BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur sistem tenaga listrik arus bolak balik di Indonesia menggunakan frekuensi 50 Hz. Sistem jaringan distribusi tenaga listrik di Indonesia dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu sistem distribusi Jaringan Tegangan Menengah (JTM), dan sistem distribusi Jaringan Tegangan Rendah (JTR). Sistem distribusi berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari Gardu Induk (substation) ke gardu distribusi yang dihubungkan ke pelanggan. Saluran distribusi tenaga listrik merupakan komponen yang berperan untuk mendistribusikan tenaga listrik dari Gardu Induk ke pusat beban atau konsumen. Proses pendistribusian tenaga listrik harus dilakukan secara handal, tepat, dan efisien. Sebab jika terjadi gangguan pada penyaluran tenaga listrik kepada konsumen maka banyak aspek kehidupan masyarakat yang terganggu. Faktor ketersediaan dan keandalan pasokan listrik perlu ditingkatkan dan diperhatikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pasokan listrik di Indonesia, yang antara lain disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan industri, dan pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya kebutuhan tersebut harus diimbangi dengan penyesuaian pada utilitas penyedia pasokan listrik, agar utilitas tersebut mampu memenuhi kebutuhan pasokan listrik yang terus meningkat tersebut. Kualitas dan kuantitas pasokan listrik harus selalu dijaga dalam kondisi prima, sebab pasokan listrik berpengaruh secara langsung terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Hal ini dikarenakan listrik merupakan sumber energi utama dalam proses produksi pada jenis industri apapun. Oleh karena itu, kualitas dan kuantitas pasokan listrik perlu dijaga demi terciptanya kestabilan dan ketahanan nasional. Untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi penyaluran tenaga listrik, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah besarnya nilai rugi-rugi dalam saluran 13 transmisi maupun distribusi harus ditekan seminimal mungkin dengan melakukan perbaikan profil tegangan dan arus. Besarnya tegangan sangat mempengaruhi operasi suatu peralatan, apabila tegangan yang disuplai ke peralatan melebihi tegangan nominalnya maka akan terjadi beberapa kerugian diantaranya adalah timbulnya arus yang melebihi nominalnya. Hal ini selain akan memperburuk operasi peralatan juga dapat memperpendek life time peralatan tersebut. Demikian pula sebaliknya, apabila tegangan yang disuplai ke peralatan lebih rendah dari tegangan nominalnya maka akan menyebabkan operasi peralatan yang buruk, bahkan dapat menyebabkan peralatan tidak dapat beroperasi (apabila tegangan kurang dari tegangan start peralatan). Hal ini tentunya sangat merugikan konsumen, terutama konsumen di sektor industri. Perbaikan profil tegangan dan arus tenaga listrik dapat dilakukan dengan salah satunya melalui penyeimbangan beban fase pada daerah yang beban fasenya tidak seimbang. Masalah ketidakseimbangan beban lazim terjadi pada jaringan tegangan menengah, terutama pada wilayah yang sedang berkembang. Tumbuhnya area pemukiman serta sentra-sentra industri baru pada suatu wilayah berakibat pada berubahnya parameter jaringan yang telah diperhitungkan sebelumnya sehingga diperlukan penyeimbangan beban fase agar parameter jaringan pada wilayah tersebut kembali normal atau seimbang pada ketiga fasenya. Dengan melakukan penyeimbangan beban fase pada jaringan tegangan menengah, maka diharapkan kondisi beban pada masing-masing fase seimbang atau minimal mendekati seimbang. Dengan kondisi setelah dilakukan penyeimbangan beban fase tersebut maka rugi-rugi dapat diminimalisir. Dalam meminimalisir rugi-rugi tersebut, terlebih dahulu dilakukan analisis