analisis penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan metode

advertisement
eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 867-876
ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2017
ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED
(Studi Kasus PT. Ciputra Development Tbk dan PT. Lippo
Karawaci Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Dimas Bayu Pratama 1
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja
keuangan PT. Ciputra Development Tbk dan PT. Lippo Karawaci Tbk yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ditinjau dari Economic Value Added (EVA)
periode tahun 2013-2015, yang berguna untuk mengetahui besarnya nilai tambah
ekonomis perusahaan. Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode EVA. EVA
merupakan pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai yang
merefleksikan jumlah absolut dari nilai kekayaan pemegang saham yang
dihasilkan, baik bertambah maupun berkurang setiap tahunnya. Dari hasil
penelitian dengan menggunakan metode EVA dapat diketahui bahwa nilai EVA
pada perusahaan PT. Ciputra Development Tbk dan PT. Lippo Karawaci Tbk
mengalami fluktuasi selama periode penelitian. EVA yang nilainya positif
menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan nilai tambah ekonomis.
Namun apabila nilai EVA negatif maka perusahaan tersebut tidak berhasil
menciptakan nilai tambah ekonomis.
Kata Kunci: Economic Value Added
Pendahuluan
Perekonomian indonesia beberapa tahun terakhir ini sedang mengalami
fase trand pertumbuhan, ini bisa dilihat dari tingkat persentase pertumbuhan
ekonomi berasal dari prediksi Bank Indonesia. Investasi merupakan penggerak
perekonomian suatu negara, semakin banyak investasi dinegara tersebut maka
perekonomiannya akan stabil dan kuat dalam hal financial. netralnews.com
(2017) mengatakan, Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2016
tercatat sebesar 5,02 persen, membaik dibandingkan tahun 2015 yang sebesar
4,88 persen, sesuai dengan prakiraan Bank Indonesia. Meski demikian, secara
triwulanan, ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2016 tumbuh sebesar 4,94
persen (yoy), sedikit lebih rendah dibanding capaian triwulan sebelumnya yang
sebesar 5,01 persen (yoy).
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 867-876
Alasan peneliti memilih perusahaan PT. Ciputra Development Tbk dan PT.
Lippo Karawaci Tbk yaitu untuk bisa membandingkan Laporan keuangannya
dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) untuk melihat
kedua objek penelitian tersebut setelah di Analisis dapat diketahui hasilnya yaitu
EVA nya positif ataukah negatif.
Ukuran kinerja keuangan biasanya dapat diukur dengan mengunakan ROA
(Return On Asset), ROE (Return On Equity), dan EPS (Earning Per Share).
Namun analisis rasio keuangan tersebut untuk alat pengukuran akuntansi
konvensional memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan adanya biaya modal
sehingga sulit mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan
nilai (Value) ataupun sebaliknya.
Suripto (2015: 73) Economic Value Added (EVA) adalah sebuah ukuran yang
digunakan untuk mengawasi penciptaan nilai secara keseluruhan dalam suatu
bisnis. Economic Value Added (EVA) bukan suatu strategi, tetapi suatu ukuran
hasil. Ada beberapa pendorong yang dibutuhkan untuk dikelola, tetapi Economic
Value Added (EVA) hanya sebuah ukuran yang dapat menggambarkan
keberhasilan.
Berdasarkan Latar belakang yang dikemukakan, maka peneliti memilih judul:
Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode
Economic Value Added (Studi Kasus PT. Ciputra Development Tbk dan PT.
Lippo Karawaci Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Tahun 20132015.
Kerangka Dasar Teori
Manajemen Keuangan
Fahmi (2015: 2) mengatakan, Manajemen keuangan merupakan
penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis
tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh
sumberdaya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi dana
dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang
saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan.
Laporan Keuangan
Hery (2016: 113) mengatakan, “Laporan keuangan merupakan salah satu
sumber informasi yang penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam
rangka pengembalian keputusan ekonomi”.
Analisis Laporan Keuangan
Harmono (2014: 104) mengatakan, Analisis Laporan Keuangan merupakan
alat analisis bagi manajemen keuangan perusahaan yang bersifat menyeluruh,
dapat digunakan untuk mendeteksi/mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan,
melalui analisis kondisi arus kas atau kinerja organisasi perusahaan baik yang
bersifat parsial maupun kinerja organisasi secara keseluruhan.
