HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP SENSE OF - e

advertisement
HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP SENSE OF HUMOR PIMPINAN
DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. X
Hebbi Daryansyah, Duryati
Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu pendidikan, Universitas Negeri Padang
email: [email protected]
Abstract: Relationship perception toward leader’ sense of humor and employee’s job
satisfaction PT. X. This research aimed to measure correlation between perception about
leader’ sense of humor and employee’s job satisfaction in PT X. Population in this
research are all employees in PT X, 30 peoples and also used as samples. Data were
collected by using perception about leader’ sense of humor scale and job satisfaction
scale. This research got correlation rxy = 0.506 and p = 0.004 (p < 0.01). This is
indicate that there is a correlation between perception about leader’ sense of humor and
employee’s job satisfaction in PT X.
Keywords: Perception, leader’ sense of humor, job satisfaction.
Abstrak: Hubungan persepsi terhadap sense of humor pimpinan dan kepuasan
kerja karyawan PT X. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara
persepsi terhadap sense of humor pimpinan dan kepuasan kerja karyawan di PT X.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT X yang berjumlah 30 orang
dan juga digunakan sebagai sampel. Alat pengumpulan data menggunakan skala persepsi
terhadap sense of humor pimpinan dan skala kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian
ini mendapatkan koefisien korelasi rxy sebesar 0,506 dan p = 0,004 (p < 0,01). Hal ini
membuktikan terdapat hubungan antara persepsi terhadap sense of humor pimpinan dan
kepuasan kerja karyawan PT X.
Kata kunci: Persepsi, sense of humor pimpinan, kepuasan kerja.
PENDAHULUAN
Globalisasi
dan
perubahan-
menyebabkan
organisasi
dituntut
perubahan ekonomi membawa dampak yang
mempunyai keunggulan produk, jasa, biaya
cukup
industri
serta sumber daya manusia untuk dapat
perdagangan, manufaktur maupun jasa.
bertahan dan mencapai sukses. Sumber daya
Persaingan
yang
manusia dipandang sebagai aset perusahaan
domestik
dan
besar
bagi
berbagai
semakin
juga
ketat
baik
internasional
yang
146
sangat
penting,
karena
manusia
147 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 2, November 2015, hlm. 146-156
merupakan sumber daya yang dinamis dan
menunjukkan
selalu
proses
pekerjaannya dan seseorang yang tak puas
produksi barang dan jasa. Menurut Cascio
dengan pekerjaannya menunjukkan sikap
(dalam Nasution, 2009), manusia adalah
yang
sumber daya yang paling penting dalam
Karyawan
industri dan organisasi, oleh karena itu
pekerjaannya akan bekerja dengan baik
pengelolaan sumber daya manusia harus
sehingga secara tidak langsung juga akan
mencakup penyediaan tenaga kerja yang
meningkatkan
bermutu, mempertahankan kualitas dan
Penelitian oleh Almigo (2004) dan Alfaidah
mengendalikan biaya ketenagakerjaan.
(2007) menunjukkan bahwa kepuasan kerja
dibutuhkan
dalam
tiap
sikap
negatif
positif
terhadap
yang
terhadap
pekerjaannya.
merasa
puas
produktivitas
akan
organisasi.
Manusia adalah makhluk yang selalu
karyawan berpengaruh signifikan terhadap
berkembang. Menurut proses perkembang-
produktivitas kerja karyawan. Oleh karena
annya manusia pada masa dewasa dituntut
itu organisasi perlu untuk memperhatikan
untuk mulai bekerja (Santrock, 2002).
kepuasan kerja karyawannya.
Pekerjaan sebagai sarana merealisasikan diri
Kepuasan kerja seseorang tak hanya
manusia, maka manusia harus bekerja dan
dipengaruhi oleh gaji yang dirasakan adil
perkerjaan itu baiknya menggembirakan,
dan seberapa jauh tugas kerja dianggap
konsekuensinya adalah pekerjaan harus
menarik dan memberikan kesempatan untuk
memberikan manusia kepuasan tersendiri.
belajar dan menerima tanggung jawab.
