HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP SENSE OF HUMOR PIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. X Hebbi Daryansyah, Duryati Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu pendidikan, Universitas Negeri Padang email: [email protected] Abstract: Relationship perception toward leader’ sense of humor and employee’s job satisfaction PT. X. This research aimed to measure correlation between perception about leader’ sense of humor and employee’s job satisfaction in PT X. Population in this research are all employees in PT X, 30 peoples and also used as samples. Data were collected by using perception about leader’ sense of humor scale and job satisfaction scale. This research got correlation rxy = 0.506 and p = 0.004 (p < 0.01). This is indicate that there is a correlation between perception about leader’ sense of humor and employee’s job satisfaction in PT X. Keywords: Perception, leader’ sense of humor, job satisfaction. Abstrak: Hubungan persepsi terhadap sense of humor pimpinan dan kepuasan kerja karyawan PT X. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara persepsi terhadap sense of humor pimpinan dan kepuasan kerja karyawan di PT X. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT X yang berjumlah 30 orang dan juga digunakan sebagai sampel. Alat pengumpulan data menggunakan skala persepsi terhadap sense of humor pimpinan dan skala kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian ini mendapatkan koefisien korelasi rxy sebesar 0,506 dan p = 0,004 (p < 0,01). Hal ini membuktikan terdapat hubungan antara persepsi terhadap sense of humor pimpinan dan kepuasan kerja karyawan PT X. Kata kunci: Persepsi, sense of humor pimpinan, kepuasan kerja. PENDAHULUAN Globalisasi dan perubahan- menyebabkan organisasi dituntut perubahan ekonomi membawa dampak yang mempunyai keunggulan produk, jasa, biaya cukup industri serta sumber daya manusia untuk dapat perdagangan, manufaktur maupun jasa. bertahan dan mencapai sukses. Sumber daya Persaingan yang manusia dipandang sebagai aset perusahaan domestik dan besar bagi berbagai semakin juga ketat baik internasional yang 146 sangat penting, karena manusia 147 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 2, November 2015, hlm. 146-156 merupakan sumber daya yang dinamis dan menunjukkan selalu proses pekerjaannya dan seseorang yang tak puas produksi barang dan jasa. Menurut Cascio dengan pekerjaannya menunjukkan sikap (dalam Nasution, 2009), manusia adalah yang sumber daya yang paling penting dalam Karyawan industri dan organisasi, oleh karena itu pekerjaannya akan bekerja dengan baik pengelolaan sumber daya manusia harus sehingga secara tidak langsung juga akan mencakup penyediaan tenaga kerja yang meningkatkan bermutu, mempertahankan kualitas dan Penelitian oleh Almigo (2004) dan Alfaidah mengendalikan biaya ketenagakerjaan. (2007) menunjukkan bahwa kepuasan kerja dibutuhkan dalam tiap sikap negatif positif terhadap yang terhadap pekerjaannya. merasa puas produktivitas akan organisasi. Manusia adalah makhluk yang selalu karyawan berpengaruh signifikan terhadap berkembang. Menurut proses perkembang- produktivitas kerja karyawan. Oleh karena annya manusia pada masa dewasa dituntut itu organisasi perlu untuk memperhatikan untuk mulai bekerja (Santrock, 2002). kepuasan kerja karyawannya. Pekerjaan sebagai sarana merealisasikan diri Kepuasan kerja seseorang tak hanya manusia, maka manusia harus bekerja dan dipengaruhi oleh gaji yang dirasakan adil perkerjaan itu baiknya menggembirakan, dan seberapa jauh tugas kerja dianggap konsekuensinya adalah pekerjaan harus menarik dan memberikan kesempatan untuk memberikan manusia kepuasan tersendiri. belajar dan menerima tanggung jawab. Namun pada kenyataannya tidak semua Selain karyawan saat beberapa faktor lainnya seperti promosi menghadapi pekerjaannya. Kepuasan kerja yang dapat diperoleh, rekan kerja dan pada dasarnya adalah tentang apa yang penyelia