Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton

advertisement
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
Search...
Home
My Other Blog
Theme Overview
Teorema Superposisi, Thevenin, dan
Norton
Tags
Contact Me
1
15
OCT
2012
Posted in Elektronika
DISCRETE MATHEMATICS
ELEKTRONIKA
MATHEMATICAL TECHNIQUES
Popular Posts
Teorema Superposisi
Teorema superposisi adalah salah satu cara pintar yang membuat suatu rangkaian yang terlihat kompleks dijadikan
lebih sederhana. Strategi yang digunakan pada teorema Superposisi adalah mengeliminasi semua sumber tetapi
hanya disisakan satu sumber yang hanya bekerja pada waktu itu juga dan menganalisa rangkaian itu dengan
Teorema Superposisi,
Thevenin, dan Norton
konsep rangkaian seri­paralel masing­masing saat sumber bekerja sendiri­sendiri. Lalu setelah masing­masing
tegangan dan/atau arus yang tidak diketahui telah dihitung saat sumber bekerja sendiri­sendiri, masing­masing
nilai yang telah diperoleh tadi dijumlahkan sehingga diperoleh nilai tegangan/arus yang sebenarnya. Perhatikan
contoh rangkaian berikut ini, kita akan menganalisanya menggunakan teorema superposisi:
Inverse Matrix
Program 2x2 to 20x20
gauss jordan method
in C + +
3 variables karnaugh
map in c++
About Me
ACHMAD ALFIYAN FAQIH
Mahasiswa Universitas Negeri
Malang Prodi Pendidikan
Teknik Informatika Angkatan
Tahun 2012 yang berasal dari
Banyuwangi, Jawa Timur
Karena terdapat dua sumber pada rangkaian ini, kita akan menghitung dua set nilai tegangan dan arus, masing­
masing saat sumber 28 Volt bekerja sendirian (sumber tegangan 7 V “mati”)
View my complete profile
Powered by Blogger.
Blog Archive
Blog Archive
Dan dihitung pada saat sumber 7 volt bekerja sendirian (sumber 28 V “mati”).
Saat kita menggambar ulang rangkaian seri/paralel dengan hanya satu sumber seperti pada rangkaian di atas,
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
1/13
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
semua tegangan yang lainnya “dimatikan”, apabila sumber itu adalah sumber tegangan maka cara
Live Traffic Feed
“mematiikannya” adalah dengan cara menggantinya dengan short circuit (hubung pendek).
Pertama­tama analisa rangkaian yang hanya mengandung sumber baterai 28 V, kita akan mendapatkan nilai
A visitor from Surabaya, Jawa
Timur viewed "Pend. Teknik
Informatika UM '12: Teorema
Superposisi, Thevenin, dan
Norton" 4 mins ago
A visitor from Indonesia viewed
"Pend. Teknik Informatika UM
'12: Teorema Superposisi,
Thevenin, dan Norton" 2 hours
2 mins ago
A visitor from Malang, Jawa
Timur viewed "Pend. Teknik
Informatika UM '12: Teorema
Superposisi, Thevenin, dan
Norton" 7 hours 38 mins ago
A visitor from Jakarta, Jakarta
Raya viewed "Pend. Teknik
Informatika UM '12: Teorema
Superposisi, Thevenin, dan
Norton" 9 hours 8 mins ago
A visitor from Jakarta, Jakarta
Raya viewed "Pend. Teknik
Informatika UM '12: Teorema
Superposisi, Thevenin, dan
Norton" 9 hours 19 mins ago
A visitor from Providence, Utah
viewed "Pend. Teknik
Informatika UM '12: Teorema
Superposisi, Thevenin, dan
Norton" 10 hours 22 mins ago
A visitor from Indonesia left
"Pend. Teknik Informatika UM
'12: Teorema Superposisi,
Thevenin, dan Norton" via
tny.cz 10 hours 56 mins ago
A visitor from Indonesia viewed
tegangan dan arus :
Maka dengan analisa seri­paralel
Rtotal = [R2 ||R3 ]­ – R1 = [(2 × 1) / (2 + 1)] + 4 = 4.667 Ω
