Ardina Miastuti

advertisement
Ardina Miastuti
1510221045

Ca endometrium merupakan urutan ketujuh
penyebab kematian dari keganasan pada wanita.

± 2 – 3% wanita akan mengalami ca
endometrium selama hidupnya.

Sekitar 75% dijumpai pada stadium I dimana
angka ketahanan hidupnya 75% atau lebih.

Sebagian besar (70 – 80%) jenis ca endometrium
adalah adenocarcinoma.
Ca Endometrium
Definisi

Adalah tumor ganas epitel primer di endometrium,
umumnya dengan berdiferensiasi glanular dan
berpotensi mengenai miometrium dan menyebar
jauh.
Epidemiologi



Mengenai usia 50 – 65 tahun  dengan rata-rata
usia 61 tahun.
Wanita kulit hitam resiko lebih rendah (40%).
20 – 25% mengenai wanita pramenopouse.
Etiologi

Belum diketahui pasti penyebabnya,
kemungkinan karena :






Obesitas
Rangsangan estrogen yang terus menerus
Menopouse terlambat (usia > 52 tahun)
Nulipara
Siklus anovulasi
Hiperplasia endometrium
Gejala Klinis

Perdarahan dari vagina  berupa metroragia
dapat terjadi pada 80 – 90% wanita post
menopouse.

Keputihan.

Pembesaran abdomen dan segala penekanan
kandung kemih dan rektum.
Stadium

FIGO (1988) menetapkan klasifikasi stadium
surgikal patologik. Pasien yang tidak layak operasi
masuk stadium klinik.
1. Stadium Klinik
2.
Stadium Surgikal
Penyebaran
1.
Jaringan Sekitar

2.
Penyebaran ca endometrium biasanya lambat
terutama pada yg berdiferensiasi baik.
Penyebarannya kearah cavum uteri dan
endoserviks. Dari cavum uteri menuju ke
stroma endometrium ke miomuteri ke
ligamentum latum dan organ sekitarnya.
Melalui Aliran Darah

Biasanya proses penyebaran sangat lambat dan
tempat metastasenya adalah paru, hati, dan
otak.
3.
Melalui Kelenjar Limfe

Dari kelenjar limfe ovarium akan sampai ke
kelenjar para aorta dan melalui kelenjar limfe
uterus akan menuju ke kelenjar iliaka interna,
eksterna dan iliaka komunis serta melalui
kelenjar limfe ligamentum rotundum akan
sampai ke kelenjar limfe inguinal dan femoral.
Diagnosis





Diagnosis ditegakkan melalui biopsi
endometrium atau kuretase diagnostik.
Pap smear, untuk menyingkirkan kelainan
serviks histeroskopi.
Diagnosa pasti : pemeriksaan histopatologik.
USG transvaginal.
Antigen serum kanker 125 (CA – 125).
Ca Ovarium
Definisi

Adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel tidak
lazim (kanker) pada satu atau dua bagian
indung telur.
Epidemiologi



Urutan keenam kanker tersering pada
perempuan di Indonesia setelah ca serviks,
uteri, payudara, kolorektal, kulit dan limpoma.
Wanita lebih tua(>55 tahun), resiko lebih
menderita ca ovarium >besar.
Wanita kulit putih > tinggi insidensinya.
Etiologi

Penyebabnya hingga kini masih belum jelas,
kemungkinan karena :

Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan
bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium
untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi.
Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu
dapat menimbulkan proses transformasi menjadi
sel-sel tumor.

Hipotesis androgen, Androgen mempunyai peran
penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel
ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam
percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi
pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel
kanker ovarium.
Gejala Klinis

Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala
pada waktu yang lama. Gejala umumnya
sangat bervariasi dan tidak spesifik.