Namun pada kenyataannya tidak semua
Selain
karyawan
saat
beberapa faktor lainnya seperti promosi
menghadapi pekerjaannya. Kepuasan kerja
yang dapat diperoleh, rekan kerja dan
pada dasarnya adalah tentang apa yang
penyelia
membuat
(Munandar, 2001).
merasakan
seseorang
kepuasan
bahagia
dalam
pekerjaannya atau keluar dari pekerjaannya.
itu
juga
untuk
berhubungan
mendukung
dengan
pekerjaan
Salah satu hal yang mempengaruhi
Menurut Davis dan Keith (dalam Ruvendi,
kepuasan
2005)
suasana
pimpinan (Munandar, 2001). Adalah suatu
psikologis tentang perasaan menyenangkan
kenyataan kehidupan organisasional bahwa
atau
terhadap
pimpinan memainkan peranan yang amat
pekerjaan mereka. Singkatnya Robbins dan
penting, bahkan dapat dikatakan sangat
Judge (2008) menyatakan kepuasan kerja
menentukan dalam usaha pencapaian tujuan
merujuk pada sikap umum seorang individu
yang telah ditetapkan sebelumnya. Pimpinan
terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan
yang baik hendaknya mampu mendukung
tingkat
dan membantu pekerjaan dari karyawan
kepuasan
tidak
kerja
adalah
menyenangkan
kepuasan
kerja
yang
tinggi
kerja
adalah
penyelia
atau
Daryansyah , Hubungan Persepsi Terhadap Sense…| 148
(Munandar, 2001). Pemimpin yang efektif
sosial,
sanggup mempengaruhi para pengikutnya
dengan orang lain. Hill (dalam Darmansyah,
untuk mempunyai optimisme yang lebih
2012) menyatakan bahwa selera humor yang
besar, rasa percaya diri, serta komitmen
tinggi adalah salah satu bagian terpenting
kepada tujuan dan misi organisasi (Yulk,
untuk merakit sebuah kepribadian yang
2005). Karyawan akan merasa percaya,
menarik dalam berinteraksi dengan orang
kagum, loyal dan hormat terhadap pimpinan
lain. Ketika pimpinan berada di kantor,
sehingga akan termotivasi untuk berbuat
sebenarnya
lebih banyak dari apa yang biasa dilakukan
komunikasi secara sosial dengan bawahan-
dan diharapkan organisasi (Hughes, Ginnet,
nya. Komunikasi sosial akan menjadi kering
& Curphy, 2012).
dan kaku apabila tidak diselingi dengan
Peran kepemimpinan sangat strategis
berkomunikasi,
mereka
dan
berinteraksi
juga
menjalin
humor. Shapiro (dalam Darmansyah, 2012)
dan penting dalam sebuah organisasi sebagai
menyatakan
salah satu penentu keberhasilan dalam
mengkomunikasikan rasa suka atau tidak
pencapaian visi, misi dan tujuan suatu
suka dan dapat digunakan untuk meng-
organisasi. Maka dari itu, tantangan dalam
ekspresikan perasaan positif atau negatif
mengembangkan strategi organisasi yang
tentang orang lain.
jelas terutama terletak pada organisasi di
bahwa
Menurut
humor
Departemen
dapat
Pendidikan
satu sisi dan tergantung pada kepemimpinan
Nasional (2008) humor adalah kemampuan
(Porter dalam Sunarsih, 2001).
merasai
sesuatu
yang
lucu
atau
Ghozali (2012) menemukan bahwa
menyenangkan. Allport merupakan tokoh
kepemimpinan memiliki pengaruh yang
pertama yang menggunakan istilah sense of
positif
dan
humor menjelaskan bahwa sense of humor
produktivitas kerja karyawan. Bahkan baik
adalah kemampuan untuk melihat diri
dalam dunia politik, birokrasi, pendidikan,
sendiri secara objektif, merasa geli dan
maupun non-bisnis lainnya, banyak yang
mampu
berpendapat
harus
permusuhan dan keinginan yang tidak dapat
memiliki sifat kerendahan hati, visioner, dan
diterima secara sosial pada diri sendiri
ketrampilan manajerial, seorang pimpinan
(dalam Harsono, 2011). Martin (2007)
haruslah
mendefinisikan humor sebagai semua hal
terhadap
kepuasan
bahwa
memiliki
kerja
disamping
kepribadian
yang
menarik.