membuat (Munandar, 2001). merasakan seseorang kepuasan bahagia dalam pekerjaannya atau keluar dari pekerjaannya. itu juga untuk berhubungan mendukung dengan pekerjaan Salah satu hal yang mempengaruhi Menurut Davis dan Keith (dalam Ruvendi, kepuasan 2005) suasana pimpinan (Munandar, 2001). Adalah suatu psikologis tentang perasaan menyenangkan kenyataan kehidupan organisasional bahwa atau terhadap pimpinan memainkan peranan yang amat pekerjaan mereka. Singkatnya Robbins dan penting, bahkan dapat dikatakan sangat Judge (2008) menyatakan kepuasan kerja menentukan dalam usaha pencapaian tujuan merujuk pada sikap umum seorang individu yang telah ditetapkan sebelumnya. Pimpinan terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan yang baik hendaknya mampu mendukung tingkat dan membantu pekerjaan dari karyawan kepuasan tidak kerja adalah menyenangkan kepuasan kerja yang tinggi kerja adalah penyelia atau Daryansyah , Hubungan Persepsi Terhadap Sense…| 148 (Munandar, 2001). Pemimpin yang efektif sosial, sanggup mempengaruhi para pengikutnya dengan orang lain. Hill (dalam Darmansyah, untuk mempunyai optimisme yang lebih 2012) menyatakan bahwa selera humor yang besar, rasa percaya diri, serta komitmen tinggi adalah salah satu bagian terpenting kepada tujuan dan misi organisasi (Yulk, untuk merakit sebuah kepribadian yang 2005). Karyawan akan merasa percaya, menarik dalam berinteraksi dengan orang kagum, loyal dan hormat terhadap pimpinan lain. Ketika pimpinan berada di kantor, sehingga akan termotivasi untuk berbuat sebenarnya lebih banyak dari apa yang biasa dilakukan komunikasi secara sosial dengan bawahan- dan diharapkan organisasi (Hughes, Ginnet, nya. Komunikasi sosial akan menjadi kering & Curphy, 2012). dan kaku apabila tidak diselingi dengan Peran kepemimpinan sangat strategis berkomunikasi, mereka dan berinteraksi juga menjalin humor. Shapiro (dalam Darmansyah, 2012) dan penting dalam sebuah organisasi sebagai menyatakan salah satu penentu keberhasilan dalam mengkomunikasikan rasa suka atau tidak pencapaian visi, misi dan tujuan suatu suka dan dapat digunakan untuk meng- organisasi. Maka dari itu, tantangan dalam ekspresikan perasaan positif atau negatif mengembangkan strategi organisasi yang tentang orang lain. jelas terutama terletak pada organisasi di bahwa Menurut humor Departemen dapat Pendidikan satu sisi dan tergantung pada kepemimpinan Nasional (2008) humor adalah kemampuan (Porter dalam Sunarsih, 2001). merasai sesuatu yang lucu atau Ghozali (2012) menemukan bahwa menyenangkan. Allport merupakan tokoh kepemimpinan memiliki pengaruh yang pertama yang menggunakan istilah sense of positif dan humor menjelaskan bahwa sense of humor produktivitas kerja karyawan. Bahkan baik adalah kemampuan untuk melihat diri dalam dunia politik, birokrasi, pendidikan, sendiri secara objektif, merasa geli dan maupun non-bisnis lainnya, banyak yang mampu berpendapat harus permusuhan dan keinginan yang tidak dapat memiliki sifat kerendahan hati, visioner, dan diterima secara sosial pada diri sendiri ketrampilan manajerial, seorang pimpinan (dalam Harsono, 2011). Martin (2007) haruslah mendefinisikan humor sebagai semua hal terhadap kepuasan bahwa memiliki kerja disamping kepribadian yang menarik. yang menertawakan dikatakan atau inferioritas, dilakukan yang Salah satu hal yang berperan dalam menimbulkan hal lucu dan mencoba untuk merakit kepribadian yang menarik adalah membuat orang lain tertawa, sebagaimana humor. Penggunaan humor dalam pergaulan proses mental dalam hal membuat dan 149 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 2, November 2015, hlm. 146-156 menerima stimulus yang menyenangkan dan bahwa pimpinan tak selalu menggunakan juga respon afektif yang juga termasuk humor kesenangan didalamnya. menciptakan Penelitian tentang perilaku ke- positif namun yang jika digunakan akan suasana lingkungan yang dapat mengurangi pemimpinan oleh Yulk dan Lepsinger membangun hubungan (dalam