hubungan kesejahteraan guru dan persepsi kepemimpinan

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru PNS SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri
2 Salatiga, dan SMK Negeri 3 Salatiga. Ditinjau dari jenis kelamin, jumlah responden
laki-laki mempunyai prosentase sebesar 55,17% (32 orang), sedangkan perempuan
44,93% (26 orang). Ditinjau dari gender dapat disimpulkan bahwa baik SMK Negeri
1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, dan SMK Negeri 3 Salatiga mempunyai paling
banyak guru berjenis kelamin laki-laki.
B. Hasil Analisis Deskripsi
1. Kesejahteraan guru
Hasil analisis deskriptif kesejahteraan guru yang valid sebanyak 5 item dengan
5 alternatif jawaban, dengan skor terendah 1 dan tertinggi 5. Karena dalam
pengukuran ini dibuat 5 kategori yaitu sangat kuat, kuat, cukup kuat, lemah,
sangat lemah maka interval masing-masing kategori dihitung sebagai berikut:
Interval =
Interval =
skor tertinggi −skor terendah
5
25−18
5
=
7
5
= 1,4
Dari kriteria tersebut, hasil pengukuran Kesejahteraan guru adalah sebagai
berikut:
82
Tabel 4.1
Hasil Pengukuran Skor Variabel Kesejahteraan guru
Kategori
Interval
Sangat Lemah
18 - 19,4
Lemah
19,5 - 20,9
Cukup Kuat
21- 22,4
Kuat
22,5 - 23,9
Sangat Kuat
24 - 25,4
Jumlah
f
2
24
17
1
14
58
%
3.4
41.4
29.3
1.7
24.1
100
Mean
SD
Max
Min
21.64
2.09
25
18
Sumber: Hasil olah data berdasarkan angket, 2013
Data tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata kesejahteraan guru sebesar 21,64
dan standar deviasi 2,09. Selanjutnya pada tabel 4.1 menjelaskan bahwa
kesejahteraan guru terditribusi pada kategori sangat kuat dengan prosentase 24,1%,
kategori kuat 1,7 %, kategori cukup kuat 29,3 %, kategori lemah 41,4%, dan kategori
sangat lemah 3,4%. Berdasar prosentase pada tabel 4.1 kebanyakan guru memiliki
kesejahteraan pada kategori lemah.
2. Persepsi Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah
Hasil analisis deskriptif persepsi kepemimpinan demokratis kepala sekolah
yang valid adalah 13 item dengan 5 alternatif jawaban dengan skor terendah 1 dan
skor tertinggi 5. Karena dalam pengukuran ini dibuat 5 kategori yaitu sangat kuat,
kuat, cukup kuat, lemah, sangat lemah, maka interval masing-masing kategori
dihitung sebagai berikut:
Interval =
Interval =
skor tertinggi −skor terendah
5
63−37
5
=
26
5
83
= 5,2
Dari kriteria tersebut, hasil pengukuran persepsi kepemimpinan demokratis
kepala sekolah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Pengukuran Skor Variabel Persepsi Kepemimpinan
Demokratis Kepala Sekolah
Kategori
Interval
Sangat Lemah
37 - 42,2
Lemah
42,3 - 47,5
Cukup Kuat
47,6 - 52,8
Kuat
52,9 - 58,1
Sangat Kuat
58,2 - 63,4
Jumlah
f
7
6
21
16
8
58
%
12.1
10.3
36.2
27.6
13.8
100
Mean
SD
Max
Min
51,76
5,97
63
37
Sumber: Hasil olah data berdasarkan angket, 2013
Data tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata kepemimpinan demokratis
kepala sekolah sebesar 51,76 dan standar deviasi 5,97. Selanjutnya pada tabel 4.2
menjelaskan bahwa kepemimpinan demokratis kepala sekolah terditribusi pada
kategori sangat kuat dengan prosentase 13,8%, kategori kuat 27,6 %, kategori cukup
kuat 36,2 %, kategori lemah 10,3%, dan kategori sangat lemah 12,1%. Berdasar
prosentase pada tabel 4.2 kebanyakan guru memiliki persepsi kepemimpinan
demokratis kepala sekolah pada kategori cukup kuat.
