perpustakaan - Repository - Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

advertisement
TINGKAT PENGETAHUAN PRAKTEK SUAMI TENTANG CARA
MEMANDIKAN NEONATUS 0-14 HARI DI BPS MURYATI
SUNARDI GENDINGSARI TIRTOMARTANI KALASAN
SLEMAN YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Kebidanan Stikes A. Yani Yogyakarta
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
D
S
E
K
I
T
N
JE
S
Disusun Oleh :
ROSWATI
1311146
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2015
i
A
T
AR
N ARTA
A
A AK
K OGY
A
T IY
S . YAN
U
P A
R ERAL
E
P ND
E
IK
T
S
J
S
E
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
S
E
K
I
T
D
N
JE
A
T
AR
N ARTA
A
A AK
K OGY
A
T IY
S . YAN
U
P A
ER
P
ST
IK
J
S
E
D
EN
E
L
A
R
INTISARI
TINGKAT PENGETAHUAN PRAKTEK SUAMI TENTANG CARA
MEMANDIKAN NEONATUS 0-14 HARI DI BPS MURYATI
SUNARDI DENDINGSARI TIRTOMARTANI KALASAN
SLEMAN
Roswati1, Elvika Fit Ari shanty2, Sujiyatini3
Latar Belakang: Memandikan bayi memiliki tantangan tersendiri bagi para orang
tua terutama bagi suami. Tidak sedikit dari mereka yang tidak bisa cara
memandikan bayi yang benar sehingga mereka banyak menyerahkan semua
urusan memandikan bayi kepada pengasuh bayi atau kepada neneknya. Padahal
saat memandikan bayi merupakan saat yang tepat untuk mencurahkan kasih
sayang orang tua kepada anaknya.
Tujuan: Diketahui tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan
neonatus 0-14 hari di BPS Muryati Sunardi Gendingsari Tirtomartani Kalasan
Sleman Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Tehnik sampel
yang digunakan adalah accidental sampling yang berjumlah 20 suami ibu nifas
pada bulan juni 2015 di BPS Muryati Sleman Yogyakarta. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dengan metode
univariat.
Hasil: Tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus 014 hari di BPS Muryati Sleman Yogyakarta yang bisa melakukan praktek
memandikan bayi, dari 20 responden terdapat sebanyak 3 responden (15,0%) yang
berada di kategori cukup, terdapat 14 responden (70,0%) yang berada dikategori
kurang, dan terdapat 3 responden (15,0%) yang berada dikategori kurang.
Kesimpulan: Tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan
neonatus 0-14 hari di BPS Muryati Sleman Yogyakarta terbanyak pada kategori
cukup yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan pekerjaan.
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
D
N
JE
S
Kata kunci: Suami, Pengetahuan, Memandikan bayi
1
Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
v
A
T
AR
ABSTRACT
THE OVERVIEW OF HUSBAND’S PRACTICE ABOUT HOW TO BATH
THE NEONATES 0-14 DAYS AT BPS MURYATI SUNARDI
DENDINGSARI TIRTOMARTANI KALASAN
SLEMAN
Roswati1, Elvika Fit Ari shanty2, Sujiyatini3
Background: Bathing the baby has its own challenges for parents, especially for
husband. Not a little of them who cannot know how to bathing the baby correctly
so, many of them handed over all the affairs of bathing the baby to the babysitter
or to the grandmother. Besides, bathing baby time is the good moment to pour the
parents’ love to their child.
Objective: known the overview of husband’s practice about how to bath the
neonates 0-14 days at BPS Muryati Sunardi Dendingsari Tirtomartani Kalasan
Sleman
Method: This research used quantitative descriptive method. Sampling technique
used accidental sampling as many 20 postpartum mothers in June 2015 at BPS
Muryati Sunardi Dendingsari Tirtomartani Kalasan Sleman. Data collected by
questioner. Data analysis used univariat.
Result: Husbands’ practice about how to bath the neonates 0-14 days at BPS
Muryati Sleman Yogyakarta who can do practice in bathing baby, from 20
respondents there are 3 respondents (15,0%) who are in enough category, there
are 14 respondents (70,0%) who are in less category, and there are 3 respondents
(15,0%) who are in good category.
Conclusion: overview of husband’s practice about how to bath the neonates 0-14
days at BPS Muryati Sleman Yogyakarta the most in enough category which
affected by age, education and work.
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
D
N
JE
S
Keywords: Husband, practice, bathing baby
1
Student of DIII Midwifery of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Lecturer of DIII Midwifery of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
vi
A
T
AR
MOTTO
”Hidup adalah perjuangan yang harus di menangkan
Rintangan yang harus dihadapi
Anugerah yang harus di syukuri
“sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil
Kita baru akan yakin jika kita telah berhasil melakukannya
Dengan baik dengan hati menjalankannya”
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
D
N
JE
S
vii
A
T
AR
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayat-Nya saya dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Karya yang sederhana ini
saya persembahkan untuk :
1. Saya ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang
telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini sampai akhirnya terselesaikan.
2. Saya ingin mengucapkan kepada kedua orang tua saya bapakku
tercinta Abdul Gani Jamaludin dan ibuku tercinta ST. Jainab Abdul
Gani yang selalu setiap saat memberikan support, dukungan yang tak
terhenti serta doa mereka yang selalu menghantarkan sampai detik ini,
sampai terselesaikannya Tugas Karya Ilmiah.
Terimakasih tuhan kau kirimkan kedua orang tua yang hebat, yang tak
pernah kenal lelah dan kerja keras untuk biaya anaknya dan selalu
menyisipkan doa di setiap sehabis shalat.
2. Terimakasih buat kakak-kakak ku Rijaidin, Nurmala, Nurjana, Nurlaila
dan Sri Rahmawati yang selalu memberi support, dukungan dan
menginggatkan kepada saya segala hal.
3. Buat adekku syafrani terimakasih sudah menjadi adekku dan sekaligus
keluargaku satu-satunya di kota rantauan meskipun kita sering
berantem.
4. Terimakasih buat Linda Lestari yang sudah meluangkan waktunya
untuk mengantarkan dan menemani saya kemana-mana.
