139 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan erat dan mendasari adanya penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya adalah seperti yang terlihat dalam Tabel 2.1. berikut ini. Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Judul Peneliti 1 Analisis Pengaruh Promosi dan Komunikasi Terhadap Keputusan Tamu ( Occupant ) Untuk Memilih Menginap di Hotel Tiara Medan (2009) Indriany, Femmy Metodologi Analisis Regresi Linier Berganda 2 Pengaruh Strategi Bauran Promosi Terhadap Sikap Konsumen Dalam Mengambil Keputusan Menjadi Mahasiswa Pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa (2011) Afnina Path Analisis Hasil Penelitian (1) Promosi dan Komunikasi memiliki pengaruh high signifikan terhadap respon tamu ( occupant ) Hotel Tiara Medan. (2)Promosi dan Komunikasi memiliki pengaruh high signifikan terhadap Keputusan tamu ( occupant ) untuk memilih menginap di Hotel Tiara Medan. (3) Respon Tamu (occupant ) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan tamu ( occupant ) untuk memilih menginap di Hotel Tiara Medan Bauran promosi yang terdiri dari iklan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap konsumen di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa. Universitas Sumatera Utara 140 Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Judul Peneliti Metode Analisis Regresi Linier Berganda 3 Analisis Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menabung Di Bank BRI Cabang Medan Putri Hijau (2008) Nasrullah, M 4 Impact of Promotion on Students' Enrollment: A Case of Private Schools in Pakistan (2010) Khan, Shahid Nawaz; Qureshi, Imran M Regresi Linier Berganda 5 The Effects of Nonmonetary Sales Promotions on Consumer Preferences: The Contingent Role of Product Category (2006) The effects of promotional activities on brand decision in the cellular telephone industry. (2002) Shu-ling Liao Path Analisis Chu-Mei, Liu Regresi Linier Berganda Impact of Sales Promotion on Organizations' Profitability and Consumer's Perception in Pakistan (2011) Regresi Rizvi, Linier Syeda Berganda Nazish Zehra; Mali k, Sadia 6 7 Hasil Penelitian Secara serempak bauran promosi mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah untuk menabung, secara parsial menunjukan bahwa pengiklanan dan pemasaran langsung mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keputusan nasabah untuk menabung di Bank BRI Cabang Medan Putri Hijau. Hasil penelitian menunjukkan empat variabel, hubungan masyarakat penelitian yaitu Penampilan sekolah, publikasi, dan iklan (media cetak dan elektronik variabel) berpengaruh signifikan terhadap pendaftaran siswa di sekolah-sekolah Pakistan. Hasil penelitian menunjukkan hadiah promosi dari produk yang sama mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. Hasil penelitian menunjukkan Promosi berpengaruh pada merek ponsel yang menentukan pilihan konsumen di Filipina Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi promosi penjualan ,profitabilitas dari perusahaan dan persepsi tentang promosi penjualan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas merek perusahaan tertentu. Universitas Sumatera Utara 141 Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No Judul Peneliti 8 Assessing the effectiveness of shopping mall promotions (2003) Parsons, Andrew G 9 Investigating the roles of gambling interest and impulsive sensation seeking on consumer enjoyment of promotional games. (2002) Brand Management, What is Next ? Word of Mouth (WOM) As A 6Th Element Of Promotional Mix And IMC. (2011) Mc Daniel, Stephen R 10 11 12 Nadeem, Ahmed; Rashid, Haroon; Niazi, Sheraz Ahmed Khan Brand Management, Nadeem, What is Next ? Word Ahmed; of Mouth (WOM) As Rashid, A 6Th Element Of Haroon; Promotional Mix And Niazi, IMC. (2011) Sheraz Ahmed Khan Effect of product Banerjee, category on Subhojit. promotional choice: comparative study of discounts and freebies: MRN.(2009) Metode Analisis Regresi Linier Berganda Analistik Logistik Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan promosi menjadi cara alternatif yang kuat untuk mendorong kunjungan dan penjualan pada mal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kontes atau undian dapat membantu niat beli konsumen dan akhirnya mencapai tujuan pemasaran Hasil penelitian menunjukkan komunikasi dari mulut ke mulut memiliki mempengaruhi positif pada konsumen untuk membeli merek di industri Telekom Pakistan Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan komunikasi dari mulut ke mulut memiliki mempengaruhi positif pada konsumen untuk membeli merek di industri Telekom Pakistan Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan diskon dan gratis untuk strategi promosi penjualan mempengaruhi laju peningkatan permintaan pasar. Universitas Sumatera Utara 142 2.2. Landasan Teori 2.2.1 Teori tentang Pemasaran Kata “pemasaran” merupakan istilah yang diambil dari bahasa Inggris “marketing” yang definisi terpendeknya adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan. Kotler dan Amstrong (2003) : pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka melalui pertukaran produk yang bernilai dengan orang lain. Manusia akan berusaha untuk mendahulukan kebutuhan yang dirasakan sangat mendesak. Manusia juga memilih produk yang menghasilkan kepuasan tertinggi dengan alat tukar yang mereka miliki. Lamb, et al (2003) mengatakan pemasaran merupakan proses perencanaan dan menjalankan konsep harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan individu dan organisasi. 