Stadium Awal






Gangguan haid
Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan
rectum)
Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria)
Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium)
Nyeri saat bersenggama (penekanan / peradangan
daerah panggul)
Melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan
berlebihan pada lapisan rahim, pembesaran payudara
atau peningkatan pertumbuhan rambut)

Stadium Lanjut








Asites
Penyebaran ke omentum (lemak perut)
Perut membuncit
Kembung dan mual
Gangguan nafsu makan
Gangguan BAB dan BAK
Sesak nafas
Dyspepsia
Stadium




Stadium I : Pertumbuhan terbatas pada
ovarium.
Stadium II : Pertumbuhan mencakup satu
atau kedua
ovarium dengan perluas pelvis.
Stadium III : Pertumbuhan mencakup satu
atau kedua
ovarium dengan metastasis diluar pelvis
atau
nodus inguinal atau retro peritoneal
positif.
Stadium IV: Pertumbuhan mencakup satu /
kedua
Klasifikasi

Klasifikasi kanker ovarium menurut WHO
berdasarkan gambaran histopatologi dan asal
usul jenis sel epitel. Asal-usul sel kanker
ovarium berasal dari empat komponen yaitu
Epitel permukaan ovarium, celomic atau
epithelium germinal, Germ cells, Sex cord
ovarium.

Kanker dari Epitel Permukaan


Merupakan golongan terbanyak dan sebagian
besar 85% ca ovarium berasal dari golongan ini.
Jenis-jenis :
1.
Karsinoma Serosa
•
2.
Merupakan keganasan epitel ovarium yg sering
ditemukan. Mudah tersebar di cavum abdomen dan
pelvis, irisan penampang tumor sebagai kistik solid.
Karsinoma Musinosa
•
Lebih jarang ditemukan. Sebagian besar tumor
multilokular, padat dan sebagian kistik, di dalam kista
berisi musin gelatinosa, jarang tumbuh papila eksofitik,
area solid berwarna putih susu atau pink, struktur rapat
dan konsistensi rapuh.
3.
Karsinoma Endometroid
•
4.
Karsinoma Sel Jernih
•
5.
± 20% ca ovarium merupakan ca endometroid. Sebagian
besar tumor berbentuk solid dan di sekitarnya dijumpai
kista.
Tumor ini berasal dari duktus muleri. Umumnya berbentuk
solid, sebagian kistik, warna putih kekuning-kuningan.
Sitoplasma sel jernih dan sering dijumpai hopnail
appearance yaitu inti yg terletak diujung sel epitel
kelenjar atau tubulus.
Tumor Brenner
•
Tumor ini diduga berasal dari folikel. Biasanya solid
berukuran 5 – 10 cm dan hampir bersifat jinak. Tumor ini
sering dijumpai insidentil pada waktu dilakukan
histerektomi.

Kanker dari Sel Germinal Ovarium (Germ Cell)
1.
Disgerminoma
•
•
2.
Adalah tumor ganas sel germinal yg paling sering
ditemukan,  5 – 15 cm, berlobus2, solid, potongan
tumor berwarna abu-abu putih sampai abu0abu coklat
dg potongan mirip ikan tongkol.
Tumor marker untuk disgerminoma adalah serum
Lactic Dehydrogenase (LDH) dan Placental Alkaline
Phosphatase (PLAP).
Tumor Sinus Endodermal
•
•
Berasal dari sakus vitelinus/yock sac dari embrio.
Berupa jaringan kekuning-kuningan dengan area
perdarahan, nekrosis, degenerasi gelatin dan kistik.
Tumor marker untuk tumor sinus endodermal adalah
alfa fetoprotein (AFP).
3.
Teratoma Immatur
•
•
4.
Massa tumor sangat besar dan unilateral, penampang
irisan bersifat padat dan kistik, berwarna warni,
komponen jaringan kompleks, jaringan embrional
belum berdiferensiasi umumnya berupa neuroepitel.
Tumor marker : alfa fetoprotein (AFP) dan Chorionic
Gonadotropin (HCG).
Teratokarsinoma
•
Sangat ganas, sering disertai sel germinal lain, AFP
dan HCG serum dapat positif. Massa tumor relatif
besar, berkapsul, sering ditemukan nekrosis berdarah.