Itotal = E / Rtotal = 28 V / 4.667 Ω = 6 A
IR2 = Itotal × (R3 / R2 + R3 ) = 6 A × (1 / 1+2) = 2 A (pembagi arus)
IR3 = Itotal × (R2 / R2 + R3 ) = 6 A × (2 / 1+2) = 4 A (pembagi arus)
Jadi, drop tegangan pada masing­masing resistor dapat dihitung
VR1 = Itotal × R1 = (6 A) (4 Ω) = 24 V (hukum Ohm)
VR2 = IR2 × R2 = (2 A) (2 Ω) = 4 V (hukum Ohm)
VR3 = IR3 × R3 = (4 A) (1 Ω) = 4 V (hukum Ohm)
Setelah ditentukan semua nilai arus dan tegangan saat sumber 28 Volt bekerja, berikutnya adalah menganalisa
saat sumber 7 V saja yang bekerja (sumber 28 V dimatikan dengan cara di ganti short circuit)
free counters
Analisa seri­paralel,
Recent Comments
khotimah khusnul on
Teorema Superposisi,
Thevenin, dan Norton
ACHMAD ALFIYAN
FAQIH Admin on
Inverse Matrix
Program 2x2 to 20x20
RT = [R1 ||R2 ] – ­ R3 = [(4 × 2)/(4 + 2)] + 1 = 2.333 Ω
Itotal = E/RT = 7 V / 2.333 Ω = 3 A = IR3
IR1 = Itotal × [R2 / (R1 + R2 )] = 3 × [(2 / (4 + 2)] = 1 A (pembagi arus)
IR2 = Itotal × [R1 / (R1 + R2 )] = 3 × [(4 / (4 + 2)] = 2 A (pembagi arus)
VR1 = IR1 × R1 = (1 A) (4 Ω) = 4 V
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
2/13
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
gauss jordan m...
m zainal arifin on
Inverse Matrix
Program 2x2 to 20x20
gauss jordan m...
VR2 = IR2 × R2 = (2 A) (2 Ω) = 4 V
VR3 = IR3 × R3 = (3 A) (1 Ω) = 43V
Setelah mendapatkan nilai­nilai saat sumber bekerja sendiri­sendiri. Kita tinggal menjumlahkannya untuk
memperoleh nilai yang sebenarnya. Namun, perhatikan polaritas tegangannya dan arah arusnya sebelum nilai­
nilai ini dijumlahkan secara aljabar.
Setelah kita menjumlahkan nilai­nilai tegangan secara aljabar, kita dapatkan rangkaian seperti pada gambar ini:
VR1 = VR1 (saat sumber 28 V menyala) + VR1 (saat sumber 7 V menyala) = 24 V + (­4 V) = 20 V
VR2 = VR2 (saat sumber 28 V menyala) + VR2 (saat sumber 7 V menyala) = 4 V + 4 V = 20 V
VR3 = VR3 (saat sumber 28 V menyala) + VR3 (saat sumber 7 V menyala) = 4 V + (­3 V) = 1 V
Begitu juga dengan nilai­nilai arusnya, ditambahkan secara aljabar, namun perhatikan arah arusnya juga.
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
3/13
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
IR1 = IR1 (saat sumber 28 V menyala) + IR1 (saat sumber 7 V menyala) = 6A + (­1 A) = 5 A
IR2 = IR1 (saat sumber 28 V menyala) + IR1 (saat sumber 7 V menyala) = 2A + (2 A) = 4 A
IR3 = IR3 (saat sumber 28 V menyala) + IR3 (saat sumber 7 V menyala) = 4A + (­3 A) = 1 A
Setelah arus­arusnya dijumlahkan secara aljabar, diperoleh rangkaian seperti gambar berikut ini:
Begitu sederhana dan bagus bukan?Namun perlu anda perhatikan, bahwa teorema Superposisi hanya dapat
digunakan untuk rangkaian yang bisa direduksi menjadi seri­paralel saja saat salah satu sumber yang bekerja.
Jadi, teorema ini tidak bisa digunakan untuk menganalisa rangkaian jembatan Wheatstone yang tidak seimbang.
Karena rangkaian tersebut tidak bisa direduksi menjadi kombinasi seri­paralel. Selain itu, teorema ini hanya bisa
menghitung persamaan­persamaan yang linier. Jadi, teorema ini tidak bisa digunakan untuk menghitung dissipasi
daya, misal pada resistor. Ingat, rumus menghitung daya adalah mengandung elemen kuadrat (P = I2 R = V2 / R).
Teorema ini juga tidak berlaku apabila dalam rangkaian itu mengandung komponen yang nilai tegangan dan
arusnya berubah­ubah.