2.2.2 Pemasaran Jasa Konsep pemasaran jasa pada hakekatnya sama dengan pemasaran produk. Dalam kedua hal tersebut, pemasaran harus memilih dan menganalisis pasar dan sasarannya kemudian suatu program pemasaran harus dibangun sekitar bagianbagian dari marketing mix. Pemasaran tidak lagi dipandang sebagai proses penjualan suatu produk, namun bertujuan untuk memuaskan pelanggan dan menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai yang tepat dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memenuhi harapannya. Kotler (2002), menyatakan bahwa Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain yang pada Universitas Sumatera Utara 143 dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Menurut Yazid (2005), pemasaran jasa adalah perencanaan yang bergerak dari fokus pada transaksi menjadi hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Sedangkan menurut Lovelock (2004), pemasaran jasa adalah bagian dari sistem jasa keseluruhan dimana perusahaan tersebut memiliki semua bentuk kontak dengan pelanggannya, mulai dari periklanan hingga penagihan yang dilakukan pada saat penyerahan jasa. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa adalah suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada pelanggan dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. 2.2.3. Hotel Pada saat ini kebutuhan jasa perhotelan sangat banyak peminatnya sehingga pihak pengusaha perhotelan memandang hotel bukan saja sebagai suatu tempat untuk menginaptetapi lebih dari itu. Hotel dapat digunakan sebagai tempat transaksi bisnis, tempat jamuanmakan untuk tamu dan relasi-relasi bisnis, atau juga sebagai tempat diadakannya acara-acara khusus. Pada intinya hotel bertujuan menyediakan tempat untuk sementara waktu dengan memberikan pelayanan kepada konsumennya dengan harapan para tamu menjadi puas (Yoeti,2004) Hotel adalah suatu perusahaan yang menyediakan jasa-jasa dalam bentuk akomodasi(penginapan) serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum, yang memenuhinya syarat-syarat comfort dan bertujuan komersial (Damardjati, 2002). Sedangkan menurut Menparpostel dalam Surat Universitas Sumatera Utara 144 Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No. 37/PW.304/MPPT-86 (7 Juni 1986), hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial. 2.2.4. Promosi Banyak orang menganggap bahwa promosi dan pemasaran mempunyai pengertian yang sama, di mana sebenarnya promosi hanya merupakan salah satu bagian dari kegiatan pemasaran. Walaupun promosi sering dihubungkan dengan penjualan tetapi kenyataannya promosi mempunyai arti yang lebih luas dari penjualan karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran hak milik yang dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi adalah setiap aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu barang. Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai barang maupun jasa yang dihasilkan untuk konsumen, segala kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan dengan menarik minat konsumen dalam mengambil keputusan membeli di perusahaan tersebut. Untuk memperjelas tentang pengertian promosi, berikut ini beberapa definisi tentang promosi. . Universitas Sumatera Utara 145 Menurut Irawan (2006) Promosi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya, membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Karena itu perusahaan harus memasang iklan, menyelenggarakan promosi penjualan, mengatur publikasi dan menyebarkan tenaga penjualan untuk mempromosikan produk-produknya. Menurut Tjiptono (2000) : Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Adapun yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya Kotler (2002) menyatakan bahwa Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menonjolkan keistimewaankeistimewaan produknya yang membujuk konsumen sasaran agar membelinya. Jadi pada dasarnya promosi itu adalah penyebaran informasi tentang kehadiran, ketersediaan produk, ciri-ciri, kondisi dan manfaat yang dapat diperoleh calon pembeli. 