2.1 2.1.1 BAB2 LANDASAN TEORI Rekayasa Piranti Lunak Menurut Pressman (2001, p6) definisi piranti lunak adalah sebagai berikut: 1. Instruksi-instruksi (program komputer) yang hila diekseskusi akan memberikan fungsi dan unjuk kerja yang diinginkan. 2. Struktur data yang membuat program mampu memanipulasi suatu informasi. 3. Dokumen-dokumen yang menjelaskan operasi dan pemakaian suatu program. Jadi menurut Pressman (2001, p15), piranti lunak disusun dari program, data, dan dokumentasi yang masing-masing terdiri dari suatu bentuk yang diciptakan sebagai bagian dari rekayasa piranti lunak proses rekayasa piranti lunak. Tujuan dari adalah menyediakan suatu kerangka kerja dalam membangun piranti lunak yang berkualitas. Pengertian Rekayasa Piranti Lunak Pengertian rekayasa piranti lunak oleh Bauer (Pressman, 2001, ps20) didefinisikan sebagai penetapan dan pemakaian prinsip-prinsip rekayasa dalam rangka mendapatkan piranti lunak yang ekonomis, yaitu terpercaya dan bekerja efisien pada mesin (komputer). 7 Rekayasa piranti lunak adalah teknologi berlapis. Pendekatan rekayasa (meliputi rekayasa piranti lunak) harus berdasar pada suatu komitmen organisasi untuk kualitas. Manajemen kualitas secara menyeluruh dan filosofi serupa membantu kelangsungan proses peningkatan suatu kultur, dan kultur ini pada akhirnya menuju ke arah pengembangan yang lebih matang bagi rekayasa piranti lunak. Dasar yang mendukung rekayasa piranti lunak adalah fokus pada kualitas. Menurut Pressman (2001, p20-21) rekayasa piranti lunak mencakup tiga lapisan, yaitu: 1. Proses (process) Dasar untuk rekayasa piranti lunak adalah lapisan proses. Proses rekayasa piranti lunak adalah menyatukan lapisan-lapisan teknologi bersama-sama dan memungkinkan pengembangan piranti lunak komputer yang tepat waktu dan masuk akal. Proses menggambarkan suatu kerangka kerja untuk sekumpulan area pemrosesan kunci yang harus dibentuk untuk penyerahan teknologi rekayasa piranti lunak secara efektif. Area pemrosesan kunci membentuk basis manajemen kontrol dari proyek piranti lunak dan menetapkan keadaan dimana cara teknis diterapkan, produk kerja (model, dokumen, data, laporan, form, dll.) dihasilkan, titik awal dibentuk, kualitas dipastikan, dan perubahan diatur dengan baik. 2. Metode (methods) Metode rekayasa piranti lunak menyediakan cara teknis bagaimana untuk membangun piranti lunak. Metode mencakup suatu kesatuan tugas yang meliputi analisis kebutuhan, perancangan, pembuatan program, pengujian, dan pemeliharaan. Metode rekayasa piranti lunak berdasar pada sekumpulan 8 prinsip dasar yang menentukan masing-masing area teknologi dan meliputi aktivitas permodelan dan teknik penggambaran yang lain. 3. Alat bantu (tools) Alat rekayasa piranti lunak otomatis bagi proses menyediakan dukungan otomatis atau semi dan metode seperti Computer-Aided Software Engineering (CASE) yang mengkombinasikan piranti lunak, piranti keras, dan suatu database rekayasa piranti lunak (suatu ternpat penyimpanan yang berisi informasi penting tentang analisis, perancangan, pembuatan program, dan pengujian) untuk menciptakan suatu lingkungan rekayasa piranti lunak sejalan dengan CAD/CAE (computer-aided design I engineering) bagi piranti keras. Alat-alat bantu Metode-metode Proses Fokus kualitas Gambar 2.1 Lapisan-lapisan rekayasa piranti lunak (Pressman, 2001, p21) 2.1.2 Model Linier Yang Berurutan (The Linear Sequential Model) Menurut Pressman(2001, p28-30), pendekatan dengan classic life cycle atau ini sering disebut juga waterfall model, yang menyarankan suatu pendekatan yang sistematis dan berurutan bagi pengembangan piranti lunak yang dimulai dari level sistem dan 9 berkembang melalui analisis, perancangan, 10 pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini mencakup aktivitas sebagai berikut: a. Permodelan dan Rekayasa Sisternllnformasi Karena piranti lunak merupakan bagian dari suatu sistem lebih besar, pekerjaan dimulai dengan penetapan kebutuhan untuk semua elemen-elemen sistem dan kemudian mengalokasikan beberapa bagian dari kebutuhan ini pada piranti lunak. Pandangan sistem ini adalah penting ketika piranti lunak harus saling berhubungan dengan elemen-elemen lain seperti piranti keras, orang, dan database. Analisis dan rekayasa sistem mencakup pengumpulan kebutuhan di tingkat sistem dengan sejumlah kecil analisis dan perancangan di tingkat puncak. Rekayasa informasi meliputi pengumpulan kebutuhan pada tingkat bisnis strategis dan tingkatan area bisnis. b. Analisis Kebutuhan Piranti Lunak Untuk mengerti suatu piranti lunak yang akan dibangun maka seorang perancang harus mengerti tentang kebutuhan piranti lunak, fungsi-fungsi, kinerja (performance) dan antarmuka (interface) yang diperlukan. Semua kebutuhan untuk sistem maupun piranti lunak hams didokumentasikan dan dikaji oleh pengguna. c. Perancangan (Design) Pada kenyataannya perancangan piranti lunak terdiri atas beberapa proses yang memfokuskan pada empat atribut yang berbeda pada suatu program, yaitu struktur data, arsitektur piranti