Perubahan sel usus umum pada Odha, menunjukkan kebutuhan skrining dengan endoskopi usus Oleh: hivandhepatitis.com, 27 Oktober 2009 Tingkat prevalensi neoplasma (perubahan sel prakanker) di usus dan adenocarcinoma (kanker yang berasal dari jaringan kelenjar) lebih tinggi pada Odha daripada orang HIV-negatif. Hal itu berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gut edisi Agustus 2009. Peneliti utama berpendapat bahwa Odha harus ditawarkan skrining dengan endoskopi usus (colonoscopy) secara rutin. Penelitian ini menunjukkan peningkatan kanker tidak terdefinisi AS di antara Odha karena Odha hidup lebih lama berkat terapi antiretroviral (ART). Temuan paling pasti mengenai kanker yang terkait dengan patogen yang menular, termasuk kanker leher rahim dan dubur yang disebabkan oleh virus papiloma pada manusia (human papillomavirus/HPV). Tetapi neoplasma usus (polip adenomatus dan adenocarcinoma) belum diteliti secara mendalam terhadap populasi ini. E.J. Bini dari Veterans Affairs New York Harbor Healthcare System dan rekan melakukan penelitian skrining endoskopi usus untuk menentukan prevalensi neoplasma usus pada Odha yang lebih tua. Analisis tersebut melibatkan 136 pasien HIV-positif tanpa gejala yang berusia 50 tahun atau lebih dan 272 peserta kontrol yang HIV-negatif yang dipasangkan berdasarkan usia, jenis kelamin dan riwayat kanker usus-dubur dalam keluarga. Neoplasma lanjut didefinisikan sebagai adenoma paling sedikit 10mm, segala bentuk adenoma (tidak tergantung pada ukurannya), displasia stadium tinggi, atau adenocarcinoma. Hasil • Prevalensi neoplasma usus lebih tinggi secara bermakna pada Odha dibandingkan peserta HIV-negatif, dengan perbedaan 21,3% (62,5% banding 41,2%; p < 0,001), • Perbedaan itu tetap bermakna secara statistik walau telah disesuaikan terhadap faktor pembaur yang mungkin (rasio odds [OR] 3,00). • Di antara pasien dengan adenocarcinoma usus-dubur, Odha lebih muda secara bermakna dibandingkan peserta HIV-negatif (rata-rata usia 52,4 banding 60,3 tahun; p = 0,002). • Odha juga lebih mungkin memiliki kanker usus lanjut (stadium III atau IV) dibandingkan peserta HIV-negatif (60,0% banding 16,7%; p = 0,24). • Di antara peserta HIV-positif dengan neoplasma proksimal hingga splenic flexure (lipatan usus kedua, dekat limfa), 88,9% tidak memiliki lesi neoplastik yang lebih jauh sehingga mungkin telah terlewati oleh flexible sigmoidoscopy Berdasarkan temuan tersebut, (yang menunjukkan penulis penelitian bagian menyimpulkan, akhir usus yang “Odha paling memiliki dekat dengan prevalensi dubur). lebih tinggi terhadap neoplasma usus, dan adenocarcinoma berkembang pada usia lebih muda serta lebih lanjut dibandingkan orang yang tidak terinfeksi.” Mereka melanjutkan, “temuan tersebut memberi kesan bahwa skrining dengan endoskopi usus harus ditawarkan kepada Odha, tetapi kapan dimulai dan frekuensi optimal untuk skrining perlu diteliti lebih lanjut.” “Walaupun kami dan peneliti lain telah menunjukkan bahwa kanker usus-dubur berkembang di usia lebih muda dan lebih ganas pada pasien dengan HIV dibandingkan pada peserta kontrol yang tidak terinfeksi, alasan mengapa hal itu terjadi tidak jelas,” mereka menulis di bagian pembahasan. “Satu penjelasan yang mungkin terhadap sifat kanker usus-dubur yang lebih ganas pada Odha adalah bahwa tanggapan kekebalan induk telah berubah pada Odha memungkinkan pengembangan kanker usus-dubur secara lebih dini, dan lebih ganas.” Ringkasan: Colon Cell Changes Are Common among People with HIV, Indicating Need for Screening Colonoscopies Sumber: EJ Bini, B Green, and MA Poles. Screening endoskopi usus for the detection of neoplastic lesions in asymptomatic HIV-infected subjects. Gut 58(8): 1129-1134. August 2009. (Abstract). Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/