2.2.5 Tujuan Promosi Tujuan promosi adalah untuk mempengaruhi suatu konsumen dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan volume penjualan, di segi lain ada juga dari promosi yaitu menjual suatu barang atau jasa. Dalam promosi kita tidak hanya sekedar berkomunikasi ataupun menyampaikan informasi, tetapi juga Universitas Sumatera Utara 146 menginginkan komunikasi yang mampu menciptakan suasana/keadaan dimana para pelanggan bersedia memilih dan memiliki produk. Dengan demikian promosi yang akan dilakukan haruslah selalu berdasarkan atas beberapa hal sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Menurut Simamora (2005) sebenarnya tujuan akhir dari semua promosi adalah mempengaruhi perilaku. Daya tariknya boleh jadi tidak langsung, dan tindakan yang dikehendaki tidak harus segera tampak, namun alasan para pemasar untuk mencurahkan waktu dan uang atas promosi adalah membuat orang agar berperilaku dalam suatu cara tertentu. Meyakinkan orang supaya mempercayai sesuatu atau berfikir dengan cara tertentu adalah bagus, tetapi sebelum mereka mengubah perilaku mereka, para pemasar sebenarnya belum melakukan apapun. Menurut Tjiptono (2000) tujuan promosi diantaranya adalah : a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need). b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness). c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude). d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand puchase intention). e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (puchase facilitation). f. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning). Universitas Sumatera Utara 147 2.2.6. Bauran Promosi Telah diterangkan di atas bahwa promosi adalah kegiatan yang direncanakan dengan maksud membujuk dan merangsang konsumen agar membeli produk perusahaan, sehingga tujuan untuk meningkatkan penjualan diharapkan dapat tercapai dan memberi kepuasan bagi konsumen. Promosi di pandang sebagai arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Menurut Kotler (2001), bauran komunikasi pemasaran terdiri atas 5 (lima) cara komunikasi utama: 1. Iklan: setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi gagasan barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan. 2. Promosi penjualan: berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa. 3. Hubungan masyarakat atau pemberitaan: berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. 4. Penjualan pribadi: interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan memperoleh pemesanan 5. Pemasaran langsung dan interaktif: penggunaan surat, telepon, faksimili, email, atau internet, untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Universitas Sumatera Utara 148 Menurut Kotler dan Amstrong (2003), bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. Menurut Angipora (2006) Promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Bauran promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap perusahaan untuk memberitahukan keberadaan suatu barang dengan ciri-ciri dan manfaatnya, serta meyakinkan konsumen agar mau membelinya. Alat alat promosi diantaranya adalah : a. Periklanan (Advertising) Periklanan salah satu kegiatan pemasaran untuk menyampaikan informasi kepada masysrakat untuk membeli hasil produk bahkan dapat membujuk calon konsumen. Periklanan merupakan alat komunikasi dalam bentuk berita mengenai suatu produk atau jasa maupun ide yang disampaikan melalui periklanan, Iklan merupakan suatu keharusan apabila produk atau jasa yang ditawarkan telah dijual di pasaran. Sunarto (2004) menyatakan periklanan adalah segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk persentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa. Secara umum periklanan membantu menjelaskan suatu produk baik itu barang maupun jasa. Menurut Kotler dan Keller (2009) periklanan (advertising) adalah semua bentuk terbayar atas presentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas. Iklan bisa menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mendistribusikan pesan, baik dengan tujuan membangun preferensi Universitas Sumatera Utara 149 merek atau membidik orang. Bahkan dalam lingkungan media yang penuh tantangan saat ini, iklan yang baik akan menghasilkan hasil yang memuaskan. Menurut Cravens dan Piercy (2003), bahwa iklan adalah setiap bentuk presentasi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu. Keuntungankeuntungan penggunaan iklan untuk berkomunikasi dengan para pembeli diantaranya biaya yang rendah per pemasangan, keragaman media (surat kabar, majalah, televise, radio, surat-surat pos dan iklan di jalan), pengendalian pemasangan, isi pesan yang konsisten dan kesempatan mendesain secara kreatif. Menurut Kotler (2000) periklanan dilakukan oleh perusahaan dengan tiga tujuan utama yaitu : 1. Menginformasikan (to inform) 2. Membujuk (to persuade) 3. Mengingatkan (to remind) Konsumen menggunakan iklan untuk mempelajari akan alternatifalternatif yang ada dan untuk mendapatkan informasi yang mereka gunakan untuk menyeleksi alternatif-alternatif tersebut. Iklan berusaha untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, pendapatan, perilaku dan citra konsumen akan suatu produk atau merek. Pemilihan media sangat penting, karena masing-masing tipe media mempunyai keuntungan dan kekurangan tersendiri. Adapun media massa yang digunakan di antaranya adalah : 1. Print Media Contohnya seperti surat kabar, majalah, brosur, periklanan diberi kesempatan untuk menjelaskan pesan mereka dengan menggunakan gambar atau foto dan merancang kata-kata yang dijelaskan akan produk tersebut. 