Teorema ini bisa digunakan untuk menganalisa rangkaian yang didalamnya mmengandung sumber dc dan ac. Kita
matikan sumber ac nya, lalu hanya sumber dc yang bekerja. Setelah itu sumber dc yang dimatikan, sumber ac nya
yang bekerja. Masing­masing hasil perhitungan bisa dijumlahkan untuk memperoleh nilai yang sebenarnya.
Review :
Teorema superposisi menyatakan bahwa suatu rangkaian dapat dianalisa dengan hanya satu sumber bekerja
pada suatu waktu, masing­masing tegangan dan arus komponen dijumlahkan secara aljabar untuk mendapatkan
nilai sebenarnya pada saat semua sumber bekerja.
Untuk mematikan sumber, sumber tegangan diganti short circuit (hubung singkat), sumber arus diganti open circuit
(rangkaian terbuka).
Teorema Thevenin
Teorema Thevenin menyatakan bahwa dimungkinkan untuk menyederhanakan suatu rangkaian yang linier,
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
4/13
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
seberapa rumit sekalipun rangkaian itu, menjadi sebuah rangkaian ekivalen yang berisi sumber tunggal yang
disusun seri dengan sebuah beban (resistor). Kata­kata linier adalah identik dengan yang ditemukan pada teorema
superposisi, dimana semua persamaan dasarnya harus linier (tidak ada bentuk eksponen atau akar). Bila kita
menjumpai rangkaian pasif (seperti resistor, induktor, dan kapasitor), teorema ini bisa dipakai. Namun, ada
beberapa komponen seperti komponen semikonduktor adalah tidak linier.
Teorema Thevenin ini berguna untuk menganalisa sistem daya dan rangkaian lainnya dimana terdapat satu resistor
pada rangkaian tersebut (biasa disebut resistor beban) yang dijadikan subjek perubahan, sehingga apabila nilai
resistor beban itu diubah­ubah, kita tidak perlu susah­susah menganalisa rangkaian secara menyeluruh.
Perhatikan gambar rangkaian berikut ini:
Misalkan kita memilih R2 sebagai beban pada rangkaian ini. Kita bisa menyelesaikan rangkaian semacam ini
dengan berbagai cara (arus cabang, arus mesh, teorema superposisi) untuk menghitung tegangan dan arus R2 ,
tetapi metode­metode ini banyak memakan waktu apabila nilai dari beban R2 ini diuba­ubah (tiap kali nilai
R2 berubah, maka kita harus menganalisa ulang rangkaian secara menyeluruh). Jadi, bila beban ini dirubah, kita
harus menganalisanya lagi, Nilai beban berubah, kita harus ,menganalisa lagi. Begitu seterusnya, dan ini tidaklah
praktis dan membuang banyak waktu.
Teorema Thevenin membuat masalah ini menjadi sederhana yaitu dengan “membuang” resistansi beban ini dari
rangkaian aslinya dan mereduksi rangkaian yang sudah dibuang bebannya itu hingga menyisakan sebuah sumber
yang tersusun seri dengan sebuah resistor. Kemudian resistansi beban yang telah dibuang tadi disambung ulang
ke rangkaian yang telah terduksi. Maka rangkaian ini disebut rangkaian ekivalen Thevenin. Rangkaian Thevenin ini
ekivalen/sama dengan/ sudah mewakili rangkaian yang asli.
Rangkaian Asli
Setelah diubah menjadi rangkaian ekivalen Thevenin
Rangkaian ekivalen Thevenin adalah rangkaian ekivalen dari B1 , R1 , R3 , dan B2 yang “terlihat”dari dua titik dimana
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
5/13
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
resistor beban (R2 ) terhubung. Rangkaian ekivalen Thevenin, bila diturunkan dengan benar, akan mempunyai sifat
yang sama dengan rangkaian aslinya yang terdiri dari B1 , R1 , R3 , dan B2 . Dengan kata lain, resistor beban (R2 )
tegangan dan arusnya haruslah sama dengan nilai R2 saat berada pada rangkaian aslinya. Keuntungan
menggunnakan konversi Thevenin adalah untuk menyederhankan rangkaian, tentu saja agar nilai tegangan dan
arus bisa dihitung lebih mudah dari pada dihitung dengan rangkaian aslinya. Untuk mendapatkan sumber
tegangan dan resistor Thevenin adalah hal yang mudah. Pertama­tama, pilih resistor bebannya dan “singkirkan”
dari rangkaian aslinya. Selanjutnya, tegangan di antara dua titik yang ditempati oleh resistor beban tadi dihitung
nilainya. Gunakan analisa apa saja untuk menghitung tegangan ini. Untuk kasus ini, rangkaian yang telah dibuang
resistor bebannya ini hanyalah sebuah rangkaian seri, sehingga kita bisa menghitung tegangan di terminal beban
yang terbuka tadi dengan mudah
Baterai B1 dan B2 tersusun seri, bisa digantikan dengan sumber tegangan tunggal yaitu E = 28 – 7 V = 21 V.