5. Buat ibu Elvika Fit Arishanty SST,.M.Kes selaku pembimbing yang
sudah membimbing, dan memberikan arahan sampai sekarang. Yang
selalu sabar ketika kita konsul belum paham-paham tetapi selalu
mengarahkan sampai kita paham. Terimakasih banyak ibu
6. Buat anggota kontrakan ijo terimakasih kalian selalu memberi
dukungan, membantu jika ada kesusahan. Kita berjuang bareng teman
dan sekaligus kita sudah menjadi keluarga di yogyakarta
N ARTA
A
A AK
K OGY
A
T IY
S . YAN
U
P A
ER
P
L
A
R
E
D
EN
J
S
E
IK
ST
viii
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kahadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul: Tingkat Pengetahuan Praktek Suami Tentang Cara Memandikan
Neonatus 0-14 Hari Di BPS Muryati Sunardi Gendingsari Tirtomartani Kalasan
Sleman.
Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan
bantuan sebagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih dengan
setulus-tulisnya kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr.,M.Kes. selaku ketua Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, M.Keb, selaku Plh.Ka. Ketua Prodi (D-3)
Kebidanan Stikes Jen. A.Yani Yogyakarta
3. Muhammad Nofiyanto, M.Kep selaku Ketua LPPM yang memberikan
izin untuk pelaksanaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah
4. Elvika Fit Ari Shanty, S.ST.,M.Kes selaku pembimbingan yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah
5. Sujiyatini, M.Keb selaku Penguji yang telah meluangkan waktu untuk
menguji Karya Tulis Ilmiah
6. Muryati Sunardi Amd,Keb, selaku tempat penelitian.
7. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, arahan, doa dan kasih
sayang pada penulis
8. Teman-teman mahasiswi Program Studi (D-3) Kebidanan Stikes Jen. A.
Yani Yogyakarta
9. Semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
S
D
N
JE
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kebaikan kepada
semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya
besar harapan penulis semoga usulan penelitian ini berguna baagi kita semua.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
Yogyakarta,
Agustus 2015
Penulis
ix
A
T
AR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………..... ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………. iii
PERNYATAAN ........................................................................................ iv
INTISARI ................................................................................................... v
ABSTRACT ……………………………………………………………… vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………… ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. xiv
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……..…………………………………………….
B. Rumusan Masalah ……..…………………………………………
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………..
E. Keaslian Penelitian …………………………………………….....
P AL A
R
E ER
P
ND
E
BAB II TINJAUAN
S J PUSTAKA
E
A.IK
Tinjauan Teori …………………………………………………....
T
S 1. Peran Suami …………………..………………………………
1
8
8
8
9
2. Hipotermi Dalam Konsep Nifas….……………………………
3. Praktek Memandikan Bayi…………………………………….
B. Kerangka Tinjauan Pustaka ………………………………………
C. Kerangka Konsep Penelitian ……………………………………...
11
11
13
16
33
34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………………..
B. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………...
C. Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………..
D. Variabel Penelitian ………………………………………………..
E. Definisi Operasional ………………………………………………
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ……………………………..
35
35
35
36
37
37
xi
A
T
AR
G.
H.
I.
J.
Validitas dan Reliabilitas …………………………………………
Metode Pengolahan dan Analisa Data ……………………………
Etika Penelitian …………………………………………………...
Pelaksanaan Penelitian ……….…………………………………...
39
42
43
45
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 48
B. Pembahasan .................................................................................... 53
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 58
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 59
B. Saran ............................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
D
N
JE
S
xi
A
T
AR
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………………..
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal………………………………………………………….
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur……....
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik resonden berdasarkan pendidikan…..
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi karakteristik resonden berdasarkan pekerjaan…….
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi pengertian memandikan neonatus………………..
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi tujuan memandikan neonatus ……………………
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi langkah-langkah memandikan neonatus………….
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara
memandikan neonatus 0-14 hari…………………………….................
37
39
49
50
50
51
52
52
53
N ARTA
A
A AK
K OGY
A
T IY
S . YAN
U
P A
ER
P
L
A
R
E
D
EN
J
S
E
IK
ST
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian………………………………………….. 33
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian……………………………………….. 34
N ARTA
A
A AK
K OGY
A
T IY
S . YAN
U
P A
ER
P
L
A
R
E
D
EN
J
S
E
IK
ST
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Jadwal Penelitian
Surat Izin Studi Pendahuluan
Surat uji Validitas
Surat ijin Penelitian
Surat balasan Penelitian
Surat Persetujuan Menjadi Responden
Permohonan Menjadi Responden
Kuesioner
Kunci jawaban
Hasil uji validitas
Hasil reabilitas
Kegiatan bimbingan KTI
N ARTA
A
A AK
K OGY
A
T IY
S . YAN
U
P A
ER
P
L
A
R
E
D
EN
J
S
E
IK
ST
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipotermi merupakan salah satu penyebab angka penyebab angka
morbiditas dan mortalitas pada neonatal, sekitar 7% bayi baru lahir angka
kematian bayi sebesar 118 dari 21,17/1000 kelahiran hidup. Saat ini telah
dikembangkan tindakan untuk mencegah hipotermi pada neonatal (bayi) yaitu
dengan menunda memandikan bayi sampai suhu tubuh stabil (Dinkes, 2010).
Angka kematian bayi berhasil diturunkan secara tajam dari 68 per 1.000
AN
kelahiran hidup pada tahun 1990an menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup.
A YAK
K
A OG
SDKI mengemukakan bahwa penurunan kematian neonatal berlangsung
T ANI Y
S
U .Y
lambat yaitu dari 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990an menjadi 19
P AL A
R
E ER
per 1.000 kelahiran hidup, dimana 55,8% dari kematian bayi terjadi pada
periode neonatal, sekitar 78%-nya terjadi pada umur 0-6 hari (Kemenkes RI,
P
2010).
D
N
JE
S Kematian
Angkah
E
K
TI
bayi (AKB) di Jawa Tengah tahun 2012, menurut
S Ringkasan Eksekutif Data Informasi Kesehatan Propinsi Jawa Tengah ada 32
AKB per 1.000 kelahiran hidup Kemenkes RI, 2012).