Martin, 2007) menunjukkan bahwa mampu memotivasi karyawan. pemimpin memerlukan keterampilan untuk stress, yang baik dan Penelitian oleh Vecchio, Justin & membuat keputusan, mempengaruhi orang Pearce lain, memberi dan mencari informasi, serta rendahnya membangun hubungan yang baik dengan berhubungan dengan rendahnya integritas orang lain. Sebagai keterampilan komuni- dan hasil kerja dari karyawan. Selain itu kasi yang penting, humor dapat berguna penelitian oleh Decker (dalam Martin, 2007) bagi pimpinan. Decker dan Rotondo (dalam menemukan bahwa karyawan yang menilai Martin, contoh atasannya memiliki sense of humor yang penggunaan humor dapat bermanfaat untuk positif dilaporkan memiliki kepuasan kerja mengajar dan memperjelas tugas kerja, yang tinggi dan menilai atasannya memiliki membantu untuk memotivasi dan mengubah karakteristik perilaku, meningkatkan kreativitas, menga- sedangkan tasi stress, dan membuat interaksi antara atasannya memiliki sense of humor yang manajer dan bawahan lebih positif dan tidak negatif dilaporkan memiliki kepuasan kerja tegang. Humor dapat digunakan untuk yang rendah dan menilai atasannya memiliki mengatasi situasi yang menekan. Terkadang karakteristik terjadi konflik dalam suatu kepemimpinan Penelitian oleh Puderbaugh (2006) juga organisasi, menemukan 2007) memberikan humor yang dimiliki oleh (2009) menunjukkan humor bahwa dari pemimpin partisipan pemimpin hubungan pimpinan yang positif yang menilai yang yang negatif. signifikan pemimpin membuat suasana yang tegang antara gaya humor pimpinan dan kepuasan dalam berkomunikasi maupun dalam proses kerja bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan dapat mencair. Hal sense ini senada dengan Rizzo dan rekan-rekannya mempengaruhi pekerjaan dari karyawannya. (dalam Puderbaugh, 2006) menyatakan of humor Peneliti pimpinan melakukan akan wawancara pimpinan yang menggunakan humor tampak dengan karyawan PT X pada tanggal 17 lebih difavoritkan oleh bawahannya hal ini Maret 2014 yaitu kepada AP. Melalui dikarenakan pimpinan mampu membuat penjelasan lingkungan kerja menjadi menyenangkan selama bekerja terkadang terasa terlalu kaku bagi karyawan. Lebih lanjut dijelaskan dan monoton sehingga dalam menyelesaikan subjek menyatakan bahwa Daryansyah , Hubungan Persepsi Terhadap Sense…| 150 pekerjaan menjadi malas dan enggan untuk Dari uraian diatas, peneliti tertarik bekerja apalagi jika harus turun ke lapangan untuk mengetahui bagimana hubungan antara untuk persepsi terhadap sense of humor pimpinan dan mencari konsumen atau mempromosikan produk. Pimpinan juga kepuasan kerja pada karyawan di PT X sering terlalu kaku dalam menyampaikan tugas yang akan dikerjakan sehingga METODE Jenis suasana kantor juga menjadi ikut kaku. penelitian ini merupakan Kemudian dilanjutkan dengan wawancara penelitian kuantitatif korelasional dengan dengan karyawan lainnya yaitu kepada RM variabel pada yang terhadap sense of humor pimpinan sebagai senang variabel bebas dan kepuasan kerja sebagai tanggal menyatakan bercanda 19 Maret bahwa bersama 2014 pimpinan bawahannya, dan penelitiannya variabel adalah terikatnya. persepsi Yusuf (2010) dimasukkannya menjelaskan penelitian korelasional adalah sebagai salah satu cara untuk menjelaskan suatu tipe penelitian yang melihat hubungan solusi antara satu variabel dengan satu atau terkadang candaannya apabila karyawan mengalami kesulitan dalam mengerjakan pekerjaannya. beberapa Saat candaan dilepaskan, suasana kantor korelasional kadang-kadang disebut juga menjadi lebih ceria dan membuat beban dengan pekerjaan yang dirasakan menjadi lebih associational research, hubungan diantara ringan sehingga ia menjadi ingin bekerja dua atau lebih ubahan yang dipelajari tanpa lebih giat lagi. mencoba Dari hasil wawancara ini dapat dilihat bahwa adanya ketidaksamaan variabel associational lainnya. Penelitian research. mempengaruhi Dalam ubahan-ubahan tersebut. Lebih lanjut lagi, Yusuf (2010) mengatakan tujuan