Dengan pembagi tegangan
VR3 = (21 V) × (1 Ω / 1 Ω + 4 Ω) = 4.2 V, tegangan terminal terbuka ini paralel dengan B2 yang seri dengan R3 , maka
Vthevenin = VR3 + B2 = 4.2 V + 7 V = 11.2 V
11.2 V adalah nilai tegangan thevenin pada rangkaian ekivalen seperti :
Selanjutnya, untuk menghitung resistansi seri (Rthevenin), kita kembali ke rangkaian asli (tanpa resistor beban),
“singkirkan” sumber­sumber nya (sama seperti aturan pada teorema Superposisi : sumber tegangan di short circuit
dan sumber arus di open circuit), berarti rangkaian tersebut hanya menyisakan resistor­resistor saja, lalu hitung
resistansi penggantinya.
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
6/13
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
Dengan dibuangnya kedua baterai, total resistansi yang terukur adalah
Rthevenin = R1 || R3 = 4 Ω || 1 Ω = 0.8 Ω
Setelah mendapatkan tegangan thevenin dan resistansi thevenin, maka rangkaian pengganti Theveninnya adalah
Rangkaian pengganti ini terhubung dengan resistor beban (2 Ω) , kita dapat menghitung tegangan dan arus resistor
beban ini. Perhitungan menjadi mudah, karena sekarang rangkaian sudah menjadi rangkaian seri yang sederhana.
Itotal = Ibeban = Ethevenin / Rthevenin + Rbeban = 11.2 V / (0.8 Ω + 2 Ω) = 4 A
Vbeban = Itotal × Rbeban = (4 A) (2 Ω) = 8 V
Perhatikan bahwa nilai tegangan dan arus R2 (8 V, dan 4 A) adalah identik apabila anda menghitungnya dengan
menggunakan metode analisa yang lainnya. Tapi, keuntungan teorema ini adalah anda dapat dengan cepat
menghitung arus dan tegangan apabila nilai resistor beban ini berubah, jadi anda dapt langsung menghitungnya
tanpa menganalisa rangkaian secara menyeluruh.
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
7/13
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
Soal­soal contoh di atas adalah rangkaian yang berisi sumber independen. Namun pada gambar 3­28, rangkaian
yang kita analisa mengandung sumber dependen. Kita ingin merubah rangkaian tersebut menjadi rangkaian
ekivalen Theveninnya. untuk menentukan vTh (selanjutnya kita sebut vTh = voc , OC singkatan dari open circuit) ,
kita perhatikan bahwa vx = voc , dan arus yang dihasilkan dari dependen source mau tidak mau harus mengalir
melewati resistor 2 kΩ karena arus tidak bisa mengalir ke arah kanan (rangkaian yang kanan open). Dengan
menerapkan KVL terhadap loop yang terluar, kita dapatkan
­4 + 2 × 103 (­vx / 4000) + 3 × 103 (0) + vx = 0
diperoleh
vx = voc = 8 V (ini adalah nilai vTh)
Dengan menggunakan teorema Thevenin, rangkaian ekivalennya dapat dibentuk dari rangkaian yang telah
dimatikan sumbernya (sumber tegangan independen 4V dishort) seri dengan sumber tegangan 8V, seperti
ditunjukkan gambar 3­28 b. Rangkaian ini sudah benar, tetapi pada rangkaian linier, rangkaian ini masih belum
sederhana. Kita masih harus menentukan RTh. Maka untuk mendapatkannya kita harus mencari nilai isc (sc
singkatan dari short circuit). Caranya adalah dengan membuat short terminal yang terbuka di sebelah kanan pada
gambar rangkaian 3­28 a, jadi nilai vx = 0 sehingga sumber arus dependen ini nilainya juga nol (open circuit). Maka
nilai isc = 4 / (5×103 ) = 0.8 mA. Sehingga RTh = voc /isc = 8 V / (0.8 mA) = 10 kΩ, dan rangkaian ekivalen
Theveninnya ditunjukkan pada gambar 3­28 c.