yang
menertawakan
dikatakan
atau
inferioritas,
dilakukan
yang
Salah satu hal yang berperan dalam
menimbulkan hal lucu dan mencoba untuk
merakit kepribadian yang menarik adalah
membuat orang lain tertawa, sebagaimana
humor. Penggunaan humor dalam pergaulan
proses mental dalam hal membuat dan
149 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 2, November 2015, hlm. 146-156
menerima stimulus yang menyenangkan dan
bahwa pimpinan tak selalu menggunakan
juga respon afektif yang juga termasuk
humor
kesenangan didalamnya.
menciptakan
Penelitian
tentang
perilaku
ke-
positif
namun
yang
jika
digunakan
akan
suasana
lingkungan
yang
dapat
mengurangi
pemimpinan oleh Yulk dan Lepsinger
membangun hubungan
(dalam Martin, 2007) menunjukkan bahwa
mampu memotivasi karyawan.
pemimpin memerlukan keterampilan untuk
stress,
yang baik dan
Penelitian oleh Vecchio, Justin &
membuat keputusan, mempengaruhi orang
Pearce
lain, memberi dan mencari informasi, serta
rendahnya
membangun hubungan yang baik dengan
berhubungan dengan rendahnya integritas
orang lain. Sebagai keterampilan komuni-
dan hasil kerja dari karyawan. Selain itu
kasi yang penting, humor dapat berguna
penelitian oleh Decker (dalam Martin, 2007)
bagi pimpinan. Decker dan Rotondo (dalam
menemukan bahwa karyawan yang menilai
Martin,
contoh
atasannya memiliki sense of humor yang
penggunaan humor dapat bermanfaat untuk
positif dilaporkan memiliki kepuasan kerja
mengajar dan memperjelas tugas kerja,
yang tinggi dan menilai atasannya memiliki
membantu untuk memotivasi dan mengubah
karakteristik
perilaku, meningkatkan kreativitas, menga-
sedangkan
tasi stress, dan membuat interaksi antara
atasannya memiliki sense of humor yang
manajer dan bawahan lebih positif dan tidak
negatif dilaporkan memiliki kepuasan kerja
tegang. Humor dapat digunakan untuk
yang rendah dan menilai atasannya memiliki
mengatasi situasi yang menekan. Terkadang
karakteristik
terjadi konflik dalam suatu kepemimpinan
Penelitian oleh Puderbaugh (2006) juga
organisasi,
menemukan
2007)
memberikan
humor
yang
dimiliki
oleh
(2009)
menunjukkan
humor
bahwa
dari
pemimpin
partisipan
pemimpin
hubungan
pimpinan
yang
positif
yang
menilai
yang
yang
negatif.
signifikan
pemimpin membuat suasana yang tegang
antara gaya humor pimpinan dan kepuasan
dalam berkomunikasi maupun dalam proses
kerja bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa
pengambilan keputusan dapat mencair. Hal
sense
ini senada dengan Rizzo dan rekan-rekannya
mempengaruhi pekerjaan dari karyawannya.
(dalam Puderbaugh,
2006) menyatakan
of
humor
Peneliti
pimpinan
melakukan
akan
wawancara
pimpinan yang menggunakan humor tampak
dengan karyawan PT X pada tanggal 17
lebih difavoritkan oleh bawahannya hal ini
Maret 2014 yaitu kepada AP. Melalui
dikarenakan pimpinan mampu membuat
penjelasan
lingkungan kerja menjadi menyenangkan
selama bekerja terkadang terasa terlalu kaku
bagi karyawan. Lebih lanjut dijelaskan
dan monoton sehingga dalam menyelesaikan
subjek
menyatakan
bahwa
Daryansyah , Hubungan Persepsi Terhadap Sense…| 150
pekerjaan menjadi malas dan enggan untuk
Dari uraian diatas, peneliti tertarik
bekerja apalagi jika harus turun ke lapangan
untuk mengetahui bagimana hubungan antara
untuk
persepsi terhadap sense of humor pimpinan dan
mencari
konsumen
atau
mempromosikan produk. Pimpinan juga
kepuasan kerja pada karyawan di PT X
sering terlalu kaku dalam menyampaikan
tugas
yang
akan
dikerjakan
sehingga
METODE
Jenis
suasana kantor juga menjadi ikut kaku.