utama melakukan persepsi karyawan terhadap sense of humor penelitian korelasional adalah menolong pimpinan. Dimana pada salah satu subjek menjelaskan menyatakan pimpinan cenderung lebih kaku manusia atau untuk meramalkan sesuatu dalam bekerja dan yang lainnya menyatakan hasil. pentingnya tingkah laku Populasi dalam penelitian ini adalah bahwa canda pimpinan membuat suasana kantor jadi makin cerah dan membantu seluruh karyawan PT X. Dalam menjelaskan solusi kesulitan pekerjaan. Hal pengambilan sampel dari populasi peneliti ini memberikan pengaruh yang berbeda menggunakan teknik total sampling. Jadi pada kepuasan kerja dari karyawan itu sampel dalam penelitian ini adalah seluruh sendiri. karyawan PT X yang berjumlah 30 orang. 151 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 2, November 2015, hlm. 146-156 Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berbentuk skala. Skala adalah demikian berarti asumsi linear dalam penelitian ini telah terpenuhi. alat ukur psikologis berbentuk kumpulan Hipotesis dalam penelitian ini pernyataan-pernyataan sikap yang disusun berbunyi “terdapat korelasi antara persepsi sedemikian rupa sehingga respon seseorang terhadap sense of humor pimpinan dengan terhadap pernyataan tersebut dapat diberikan kepuasan kerja pada karyawan PT X“. skor dan kemudian dapat di interpretasikan Berdasarkan hasil analisis korelasi tentang (Azwar, 2007). Skala yang digunakan yaitu hubungan antara persepsi terhadap sense of angket Dalam humor pimpinan dengan kepuasan kerja penelitian ini peneliti menggunakan skala diperoleh koefisien korelasi sebesar rxy = persepsi terhadap sense of humor pimpinan 0,506, p = 0,004 (p < 0,01). Berdasarkan yang terdiri dari 37 aitem pernyataan dan hasil besarnya koefisien korelasi yang skala kepuasan kerja terdiri dari 41 aitem diperoleh maka terdapat korelasi yang pernyataan. signifikan antara persepsi terhadap sense of dengan skala Likert. Teknik analisis data menggunakan humor pimpinan dengan kepuasan kerja. teknik analisis Product Moment dari Pearson Artinya semakin positif persepsi terhadap untuk melihat ada atau tidaknya hubungan sense of humor pimpinan maka semakin yang signifikan antara variabel satu dengan tinggi kepuasan kerja karyawan. Sebaliknya yang lainnya untuk data berskala interval. semakin negatif persepsi terhadap sense of humor pimpinan maka semakin rendah pula HASIL DAN PEMBAHASAN kepuasan kerja. Berarti Ho ditolak dan Ha Hasil diterima. Hasil uji normalitas sebaran variabel Skor rerata pada masing-masing kepuasan kerja diperoleh nilai K-SZ = 0,488 aspek persepsi terhadap sense of humor dan nilai p = 0,971 (p > 0,05), variabel pimpinan, yang pertama aspek konasi persepsi terhadap sense of humor pimpinan memperoleh nilai rerata tertinggi dengan diperoleh nilai K-SZ = 0,423 dan nilai p = nilai 42. Selanjutnya aspek kognisi dengan 0,994 (p > 0,05). Hal ini berarti kedua nilai 36 dan afeksi dengan nilai 33. Skor variabel penelitian berdistribusi normal. rerata pada masing-masing aspek kepuasan Uji linearitas memperlihatkan bahwa kerja, yang pertama aspek pekerjaan linearitas pada kedua variabel persepsi memperoleh nilai rerata tertinggi dengan terhadap sense of humor pimpinan dan nilai 75. Selanjutnya aspek individual kepuasan kerja adalah sebesar F = 8,357 dengan nilai 27, kemudian aspek sosial yang memiliki p = 0,023 (p < 0,05), dengan Daryansyah , Hubungan Persepsi Terhadap Sense…| 152 dengan nilai 21 yang merupakan rerata dan mengarahkannya pada perasaan senang terendah. dan nyaman. Berdasarkan Pembahasan dengan Persepsi secara singkat merupakan proses dimana kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan (Atkinson, Atkinson & Hilgard, 2005). Krech dan Duncan (dalam Munandar, 2001) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses kognitif yang kompleks dan menghasilkan suatu gambar yang unik tentang kenyataan dan mungkin saja berbeda dengan kenyataan. Persepsi antara satu individu dengan individu