lunak, representasi antarmuka, dan detil skema prosedur (algoritma). Dalam proses perancangan, pada prinsipnya 11 mengubah kebutuhan menjadi suatu representasi piranti lunak yang dapat 12 menjadi tafsiran dari halnya analisis segi kualitas sebelum proses pengkodean. Seperti kebutuhan piranti diperlukan dokumentasi dan akan lunak, perancangan juga (design) menjadi bagian dari konfigurasi piranti lunak. d. Pembuatan Program (Pengkodean) Proses penterjemahan hasil perancangan ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh komputer melalui program-program komputer. Pada proses pembuatan program (pengkodean) difokuskan pada hal yang mekanik. e. Pengujian Setelah proses pengkodean selesai, langkah berikutnya adalah melakukan pengujian. Pada proses pengujian dititikberatkan pada logika internal pada suatu piranti lunak untuk memastikan bahwa semua statement sudah dilakukan pengujian. Disamping itu, pengujian dari fungsi ekstemal juga perlu dilakukan yaitu melaksanakan pengujian untuk mengetahui kesalahan dan memastikan bahwa input yang didefinisikan akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan yang diinginkan. f Pemeliharaan Suatu piranti lunak mungkin juga mengalami perubahan setelah dikirim kepada customer. Perubahan tersebut akan terjadi karena suatu kesalahan (error), maka software harus diadaptasikan untuk menghadapi pengaruh dari luar seperti system atau perubahan kebutuhan yang disebabkan perubahan operating perangkat lainnya. Disamping itu pemakai menginginkan peningkatan fungsi atau kinerja. Dengan adanya dua hal tersebut, maka 2.2 2.2.1 13 pemeliharaan software sangat diperlukan dalam daur hidup pda software engineering. Rekayasa sistem/informasi Analisis Perancangan Gambar 2.2 Pengkodean Pengujian The Linear Sequential Model (Pressman, 2001, p29) Library Menurut Williams (2000, pl84), library adalah sebuah file yang memiliki fungsi atau sumber daya lain yang dapat digunakan dalam aplikasi. Biasanya fungsi tersebut memiliki kegunaan yang umum sehingga memudahkan beberapa aplikasi untuk saling berbagi pakai fungsi dan sumber daya. Terdapat dua jenis library, yaitu static link library dan dynamic link library. Static Link Library Menurut Williams (2000, pl84), static link library merupakan 14 sekumpulan fungsi yang akan di-link dengan aplikasi. Static link library 2.2.2 15 merupakan bagian dari aplikasi lain file executable aplikasi dan tidak dibagi pakai dengan yang menggunakan fungsi yang sama. Static link library mudah untuk diimplementasikan, selain itu mudah pula untuk mendistribusikan aplikasi yang menggunaakn static link library. Walaupun demikian, untuk melakukan perbaikan atau update static link library, program aplikasi yang menggunakannya harus di-link kembali dengan library yang baru. Contoh dari static link library adalah standard C library yang menyediakan fungsi seperti strlen dan printf. Dynamic Link Library Menurut Williams (2000, p185), dynamic link library merupakan file executable yang memiliki fungsi, data, atau sumber daya untuk digunakan aplikasi lain. Dynamic link library (DLL) di-load ketika diperlukan, yaitu pada saat load atau pada saat aplikasi beijalan. Proses link pada DLL ini berbeda dengan pada static link library, di mana library ditambahkan pada program pada saat dikompilasi dan di-link. Jika sebuah aplikasi membutuhkan DLL yang sudah di-load, maka aplikasi tersebut akan memetakan DLL ke address space dari proses yang baru, dan kemudian menambahkan reference counter DLL tersebut. counter tersebut bernilai 0 (nol), maka DLL akan di-unload. 2.2.2.1 Kelebihan Dynamic Link Library Berikut ini adalah beberapa kelebihan penggunaan DLL: Jika reference 16 1. Ukuran file executable aplikasi dapat diperkecil karena beberapa aplikasi dapat menggunakan library yang sama. 2. Menggunakan kode yang sama dalam DLL dapat memudahk:an dalam pengembangan beberapa proyek yang membutuhkan fungsi yang sama. 3. Proyek yang besar dapat dipecah menjadi beberapa subproyek yang lebih kecil, sehingga memudahk:an pengembangan oleh beberapa orang dalam tim pengembang. 4. DLL mudah untuk diimplementasikan. dilakukan dengan menggunakan Untuk melakukan update DLL versi terbaru pada aplikasi yang menggunakannya. Selama interface yang digunakan tidak bembah, maka fungsi bam dapat ditambahk:an pada DLL tanpa hams mengkompilasi ulang program klien. 2.2.2.2 Kekurangan Dynamic Link Library Selain memiliki kelebihan, DLL juga memiliki kekurangan antara lain sebagai berikut: 1. Menggunakan DLL meningkatkan kesulitan dalam pendistribusian program. Program yang tidak menggunakan DLL hanya perlu mendistribusikan file executable saja, sedangkan program yang menggunakan DLL perlu mendistribusikan tidak hanya file executable saja, melainkan juga file DLL yang diperlukan. 2. DLL dapat meningkatkan kompleksitas proyek. DLL harus dipelihara selama dalam proses pengembangan dan uji coba, sehingga jumlah DLL 17 yang digunakan dalam proyek dapat meningkatkan kompleksitas proyek tersebut. 