penelitian
ini
merupakan
Kemudian dilanjutkan dengan wawancara
penelitian kuantitatif korelasional dengan
dengan karyawan lainnya yaitu kepada RM
variabel
pada
yang
terhadap sense of humor pimpinan sebagai
senang
variabel bebas dan kepuasan kerja sebagai
tanggal
menyatakan
bercanda
19
Maret
bahwa
bersama
2014
pimpinan
bawahannya,
dan
penelitiannya
variabel
adalah
terikatnya.
persepsi
Yusuf
(2010)
dimasukkannya
menjelaskan penelitian korelasional adalah
sebagai salah satu cara untuk menjelaskan
suatu tipe penelitian yang melihat hubungan
solusi
antara satu variabel dengan satu atau
terkadang
candaannya
apabila
karyawan
mengalami
kesulitan dalam mengerjakan pekerjaannya.
beberapa
Saat candaan dilepaskan, suasana kantor
korelasional kadang-kadang disebut juga
menjadi lebih ceria dan membuat beban
dengan
pekerjaan yang dirasakan menjadi lebih
associational research, hubungan diantara
ringan sehingga ia menjadi ingin bekerja
dua atau lebih ubahan yang dipelajari tanpa
lebih giat lagi.
mencoba
Dari hasil wawancara ini dapat
dilihat
bahwa
adanya
ketidaksamaan
variabel
associational
lainnya.
Penelitian
research.
mempengaruhi
Dalam
ubahan-ubahan
tersebut. Lebih lanjut lagi, Yusuf (2010)
mengatakan
tujuan
utama
melakukan
persepsi karyawan terhadap sense of humor
penelitian korelasional adalah menolong
pimpinan. Dimana pada salah satu subjek
menjelaskan
menyatakan pimpinan cenderung lebih kaku
manusia atau untuk meramalkan sesuatu
dalam bekerja dan yang lainnya menyatakan
hasil.
pentingnya
tingkah
laku
Populasi dalam penelitian ini adalah
bahwa canda pimpinan membuat suasana
kantor jadi makin cerah dan membantu
seluruh
karyawan
PT
X.
Dalam
menjelaskan solusi kesulitan pekerjaan. Hal
pengambilan sampel dari populasi peneliti
ini memberikan pengaruh yang berbeda
menggunakan teknik total sampling. Jadi
pada kepuasan kerja dari karyawan itu
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
sendiri.
karyawan PT X yang berjumlah 30 orang.
151 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 2, November 2015, hlm. 146-156
Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini berbentuk skala. Skala adalah
demikian
berarti
asumsi
linear
dalam
penelitian ini telah terpenuhi.
alat ukur psikologis berbentuk kumpulan
Hipotesis
dalam
penelitian
ini
pernyataan-pernyataan sikap yang disusun
berbunyi “terdapat korelasi antara persepsi
sedemikian rupa sehingga respon seseorang
terhadap sense of humor pimpinan dengan
terhadap pernyataan tersebut dapat diberikan
kepuasan kerja pada karyawan PT X“.
skor dan kemudian dapat di interpretasikan
Berdasarkan hasil analisis korelasi tentang
(Azwar, 2007). Skala yang digunakan yaitu
hubungan antara persepsi terhadap sense of
angket
Dalam
humor pimpinan dengan kepuasan kerja
penelitian ini peneliti menggunakan skala
diperoleh koefisien korelasi sebesar rxy =
persepsi terhadap sense of humor pimpinan
0,506, p = 0,004 (p < 0,01). Berdasarkan
yang terdiri dari 37 aitem pernyataan dan
hasil besarnya koefisien korelasi yang
skala kepuasan kerja terdiri dari 41 aitem
diperoleh maka terdapat korelasi yang
pernyataan.
signifikan antara persepsi terhadap sense of
dengan
skala
Likert.