lain tidak sama. Persepsi dapat ditingkatkan, jika diperluas di luar jangkauan panca indera dan merupakan suatu unsur yang penting di dalam penyesuaian perilaku manusia. sebagai semua hal yang dikatakan atau dilakukan yang menimbulkan hal lucu dan mencoba untuk membuat orang lain tertawa, sebagaimana proses mental dalam hal membuat dan menerima stimulus yang menyenangkan dan juga respon afektif yang Sehingga terhadap dapat sense kesenangan didalamnya. disimpulkan of humor karyawan wawancara PT X, peneliti menemukan adanya ketidaksamaan persepsi terhadap sense of humor pimpinan. Dimana pada salah satu subjek menyatakan pimpinan cenderung lebih kaku dalam bekerja dan yang lainnya menyatakan bahwa canda pimpinan membuat suasana kantor jadi makin cerah dan membantu menjelaskan solusi kesulitan pekerjaan. Hal ini memberikan pengaruh yang berbeda pada kepuasan kerja dari karyawan itu sendiri. Hasil analisis statistik dari variabel persepsi terhadap sense of humor pimpinan, mendeskripsikan bahwa secara umum subjek penelitian memiliki tingkat persepsi Martin (2007) mendefinisikan humor juga termasuk hasil persepsi pimpinnan merupakan proses mengorganisasi serta memberi arti terhadap informasi yang berkaitan dengan kemampuan pimpinan untuk menimbulkan hal yang lucu secara cepat dan mengekspresikannya secara tepat terhadap sense of humor yang positif. Pada hasil statistik dari aspek-aspek persepsi terhadap sense of humor pimpinan juga menunjukkan bahwa ketiga aspek menunjukkan skor yang positif. Hal ini mendeskripsikan bahwa persepsi terhadap sense of humor pimpinan jika ditinjau dari aspek-aspeknya juga tergolong pada kategori positif. Jika dilihat dari rerata tiap aspek persepsi terhadap sense of humor pimpinan terlihat bahwa nilai tertinggi ada pada aspek konasi. Menurut Walgito (2005) aspek konasi dalam persepsi dapat memunculkan perilaku atau aktivitas diri sesuai dengan 153 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 2, November 2015, hlm. 146-156 adanya persepsi terhadap sense of humor persepsi yang berbeda pula. Orang yang pimpinan tersebut. biasanya bersikap keras tetapi karena situasi Aspek kognisi berada ditempat sosial yang tidak memungkinkan untuk berikutnya yang mana menurut Walgito menunjukkan kekerasannya, hal tersebut (2005) merupakan aspek dimana segala akan mempengaruhinya sebagai stimulus sesuatu yang diperoleh berdasarkan hasil person dari pemikiran individu tersebut. Sementara perilakunya itu nilai terendah berada pada aspek afeksi dipersepsikannya. yang menurut Walgito (2005) aspek afeksi Kepuasan sehingga akan terhadap mempengaruhi orang kerja pada yang dasarnya adalah aspek yang mana segala sesuatu yang adalah tentang apa yang membuat seseorang didapat oleh individu tentang baik atau bahagia dalam pekerjaannya atau keluar dari buruknya sebuah pandangan berdasarkan pekerjaannya. faktor emosional. Aspek afeksi yang rendah Judge (2008) menyatakan kepuasan kerja menunjukkan merujuk bahwa karyawan tidak pada Singkatnya sikap Robbins umum dan seseorang memandang sense of humor pimpinan individu terhadap pekerjaannya. Seseorang berdasarkan faktor emosional yang terjadi dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi dalam diri mereka. menunjukkan Walgito (2003) sikap positif terhadap mengemukakan pekerjaannya dan seseorang yang tak puas beberapa hal yang berperan dan berpengaruh dengan pekerjaannya menunjukkan sikap dalam mempersepsi manusia yaitu keadaan yang negatif terhadap pekerjaannya. stimulus, situasi atau keadaan sosial yang Jika dilihat dari hasil penelitian melatarbelakangi stimulus, dan keadaan kepuasan kerja karyawan PT X memiliki pribadi orang yang mempersepsi. Aspek kepuasan kerja yang tinggi. Jika dilihat skor afeksi yang rendah menurut Walgito (2003) rerata pada masing-masing aspek kepuasan dipengaruhi oleh keadaan orang kerja juga menunjukkan bahwa ketiga aspek yang mempersepsi yaitu keadaan pribadi orang menunjukkan skor yang tinggi. yang