3. Penggunaan DLL menimbulkan masalah versi DLL. Dalam pengembangan DLL, perbaikan atau update DLL terbaru harus diberi versi yang jelas sehingga tidak membingungkan dalam penggunaannya pada aplikasi klien. 2.3 Compiler 2.3.1 Pengertian Compiler 2.3.2 juga Menurut Bennett (1996, p1) compiler adalah program yang menteijemahkan suatu program dari suatu bahasa (Source Language) ke dalam bahasa lain (Target Language). Source Language biasanya berupa bahasa tingkat tinggi (High Level Language) yaitu bahasa yang lebih dimengerti oleh manusia seperti Pascal, C, Java, dan lain-lain. Target Language biasanya berupa bahasa tingkat rendah (Low Level Language) yaitu bahasa yang lebih dimengerti oleh mesin seperti machine code dan assembly. Compiler akan mendeteksi apakah teijadi kesalahan selama proses kompilasi dan melaporkan pesan kesalahan tersebut kepada pengguna. Struktur Compiler Dalam struktur compiler terdapat beberapa tahapan, yaitu lexical analyzer, syntax analysis, semantic analysis, intermediate code generator, code optimizer, dan code generator. 18 2.3.2.1 Lexical Analyzer Menurut Bennett (1996, p62), lexical Analyser (scanner) berfungsi untuk membaca karakter per karakter dari tersebut ke dalam sejumlah token. source code lalu membagi source code Secara konseptual scanner akan membaca input yang diberikan karakter per karakter dari kiri ke kanan dan menghasilkan sejumlah token secara berurut sebagai output yang akan digunakan oleh parser. Selain itu, scanner juga mempunyai fungsi lain seperti menghilangkan komentar dan spasi. Lexical analyser dapat pula memiliki fasilitas pengecekan error. (Error messaf;!es) t Source language Lexical analyser Token stream Gambar 2.3 Lexical Analyser (Bennett,1996,p63) Dalam lexical analyser terdapat istilah token, pattern, dan lexeme. Token adalah sebuah himpunan string yang didefinisikan oleh pattern. Pattern adalah aturan-aturan yang digunakan untuk mendefinisikan token. Lexeme adalah sekumpulan string masukan pada source program yang sesuai dengan pattern dari token. 19 Tabel2.1 Contob token, lexeme, dan pauern Pattern Contoh Lexeme Token Const Const Const If If If Relation < or <= or = or > or >= or <> Id < <= = > >= <> , ' ' ' ' pi, count, temp Num 3.1416, 0, 6.02E23 Nilai konstanta numerik. Literal "Hello World" Semua karakter di antara tanda" dan". Huruf diikuti huruf atau digit. 2.3.2.2 Syntax Analyzer Syntax Analyzer (parser) berfungsi untuk mendefinisikan bentuk struktur syntax yang digunakan dalam compiler. 2.3.2.3 Semantic Analyzer Semantic Analyzer berfungsi untuk mengartikan maksud dari struktur syntax yang dihasilkan pada bagian syntax analyzer. 2.3.2.4 Intermediate Code Generator Intermediate Code Generator menghasilkan Intermediate Source Form yang diperoleh setelah compiler mengartikan syntax pada source program. 2.3.2.5 Code Optimizer Code Optimizer berfungsi untuk mengoptimalkan intermediate source form yang diperoleh dari menghasilkan code yang efisien. intermediate code generator supaya dapat 20 2.3.2.6 Code Generator Code Generator menerjemahkan intermediate source form yang telah dioptimasi ke dalam bahasa assembly atau mesin. Code yang akan dihasilkan pada bagian ini tergantung pada arsitektur mesin (komputer) yang digunakan seperti register yang dapat digunakan, jenis-jenis instruksi yang digunakan, dan lain sebagainya. 2.4 Braille 2.4.1 Sejarah Braille Louis Braille memperkenalkan tulisan timbul yang dapat digunakan oleh para tuanetra pada tahun 1829 di Paris, Perancis. Hal ini diterapkan dengan menerapkan sistem abjad dalam bentuk enam titik dalam dua kolom yang masing-masing kolom terdiri dari tiga baris. 1 2 3 Gambar 2.4 .:···::: 4 < :: 5 6 Satu sel simbol Braille Karena sistem tulisan abjad tersebut hanya terdiri dari enam titik, maka kode yang dapat disimbolkan hanya 63 simbol (satu sel) ditambah sel kosong untuk spasi. Sehingga kombinasi beberapa sel dapat mengintepretasikan berbagai arti dalam Braille. 2.4.2 21 Kaidah Braille Bahasa Indonesia Penggunaan Braille pada berbagai negara tidaklah terstandarisasi secara intemasional. Hal itu disebabkan pengaruh bahasa dan bentuk tulisan yang dipakai oleh masing-masing negara, terutama untuk simbol Braille tingkat dua. Dalam rangka pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan luar biasa, khususnya bagi peserta didik penyandang tunanetra perlu didukung simbol Braille baku yang berlaku secara nasional. Oleh karena itu, pada tanggal 13 April 2000 dikeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 053/U/2000 tentang Sistem Braille Indonesia Bidang Bahasa yang dipergunakan secara nasional dalam proses belajar mengajar di sekolah terpadu, sekolah luar biasa tunanetra, dan pendidikan luar sekolah bagi peserta didik tunanetra. Kaidah penulisan Braille Indonesia memiliki standarisasi berupa tiga tingkatan yaitu tingkat nol, satu, dan dua. Adapun standarisasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Kaidah Braille Tingkat Nol Digunakan untuk mengubah huruf-huruf ASCII kedalam simbol-simbol Braille. b. Kaidah Braille Tingkat Satu Ketentuan atau kaidah tulisan Braille Indonesia Tingkat Satu meliputi abjad Braille, angka arab, angka romawi, dan tanda baca. 22 c. Kaidah Braille Tingkat Dua Untuk kaidah penulisan Braille Tingkat Dua atau tulisan singkat (tusing) Braille Indonesia, secara umum dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu tanda kata, tanda kata dengan titik, bagian kata, dan singkatan Braille (sibra). 