrian, FK UI, 2013 7 Pada kelompok tikus tanpa lemak dan tinggi lemak ditemukan perbedaan kadartrigliserida secara keseluruhan. Kelompok tikus tinggi lemak memiliki kadar trigliserida (36,4 ± 8,08 g/dL) yang lebih tinggi daripada kadar trigliserida kelompok tikus tanpa lemak (29,6 ± 9,40 g/dL). Akan tetapi kedua kelompok ini memberikan nilai p=0,255 yang berarti bahwa tidak ditemukan perbedaan bermakna (p <0,05) perlakuan diet tinggi lemak pada kedua kelompok tikus ini. Pada kelompok uji ditemukan perbedaan kadar trigliserida yang bervariasi jika dibandingkan dengan kelompok yang lain. Perbedaan ini berurutan pada kelompok uji 1a memiliki kadar trigliserida (125,8 ± 45,43 g/dL) yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok uji yang lain. Kadar trigliserida kelompok uji 1b (92 ± 23,05 g/dL) lebih rendah daripada kelompok uji 1a akan tetapi lebih tinggi daripada kadar trigliserida kelompok uji 1c (54,25 ± 9,67 g/dL). Kelompok uji 1a tidak memberikan perbedaan bermakna dengan nilai p=0,114 ketika diuji dengan kelompok uji 1b. Sedangkan jika diuji dengankelompok uji 1c, kelompok uji 1a memberikan perbedaan yang bermakna dengan nilai p=0,006 ketika diuji bersama dengan kelompok uji 1a.Pada kelompok uji 1b dengan dosis ekstrak 2 kali dosis pada kelompok uji 1a, juga tidak memberikan perbedaan bermakna ketika diuji dengan kelompok uji 1cdengan nilai p=0,098. Pembahasan Kadar trigliserida kelompok tikus tanpa lemak dan kelompok tikus tinggi lemak, tidak memiliki perbedaan bermakna. Hal ini serupa dengan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Amran et al20, dimana terdapat dua kelompok tikus yang dilakukan diet tingggi lemak dan yang tidak diberikan diet tinggi lemak. Setelah diuji kedua kelompok tersebut memberikan hasil kadar trigliserida yang tidak terlalu jauh berbeda (1,6 ± 0,40 mmol/L dan 1,52 ± 0,70 mmol/L). Hal ini membuktikan bawah pemberian diet tinggi lemak yang berlangsung selama 21 hari belum cukup untuk dapat menginduksi peningkatan kadar trigliserida dalam darah tikus. Sedangkan pemberian dalam jangka waktu yang lebih lama seperti yang dilakukan pada kelompok uji, selama 42 hari, memberikan kadar trigliserida yang lebih tinggi. Dapat dilihat bahwa rata-rata kadar trigliserida pada kelompok tikus tinggi lemak (21 hari diet tinggi lemak) 36,4 g/dL sedangkan kelompok tikus uji 1a (42 hari diet tinggi lemak + ekstrak buah Garcinia Pengaruh ekstrak buah..., Christopher Rico Andrian, FK UI, 2013 8 atroviridis) memiliki rata-rata kadar trigliserida 125,8 g/dL, begitu pula jika dibandingkan dengan kelompok uji 1b (92 g/dL), dan 1c (54,25 g/dL). Terjadi penurunan yang bermakna antara kelompok uji 1a dengan kelompok uji 1c (p=0,006), akan tetapi tidak pada kelompok lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh ekstrak Garcinia atroviridis pada kadar trigliserida dalam darah tikus strain Wistar. Akan tetapi pengaruh ekstrak ini dapat dilihat pada perbedaan dosis lebih atau sama dengan 20 mg, bukan pada perbedaan dosis 10 mg. Asam hidroksisitrat merupakan zat aktif yang terdapat pada Garcinia atroviridis17 yang dapat mengintervensi metabolisme sintesis lemak dengan memotong jalur pembentukan asam lemak pada enzim ATP-sitrat liase. Selain itu asam hidroksisitrat dapat menghambat pankreatik α-amilase dan juga α-glukosidase sehingga dapat mereduksi metabolisme karbohidrat dalam tubuh.20 Dalam metabolisme lemak, sintesis trigliserida pertama kali di hati untuk pembentuk lipoprotein VLDL. Dengan dipotongnya jalur tersebut, VLDL yang kaya akan hasil pembentukan trigliserida oleh hati menjadi sedikit kadarnya dalam darah.12 Struktur kimia yang terdapat pada asam hidroksisitrat yang terdapat pada Garcinia atroviridis ini17, memiliki sifat polar.Sifat polar ini menyebabkan zat aktif memiliki farmakokinetik yang sulit untuk dapat diadsorbsi oleh tubuh dikarenakan sebagian besar penyerapan dalam tubuh secara difusi pasif. Sesuai dengan hukum Fick, hanya bentuk non-ion (non-polar) yang mempunyai kelarutan lemak yang dapat berdifusi, sedangkan bentuk ion (polar) tidak dapat berdifusi karena tidak mempunyai kelarutan lemak.21 Oleh karena itu, pada dosis 10 mg yang bersifat polar, akan sedikit sekali kesempatan bahan aktif untuk dapat diadsorbsi oleh tubuh. Dengan bertambahnya dosis, kemungkinan untuk dapat diadsorbsi akan lebih besar sehingga pengaruhnya akan lebih terlihat pada penurunan kadar trigliserida dalam darah tikus strain Wistar. Kesimpulan Metode induksi dengan asupan 0,375 ml gajih ayam, 1,5 ml kuning telur puyuh secara oral selama 21 hari belum cukup untuk menginduksi peningkatan kadar trigliserida dalam tubuh tikus strain Wistar, Akan tetapi jika durasi