Teknik analisis data menggunakan
humor pimpinan dengan kepuasan kerja.
teknik analisis Product Moment dari Pearson
Artinya semakin positif persepsi terhadap
untuk melihat ada atau tidaknya hubungan
sense of humor pimpinan maka semakin
yang signifikan antara variabel satu dengan
tinggi kepuasan kerja karyawan. Sebaliknya
yang lainnya untuk data berskala interval.
semakin negatif persepsi terhadap sense of
humor pimpinan maka semakin rendah pula
HASIL DAN PEMBAHASAN
kepuasan kerja. Berarti Ho ditolak dan Ha
Hasil
diterima.
Hasil uji normalitas sebaran variabel
Skor rerata pada masing-masing
kepuasan kerja diperoleh nilai K-SZ = 0,488
aspek persepsi terhadap sense of humor
dan nilai p = 0,971 (p > 0,05), variabel
pimpinan, yang pertama aspek konasi
persepsi terhadap sense of humor pimpinan
memperoleh nilai rerata tertinggi dengan
diperoleh nilai K-SZ = 0,423 dan nilai p =
nilai 42. Selanjutnya aspek kognisi dengan
0,994 (p > 0,05). Hal ini berarti kedua
nilai 36 dan afeksi dengan nilai 33. Skor
variabel penelitian berdistribusi normal.
rerata pada masing-masing aspek kepuasan
Uji linearitas memperlihatkan bahwa
kerja,
yang
pertama
aspek
pekerjaan
linearitas pada kedua variabel persepsi
memperoleh nilai rerata tertinggi dengan
terhadap sense of humor pimpinan dan
nilai 75. Selanjutnya aspek individual
kepuasan kerja adalah sebesar F = 8,357
dengan nilai 27, kemudian aspek sosial
yang memiliki p = 0,023 (p < 0,05), dengan
Daryansyah , Hubungan Persepsi Terhadap Sense…| 152
dengan nilai 21 yang merupakan rerata
dan mengarahkannya pada perasaan senang
terendah.
dan nyaman.
Berdasarkan
Pembahasan
dengan
Persepsi secara singkat merupakan
proses dimana kita mengorganisasi dan
menafsirkan
pola
stimulus
dalam
lingkungan (Atkinson, Atkinson & Hilgard,
2005). Krech dan Duncan (dalam Munandar,
2001) berpendapat bahwa persepsi adalah
suatu proses kognitif yang kompleks dan
menghasilkan suatu gambar yang unik
tentang kenyataan dan mungkin saja berbeda
dengan kenyataan. Persepsi antara satu
individu dengan individu lain tidak sama.
Persepsi dapat ditingkatkan, jika diperluas di
luar jangkauan panca indera dan merupakan
suatu
unsur
yang
penting
di
dalam
penyesuaian perilaku manusia.
sebagai semua hal yang dikatakan atau
dilakukan yang menimbulkan hal lucu dan
mencoba untuk membuat orang lain tertawa,
sebagaimana proses mental dalam hal
membuat dan menerima stimulus yang
menyenangkan dan juga respon afektif yang
Sehingga
terhadap
dapat
sense
kesenangan
didalamnya.
disimpulkan
of
humor
karyawan
wawancara
PT
X,
peneliti
menemukan adanya ketidaksamaan persepsi
terhadap sense of humor pimpinan. Dimana
pada
salah
satu
subjek
menyatakan
pimpinan cenderung lebih kaku dalam
bekerja dan yang lainnya menyatakan bahwa
canda pimpinan membuat suasana kantor
jadi
makin
cerah
dan
membantu
menjelaskan solusi kesulitan pekerjaan. Hal
ini memberikan pengaruh yang berbeda
pada kepuasan kerja dari karyawan itu
sendiri.
Hasil analisis statistik dari variabel
persepsi terhadap sense of humor pimpinan,
mendeskripsikan
bahwa
secara
umum
subjek penelitian memiliki tingkat persepsi
Martin (2007) mendefinisikan humor
juga termasuk
hasil
persepsi
pimpinnan
merupakan proses mengorganisasi serta
memberi arti terhadap informasi yang
berkaitan dengan kemampuan pimpinan
untuk menimbulkan hal yang lucu secara
cepat dan mengekspresikannya secara tepat
terhadap sense of humor yang positif. Pada
hasil statistik dari aspek-aspek persepsi
terhadap sense of humor pimpinan juga
menunjukkan
bahwa
ketiga
aspek
menunjukkan skor yang positif. Hal ini
mendeskripsikan bahwa persepsi terhadap
sense of humor pimpinan jika ditinjau dari
aspek-aspeknya
juga
tergolong
pada
kategori positif.