2.4.2.1 Sistem Braille Tingkat Nol Sistem Braille Indonesia Tingkat Nol digunakan untuk mengubah hurufhuruf ASCII ke dalam hurufBraille. Tabel2.2 Braille tingkat nol (Somber : SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. ASCII 1 No. ASCII Braille Tingkat •· 26 z .. .... a 2 Braille Tingkat b 0 .. .. c 4 d .. . . . ASCII ·• 27 1 .. •.·. 0 51 52 + [ 29 3 •· .. . ·• . 2 •··• .. . 28 Braille Tingkat .. 0 .. 3 No. 53 ] 54 \ ·• .. •· . ·• 5 e 6 f 7 g . .. •· .. 30 4 . .. 31 5 .. .. 55 { ... 56 } 32 6 .. .·•.. ... .. 23 ·• 5 .. 7 .. I , .·• .. 8 33 h 7 •· ·• .. 9 i 10 J 11 •• .. . I 13 m 14 n 8 9 0 •· •· 0 37 - •· 38 = 16 p .. •·• ·• .. 59 . . . 60 ' ·.•. .... ·.•. 39 II 61 62 , 64 .. 40 - ? ! •·•· 66 < 67 @ ·• 43 # .. r ... .·• . •· 19 s . ... •· 65 ·• 42 18 ·• . 41 = .. ·• ·• I .. .. q ·• ·• 63 .. 17 ·• •· .. . •· 15 58 ..·• 35 36 .. .. .. •• •· . k 12 34 •· ... . ·• 44 $ •. · ·• . . •· •· . > ·• 24 Tabel2.2 Braille tingkat nol (Lanjutan) (Sumber: SK Mendiknas No.053/U/2000) No. ASCII Braille Tingkat No. 20 t .. 45 ·• Braille Tingkat ASCII v 0 0 ... .. 21 u •· .. .. .. 47 * 46 & w 25 y 0 . ·• .. ·• 48 49 ...·•. X Braille Tingkat .•·.. . 23 24 ASCII .. /\ •· 22 No. .. •· ·• ( ) 50 .. ·• ·• - 2.4.2.2 Sistem Braille Tingkat Satu Ketentuan untuk sisten Braille Indonesia Tingkat Satu adalah sebagai berikut. 1. Abjad Braille .. a .. b •· .. .. d••. e•.· f..•· g.. h••.. .. J·.•. k.. 1. m... c .. 1 . . . . . . . •· . .. .. p.. q..•.•. r••. s..... t... u.... v... w.. .... y.... z... n ·• •· X 0 . ·•. •· •· 2. Bilangan a. Angka Arab . •· . . . ·• ·• . 25 Angka Arab dalam Braille ditulis menggunakan tanda angka 5-6) diikuti dengan sepuluh abjad Braille pertama (a-j). ..... ...•· ..... ...... .... ·• 1 ·• 2 . 3 4 ·• .. 5 •· = (titik 3-4- 26 ... •...·. .·•... •.• •.·. ••. ... .. 6 7 ·• 8 . ·• .. · 10 9 .. .·• •·• · .. ·• •· . . .. b. Angka Romawi Penulisan angka Romawi dalam Braille didahului dengan tanda kapital : (titik 6) dan diikuti hurufyang mengikutinya. Jika hurufyang digunakan dalam angka Romawi terdiri dari dua huruf atau lebih, maka penulisannya diawali dengan dua tanda kapital ::(titik 6, 6) I ·• .·• . . . . .. ·• .... ...•• .. IV . . ·• MD XC . •· •• . •· ·• 3. Tanda Baca a. Tanda Titik : (titik 2-5-6) Aturan tambahan untuk penggunaan tanda titik: 1) Tanda titik tidak digunakan dalam menuliskan bilangan besar untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan sebagainya. 2) Dalam menuliskan waktu, tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka jam dari angka menitnya. 3) Tanda titik tidak digunakan untuk menuliskan elipsis. b. Tanda Koma : (titik 2) Aturan tambahan untuk penggunaan tanda koma: 1) Tanda koma tidak digunakan sebagai tanda desimal. 2) Tanda koma digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya. 27 c. Tanda Titik Koma :: (titik 2-3) d. Tanda Titik Dua (titik 2-5) e. Tanda Tanya f. = (titik 2-3-6) Tanda Seru :(titik 2-3-5) g. Tanda Petik Buka :(titik 2-3-6) dan Tanda Petik Tutup = (titik 3-5-6) h. Tanda Petik Tunggal Buka ::(titik 6, 2-3-6) dan Tanda Petik Tunggal Tutup =: (titik 3-5-6, 3) Tanda petik tunggal buka dan tanda petik tunggal tutup digunakan untuk menuliskan petikan di dalam petikan. 1. Tanda Kurung :: :: (titik 2-3-5-6) Dalam braille, tanda kurung buka sama dengan tanda kurung tutup. J. Tanda Hubung (titik 3-6) k. Tanda Pisah (titik 3-6, 3-6) Tanda pisah ditulis tanpa spasi dari huruf atau tanda yang mendahului atau mengikutinya. 1. Tanda Garis Miring ; (titik 3-4) Tanda garis miring digunakan tanpa spasi dari huruf atau tanda yang mendahului atau mengikutinya. m. Tanda Elipsis ::: (titik 3, 3, 3) Aturan tambahan untuk penggunaan tanda elipsis: 28 1) Menuliskan tanda elipsis dipisahkan oleh satu spasi dari huruf atau tanda yang mendahuluinya. 2) Menuliskan tanda elipsis dipisahkan oleh satu spasi dari huruf yang mengikutinya tetapi tidak dipisahkan oleh satu spasi dari tanda-tanda baca yang mengikutinya. 3) Tanda titik yang mengikuti tanda elipsis ditulis dengan titik 2-5-6. Contoh: ...... . . . . . n. Tanda HurufKapital :(titik 6) Aturan tambahan untuk penggunaan tanda kapital: 1) Tanda kapital ditulis rapat tanpa spasi dengan huruf yang dinyatakan sebagai huruf kapital. 2) Untuk menuliskan satu sampai dua kata yang seluruhnya terdiri dari huruf kapital, maka di depan setiap kata tersebut ditambah dua tanda kapital. 3) Untuk menuliskan tiga kata atau lebih yang seluruhnya terdiri dari huruf kapital, maka di depan kata pertama ditambah tiga tanda kapital dan di depan kata terakhir ditambah dua tanda kapital. 