BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Piranti Lunak Menurut

advertisement
2.1
2.1.1
BAB2
LANDASAN TEORI
Rekayasa Piranti Lunak
Menurut Pressman (2001, p6) definisi piranti lunak adalah sebagai
berikut:
1. Instruksi-instruksi
(program
komputer)
yang
hila
diekseskusi
akan
memberikan fungsi dan unjuk kerja yang diinginkan.
2. Struktur data yang membuat program mampu memanipulasi suatu informasi.
3. Dokumen-dokumen yang menjelaskan operasi dan pemakaian suatu program.
Jadi menurut Pressman (2001, p15), piranti lunak disusun dari program,
data,
dan dokumentasi yang masing-masing terdiri dari suatu bentuk yang
diciptakan sebagai bagian dari
rekayasa piranti
lunak
proses rekayasa piranti lunak. Tujuan dari
adalah menyediakan
suatu kerangka
kerja
dalam
membangun piranti lunak yang berkualitas.
Pengertian Rekayasa Piranti Lunak
Pengertian rekayasa piranti lunak oleh
Bauer (Pressman, 2001, ps20)
didefinisikan sebagai penetapan dan pemakaian prinsip-prinsip rekayasa dalam
rangka mendapatkan piranti lunak yang ekonomis, yaitu terpercaya dan bekerja
efisien pada mesin (komputer).
7
Rekayasa piranti lunak adalah teknologi berlapis. Pendekatan rekayasa
(meliputi rekayasa piranti lunak) harus berdasar pada suatu komitmen organisasi
untuk kualitas. Manajemen kualitas secara menyeluruh dan
filosofi serupa
membantu kelangsungan proses peningkatan suatu kultur, dan kultur ini pada
akhirnya menuju ke arah pengembangan yang lebih matang bagi rekayasa piranti
lunak. Dasar yang mendukung rekayasa piranti lunak adalah fokus pada kualitas.
Menurut Pressman (2001, p20-21) rekayasa piranti lunak mencakup tiga lapisan,
yaitu:
1. Proses (process)
Dasar untuk rekayasa piranti lunak adalah lapisan proses. Proses rekayasa
piranti lunak adalah menyatukan lapisan-lapisan teknologi bersama-sama dan
memungkinkan pengembangan piranti lunak komputer yang tepat waktu dan
masuk akal. Proses menggambarkan suatu kerangka kerja untuk sekumpulan
area pemrosesan kunci yang harus dibentuk untuk penyerahan teknologi
rekayasa piranti lunak secara efektif. Area pemrosesan kunci membentuk
basis manajemen kontrol dari proyek piranti lunak dan menetapkan keadaan
dimana cara teknis diterapkan, produk kerja (model, dokumen, data, laporan,
form, dll.) dihasilkan, titik awal dibentuk, kualitas dipastikan, dan perubahan
diatur dengan baik.
2. Metode (methods)
Metode rekayasa piranti lunak menyediakan cara teknis bagaimana untuk
membangun piranti lunak. Metode mencakup suatu kesatuan tugas yang
meliputi analisis kebutuhan, perancangan, pembuatan program, pengujian,
dan pemeliharaan. Metode rekayasa piranti lunak berdasar pada sekumpulan
8
prinsip dasar yang menentukan masing-masing area teknologi dan meliputi
aktivitas permodelan dan teknik penggambaran yang lain.
3. Alat bantu (tools)
Alat rekayasa piranti lunak
otomatis bagi
proses
menyediakan dukungan otomatis atau semi
dan
metode
seperti Computer-Aided
Software
Engineering (CASE) yang mengkombinasikan piranti lunak, piranti
keras,
dan suatu database rekayasa piranti lunak (suatu ternpat penyimpanan yang
berisi informasi penting tentang analisis, perancangan, pembuatan program,
dan pengujian) untuk menciptakan suatu lingkungan rekayasa piranti lunak
sejalan dengan CAD/CAE (computer-aided design I engineering) bagi piranti
keras.
Alat-alat bantu
Metode-metode
Proses
Fokus kualitas
Gambar 2.1
Lapisan-lapisan rekayasa piranti lunak
(Pressman, 2001, p21)
2.1.2
Model Linier Yang Berurutan (The Linear Sequential Model)
Menurut Pressman(2001, p28-30), pendekatan
dengan classic life
cycle
atau
ini sering disebut juga
waterfall model, yang
menyarankan suatu
pendekatan yang sistematis dan berurutan bagi pengembangan piranti lunak yang
dimulai dari level
sistem dan
9
berkembang melalui analisis, perancangan,
10
pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini mencakup aktivitas sebagai
berikut:
a. Permodelan dan Rekayasa Sisternllnformasi
Karena piranti lunak merupakan bagian dari
suatu
sistem lebih
besar,
pekerjaan dimulai dengan penetapan kebutuhan untuk semua elemen-elemen
sistem dan kemudian mengalokasikan beberapa bagian dari kebutuhan ini
pada piranti lunak. Pandangan sistem ini adalah penting ketika piranti lunak
harus saling berhubungan dengan elemen-elemen lain seperti piranti keras,
orang, dan database. Analisis dan rekayasa sistem mencakup pengumpulan
kebutuhan di tingkat sistem dengan sejumlah kecil analisis dan perancangan
di tingkat puncak. Rekayasa informasi meliputi pengumpulan kebutuhan
pada tingkat bisnis strategis dan tingkatan area bisnis.
b. Analisis Kebutuhan Piranti Lunak
Untuk mengerti suatu
piranti lunak yang
akan dibangun maka seorang
perancang harus mengerti tentang kebutuhan piranti lunak, fungsi-fungsi,
kinerja (performance) dan antarmuka (interface) yang diperlukan. Semua
kebutuhan untuk sistem maupun piranti lunak hams didokumentasikan dan
dikaji oleh pengguna.
c. Perancangan (Design)
Pada
kenyataannya perancangan piranti lunak terdiri atas beberapa proses
yang memfokuskan pada empat atribut yang berbeda pada suatu program,
yaitu struktur data, arsitektur piranti lunak, representasi antarmuka, dan detil
skema prosedur (algoritma). Dalam proses perancangan, pada prinsipnya
11
mengubah kebutuhan menjadi suatu representasi piranti lunak yang dapat
12
menjadi tafsiran dari
halnya
analisis
segi kualitas sebelum proses pengkodean. Seperti
kebutuhan
piranti
diperlukan dokumentasi dan akan
lunak,
perancangan
juga
(design)
menjadi bagian dari konfigurasi piranti
lunak.