868
Analisis Penilaian Keuangan Dengan menggunakan Metode EVA (Dimas)
Struktur Modal
Margaretha (2011: 112) mengatakan, struktur modal adalah menggambarkan
susunan keseluruhan sisi kredit neraca yang terdiri dari utang jangka panjang,
utang jangka pendek dan modal sendiri.
Biaya Modal
(Rudianto, 2013: 227) mengatakan, Biaya modal adalah biaya yang harus
dibayar oleh perusahaan atas penggunaan dana untuk investasi yang dilakukan
perusahaan, baik dana yang berasal dari utang maupun dari pemegang saham.
Economic Value Added
Suripto (2015: 17) mengatakan, “EVA adalah ukuran kinerja keuangan yang
paling baik untuk menjelaskan economic profit suatu perusahaan, dibandingkan
dengan ukuran yang lain.”
Metode Penelitian
1) Menghitung Biaya Modal
Biaya yang harus dibayar oleh perusahaan atas penggunaan dana dari
investasi baik dari utang maupun modal sendiri. Berikut rumus untuk
menentukan biaya hutang dan biaya modal sendiri:
Biaya Hutang (Kd)
Biaya Modal Sendiri (Ke)
2)
3)
Struktur Modal
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing
dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik
jangka panjang maupun jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi
atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Berikut gambaran tabel dalam menggambarkan struktur modal:
Weight Average cost of capital ( capital cost rate) / WACC
Margaretha (97: 2011) Mengatakan, menghitung WACC dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
Ka= (wd x kd) + (we x ke)
Keterangan:
Ka
= Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Wd
= Proporsi utang dalam struktur modal
Kd
= Biaya utang setelah pajak
We
= Proporsi modal sendiri dalam struktur modal
Ke
= Biaya dari dana yang didapatkan dari modal sendiri
869
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 867-876
4)
5)
6)
7)
NOPAT adalah suatu analisis dimana tingkat keuntungan yang diperoleh dari
modal yang ditanam, dan biaya modal adalah biaya dari modal yang kita
tanamkan, dengan rumus:
NOPAT= Laba Sebelum pajak-Pajak
Invested Capital
Untuk menghitung invested capital dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Invested Capital= Total Hutang dan Ekuitas-Pinjaman Jangka Panjang
Capital Charges
Untuk menghitung capital charges dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Capital Charges= WACC x Invested Capital
EVA
Rudianto (218:2013) Mengatakan, Analisis EVA dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
EVA= NOPAT-Capital Charges
Keterangan :
EVA
= Economic Value Added
NOPAT
= Net Operating Profit After Tax
Capital Charges = WACC x Invested Capital
Hasil Penelitian
Resume Perhitungan PT.Ciputra Development Tbk
Periode 2013 s/d 2015 (dalam jutaan rupiah)
Perhitungan
2013
2014
2015
Biaya Hutang
Setelah pajak (kd)
0,93%
2,34%
3,39%
Biaya Modal
Sendiri (ke)
14,47%
15,70%
13,33%
WACC
7,49%
8,89%
8,32%
NOPAT
1.413.388
1.794.143
1.739.281
Invested Capital
12.985.667
15.507.996
18.245.163
Capital Charges
972.626,4583
1.378.660,8444
1.517.997,5616
EVA
440.761,5417
415.482,1556
221.283,4384
Sumber : data diolah
870
Analisis Penilaian Keuangan Dengan menggunakan Metode EVA (Dimas)
Resume Perhitungan PT. Lippo Karawaci Tbk
Periode 2013 s/d 2015 (dalam jutaan rupiah)
Perhitungan
2013
2014
2015
Biaya Hutang
0,12%
0,50%
0,62%
Setelah pajak (kd)
Biaya Modal
11,23%
17,76%
5,41%
Sendiri (ke)
WACC
5,14%
8,55%
2,8%
NOPAT
1.592.491
3.135.216
1.024.120
Invested Capital
26.458.799
32.035.828
36.469.675
Capital Charges
1.359.982,268
2.739.063,294
1.021.150,9
EVA
232.508,7314
396.152,709
2.969,1
Sumber : data diolah
Pembahasan
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menilai kinerja keuangan
perusahaan adalah dengan menggunakan metode Economic Value Added. EVA
merupakan ukuran kinerja keuangan dengan membandingkan antara tingkat
pengembalian modal dan biaya modal. Jika nilai EVA positif maka perusahaan
tersebut telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan dan
pemilik modal. Sedangkan jika EVA negatif maka menandakan bahwa
perusahaan tidak mampu menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan
dan pemilik modal. Apabila nilai EVA nya impas maka perusahaan tersebut
dikategorikan sama besar keuntungan dengan modal, bisa juga diartikan tanpa
laba dan pulang pokok.