4) Khusus untuk menuliskan judul buku, karangan, atau bab yang seluruhnya terdiri dari huruf kapital, di depan setiap kata diberi dua tanda kapital. 5) Untuk menuliskan dua kata yang dihubungkan dengan tanda penghubung yang masing-masing kata tersebut terdiri dari huruf 29 kapital seluruhnya (bukan kata ulang), masing masing kata didahului dengan dua tanda kapital. o. Tanda Kursif ::(titik 4-6) Tanda kursif diguna.kan untuk menuliskan kata atau kalimat yang berceta.k tebal, cetak miring, bergaris bawah, dan lain sebagainya yang mempunyai pengertian bahwa kata atau kalimat itu menjadi perhatian. Aturan penggunaan tanda kursif: 1) Tanda kursif ditulis langsung tanpa spasi di depan kata yang menjadi perhatian. 2) Satu tanda kursif dituliskan di depan masing-masing kata apabila kata-kata yang menjadi perhatian itu terdiri dari satu hingga tiga kata. 3) Apabila kata-kata yang menjadi perhatian itu terdiri dari empat kata atau lebih, dua tanda kursif ditulis di depan kata pertama dan satu tanda kursif dirulis di depan kata yang tera.khir. p. Tanda Lebih Kurang (titik 2-6, 3-5) Tanda lebih kurang dipisahkan satu spasi dari huruf atau tanda baca yang mendahului atau mengikutinya, tetapi tanda ini tidak dipisahkan spasi jika yang mengikutinya adalah angka atau atau ukuran yang mengikutinya. tanda singkatan mata uang 25 q. Tanda Bintang < (titik 3-5, 3-5) Tanda bintang ditulis langsung tanpa spasi dibelakang kata yang diterangkan, dan dipisahkan oleh satu spasi dari huruf atau tanda yang mengikutinya. r. Tanda Apostrof : (titik 3) Bila tanda apostrof digunakan untuk menyingkat angka tahun, tanda apostrof ditulis antara tanda angka dan angka tanpa spasi. s. Tanda Sajak ; (titik 3-4-5) Menuliskan sajak dalam tulisan braille Indonesia ada dua macam, yaitu: 1) Tanpa tanda sajak di mana tiap baris ditulis pada baris baru. Bila sebuah baris tidak cukup ditulis dalam satu baris, maka dilanjutkan pada baris berikutnya mulai pada petak kelima. 2) Dengan tanda sajak. Tanda sajak digunakan untuk menghemat spasi. Tanda sajak dituliskan langsung (tanpa spasi) di belakang akhir setiap baris puisi. Penulisan puisi dengan tanda sajak dilakukan seperti menulis prosa (tidak perlu baris bam untuk setiap baris puisi). Perpindahan bait ditandai dengan satu baris kosong. 2.4.2.3 Sistem Braille Tingkat Dua Sistem Braille Indonesia Tingkat Dua secara umum terbagi dalam 8 kelompok, yaitu: 26 1. Tanda Kata Tunggal Tanda kata tunggal adalah suatu tanda yang berdiri sendiri dan mewakili suatu kata. a. Tanda Kata yang terdiri dari Huruf Abjad Tanda kata yang terdiri dari huruf abjad ini tidak dapat langsung dibubuhi huruf atau tanda-tanda lain kecuali tanda baca, tanda kapital, dan tanda kursif. Jika tanda kata tersebut berfungsi sebagai bagian kata, maka harus didahului sel ::(titik 4-5-6). Tabel2.3 Tanda kata yang terdiri dari huruf abjad (Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. 1 2 Braille .. ... .. . Braille ASCII Titik Kata a 1 anda No. .. 4 .. 5 6 7 8 9 10 11 12 13 .. .. .. .... . ... .. .. •· •··• n 1-3-4-5 ini 0 1-3-5 oleh 1-2-3-4 1-2-3-4-5 pada kualitas 1-2-3-5 karena 2-3-4 saya t 2-3-4-5 tak u 1-3-6 untuk v 1-2-3-6 vitamin w 2-4-5-6 waktu X 1-3-4-6 aksi y 1-3-4-5-6 yang z 1-3-5-6 zat bagi 15 c d 1-4 1-4-5 cara dari 16 17 . .. . •· p q . . •· e f 1-5 1-2-4 emas faktor 18 19 ·• •· g 1-2-4-5 lagi 20 h 1-2-5 harus 21 i 2-4 itu 22 j 2-4-5 jadi 23 k 1-3 kita 24 1 1-2-3 lalu 25 m 1-3-4 mereka 26 r . .. . •· •· •· Kata 1-2 . .. Titik b ·.• •· Braille ASCII .. . .. .. 14 .. 3 Braille .. . ... ... .... •· •· . . ·• ·• . . s 27 •· b. Tanda Kata yang terdiri dari HurufBalik Tanda kata yang terdiri dari huruf balik tidak dapat dibubuhi huruf atau tanda-tanda lain kecuali tanda baca, tanda kapital, dan tanda kursif. 27 Tanda kata ini dapat berfungsi sebagai bagian kata jika didahului sel :: (titik 4-5-6). Tabel2.4 Tanda kata yang terdiri dari huruf balik (Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000) Braille ASCJI Titik Kata % 1-4-6 kamu •• { 2-4-6 atau ·• ? 1-4-5-6 ke 1-5-6 satu I 1-2-5-6 telah + 3-4-6 buat # 3-4-5-6 sebagai ••· & 1-2-3-4-6 serta 9 ·• • ! 2-3-4-6 nyata 10 •· ·• $ 1-2-4-6 bukan 11 ·• } 1-2-4-5-6 jangan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 c. Braille .. ..... .... ... .. .. .. ·• •· . . .. .. Tanda Kata yang terdiri dari HurufBawah Tanda kata yang terdiri dari huruf bawah tidak dapat dirangkaikan dengan huruf atau tanda-tanda lainnya kecuali tanda baca, tanda kapital, dan tanda kursif. Apabila tanda kata ini berfungsi sebagai bagian kata, maka harus didahului sel ::(titik 4-5-6). Tanda kata yang terdiri dari huruf bawah Tabel2.5 (Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. Braille 1 •· 2 . 3 .. .. . •··• Braille ASCII Titik Kata 2 2-3 bahwa 4 2-5-6 dengan 5 2-6 memang 28 Tabel2.5 Tanda kata yang terdiri dari huruf bawab (Lanjutan) (Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. 4 5 6 7 8 Braille ASCII Titik Kata 6 2-3-5 maka 7 2-3-5-6 agar 8 2-3-6 masih •· .0 9 3-5 ia ·• 0 3-5-6 supaya Braille .. •.