Jika dilihat dari rerata tiap aspek
persepsi terhadap sense of humor pimpinan
terlihat bahwa nilai tertinggi ada pada aspek
konasi. Menurut Walgito (2005) aspek
konasi dalam persepsi dapat memunculkan
perilaku atau aktivitas diri sesuai dengan
153 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 2, November 2015, hlm. 146-156
adanya persepsi terhadap sense of humor
persepsi yang berbeda pula. Orang yang
pimpinan tersebut.
biasanya bersikap keras tetapi karena situasi
Aspek
kognisi
berada
ditempat
sosial yang tidak memungkinkan untuk
berikutnya yang mana menurut Walgito
menunjukkan kekerasannya, hal tersebut
(2005) merupakan aspek dimana segala
akan mempengaruhinya sebagai stimulus
sesuatu yang diperoleh berdasarkan hasil
person
dari pemikiran individu tersebut. Sementara
perilakunya
itu nilai terendah berada pada aspek afeksi
dipersepsikannya.
yang menurut Walgito (2005) aspek afeksi
Kepuasan
sehingga
akan
terhadap
mempengaruhi
orang
kerja
pada
yang
dasarnya
adalah aspek yang mana segala sesuatu yang
adalah tentang apa yang membuat seseorang
didapat oleh individu tentang baik atau
bahagia dalam pekerjaannya atau keluar dari
buruknya sebuah pandangan berdasarkan
pekerjaannya.
faktor emosional. Aspek afeksi yang rendah
Judge (2008) menyatakan kepuasan kerja
menunjukkan
merujuk
bahwa
karyawan
tidak
pada
Singkatnya
sikap
Robbins
umum
dan
seseorang
memandang sense of humor pimpinan
individu terhadap pekerjaannya. Seseorang
berdasarkan faktor emosional yang terjadi
dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi
dalam diri mereka.
menunjukkan
Walgito
(2003)
sikap
positif
terhadap
mengemukakan
pekerjaannya dan seseorang yang tak puas
beberapa hal yang berperan dan berpengaruh
dengan pekerjaannya menunjukkan sikap
dalam mempersepsi manusia yaitu keadaan
yang negatif terhadap pekerjaannya.
stimulus, situasi atau keadaan sosial yang
Jika dilihat dari hasil penelitian
melatarbelakangi stimulus, dan keadaan
kepuasan kerja karyawan PT X memiliki
pribadi orang yang mempersepsi. Aspek
kepuasan kerja yang tinggi. Jika dilihat skor
afeksi yang rendah menurut Walgito (2003)
rerata pada masing-masing aspek kepuasan
dipengaruhi oleh keadaan orang
kerja juga menunjukkan bahwa ketiga aspek
yang
mempersepsi yaitu keadaan pribadi orang
menunjukkan skor yang tinggi.
yang mempersepsi, seperti pikiran-pikiran,
Berdasarkan
skor
tersebut
nilai
kerangka acuan, pengalaman-pengalaman,
tertinggi adalah aspek pekerjaan yaitu aspek
akan berpengaruh ketika orang tersebut
utama di dalam pekerjaan itu sendiri, yaitu
mempersepsi orang lain. Aspek konasi yang
upah,
tinggi menurut Walgito (2003) dipengaruhi
kondisi kerja serta kesempatan untuk maju.
