9 BAB I 10 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
9
BAB I
10 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak lokasi pengolahan
minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah
maupun milik swasta lokal atau asing. Dalam pengolahan minyak tersebut, tidak
dapat dipungkiri akan menyisakan limbah yang apabila tidak dikelola dengan
baik, dapat membahayakan dan mampu merusak lingkungan. Limbah yang tersisa
dari pengolahan tersebut dinamakan sludge oil. Sludge oil adalah limbah minyak
mentah (crude oil) yang mengendap pada dasar tangki penampungan yang
didalamnya mengandung air, pasir dan lumpur. Mengingat jumlah limbah minyak
mentah atau yang biasa disebut sludge yang sangat melimpah di Indonesia
khususnya di lingkungan pengolahan, akan sangat menguntungkan apabila limbah
tersebut dapat dimanfaatkan untuk diolah kembali menjadi bahan bakar alternatif
(alternative fuel). Hasil pengolahan kembali tersebut tentunya akan mengalami
sedikit penurunan kualitas dari bentuk asalnya, namun masih memiliki nilai
ekonomis dan mampu membantu pasokan alternative fuel di Indonesia.
Tingkat kebutuhan minyak bumi di Indonesia masih cukup tinggi baik untuk
memenuhi kebutuhan industri maupun konsumsi. Kebutuhan tersebut tidak
sebanding dengan tingkat kenaikan produksinya sehingga menempatkan
Indonesia sebagai salah satu negara importir minyak terbesar di dunia. Secara
1
global, tingkat kebutuhan minyak bumi di seluruh dunia saat ini diperkirakan akan
terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi dunia, tentunya hal ini
sangat berpengaruh juga pada kebutuhan minyak bumi di Indonesia, dimana kita
ketahui bahwa minyak bumi adalah sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, dan sumur-sumur produsen minyak di Indonesia terutama sumur
tua, semakin menurun produksinya. Permintaan bahan bakar nasional saat ini
mencapai 1,3 juta barel per hari, sementara produksi minyak Indonesia hanya
sekitar 827.000-840.000 barel per hari. Artinya, ada defisit sekitar 400.000500.000 barel untuk menutupi kebutuhan energi bahan bakar nasional.
Gambar 1.1 Perbandingan Konsumsi dan Produksi Minyak Bumi Indonesia
Sumber: United States Energy Information Administration for Oil Production and
British Petroleum Review of World Energy for Oil Consumption.
Pemerintah dihadapkan pada situasi harus menaikkan harga BBM
bersubsidi untuk mengurangi defisit anggaran, yang akan dialokasikan pada
program kesejahteraan yang lebih tepat. Perlu diketahui bahwa impor bahan bakar
2
nasional Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya, dimana kondisi ini akan
menjadi beban yang harus diatasi dengan hati-hati. Salah satunya adalah dengan
mengurangi nilai subsidi BBM. Minyak bumi sebagai bahan dasar BBM adalah
salah satu kekayaan alam yang menjadi kebutuhan utama masyarakat dunia.
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad
mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Menurut
Hardjono (2001), saat ini, minyak bumi memiliki peranan sangat besar di dunia
sebagai bahan bakar, bahan pencelup dan berbagai bahan sintesis.
Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi di Indonesia dikelola oleh Satuan
Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK
Migas). Menurut SKK Migas, produksi minyak bumi Indonesia secara alamiah
akan mengalami penurunan hingga 16%, yang disebabkan lapangan minyak di
Indonesia pada umumnya merupakan lapangan yang sudah tua dan menurun
produksinya. Dengan menurunnya produksi minyak bumi domestik dan
kebutuhan minyak bumi di Indonesia yang terus meningkat, tentunya mendorong
untuk dilakukannya eksplorasi demi mencari sumber minyak baru sehingga dapat
mengatasi ancaman krisis energi (Boediono, 2007). SKK MIGAS lebih lanjut
mengungkapkan bahwa penurunan jumlah produksi minyak per hari tersebut
disebabkan penurunan produksi dari lapangan yang telah berproduksi lebih cepat
dari perkiraan yang telah diperhitungkan. Hal tersebut dikarenakan sekitar 90
persen dari total produksi minyak Indonesia dihasilkan dari lapangan yang
usianya lebih dari 30 tahun, sehingga dibutuhkan investasi yang cukup besar
3
untuk menahan laju penurunan alaminya. Investasi yang cukup besar itu
dibutuhkan untuk kegiatan eksplorasi dan drilling pada titik baru yang memiliki
potensi sebagai sumber minyak. Selain membutuhkan investasi yang besar,
eksplorasi dan drilling ini juga memiliki risiko tinggi karena tidak ada jaminan
bahwa titik drilling tersebut sudah pasti memiliki cadangan minyak bumi seperti
yang diharapkan.