3. Kinerja Mengajar Guru PNS
Hasil analisis deskriptif kinerja mengajar guru PNS yang valid sebanyak 28
item dengan alternatif jawaban dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 5. Karena
dalam pengukuran ini dibuat 5 kategori yaitu, sangat kuat, kuat, cukup kuat, lemah,
sangat lemah, maka lebar interval masing-masing kategori dapat dihitung sebagai
berikut :
84
Interval =
Interval =
skor tertinggi −skor terendah
5
140−56
5
=
84
5
= 16,8
Dari kriteria tersebut, hasil pengukuran kinerja mengajar guru PNS adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Hasil Pengukuran Skor Variabel kinerja mengajar guru PNS
Kategori
Interval
Sangat Lemah
56 - 72,8
Lemah
72,3 - 89,7
Cukup Kuat
89,8 - 106,6
Kuat
106,7 - 123,5
Sangat Kuat
123,5 - 140,4
Jumlah
f
2
1
2
27
26
58
%
3.4
1.7
3.4
46.6
44.8
100
Mean
SD
Max
Min
120.02
12.2
140
56
Sumber: Hasil olah data berdasarkan angket, 2013
Data tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata kinerja mengajar guru PNS
sebesar 120,02 dan standar deviasi 12,2. Selanjutnya pada tabel 4.3 menjelaskan
bahwa kepemimpinan demokratis kepala sekolah terditribusi pada kategori sangat
kuat dengan prosentase 44,8%, kategori kuat 46,6 %, kategori cukup kuat 3,4 %,
kategori lemah 1,7 %, dan kategori sangat lemah 3,4%. Berdasar prosentase pada
tabel 4.3 kebanyakan guru memiliki persepsi kinerja mengajar pada kategori kuat.
C. Hasil Analisis Korelasi
Pada bagian ini penulis menyajikan hasil analisis korelasi antara variabel
Kesejahteraan guru dengan kinerja mengajar guru PNS, variabel persepsi
kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru PNS, dan
85
Kesejahteraan guru dan persepsi kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan
kinerja mengajar guru PNS.
Tabel 4.5
Hasil Analisis Korelasi Antara Kesejahteraan guru dan Persepsi Kepemimpinan
Demokratis Kepala Sekolah dengan Kinerja Mengajar Guru PNS
No.
Variabel
N
Koefisien
Signifikansi
Korelasi (r)
1. Kesejahteraan guru dengan Kinerja 58
0.353
0.007
Mengajar Guru PNS
2. Persepsi
Kepemimpinan 58
0.452
0.000
Demokratis Kepala Sekolah dengan
3. Kinerja Mengajar Guru PNS
58
0.504
0.000
Kesejahteraan guru dan Persepsi
Kepemimpinan Demokratis Kepala
Sekolah secara bersama-sama
dengan Kinerja Mengajar Guru
PNS
Sumber: Hasil Olah data berdasarkan angket, 2013
1. Hasil Uji Korelasi antara Kesejahteraan guru dengan Kinerja Mengajar
Guru PNS
Hasil uji Korelasi pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa koefisien korelasi
antara Kesejahteraan guru dengan kinerja mengajar guru PNS sebesar 0,353 dengan
signifikansi 0,007<0,05 maka, H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada
hubungan positif pada tingakat lemah antara kesejahteraan guru dengan kinerja
mengajar guru PNS. Semakin baik tingkat kesejahteraan guru maka akan semakin
baik kinerja mengajar guru PNS, sebaliknya semakin buruk tingkat kesejahteraan
guru maka akan semakin buruk kinerja mengajar guru PNS. Besarnya nilai koefisien
86
korelasi sebesar 0,353 menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tergolong
lemah.
