BUDAYA PERUSAHAAN Budaya Perusahaan (Corporate Culture) adalah infrastruktur dan sarana bagi organisasi atau perusahaan yang berguna untuk mengikat segala sesuatu tentang perilaku (Attitude) yang menjadi acuan untuk mewujudkan bentuk nilai-nilai (Values) yang sangat berguna sebagai benteng pertahanan organisasi dalam menghadapi berbagai tantangan, agar terhindar dari pengaruh negatif maupun halhal buruk yang datang dari stake-holder. Sehingga Corporate Culture (Budaya Perusahaan) haruslah budaya yang baik dan budaya yang kuat ( good culture and a strong cultural ). Kenyataan pada umumnya budaya yang kuat pastilah memiliki budaya yang baik, akan tetapi budaya yang baik belum tentu memiliki budaya yang kuat (a strong culture must have a good culture, but a culture that either does not necessarily have a strong culture) Banyak perusahaan sudah mencemari dan menciderai organisasi dan bisnisnya tanpa disadari, karena kurang memahami VISI, MISI dan NILAI-NILAI yang tercantum dan terkandung dalam organisasi perusahaan yang dimiliki. Pada umumnya mereka hanya ingin gagah-gagahan untuk menunjukkan kepada stake-holder “Seluruh Masyarakat” bahwa mereka sudah memiliki VISI, MISI dan NILAI, sebagai standard sebuah perusahaan yang baik karena memiliki masa depan yang jelas dan terukur sehingga dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang sehat.. Namun sangat disayangkan bahwa ternyata perusahaan tersebut hanya mengutip redaksional dan narasi yang sangat memukau dan menakjubkan tanpa pemahaman dan pengertian yang baik dan jelas. Hal ini dapat dengan mudah kita ketahui, melalui pertanyaan yang bila kita ajukan kepada salah seorang Manajer lini depan, apakah mereka mengetahui salah satu diantara VISI, MISI dan NILAI-NILAI yang ada dalam perusahaannya…..dan ternyata kebanyakan mereka tidak mengetahui, dan menjawab seadanya tanpa beban dan antusiasme/motivasi yang positip. Hal berikut yang sangat menyedihkan dan mengecewakan, bahwa Top Management (Pengelola) dan Owners (pemilik) pun membiarkan kondisi ini terjadi, yang semestinya / seharusnya menjadi tanggung jawab moral maupun material dalam tata-kelola perusahaan yang baik. OJK, Bank Indonesia, Lembaga Negara ,Kantor Pajak dan Lembaga Keuangan,Perdagangan lainnya serta Penegak Hukum termasuk KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), bagaimanapun canggihnya tidak akan mungkin dapat menertibkan ketaatan dalam GCG yang terus dicanangkan, jadi mustahil bagi degara kita untuk memperoleh peringkat resiko terendah, atau terbaik dalam “The S&P 500®”, walaupun profesi bersertifikasi dari berbagai jenis resiko sudah bertebaran di banyak institusi dan perusahaan saat ini hanyalah ibarat secarik kertas tanpa makna, dan rapuh karena mudah rusak / rontok / hancur, ibarat bangunan dengan arsitektur yang indah tanpa struktur fondasi sipil yang mendukung / memadai,….pesan yang ingin kami sampaikan mulailah berbenah sebelum krisis demi krisis menghantui Bangsa dan Generasi kita untuk bersaing secara sehat mencapai cita-cita yang mulia, karena sejahtera dan berdaulat dari perspektif ekonomi yang tangguh. Perlu diketahui, dipahami dan di sadari nahwa budaya perusahaan (corporate culture) adalah sebagai Roh dan Jiwa yang dapat mempertahankan keutuhan perusahaan tanpa batas, atau dengan kata lain perusahaan / organisasi yang memiliki budaya perusahaan yang baik pastilah kebanyakan di-isi oleh sumberdaya manusia (Human Capital) yang baik dan terpilih karena mereka memiliki perilaku atau kebiasaan dalam menjalankan segala aktifitas proses bisnisnya yang selalu mentaati God Corporate Governance (GCG) dan Manajemen Risiko dengan baik dan benar. Sehingga perusahaan ini kebanyakan perusahaan-perusahaan dengan saham dalam kelompok blue-chip (blue-chips share stock) di pasar bursa contoh untuk indonesia ASTRA INTERNASIONAL. Melalui tulisan ini kami menyarankan agar Negara kita berperan mensosialisasikan GCG dan GCC bagi setiap perusahaan yang ingin bertumbuh dengan baik secara terukur dan pasti, dan perusahaan