Berdasarkan pada perhitungan EVA masing-masing perusahaan yang telah
dianalisis diatas, maka dapat diketahui bahwa EVA nutuk masing-masing
perusahaan mengalami penurunan yang bervariasi dan serta juga ada yang
mengalami fluktuasi selama periode penelitian.
Berikut ini adalah penjelasan dari hasil penilaian kinerja keuangan masing-masing
perusahaan yang diukur menggunakan metode Economic Value Added:
Biaya modal merupakan biaya yang harus dibayar oleh perusahaan atas
penggunaan dana untuk investasi yang dilakukan perusahaaan, baik dana yang
berasal utang maupun dari pemegang saham. Maka dari itu dalam menjalankan
sebuah kegiatan perusahaan diperlukan biaya modal.
Biaya modal dari hutang PT. Ciputra Development Tbk selama periode
penelitian tahun 2013 s/d 2015 cenderung mengalami peningkatan, biaya modal
dari hutang terendah terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,93% dan biaya modal dari
hutang tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 3,39%. Sedangkan biaya modal
dari hutang PT. Lippo Karawaci Tbk selama periode penelitian tahun 2013 s/d
2015 juga mengalami peningkatan, biaya modal dari hutang terendah terjadi pada
tahun 2013 sebesar 0,12% dan biaya modal dari hutang tertinggi terjadi pada
tahun 2015 sebesar 0,62%. Jika dilihat persentase dari biaya modal dari hutang
PT. Ciputra Development Tbk dan PT. Lippo Karawaci Tbk maka yang memiliki
871
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 867-876
biaya modal dari hutang yang relatif lebih besar adalah PT. Ciputra Development
Tbk dengan rata-rata 2,22%, sedangkan PT. Lippo Karawaci Tbk rata-ratanya
sebesar 0,41%.
Biaya modal sendiri PT. Ciputra Development Tbk selama periode penelitian
tahun 2013 s/d 2015 cenderung mengalami fluktuasi, biaya modal sendiri
terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar 13,33% dan biaya modal sendiri
tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 15,70%. Sedangkan biaya modal sendiri
PT. Lippo Karawaci Tbk selama periode penelitian tahun 2013 s/d 2015 juga
cenderung mengalami fluktuasi, biaya modal sendiri terendah terjadi pada tahun
2015 sebesar 5,41% dan biaya modal sendiri tertinggi terjadi pada tahun 2014
sebesar 17,76%. Jika dilihat persentase dari biaya modal sendiri PT. Ciputra
Development Tbk dan PT. Lippo Karawaci Tbk maka yang memiliki biaya modal
sendiri yang relatif lebih besar adalah PT. Ciputra Development Tbk dengan ratarata 14,5%, sedangkan PT. Lippo Karawaci Tbk rata-ratanya sebesar 11,46%.
Struktur modal menggambarkan susunan keseluruhan sisi kredit neraca yang
terdiri dari utang jangka pendek, utang jangka panjang dan modal sendiri.
Struktur modal PT. Ciputra Development Tbk selama periode penelitian tahun
2013 s/d 2015 memiliki rata-rata proporsi penggunaaan modal sendiri sebesar
49,07% dan proporsi modal pinjaman sebesar 50,89%, dengan total modal
terbesar selama periode penelitian tersebut adalah tahun 2015 sebesar Rp.
26.258.718, sehingga dapat diketahui bahwa PT. Ciputra Development Tbk dalam
rangka mengelola dan menjalankan perusahaan lebih banyak menggunakan
proporsi modal pinjaman jika dibandingkan dengan proporsi modal sendiri.
Struktur modal PT. Lippo Karawaci Tbk selama periode penelitian tahun
2013 s/d 2015 memiliki rata-rata proporsi penggunaan modal sendiri sebesar
45,93% dan proporsi modal pinjaman sebesar 54,06%, dengan total modal
terbesar selama periode penelitian tersebut adalah tahun 2015 sebesar Rp.
41.326.558, sehingga dapat diketahui bahwa PT. Lippo Karawaci Tbk dalam
mengelola dan menjalankan perusahaan lebih banyak menggunakan proporsi
modal pinjaman jika dibandingkan dengan proporsi modal sendiri.