d. Pembuatan Program (Pengkodean)
Proses penterjemahan hasil
perancangan ke
dalam bentuk yang
dapat
dimengerti oleh komputer melalui program-program komputer. Pada proses
pembuatan program (pengkodean) difokuskan pada hal yang mekanik.
e. Pengujian
Setelah proses pengkodean selesai, langkah berikutnya adalah melakukan
pengujian. Pada proses pengujian dititikberatkan pada logika internal pada
suatu piranti lunak untuk memastikan bahwa semua statement sudah
dilakukan pengujian. Disamping itu, pengujian dari fungsi ekstemal juga
perlu dilakukan yaitu melaksanakan pengujian untuk mengetahui kesalahan
dan memastikan bahwa input yang didefinisikan akan memberikan hasil
aktual yang sesuai dengan yang diinginkan.
f
Pemeliharaan
Suatu piranti
lunak
mungkin juga mengalami perubahan setelah dikirim
kepada customer. Perubahan tersebut akan
terjadi karena suatu kesalahan
(error), maka software harus diadaptasikan untuk menghadapi pengaruh dari
luar
seperti
system atau
perubahan kebutuhan yang
disebabkan perubahan operating
perangkat lainnya. Disamping itu
pemakai menginginkan
peningkatan fungsi atau kinerja. Dengan adanya dua hal tersebut, maka
2.2
2.2.1
13
pemeliharaan software sangat diperlukan dalam daur hidup pda software
engineering.
Rekayasa sistem/informasi
Analisis
Perancangan
Gambar 2.2
Pengkodean
Pengujian
The Linear Sequential Model
(Pressman, 2001, p29)
Library
Menurut Williams (2000, pl84), library adalah sebuah file yang memiliki
fungsi atau sumber daya lain yang dapat digunakan dalam aplikasi. Biasanya
fungsi tersebut memiliki kegunaan yang umum sehingga memudahkan beberapa
aplikasi untuk saling berbagi pakai fungsi dan sumber daya.
Terdapat dua jenis
library, yaitu static link library dan dynamic link library.
Static Link Library
Menurut
Williams
(2000,
pl84),
static
link
library
merupakan
14
sekumpulan fungsi yang akan di-link dengan aplikasi.
Static link library
2.2.2
15
merupakan bagian dari
aplikasi lain
file executable aplikasi dan tidak dibagi pakai dengan
yang menggunakan fungsi yang sama. Static link library mudah
untuk diimplementasikan, selain itu mudah pula untuk mendistribusikan aplikasi
yang menggunaakn static link library. Walaupun demikian, untuk melakukan
perbaikan
atau
update
static
link
library,
program
aplikasi
yang
menggunakannya harus di-link kembali dengan library yang baru. Contoh dari
static link library adalah standard C library yang menyediakan fungsi seperti
strlen dan printf.
Dynamic Link Library
Menurut Williams (2000, p185), dynamic link library merupakan file
executable yang memiliki fungsi, data, atau sumber daya untuk digunakan
aplikasi lain.
Dynamic link library (DLL) di-load ketika diperlukan, yaitu pada
saat load atau pada saat aplikasi beijalan.
Proses link pada DLL ini berbeda
dengan pada static link library, di mana library ditambahkan pada program pada
saat dikompilasi dan di-link.
Jika sebuah aplikasi membutuhkan DLL yang sudah di-load, maka
aplikasi tersebut akan memetakan DLL ke address space dari proses yang baru,
dan kemudian menambahkan reference counter DLL tersebut.
counter tersebut bernilai 0 (nol), maka DLL akan di-unload.
2.2.2.1 Kelebihan Dynamic Link Library
Berikut ini adalah beberapa kelebihan penggunaan DLL:
Jika reference
16
1.
Ukuran file executable aplikasi dapat diperkecil karena beberapa aplikasi
dapat menggunakan library yang sama.
2.
Menggunakan kode
yang sama dalam DLL
dapat memudahk:an dalam
pengembangan beberapa proyek yang membutuhkan fungsi yang sama.
3.
Proyek yang besar
dapat dipecah menjadi beberapa subproyek yang lebih
kecil, sehingga memudahk:an pengembangan oleh beberapa orang dalam tim
pengembang.
4.
DLL
mudah untuk diimplementasikan.
dilakukan
dengan
menggunakan
Untuk melakukan update DLL
versi
terbaru
pada
aplikasi
yang
menggunakannya. Selama interface yang digunakan tidak bembah, maka
fungsi bam dapat ditambahk:an pada DLL tanpa hams mengkompilasi ulang
program klien.
2.2.2.2 Kekurangan Dynamic Link Library
Selain memiliki kelebihan, DLL juga memiliki kekurangan antara lain sebagai
berikut:
1. Menggunakan DLL meningkatkan kesulitan dalam pendistribusian program.
Program yang tidak menggunakan DLL hanya perlu mendistribusikan file
executable saja,
sedangkan program yang
menggunakan DLL
perlu
mendistribusikan tidak hanya file executable saja, melainkan juga file DLL
yang diperlukan.
2.
DLL
dapat meningkatkan kompleksitas proyek.
DLL
harus dipelihara
selama dalam proses pengembangan dan uji coba, sehingga jumlah DLL
17
yang digunakan dalam proyek dapat meningkatkan kompleksitas proyek
tersebut.
3. Penggunaan
DLL
menimbulkan
masalah
versi
DLL.
Dalam
pengembangan DLL, perbaikan atau update DLL terbaru harus diberi versi
yang
jelas
sehingga tidak membingungkan dalam penggunaannya pada
aplikasi klien.
2.3
Compiler
2.3.1
Pengertian Compiler
2.3.2
juga
Menurut
Bennett
(1996,
p1)
compiler
adalah
program
yang
menteijemahkan suatu program dari suatu bahasa (Source Language) ke dalam
bahasa lain (Target Language). Source Language biasanya berupa bahasa tingkat
tinggi (High Level Language) yaitu bahasa yang lebih dimengerti oleh manusia
seperti Pascal, C, Java, dan lain-lain. Target Language biasanya berupa bahasa
tingkat rendah (Low Level Language) yaitu bahasa yang lebih dimengerti oleh
mesin seperti machine code dan assembly. Compiler akan mendeteksi apakah
teijadi kesalahan selama proses kompilasi dan melaporkan pesan kesalahan
tersebut kepada pengguna.
Struktur Compiler
Dalam
struktur compiler terdapat beberapa
tahapan,
yaitu
lexical
analyzer, syntax analysis, semantic analysis, intermediate code generator, code
optimizer, dan code generator.