•. •· .. •· .. oo d. Tanda Kata yang terdiri dari Tanda Lain Tanda kata yang terdiri dari tanda lain tidak dapat didahului oleh huruf atau tanda lain kecuali tanda baca, tanda kapital, dan tanda kursif. Tandatanda ini dapat berfungsi sebagai bagian kata apabila didahului sel (titik 4-5-6). Tabel2.6 Tanda kata yang terdiri dari tanda lain (Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. 2 5 6 * 1-6 sampai I 3-4 di ·• > 3-4-5 dan ·• ) 2-3-4-5-6 aku ( 1-2-3-5-6 akan = l-2-3-4-5-6 hingga .. 0. 3 4 Kata •· ·• ·• 1 Braille Titik Braille 0. •• •· 0 .. 0 .. •• 00 ASCII 2. Tanda Kata dengan Titik 5 Tanda kata dengan titik 5 ( :) dapat berfungsi sebagai tanda kata ataupun sebagai tanda bagian kata. :i 29 a. Tanda Kata dengan Titik 5 tambah Huruf Abjad Tabel2.7 Tanda kata dengan titik 5 tambah huruf abjad (Sumber :SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. Braille 1 2 3 4 s 6 7 8 9 .•.·. .. ... .. .. ·• •· .. .. . . .. .. . . .. .. .. . . .. .. .. . ... ... .. .. .. .. . ·.•. .. . ·• ·• •.· ... .. .. ... .. .... . .• . ... . .. . .... . ...... .. . .. . . Braille Titik Kata ASCII "b Sb baik "c Sc capai "d Sd dalam "e Se erat "f Sf fakta "g Sg ganti "h Sh hari "I Si ikat "j Sj jalan "k Sk kali .. . .. . .. . .. . . .. .• "! 51 lain •· "m Sm mana 13 ·• ·• "n Sn naik 14 .. "o So orang "p Sp pakai "q Sq kuantitas "r Sr rakyat "s Ss sangat 10 11 12 15 16 17 .. . .. . .. . . •· .. . 18 19 20 21 22 23 24 2S .. . ••· .. .. . .. . ·.•. . .. . .. . .... ...... . ..... .... . •· ·• •· ·• "t St tahu "u Su ubah "V Sv variasi "w Sw walau .. . ·• ·.•. "x Sx laksana .. "y Sy yakin . "z Sz zakat ·• ·• .. 30 b. Tanda Kata dengan Titik 5 tambah HurufBalik dan Tanda-tanda Lain Tabel2.8 Tanda kata dengan titik 5 tambah huruf balik dan tandatanda lain (Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. Braille Titik Kata "I 5, 3-4 Diri 1 .... ..... 2 . . .. ·• "% 5, 1-4-6 Muka 3 .. .. "+ 5, 3-4-6 suara II. 5, 1-5-6 sama "> 5, 3-4-5 antara "I 5, 1-2-5-6 terang "? 5, 1-4-5-6 kerja "$ 5, 1-2-4-6 nyanyi "& 5, 1-2-3-4-6 sebab ") 5, 2-3-4-5-6 kuasa "= 5, 1-2-3-4-5-6 tinggal .... ..·•.. . ..... ... .... .. . 4 . .. 5 .. . .. .. .. .. . .. . 6 7 ...... 8 ...... .... ..... .. .. . ·• .. .. .. 9 10 11 3. Braille ASCII Tanda Kata dengan Titik 4-5 Tanda kata dengan titik 4-5 ( :;) dapat berfungsi sebagai tanda kata ataupun sebagai tanda bagian kata. a. Tanda Kata dengan Titik 4-5 tambah Huruf Abjad Tabel2.9 Tanda kata dengan titik 4-5 tambah huruf abjad (Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. 1 Braille ..•·.. . .. . Braille ASCII Titik Kata a 4-5a atur 4 ·.•..•.· 2 3 . ... ·.•. .. ... . .. .. 31 b 4-5b buka c 4-5c cukup d 4-Sd duduk 32 Tabel2.9 Tanda kata dengan titik 4-5 tambah huruf abjad (Lanjutan) (Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. Braille Braille ASCII Titik Kata 5 .. .. e 4-5e Engkau f 4-5f fungsi g 4-Sg guna h 4-5h hubung -I 4-5i ilrut -j 4-5j juru -k 4-5k kurang -I 4-51 luar -m 4-5m mungkin 4-5n nurani 4-5p punya .... ... . . ... . .. ·.•..·•. .. . ... .... ..... .... .... . 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 .. . . ·.•. . . . . .. .. .. . .. . .. .. .. . .. . . . . .. . -p .. -n .. . .. . -q 4-5q khusus -r 4-5r rupa -s 4 5s sudah .... ... ....•·.. ..... .... ..... . .. . ·• . . . . .. . . . .·•. -t 4-5t tuju -u 4-5u umum . .. -v 4-5v volume . . ... .. 22 ·.• ·.• . -w 4-5w wujud 23 ·.• -x 4-5x maksud .. b. Tanda Kata dengan Titik 4-5 tambah HurufBalik dan Tanda-tanda Lain Tabel2.10 Tanda kata dengan titik 4-5 tambah huruf balik dan tanda lain 33 (Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. Braille Braille ASCII Titik Kata 1 .. -? 4-5, 1-4-5-6 kemudian 2 ..... .... . •· ...• - 4-5, 1-5-6 tunanetra 3 .. -\ 4-5, 1-2-5-6 Terus .....·• 34 Tabel2.10 Tanda kata dengan titik 4-5 tambab burufbalik dan tanda lain (Lanjutan) (Sumber :SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. 4 Braille .... ... .... .. ..... .. ·.•... ..... Braille ASCII Titik Kata -& 4-5, 1-2-3-4-6 Seluruh -= 4-5, 1-2-3-4-5-6 Ganggu -> 4-5, 3-4-5 Anjur -+ 4-5, 3-4-6 Suatu -) 4-5, 2-3-4-5-6 kuitansi . ·• •· .. 5 6 7 8 . . •· .. .. . 4. Tanda Kata dengan Titik 4 Tanda kata dengan titik 4 ( :':) dapat digunakan sebagai tanda kata maupun sebagai tanda bagian kata. Tabel2.11 Tanda kata dengan titik 4 (Sumber :SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. Braille Braille ASCII Titik Kata 1 ·.. · .•.•. .. 4a atas 2 .. a . . . ..·• e 4e aneh 3 ·.... .• . •··• 'i 4i arti 4 •··• .. ..•. 0 4o abnormal 5 . .. u 4u arus .... . 5. Tanda Kata dengan Tanda Angka (Titik 3-4-5-6) Tanda kata dengan tanda angka :: (titik 3-4-5-6) dapat berfungsi sebagai tanda kata maupun sebagai tanda bagian kata. 35 a. Tanda Kata dengan Tanda Angka tambah Huruf Abjad Tabel 2.12 Tanda Kata dengan tanda angka tambah huruf abjad (Sumber: SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. Braille ..... ... ... .·. .•... ...... ... ..... 1 2 3 4 sekali . #l 3-4-5-61 selalu . #m 3-4-5-6m sebelum #n 3-4-5-6n senang #p 3-4-5-6p seperti . #r 3-4-5-6r sekarang ... .. . #s 3-4-5-6s sesuai #} 3-4-5-6q sedang . . . • 8 b. Kata 3-4-5-6k •· 7 Titik #k . 