mempersepsi, seperti pikiran-pikiran, Berdasarkan skor tersebut nilai kerangka acuan, pengalaman-pengalaman, tertinggi adalah aspek pekerjaan yaitu aspek akan berpengaruh ketika orang tersebut utama di dalam pekerjaan itu sendiri, yaitu mempersepsi orang lain. Aspek konasi yang upah, tinggi menurut Walgito (2003) dipengaruhi kondisi kerja serta kesempatan untuk maju. oleh situasi atau keadaan sosial yang Sementara itu nilai terendah berada pada melatarbelakangi stimulus dimana situasi aspek sosial yang menunjukkan bahwa sosial yang berbeda akan menghasilkan karyawan tidak memiliki keterkaitan pada pengawasan, ketentraman kerja, Daryansyah , Hubungan Persepsi Terhadap Sense…| 154 hubungan dengan atasan dan hubungan dengan rekan kerja. hasil penelitian yang dilakukan oleh Decker Kepuasan kerja yang tinggi ini bisa disebabkan Hasil penelitian ini sejalan dengan karena ciri-ciri (dalam Martin, 2007) menemukan bahwa intrinsik karyawan yang menilai atasannya memiliki pekerjaan, imbalan yang dirasakan adil, sense of humor yang positif dilaporkan penyeliaan, rekan-rekan kerja sejawat yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi dan menunjang, dan kondisi lingkungan yang menilai atasannya memiliki karakteristik menunjang Aspek pemimpin yang positif sedangkan partisipan pekerjaan berada pada kategori tinggi yang menilai atasannya memiliki sense of menurut Munandar (2001) dipengaruhi oleh humor yang negatif dilaporkan memiliki beberapa faktor seperti ciri-ciri instrinsik kepuasan kerja yang rendah dan menilai pekerjaan, gaji penghasilan yang dirasakan atasannya memiliki karakteristik pemimpin adil, yang negatif. Selain itu penelitian oleh (Munandar, penyeliaan serta 2001). kondisi yang menunjang. Puderbaugh Sedangkan aspek sosial yang rendah (2006) juga menemukan hubungan yang signifikan antara gaya menurut Munandar (2001) dipengaruhi oleh humor kurangnya interaksi antara sesama karyawan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa sense dan atasan yang berada dalam satu ruangan of kerja meningkatkan kepuasan kerja. dalam jumlah tertentu dapat pimpinan humor itu dan kepuasan sangat penting kerja untuk menciptakan kepuasan kerja pada karyawankaryawan tersebut karena kebutuhan sosial SIMPULAN DAN SARAN mereka masih belum terpenuhi. Simpulan Berdasarkan hasil analisis pada Secara umum persepsi terhadap penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat sense of humor pimpinan karyawan PT X hubungan yang signifikan antara persepsi berada pada kategori positif dan tingkat terhadap sense of humor pimpinan dengan kepuasan kerja karyawan PT X berada pada kepuasan kerja pada karyawan PT X. Bahwa kategori tinggi. Terdapat hubungan positif semakin positif persepsi terhadap sense of antara persepsi terhadap sense of humor humor pimpinan, maka semakin tinggi pimpinan dengan kepuasan kerja karyawan kepuasan Sebaliknya, PT X. Hal ini berarti semakin positif semakin negatif persepsi terhadap sense of persepsi terhadap sense of humor pimpinan humor pimpinan maka semakin rendah maka kepuasan kerja karyawan. Hal ini menunjuk- karyawan. kerja karyawan. kan hipotesis dalam penelitian ini diterima. semakin tinggi kepuasan kerja 155 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 2, November 2015, hlm. 146-156 faktor lainnya yang dapat mempengaruhi Saran Salah satu kekurangan penelitian ini adalah tidak dilakukannya kepuasan kerja karyawan. observasi Dari hasil penelitian didapat bahwa terhadap sense of humor pimpinan. Oleh terdapat hubungan antara persepsi terhadap karena itu untuk peneliti selanjutnya untuk sense of humor pimpinan dengan kepuasan melakukan observasi terhadap sense of kerja karyawan PT X dan tampak bahwa humor sense pimpinan disamping melakukan wawancara kepada subjek penelitian. lain memberikan karyawan. Oleh karena itu, disarankan pada organisasi atau instansi lainnya untuk mengambil topik yang sama, hendaknya menggunakan sense of humor di dalam mengembangkan metode