2. Hasil Uji Korelasi antara Persepsi Kepemimpinan Demokratis Kepala
Sekolah dengan Kinerja Mengajar Guru PNS
Hasil uji korelasi pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara
persepsi kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru
PNS sebesar 0.452 dengan signifikansi 0,000<0,05 maka, H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini berarti ada hubungan positif pada tingkat cukup kuat antara persepsi
kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru PNS.
Semakin baik tingkat persepsi kepemimpinan demokratis kepala sekolah maka akan
semakin baik kinerja mengajar guru PNS, sebaliknya semakin buruk tingkat persepsi
kepemimpinan demokratis kepala sekolah maka akan semakin buruk kinerja
mengajar guru PNS. Besarnya nilai koefisien korelasi sebesar 0,452 menunjukkan
bahwa hubungan kedua variabel tergolong cukup kuat.
3. Hasil Uji Korelasi antara Kesejahteraan guru dan Persepsi Kepemimpinan
Demokratis Kepala Sekolah dengan Kinerja Mengajar Guru PNS
Hasil uji korelasi berganda pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa koefisien
korelasi antara Kesejahteraan guru dan persepsi kepemimpinan demokratis kepala
sekolah dengan kinerja mengajar guru PNS memperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar 0,504 dengan signifikansi 0,000 < 0,05 maka, H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini menunjukkan secara bersama-sama kedua variabel bebas yang digunakan
memiliki hubungan positif pada tingkat cukup kuat dengan kinerja mengajar guru
87
PNS. Nilai koefisien korelasi tersebut berada pada kategori cukup kuat. Hasil ini
menunjukkan bahwa bila variabel bebas kesejahteraan guru dan persepsi
kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru PNS ada
bersama-sama akan berdampak lebih baik kepeda kinerja mengajar guru dibanding
muncul secara individu.
Nilai rsquare menunjukkan koefisien korelasi, yaitu kemampuan variabel bebas
menjelaskan perubahan variabel terikat. Hasil uji tabel diatas menunjukkan besarnya
nilai rsquare sebesar 0,504, hal ini bermakna 50,4% perubahan kinerja mengajar
ditentukan oleh perubahan Kesejahteraan guru dan persepsi kepemimpinan
demokratis kepala sekolah. Selebihnya 49,6 % dipengaruhi hubungan lain yang tidak
diteliti.
D. Pembahasan
1. Hubungan Kesejahteraan guru dengan Kinerja Mengajar Guru PNS
Hasil perhitungan uji korelasi tampak bahwa hasil uji korelasi memperoleh
nilai koefisien korelasi sebesar 0,353 dengan signifikansi sebesar 0,007 <0,05 maka,
H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil uji ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif
pada tingkat lemah antara kesejahteraan guru dengan kinerja mengajar guru PNS.
Lemahnya kinerja mengajar guru salah satunya ditentukan oleh tingkat kesejahteraan
yang diterima oleh guru PNS. Adanya dampak positif kesejahteraan guru terhadap
kinerja mengajar guru PNS disebabkan karena salah satu tujuan guru dalam bekerja
adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya meliputi kebutuhan material dan non
material.
88
Kesejahteraan guru memiliki hubungan positif pada tingkat lemah terhadap
kinerja mengajar guru PNS di SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, dan
SMK Negeri 3 Salatiga. Hasil analisis deskripsi ini berbeda dengan pengamatan
dilapangan bahwa kepala sekolah telah melihat kesejahteraan guru telah terpenuhi
dengan baik sehingga guru-guru yang ada dapat meningkatkan kinerja mengajarnya
di dalam kelas. Kesejahteraan guru yang baik dapat memotivasi seorang guru untuk
mengembangkan kemampuannya secara optimal. Seorang guru yang merasa telah
sejahtera akan berusaha secara optimal untuk mengembangkan kemampuan
profesionalnya dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan bersama.