Weight Average Cost Of Capital (WACC) menghitung jumlah biaya modal
secara keseluruhan sesuai dengan komposisi dari bentuk-bentuk modal yang
dimiliki oleh perusahaan. WACC yang dihasilkan oleh PT. Ciputra Development
Tbk mengalami fluktuasi, dimana WACC terendah terjadi pada tahun 2013
sebesar 7,49% dan WACC tertingggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 8,89%.
Sedangkan WACC yang dihasilkan oleh PT. Lippo Karawaci Tbk juga
mengalami fluktuasi, dimana WACC terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar
2,8% dan WACC tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 8,55%. Jika dilihat
dari WACC PT. Ciputra Development Tbk dan PT. Lippo Karawaci Tbk maka
yang memiliki WACC yang relatif lebih besar adalah PT. Ciputra Development
Tbk dengan rata-rata 8,23, sedangkan PT. Lippo Karawaci Tbk rata-ratanya
sebesar 5,49%
NOPAT atau laba operasi bersih setelah pajak dapat diketahui dari laporan
laba rugi yang dihasilkan perusahaan. Jika dilihat NOPAT yang dihasilkan oleh
872
Analisis Penilaian Keuangan Dengan menggunakan Metode EVA (Dimas)
PT. Ciputra Development Tbk selama periode penelitian mengalami fluktuasi,
dimana NOPAT terendah terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.413.388 dan
NOPAT tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.794.143. sedangkan
NOPAT PT. Lippo Karawaci Tbk juga mengalami fluktuasi, dimana NOPAT
terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar Rp. 1.024.120 dan NOPAT tertinggi
terjadi pada tahun 2014 sebesar Rp. 3.135.216.
Invested capital Jumlah seluruh pinjaman perusahaan diluar pinjaman jangka
pendek tanpa bunga, seperti utang dagang, biaya yang harus dibayar, utang pajak,
dan uang muka pelanggan. nilai invested capital yang dihasilkan oleh PT.
Ciputra Development Tbk mengalami peningkatan secara berkala dari tahun 2013
sampai dengan 2015, dimana invested capital terendah terjadi pada tahun 2013
sebesar Rp. 12.958.667 dan invested capital tertinggi terjadi pada tahun 2015
sebesar Rp. 18.245.163. sedangkan nilai invested capital yang dihasilkan oleh
PT. Lippo Karawaci Tbk juga mengalami peningkatan dari tahun 2013 sampai
dengan 2015, dimana invested capital terendah terjadi pada tahun 2013 sebesar
Rp. 26.458.799 dan invested capital tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar Rp.
36.469.675. peningkatan yang dihasilkan oleh PT. Ciputra Development Tbk dan
PT. Lippo Karawaci Tbk tersebut menunjukkan bahwa jumlah seluruh pinjaman
perusahaan diluar pinjaman jangka pendek tanpa bunga terus bertambah setiap
tahunnya selama periode penelitian dari tahun 2013 sampai dengan 2015.
Capital charges diperoleh dengan mengkalikan WACC dengan Invested
Capital. Capital Charges menunjukkan seberapa besar biaya kesempatan yang
telah disuntuikkan kreditur dan pemegang saham. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kondisi capital charges PT. Ciputra Development Tbk selama periode
penelitian pada tahun 2013 sampai dengan 2015 mengalami peningkatan disetiap
tahunnya. Pada tahun 2013 merupakan nilai terendah dari capital charges yakni
sebesar Rp. 972.626,4583, sedangkan nilai tertinggi dari capital charges pada PT.
Ciputra Development Tbk terjadi pada tahun 2015 yakni sebesar
Rp. 1.517.997,5616. Sedangkan nilai capital charges yang diperoleh PT. Lippo
Karawaci Tbk selama periode penelitian pada tahun 2013 sampai dengan 2015
mengalami fluktuasi, dimana capital charges terendah terjadi pada tahun 2015
sebesar Rp. 1.021.150,9 dan capital charges tertinggi terjadi pada tahun 2014
sebesar Rp. 2.739.063,294.
Nilai EVA diperoleh dengan persamaan NOPAT – Capital Charges. Dari
hasil perhitungan tersebut tingkat nilai yang positif menunjukkan kinerja
perusahaan yang baik. Dari hasil perhitungan EVA dapat diketahui apabila nilai
EVA > 0 maka perusahaan tersebut telah berhasil mencapai nilai tambah
ekonomis, apabila nilai EVA = 0 berarti perusahaan berada dalam titik impas, dan
apabila EVA < 0 maka perusahaan tersebut tidak mencapai nilai tambah
ekonomis serta tidak dapat memenuhi harapan para kreditor maupun pemegang
saham. EVA atau nilai tambah ekonomis yang diperoleh PT. Ciputra
Development Tbk pada periode tahun 2013 sebesar Rp. 440.761,5417,-, tahun
2014 sebesar Rp. 415.482,1556,-, dan tahun 2015 sebesar Rp. 221.283,4384,-.