18
2.3.2.1 Lexical Analyzer
Menurut Bennett (1996, p62), lexical Analyser (scanner) berfungsi untuk
membaca karakter per karakter dari
tersebut ke dalam sejumlah token.
source code lalu membagi source code
Secara konseptual scanner akan membaca
input yang diberikan karakter per karakter dari kiri ke kanan dan menghasilkan
sejumlah token secara berurut sebagai output yang akan digunakan oleh parser.
Selain itu, scanner juga mempunyai fungsi lain seperti menghilangkan komentar
dan spasi. Lexical analyser dapat pula memiliki fasilitas pengecekan error.
(Error messaf;!es)
t
Source
language
Lexical
analyser
Token
stream
Gambar 2.3 Lexical Analyser
(Bennett,1996,p63)
Dalam lexical analyser terdapat istilah token, pattern, dan lexeme. Token
adalah sebuah himpunan string yang didefinisikan oleh pattern. Pattern adalah
aturan-aturan yang digunakan untuk mendefinisikan token. Lexeme adalah
sekumpulan string masukan pada source program yang sesuai dengan pattern
dari token.
19
Tabel2.1
Contob token, lexeme, dan pauern
Pattern
Contoh Lexeme
Token
Const
Const
Const
If
If
If
Relation
< or <= or = or > or >= or <>
Id
< <= = > >= <>
, ' ' '
'
pi, count, temp
Num
3.1416, 0, 6.02E23
Nilai konstanta numerik.
Literal
"Hello World"
Semua karakter di antara tanda" dan".
Huruf diikuti huruf atau digit.
2.3.2.2 Syntax Analyzer
Syntax Analyzer (parser) berfungsi untuk mendefinisikan bentuk struktur
syntax yang digunakan dalam compiler.
2.3.2.3 Semantic Analyzer
Semantic Analyzer berfungsi untuk mengartikan maksud dari struktur
syntax yang dihasilkan pada bagian syntax analyzer.
2.3.2.4 Intermediate Code Generator
Intermediate Code Generator menghasilkan Intermediate Source Form
yang diperoleh setelah compiler mengartikan syntax pada source program.
2.3.2.5 Code Optimizer
Code Optimizer berfungsi untuk mengoptimalkan intermediate source
form
yang
diperoleh
dari
menghasilkan code yang efisien.
intermediate
code
generator supaya
dapat
20
2.3.2.6 Code Generator
Code Generator menerjemahkan
intermediate source form yang telah
dioptimasi ke dalam bahasa assembly atau mesin.
Code yang akan dihasilkan
pada bagian ini tergantung pada arsitektur mesin (komputer) yang digunakan
seperti register yang dapat digunakan, jenis-jenis instruksi yang digunakan, dan
lain sebagainya.
2.4
Braille
2.4.1
Sejarah Braille
Louis Braille memperkenalkan tulisan timbul yang dapat digunakan oleh
para tuanetra pada tahun 1829 di Paris, Perancis. Hal
ini diterapkan dengan
menerapkan sistem abjad dalam bentuk enam titik dalam dua kolom yang
masing-masing kolom terdiri dari tiga baris.
1
2
3
Gambar 2.4
.:···:::
4
< ::
5
6
Satu sel simbol Braille
Karena sistem tulisan abjad tersebut hanya terdiri dari enam titik, maka
kode yang dapat disimbolkan hanya 63 simbol (satu sel) ditambah sel kosong
untuk spasi. Sehingga kombinasi beberapa sel dapat mengintepretasikan berbagai
arti dalam Braille.
2.4.2
21
Kaidah Braille Bahasa Indonesia
Penggunaan Braille pada berbagai negara tidaklah terstandarisasi secara
intemasional. Hal itu disebabkan pengaruh bahasa dan bentuk tulisan yang
dipakai oleh masing-masing negara, terutama untuk simbol Braille tingkat dua.
Dalam rangka pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan luar
biasa, khususnya bagi peserta didik penyandang tunanetra perlu didukung simbol
Braille baku yang berlaku secara nasional. Oleh karena itu, pada tanggal 13 April
2000 dikeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No.
053/U/2000 tentang Sistem Braille Indonesia Bidang Bahasa yang
dipergunakan secara nasional dalam proses belajar mengajar di sekolah terpadu,
sekolah luar biasa tunanetra, dan pendidikan luar sekolah bagi peserta didik
tunanetra.
Kaidah penulisan Braille Indonesia memiliki standarisasi berupa tiga
tingkatan yaitu tingkat nol, satu, dan dua. Adapun standarisasi tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Kaidah Braille Tingkat Nol
Digunakan untuk
mengubah huruf-huruf ASCII kedalam simbol-simbol
Braille.
b. Kaidah Braille Tingkat Satu
Ketentuan atau kaidah tulisan Braille Indonesia Tingkat Satu meliputi abjad
Braille, angka arab, angka romawi, dan tanda baca.
22
c. Kaidah Braille Tingkat Dua
Untuk kaidah penulisan Braille Tingkat Dua
atau
tulisan singkat (tusing)
Braille Indonesia, secara umum dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu
tanda kata, tanda kata dengan titik, bagian kata, dan singkatan Braille (sibra).
2.4.2.1 Sistem Braille Tingkat Nol
Sistem Braille Indonesia Tingkat Nol digunakan untuk mengubah hurufhuruf ASCII ke dalam hurufBraille.
Tabel2.2
Braille tingkat nol
(Somber : SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
ASCII
1
No.
ASCII
Braille
Tingkat
•·
26
z
..
....
a
2
Braille
Tingkat
b
0
..
..
c
4
d
..
.
.
.
ASCII
·•
27
1
..
•.·.
0
51
52
+
[
29
3
•·
..
.
·•
.
2
•··•
..
.
28
Braille
Tingkat
..
0
..
3
No.
53
]
54
\
·•
..
•·
.
·•
5
e
6
f
7
g
.
..
•·
..
30
4
.
..
31
5
..
..
55
{
...
56
}
32
6
..
.·•..
...
..
23
·•
5
..
7
..
I
,
.·•
..
8
33
h
7
•·
·•
..
9
i
10
J
11
••
..
.
I
13
m
14
n
8
9
0
•·
•·
0
37
-
•·
38
=
16
p
..
•·•
·•
..
59
.
.
.
60
'
·.•.
....
·.•.
39
II
61
62
,
64
..
40
-
?
!
•·•·
66
<
67
@
·•
43
#
..
r
...
.·•
.
•·
19
s
.
...
•·
65
·•
42
18
·•
.
41
=
..
·•
·•
I
..
..
q
·•
·•
63
..
17
·•
•·
..
.
•·
15
58
..·•
35
36
..
..
..
••
•·
.
k
12
34
•·
...
.
·•
44
$
•. ·
·•
.
.
•·
•·
.
