BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tembok atau dinding dibuat dari bahan batu kali atau bata merah yang dilapisi dengan mortar, pada volume besar dan letak bangunan di daerah yang memerlukan perlakuan khusus, seperti didaerah gempa dan bangunan gedung bertingkat. Pembuatan dinding dengan bata merah yang dikerjakan di lapangan menimbulkan dampak yang tidak baik di lapangan seperti pekerjaan lama, boros tenaga kerja, memiliki berat jenis tinggi dan berbahaya ketika terjadi gempa. Untuk itu maka dibuatlah alternatif pengganti dinding/tembok batu kali/batu bata dengan menggunakan dinding panel yang lebih tipis ringan dan memiliki kekuatan yang tidak kalah dari dinding/tembok yang dibuat dari batu kali ataupun dari batu bata, bahkan kekuatan dari dinding panel ini bisa melebihi dari bahan – bahan tersebut diatas. Dinding panel adalah salah satu dari perkembangan teknologi dibidang beton pracetak (precast). Dinding pracetak (precast) bukanlah suatu elemen struktur, yang mana dalam pemakainnya diupayakan memiliki berat yang relatif ringan sehingga tidak memberikan beban yang berlebih bagi struktur bangunan. Dinding panel pada umumnya dibuat secara fabrikasi secara massal menggunakan campuran beton normal (air, agregat halus, agregat kasar, dan semen) dan diberikan tulangan di dalamnya. Tulangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah anyaman bambu. Bambu memang merupakan tanaman yang kuat. Wajar apabila bambu dijadikan sebagai kandidat untuk menggantikan baja tulangan. Manfaat menggunakan dinding panel antara lain meringankan sistem pondasi keseluruhan bangunan, kedap suara dengan adanya selular (lubang-lubang partikel di dalam panel) yang membantu menurunkan volume suara dibadingkan dengan tembok biasa atau dengan gypsum board, ukuran dinding panel beton bisa dipesan sesuai dengan kebutuhan untuk ketebalan 4 - 12 cm dan panjangnya 275 – 300 cm, kualitas dinding beton yang lebih baik dan kuat dibandingkan dengan dinding berbahan bata menjadi salah satu alasan pemilihan beton, pemasangan 1 2 pada bangunan lebih mudah dan waktu yang dibutuhkan relatif lebih cepat dibanding dinding konvesional dari bahan batu bata. Dari beberapa manfaat dinding panel, maka dinding panel tetap lebih memiliki kelebihan dibandingkan dengan dinding konvesional dari bahan batu bata. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat lentur pada dinding panel tersebut. Dinding panel yang akan di buat dengan dimensi panjang 100 cm, tinggi 50 cm, tebal 10 cm dan panjang 100 cm, tinggi 50 cm, tebal 10 cm dengan penambahan batu bata dan tulangan bambu. Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Program Studi Teknik sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammdiyah Surakarta. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang yang diambil dari penelitian dinding panel dengan perkuatan anyaman bambu ini antara lain : 1. Berapakah nilai kuat tekan kubus mortar. 2. Berapakah besar nilai kuat tekan dan kuat lentur dinding panel batu bata dengan perkuatan anyaman bambu. 3. Berapakah besar nilai kuat tekan dan kuat lentur dinding panel batu bata tanpa perkuatan anyaman bambu. C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini antara lain : 1. Menganalisis nilai kuat tekan kubus mortar. 2. Menganalisis nilai kuat tekan dan kuat lentur dinding panel batu bata dengan perkuatan anyaman bambu. 3. Mengetahui nilai kuat tekan dan kuat lentur dinding panel batu bata tanpa perkuatan anyaman bambu. 3 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Dinding panel dapat menjadi alternatif yang efisien dan efektif sebagai pengganti dinding konvesional. 2. Manfaat praktis, untuk mendapatkan nilai kuat tekan dan kuat lentur dinding panel bata merah dengan perkuatan anyaman bambu. 3. Manfaat teoritis, membagi pengetahuan tentang konstruksi dinding panel bata merah sebagai pengganti dinding bata konvensional yang memenuhi syarat. E. Batasan Masalah Dalam penelitian dibatasi oleh masalah berikut : 1. Semen yang di gunakan adalah semen Portland jenis 1 dengan acuan SNI 15–2049-2004 dan menggunakan merk Holcim produksi PT. Holcim Indonesia Tbk. 2. Bata merah yang digunakan adalah bata merah asal Klaten dengan ukuran panjang 23 cm x 11 cm x 5 cm yang sesuai dengan SNI-15-2094-2000. 3. Agregat halus yang di gunakan berupa pasir yang berasal dari Kaliworo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang mengacu pada SNI 03 - 2847 – 2002. 4. Air yang di gunakan adalah air laboratorium Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 5. Faktor air semen yang digunakan adalah 0,50. 6. Perencanaan adukan mortar dengan menggunakan metode cara perencanaan campuran di laboratorium dengan perbandingan berat antara agregat halus dan semen 1:4 . 7. Tulangan bambu dengan dimensi 0,5 cm. 8. Jenis benda uji : a) Kubus mortar untuk pengujian kuat tekan dengan ukuran diameter 5 cm dan tinggi 5 cm sebanyak 5 sampel. 4 b) Dinding panel tanpa perkuatan anyaman bambu untuk pengujian kuat tekan dengan ukuran panjang 100 cm, tinggi 50 cm dan tebal 10 cm sebanyak 5 sampel. c) Dinding panel dengan perkuatan anyaman bambu untuk pengujian kuat tekan dengan ukuran panjang 100 cm, tinggi 50 cm dan tebal 10 cm sebanyak 5 sampel. d) Dinding panel bata merah dengan perkuatan anyaman bambu untuk pengujian kuat tekan dengan ukuran panjang 100 cm, tinggi 50 cm dan tebal 10 cm sebanyak 5 sampel. 9. Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 10. Pengujian di lakukan pada umur 28 hari. F. Keaslian Penelitian Pada penelitian sebelumnya oleh Setia Hartadi (2016) dengan judul “Tinjauan Kuat Tekan dan Kuat Lentur Dinding Panel Dengan Menggunakan Perkuatan Diagonal Tulangan Baja”, disimpulkan dari hasil pengujian diperoleh kuat tekan dinding panel tanpa perkuatan diagonal tulangan baja dengan fas 0,45 rata-rata sebesar 2,094 MPa dan dinding panel dengan perkuatan diagonal tulangan baja dengan fas 0,45 nilai kuat tekan rata-rata sebesar 2,472 MPa. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Barendra Agni Anji Jaya (2013) yang meneliti tinjauan kuat lentur dinding panel menggunakan anyaman bambu dengan styrofoam sebagai pengganti agregat, didapatkan hasil nilai kuat lentur dinding panel lebih tinggi dari kuat lentur pasangan batu bata. Bahwa pada penelitian ini merupakan penelitian berkorelasi dengan penelitian lain yang sedang berjalan. Dari hasil penelitian yang dilakukan sekarang ini diharapkan akan menjawab dan menemukan jawaban dinding panel bata merah sebagai alternatif dinding pada suatu bangunan konstruksi yang lebih efisien dan ekonomis.