Angka kematian bayi (0-11 bulan) pada tahun 2012 di kabupaten sleman
sebanyak 69 bayi terdiri dari kematian bayi laki-laki sebanyak 42 bayi,
kematian bayi perempuan sebanyak 27 bayi. Kematian tertinggi di Puskesmas
Sleman sebanyak 10 bayi, kemudian Puskesmas Minggir sebanyak 6 bayi,
Puskesmas Melati 2 sebanyak 7 bayi, dan Puskesmas Prambanan sebanyak 6
1
A
T
AR
2
bayi, Puskesmas Gamping 1 Sebanyak 5 bayi dan Puskesmas Melati 1
sebanyak 6 bayi. Dari data persalinan ibu hamil yang ada, sebanyak 13.697
lahir hidup tersebut menunjukkan bahwa kematian kematian bayi baru lahir
(neonatal) di Kabupaten Sleman masih sangat tinggi, meskipun secara
Nasional kematian bayi di Kabupaten Sleman sebesar 5,04 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2012. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, BBLR dan
hipotermi yang disebabkan waktu memandikan bayi (Dinkes, 2013)
Kelahiran bayi merupakan suatu hal yang sangat diharapkan bagi calon ibu
dan keluarga. Kelahiran bayi tidak lepas dari keharusan seorang ibu untuk
AN
merawat bayi apalagi pada saat bayi baru lahir. Perawatan bayi merupakan hal
A YAK
K
A OG
yang sangat penting karena banyak bayi yang mengalami kesulitan untuk
T ANI Y
S
U .Y
mempertahankan suhu tubuhnya, sedangkan perawatan lanjutan meliputi cara
P AL A
R
E ER
memandikan bayi (Depkes RI, 2004). Masa transisi bayi menuju kehidupan di
luar uterus merupakan masa yang penting dalam perkembangan dan
P
D
N
JE
kelangsungan hidup bayi. Masa bayi kehidupan pertama bayi tersebut
S
E
K
I
T
merupakan masa neonatal.
S
A
T
AR
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian
fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar
uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis inilah yang disebut dengan
homeostasis. Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. Bayi
yang mengalami gangguan adaptasi dengan lingkungan secara fisiologis dapat
menyebabkan permasalahan yang serius bagi bayi apalagi ditambah dengan
kurangnya asuhan yang dilakukan pada bayi saat menjalani masa neonatus.
3
Standar asuhan kebidanan yang wajib dilakukan oleh petugas kesehatan pada
bayi baru lahir antara lain pemeriksaan fisik bayi, perawatan tali pusat serta
imunisasi. Sedangkan asuhan yang diberikan oleh ibu nifas yang tidak kalah
pentingnya adalah prosedur memandikan bayi pada masa neonatus (Vivian,
2010)
Menurut
Muslihatun, (2010) berdasarkan penelitian
sebelumnya
menunjukkan bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu
dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat
AN
seumur hidup, bahkan kematian. Pencegahan merupakan hal terbaik yang
A YAK
K
A OG
harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonates sebagai
T ANI Y
S
U .Y
organisme yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke
P AL A
R
E ER
ekstrauterin dapat bertahan dengan baik karena perioede neonatal merupakan
periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi
P
D
N
JE
(Winkjosastro, 2006).
S yang
Bayi
E
K
TI
tidak dirawat dan diberikan asuhan sesuai prosedur
S memandikan bayi sangat rawan dengan kejadian yang dapat membahayakan
kesehatan bayi salah satunya adalah hipotermi. Masalah utama bayi baru lahir
pada masa perinatal ternyata dapat menyebabkan kematian, kesakitan dan
kecacatan pada bayi. Hal ini merupakan akibat dari kondisi kesehatan ibu
yang jelek, perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat, penanganan
selama persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta perawatan neonatal
yang tidak adekuat (Kemenkes RI, 2010).
A
T
AR
4
Disamping itu infeksi neonatorum adalah infeksi bakteri umum
generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. Yang
menyebar keseluruh tubuh bayi baru lahir. Infeksi adalah sindrom yang
dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala sinfeksi yang parah
yang dapat berkembang ke arah septisemia dan sokseptik (Marylyn E.2009).
pada saluran pernafasan juga merupakan salah satu penyebab dari
memandikan yang tidak bersih sekitar 11,56% – 49,9% merupakan kematian
bayi karena infeksi tersebut. Jika bayi dibasahi dengan air, maka panas yang
ada dalam tubuhnya akan terambil sehingga suhu tubuhnya akan turun drastis.
AN
Jika bayi yang baru lahir kehilangan suhu tubuh, darah yang mengalir dalam
A YAK
K
A OG
tubuh yang berfungsi membawa oksigen keseluruh tubuhnya akan berkurang.
T ANI Y
S
U .Y
Bukan hanya itu, akibat kekurangan oksigen tersebut maka beberapa sel-sel
P AL A
R
E ER
tubuh akan mengalami kerusakan, terutama sel-sel di daerah otak yang sensitif
(Widowati, dkk, 2013).
P
D
N
JE
Apalagi ibu yang pertama kali melahirkan akan merasa kesulitan dalam
S
E
K
I
T
A
T
AR
memandikan bayi. Orang tua merasa cemas dan bingung tentang bagaimana
S cara yang tepat dalam memandikan bayi apalagi posisi tali pusat bayi yang
belum puput dan masih basah. Menurut Wiknjosastro (2006) tujuan perawatan
tali pusat adalah mencegah dan mengidentifikasi perdarahan. Jika terjadi suatu
perdarahan dari pembuluh darah tali pusat, dianjurkan untuk memeriksakan
keadaan ikatan, dan pasang ikatan klem ke dua dekat ikatan klem pertama.
Menurut Muslihatun (2010) pencegahan infeksi pada tali pusat dapat
5
dilakukan dengan menjaganya agar tetap bersih, tidak terkena air kencing
ataupun tanah. Pemakaian popok bayi diletakkan disebelah bawah tali pusat.