Pihak lembaga pemerintah memberikan perhatian yang memadai terhadap
kesejahteraan guru, maka guru akan lebih giat dalam menjalankan tugasnya.
Kesejahteraan yang diberikan oleh pemerintah bisa berupa bentuk gaji karena gaji
guru merupakan bentuk material, bisa juga dalam bentuk non material yang diberikan
oleh pemerintah yaitu kenaikan pangkat karena guru yang diteliti merupakan guru
PNS dan bisa juga dengan memberikan honorarium lainnya yang bisa membuat guruguru dapat terpenuhi kesejahteraannya yang dapat
meningkatkan kinerja
mengajarnya di sekolah.
Berdasarkan deskripsi data, rata-rata guru memiliki skor kesejahteraan pada
kategori rendah. Hal ini berarti guru merasa belum memperoleh kesejahteraan yang
tinggi, sehingga kebutuhan kesejahteraan pada umumnya belum terpenuhi.
Senyatanya, jika terpenuhi kesejahteraan guru itu berarti sama dengan terpenuhi
kebutuhan jasmani dan rohani. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 13
89
tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pasal 1 menyatakan bahwa “kesejahteraan
adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah
baik didalam maupun diluar hubungan kerja secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman
dan sehat”.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh David
Aleixo Guterres (2011:74) yang dalam penelitiannya di SMA Sub Distritu Dom
Aleixo Distritu Dili Timor Leste menemukan bahwa ada hubungan antara
kesejahteraan guru dengan kinerja mengajar guru yang ditunjukkan dengan koefisien
korelasi r = 0,147 yang artinya hubungan kesejahteraan guru dengan kinerja mengajar
guru memiliki arah yang positif dengan taraf signifikansi 5%.
2. Hubungan Persepsi Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah dengan
Kinerja Mengajar Guru PNS
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa persepsi kepemimpinan
demokratis kepala sekolah memiliki hubungan positif dengan kinerja mengajar guru
PNS di SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, dan SMK Negeri 3 Salatiga.
Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi memperoleh koefisien korelasi
sebesar 0,452 dengan signifikansinya sebesar 0,000 < 0,05 maka, H0 ditolak dan H1
diterima. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif pada tingkat cukup kuat
antara persepsi kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja mengajar
guru PNS. Cukup kuatnya kinerja mengajar guru PNS berarti berdasarkan salah
satunya juga ditentukan oleh persepsi kepemimpinan demokratis kepala sekolah.
90
Dampak positif persepsi kepemimpinan demokratis kepala sekolah terhadap kinerja
mengajar guru PNS yang sangat dibutuhkan oleh guru dalam menjalankan tugasnya.
Guru akan bertindak sesuai apa yang telah dipersepsikan. Guru bisa menjadi
merasa berguna dengan adanya kepemimpinan yang baik dan ini akan mendorong
kinerja guru semakin baik. Sebaliknya guru akan merasa tidak berguna dan tidak
dibutuhkan dengan adanya kepemimpinan yang tidak baik. Jadi baik buruknya
persepsi kepemimpinan demokratis kepala sekolah sangat berdampak pada kinerja
mengajar guru.
Berdasarkan
analisis
deskriptif
digambarkan
bahwa
kepemimpinan
demokratis masih perlu ditingkatkan dan mendapat perhatian dari kepala sekolah.
Item tersebut berkaitan melibatkan guru dalam pengarahan memberikan tugas,
mengembangkan kreativitas, memberikan penghargaan, memberikan perhatian,
memberikan petunjuk pelaksanaan tugas, dan memberikan kebijakan khusus. Semua
itu masih kurang dan perlu ditambahkan lagi.
Kepemimpinan demokratis yang telah diterapkan oleh kepala sekolah yaitu
menciptakan, menginterpretasikan dan mengkolaborasikan dengan mengajak
bawahan dengan cara berpikir yang baru. Bawahan dikondisikan untuk bertanya dan
bermusyawarah sehingga asumsi-asumsi yang terlontarkan dapat tercapai dengan
baik. Guru juga didorong untuk memecahkan masalah secara bebas atau bisa dengan
bersama-sama. Kepala sekolah juga mengungkapkan gagasan dan ide sehingga guru
dapat tumbuh berkembang di dalam pengajaran di sekolah.