Kanker Berasal dari Stroma Korda Seks
Ovarium (Sex Cord Stromal)
1.
Tumor Sel Granulosa-teka
•
2.
Kira-kira 60% dari tumor ini menjangkit wanita post
menopause. Tumor ini dikenal sebagai feminizing
tumor. Neoplasma ini dikategorikan low malignant.
Androblastoma
•
Tumor ini memproduksi hormon androgen yg dapat
merubah bentuk penderita menjadi kelaki-lakian atau
disebut juga masculinizing tumor.
3.
Ginandroblastoma
•
4.
Merupakan peralihan antara tumor sel granulosa dan
arrhenoblastoma dan sangat jarang.
Fibroma
•
Kadang-kadang sulit dibedakan dengan tekoma.
Sering disertai dengan asites dan hidrotoraks yg
dikenal sebagai sindroma Meigh.
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kanker ovarium sangat
ditentukan oleh stadium, derajat diferensiasi,
fertilitas, dan keadaan umum penderita.
Pengobatan utama adalah operasi
pengangkatan tumor primer dan
metastasisnya, dan bila perlu diberikan terapi
adjuvant seperti kemoterapi, radioterapi
(intraperitoneal radiocolloid atau whole
abdominal radiation), imunoterapi/terapi
biologi, dan terapi hormon.
IUFD
Definisi

Kematian janin dalam kandungan adalah
kematian janin ketika masing-masing berada
dalam rahim yang beratnya 500 gram dan
usia kehamilan 20 minggu atau lebih.
Etiologi

Menurut Mochtar (2004), lebih dari 50% kasus,
etiologi kematian janin dalam kandungan tidak
ditemukan atau belum diketahui penyebabnya
dengan pasti. Beberapa penyebab yang bisa
mengakibatkan kematian janin dalam kandungan,
antara lain :







Perdarahan : plasenta previa dan solusio plasenta.
Preeklampsi dan eklampsia
Penyakit-penyakit kelainan darah
Penyakit infeksi dan penyakit menular
Penyakit saluran kencing
Penyakit endokrin: diabetes melitus
Malnutrisi
Klasifikasi

Menurut Wiknjosastro (2005) dalam buku Ilmu
Kebidanan, kematian janin dapat dibagi dalam 4
golongan yaitu :
•
•
•
•
Golongan I
: Kematian sebelum masa
kehamilan mencapai 20 minggu penuh.
Golongan II
: Kematian sesudah ibu hamil 20
hingga 28
minggu.
Golongan III
: Kematian sesudah masa
kehamilan lebih 28
minggu (late foetal death)
Golongan IV
: Kematian yang tidak dapat
digolongkan pada ketiga golongan di atas.
Faktor-faktor IUFD

Faktor Ibu





Usia (usia yg baik untuk ibu hami adalah 20 – 30
tahun)
Paritas
ANC
Penyulit (Anemia, preeklamsi/eklamsi,solutio
plasenta, DM, infeksi dalam kehamilan, KPD)
Faktor Janin



Kelainan kongenital
Infeksi intranatal
Kelainan tali pusat
Pemeriksaan Penunjang


Ultrasonografi Tidak ditemukan DJJ (Denyut Jantung
Janin) maupun gerakan janin, seringkali tulang-tulang
letaknya tidak teratur, khususnya tulang tengkorak
sering dijumpai overlapping cairan ketuban berkurang.
Rontgen foto abdomen





Tanda Spalding Tanda Spalding menunjukkan adanya tulang
tengkorak yang saling tumpang tindih (overlapping) karena
otak bayi yang sudah mencair, hal ini terjadi setelah bayi
meninggal beberapa hari dalam kandungan.
Tanda Nojosk Tanda ini menunjukkan tulang belakang janin
yang saling melenting (hiperpleksi).
Tampak gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah.
Tampak udema di sekitar tulang kepala.
Pemeriksaan darah lengkap, jika dimungkinkan kadar
fibrinogen
Penatalaksanaan

Penanganan Pasif



Menunggu persalinan spontan dalam waktu 2 – 4
minggu
Pemeriksaan kadar fibrinogen setiap minggu
Penanganan Aktif


Untuk rahim yang usianya 12 minggu atau kurang
dapat dilakukan dilatasi atau kuretase
Untuk rahim yang usia lebih dari 12 minggu,
dilakukan induksi persalinan dengan oksitosin. Untuk
oksitosin diperlukan pembukaan serviks dengan
pemasangan kateter foley intra uterus selama 24
jam
Download