Merawat bayi sehari-hari meruapakan tugas yang harus dikuasai dan
mampu dilakukan oleh setiap orang tua. Dukungan emosional dan bantuan
dalam ketrampilan merawat, sangat dibutuhkan oleh mereka. Perawatan bayi
yang terpenting didalamya mencegah komlikasi akibat perawatan yang kurang
baik. Faktor terpenting dalam perawatan setiap hari adalah memandikan bayi
dengan tujuan membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa lemak tubuh beserta
keringat, merangsang peredaran darah dan memberikan rasa segar dan nyaman
AN
(Bobok, 2005).
A YAK
K
A OG
Upaya tenaga kesehatan dalam melakukan kunjungan rumah (PNC)
T ANI Y
S
U .Y
untuk memantau keadaan ibu dan bayi guna mengetahui sejauhmana orang tua
P AL A
R
E ER
mampu melakukan perawatan kepada bayinya terutama perawatan dalam
memandikan bayi. Peran tenaga kesehatan dalam hal ini yaitu mengajarkan
P
D
N
JE
orang tua tata cara memandikan bayi sehingga orang tua mampu memnadikan
S
E
K
I
T
bayinya sendiri, tampa harus memikirkan kendala seperti takut bayinya jatuh
S karna
A
T
AR
licin, hidung bayi kemasukan air, mulut, telinga yang dapat
mengakibatkan aspirasi (Hidayat, 2008).
Dalam merawat bayi suami harus dilibatkan seperti pada saat
memandikan bayi suami mempunyai peran meliputi mempersiapkan
kelengkapan mandi seperti mempersiapkan tempat mandi, mempersiapkan air
hangat, sabun dan sampo. Selain dari mempersiapkan kelengkapan mandi
suami mempunyai peran atau tugas memandikan bayi. Pada saat memandikan
6
bayi suami dapat membantu istri seperti menyabuni bayi, menuangkan sampo.
Aktifitas memandikan bayi bisa menjadi pendekatan ayah dengan bayi.
Memandikan bayi merupakan cara yang dapat meningkat kedekatan
emosional antara ayah dengan bayi dan membangun kedekatan atau bonding
dengan baik, dan memberi kehangatan antara ayah dan bayi (Frances, 2013).
Kebanyakan orang tua tidak berani memandikan bayi karena orang tua
belum terlatih, rasa kekhawatiran karena bayi masih kecil atau karena belum
berpengalaman. Makanya setelah melahirkan, sebaiknyaorang tua belajar pada
suster di rumah sakit tentang bagaimana cara memandikan bayi dan minimal
pernah sekali memandikannya (Djanwardi, 2011).
AN
A YAK
K
A OG
Tidak semua orang tua berani memandikan bayinya sendiri, alasan
T ANI Y
S
U .Y
mereka adalah tidak mengertinya cara memandikan bayi dengan benar,
P AL A
R
E ER
ketidaktahuan orang tua ini khususnya timbul dari orang tua yang tidak mau
tahu bagaimana cara memandikan bayinya malah menyerahkan bayinya
P
D
N
JE
kepada baby siter atau kepada orang tua mereka (Choirunisa, 2009).
S
Banyaknya
E
K
TI
A
T
AR
permasalahan berkaitan dengan proses memandikan yg
S tidak sesuai dengan standar dapat disebabkan karena pengetahuan suami yg
masih kurang. Peran seorang bidan adalah mencegah dengan memberikan
konseling dan memberikan pelayanan kepada orang tua secara berkala untuk
menjaga kesehatan ibu dan bayi. Beberapa tujuan konseling kepada orang tua
yaitu untuk mencegah dan mengatasi masalah pada bayi, dan untuk
memberikan penyuluhan dalam masalah nifas, dan memberikan arahan untuk
memandikan bayi dengan cara yang tepat dan sesuai. Pengetahuan tentang
7
memandikan neonatal bagi orang tua terutama suami sangat penting, karena
dengan mengetahui cara memandikan bayi dengan baik dapat mengurangi
segala risiko yang terjadi pada bayi seperti hipotermi dan kelainan yang lain.
(Hidayat, 2008).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Muryati
pada tanggal 12 Mei 2015 terdapat 40 (100%) suami ibu nifas dimulai pada
bulan Februari sampai bulan Mei. Pada studi
pendahuluan juga peneliti
mewawancarai 7 (17,5%) orang suami ibu nifas berkaitan dengan tingkat
pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari,
AN
diketahui sebanyak 4 (10%) orang tidak mengetahui sama sekali tentang tata
A YAK
K
A OG
cara memandikan bayinya karna belum pernah memandikan bayinya sendiri.
T ANI Y
S
U .Y
Sebanyak 2 (5%) orang suami menjawab bahwa mereka sedikit mengetahui
P AL A
R
E ER
tentang memandikan bayi seperti mempersiapkan air hangat, sabun, sampo,
dan sedikit mengetahui cara memandikan bayinya. Dan sisanya sebanyak 1
P
D
N
JE
(2.5%) orang suami mengatakan bahwa sedikit mengetahui tentang cara
S
E
K
I
T
memandikan bayi karna sering membantu istrinya saat memandikan bayinya.
S Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka peneliti tertarik
untuk meneliti tentang “Tingkat Pengetahuan Praktek Suami tentang cara
Memandikan Neonatus 0-14 hari di BPS Tri Muryati”.
A
T
AR
8
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Tingkat pengetahuan praktek suami tentang
cara memandikan neonatus 0-14 hari di BPS Muryati?