>
·•
24
Tabel2.2
Braille tingkat nol (Lanjutan)
(Sumber: SK Mendiknas No.053/U/2000)
No.
ASCII
Braille
Tingkat
No.
20
t
..
45
·•
Braille
Tingkat
ASCII
v
0
0
...
..
21
u
•·
..
..
..
47
*
46
&
w
25
y
0
.
·•
..
·•
48
49
...·•.
X
Braille
Tingkat
.•·..
.
23
24
ASCII
..
/\
•·
22
No.
..
•·
·•
(
)
50
..
·•
·•
-
2.4.2.2 Sistem Braille Tingkat Satu
Ketentuan untuk sisten Braille Indonesia Tingkat Satu adalah sebagai
berikut.
1. Abjad Braille
..
a
..
b
•·
..
.. d••. e•.· f..•· g.. h••.. .. J·.•. k.. 1. m...
c
..
1
.
.
.
.
.
.
.
•·
.
.. .. p.. q..•.•. r••. s..... t... u.... v... w.. .... y.... z...
n
·•
•·
X
0
.
·•.
•·
•·
2. Bilangan
a.
Angka Arab
.
•·
.
.
.
·•
·•
.
25
Angka Arab dalam Braille ditulis menggunakan tanda angka
5-6) diikuti dengan sepuluh abjad Braille pertama (a-j).
..... ...•· ..... ...... .... ·•
1
·•
2
.
3
4
·• ..
5
•·
= (titik 3-4-
26
... •...·. .·•... •.• •.·. ••. ... ..
6
7
·•
8
.
·• ..
·
10
9
..
.·• •·•
·
..
·• •·
. . ..
b. Angka Romawi
Penulisan angka Romawi dalam Braille didahului dengan tanda kapital :
(titik 6) dan diikuti hurufyang mengikutinya. Jika hurufyang digunakan
dalam angka
Romawi terdiri
dari
dua
huruf atau
lebih, maka
penulisannya diawali dengan dua tanda kapital ::(titik 6, 6)
I
·•
.·• . . . . .. ·• .... ...•• ..
IV
.
.
·•
MD
XC
. •·
••
.
•· ·•
3. Tanda Baca
a. Tanda Titik : (titik 2-5-6)
Aturan tambahan untuk penggunaan tanda titik:
1)
Tanda titik tidak digunakan dalam menuliskan bilangan besar untuk
memisahkan angka ribuan, jutaan, dan sebagainya.
2)
Dalam
menuliskan
waktu,
tanda
titik
tidak
dipakai
untuk
memisahkan angka jam dari angka menitnya.
3)
Tanda titik tidak digunakan untuk menuliskan elipsis.
b. Tanda Koma : (titik 2)
Aturan tambahan untuk penggunaan tanda koma:
1) Tanda koma tidak digunakan sebagai tanda desimal.
2) Tanda koma digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan
seterusnya.
27
c. Tanda Titik Koma :: (titik 2-3)
d. Tanda Titik Dua (titik 2-5)
e. Tanda Tanya
f.
= (titik
2-3-6)
Tanda Seru :(titik 2-3-5)
g. Tanda Petik Buka :(titik 2-3-6) dan Tanda Petik Tutup
= (titik
3-5-6)
h. Tanda Petik Tunggal Buka ::(titik 6, 2-3-6) dan Tanda Petik Tunggal
Tutup
=:
(titik 3-5-6, 3)
Tanda petik tunggal buka dan tanda petik tunggal tutup digunakan untuk
menuliskan petikan di dalam petikan.
1.
Tanda Kurung ::
:: (titik 2-3-5-6)
Dalam braille, tanda kurung buka sama dengan tanda kurung tutup.
J.
Tanda Hubung (titik 3-6)
k. Tanda Pisah (titik 3-6, 3-6)
Tanda pisah ditulis tanpa spasi dari huruf atau tanda yang mendahului
atau mengikutinya.
1.
Tanda Garis Miring ; (titik 3-4)
Tanda garis miring digunakan tanpa spasi dari huruf atau tanda yang
mendahului atau mengikutinya.
m. Tanda Elipsis ::: (titik 3, 3, 3)
Aturan tambahan untuk penggunaan tanda elipsis:
28
1) Menuliskan tanda elipsis dipisahkan oleh satu spasi dari huruf atau
tanda yang mendahuluinya.
2) Menuliskan tanda elipsis dipisahkan oleh satu spasi dari huruf yang
mengikutinya tetapi tidak dipisahkan oleh satu spasi dari tanda-tanda
baca yang mengikutinya.
3) Tanda titik yang mengikuti tanda elipsis ditulis dengan titik 2-5-6.
Contoh:
...... .
.
.
. .
n. Tanda HurufKapital :(titik 6)
Aturan tambahan untuk penggunaan tanda kapital:
1) Tanda kapital ditulis rapat tanpa spasi dengan huruf yang dinyatakan
sebagai huruf kapital.
2) Untuk menuliskan satu sampai dua kata yang seluruhnya terdiri dari
huruf kapital, maka di depan setiap kata tersebut ditambah dua tanda
kapital.
3)
Untuk menuliskan tiga kata atau lebih yang seluruhnya terdiri dari
huruf kapital, maka di depan kata pertama ditambah tiga tanda kapital
dan di depan kata terakhir ditambah dua tanda kapital.
4) Khusus untuk menuliskan judul
buku, karangan, atau bab yang
seluruhnya terdiri dari huruf kapital, di depan setiap kata diberi dua
tanda kapital.
5) Untuk menuliskan
dua
kata
yang
dihubungkan dengan tanda
penghubung yang masing-masing kata tersebut terdiri dari huruf
29
kapital seluruhnya (bukan kata ulang), masing masing kata didahului
dengan dua tanda kapital.
o. Tanda Kursif ::(titik 4-6)
Tanda kursif
diguna.kan untuk
menuliskan kata
atau kalimat yang
berceta.k tebal, cetak miring, bergaris bawah, dan lain sebagainya yang
mempunyai pengertian bahwa kata atau kalimat itu menjadi perhatian.
Aturan penggunaan tanda kursif:
1) Tanda kursif ditulis langsung tanpa spasi di depan kata yang menjadi
perhatian.
2)
Satu tanda kursif dituliskan di depan masing-masing kata apabila
kata-kata yang menjadi perhatian itu terdiri dari satu hingga tiga kata.