Dalam menenentukan lokasi potensi minyak bumi memang dapat dibantu
oleh perhitungan geokimia organik. Menurut Subroto (2000), ilmu geokimia
organik merupakan ilmu yang menerapkan prinsip kimia, yang digunakan untuk
mempelajari asal-usul, migrasi, alterasi dan akumulasi minyak bumi yang dapat
disinergikan dengan kegiatan eksplorasi minyak bumi. Alat analisis yang relatif
cangih seperti kromatografi gas dan spektrometer massa yang ditemukan sekitar
tahun 1950 merupakan awal dari penggunaan prinsip geokimia organik secara
signifikan di dalam pencarian minyak bumi. Sejak saat itu, ilmu geokimia organik
menjadi acuan dan mulai digunakan dalam ekplorasi minyak bumi di berbagai
belahan dunia. Permasalahan pada aplikasinya adalah biaya yang harus
dikeluarkan untuk drilling pada satu titik lokasi potensi minyak bumi saja bisa
memakan biaya US$ 2.000.000 hingga US$ 5.000.000, dan belum ada jaminan
bahwa sekalipun perhitungan geokimia organik telah dilakukan secara cermat,
titik tersebut dapat memproduksi minyak bumi seperti yang ditargetkan. Di
Indonesia, sektor migas masih menjadi andalan utama bagi perekonomian
Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai pemasok kebutuhan
4
energi dalam negeri. Pembangunan industri dan prasarana yang sedang
berkembang cukup pesat di Indonesia, berdampak pada pertumbuhan konsumsi
energi rata-rata yang meningkat hingga 7% dalam 10 tahun terakhir.
Mengingat minyak bumi merupakan salah satu faktor penting bagi dunia
industri untuk menggerakkan roda perekonomian secara nasional maupun global,
sangat penting bagi negara Indonesia untuk ikut meningkatkan produksi nasional
namun tetap menjaga kelestarian alam dengan tidak mencemari lingkungan dari
kegiatan eksplorasi maupun produksi dari minyak bumi tersebut. Untuk
mendukung agenda tersebut, salah satunya dapat menggunakan metode Sludge Oil
Recovery (SOR). SOR adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah kembali
sludge yang mengendap dan tidak ada nilai tambah lagi pada dasar tangki
penampungan menjadi minyak mentah (crude oil). Teknologi SOR ini
menawarkan salah satu solusi kepada perusahaan produsen maupun pengolahan
minyak bumi untuk dapat melakukan pengelolaan sludge oil dengan baik,
pemanfaatan kembali dengan pengolahan sludge oil tersebut menjadi crude oil
guna meningkatkan kapasitas produksi minyak sesuai yang ditargetkan oleh
Pemerintah Indonesia. Sludge oil yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi
zat berbahaya yang dapat merusak lingkungan. Tujuan dari SOR tersebut adalah
mengolah kembali limbah minyak agar diperoleh minyak bumi dengan kualitas
yang sebaik mungkin, yang masih memiliki nilai ekonomis untuk dapat digunakan
kembali. Dari proses pembersihan tangki dan pengolahan kembali, proses SOR
mampu menghasilkan 70% hingga 90% recovered oil, yaitu minyak yang dapat
5
diselamatkan untuk digunakan kembali sebagai bahan bakar yang seringkali
disebut recovered oil atau alternative fuel. Mengingat jumlah sludge oil yang
sangat melimpah di Indonesia khususnya di lingkungan tangki pengolahan
minyak khususnya Pertamina, maka pengelolaan sludge oil dengan maksimal
sangat diperlukan, karena selain untuk membantu memenuhi kebutuhan produksi
minyak bumi nasional.
PT. Trinitas Sakta Makmur adalah perusahaan swasta Nasional yang
didirikan semenjak tahun 2009. PT. Trinitas Sakta Makmur bergerak dibidang
pemeliharaan dan pelestarian lingkungan (Environmental Services), pembersihan
tanki-tanki minyak (Oil Tank Cleaning) dan perbaikan-perbaikan tanki minyak
(Oil Tank Repair). PT. Trinitas Sakta Makmur beralamat di Jl. Mega Kuningan
Lot 8, 9 Kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Dalam menjalankan bisnisnya, PT.
Trinitas Sakta Makmur tentunya tidak lepas dari kendala di lapangan. Salah satu
kendala yang ditemui adalah penyediaan alat berat seperti vacuum truck, crane,
forklift, dan alat-alat penungjang kegiatan SOR yang sejauh ini tidak disiapkan
mitra kerja PT. Trinitas Sakta Makmur, dimana hal tersebut menyulitkan PT.
Trinitas Sakta Makmur untuk bekerja secara efektif dan efisien dikarenakan harus
melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam penyediaan alat berat tersebut.