oleh situasi atau keadaan sosial yang
Sementara itu nilai terendah berada pada
melatarbelakangi stimulus dimana situasi
aspek sosial yang menunjukkan bahwa
sosial yang berbeda akan menghasilkan
karyawan tidak memiliki keterkaitan pada
pengawasan,
ketentraman
kerja,
Daryansyah , Hubungan Persepsi Terhadap Sense…| 154
hubungan dengan atasan dan hubungan
dengan rekan kerja.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Decker
Kepuasan kerja yang tinggi ini bisa
disebabkan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
karena
ciri-ciri
(dalam Martin, 2007) menemukan bahwa
intrinsik
karyawan yang menilai atasannya memiliki
pekerjaan, imbalan yang dirasakan adil,
sense of humor yang positif dilaporkan
penyeliaan, rekan-rekan kerja sejawat yang
memiliki kepuasan kerja yang tinggi dan
menunjang, dan kondisi lingkungan yang
menilai atasannya memiliki karakteristik
menunjang
Aspek
pemimpin yang positif sedangkan partisipan
pekerjaan berada pada kategori tinggi
yang menilai atasannya memiliki sense of
menurut Munandar (2001) dipengaruhi oleh
humor yang negatif dilaporkan memiliki
beberapa faktor seperti ciri-ciri instrinsik
kepuasan kerja yang rendah dan menilai
pekerjaan, gaji penghasilan yang dirasakan
atasannya memiliki karakteristik pemimpin
adil,
yang negatif. Selain itu penelitian oleh
(Munandar,
penyeliaan
serta
2001).
kondisi
yang
menunjang.
Puderbaugh
Sedangkan aspek sosial yang rendah
(2006)
juga
menemukan
hubungan yang signifikan antara gaya
menurut Munandar (2001) dipengaruhi oleh
humor
kurangnya interaksi antara sesama karyawan
bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa sense
dan atasan yang berada dalam satu ruangan
of
kerja
meningkatkan kepuasan kerja.
dalam
jumlah
tertentu
dapat
pimpinan
humor
itu
dan
kepuasan
sangat
penting
kerja
untuk
menciptakan kepuasan kerja pada karyawankaryawan tersebut karena kebutuhan sosial
SIMPULAN DAN SARAN
mereka masih belum terpenuhi.
Simpulan
Berdasarkan
hasil
analisis
pada
Secara
umum
persepsi
terhadap
penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat
sense of humor pimpinan karyawan PT X
hubungan yang signifikan antara persepsi
berada pada kategori positif dan tingkat
terhadap sense of humor pimpinan dengan
kepuasan kerja karyawan PT X berada pada
kepuasan kerja pada karyawan PT X. Bahwa
kategori tinggi. Terdapat hubungan positif
semakin positif persepsi terhadap sense of
antara persepsi terhadap sense of humor
humor pimpinan, maka semakin tinggi
pimpinan dengan kepuasan kerja karyawan
kepuasan
Sebaliknya,
PT X. Hal ini berarti semakin positif
semakin negatif persepsi terhadap sense of
persepsi terhadap sense of humor pimpinan
humor pimpinan maka semakin rendah
maka
kepuasan kerja karyawan. Hal ini menunjuk-
karyawan.
kerja
karyawan.
kan hipotesis dalam penelitian ini diterima.
semakin
tinggi
kepuasan
kerja
155 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 2, November 2015, hlm. 146-156
faktor lainnya yang dapat mempengaruhi
Saran
Salah satu kekurangan penelitian ini
adalah
tidak
dilakukannya
kepuasan kerja karyawan.
observasi
Dari hasil penelitian didapat bahwa
terhadap sense of humor pimpinan. Oleh
terdapat hubungan antara persepsi terhadap
karena itu untuk peneliti selanjutnya untuk
sense of humor pimpinan dengan kepuasan
melakukan observasi terhadap sense of
kerja karyawan PT X dan tampak bahwa
humor
sense
pimpinan
disamping melakukan
wawancara kepada subjek penelitian.
lain
memberikan
karyawan. Oleh karena itu, disarankan pada
organisasi atau instansi lainnya untuk
mengambil topik yang sama, hendaknya
menggunakan sense of humor di dalam
mengembangkan metode penelitian yang
organisasinya. Dari hasil penelitian ini
lebih baik lagi sehingga akan lebih tergali
terungkap bahwa sense of humor pimpinan
kepuasan kerja dan persepsi terhadap sense
termasuk kategori yang tinggi namun aspek
of
sosial
pimpinan.