3) Apabila kata-kata yang menjadi perhatian itu terdiri dari empat kata
atau lebih, dua tanda kursif ditulis di depan kata pertama dan satu
tanda kursif dirulis di depan kata yang tera.khir.
p. Tanda Lebih Kurang (titik 2-6, 3-5)
Tanda lebih kurang dipisahkan satu spasi dari huruf atau tanda baca yang
mendahului atau
mengikutinya, tetapi tanda ini tidak dipisahkan spasi
jika yang mengikutinya adalah angka atau
atau ukuran yang mengikutinya.
tanda singkatan mata uang
25
q. Tanda Bintang
<
(titik 3-5, 3-5)
Tanda bintang ditulis langsung tanpa spasi dibelakang kata yang
diterangkan, dan dipisahkan oleh satu spasi dari huruf atau tanda yang
mengikutinya.
r.
Tanda Apostrof : (titik 3)
Bila tanda apostrof digunakan untuk menyingkat angka tahun, tanda
apostrof ditulis antara tanda angka dan angka tanpa spasi.
s.
Tanda Sajak ; (titik 3-4-5)
Menuliskan sajak dalam tulisan braille Indonesia ada dua macam, yaitu:
1) Tanpa tanda sajak di mana tiap baris ditulis pada baris baru. Bila
sebuah baris tidak cukup ditulis dalam satu baris, maka dilanjutkan
pada baris berikutnya mulai pada petak kelima.
2) Dengan tanda sajak. Tanda sajak digunakan untuk menghemat spasi.
Tanda sajak dituliskan langsung (tanpa spasi) di belakang akhir setiap
baris puisi. Penulisan puisi dengan tanda sajak dilakukan seperti
menulis prosa (tidak perlu baris bam untuk setiap baris puisi).
Perpindahan bait ditandai dengan satu baris kosong.
2.4.2.3 Sistem Braille Tingkat Dua
Sistem Braille Indonesia Tingkat Dua secara umum terbagi dalam 8
kelompok, yaitu:
26
1. Tanda Kata Tunggal
Tanda kata tunggal adalah suatu tanda yang berdiri sendiri dan mewakili
suatu kata.
a.
Tanda Kata yang terdiri dari Huruf Abjad
Tanda kata yang terdiri dari huruf abjad ini tidak dapat langsung dibubuhi
huruf atau tanda-tanda lain kecuali tanda baca, tanda kapital, dan tanda
kursif. Jika tanda kata tersebut berfungsi sebagai bagian kata, maka harus
didahului sel ::(titik 4-5-6).
Tabel2.3
Tanda kata yang terdiri dari huruf abjad
(Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
1
2
Braille
..
...
..
.
Braille
ASCII
Titik
Kata
a
1
anda
No.
..
4
..
5
6
7
8
9
10
11
12
13
..
..
..
....
.
...
..
..
•·
•··•
n
1-3-4-5
ini
0
1-3-5
oleh
1-2-3-4
1-2-3-4-5
pada
kualitas
1-2-3-5
karena
2-3-4
saya
t
2-3-4-5
tak
u
1-3-6
untuk
v
1-2-3-6
vitamin
w
2-4-5-6
waktu
X
1-3-4-6
aksi
y
1-3-4-5-6
yang
z
1-3-5-6
zat
bagi
15
c
d
1-4
1-4-5
cara
dari
16
17
.
..
.
•·
p
q
.
.
•·
e
f
1-5
1-2-4
emas
faktor
18
19
·•
•·
g
1-2-4-5
lagi
20
h
1-2-5
harus
21
i
2-4
itu
22
j
2-4-5
jadi
23
k
1-3
kita
24
1
1-2-3
lalu
25
m
1-3-4
mereka
26
r
.
..
.
•·
•·
•·
Kata
1-2
.
..
Titik
b
·.•
•·
Braille
ASCII
..
.
..
..
14
..
3
Braille
..
.
...
...
....
•·
•·
.
.
·•
·•
.
.
s
27
•·
b. Tanda Kata yang terdiri dari HurufBalik
Tanda kata yang terdiri dari huruf balik tidak dapat dibubuhi huruf atau
tanda-tanda lain kecuali tanda baca, tanda kapital, dan tanda kursif.
27
Tanda kata ini dapat berfungsi sebagai bagian kata jika didahului sel ::
(titik 4-5-6).
Tabel2.4
Tanda kata yang terdiri dari huruf balik
(Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000)
Braille
ASCJI
Titik
Kata
%
1-4-6
kamu
••
{
2-4-6
atau
·•
?
1-4-5-6
ke
1-5-6
satu
I
1-2-5-6
telah
+
3-4-6
buat
#
3-4-5-6
sebagai
••·
&
1-2-3-4-6
serta
9
·•
•
!
2-3-4-6
nyata
10
•·
·•
$
1-2-4-6
bukan
11
·•
}
1-2-4-5-6
jangan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
c.
Braille
..
.....
....
...
..
..
..
·•
•·
.
.
..
..
Tanda Kata yang terdiri dari HurufBawah
Tanda kata
yang terdiri dari huruf bawah tidak dapat dirangkaikan
dengan huruf atau tanda-tanda lainnya kecuali tanda baca, tanda kapital,
dan tanda kursif. Apabila tanda kata ini berfungsi sebagai bagian kata,
maka harus didahului sel ::(titik 4-5-6).
Tanda kata yang terdiri dari huruf bawah
Tabel2.5
(Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
Braille
1
•·
2
.
3
..
..
.
•··•
Braille
ASCII
Titik
Kata
2
2-3
bahwa
4
2-5-6
dengan
5
2-6
memang
28
Tabel2.5
Tanda kata yang terdiri dari huruf bawab (Lanjutan)
(Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
4
5
6
7
8
Braille
ASCII
Titik
Kata
6
2-3-5
maka
7
2-3-5-6
agar
8
2-3-6
masih
•·
.0
9
3-5
ia
·•
0
3-5-6
supaya
Braille
..
•.•.
•·
..
•·
..
oo
d. Tanda Kata yang terdiri dari Tanda Lain
Tanda kata yang terdiri dari tanda lain tidak dapat didahului oleh huruf
atau tanda lain kecuali tanda baca, tanda kapital, dan tanda kursif. Tandatanda ini dapat berfungsi sebagai bagian kata apabila didahului sel
(titik 4-5-6).
Tabel2.6
Tanda kata yang terdiri dari tanda lain
(Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
2
5
6
*
1-6
sampai
I
3-4
di
·•
>
3-4-5
dan
·•
)
2-3-4-5-6
aku
(
1-2-3-5-6
akan
=
l-2-3-4-5-6
hingga
..
0.
3
4
Kata
•·
·•
·•
1
Braille
Titik
Braille
0.
••
•·
0
..
0
..
••
00
ASCII
2. Tanda Kata dengan Titik 5
Tanda kata dengan titik 5 ( :) dapat berfungsi sebagai tanda kata ataupun
sebagai tanda bagian kata.