2. Elektronik Media Universitas Sumatera Utara 150 Media elektronik menggunakan dimensi visual dan satu suara untuk menyampaikan pesan seperti televisi, radio, dan internet. 3. Out-of Home Media Merupakan media yang dapat menyampaikan pesan di mana pesan tesebut atau konsumen yang menerima pesan tersebut dalam keadaan bergerak. Dibagi dalam tiga bagian yaitu : outdoor seperti billboard, iklan di alat-alat transportasi, indoor seperti desain gedung, packaging. Sedangkan outdoor media lainnya pameran dan sebagainya. Periklanan merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan barang atau jasa yang dibayarkan oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat non personal, periklanan terdiri dari komunikasi non persuasif yang dapat dilakukan lewat media cetak maupun media elektronik dan media lainnya seperti pemasangan billboard. Menurut Kotler dan Keller (2009), iklan menjangkau pembeli yang tersebar secara geografis. Iklan dapat membangun citra jangka panjang bagi produk atau memicu penjualan cepat. Bentuk iklan tertentu seperti TV memerlukan anggaran besar, sementara bentuk lain seperti surat kabar tidak. Hanya saja, kehadiran iklan ini bisa mempengaruhi penjualan: Konsumen mungkin percaya bahwa merek yang diiklankan besar-besaran harus menawarkan nilai yang baik. Karena berbagai bentuk dan penggunaan iklan, sulit melakukan generalisasi tentang hal tersebut. Namun ada beberapa observasi yang layak : 1. Pengulangan – Iklan memungkinkan penjual mengulangi pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan berbagai pesaing. Iklan skala besar mengatakan sesuatu yang positif tentang ukuran, kekuatan dan keberhasilan. Universitas Sumatera Utara 151 2. Penguatan Ekspresivitas – Iklan menyediakan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan media cetak, suara dan warna yang bersemi. 3. Impersonalitas – pemirsa tidak merasa wajib memberi perhatian atau merespon iklan. Iklan merupakan dialog satu arah dan bukan dialog dua arah dengan pemirsa. Iklan dapat disampaikan melalui televisis, radio, media cetak, poster dan sebagainya. Pesan yang disampaikan tersebut harus mampu menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire) dan menggerakan tindakan (action). Sedangkan untuk menghasilkan iklan yang efektif harus diingat 4 (empat) M yaitu : 1. Mission (misi), apa tujuan yang hendak dicapai 2. Money (uang), berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk belanja iklan 3. Message (pesan), pesan apa yang hendak disampaikan 4. Measurement (pengukuran), bagaimana mengevaluasi efektifitas sebuah iklan. Menurut Durianto dalam Farola (2005) bahwa salah satu pengukuran efektifitas iklan dilakukan dengan dimensi impact, di mana dimensi ini menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang di sampaikan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Konsumen memiliki tingkat pengetahuan Universitas Sumatera Utara 152 produk (levels of product knowledge) yang berbeda-beda, yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian. Konsumen dapat memiliki empat tingkat pengetahuan produk, yaitu : kelas produk, bentuk produk, merek, dan model. Salah satu fungsi dijadikannya iklan sebagai salah satu alat komunikasi pemasaran adalah untuk meningkatkan pembelian oleh konsumen. Karena dengan adanya iklan yang disampaikan baik melalui media cetak, elektronik dan sebagainya, akan dapat memberikan informasi kepada konsumen tentang produk yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Iklan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang di pinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis. Dengan membaca atau melihat iklan itu diharapkan para konsumen atau calon konsumen akan terpengaruh lalu tertarik untuk membeli produk yang diiklankan tersebut. Oleh karena itu maka iklan ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian para konsumennya b. Penjualan pribadi ( Personal Selling) Penjualan pribadi meliputi interaksi langsung secara personal antara pembeli potensi dan tenaga penjual. Personal selling merupakan metode yang sangat baik karena adanya komunikasi secara personal dengan tenaga penjual dapat membangkitkan motivasi dari konsumen untuk memberi suatu produk. Selain itu adanya komunikasi secara interaktif membuat tenaga penjual lebih leluasa untuk menggambarkan suatu produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Universitas Sumatera Utara 153 Sunarto (2004) menyatakan penjualan pribadi adalah persentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Tjiptono (2004) menyatakan penjualan pribadi adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Machfoedz (2010) menyatakan penjualan pribadi adalah proses penyampaian informasi kepada konsumen untuk membujuk mereka agar membeli produk melalui komunikasi pribadi. Dengan penjualan pribadi, pemasaran atau wiraniaga mempunyai keleluasaan untuk menyesuaikan pesan guna memenuhi kebutuhan konsumen pada informasi. Dibandingkan dengan metode promosi yang lain, personal selling merupakan upaya tepat, yang memungkinkan pemasar untuk berfokus pada prospek penjualan yang paling menjanjikan. Menurut Kotler (2000) menyatakan