MEMBANGUN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN KUBE MASYARAKAT DESA DIDALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI KELUARGA ( STUDI DIDESA TOAPAYA SELATAN KECAMATAN TOAPAYA KABUPATEN BINTAN) NASKAH PUBLIKASI OLEH TEDDY ANDRIAN NIM.120563201108 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016 1 MEMBANGUN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN KUBE MASYARAKAT DESA DI DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI KELUARGA (STUDI DI DESA TOAPAYA SELATAN KECAMATAN TOAPAYA KABUPATEN BINTAN) Teddy Andrian 120563201108 Abstrak Usaha/wirausaha merupakan suatu bagian penambah penghasilan yang ada didalam lingkungan keluarga, salah satunya seperti usaha yang dijalankan oleh sekelompok desa yang memanfaatkan program bantuan pemerintah seperti program Kelompok Usaha Bersama (KUBE), yaitu suatu kelompok yang dibentuk oleh warga/keluarga-keluarga kurang mampu (prasejahtera) yang menerima pelayanan sosial melalui kegiatan program pemerdayaan fakir miskin. Dimana, dalam bantuan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk menjalankan usaha guna menambah penghasilan keluarga desa tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk membangun semangat kewirusahaan masyarakat dalam program bantuan modal Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Desa Toapaya Selatan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang dengan 1 orang sebagai informan kunci (key informan). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah Desa Toapaya Selatan memiliki program kelompok usaha bersama yaitu Kelompok Usaha Bersama (KUBE) namun hingga saat ini usaha tersebut hanya dijalankan oleh beberapa kelompok saja. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah masalah-masalah yang timbul dalam menjalankan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) tersebut disebabkan karena hanya ada beberapa kelompok masyarakat saja yang memiliki bakat dan skil dalam mengembangkan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE), sehingga kurangnya antusias masyarakat desa dalam menjalankan program tersebut. Saran dalam penelitian ini adalah agar program bantuan dari pemerintah dapat berjalan dengan baik dan mampu mensejahterakan masyarakat desa dalam meningkatkan ekonomi keluarga, diharapkan agar pemerintah, pendamping maupun Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dapat bekerja sama dengan baik untuk mengembangkan usaha-usaha yang ada dan pemerintah dengan rutin dapat memberikan pengarahan-pengarahan berupa sosialisasi kepada masyarakat desa tentang upaya yang dilakukan dalam mengembangkan dan meningkatkan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang mereka jalankan. Kata kunci : Kewirausahaan, KUBE, Kemandirian Ekonomi Keluarga 2 1. Pendahuluan Didalam menciptakan kesejahtraan di Indonesia, kita dapat melihat ada beberapa hal yang menyangkut dalam kemandirian masyarakat dalam usaha mempertahankan hidup kesehariannya. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sistem pemerintahan, untuk menanggulangi kemiskinan yang terjadi di Indonesia, pemerintah membuat suatu kebijakan untuk mengurangi angka kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Menurut Wrihatnolo Nugroho (2001:33-34), “Upaya penanggulan kemiskinan secara konseptional dapat dilakukan oleh beberapa jalur strategis yaitu : perluasan kesempatan pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas dan perlindungan sosial. Berdasarkan hasil survei dari gambaran perekonomian di Indonesia pada tanggal 25 Mei-2 Juni 2015 di 34 provinsi kemarin, hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, kondisi perekonomian Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko widodo memburuk. Penilaian ini dilakukan dengan membandingkannya dengan kondisi perekonomian tahun lalu. Direktur Eksekutif (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan, sebanyak 31,5 persen responden menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih buruk dibanding tahun terakhir masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jika dibandingkan dengan survei dalam periode yang sama, tahun lalu hanya 28,3 persen koresponden yang menyatakan bahwa kondisi ekonomi lebih buruk. "Sejak dilantik sebagai Presiden pada Oktober 2014 hingga menjelang setahun, kondisi ekonomi nasional cenderung berubah dari positif menjadi negatif", kata Djayadi saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Kamis (9/7/2015). Sementara itu, hanya 22,4 persen koresponden yang menyatakan bahwa kondisi perekonomian lebih baik. Persentase itu mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 31,2 persen. Kondisi tersebut, kata Djayadi, semakin buruk karena masyarakat 3 kesulitan dalam memperoleh lapangan pekerjaan. Survei ini dilaksanakan pada 25 Mei-2 Juni 2015 terhadap 1.220 responden di 34 provinsi. Kita dapat melihat bahwa banyak masyarakat di Indonesia yang termasuk kategori masyarakat miskin, hal itu juga karena kurangnya masyarakat yang kurang berinsiatif dalam menjalankan kehidupannya. Adapun beberapa program yang diterapkan oleh pemerintah dalam mengatasi kemiskinan yang diturunkan dalam setiap daerah dan desa-desa, yaitu salah satunya adalah kegiatan kelompok usaha bersama (KUBE). Didalam kegiatan kube ini sudah banyak yang dijalankan oleh setiap desa-desa didaerah tersebut, tetapi dalam kegiatannya, banyak terjadi kendala-kendala dalam berjalannya kegiatan program kube tersebut, sehingga program kube itu, tidak berjalan sebagai mana seharusnya. Ada bebrapa kemungkinan yang menyebabkan program kube tersebut tidak berjalan yaitu: 1. Adanya kurang insiatif dan inovatif masyarakat desa tersebut. 2. Tidak adanya skil dalam menjalankan usaha kube tersebut. 3. Kurangnya jiwa kewirausahaan dalam menjalankan usaha kube tersebut. 4. Tidak adanya pengawasan kerja dalam usaha program tersebut. 5. Kurangnya sumber daya masyarakat di daerah tersebut dan 6. Tidak mendukugnnya tempat dan lingkungan dengan kegiatan kube usaha tersebut. 2. Metode Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan dan mencari informasi untuk membangun semangat kewirausahaan Pelaksanaan Program Bantuan Modal Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Desa Toapaya Selatan. Inti penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2005:11) penelitian deskriptif adalah 4 penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain. 3. Landasan Teori “Morris, avilla dan allen, (1993), Wirausaha merupakan suatu proses penciptaan nilai dengan menggunakan berbagai sumber daya tertentu untuk mengeksploitasi peluang, proses ini dibagi menjadi bebrapa tahapan khusus yaitu: 1. Identifikasi peluang Dimana dalam suatu memulai suatu bisnis wirausaha harus melihat dan menilai peluang apa yang wajib diterapkan dalam usaha yang akan dijalankan, sehingga peluang usaha dapat berjalan dengan kebutuhan masyarakat dan mendapatkan respon yang baik dari para pelanggan. 2. Pengembangan (konsep) bisnis baru Didalam suatu menjalankan usaha yang diterapakan selalu memunculkan inovasiinovasi baru, ide-ide baru sehingga pelanggan dan masyarakat tidak cenderung bosan dengan hasil usaha yang kita pasarkan. 3. Evaluasi dan pengumpulan sumber daya yang diperlukan Untuk menjalankan usaha/bisnis yang hasil nya lebih baik maka diperlukan evalusai kinerja dan memanfaatkan sumber daya yang ada, sehingga dalam menjalankan usaha tersebut kita tidak kesulitan dalam memberi ide- ide baru yang akan kita terapkan. 4. Implementasi Konsep Konsep atau ide yang sudah kita terapkan dalam usaha yang kita lakukan sebaiknya langsung di impelementasikan agar dengan cepat memberi respon serta masukan dari pelanggan. 5. Pemanfaatan serta penuaian hasil dari bisnis yang dijalankan Sebelum di laksanakan dalam perencanaan wirausaha tersebut juga harus difikirkan manfaat dan penuaian bisnis usaha tersebut agar mendapat respon yang baik dari pelanggan maupun masyarakat. 4. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis terhadap indikator yang ditampilkan, berkenaan dengan judul Membangun Semangat Kewirausahaan Kube Masyarakat Desa Di Dalam Membangun 5 Kemandirian Ekonomi Keluarga (Studi Di Desa Toapaya Selatan Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan). Mendapatkan hasil sebagai berikut : 1. Bahwa pada dimensi identifikasi peluang merupakan suatu peluang dalam setiap usaha dimana dalam membangun suatu usaha kube di setiap perdesaan dalam pembentuknya usaha tersebut perlu melihat keadaan, lingkungan, serta peluang yang ada. Karena dalam Membangun Semangat Kewirausahaan Kube Masyarakat Desa Di Dalam Membangun Kemandirian Ekonomi Keluarga (Studi di Desa Toapaya Selatan Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan). Masyarakat desa harus benar-benar menggali dan mencari peluang usaha apa yang dibentuk sehingga dalam pelaksanaannya berjalan dengan lancar dalam jangka panjang. suatu Dengan disesuaikannya SDM yang terdapat di lingkungannya tersebut. Lalu dalam pelaksanan usaha pun mereka kurang berantusias dan di desa tersebut juga banyak warga yang kurang mempunyai skil dalam usaha, karena didesa tersebut juga kurang maksimal dalam penyuluhan sosialisasi tentang usaha, akan tetapi hanya beberapa saja warga yang benar-benar menjalankan usaha-usaha tersebut banyak warga yang mengatakan bahwa untuk memanfatkan peluang usaha itu sulit karena hanya beberapa saja warga yang mempunyai skil dalam menjalankan usaha dan selebihnya mereka ada yang bertahan dan ada yang hanya numpang nama dalam kelompok usaha kube tersebut. 