:i
29
a. Tanda Kata dengan Titik 5 tambah Huruf Abjad
Tabel2.7
Tanda kata dengan titik 5 tambah huruf abjad
(Sumber :SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No. Braille
1
2
3
4
s
6
7
8
9
.•.·.
..
...
..
..
·• •·
.. ..
. . ..
.. . .
..
.. ..
.
.
.. ..
..
. ...
...
..
.. ..
.. .
·.•. ..
.
·•
·•
•.·
...
..
..
...
..
....
. .• .
...
.
..
.
....
.
......
.. .
.. . .
Braille
Titik
Kata
ASCII
"b
Sb
baik
"c
Sc
capai
"d
Sd
dalam
"e
Se
erat
"f
Sf
fakta
"g
Sg
ganti
"h
Sh
hari
"I
Si
ikat
"j
Sj
jalan
"k
Sk
kali
.. .
.. .
.. .
.. .
. ..
.•
"!
51
lain
•·
"m
Sm
mana
13
·• ·•
"n
Sn
naik
14
..
"o
So
orang
"p
Sp
pakai
"q
Sq
kuantitas
"r
Sr
rakyat
"s
Ss
sangat
10
11
12
15
16
17
..
.
.. .
..
.
. •·
.. .
18
19
20
21
22
23
24
2S
..
.
••·
..
.. .
.. .
·.•. .
..
. .. .
....
......
. .....
....
. •·
·• •·
·•
"t
St
tahu
"u
Su
ubah
"V
Sv
variasi
"w
Sw
walau
..
. ·•
·.•.
"x
Sx
laksana
..
"y
Sy
yakin
.
"z
Sz
zakat
·• ·•
..
30
b. Tanda Kata dengan Titik 5 tambah HurufBalik dan Tanda-tanda Lain
Tabel2.8
Tanda kata dengan titik 5 tambah huruf balik dan tandatanda lain
(Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
Braille
Titik
Kata
"I
5, 3-4
Diri
1
....
.....
2
. . ..
·•
"%
5, 1-4-6
Muka
3
..
..
"+
5, 3-4-6
suara
II.
5, 1-5-6
sama
">
5, 3-4-5
antara
"I
5, 1-2-5-6
terang
"?
5, 1-4-5-6
kerja
"$
5, 1-2-4-6
nyanyi
"&
5, 1-2-3-4-6
sebab
")
5, 2-3-4-5-6
kuasa
"=
5, 1-2-3-4-5-6
tinggal
....
..·•..
.
.....
...
....
.. .
4
.
..
5
.. .
..
..
..
.. .
..
.
6
7
......
8
......
....
.....
..
..
. ·•
..
..
..
9
10
11
3.
Braille
ASCII
Tanda Kata dengan Titik 4-5
Tanda kata dengan titik 4-5 ( :;) dapat berfungsi sebagai tanda kata ataupun
sebagai tanda bagian kata.
a.
Tanda Kata dengan Titik 4-5 tambah Huruf Abjad
Tabel2.9
Tanda kata dengan titik 4-5 tambah huruf abjad
(Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
1
Braille
..•·..
. ..
.
Braille
ASCII
Titik
Kata
a
4-5a
atur
4
·.•..•.·
2
3
.
...
·.•. ..
...
.
.. ..
31
b
4-5b
buka c
4-5c
cukup d
4-Sd
duduk
32
Tabel2.9
Tanda kata dengan titik 4-5 tambah huruf abjad (Lanjutan)
(Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
Braille
Braille
ASCII
Titik
Kata
5
.. ..
e
4-5e
Engkau
f
4-5f
fungsi
g
4-Sg
guna
h
4-5h
hubung
-I
4-5i
ilrut
-j
4-5j
juru
-k
4-5k
kurang
-I
4-51
luar
-m
4-5m
mungkin
4-5n
nurani
4-5p
punya
....
...
.
. ...
.
..
·.•..·•.
..
.
...
....
.....
....
....
.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
.. . .
·.•. . .
. .
.. ..
..
.
..
.
..
..
..
.
..
.
.
.
.
..
.
-p
..
-n
.. .
.. .
-q
4-5q
khusus
-r
4-5r
rupa
-s
4 5s
sudah
....
...
....•·..
.....
....
.....
.
..
.
·•
.
.
. .
.. .
. .
.·•.
-t
4-5t
tuju
-u
4-5u
umum
.
..
-v
4-5v
volume
.
. ...
..
22
·.• ·.•
.
-w
4-5w
wujud
23
·.•
-x
4-5x
maksud
..
b. Tanda Kata dengan Titik 4-5 tambah HurufBalik dan Tanda-tanda Lain
Tabel2.10
Tanda kata dengan titik 4-5 tambah huruf balik dan tanda
lain
33
(Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
Braille
Braille ASCII
Titik
Kata
1
..
-?
4-5, 1-4-5-6
kemudian
2
.....
.... .
•·
...•
-
4-5, 1-5-6
tunanetra
3
..
-\
4-5, 1-2-5-6
Terus
.....·•
34
Tabel2.10
Tanda kata dengan titik 4-5 tambab burufbalik dan tanda
lain (Lanjutan)
(Sumber :SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
4
Braille
....
...
....
..
.....
..
·.•...
.....
Braille ASCII
Titik
Kata
-&
4-5, 1-2-3-4-6
Seluruh
-=
4-5, 1-2-3-4-5-6
Ganggu
->
4-5, 3-4-5
Anjur
-+
4-5, 3-4-6
Suatu
-)
4-5, 2-3-4-5-6
kuitansi
.
·• •·
..
5
6
7
8
.
. •·
..
..
.
4. Tanda Kata dengan Titik 4
Tanda kata dengan titik 4 ( :':) dapat digunakan sebagai tanda kata maupun
sebagai tanda bagian kata.
Tabel2.11
Tanda kata dengan titik 4
(Sumber :SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
Braille
Braille
ASCII
Titik
Kata
1
·..
·
.•.•.
..
4a
atas
2
..
a
.
.
. ..·•
e
4e
aneh
3
·....
.•
. •··•
'i
4i
arti
4
•··•
..
..•.
0
4o
abnormal
5
.
..
u
4u
arus
....
.
5. Tanda Kata dengan Tanda Angka (Titik 3-4-5-6)
Tanda kata dengan tanda angka :: (titik 3-4-5-6) dapat berfungsi sebagai
tanda kata maupun sebagai tanda bagian kata.
35
a.
Tanda Kata dengan Tanda Angka tambah Huruf Abjad
Tabel 2.12
Tanda Kata dengan tanda angka tambah huruf abjad
(Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
Braille
.....
...
...
.·.
.•...
......
...
.....