873
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 867-876
Rata-rata peningkatan pendapatan nilai EVA dari tahun 2013 sampai dengan
2015 adalah sebesar Rp. 359.175,7119. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi dan
efektivitas perusahaan telah menghasilkan kekayaan sebesar nilai tersebut. Nilai
EVA mengalami penurunan yang disebabkan apabila tingkat nilai NOPAT yang
rendah sedangkan tingkat nilai Capital Charges yang lebih mengalami
peningkatan dapat mempengaruhi hasil dari tingkat nilai EVA yang nilainya
rendah. Sedangkan untuk para pemegang saham jika dikaitkan berdasarkan
dengan saham yang beredar serta harga penutupan saham tanggal 30 Desember
selama periode tahun penelitian maka dari segi harga penutupan saham maupun
saham yang beredar PT. Ciputra Development Tbk mengalami peningkatan setiap
tahunnya.
EVA atau nilai tambah ekonomis yang diperoleh PT. Lippo Karawaci Tbk
pada periode tahun 2013 sebesar Rp. 232.508,7314,-, tahun 2014 sebesar
Rp. 396.152,709,-, dan tahun 2015 sebesar Rp. 2.969,1,-.
Rata-rata peningkatan pendapatan nilai EVA dari tahun 2013 sampai dengan
2015 adalah sebesar Rp. 210.543,5135. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi dan
efektivitas perusahaan telah menghasilkan kekayaan sebesar nilai tersebut.
Sedangkan untuk para pemegang saham jika dikaitkan berdasarkan dengan saham
yang beredar serta harga penutupan saham tanggal 30 Desember selama periode
tahun penelitian PT. Lippo Karawaci Tbk maka dari segi harga penutupan saham
mengalami peningkatan disetiap periode penelitiannya, untuk jumlah saham yang
beredar PT. Lippo Karawaci Tbk jumlahnya tidak mengalami perubahan selama
periode penelitian.
Penutup
Pengukuran kinerja keuangan pada perusahaan PT. Ciputra Development
Tbk dan PT. Lippo Karawaci Tbk dengan menggunakan metode Economic Value
Added (EVA) menunjukkan adanya pergerakan nilai EVA yang cenderung
menurun namun masih dalam tingkat yang menguntungkan dan juga berfluktuasi,
tingkat nilai EVA kedua perusahaan masih positif. Dalam hal ini dapat
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut telah mampu untuk menciptakan
nilai tambah ekonomis bagi perusahaan yang efektif dan efisien agar bisa
memenuhi keinginan para penyandang dana (investor).
Selama periode penelitian PT. Ciputra Development Tbk memperoleh nilai
EVA atau nilai tambah ekonomis yang positif (EVA>0), namun cenderung
menurun diperiode penelitian dengan nilai EVA tertinggi selama periode
penelitian pada tahun 2013 sebesar Rp. 440.761,5417 dan nilai EVA terendah
selama penelitian pada tahun 2015 sebesar Rp. 221.283,4384. Hal ini disebabkan
tingkat nilai NOPAT yang tidak terlalu tinggi dan tingkat nilai Capital charges
yang cenderung terus meningkat mengakibatkan hasil dari nilai EVA yang relatif
rendah.
Selama periode penelitian PT. Lippo Karawaci Tbk memperoleh nilai EVA
atau nilai tambah ekonomis yang positif dan berfluktuatif (EVA>0), dengan nilai
EVA tertinggi selama periode penelitian pada tahun 2014 sebesar
Rp.
874
Analisis Penilaian Keuangan Dengan menggunakan Metode EVA (Dimas)
396.152,709 dan nilai EVA terendah selama penelitian pada tahun 2015 sebesar
Rp. 2.969,1. Hal ini disebabkan tingkat nilai NOPAT yang tidak terlalu tinggi dan
tingkat nilai Capital charges yang cenderung terus meningkat mengakibatkan
hasil dari nilai EVA yang relatif rendah.