2. Bahwa pengembangan (konsep) bisnis baru adalah suatu proses pengembangan dalam suatu usaha yang dijalankan. Untuk mengetahui suatu pengembangan serta konsepkonsep usaha yang dilakukan. Dimana dalam suatu mengembangkan usaha masyarakat harus menilai pengembangan dan inisiatif-inisiatif baru yang ingin 6 diciptakan oleh masyarakat dalam mengembangkan suatu usaha. pengenmbangan usaha kube dengan inisiatif baru terhadap usaha itu ada, tetapi agak sulit untuk mengajak warga di desa tersebut untuk memajukan usaha tersebut, karena dalam usaha jamur, dan ternak lele tersebut sebuah usaha yang membutuhkan tenaga kerja yang aktif dan mempunyai inisiatif. Kurangnya minat warga untuk memajukan usaha didesa ini tidak begitu antusias maka dari itu untuk membangun semangat usaha kube didesa tersebut perlu adanya sosialisasi, penyuluhan terhadap masyarakat di desa Toapaya yang didampingi oleh pendamping serta perwakilan dari Dinas Sosial sekali pun. Melainkan membangun suatu inisiatif warga untuk ikut serta dalam membangun semangat usaha kube itu sangat sulit, demi membangun kesejahtraan ekonomi masyarakat di desa Toapaya Selatan. 3. Bahwa evaluasi dan pengumpulan sumber daya yang diperlukan adalah suatu peninjauan suatu kegiatan untuk mewujudkan suatu hasil yang diinginkan, dimana halnya dalam suatu usaha untuk membangun semangat kewirausahaan kube masyarakat desa di dalam membangun kemandirian ekonomi keluarga (studi di Desa Toapaya Selatan Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan) perlu adanya peninjauan, pengevaluasian serta pendampingan yang cukup baik dan harus sangat diperhatikan dalam pelaksanaannya. Usaha-usaha yang sudah menjadi kube tersebut memerlukan tenaga kerja satu kelompok yang kompak dan tenaga kerja yang cukup banyak, dengan kurang ketatnya tim evaluasi dari pendamping kube maupun dari dinsos sekali pun kurang efektif, makanya warga didesa tersebut kebanyakan hanya menumpang nama saja dalam kelompok kube agar dapat pinjaman uang dan tidak bekerja sesuai dengan apa yang direncanakan. 7 4. Bahwa Implementasi konsep dalam membangun semangat usaha dalam membangun kemandirian ekonomi desa harus sangat diperhatikan dan di jalankan dengan baik sesuai konsep-konsep yang telah ditentukan, agar berjalannya suatu usaha itu dengan hasil yang memuaskan.. Tidak semua masyarakat dapat memanfaatkan pemasaran usaha kube melalui media sosial seperti bursa jual beli (BJB) pada facebook, web khusus antar kelompok kube maupun media sosial lainnya, dikarenakan sebagian masyarakat didesa Toapaya Selatan kurang memahami cara menggunakan teknologi yang ada, sehingga masyarakat tidak dapat memasarkan hasil usaha kube mereka ke luar daerah atau kota untuk menghasilkan langganan yang banyak. Sehingga hasil usaha kube masyarakat hanya dapat dipasarkan di kawasan wilayah desa saja. Seharusnya pemerintah dapat memberikan sosialisasi secara rutin untuk mengajarkan masyarakat bagaimana cara memasarkan hasil usaha kube tersebut sehingga dapat di pasarkan ke luar daerah agar masyarakat di desa tersebut menjadi semangat untuk membangun usaha dengan inisiatif-inisiatif baru dalam menciptakan peluang baru terutama bagi anak-anak remaja di desa Toapaya Selatan tersebut. 5. Bahwa pemanfaatan serta Penuaian hasil dari bisnis yang dijalankan adalah penyesuaian pemasaran dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan dampak dalam kesejahteraan masyarakat di dalam ekonomi keluarga didalam usaha kube di desa Toapaya Selatan cukup memuaskan, hanya saja ada beberapa masalah yang tidak dapat dirubah secara langsung, maupun dalam pelaksanaannya yang cukup baik, hanya saja dalam pengelompokkannya tidak sesuai dengan jumlah awal usaha kube tersebut. Melainkan didalam kelompok tesebut ada yang keluar dari kelompok kube tersebut, dan cuma hanya menumpang nama saja. Tetapi dalam pelaksanaan dan 8 pemasarannya berjalan cukup lancar sehingga di setiap usaha masing-masing kube tersebut mempunyai langganannya sampai saat ini dimana didalam administrasi keuangan dan pemutaran hasil usahanya mereka kelola dengan cukup baik, namun sampai saat ini susah bagi masyarakat maupun pendamping untuk menciptakan semangat dalam membangun usaha-usaha didesa tersebut agar dapat menjadi masyarakat yang mandiri di bidang perekonomian mereka. 