data, mempelajari ketidakseimbangan beban yang terjadi pada suatu daerah (sampling) dan menganalisisnya. Sedangkan untuk membantu analisis data yang didapatkan untuk mengetahui ketidakseimbangan fasenya, maka digunakan bantuan software ETAP. Dengan menggunakan program tersebut maka akan diketahui besar ketidakseimbangan beban fasenya pada masing-masing titik di penyulang utama. Proses pemindahan beban dapat disimulasikan terlebih dahulu 14 sebelum diterapkan di lapangan sehingga diharapkan pemindahan beban dapat dilakukan se optimal mungkin. Akan tetapi perlu diketahui bahwa rugi-rugi tidak mungkin dihindari karena pada peralatan tidak mungkin memiliki tingkat efisiensi 100%, namun yang perlu mendapatkan perhatian adalah apakah penyusutan yang terjadi di dalam batas kewajaran. Sebagian besar penyusutan yang ada di duga berada pada jaringan distribusi. Hal ini disebabkan karena pada jaringan distribusi tegangan yang dipakai berada dalam rentang tegangan menengah dan tegangan rendah. Dimana untuk tegangan menengah dan tegangan rendah, arus yang mengalir pada jaringan nilainya besar, sehingga penyusutan daya R juga akan besar. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Kondisi aliran beban 3 fase tak seimbang dalam jaringan distribusi tegangan menengah di penyulang PLN APJ Purwokerto menyebabkan kerugian. 2. Langkah yang perlu dilakukan untuk menyeimbangkan beban fase pada sistem distribusi primer PLN APJ Purwokerto untuk mengurangi kerugian. 1.3 Batasan Masalah Agar pembahasan pada naskah tugas akhir ini tidak terlalu luas maka diberikan batasan-batasan berupa: 1. Besar ketidakseimbangan beban fase di penyulang yang diteliti didapat dari hasil perhitungan arus di pangkal penyulang. 2. Analisis ketidakseimbangan difokuskan pada beban jaringan distribusi primer tegangan menengah 20 kV di penyulang yang diteliti. 3. Perbaikan profil tegangan dan arus dilakukan dengan melakukan simulasi pemindahan beban fase melalui program ETAP berdasarkan 15 parameter data tegangan dan arus pada beban yang tersedia pada PLN APJ Purwokerto. 4. Perbedaan besar sudut vektor arus sistem tiga fase pada ketidakseimbangan beban sebesar 120°. 1.4 Tujuan Penulisan Tujuan studi ini adalah: 1. Mengetahui tingkat ketidakseimbangan arus dan ketidakseimbangan tegangan pada titik-titik percabangan yang penting sepanjang penyulang yang diteliti 2. Menganalisis pengaruh penyeimbangan beban fase yang dapat digunakan sebagai koreksi dalam memperbaiki profil arus dan tegangan pada penyulang yang diteliti dalam hal penekanan rugirugi. 1.5 Metode Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, menggunakan metode: 1. Metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penelitian, yaitu dengan melakukan pengambilan dan pengolahan data di wilayah PLN APJ Purwokerto. 2. Studi pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan membaca berbagai literatur atau referensi yang berhubungan dengan beban tak seimbang dan rugi-rugi akibat beban tak seimbang. 3. Wawancara. Wawancara dilakukan dengan konsultasi langsung dengan orang-orang terkait yang sudah berpengalaman di jaringan distribusi tegangan menengah. 16 1.6 Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: 1. BAB I. Pendahuluan. Bab I berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. 2. BAB II. Dasar Teori. Bab II berisikan dasar teori dan membahas mengenai dasar-dasar teori yang digunakan sebagai landasan dalam analisis skripsi ini. 3. BAB III. Metode Penelitian. Bab III berisikan metodologi yang digunakan dalam menyusun skripsi ini. 4. BAB IV. Hasil dan Pembahasan. Bab IV mencakup mengenai analisis hasil dan pembahasan serta pengaplikasiannya. 5. BAB V. Kesimpulan dan Saran. Bab V berisi mengenai kesimpulan dan saran. 17