6 ASCII •· • 5 Braille . Tanda Kata dengan Tanda Angka tambah Huruf Balik dan Tanda-tanda Lain Tabel2.13 Tanda kata dengan tanda angka tambah huruf balik dan tanda-tanda lain (Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. 1 2 3 4 5 6 7 Braille Titik Kata #( 3-4-5-6, 1-2-3-5-6 sedangkan . #I 3-4-5-6, 3-4 sendiri ·• .. #+ 3-4-5-6, 3-4-6 semua . #\ 3-4-5-6, 1-2-5-6 setelah . #* 3-4-5-6, 1-6 selesai #= 3-4-5-6, 1-2-3-4-5-6 sehingga #) 3-4-5-6, 2-3-4-5-6 sekunder Brai lle ........... ..•. .... ..... ... . .... ...... . . . . ASCII 36 6. Tanda Bagian Kata Tanda bagian kata ialah tanda yang harus dirangkaikan dengan huruf atau tanda tusing lain untuk membentuk kata. a. Tanda Bagian Kata yang Digunakan di Depan, Tengah, atau Belakang Kata Tanda ini dapat digunakan untuk bagian kata yang terletak di depan, tengah, atau belakang kata. Tabel 2.14 Tanda bagian kata yang digunakan di depan, tengah, atau belakang kata (Sumber : SK Mendiknas No.053/U/2000) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Braille Braille Titik Kata + 3-4-6 ua ( 1-2-3-5-6 kanlkam % 1-4-6 Mu { 2-4-6 Au ? 1-4-5-6 Ke 1-5-6 St \ 1-2-5-6 Te & 1-2-3-4-6 se ·• ! 2-3-4-6 nya . 5 2-6 me 9 3-5 ia .. ... .. ·• ... .. . .. .. •• ..•• . . .. ASCII * 1-6 ai •··• . ·• . . 12 •· 13 •· ·• •· :: > 3-4-5 an/am ... . I 3-4 di .. •· .. ·• } 1-2-4-5-6 ng ·• $ 1-2-4-6 ny ) 2-3-4-5-6 ku 14 15 16 17 .0 37 b. Tanda Bagian Kata yang Digunakan di Depan dan Tengah Kata Tanda ini hanya dapat digunakan di depan atau di tengah kata sebagai bagian kata, dan tidak boleh terdapat di belakang kata karena dapat ditafsirkan sebagai tanda baca. Tabel 2.15 Tanda bagian kata yang digunakan di depan dan tengab kata (Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. Braille 1 2 3 4 5 c. Braille ASCII Titik Kata •· 2 2-3 be •• 3 pe .. 2-5 ·• 0 3-5-6 ter . 6 2-3-5 ber 4 2-5-6 per .. . . . Tanda Bagian Kata yang Digunakan di Tengah Kata Tanda bagian kata ini hanya dapat digunakan di tengah kata. Tabel2.16 Tanda bagian kata yang digunakan di tengab kata (Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. Braille Braille ASCII Titik Kata 1 •· 1 2 aa 7 2-3-5-6 in/im 8 2-3-6 un/um = 1-2-3-4-5-6 ngg 2 3 4 .. .... d. Tanda Bagian Kata yang Digunakan di Belakang Kata Tanda-tanda ini hanya dapat digunakan pada bagian belakang kata. 38 Tabel 2.17 Tanda bagian kata yang digunakan di belakang kata (Sumber : SK Mendiknas No. 053/U/2000) No. Braille 1 ·• .. .. ·• .... 2 3 Braille ASCII Titik Kata 46 kah - 456 lah - 45 pun 7. Tanda Apit :(titik 4) Tanda apit adalah tanda yang menunjukkan dua buah huruf "a" mengapit konsonan atau mengapit satu tanda tusing yang melambangkan rangkaian konsonan. Contoh: .apa... . ... . •· .. .. . . .......... .......... ....... kapal . . 8. Singkatan Braille (SIBRA) Singkatan Braille (sibra) adalah tusing yang digunakan untuk menyingkat kata-kata yang tidak dapat disingkat atau tidak cukup tersingkat dengan tanda-tanda tusing yang ada. Sibra dapat diberi imbuhan berupa awalan dan/atau akhiran, atau diberi tanda ulang selama tidak dapat dibaca lain, sehingga makna kata dasarnya tidak berubah. Daftar Sibra dapat dilihat pada lampiran Ll-L4. 2.4.3 39 Perbedaan Kaidab Braille Inggris dengan Braille Indonesia Braille Inggris Tingkat Satu (Uncontracted English Braille) hampir sama dengan Braille Indonesia Tingkat Satu, namun memiliki beberapa perbedaan untuk beberapa karakter tanda baca dan aturan kapital. Pada Braille Inggris, satu tanda kapital diletakkan di awal sebuah kata untuk menandakan bahwa kata tersebut diawali dengan huruf kapital, sedangkan dua tanda kapital diletakkan di awal kata untuk menandakan bahwa kata tersebut seluruhnya menggunakan huruf kapital. Jadi untuk kata yang seluruhnya menggunakan huruf kapital walaupun terdiri lebih dari 2 kata tetap menggunakan dua tanda kapital di awal setiap kata tersebut. Berbeda dengan Braille Inggris, pada Braille Indonesia untuk tiga kata atau lebih yang seluruhnya menggunakan huruf kapital digunakan tiga tanda kapital di awal kata yang pertama dan dua tanda kapital di awal kata yang terakhir. Tabel2.18 Beberapa perbedaan Braille Indonesia dengan Braille Inggris Braille Indonesia Latin Braille & % Latin & % ... - ....·• \ .. .... . .. . . Braille ..... .... .... . ·• . - \ Braille Inggris ·. • . . •· . Sedangkan Braille Inggris tingkat dua (English Braille) sangat berbeda dengan Braille Indonesia tingkat dua karena berisi tulisan singkat bahasa Inggris. 2.5 40 Sebagai contoh Braille Inggris tingkat dua karakter ";: " berarti "but" sedangkan dalam Braille Indonesia tingkat dua berarti "bagi", sedangkan karakter tersebut berarti "b" dalam Braille Inggris tingkat satu maupun Braille Indonesia tingkat satu. Selain itu terdapat perbedaan dalam aturan penulisan satuan ukuran, misalnya satuan meter, kilometer, centimeter, gram, kilogram, dan sebagainya. Dalam Braille Inggris, satuan langsung diterjemahkan seperti biasa, namun dalam Braille Indonesia penerjemahan satuan diawali dengan terjemahan satuan tersebut diikuti dengan angka nominalnya tanpa karakter spasi di antaranya. Sebagai contoh, untuk menuliskan diterjemahkan sebagai "= :: ; ; "100 meter" dalam Braille Inggris !:::;;:" sedangkan dalam Braille Indonesia . . ahk b . "... • •. .