penjualan pribadi adalah suatu penyajian lisan dalam bentuk percakapan dengan satu atau lebih calon konsumen untuk tujuan menciptakan penjualan. Melalui penjualan pribadi akan tercipta kesadaran konsumen terhadap produk, penyampaian informasi dan meyakinkan konsumen agar membeli produk. Para tenaga penjual dapat berintegrasi dengan para pembeli untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan mengatasi penolakan, mereka dapat menargetkan pembeli dan mereka mempunyai kapasitas untuk mengumpulkan pengetahuan pasar dan memberi umpan balik. Tenaga penjual harus mempunyai pengetahuan yang menyeluruh tentang produk atau jasa yang dijualnya. Penjualan pribadi sifatnya memang sangat Universitas Sumatera Utara 154 pribadi, merupakan kominikasi individual dan disini petugas personal selling dapat mengetahui reaksi konsumen mengenai produk atau jasa yang ditawarkan sehingga informasi dari konsumen itu sering dapat diberikan manajemen secara lebih cepat dan realitas. Dengan demikian penjualan pribadi merupakan salah satu bentuk promosi melalui wiraniaga yang melakukan presentasi produk kepada para konsumen sehingga akan dapat menimbulkan komunikasi dua arah antara wiraniaga dengan konsumen, lain halnya dengan periklanan dan kegiatan promosi lainnya yang komunikasinya bersifat masal dan tidak bersifat pribadi. Menurut Machfoedz (2010) aplikasi penjualan pribadi bervariasi aktivitas penjualan yang menjadi fokus perusahaan. Pada antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, tergantung umumnya penjualan pribadi, diasumsikan sebagai suatu cara untuk mencari permintaan pembelian dari konsumen atas produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Aspek permintaan pada penjualan pribadi dapat diketahui dari salah satu di antara empat fungsi yang berhubungan dengan permintaan, yakni sebagai berikut: 1. Penerimaan permintaan ialah wiraniaga atau personel penjualan yang melayani permintaan konsumen. Misalnya resepsionis hotel dan pelayanan loket gedung pertunjukan. 2. Pencari permintaan/pesanan ialah personel penjualan dan wiraniaga yang bekerja di luar kantor perusahaan yang mencari pesanan melalu demontrasi dan persuasi 3. Penghimpun pesanan ialah personel perusahaan yang berupaya menghimpun pesanan dengan telemarketing melalui telepon. Dengan cara Universitas Sumatera Utara 155 ini, kedua pihak, yakni perusahaan dan konsumen, dapat berkomunikasi secara lebih efisien. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa penjualan pribadi adalah kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Kontak langsung itu akan dapat mempengaruhi secara lebih intensif para konsumennya karena dalam hal ini pengusaha dapat mempengaruhi keinginan dan selera konsumennya serta gaya hidupnya dan dengan demikian maka pengusaha dapat menyesuaikan cara pendekatan atau komunikasinya dengan konsumen itu secara lebih tepat yang sesuai dengan konsumen yang bersangkutan. c. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan merupakan isentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Menurut Machfoedz (2010) promosi penjualan adalah suatu aktivitas dan/atau materi yang dalam aplikasinya menggunakan tehnik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat menkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Sunarto (2004) menyatakan promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Universitas Sumatera Utara 156 Tjiptono (2004) menyatakan promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Tom Brannan (2004) menyatakan bahwa promosi penjualan adalah terdiri dari serangkaian teknik pemasaran yang dirancang dalam kerangka pemasaran strategis untuk menambah nilai produk atau jasa sehingga tercapai tujuan penjualan dan pemasaran yang spesifik. Menurut Kotler dan Keller (2009) promosi penjualan (sales promotion), bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat intensif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasi pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan. Menurut Kotler (2000) sales promotion tools yang dapat digunakan oleh pemasar untuk mempromosikan produknya adalah : Sample : memberikan sejumlah produk untuk dicoba. Coupon : Sertifikat yang memberikan penghematan kepada para pembeli kalau mereka membeli suatu produk tertentu. Cash Refund Offers : semacam kupon tetapi pengurangan harga dilakukan sesudah pembelian. Konsumen mengirimkan bukti pembelian kepada produsen yang kemudian mengembalikan sebagian dari harga pembelian melalui surat. Price Packs : menawarkan kepada konsumen penghematan dari harga biasa yang sudah dikurangi atau dipotong diberi tanda pada label atau kemasan. Universitas Sumatera Utara 157 Tie-In Promotion : dua atau lebih merek atau perusahaan yang bekerja sama dalam kupon, membayar ganti rugi dan sebagainya. Cross Promotion : menggunakan satu merek untuk merek yang tidak bersaing. Point of Purchase Display and Demonstration : display dan demonstrasi di tempat penjualan. Parronage Awards : penghargaan dalam bentuk uang atau lainnya yang diberikan kepada konsumen karena secara tetap