91
Kepala sekolah mencari ide dengan cara berkunjung ke sekolah-sekolah lain
dan mengajak guru untuk melakukan studi banding ke sekolah lain. Selain itu kepala
sekolah selalu memotivasi guru untuk sukses dengan perwujudannya memfasilitasi
belajar bahasa inggris, tersedia laptop masing-masing guru, melakukan pelatihanpelatihan yang dapat mengubah paradigma guru yang cenderung kurang berkembang.
Kepala sekolah juga memfasilitasi penelitian-penelitian dan praktikum yang dapat
bermanfaat bagi murid-murid dan gurunya itu sendiri.
3. Hubungan Kesejahteraan guru dan Persepsi kepemimpinan Demokratis
Kepala Sekolah denga Kinerja Mengajar Guru PNS
Secara keseluruhan kedua variabel bebas yang digunakan yaitu kesejahteraan
guru dan persepsi kepemimpinan demokratis kepala sekolah. Hasil perhitungan nilai
korelasi berganda 0,504 dengan signifikansi 0,000 < 0,05 maka, H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini menunjukkan secara bersama-sama kedua variabel bebas yang
digunakan memiliki hubungan positif pada tingkat cukup kuat dengan kinerja
mengajar guru PNS. Jadi mendapatkan kinerja yang tinggi, kepala sekolah cukup
memperhatikan kesejahteraan guru saja dan memperbaiki persepsi kepemimpinan
demokratisnya. Namun kedua hal tersebut perlu dilakukan bersama-sama.
Hasil penelitian seharusnya bahwa cukup kuatnya kesejahteraan guru dan
persepsi kepemimpinan demokratis kepala sekolah akan cukup kuat kinerja mengajar
guru PNS, dan sebaliknya semakin lemah kesejahteraan guru dan persepsi
kepemimpinan demokratis kepala sekolah semakin rendah kinerja mengajar guru
92
PNS. Faktanya kesejahteraan guru dan persepsi kepemimpinan demokratis kepala
sekolah dengan kinerja mengajar guru PNS tinggi merupakan cukup kuat.
Indikator kinerja mengajar guru masih perlu ditingkatkan dan mendapat
perhatian dari kepala sekolah berkaitan dengan kemampuan menyiapkan materi
pembelajaran yang masih kurang, kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu
masih kurang, kemampuan dalam menguasai prosedur di kelas masih kurang,
kemampuan menggunakan waktu masih kurang, kemampuan mengelola kelas, dan
kemampuan melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran.
Guru akan dapat mengajar secara efektif bila melakukan perencanaan terlebih
dahulu sebelum mengajar, melakukan persiapan, meningkatkan interaksi belajar
mengajar dalam mendidik murid. Seorang guru juga harus bisa menggunakan alat
bantu seperti menggunakan laptop, LCD proyektor, dan alat-alat pratikum.
Muhamad (2010:84) mengatakan bahwa kinerja mengajar guru berhubungan
dengan faktor yang melekat pada dirinya antara lain pendidikan formal yang pernah
dijalani. Sesuai pendapat dari Muhamad adanya berbagai faktor yang mempengaruhi
kinerja mengajar guru maka kesejahteraan guru dan persepsi kepemimpinan
demokratis kepala sekolah adalah sebagian dari faktor-faktor tersebut. Hasil dari
Penelitian Muhamad yaitu ada hubungan positif akan tetapi tidak signifikan dengan
kinerja mengajar guru. Kedua variabel tersebut mampu menjelaskan 50,4%
perubahan kinerja mengajar guru PNS, sedangkan hubungan lain masih dominan
mempengaruhi kinerja mengajar guru PNS yaitu sebagai sebesar 49,6%.
93
Download