5. Kesimpulan dan Saran Adapun saran yang ingin disampaikan dari hasil penelitian ini mengenai Membangun Semangat Kewirausahaan Kube Masyarakat Desa Di dalam Membangun Kemandirian Ekonomi Keluarga (Studi di Desa Toapaya Selatan Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan). Agar berjalan secara optimal dan berjalan secara kondusif, maka perlu diperhatikan sebagai berikut: 1. Kepada anggota Kube agar dapat melakukan koordinasi komunikasi yang lebih baik lagi dengan masing-masing ketua Kube agar usaha yang ditekuni dapat cepat berkembang dan maju sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan program bantuan modal kelompok usaha bersama (KUBE) di desa Toapaya Selatan Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan agar lebih menekuni usaha yang dijalankannya serta membangun semangat dalam membuka inisiatif-inisiatif baru dalam usaha yang dijalankannya. 2. Kepada pendamping kube di desa Toapaya Selatan Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan seharusnya ada peninjauan, pemeriksaan secara sidak agar masyarakat yang menjalankan usaha kube tersebut benar-benar serius dan semangat dalam melaksanakan usahanya, dan pendamping kube mempunyai peranan yang baik 9 maupun dari segi koordinasi, komunikasi dan etika yang baik dalam memberikan saran-saran terhadap anggota kelompok kube tersebut demi berlangsunganya usaha tersebut berkembang dalam jangka panjang, demi meringankan perekonomian masyarakat tersebut. 3. Diharapkan Dinas Sosial dan pendamping serta kelompok kube agar dapat mempertahankan dan meningkatkan program bantuan modal kelompok usaha bersama (KUBE) supaya apa yang diharapkan dari tujuan program tersebut tercapai. Dan program-program seperti ini yang sepatutnya diberikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya serta masyarakat juga memiliki usaha sendiri yang mampu membentuk kemandirian. Mengajarkan cara bagaimana menggunakan teknologi untuk memasarkan hasil usaha kube sehingga dapat membangun semangat masyarakat desa untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat di desa Toapaya Selatan Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan. 10 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: PT. Rineka Cipta. Basaid. A Saad. 1995. Evaluasi Kinerja dan Perencanaan Pembangunan:Jakarta: Bina Aksara. Dahlan, Rukmini. 1998. Tingkat Keberhasilan Program. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahtraan Sosial. Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2011, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian & Skripsi Serta Ujian Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji,Tanjungpinang. Hasibuan,SP. Malayu. 2001. Manejemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:Bumi Aksara Jones, Charles O. 1991. Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy). Diterjemahkan oleh Ricky Istamto, Jakarta : Rajawali Pers. Kasim, Azhar. 1992. Teori Pembuatan Keputusan.Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya:Bandung Muhadjir, Neong. 1996. Meteodologi penelitian kualitatif, Yogyakarta:Rakesarisin. Ndraha.Talidzhi Nduhu. 2000.Ilmu Pemerintahan Jilid I,II,III dan IV, Program Magister Ilmu Sosial (PM IIS) Bidang Kajian Utama (BKU) Ilmu Pemerintahan (IP) Kerjasama IIP-UNPAD. Jakarta. Nugroho, Riant 2007, Kebijakan Publik, Jakarta : Penerbit PT Elex Media Kumputindo Kelompok Gramedia. Sedarmayanti. 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Refika Aditama. Suharto, Edi. 1997. Membangun Masyarakat Memberdayakan 11 Rakyat.Bandung:Reflika ADITAMA. Suyanto. 1998. Penelitian Evaluasi Program . Jakarta : Departemen Sosial RI. Tayibnafis Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program dan Interumen Evaluasi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Wahab, Solichin Abdul. 2005. Analisa Kebijakan (dari Formulasi Keimplementasi Kebijakan negara), Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Winarno, Budi. 2012. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Presindo. 12