•. • ,, dttef)em a n s e aga1 =:: . Database Menurut Connolly (2002, p14), database merupakan sekumpulan data yang saling berhubungan secara logikal, dan deskripsi dari data ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari organisasi. Pendekatan berbasis file merupakan salah satu pendekatan yang paling sederhana dalam membuat database. berbasis file aplikasi Menurut Connolly (2002, p7), sistem (file-based system) merupakan kumpulan dari yang menyediakan pelayanan untuk program-program end-user seperti pelayanan pembuatan laporan. Sistem berbasis file merupakan salah satu pendekatan yang paling awal untuk mengkomputerisasi sistem berkas manual. Sebagai contoh, di 41 dalam suatu organisasi sebuah berkas manual dibuat untuk data yang menyimpan semua berhubungan dengan suatu proyek, produk, klien, atau karyawan. Sistem berkas manual sudah cukup memadai untuk jumlah data yang sedikit. Database yang disimpan dalam media penyimpanan sekunder diorganisasikan dalam satu atau lebihfile. Sebuahfile merupakan kumpulan dari rekord-rekord yang berisi data yang saling berhubungan secara logikal. Setiap rekord terdiri dari satu atau lebihfield yang saling berhubungan, dan setiap field merepresentasikan karakteristik dari obyek dunia nyata (real-world object) yang dijadikan model. Urutan penyimpanan dan pengaksesan rekord dalamfile tergantung dari organisasi file tersebut. Organisasi file merupakan pengaturan data dari sebuah file secara fisikal dalam rekord-rekord pada media penyimpanan sekunder. Jenis-jenis utama dari organisasi file antara lain: 1. Heap File Heap file merupakan organisasi file yang paling sederhana. Rekord disimpan dalam suatu file dalam urutan yang sama dengan penyisipan setiap rekord tersebut. 2. Sequential File Pada sequential file (file sekuensial), rekord diurutkan menurut nilai dari suatu field. Rekord-rekord dalam suatu file dapat diurutkan berdasarkan nilai dari satu atau lebih field yang disebut ordering field, dan jika field tersebut juga merupakan kunci (key) darifile tersebut, maka field tersebut disebut ordering key dari file tersebut. 2.6 42 3. Hash File Pada hash file (disebut juga random file atau direct file), rekord disimpan dalam disk berdasarkan basil dari fungsi hash. secara sekuensial dalam sebuah file, rekord tidak perlu disimpan melainkan suatu fungsi hash mengkalkulasikan alamat rekord berdasarkan satu atau beberapa field dari rekord yang akan disimpan tersebut. Diagram Alir (Flowchart) Menurut Sprankle (1995, p465), diagram alir (jlowchart) merupakan gambar ilustrasi dari urutan instruksi yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Suatu diagram alir menampilkan aliran proses dari awal hingga akhir suatu solusi. Setiap blok dari diagram alir merepresentasikan instruksi, sedangkan garis alir (jlowline) menunjukkan arah dari aliran instruksi. Dalam diagram alir terdapat beberapa simbol diagram alir seperti pada Tabel 2.18. Tabel 2.19 Simbol diagram alir Simbol Deskripsi Diagram Alir Garis alir (jlowline) ditunjukkan dengan garis lurus dengan I * i.. I .. tanda panah (optional) yang menunjukkan arah aliran instruksi. Garis alir digunakan untuk menghubungkan blok darilke blok yang lain. 43 Tabel 2.19 Simbol diagram alir (Lanjutan) Simbol Deskripsi Diagram Alir Simbol m1 menunjukkan awal dan akhir dari modul. Simbol ellips awal modul berisi '"Mulai" dan dilengkapi dengan nama modul. Sedangkan simbol akhir modul berisi Cselesai ) '"Selesai". Simbol awal modul tidak memiliki garis alir yang memasukinya, sedangkan simbol akhir modul tidak memiliki garis alir yang keluar. Simbol kotak digunakan untuk menggambarkan blok proses seperti perhitungan, membuka dan menutup file, dan sebagainya. Simbol belah ketupat ini digunakan untuk menunjukkan decision atau pengambilan keputusan. Simbol kotak dengan dua garis vertikal pada kedua sisinya I I I I merepresentasikan proses yang didefinisikan di tempat lain II dalam program atau disebut modul. Simbol poligon llll menggunakan counter. menunjukkan repetisi dengan Counter tersebut ditunjukkan dengan karakter '"c", dimulai dari a (nilai awal) yang akan ditambahkan sebanyak s (nilai inkremen) sampai mencapai b (nilai akhir). 44 Tabel 2.19 Simbol diagram alir (Lanjutan) Simbol Deskripsi Diagram Alir On-Page Connector menghubungkan dua () dapat digunakan bagian diagram alir dalam halaman yang sama. untuk yang terdapat Untuk menghubungkan dua bagian tersebut, pada masing-masing bagian digambarkan sebuah simbol yang di dalamnya dituliskan huruf atau angka yang sama. Off-Page Connector dapat digunakan menghubungkan dua bagian diagram alir l I "/ dalam halaman yang berbeda. untuk yang terdapat Sarna dengan penggunaan On-Page Connector, di dalam simbol ini juga dituliskan huruf atau angka.