mereka menggunakan barang/jasa dari suatu perusahaan. Kegiatan promosi penjualan antara lain peragaan penjualan, kontes, pemberian sampel, pemberian insentif dan kupon. Urutan tehnik-tehnik komunikasi dan insentif memberikan beberapa keuntungan, promosi dapat digunakan untuk menargetkan pembeli, menjawab pertanyaan khusus dan menciptakan insetif pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2009) promosi penjulan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, penawaran pengembalian dana tunai, potongan harga, premi, hadiah, penghargaan patronage, percobaan gratis, garansi, promosi yang berkaitan, promosi silang, tampilan titik pembelian, dan demontrasi); promosi dagang (potongan harga, inseftif untuk iklan dan tampilan, serta barang gratis); dan promosi bisnis dan tenaga penjualan (pameran dagang dan kovensi, kontes wiraniaga, dan iklan khusus). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang memberikan dorongan atau stimulus tertentu kepada konsumen dengan tujuan agar konsumen tertarik membeli produk yang ditawarkan oleh produsen. Universitas Sumatera Utara 158 Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi penjualan menurut Tjiptono (2000) adalah mengimformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuadding), serta mengingatkan (reminding) pelanggan tentang perusahaan dan baruan pemasarannya. Informasi yang diberikan akan mampu memberi pemahaman tentang produk dan dengan promosi penjualan yang diberikan seperti pemberian kalender, striker, dan sebagainya akan dapat mengingatkan konsumen akan produk yang ingin dibelinya. Dengan demikian akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Tujuan promosi penjualan secara umum menurut Alma (2004) yaitu: 1. Menarik para pembeli baru 2. Memberi hadiah/penghargaan kepada konsumen/langganan lama 3. Mengingatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama 4. Menghindarkan konsumen lari ke merek lain 5. Mempopulerkan merek/meningkatkan loyalitas 6. Meningkatkan volume penjulan jangka pendek dalam rangka memperluas market shahre jangka panjang. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa promosi penjualan adalah sebuah teknik yang memiliki potensi signifikan untuk memperbaiki penjualan jangka pendek dan menghubungkan pengiklanan, penjualan pribadi dan kegiatan promosi yang lain dan juga melengkapi serta mengkordinir berbagai bidang tersebut. Universitas Sumatera Utara 159 2.2.7 Pengambilan Keputusan . Pengambilan keputusan konsumen menghubungkan konsep perilaku dan strategi pemasaran melalui penjabaran hakekat pengambilan keputusan konsumen. Kriteria yang digunakan oleh konsumen dalam memilih merek akan memberikan petunjuk dalam manajemen pengembangan strategi. Pengambilan keputusan konsumen adalah bukan proses yang seragam. Berbicara tentang keputusan pembelian yang dilakukan konsumen, maka tidak terlepas dari konsep keterlibatan. Tingkat keterlibatan konsumen dalam keberadaannya dipengaruhi kepentingan masing-masing yang timbul dari kekuatan ransangan. Keterlibatan konsumen dalam proses keputusan pembelian, dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tingkat kepentingan konsumen akan produk tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2009), proses keputusan konsumen ditentukan oleh tingkat keterlibatan konsumen terhadap suatu produk. Tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen merupakan akhir dari proses pengambilan keputusan. Setiap konsumen mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap jenis promosi yang diberikan perusahaan. Suatu keputusan menurut Schiffman dan Kanuk (2004) adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih alternatif. Jika komsumen tidak memiliki pilihan alternatif, maka hal tersebut bukanlah suatu situasi dalam pengambilan keputusan. Sebelum konsumen mengambil suatu keputusan, tanpa disadari terlebih dahulu konsumen melalui beberapa proses. Salah satu proses yang akan dilalui konsumen adalah pencarian informasi tentang produk. Informasi tentang produk ini dapat diperoleh melalui sumber-sumber tertentu, seperti saudara, teman, rekan Universitas Sumatera Utara 160 kerja, media massa dengan menggunakan media iklan, pemberian sampel, indormasi dalam kemasan dan sebagainya. Menurut Kotler dan Keller (2006), titik awal untuk untuk memahami perilaku konsumen adalah melalui model stimulus – response seperti disajikan pada Gambar 2.1 di bawah ini Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Model perilaku konsumen di atas disebut model stimulus – response karena pada dasarnya konsumen memberikan respon terhadap stimuli yang diterimanya. Model ini diawali dengan stimuli pemasaran dan lingkungan yang diterima konsumen. Selanjutnya, serangkain proses psikologis dan karakteristik konsumen menentukan keputusan pembelian yang akan diambil seorang konsumen. Dalam proses psikologis terdapat beberapa faktor kunci yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran dan ingatan, yang mempengaruhi respon konsumen terhadap stimuli pemasaran. Universitas Sumatera Utara 161 Simamora (2003) menyatakan minat beli terjadi melalui beberapa tahap, antara lain: 1. Kesadaran (awareness), pada tahap ini perusahaan melakukan promosi agar konsumen mengenal produk dan menyadari bahwa produk tersebut ada. 2. Pengetahuan (knowlwdge), pada tahap ini perusahaan melakukan promosi yang informatif agar konsumen sasaran memiliki pengetahuan yang banyak atas produk. 