1
2
3
4
sekali
.
#l
3-4-5-61
selalu
.
#m
3-4-5-6m
sebelum
#n
3-4-5-6n
senang
#p
3-4-5-6p
seperti
.
#r
3-4-5-6r
sekarang
...
.. .
#s
3-4-5-6s
sesuai
#}
3-4-5-6q
sedang
.
.
.
•
8
b.
Kata
3-4-5-6k
•·
7
Titik
#k
.
6
ASCII
•·
•
5
Braille
.
Tanda Kata dengan Tanda Angka tambah Huruf Balik dan Tanda-tanda
Lain
Tabel2.13
Tanda kata dengan tanda angka tambah huruf balik dan
tanda-tanda lain
(Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
1
2
3
4
5
6
7
Braille
Titik
Kata
#(
3-4-5-6, 1-2-3-5-6
sedangkan
.
#I
3-4-5-6, 3-4
sendiri
·• ..
#+
3-4-5-6, 3-4-6
semua
.
#\
3-4-5-6, 1-2-5-6
setelah
.
#*
3-4-5-6, 1-6
selesai
#=
3-4-5-6, 1-2-3-4-5-6
sehingga
#)
3-4-5-6, 2-3-4-5-6
sekunder
Brai lle
...........
..•.
....
.....
... .
....
......
.
.
.
.
ASCII
36
6. Tanda Bagian Kata
Tanda bagian kata ialah tanda yang harus dirangkaikan dengan huruf atau
tanda tusing lain untuk membentuk kata.
a.
Tanda Bagian Kata yang Digunakan di Depan, Tengah, atau Belakang
Kata
Tanda ini dapat digunakan untuk bagian kata yang terletak di depan,
tengah, atau belakang kata.
Tabel 2.14
Tanda bagian kata yang digunakan di depan, tengah, atau
belakang kata
(Sumber : SK Mendiknas No.053/U/2000)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Braille
Braille
Titik
Kata
+
3-4-6
ua
(
1-2-3-5-6
kanlkam
%
1-4-6
Mu
{
2-4-6
Au
?
1-4-5-6
Ke
1-5-6
St
\
1-2-5-6
Te
&
1-2-3-4-6
se
·•
!
2-3-4-6
nya
.
5
2-6
me
9
3-5
ia
..
...
..
·•
...
.. .
..
..
••
..••
.
.
..
ASCII
*
1-6
ai
•··•
.
·•
.
.
12
•·
13
•·
·•
•·
::
>
3-4-5
an/am
... .
I
3-4
di
..
•·
..
·•
}
1-2-4-5-6
ng
·•
$
1-2-4-6
ny
)
2-3-4-5-6
ku
14
15
16
17
.0
37
b.
Tanda Bagian Kata yang Digunakan di Depan dan Tengah Kata
Tanda ini hanya dapat digunakan di depan atau di tengah kata sebagai
bagian kata, dan
tidak boleh terdapat di belakang kata karena dapat
ditafsirkan sebagai tanda baca.
Tabel 2.15
Tanda bagian kata yang digunakan di depan dan tengab kata
(Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
Braille
1
2
3
4
5
c.
Braille ASCII
Titik
Kata
•·
2
2-3
be
••
3
pe
..
2-5
·•
0
3-5-6
ter
.
6
2-3-5
ber
4
2-5-6
per
..
.
.
.
Tanda Bagian Kata yang Digunakan di Tengah Kata
Tanda bagian kata ini hanya dapat digunakan di tengah kata.
Tabel2.16
Tanda bagian kata yang digunakan di tengab kata
(Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
Braille
Braille
ASCII
Titik
Kata
1
•·
1
2
aa
7
2-3-5-6
in/im
8
2-3-6
un/um
=
1-2-3-4-5-6
ngg
2
3
4
..
....
d. Tanda Bagian Kata yang Digunakan di Belakang Kata
Tanda-tanda ini hanya dapat digunakan pada bagian belakang kata.
38
Tabel 2.17
Tanda bagian kata yang digunakan di belakang kata
(Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000)
No.
Braille
1
·•
..
..
·•
....
2
3
Braille
ASCII
Titik
Kata
46
kah
-
456
lah
-
45
pun
7. Tanda Apit :(titik 4)
Tanda apit adalah tanda yang menunjukkan dua buah huruf "a" mengapit
konsonan atau mengapit satu tanda tusing yang melambangkan rangkaian
konsonan.
Contoh:
.apa... .
... . •·
..
.. . .
..........
..........
.......
kapal
.
.
8. Singkatan Braille (SIBRA)
Singkatan Braille (sibra) adalah tusing yang digunakan untuk menyingkat
kata-kata yang tidak dapat disingkat atau tidak cukup tersingkat dengan
tanda-tanda tusing yang ada.
Sibra dapat diberi imbuhan berupa awalan dan/atau akhiran, atau diberi tanda
ulang selama tidak dapat dibaca lain, sehingga makna kata dasarnya tidak
berubah. Daftar Sibra dapat dilihat pada lampiran Ll-L4.
2.4.3
39
Perbedaan Kaidab Braille Inggris dengan Braille Indonesia
Braille Inggris Tingkat Satu (Uncontracted English Braille) hampir sama
dengan Braille Indonesia Tingkat Satu, namun memiliki beberapa perbedaan
untuk beberapa karakter tanda baca dan aturan kapital. Pada Braille Inggris, satu
tanda kapital diletakkan di awal sebuah kata untuk menandakan bahwa kata
tersebut diawali dengan huruf kapital, sedangkan dua tanda kapital diletakkan di
awal kata untuk menandakan bahwa kata tersebut seluruhnya menggunakan
huruf kapital.
Jadi untuk kata
yang seluruhnya menggunakan huruf kapital
walaupun terdiri lebih dari 2 kata tetap menggunakan dua tanda kapital di awal
setiap kata tersebut.
Berbeda dengan Braille Inggris, pada Braille Indonesia
untuk tiga kata atau lebih yang seluruhnya menggunakan huruf kapital digunakan
tiga tanda kapital di awal kata yang pertama dan dua tanda kapital di awal kata
yang terakhir.
Tabel2.18
Beberapa perbedaan Braille Indonesia dengan Braille Inggris
Braille Indonesia
Latin
Braille
&
%
Latin
&
%
...
-
....·•
\
..
....
. ..
.
.
Braille
.....
....
....
.
·•
.
-
\
Braille Inggris
·. • .
.
•·
.
Sedangkan Braille Inggris tingkat dua (English Braille) sangat berbeda
dengan Braille Indonesia tingkat dua karena berisi tulisan singkat bahasa Inggris.