diperpanjang menjadi 42 hari, akan terjadi peningkatan yang signifikan pada kadar trigliserida. Esktrak buah Garcinia atroviridismemberikan pengaruhdalam menurunkankadar Pengaruh ekstrak buah..., Christopher Rico Andrian, FK UI, 2013 9 trigliserida dalam darah tikus strain Wistar. Penurunan kadar trigliserida ini sebanding dengan peningkatan dosis esktrak buah Garcinia atroviridis dimana pada penelitian ini, dosis paling efektif dalam menurunkan kadar trigliserida adalah pada dosis 30 mg. Saran Pada penelitian untuk mengetahui metode induksi yang tepat, Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan durasi metode induksi yang lebih lama (>21 hari). Selain itu perlu juga perlu dibandingkan ekstrak buah Garcinia atroviridis dengan obat penurunan trigliserida standar Diperlukan juga uji toksisitas pada ekstrak ini. Dalam perannya untuk mengatasi penyakit kardiovaskular, ekstrak buah Garcinia atroviridis saja tidak cukup, harus ditambah dengan diet rendah lemak dan karbohidrat. Kepustakaan 1. Arief I. Ancaman dari pembunuh no.1 dunia. National Cardiovascular Center Harapan Kita. Dipublikasikan pada bulan Juni 2010. Diunduh dari http://www.pjnhk.go.id/content/view/3075/32/ pada bulan Agustus 2011 2. World Heatlh Organization (WHO). World Heatlh Report 2004:Annex Table 2 Deaths by cause, sex and mortality stratum in WHO regions, estimates for 2002. 2004. p. 120-5 3. Yuan G, Al-Shali KZ, Hegele. Hypertriglyceridemia: its etiology, effects, and treatment. CMAJ. 207; 176(8): 1113-20 4. Botham KM, Mayes PA. Harper’s illustrated biochemistry: Lipids of physiologic significance. 28th ed. China: McGraw-Hill; 2009. p. 124 5. Bender DA. Harper’s Illustrated biochemistry: Overview of metabolism & the provision of metabolic fuels. 28th ed. China: McGraw-Hill; 2009. p. 134 6. Weil PA. Harper’s Illustrated Biochemistry: The Divesity of the endocrine system. 28th ed. China: McGraw-Hill; 2009. p. 430 7. Hapsari AI. Perbandingan efek pemberian sari kedelai kuning dan hitam terhadap rasio kolesterol LDL/HDL darah tikus putih (Rattus norvegicus) dengan diet tinggi lemak (Artikel Ilimiah). Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. 2009. Pengaruh ekstrak buah..., Christopher Rico Andrian, FK UI, 2013 10 8. Unknown. Asam kandis, asam gelugur, siriang-riang. [ Updated 2011 Jan 12; cited 2012 Jul 6]. Available from http://www.sungaikuantan.com/2011/01/asam-kandis-asam-gelugurketiga-asam.html 9. Achmadi SS. The potency of potassium hydroxycitrate derived from gelugur fruit (Garcinia atroviridis) in reducing body weight and cholesterol levels in rats. Hayati. 2001; 8(1) :23-6 10. Bender AD. Harper’s illustrated biochemistry: The citric acid cycle: The catabolism of acetyl-coa. 28th edition. Mc Graw-Hill; 2009. p. 143-7 11. Molina M. Biologi: Struktur dan fungsi makromolekul. 5th edition. Jakarta: Erlangga; 1999. p. 70 12. Martini FH, Nath JL. Fundamentals of anatomy &physiology: Metabolism and energetics. 8th edition. California: Pearson; Benjamin Cummings; 2009. p. 944-6 13. National Institute of Health . NCEP panel on: Detection, evaluation, and treatment of high blood cholesterol in adults (Adult Treatment Panel III) Final Report. 2002. p. II-5 - II-7 14. Assmann G, Schulte H.The importance of triglycerides: results from the prospective cardiovascular münster (PROCAM) study.Eur J Epidemiol. 1992. 1:99-103. 15. Robins SJ. Triglycerides, avariable cardiovascular risk factor. US Endocrine Disease. 2006; 63-4 16. Miller M, Stone NJ, Ballantyne C, Bittner V, Crique MH, Ginsberg HN, et al. Triglicerides and cardiovascular disease: A scientific statement from american heart association. Circulation. 2011;123:2292-333 17. Dweck AC. A Review of asam gelugor (Garcinia atroviridis) Friff. ex T. Aders. Dweck Data. 2007;1-4 18. Mackeen MM, Ali AM, Lajis N, Kawazu K, Kikuzaki H, Nakatani N. Antifungal garcinia acid esters from the fruits of Garcinia atroviridis.Verlag der Zeitschrift fur Naturforschung. 2002; 291-5 19. Prasetio A. Mempelajari proses pembuatan dan daya simpan koktail asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex. T. Anders) [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. 2006. p. 3 20. Amran AA, Zaiton Z, Faizah O, Morat P. Effects of Garcinia atroviridis on serum profiles and atherosclerotic lesions in the aorta of guinea pigs fed a high cholesterol diet. Singapore Med J. 2009; 50 (3) : 295-9 Pengaruh ekstrak buah..., Christopher Rico Andrian, FK UI, 2013 11 21. Setiawati A, Suyatna F, Gan S. Farmakologi dan terapi: Pengantar Farmakologi. 5th ed. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI; 2007. p.2-3 Pengaruh ekstrak buah..., Christopher Rico Andrian, FK UI, 2013