penelitian yang organisasinya. Dari hasil penelitian ini lebih baik lagi sehingga akan lebih tergali terungkap bahwa sense of humor pimpinan kepuasan kerja dan persepsi terhadap sense termasuk kategori yang tinggi namun aspek of sosial pimpinan. yang ternyata ingin humor peneliti humor pengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja Penelitian ini bersifat korelasional, disarankan of Selain itu dalam variabel kepuasan kerja pengembangan alat ukur juga sebaiknya (berkaitan dengan hubungan kekeluargaan dilakukan agar bisa mendapatkan hasil yang seperti lebih baik dan lebih terukur lagi. Bagi hubungan peneliti yang ingin melanjutkan penelitian rendah. Oleh karena itu sebaiknya untuk dengan tema yang sama sebagai tema penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian perbandingan ini mempertimbangkan disarankan rekan dengan atasan kerja) organisasi dan malah atau instansi lainnya agar tergambar lebih jelas kerja apakah sense of humor tersebut memang sehingga nantinya akan dapat ditemukan memiliki pengaruh dalam meningkatkan dengan lain dengan dengan yang berhubungan variabel untuk hubungan kepuasan kepuasan kerja karyawan. DAFTAR RUJUKAN Alfaidah, F. (2007). Pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap produktivitas kerja pada koperasi Agro Niaga Jabung Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang. Malang. Almigo, N. (2004). Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal PSYCHE, 1 (1) Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., & Hilgard, E. R. (2005). Pengantar psikologi. Jilid I. (Edisi Kedelapan). Jakarta: Erlangga. Daryansyah , Hubungan Persepsi Terhadap Sense…| 156 Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Darmansyah. (2012). Strategi pembelajaran menyenangkan dengan humor. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus besar bahasa indonesia pusat bahasa. Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Ghozali, A. (2012). Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dan produktivitas kerja karyawan pada PT. TASPEN (PERSERO) cabang Yogyakarta. Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Harsono, S. B. D. (2011). Hubungan sense of humor dengan stress pada mahasiswa psikologi yang sedang menyusun skripsi. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang. Hughes, R. L., Ginnet, R. C,. & Curphy, G. J. (2012). Leadership: memperkaya pelajaran dari pengalaman. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Puderbaugh, A. (2006). The relationship between supervisors’ humor styles and subordinate job satisfaction. Disertasi. Capella University. Robbins, S,. & Judge, T. A. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Ruvendi, R. (2005). Imbalan dan gaya kepemimpinan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan di balai besar industri hasil pertanian Bogor. Jurnal Ilmiah Berniaga, 01(1). Santrock, J. W. (2002). Life span development. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Sunarsih. (2001). Kepemimpinan transformasional dalam era perubahan organisasi. Jurnal Managemen dan Bisnis. 5(2), 106-116. Vecchio, R. P., Justin, J. A., & Pearce, C. L. (2009.) The influence of leader humor on relationships between leader behavior and follower outcomes. Journal of Managerial Issues, XXI(2), 171-19. Walgito, B. (2005). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Martin, R. A. (2007). The psychology of humor: an integrative approach. USA: Elsvier Academic Press. Walgito, B. (2003). Psikologi sosial (suatu pengantar). Edisi Keempat. Yogyakarta: ANDI. Munandar, A. S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: UI Press Yulk, G. (2005). Kepemimpinan dalam organisasi. Edisi Kelima. Jakarta: PT Indeks Nasution, W. A. (2009). Pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap intensi turnover pada call center telkomsel di Medan. Jurnal Mandiri, l4 (1). Yusuf, A. M. (2010). Metodologi penelitian, dasar-dasar penyelidikan ilmiah. Padang: UNP Press.