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
8/13
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
Contoh rangkaian berikutnya lebih sulit. Pada gambar 3­29 a rangkaian yang akan dianalisa hanya mengandung
sumber dependen (tidak ada sumber independen) . Sehingga rangkaian ini sudah dalam kondisi mati (tidak ada
sumber lagi yang bisa dimatikan, ingat bahwa sumber dependen tidak dapat dimatikan) dan nilai voc = 0. Jadi, kita
harus menentukan nilai RTh. Pada contoh sebelumnya, RTh dapat dihitung dari hasil pembagian voc dengan
isc (hukum Ohm). Namun, untuk kasus rangakaian ini, nilai voc dan isc nya sudah jelas adalah nol karena tidak ada
sumber independen. Maka kita harus melakukan suatu trik. Kita menggunakan sumber arus eksternal sebesar 1 A.
Kemudian hitung nilai tegangan v pada sumber arus eksternal ini seperti ditunjukkan pada gambar 3­29 b. Pada
gambar itu kita lihat i = ­1.
nilai v pada gambar 3­29 b dapat dihitung (pakai KCL)
(v – (1.5) (­1)) / 3) + (v/2) = 1
diperoleh v = 0.6 V
Sehingga RTh dapat dihitung dengan cara RTh = v / sumber arus eksternal = 0.6 V / 1 A = 0.6 Ω
Jadi kita peroleh rangkaian ekivalen Theveninnya seperti pada gambar 3­29 c. perhatikan bahwa rangkaian itu
tidak memiliki sumber tegangan (vTh) alias vTh = 0.
Teorema Norton
Teorema Norton menyatakan bahwa dimungkinkan untuk menyederhanakan suatu rangkaian yang linier, tidak
peduli seberapa kompleks rangkaian itu, menjadi sebuah rangkaian ekivalen yang terdiri dari sebuah sumber arus
yang disusun paralel dengan sebuah resistansi yang biasanya dihubungkan juga ke beban. Seperti pada teorema
Thevenin, kualifikasi “linier” disini identik dengan yang ditemukan pada Teorema Superposisi : semua persamaan
harus linier (tidak mengandung perpangkatan atau akar).
Misalkan ada rangkaian seperti pada gambar berikut ini:
Setelah konversi Norton
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
9/13
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
Ingat bahwa sebuah sumber arus adalah sebuah komponen yang kerjanya untuk menyediakan arus yang nilainya
konstan, seberapapun tegangan yang diperlukan beban,sumber arus yang ideal akan tetap menyuplai arus yang
konstan.
Seperti pada teorema thevenin, semua yang ada pada rangkaian asli kecuali resistansi beban disederhanakan dan
direduksi menjadi suatu rangkaian yang ekivalen yang lebih sederhana untuk dianalisa. Juga sama seperti
teorema Thevenin, cara untuk mendapatkan rangkaian pengganti Norton harus menghitung nilai arus Norton
(INorton) dan resistansi nortonnya (RNorton).
Sama seperti sebelumnya, langkah pertama adalah memngidentifikasi resistansi beban dan menyingkirkannya dari
rangkaian asli:
Kemudian, untuk menghitung nilai arus Norton (sebagai sumber arus pada rangkaian ekivalen Nortonnya), ubah
terminal terbuka yang ditempati resistansi beban tadi dengan hubung singkat (short circuit) sedangkan pada
teorema Thevenin tadi, terminal resistansi beban dibuat open circuit.
Dengan menggunakan analisa apa saja, anda akan memperoleh rangkaian seperti pada gambar ini:
Maka sumber arus Nortonnya adalah 14 A.
Untuk menghitung resistansi Nortonnya (RNorton), kita melakukan hal yang sama sperti saat menghitung resistansi
Thevenin : dari rangkaian yang asli (tanpa resistor beban), singkirkan/matikan semua beban (dengan aturan yang
sama seperti Teorema Superposisi : sumber tegangan diganti short circuit sedangkan sumber arus: open circuit)
lalu hitung resistansi yang ‘terlihat’ dari titik­titik yang ditempati resistansi beban.