Disamping itu, pekerjaan PT. Trinitas Sakta Makmur selama ini tidak di-supply
bahan bakar solar oleh partnernya, sehingga terkadang pekerjaan PT. Trinitas
Sakta Makmur sering terhambat dan penyelesaian pekerjaannya tidak sesuai
jadwal yang ditargetkan, dikarenakan pengadaan bahan bakar yang dilakukan
6
sendiri oleh PT. Trinitas Sakta Makmur. Kendala lainnya adalah ketertidaksediaan
sludge yang harusnya dibersihkan dari tangki Pertamina, terkadang telah diambil
dan dimanfaatkan oleh oknum secara diam-diam untuk dijual lagi kepada
pemborong yang untuk kemudian dibuang di tempat tertentu, yang tentunya
menyalahi ketentuan Kementrian Lingkungan Hidup. Bentuk kerja sama PT.
Trinitas Sakta Makmur dengan para mitranya sejauh ini hanya bersifat per-project
atau per-tender. Akan lebih memudahkan bagi PT. Trinitas Sakta Makmur apabila
bentuk kerjasama dengan mitra usahanya berbentuk kerjasama operasi (KSO),
agar dapat disusun rencana kerja sama jangka panjang yang lebih terorganisir dan
terstruktur.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, PT. Trinitas Sakta Makmur
merupakan perusahaan yang bertujuan untuk ikut membantu pemerintah dalam
meningkatkan produksi minyak bumi nasional dan turut berpartisipasi dalam
menjaga dan memelihara lingkungan hidup. Penelitian ini mencoba untuk
melakukan analisis strategi bisnis pada
PT. Trinitas Sakta Makmur dalam
kegiatan sludge oil recovery.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang masalah, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut:
7
1. Strategi apakah yang paling tepat bagi PT. Trinitas Sakta Makmur
untuk dapat terus bersaing di bidang sludge oil recovery?
2. Manfaat apakah yang didapat dari strategi tersebut bagi PT. Trinitas
Sakta Makmur dalam mengembangkan bisnisnya?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi apakah yang paling bagi PT. Trinitas Sakta
Makmur untuk dapat terus bersaing di bidang sludge oil recovery.
2. Untuk mengetahui manfaat apa yang didapat oleh PT. Trinitas Sakta
Makmur dari strategi yang dijalankannya.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak. Adapun kegunaan penelitian ini terutama ditujukan kepada:
1. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan solusi strategi
bentuk kerjasama terbaik antara PT. Trinitas Sakta Makmur dengan PT.
Pertamina. Dengan penelitian ini, PT. Trinitas Sakta Makmur juga dapat
mengetahui berbagai kelebihan yang dimiliki perusahaan serta kendala
yang dihadapi dalam pekerjaannya, serta mencari solusi untuk
menyelesaikan masalah-masalah tersebut untuk kelancaran usahanya.
Selain itu, penulis berharap penelitian ini mampu memberikan masukan
terbaik bagi kemungkinan kerjasama operasi antara PT. Trinitas Sakta
8
Makmur dengan PT. Pertamina yang sesuai prosedur dan memberikan
nilai tambah bagi kedua perusahaan tersebut.
2. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
dan informasi bagi pihak-pihak yang terkait mengenai industri minyak
bumi khususnya sludge oil recovery dan iklim persaingannya di Indonesia.
Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi yang
menjadi acuan untuk penelitian lebih lanjut, serta memperluas dan
menambah wawasan para pihak yang berkepentingan terutama mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan pada perusahaan di bidang
sludge oil recovery.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan perhatian pada
masalah penentuan atau formulasi strategi bisnis KSO yang akan dijalankan
oleh PT. Trinitas Sakta Makmur dengan PT. Pertamina untuk bersama-sama
memenuhi target dan tujuan masing-masing perusahaan di bidang sludge oil
recovery. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan ini merupakan studi
kasus yang secara spesifik hanya berlaku pada KSO antara PT. Trinitas Sakta
Makmur dengan PT. Pertamina, sehingga hasil penelitian tidak dapat
digeneralisasikan pada permasalahan yang sejenis di perusahaan lain.
9
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bagian ini berisi uraian mengenai hal-hal yang mendasari
penelitian, meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian teori dan konsep yang mendasari penelitian
ini, didukung dengan berbagai hasil penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti. Selain itu, bab ini
juga berisi uraian mengenai hubungan antar variabel yang disertai
dengan hipotesis-hipotesis yang diajukan serta model penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi jenis penelitian, jenis data, populasi dan
sampel, variabel penelitian, definisi operasional, pengujian
instrumen, teknik analisis data, dan pengujian hipotesis.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi profil responden serta analisis dari hasil pengolahan
data yang telah dilakukan. Bagian ini menjawab rumusan masalah
serta tujuan yang dijabarkan pada Bab I. Pada bagian ini juga
disajikan pembahasan secara rinci mengenai hasil penelitian yang
dilengkapi dengan tabel.
10
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan temuan akhir penelitian
ini serta implikasi penelitian baik implikasi manajerial maupun
implikasi untuk penelitian selanjutnya. Implikasi manajerial
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
bagi perusahaan dalam mengembangkan strategi bisnis. Sementara
saran penelitian selanjutnya diharapkan dapat dijadikan bahan
masukan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
11
Download