bisnis mentaati secara sadar bahwa GCG dan GCC adalah infrastruktur organisasi yang tidak boleh dianggap sepele / diremehkan jika Pemilik dan Pengelolanya adalah dari kelompok profesional yang terdidik dalam menjalankan peranannya untuk bertanggung jawab kepada Stake Holder. Semoga ulasan ini memberikan inspirasi dan perbaikan bagi Bangsa Indonesia untuk mampu bersaing di-dunia internasional dalam menghadapi tantangan Globalisasi. Salam Profesional REI-Conulting ENGINEERING CORPORATE CULTURE Sebelum membahas Budaya Perusahaan YANG BAIK, maka ada baiknya kita memahami dan membaca situasi yang sering dan lazim terjadi, pada banyak perusahaan sebagai hal-hal yang biasa dan tanpa disadari, namun kondisi situasional tersebut adalah pengaruh negatip yang menghambat perusahaan / bisnis untuk berkembang dan bertumbuh sesuai harapan manajemen, dinamakan CONTRA CULTURE SIYNDROME Contra Culture Syndrome Kesulitan membangun budaya pekerja CERDAS BERKUALITAS dan BERKEMBANG secara KONSISTEN dalam organisasi, merupakan pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi pemimpin organisasi mulai dari top level, middle level, hingga lower management. Problem ini sangat umum dan lumrah sehingga dianggap menjadi sesuatu yang biasa dan jamak, berakibat (memberi dampak) sikap skeptis terhadap rencana dan perubahan, yang pada akhirnya mempersulit penetapan tolok ukur dan perkembangan berkelanjutan untuk di-aplikasikan (pesimistis). Perlu dicarikan jalan keluar yang efektif (effective solution) untuk mengurangi dan meringankan beban-beban manajemen didalam keiginan untuk menerapkan isue, konsep pembaharuan, inisiatip atau perbaikanperbaikan berkala dalam konteks memenangkan persaingan, menciptakan pelayanan memuaskan, meningkatkan loyalitas pelanggan, memenuhi target yang berubah-ubah dan lain-lain yang sedang berlangsung “trend” Mengacu kepada pengalaman beberapa korporasi dan organisasi, dalam membangun, membentuk budaya dan memperkuat budaya perusahaan yang baik (Good Corporate Culture), tidaklah semudah mengajarkan ilmu dengan membagi-bagikan kepintaran dan pengetahuan, terlebih lagi kepada karyawan-karyawan senior maupun yang sudah terbiasa dengan pola-pola yang nyaman dan sistemik. Jika kita mau jujur budaya yang di tata dan ditanamkan dalam banyak perusahaan melalui sosialisasi dan aplikasi nilai-nilai sering menjadi kaku dan dipaksakan, sehingga tidak dapat dipraktekkan secara mudah dan gampang (sederhana), karena karyawan terbiasa lebih mudah menerapkan penolakan-penolakan baik secara sadar maupun tidak sadar. Dan gejala ini disebut “contra culture syndrome” Semua gejala penolakan terhadap budaya perusahaan yang bernilai positip akan berdampak melemahkan perusahaan dalam berbagai hal, mulai dari berkompetisi secara profesional dan transparan hingga membebani organisasi secara financial disemua lini. Tidak ada yang dikecualikan akan mempermudah kehancuran dan kebangkrutan karena nilai-nilainya yang rapuh, dan lajim disebut organisasi tanpa roh yang menyemangati nilai-nilai. KESELURUHAN PROGRAM INI AKAN DIDAHULUI DENGAN INTELECTUAL DISCUSSION BILA PERUSAHAAN ATAU ORGANISASI ANDA MEMBUTUHKAN PROGRAM INI UNTUK MEMPEROLEH SOSIALISAI DAN TRANSFORMASI SECARA UTUH DAN LENGKAP, AKAN DITANGANI OLEH KONSULTANT BERPENGALAMAN REI CONSULTING YANG MEMILIKI PENGALAMAN LEBIH DARI 20 TAHUN DIBANK (EX BANK NIAGA, BANK DANAMON, BANK MANDIRI, BANK PERMATA) DAN PARA AHLI COMPETENCY SDM YANG SUDAH MEMBUKTIKAN KESUKSESAN DALAM ETOS KERJA DIBERBAGAI PERUSAHAAN DI INDONESIA) Demikianlah uraian informasi ini kami tampilkan sebagai pembelajaran bagi Masyarakat dan para profesional lebih mengenal GOOD CORPORATE CULTURE bagi PERUSAHAAN. Dan REI-Consulting siap bekerja sama menerima penugasan secara tertulis dari perusahaan dan organisasi saat-melakukan kick-of dalam rangka changes management dan event penting lainnya berkaitan dengan CORPORATE CULTURE. Rydon Sagala, SE,Ak. MBA Managing Director REI Consulting www.reiconsulting.co.id Direct 021 77833885 Mobile 081310115026