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum untuk mengetahui tingkat pengetahuan praktek suami
tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari di BPS Muryati
AN
2. Tujuan Khusus
A YAK
K
A OG
di BPS Muryati
T ANI Y
S
U .Y
b. Diketahui tingkat pengetahuan praktek suami tentang pengertian, tujuan
P AL A
R
E ER
dan langkah-langkah memandikan neonatus 0-14 hari di BPS Muryati
P
D
ES
N
JE
A
T
AR
a. Diketahui karakteristik ibu suami berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan
C. Manfaat Penelitian
IK
T
S
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, khususnya
dalam ilmu kebidanan tingkat pengetahuan tentang tata cara memandikan
neonatus 0-14 hari.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Stikes Achmad Yani Yogyakarta
Diharapkan dapat menambah wacana ilmu kebidanan baik bagi
9
mahasiswa dan dosen mengenai tata cara memandikan neonatus pada ibu
nifas.
b. Bagi Pasien/Suami
Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tata cara
memandikan neonatus sehingga dapat memberikan stimulasi untuk
mengetahui lebih mendalam tentang cara yang baik dan benar dalam
memandikan bayi.
c. Bagi BPS Muryati
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang tata cara
AN
memandikan neonatus sehingga dapat dijadikan masukan bagi bidan di
A YAK
K
A OG
BPS Muryati untuk mengevaluasi dan menentukan kebijakan dalam
T ANI Y
S
U .Y
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
P AL A
R
E ER
D. Keaslian Penelitian
Table 1. Keaslian penelitian
P
Penelitian dan
judul
Lailyani
(2011)
Hubungan
Pengetahuan
dan Sikap Ibu
Terhadap
Perawatan
Bayi 0-6 bulan
S
E
K
I
T
S
Widowati
(2013)
Gambaran
Pengetahuan
Penelitian
ND
E
J
Desain penelitian
survey bersifat
analitik dengan
pendekan cross
sectional,tehnik
pengambilan
sampel total
sampling, tehnik
analisis data uji
Chi-Square
Metode deskriptif
Tehnik
pengambilan
sampel jenuh,
Hasil penelitian
Terdapat 51 sampel
dan dilakukan uji
statistic dengan cara
uji Chi Cquare
didapat nilai
X²=7.038 dan p
value= 0,008 hasil
menunjukkan ada
hubungan antara
pesngetahuan
terhadap perawatan
bayi
Hasil penelitian
bahwa sebagian besar
responden memiliki
pengetahuan yang
A
T
AR
Perbedaan dan
persamaan
Perbedaan: dengan
penelitian terbaru
pada tehnik analisis
data, waktu,
populasi, dan
tempat penelitian
Persamaan: dari
penelitian ini yaitu
jenis penelitian dan
bahasa mengenai
pengetahuan ibu
Persamaan: dari
penelitian ini yaitu
jenis penelitian,
variable
10
Cara
Memandikan
Bayi Baru
Lahir Pada Ibu
Nifas
Primipara
analisa data
univariat
cukup yaitu sebanyak
18 responden (66,7),
dimana terdapat kasus
5 bayi (25)
mengalami infeksi
kulit
pengetahuan ibu
tentang cara
memandikan bayi
Perbedaan: dari
penelitian ini yaitu
waktu, populasi dan
tempat penelitian
Widy Astuti
(2010)
Tingkat
pengetahuan
ibu nifas
primipara
tentang
memandikan
bayi
Metode deskriptif
kuantitatif
Tehnik
pengambilan
sampel cross
sectional dengan
metode
accidental
Sampling,
instrument yang
digunakan adalah
kuisioner
tertutup, variable
tunggal, analisis
data univariat
Terdapat 30 ibu nifas,
berada pada umur 2035 tahun 80%, tingkat
pendidikan terbanyak
yaitu SLTA 46,67%,
dan pekerjaan
terbanyak adalah ibu
rumah tangga
53,33%, dengan
tingkat pengetahuan
kurang baik adalah
73,33%.
Persamaan: dari
penelilitian ini
yaitu jenis
penelitian dan
terdapat pada
variable terikat
yaitu memandikan
bayi.
Perbedaan: dari
penelitian ini yaitu
waktu, populasi,dan
tempat penelitian.
P
S
S
E
K
I
T
D
N
JE
A
T
AR
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
AN
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
BPS Muryati terletak di desa Tirtomartani, Kecematan Kalasan, Kabupaten
Sleman, Propinsi Yogyakarta. Pelayanan Kebidanan yang dilakukan di BPS
Muryati meliputi rawat jalan KIA dan pelayanan rawat inap yaitu pelayanan ibu
bersalin 24 jam. Pelayanan rawat jalan dilakukan setiap hari, BPS Muryati
AN
A
T
R
memberikan pelayanan bagi warga yang termaksud wilayah kerjanya maupun luar
wilayah.
KA
TA
US
A
K
A
Y
G
O
IY
N
Kebidanan, 1 tenaga keperawan lulusan Diploma
YA III Keperawatan dan memiliki
.
A
L
dokter SpOG (Spesialis Obsgyn).
Fasilitas
yang dimiliki oleh BPS Muryati
A
R
DE 1 kamar bersalin, 4 kamar nifas, 1 kamar mandi dan
diantaranya 2 kamarN
periksa,
E
J
S
1 ruangan
tunggu.
E
K
I
STPelayanan kesehatan yang ada di BPS Muryati adalah ANC, persalinan, ibu
BPS Muryati saat ini di bantu oleh 2 tenaga bidan lulusan Diploma III
P
R
E
P
nifas dan menyusui, KB, imunisasi, dan konseling serta terdapat pelayanan
pemeriksaan perawatan bayi baru lahir. Selain itu juga fasilitas penunjang seperti
USG setiap 1 bulan sekali pada hari kamis minggu pertama pukul 16.00 WIB
sampai pukul 21.00 WIB, sedangkan untuk imunisasi setiap hari minggu pukul
07.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. BPS Muryati Memberikan pelayanan pada
48
49
pagi hari pukul.06.00 WIB sampai 09.00 WIB, sedangkan pada sore hari pukul
16.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB, sedangkan pelayan persalinan 24 jam.
Salah satu hal yang dilakukan dalam pelayanan di BPS Muryati pada ibu nifas
yaitu mengajarkan pada orang tua tentang cara memandikan bayi, yang bertujuan
supaya orang tua dapat melakukan memandikan bayi dengan sendiri tampa harus
meminta bantua pada orang lain.