2.5
40
Sebagai contoh Braille Inggris tingkat dua karakter ";: " berarti "but" sedangkan
dalam Braille Indonesia tingkat dua berarti "bagi", sedangkan karakter tersebut
berarti "b" dalam Braille Inggris tingkat satu maupun Braille Indonesia tingkat
satu.
Selain itu terdapat perbedaan dalam aturan penulisan satuan ukuran,
misalnya satuan meter, kilometer, centimeter, gram, kilogram, dan sebagainya.
Dalam Braille Inggris, satuan langsung diterjemahkan seperti biasa, namun
dalam Braille Indonesia penerjemahan satuan diawali dengan terjemahan satuan
tersebut diikuti dengan angka nominalnya tanpa karakter spasi di antaranya.
Sebagai contoh,
untuk menuliskan
diterjemahkan sebagai
"= :: ; ;
"100
meter"
dalam
Braille
Inggris
!:::;;:" sedangkan dalam Braille Indonesia
. . ahk
b
. "... • •. .•. • ,,
dttef)em
a n s e aga1
=:: .
Database
Menurut Connolly (2002, p14), database merupakan sekumpulan data
yang saling berhubungan secara logikal, dan deskripsi dari data ini dirancang
untuk memenuhi kebutuhan informasi dari organisasi.
Pendekatan berbasis file merupakan salah satu pendekatan yang paling
sederhana dalam membuat database.
berbasis file
aplikasi
Menurut Connolly (2002, p7), sistem
(file-based system) merupakan kumpulan dari
yang
menyediakan
pelayanan
untuk
program-program
end-user seperti
pelayanan
pembuatan laporan. Sistem berbasis file merupakan salah satu pendekatan yang
paling awal untuk mengkomputerisasi sistem berkas manual. Sebagai contoh, di
41
dalam suatu organisasi sebuah berkas manual dibuat untuk
data
yang
menyimpan semua
berhubungan dengan suatu proyek, produk, klien, atau
karyawan.
Sistem berkas manual sudah cukup memadai untuk jumlah data yang sedikit.
Database
yang
disimpan
dalam
media
penyimpanan
sekunder
diorganisasikan dalam satu atau lebihfile. Sebuahfile merupakan kumpulan dari
rekord-rekord yang berisi data yang saling berhubungan secara logikal. Setiap
rekord terdiri dari satu atau lebihfield yang saling berhubungan, dan setiap field
merepresentasikan karakteristik dari obyek dunia nyata (real-world object) yang
dijadikan model.
Urutan penyimpanan dan pengaksesan rekord dalamfile tergantung dari
organisasi file tersebut. Organisasi file merupakan pengaturan data dari sebuah
file
secara fisikal
dalam
rekord-rekord pada
media penyimpanan sekunder.
Jenis-jenis utama dari organisasi file antara lain:
1.
Heap File
Heap file merupakan organisasi file yang
paling sederhana.
Rekord
disimpan dalam suatu file dalam urutan yang sama dengan penyisipan
setiap rekord tersebut.
2.
Sequential File
Pada sequential file (file sekuensial), rekord diurutkan menurut nilai dari
suatu field.
Rekord-rekord dalam suatu file dapat diurutkan berdasarkan
nilai dari satu atau lebih field yang disebut ordering field, dan jika field
tersebut juga merupakan kunci (key) darifile tersebut, maka field tersebut
disebut ordering key dari file tersebut.
2.6
42
3.
Hash File
Pada hash file (disebut juga random file atau direct file), rekord disimpan
dalam disk berdasarkan basil dari fungsi hash.
secara sekuensial dalam sebuah file,
rekord tidak perlu disimpan
melainkan
suatu fungsi hash
mengkalkulasikan alamat rekord berdasarkan satu atau beberapa field dari
rekord yang akan disimpan tersebut.
Diagram Alir (Flowchart)
Menurut Sprankle (1995, p465), diagram alir
(jlowchart) merupakan
gambar ilustrasi dari urutan instruksi yang digunakan untuk memecahkan suatu
masalah. Suatu diagram alir menampilkan aliran proses dari awal hingga akhir
suatu solusi.
Setiap blok dari
diagram alir
merepresentasikan instruksi,
sedangkan garis alir (jlowline) menunjukkan arah dari aliran instruksi. Dalam
diagram alir terdapat beberapa simbol diagram alir seperti pada Tabel 2.18.
Tabel 2.19
Simbol diagram alir
Simbol
Deskripsi
Diagram Alir
Garis alir (jlowline) ditunjukkan dengan garis lurus dengan
I
*
i..
I
..
tanda panah (optional) yang menunjukkan arah aliran
instruksi. Garis alir digunakan untuk menghubungkan blok
darilke blok yang lain.
43
Tabel 2.19
Simbol diagram alir (Lanjutan)
Simbol
Deskripsi
Diagram Alir
Simbol m1 menunjukkan awal
dan
akhir
dari
modul.
Simbol ellips awal modul berisi '"Mulai" dan dilengkapi
dengan nama modul. Sedangkan simbol akhir modul berisi
Cselesai
)
'"Selesai".
Simbol awal modul tidak memiliki garis alir
yang memasukinya, sedangkan simbol akhir modul tidak
memiliki garis alir yang keluar.
Simbol kotak digunakan untuk menggambarkan blok proses
seperti perhitungan,
membuka
dan
menutup file,
dan
sebagainya.
Simbol belah ketupat ini digunakan untuk menunjukkan
decision atau pengambilan keputusan.
Simbol kotak dengan dua garis vertikal pada kedua sisinya
I
I
I
I
merepresentasikan proses yang didefinisikan di tempat lain
II
dalam program atau disebut modul.
Simbol
poligon
llll
menggunakan counter.
menunjukkan
repetisi
dengan
Counter tersebut ditunjukkan
dengan karakter '"c", dimulai dari a (nilai awal) yang akan
ditambahkan sebanyak s (nilai inkremen) sampai mencapai
b (nilai akhir).
44
Tabel 2.19
Simbol diagram alir (Lanjutan)
Simbol
Deskripsi
Diagram Alir
On-Page
Connector
menghubungkan dua
()
dapat
digunakan
bagian diagram alir
dalam halaman yang sama.
untuk
yang terdapat
Untuk menghubungkan dua
bagian tersebut, pada masing-masing bagian digambarkan
sebuah simbol yang di dalamnya dituliskan huruf atau
angka yang sama.
Off-Page
Connector
dapat
digunakan
menghubungkan dua bagian diagram alir
l
I
"/
dalam halaman yang berbeda.
untuk
yang terdapat
Sarna dengan penggunaan
On-Page Connector, di dalam simbol ini juga dituliskan
huruf atau angka.
Download