Setelah sumber­sumbernya dimatikan, maka resistor R1 dan R3 akan tampak tersusun paralel bila dilihat dari
tempat resistansi beban. Maka resistansi Norton dapat dihitung
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
10/13
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
RNorton = R1 || R3 = 4 Ω || 1 Ω = 0.8 Ω
Sekarang, rangkaian ekivalen Nortonnya yang dihubungkan juga dengan resistansi beban (R2 ) tampak seperti
pada gambar berikut ini:
Sekarang, kita akan lebih mudah menghitung arus dan tegangan resistor beban (R2 ).
IR2 = INorton × (RNorton) / (RNorton + R2 ) = 14 × (0.8) / (2 + 0.8) = 4 A
VR2 = IR2 × R2 = (4 A) (2 Ω) = 8 V
Sama seperti pada rangkaian ekivalen Thevenin, kita hanya bisa memperoleh informasi dari analisa ini yaitu
tegangan adan arus dari R2 . Namun perhitungan ini lebih sederhana, apabila resistor beban ini berubah­ubah
nilainya. Jadi kita tidak perlu menganalisa rangkaian secara keseluruhan apabila resistansi bebannya berubah.
Ekivalensi (Kesamaan) Thevenin­Norton
Karena teorema Thevenin dan Norton adalah metode yang sama dalam mereduksi rangkaian yang kompleks
menjadi rangkaian yang lebih sederhana, maka ada suatu cara untuk mengkonversikan rangkaian ekivalen
Thevenin menjadi rangkaian ekivalen Norton, begitu pula sebaliknya.
Anda dapt memperhatikan bahwa prosedur untuk menghitung resistansi Thevenin adalah sama dengan prosedur
untuk menghitung resistansi Norton: matikan semua sumber dan hitung resistansi yang terlihat dari titik beban yang
terbuka. Seperti pada contoh sebelumnya, resistansi Norton dan thevenin memiliki nilai yang sama. Dari kedua
contoh sola sebelumnya, diketahui bahwa
Rthevenin = RNorton = 0.8 Ω
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
11/13
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
Berdasarkan fakta ini, rangkaian ekivalen kedua teorema sama­sama terdiri dari sebuah sumber tunggal yang
dirangkai dengan resistansi tunggal. Hal ini berarti baik itu teorema Thevenin maupun Norton memiliki rangkaian
ekivalensi yang harusnya bisa memproduksi tegangan yang nilainya sama pada terminal yang terbuka (tanpa terhubung dengan beban). Jadi, tegangan Thevenin sama dengan arus Norton dikalikan dengan resistansi:
Ethevenin = INorton RNorton
Jadi, apabila kita ingin mengubah rangkaian ekivalen Norton menjadi rangkaian ekivalen Thevenin, kita bisa
menggunakan resistansi yang sama dan menghitung sumber tegangan Thevenin dengan hukum Ohm).
Begitu juga sebaliknya, apabila kita ingin mengubah rangkaian ekivalen Thevenin menjadi rangkaian ekivalen
Norton, kita bisa menggunakan hukum Ohm untuk menghitung nilai arus Nortonnya:
INorton = Ethvenin / Rthevenin
Versi bahasa Inggris (English version) : Download
Power point : Download
Related Posts:
No related posts available
1 comment:
khotimah khusnul
Wednesday, June 19, 2013
like this
visit my blog http://khusnulbravo.blogspot.com
Reply
Enter your comment...
Comment as: Google Account
Publish
Preview
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
12/13
10/24/13
Pend. Teknik Informatika UM '12: Teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton
Newer Post
Home
Older Post
Form Title
This is your form description. Click here to edit.
Name
First
Date Time
/
MM
File Upload Foto
Last
/
DD
YYYY
Choose File No file chosen
File Upload Scan
Pembayaran
Choose File No file chosen
Report Abuse
Powered by
Categories
EMF Online Survey Builder
Link list
Discrete Mathematics 1
Discrete
Elektronika 1
Mathematics (1)
mathematical techniques
Elektronika (1)
1
mathematical
techniques (1)
Tags
Copyright © 2012 Pend. Teknik Informatika
UM '12.
Template by SoraTemplates
Discrete
Mathematics (1)
Elektronika (1)
mathematical
techniques (1)
alfiyan-pendtium-12.blogspot.com/2012/10/teorema-superposisi-thevenin-dan-norton.html
13/13
Download