2. Gambaran Karakteristik Responden
Data penelitian menurut karakteristik responden berdasarkan usia suami,
AN
pendidikan suami, pekerjaan suami dan paritas ibu dalam penelitian ini berjumlah
KA
A
T
R
A
K
A
20 responden. Distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel
berikut:
a. Usia Responden
US
TA
RP
I
AN
Y
G
O
Y
.Y
A
Tabel 4.1 Gambaran Karakteritik
L Responden Berdasarkan Usia di BPS
A
ER Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta
Muryati, Gendingsari,
D
EN
J
Jumlah
Prosentase
SUsia Responden
E
(f)
(%)
TIK
PE
S
< 30 tahun
30-35 tahun
> 35 tahun
Total
7
10
3
20
35,0
50,0
15,0
100
Tabel 4.1 di atas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan
usia. Diketahui sebanyak 10 orang (50,0%) berusia 30-35 tahun, dan 3 orang
(15,0%) berusia > 35 tahun
50
b. Pendidikan Responden
Tabel 4.2 Gambaran Karakteritik Responden Berdasarkan Pendidikan di BPS
Muryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta
Pendidikan Responden
Jumlah
(f)
3
14
3
20
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
Prosentase
(%)
15,0
70,0
15,0
100
Tabel 4.2 di atas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan
pendidikan responden. Diketahui sebagian besar responden memiliki
AN
pendidikan terakhir SMA sebanyak 14 orang (70,0%) sedangkan responden
KA
A
T
R
A
K
A
yang berpendidikan SMP dan Perguruan Tinggi masing-masing sebanyak 3
TA
orang (15,0%).
c. Pekerjaan Responden
US
RP
.
LA
I
AN
Y
G
O
Y
Y
Tabel 4.3 Gambaran Karakteritik Responden Berdasarkan Pekerjan di BPS
PE
A
R
DE
Muryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta
N
E
J
S
IKE
Pekerjaan Responden
ST
Swasta
Wiraswasta
PNS
Total
Jumlah
(f)
8
10
2
20
Prosentase
(%)
40,0
50,0
10,0
100
Tabel 4.3 di atas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan responden. Mayoritas responden bekerja sebagau wiraswasta
sebanyak 10 orang (50,0%) dan yang bekerja sebagai PNS sebanyak 2 orang
(10,0%)
51
3. Tingkat Pengetahuan Praktek Suami Tentang Cara Memandikan Neonatus
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara
memandikan neonatus 0-14 hari di BPS Muryati, Gendingsari, Tirtomartani,
Kalasan, Sleman, Yogyakarta dilihat berdasarkan aspek pengertian, tujuan,
langkah memandikan neonatus, serta tingkat pengetahuan praktek secara
keseluruhan. Tingkat pengetahuan praktek suami pada setiap aspek dapat
diketahui pada tabel dibawah ini:
a. Pengertian Memandikan Neonatus
Hasil dari sebaran distribusi frekuensi tingkat pengetahuan praktek
AN
A
T
R
suami tentang pengertian memandikan neonatus dapat diketahui pada tabel
sebagai berikut:
KA
TA
US
A
K
A
Y
G
O
IY
N
A Persentase (%)
Frekuensi
Y
.
35,0
L A7
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengertian Memandikan Neonatus
P A
R
E ER
Kategori
Baik
Cukup
Kurang
P
D
N
JE
Total
S
Berdasarkan
E
K
I
T
S
0
13
20
0,0
65,0
100
tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
praktek suami dalam memandikan neonatus berdasarkan pengertian diketahui
sebagian besar pada kategori kurang yaitu sebanyak 13 orang (65,0%).
b. Tujuan Memandikan Neonatus
Hasil dari sebaran distribusi frekuensi tingkat pengetahuan praktek
suami tentang tujuan memandikan neonatus dapat diketahui pada tabel
sebagai berikut:
52
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tujuan Memandikan Neonatus
Kategori
Baik
Cukup
Kurang
Total
Frekuensi
7
0
13
20
Persentase (%)
35,0
0,0
65,0
100
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa pengetahuan praktek suami
dalam memandikan neonatus berdasarkan tujuan diketahui sebagian besar
pada kategori kurang yaitu sebanyak 13 orang (65,0%).
c. Langkah-langkah Memandikan Neonatus
Hasil dari sebaran distribusi frekuensi tingkat pengetahuan praktek
AN
A
T
R
suami tentang langkah-langkah memandikan neonatus dapat diketahui pada
tabel sebagai berikut:
KA
TA
A
K
A
Y
G
O
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Langkah-langkah Memandikan Neonatus
US
IY
N
Frekuensi A Persentase (%)
Y
11.
55,0
A
25,0
L 5
P A
R
E ER
Kategori
Baik
Cukup
Kurang
P
ND
Total
E
J
S
4
20
20,0
100
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan tingkat pengetahuan praktek
E
K
I
Tsuami tentang praktek
S
memandikan neonatus sebagian besar pada kategori
baik sebanyak 11 orang (55,0%).
d. Tingkat Pengetahuan Praktek Suami Tentang Cara Memandikan Neonatus 014 hari
Hasil dari sebaran distribusi frekuensi tingkat pengetahuan praktek
suami tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari dapat diketahui pada tabel
di bawah ini.
53
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Praktek Suami Tentang
Cara Memandikan Neonatus 0-14 hari
Kategori
Frekuensi
3
14
3
20
Baik
Cukup
Kurang
Total
Persentase (%)
15,0
70,0
15,0
100
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan tingkat pengetahuan praktek
suami tentang cara memandikan neonatus sebagian besar pada kategori cukup
sebanyak 14 orang (70,0%).
B. Pembahasan
AN
KA
A
T
R
A
K
A
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan praktek suami
TA
Y
G
tentang cara memandikan neonatus 0-14 hari. Adapun
YOpembahasan mengenai
I
ANadalah sebagai berikut:
karakteristik suami dan praktek memandikan neonatus
Y
A.
L
1. Gambaran Karakteristik Responden
RA di BPS Muryati, Gendingsari, Tirtomartani,
E
Kalasan, Sleman, Yogyakarta
ND
E
S J karakteristik responden berdasarkan usia suami di BPS
E
Gambaran
IK
T
SMuryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta diketahui
S
U
P
R
E
P
sebagian besar berumur 30-35 tahun sebanyak 10 (50,0%) . Usia seseorang dapat
mempengaruhi
pemahaman
dan
pengetahuan
orang
tersebut.