3. Suka (liking), pada tahap ini konsumen sudah menyukai dan berminat terhadap produk. 4. Menjadikan produk sebagai pilihan (preference), pada tahap ini konsumen sudah menempatkan produk sebagai pilihan utama 5. Yakin dengan produk (conviction), pada tahap ini konsumen memiliki keyakinan terhadap produk dan menganjurkannya pada orang lain Menurut Setiadi (2003) menyatakan bahwa : Ada lima tahapan yang dilalui konsumen dalam proses pembelian suatu jasa atau produk yaitu pengenalan produk, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan prilaku pasca pembelian. a. Pengenalan produk yaitu proses dimulainya saat memilih barang atau jasa dengan menyadari banyak pilihan dalam memperoleh kebutuhan yang diinginkan. b. Pencarian informasi adalah melakukan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan yang berhubungan dengan kebutuhan yang diharapkan atau diinginkan. Tingkatan pencarian informasi ini dibagi kepada dua tingkat. Universitas Sumatera Utara 162 Tingkat pertama adanya perhatian yang meningkat dan yang kedua adalah pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber. c. Evaluasi alternatif yaitu konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnyanmelihat kepada atribut dari produk atau jasa. d. Keputusan membeli yaitu pada tahap ini konsumen menyusun merekmerek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian, dan ia akan menjatuhkan pilihan dengan apa yang ia sukai. e. Perilaku pasca pembelian yaitu konsumen akan mengalami dua hal yaitu akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan sama sekali. Peter dan Olson (2000) menyebutkan bahwa proses pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, tergantung pada jenis keputusan pembelian. Pembelian yang rumit dan mahal mungkin melibatkan lebih banyak pertimbangan pembeli dan lebih banyak peserta. Terdapat empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat pembeli dan tingkat perbedaan merek, yakni : a. Comples buying behavior (perilaku pembelian yang rumit). Konsumen menjalani perilaku pembelian yang rumit kalau mereka terlibat dalam pembelian dan mempunyai perbedaan pandangan yang berarti diantara merek. Konsumen mungkin amat terlibat kalau produknya mahal, beresiko, jarang dibeli dan mencerminkan citra diri. Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus berusaha untuk mengetahuinya. Universitas Sumatera Utara 163 b. Dissonance-reducting buyer behavior (perilaku pembeli yang mengurangi ketidakcocokan). Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi terapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang memberikan kenyamanan. c. Habitual buying behavior (perilaku pemebeli karena kebiasaan). Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang lebih rendah dan beberapa perbedaan besar merek yang dirasakan. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk tetapi karena mereka sudah mengenal produk tersebut. d. Variety-seeking buying behavior (perilaku pembelian mencari variasi). Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatkan konsumen yang rendah, tetapi perbedaan merek yang dirasakan besar. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keseragaman dan bukan kepuasaan. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah, dan konsumen sering mencoba merek-merek baru. Semakin kompleks keputusan biasanya akan melibatkan semakin banyak pihak yang terkait dan semakin banyak pertimbangan. Sunarto (2004) menyatakan tipe-tipe prilaku membeli berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara berbagai merek adalah sebagai berikut : 1. Prilaku membeli kompleks. Konsumen menjalankan perilaku membeli yang kompleks ketika mereka benar-benar terlibat dalam pembelian dan mempunyai pandangan yang berbeda antar merek yang satu dengan yang lain. Konsumen mungkin Universitas Sumatera Utara 164 amat terlibat ketika produknya mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat menonjolkan ekspresi diri. Biasanya konsumen harus banyak belajar mengenai kategori produk tersebut. Orang pemasaran dari produk yang banyak melibatkan pembeli harus memahami pengumpulan informasi dan prilaku evaluasi dari konsumen yang terlibat. 2. Mengurangi ketidakcocokan Prilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan (dissonance reducing buyingbehaviour) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dengan pembelian yang mahal, jarang atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan diantara merek- merek yang ada. Untuk melawan ketidakcocokan ini, komunikasi purnajual orang pemasaran harus memberikan bukti-bukti dan dukungan yang membantu konsumen menyenangi pilihan merek mereka. 