yang
ternyata
ingin
humor
peneliti
humor
pengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja
Penelitian ini bersifat korelasional,
disarankan
of
Selain
itu
dalam
variabel
kepuasan
kerja
pengembangan alat ukur juga sebaiknya
(berkaitan dengan hubungan kekeluargaan
dilakukan agar bisa mendapatkan hasil yang
seperti
lebih baik dan lebih terukur lagi. Bagi
hubungan
peneliti yang ingin melanjutkan penelitian
rendah. Oleh karena itu sebaiknya untuk
dengan tema yang sama sebagai tema
penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan
penelitian
perbandingan
ini
mempertimbangkan
disarankan
rekan
dengan
atasan
kerja)
organisasi
dan
malah
atau
instansi lainnya agar tergambar lebih jelas
kerja
apakah sense of humor tersebut memang
sehingga nantinya akan dapat ditemukan
memiliki pengaruh dalam meningkatkan
dengan
lain
dengan
dengan
yang
berhubungan
variabel
untuk
hubungan
kepuasan
kepuasan kerja karyawan.
DAFTAR RUJUKAN
Alfaidah, F. (2007). Pengaruh kepuasan
kerja
karyawan
terhadap
produktivitas kerja pada koperasi
Agro Niaga Jabung Malang. Skripsi
tidak diterbitkan. Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Negeri Malang.
Malang.
Almigo, N. (2004). Hubungan antara
Kepuasan Kerja dengan Produktivitas
Kerja Karyawan. Jurnal PSYCHE, 1
(1)
Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., & Hilgard,
E. R. (2005). Pengantar psikologi.
Jilid I. (Edisi Kedelapan). Jakarta:
Erlangga.
Daryansyah , Hubungan Persepsi Terhadap Sense…| 156
Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan validitas.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Darmansyah. (2012). Strategi pembelajaran
menyenangkan
dengan
humor.
Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
Kamus besar bahasa indonesia pusat
bahasa. Edisi Keempat. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Ghozali,
A.
(2012).
Pengaruh
kepemimpinan terhadap kepuasan
kerja
dan
produktivitas
kerja
karyawan
pada
PT.
TASPEN
(PERSERO) cabang Yogyakarta.
Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Yogyakarta.
Harsono, S. B. D. (2011). Hubungan sense
of humor dengan stress pada
mahasiswa psikologi yang sedang
menyusun skripsi. Skripsi tidak
diterbitkan.
Fakultas
Psikologi
Universitas Katolik Soegijapranata.
Semarang.
Hughes, R. L., Ginnet, R. C,. & Curphy, G.
J. (2012). Leadership: memperkaya
pelajaran dari pengalaman. Jakarta:
Penerbit Salemba Humanika.
Puderbaugh, A. (2006). The relationship
between supervisors’ humor styles and
subordinate job satisfaction. Disertasi.
Capella University.
Robbins, S,. & Judge, T. A. (2008). Perilaku
organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Ruvendi, R. (2005). Imbalan dan gaya
kepemimpinan pengaruhnya terhadap
kepuasan kerja karyawan di balai
besar industri hasil pertanian Bogor.
Jurnal Ilmiah Berniaga, 01(1).
Santrock, J. W. (2002). Life span
development. Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Sunarsih.
(2001).
Kepemimpinan
transformasional dalam era perubahan
organisasi. Jurnal Managemen dan
Bisnis. 5(2), 106-116.
Vecchio, R. P., Justin, J. A., & Pearce, C. L.
(2009.) The influence of leader humor
on relationships between leader
behavior and follower outcomes.
Journal of Managerial Issues, XXI(2),
171-19.
Walgito, B. (2005). Pengantar psikologi
umum. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Martin, R. A. (2007). The psychology of
humor: an integrative approach.
USA: Elsvier Academic Press.
Walgito, B. (2003). Psikologi sosial (suatu
pengantar).
Edisi
Keempat.
Yogyakarta: ANDI.
Munandar, A. S. (2001). Psikologi industri
dan organisasi. Jakarta: UI Press
Yulk, G. (2005). Kepemimpinan dalam
organisasi. Edisi Kelima. Jakarta: PT
Indeks
Nasution, W. A. (2009). Pengaruh kepuasan
kerja karyawan terhadap intensi
turnover pada call center telkomsel di
Medan. Jurnal Mandiri, l4 (1).
Yusuf, A. M. (2010). Metodologi penelitian,
dasar-dasar penyelidikan ilmiah.
Padang: UNP Press.
Download