Menurut
Notoatmodjo (2010) Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Usia suami
tentunya dapat menjadi daya dukung dalam pengetahuan praktek memandikan
neonatus 0-14 hari.
54
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh widi Astuti (2010) menunjukkan
bahwa usia responden 30-35 tahun mempunyai pengetahuan yang lebih baik
dibandingkan dengan kelompok usia lain sehingga dapat dikatakan usia
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang cara memandikan neonatus
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diketahui sebagian besar
responden memiliki pendidikan SMA sebanyak 14 (70,0%). Pendidikan dalam
penelitian ini merupakan tingkatan terakhir responden dalam mengenyam
pendidikan formal. Pendidikan erat kaitannya dengan pengetahuan seseorang.
Pendidikan yang rendah mengakibatkan kemungkinan responden kurang bisa
AN
A
T
R
menerima informasi dan ide baru mengenai pengetahuan praktek suami cara
KA
A
K
A
memandikan neonatus walaupun telah banyak informasi yang diperoleh melalu
US
TA
Y
G
O
IY
N
mempengaruhi tinggi rendahnya pengetahuan
YAdan perilaku, dengan kata lain
.
A
L
pengetahuan dan perilaku baik,
cukup,
kurang diperoleh tingkat pendidikan
A
R
E
(Mubarak, 2007). ND
E
J
S penelitian yang dilakukan oleh Widi Astuti (2010) bahwa
Hasil
E
K
TI
Spendidikan
sesorang berpengaruh dalam memberikan respon dan melakukan suatu
TV, radio, majalah, maupun petugas kesehatan seperti penyuluhan dan konseling
P
R
E
P
tindakan terhadap sesuatu yang baik dari dalam maupun dari luar. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka pengetahuannya juga semakin meningkat.
Semakin tinggi pendidikan suami, maka informasi yang dia dapatkan juga
semakin banyak (Nototmodjo,2010), hal ini tentu saja dapat menjadi daya dukung
dalam meningkatkan pengetahuan suami tentang prakek memandikan neonatus 014 hari.
55
Gambaran karakteristik responden berdasarkan pekerjaan responden
diketahui sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 10 (50,0%). Status
pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan suami tentang cara memandikan bayi
tergantung jenis pekerjaannya. Suami yang bekerja di luar rumah dapat menerima
informasi lebih banyak dibandingkan suami yang tidak bekerja (Mubarak, 2007).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widowati
(2013),
menunjukan
bahwa
pekerjaan
dapat
mempengaruhi
pengetahuan karena dengan status pekerjaan akan mempengaruhi informasi yang
di dapatkan..
AN
A
T
R
2. Tingkat Pengetahuan Praktek Suami tentang Cara Memandikan Neonatus 0-14
KA
A
K
A
hari di BPS Muryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta
US
TA
Y
G
O
IY
N
memandikan neonatus berdasarkan pengertian
YA diketahui sebagian besar pada
.
A
L
kategori kurang 13 (65,0%).
Hal
A tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
R
DE tentang pengertian memandikan neonatus, itu
suami belum N
mengetahui
E
J
S kurangnya pengetahuan dan pengalaman suami dalam
disebabkan
E
K
TI
a.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan praktek suami dalam
P
R
E
P
S
memandikan bayi. Pengertian memandikan neonatus adalah memandikan
menggunakan air hangat dan sabun, menyiram atau memasukan bayi ke
dalam air. Suami dengan pemahaman kurang 13 (65,0%) tentang pengertian
memandikan neonatus tentu dapat menyebabkan peranan suami dalam
memandikan bayi menjadi terhambat. Hal tersebut juga dapat berakibat
kurangnya kedekatan emosional antara ayah dan bayi.
56
Hasil penelitian ini tidak jauh beda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widi Astuti (2010) yang menunjukan bahwa pada pengertian memandikan
bayi dikatagorikan kurang 14 (46,0%).
b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan praktek suami dalam
memandikan neonatus berdasarkan tujuan diketahui sebagian besar pada
kategori kurang 13 (65,0%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa suami
belum memahami dengan baik tujuan dari memandikan neonatus, itu
disebabkan
kurangnya
pengetahuan
dan
pengalaman
suami
dalam
memandikan bayi. Suami dengan praktek yang kurang 13 (65,0) dalam hal
AN
A
T
R
memahami tujuan memandikan bayi hanya mengetahui bahwa memandikan
KA
A
K
A
bayi hanya sebatas untuk memandikan saja tanpa tujuan tertentu.
TA
S . YAN
U
P A
Berdasarkan
teori,
tujuan
dari
Y
G
O
IY
memandikan
neonatus
diantaranya
membersihkan kulit dari darah dan cairan amnion, mempertahankan
ER
L
A
R
kebersihan diri sehari-hari, memberi rasa nyaman, memungkinkan untuk
P
E
D
N
observasi keadaan kulit bayi dan yang tidak kalah
E
J
S
S
penting
E
K
I
T
adalah
untuk
mengajarkan
pada
orang
tua/keluarga
cara
memandikan bayi.
Hasil penelitian ini tidak jauh beda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widi Astuti (2010), yang menujukan ada kategori kurang.
Orang tua perlu memahami tentang tujuan dari memandikan bayi agar
bayi terhindar dari risiko kontaminasi dengan bakteri. Infeksi neonatorum
adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya terjadi pada bulan
pertama kehidupan. Yang menyebar keseluruh tubuh bayi baru lahir. Infeksi
57
adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejalagejala sinfeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan
sokseptik (Marylyn E.2009).
c.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan praktek
suami tentang langkah-langkah memandikan neonatus sebagian besar pada
kategori baik 11 (55,0%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan
praktek suami tentang langkah-langkah memandikan bayi tergolong baik
sebanyak 11 (55,0%). Hal tersebut tentunya dapat menjadi daya dukung
dalam menerapkan praktek memandikan bayi yang baik. Suami sudah
AN
A
T
R
memahami tentang langkah memandikan neonatus mulai dari tahap
KA
A
K
A
persiapan, memasukan bayi ke dalam bak mandi hingga memakaikan
US
TA
Y
G
O
IY
N
menerapkan langkah-langkah yang benar
YAdalam memandikan bayi.