Adapun beberapa saran yang disampaikan adalah sebagai berikut:
Bagi Investor
Dari hasil penelitian diatas disarankan kepada investor yang ingin
berinvestasi pada sektor properti khususnya antara perusahaan PT. Ciputra
Development Tbk ataupun PT. Lippo Karawaci Tbk yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sebaiknya mempertimbangkan dalam hal menentukan pilihannya jika
dilihat hasilnya dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA)
sebagai acuan agar dapat menghasilkan investasi yang jauh lebih baik. Selain itu
investor dapat juga melihat Laporan Laba Rugi perusahaan sebagai pertimbangan
menentukan pilihan serta juga dapat melihat harga penutupan saham (closing
price) karena kinerja perusahaan dapat dilihat dari saham, apabila perusahaan
tersebut kinerjanya baik maka saham perusahaan tersebut akan meningkat dan
juga sebaliknya kinerja perusahaan tersebut kurang baik maka saham perusahaan
tersebut akan menurun.
Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan dari hasil analisis penelitian dapat diketahui bahwa ada
beberapa indikator nilai EVA yang menentukan nilai EVA tersebut positif atau
negatif baik dari faktor internal perusahaan maupun faktor eksternal. Berkaitan
dengan hal tersebut maka disarankan agar hal-hal yang dapat mengakibatkan nilai
EVA tersebut negatif (EVA<0) dapat ditangani secara tanggap secara efektif dan
efisien agar investor yakin untuk menanamkan modal mereka diperusahaan
tersebut dan tentu saja dapat memberikan feedback yang baik untuk kinerja
perusahaan tersebut, serta juga mengantisipasi tingkat nilai NOPAT yang lebih
rendah dibandingkan dengan tingkat nilai capital charges yang tinggi dapat
berakibat nilai EVA akan negatif (EVA<0).
Bagi Pihak Lain
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan melakukan penelitian lebih lanjut
dengan memperluas variasi sample dan menambah periode penelitian agar jauh
lebih bermanfaat lagi dalam menilai kinerja keuangan khususnya pada perusahaan
properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Daftar Pustaka
Sumber Buku:
Fahmi, Irham, 2015. Pengantar Manajemen Keuangan, Teori dan soal jawab,
Alfabeta, Bandung.
Harjito, Agus dan Martono, 2012. Manajemen Keuangan Edisi Ke-2, EKONISIA,
Yogyakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan, berbasis Balanced Scorecard
pendekatan teori, kasus, dan riset bisnis, Bumi Aksara, Jakarta.
875
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 867-876
Hery, 2016. Analisis Laporan Keuangan, Integrated and Comprehensive Edition,
Grasindo, Jakarta.
Kasmir, 2016. Analisis Laporan Keuangan, PT. RajaGrasindo Persada, Jakarta.
Margaretha, Farah, 2011. Manajemen Keuangan untuk Manajer Non Keuangan,
Erlangga, Jakarta
Rudianto, 2013. Akuntansi Manajemen, Informasi untuk pengambilan keputusan
strategis, Erlangga, Jakarta.
Sumarsan, Thomas, 2011. Sistem Pengendalian Manajemen, konsep, Aplikasi,
dan pengukuran kinerja, Indeks, Jakarta.
Sunyoto, Danang, 2013. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis, Teori dan
Kasus, CAPS, Yogyakarta
Suripto, 2015. Manajemen Keuangan, Strategi Penciptaan Nilai Perusahaan
Melalui Pendekatan Economic Value Added, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sutrisno, 2012. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi, EKONISIA,
Yogyakarta
Sumber Skripsi:
Riski Fidianti, (2011) Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan
EVA Pada PT. Sumber Batu Gowa Di Makassar.
Muthia Sari, (2015) Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan
Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi Kasus PT.
Bukit Asam (Persero), Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Ani Umbara,(2015) Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Economic
Value Added (EVA) dan Return On Invesment (ROI) Pada Perusahaan
Farmasi Yang Tercatat Di BEI.
Sumber Internet:
http://www.idx.co.id (diakses 28 Februari 2017).
http://ilmupengetahuanumum.com/10-negara-dengan-jumlah-penduduk-populasiterbanyak-di-dunia/ (diakses 12 Februari 2017)
http://beritadaerah.co.id/2017/02/06/situasi-postif-ekonomi-indonesia-tahun2017/ (diakses 12 Februari 2017)
http://www.netralnews.com/news/ekonomi/read/53473/bi.ekonomi.indonesia.tahu
n.2016.tumbuh.5.02.persen (diakses 12 Februari 2017)
http://www.sahamok.com (diakses 01 September 2017)
876
Download