3. Prilaku membeli karena kebiasaan Prilaku membeli karena kebiasaan terjadi dalam kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan kecilnya perbedaan antar mereka. Proses membeli melibatkan keyakinan merek yang terbentuk karena pengetahuan pasif, diikuti dengan prilaku membeli, yang belum tentu diikuti oleh evaluasi. Karena membeli produk dengan keterlibatan rendah tidak kuat komitmennya terhadap merek apapun, pemasar produk-produk semacam itu sering kali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk 4. Mencari variasi Pelanggan menjalankan prilaku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen namun perbedaan Universitas Sumatera Utara 165 merek dianggap cukup berarti. Penggantian merek terjadi demi variasi dan bukan untuk kepuasan. Dalam kategori-kategori produk semacam itu, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merek yang menjadi pemimpin pasar dengan merek yang kurang ternama. 2.3. Kerangka Konseptual Setiap perusahaan harus merencanakan tujuannya , seluruh rencana atau tujuan harus konsisten dengan strategi bisnis secara keseluruhan. Sebuah perencanaan pemasaran akan dapat membantu perusahaan dalam menentukan keputusan sejumlah hal yang berhubungan dengan pemilihan media, promosi, pembuatan iklan produk, ataupun anggaran perusahaan. Menurut Cravens (2000) menyakatan strategi bauran promosi merupakan perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaran lainnya. Menurut Cravens dan Piercy (2003), bahwa iklan adalah setiap bentuk presentasi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu. Keuntungankeuntungan penggunaan iklan untuk berkomunikasi dengan para pembeli diantaranya biaya yang rendah per pemasangan, keragaman media (surat kabar, majalah, televise, radio, surat-surat pos dan iklan di jalan), pengendalian pemasangan, isi pesan yang konsisten dan kesempatan mendesain secara kreatif. Menurut Kotler (2000) penjualan pribadi adalah suatu penyajian lisan dalam bentuk percakapan dengan satu atau lebih calon konsumen untuk tujuan menciptakan penjualan. Melalui penjualan pribadi akan tercipta kesadaran Universitas Sumatera Utara 166 konsumen terhadap produk, penyampaian informasi dan meyakinkan konsumen agar membeli produk. Para tenaga penjual dapat berintegrasi dengan para pembeli untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan mengatasi penolakan, mereka dapat menargetkan pembeli dan mereka mempunyai kapasitas untuk mengumpulkan pengetahuan pasar dan memberi umpan balik. Menurut Kotler dan Keller (2009) promosi penjulan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, penawaran pengembalian dana tunai, potongan harga, premi, hadiah, penghargaan, percobaan gratis, garansi, promosi yang berkaitan, promosi silang, tampilan titik pembelian, dan demontrasi); promosi dagang (potongan harga, inseftif untuk iklan dan tampilan, serta barang gratis); dan promosi bisnis dan tenaga penjualan (pameran dagang dan kovensi, kontes wiraniaga, dan iklan khusus). Menurut Suryani (2008) Komunikasi yang efektif yang dilakukan oleh pemasar mempunyai peranan penting dalam membentuk persepsi dan sikap yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku konsumen. Suatu keputusan menurut Schiffman dan Kanuk (2004) adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih alternatif. Jika komsumen tidak memiliki pilihan alternatif, maka hal tersebut bukanlah suatu situasi dalam pengambilan keputusan. Menurut Kotler (2002) ada dua faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian: a. Sikap atau pendirian orang lain. Preferensi seseorang terhadap suatu merek dapat meningkat jika orang yang disenangi juga menyukai Universitas Sumatera Utara 167 merek yang sama. Pengaruh orang lain menjadi kompleks bila beberapa orang yang dekat dengan pembeli mempunyai pendapat yang berlawanan dan si pembeli ingin menyenangkan mereka semua. b. Situasi yang tidak dapat diantisipasi. Konsumen membentuk suatu maksud pembelian atas dasar faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Ketika konsumen akan bertindak, faktor situasi yang tidak diantisipasi mungkin terjadi untuk mengubah maksud pembelian tersebut. Berdasarkan kepada teori-teori tersebut maka dapat disusun sebuah kerangka konseptual dalam penelitian ini dan dapat digambarkan sebagai berikut: Periklanan (X1) Keputusan Menginap (Y) Penjualan Pribadi (X2) Promosi Penjualan (X3) Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Universitas Sumatera Utara 168 2.4. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan suatu ide untuk mencari fakta yang harus dikumpulkan. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, didasarkan pada tinjauan kepustakaan dan kerangka konseptual yang telah dikembangkan di atas adalah sebagai berikut: Hipotesis 1 : Periklanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan tamu menginap di hotel Dharma Deli Medan. Hipotesis 2 : Penjualan pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan tamu menginap di hotel Dharma Deli Medan. Hipotesis 3 : Promosi penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan tamu menginap di hotel Dharma Deli Medan. Universitas Sumatera Utara