.
A
L
d. Tingkat pengetahuan praktek
suami
tentang memandikan neonatus 0-14 hari
A
R
E
D
di BPS Muryati,
Gendingsari,
Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta
N
E
J
Skeseluruhan
secara
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan praktek suami
E
K
I
ST berada pada kategori cukup sebanyak 14 (70,0%). Suami sudah cukup
pakaian pada bayi. Hal tersebut dapat menjadi daya dukung dalam
P
R
E
P
memahami tentang pengertian memandikan bayi, tujuan memandikan bayi
dan langkah-langkah memandikan bayi namun masih ada suami dengan
pengetahuan praktek memandikan bayi kategori kurang sebanyak 3 (15,0%).
Pengetahuan praktek suami yang kurang sebanyak 3 (15,5%), dapat
disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan suami dan kurangnya
informasi yang didapatkan oleh suami. Tingkat pengetahuan orang tua
58
tentang memandikan bayi dapat menjadi daya dukung dalam hal perawatan
bayi. Hasil tersebut mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Lailyani (2011) yang menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan
terhadap perawatan bayi dengan, yang melakukan perawatn bayi dengan
benar 26 (51,0%).
Berdasarkan hasil penelitian dan teori para ahli serta penelitian
sebelumnya membuktikan bahwa pemahaman suami berkaitan dengan
pengetahuan praktek memandikan neonatus merupakan hal yang mandukung
dalam hal merawat bayi.. Hasil penelitian menunjukkan secara umum
AN
A
T
R
menunjukkan bahwa pengetahuan praktek suami dalam memandikan
KA
A
K
A
neonatus berada pada kategori cukup 14 (70,0%). Artinya pengetahuan
US
TA
Y
G
O
IY
N
memandikan bayi walaupun berdasarkan
aspek pengertian dan tujuan masih
YA
.
A
L
terdapat suami pada kategori
kurang
3 (15,0%).
A
R
E
D
EN C. Ketebatasan Penelitian
J
S
E
K
I
Keterbatasan
ST penelitian antara lain:
praktek suami dinila sudah cukup baik dalam pengetahuan praktek
P
R
E
P
1. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif sehingga tidak melakukan analisis
terhadap masing-masing faktor yang menyebabkan kurangnya pengetahuan suami
tentang cara memandikan bayi
2. Penelitian ini hanya menggali pengetahuan berdasarkan karakteristik usia,
pendidikan dan pekerjaan namun tidak menggali faktor lain yang dapat
mempengaruhi pengertian misalnya sosial, budaya, ekonomi, lingkungan dan
pengalaman.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Gambaran karakteritik suami di BPS Muryati, Gendingsari, Tirtomartani,
Kalasan, Sleman, Yogyakarta menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berusia 30-35 tahun, dengan pendidikan terakhir mayoritas SMA. Pekerjaan
responden mayoritas adalah wiraswasta
AN
KA
A
T
R
A
K
A
2. Tingkat pengetahuan praktek suami tentang cara memandikan neonatus di
TA
US
Y
G
O
Y
BPS Muryati, Gendingsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta
RP
berada pada kategori cukup 14 (70%).
PE
B. Saran
.
LA
I
AN
Y
A
R
DE
N
E
J
S
Mengacu
E dari hasil penelitian, analisis data dan berdasarkan kesimpulan
K
I
T
Syang telah diambil maka berikut ini adalah :
1. Bagi Pasien
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi mengenai
tata cara memandikan neonatus sehingga ibu nifas dan suami dapat
mengetahui tentang cara memandikan bayi yang baik dan benar untuk
meningkatkan derajat kesehatan bayi.
59
60
2. Bagi BPS Muryatis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman tambahan informasi tentang
pengetahuan gambaran praktek suami dalam memandikan neonatus,
selanjutnya menentukan kebijakan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
ibu nifas dan juga dengan memberikaan pendidikan kesehatan bagi ibu nifas
beserta suami.
RP
PE
S
E
K
I
T
.
LA
A
R
DE
N
E
J
S
KA
TA
US
AN
Y
I
AN
Y
Y
G
O
A
K
A
A
T
R
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati. (2008). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Trans Info Media
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Depkes. RI, (2010). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
anak (PWS KIA). Jakarta
Kemenkes. RI, (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta
AN
A YAK
K
A OG
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Peukan Bada Aceh Besar. Skripsi
T ANI Y
S
U .Y
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’budiyah Aceh
P AL A
R
E ER
Marni. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
P
ND
E
Mubarak,Wahid Iqbal.
S J (2007). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Graha ilmu.
E
IK
T
S
Muslihatun. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Nanny, V. dan Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Sari, Rini Susanti. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
A
T
AR
Lailyani, Ida. (2011). Buhungan dan Sikap Ibu Terhadap Perawatan Bayi 0-6
Sarwono. (2000). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta: YBPSP
Suherni, Hesti, Widhyasih dan Rahmawati, A. (2009). Perawatan Masa Nifas.
Yogyakarta: Fitramaya
Sulistyowati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Andi
STIKES Achmad Yani Yogyakarta (2013). Panduan Penyusunan Karyah Tulis
Ilmiah. Yogyakarta.
AN
Widy, Astuti (2010). Tingkat Pengetahuan ibu Nifas Primipara tentang
A YAK
K
A OG
Memandikan Bayi di Bansal Nifas RSUD Wates Kulon Progo.
T ANI Y
S
U .Y
Widowati, dkk, 2013. Gambaran Pengetahuan Cara Memandikan Bayi Baru
P AL A
R
E ER
Lahir pada Ibu Nifas Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas
P
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Jurnal.
ND
E
Akademi
S J Kebidanan Ngudi Waluyo
E
IK
ST
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
A
T
AR
Download