Untitled - Open Journal System Maklumatika Fakultas Teknik

advertisement
SUSUNAN DEWAN REDAKSI
PELINDUNG
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Islam Attahiriyah
PENANGGUNG JAWAB
Ketua Program Studi Teknik Informatika
MITRA BESTARI
Dr. Ir. M. Qomarul Huda, M.Kom
Dr. Masnadi, M.Kom
REDAKSI PELAKSANA
Nanang Sadikin, ST, M.Ti (Ketua redaksi)
Arisantoso, ST, M.Kom (Wakil ketua redaksi)
Mochamad Sanwasih, S.Kom, M.Msi (Sekretaris)
Nyai Rokayah, S.Ag, SE (Bendahara)
TATA USAHA
Imam Santoso
Alamat Redaksi :
Jl. Kampung Melayu Kecil III No. 15, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan
Kode pos 12840 , Telp. 021-83706126 / Fax.021-83706126.
Website : http://www.maklumatika.uniat.ac.id
E-Mail : [email protected], [email protected]
Publikasi Ilmiah Informatika atau Jurnal Maklumatika diterbitkan oleh Fakultas Teknik
Universitas Islam Attahiriyah Jakarta. Jurnal maklumatika bertujuan untuk menyalurkan pemahaman
tentang pengetahuan dan kemajuan teknologi informasi yang berupa hasil dari penelitian lapangan,
laboratorium maupun studi pustaka. Jurnal maklumatika ini terbit satu tahun dua kali atau satu kali
tiap semester yaitu bulan Januari dan Juli dengan mempublikasikan tulisan-tulisan ilmiah yang berisi
gagasan, konseptual, kajian kepustakaan dan aplikasi.
Redaksi menerima sumbangan tulisan atau naskah dibidang yang berkaitan dengan teknik
informatika dan belum pernah diterbitkan dalam media cetak lain dari Dosen, Mahasiswa, penelitian
ataupun praktisi. Tulisan atau naskah yang telah masuk akan direview dan disunting untuk
penyeragaman format tulisan, istilah dan tata cara lainnya.
i
DAFTAR ISI
ii
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017
I SSN : 2407-5043
PERANCANGAN WEBSITE EVENT YAYASAN DAARUT TAUHIID
JAKARTA
Achmad Aditya Ashadul Ushud
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur
Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan, 12260
Email: [email protected]
Abstrak
Website adalah gerbang informasi bagi sebuah lembaga, organisasi, maupun perusahaan. Di dalamnya
terdapat informasi lengkap yang dibutuhkan oleh pengguna, pelanggan, atau konsumen dari pemilik website.
Untuk memudahkan pengguna mendapatkan informasi yang dibutuhkan, maka website tersebut harus memenuhi
kriteria, seperti mempunyai tampilan menarik dan tidak membosankan, mudah dalam penggunaan, berisi informasi
lengkap yang dibutuhkan pengguna, selalu update, tidak terdapat error, dan masih banyak lagi kriteria lain. Sebuah
website dituntut untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Sehingga pengguna tidak hanya sekali berkunjung ke
website tersebut, bahkan menjadikan referensi utama dalam mendapatkan informasi. Yayasan Daarut Tauhiid
Jakarta mempunyai jamaah loyal yang telah bertahun-tahun mengikuti kegiatan yang diadakan. Sebagian besar
informasi adalah agenda kegiatan yang diadakan oleh Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta. Untuk itulah diperlukan
website yang dapat memfasilitasi kebutuhan Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta agar dapat dengan mudah
menampilkan agenda kegiatan sekaligus bagi jamaahnya untuk dapat mengetahui agenda kegiatan dengan mudah
melalui tampilan yang menarik dan mudah digunakan. Website tersebut dikenal dengan Website Event. Penelitian
ini bertujuan menganalisa kebutuhan Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta dalam menyampaikan informasi yang
berupa agenda kegiatan dalam sebuah website, dan merancang sebuah event website yang mengakomodir
kebutuhan tersebut.
Kata kunci : website, informasi, event
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak kemunculan internet, penyebaran informasi dapat dengan mudah didapatkan. Cukup
membuka browser dari komputer atau perangkat yang terhubung ke internet, maka semua orang dapat
menemukan informasi yang diinginkannya. Namun informasi yang didapat belum tentu benar atau dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Hal ini karena sumber informasi beragam dan banyak yang
kredibilitasnya meragukan.
Bagi sebuah lembaga, organisasi atau perusahaan, menyediakan informasi tentang dirinya melalui
website adalah sesuatu yang mutlak diperlukan. Selain sebagai sumber penyedia informasi yang valid,
juga sebagai sarana pemasaran yang efektif. Sistem informasi dalam sebuah perusahaan harus selalu
berkembang dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman agar memudahkan
kelancaran bisnis dalam perusahaan (Ajrul Azwar, 2013).
Website sendiri adalah kumpulan dari halaman-halaman yang berisi teks, gambar, suara, video
atau objek lain yang saling terkait, dan dapat diakses melalui internet. Bisa disebut juga sebagai situs.
Ada beberapa jenis website, misalnya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Website Bisnis
Website Berita
Website Personal
Website Pendidikan
Website Komunitas
Website Katalog
Website Profil
Website Penjualan
Website Kegiatan
dan lain-lain
1
Achmad Aditya Ashadul Ushud, Perancangan Website Event …
Website ini dibedakan dalam fungsi dan isinya. Sementara manfaat website diantaranya sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sebagai penyedia informasi yang valid
Sebagai media promosi
Dapat meningkatkan brand dari suatu lembaga, organisasi, atau perusahaan
Memudahkan pengguna atau konsumen mendapatkan informasi yang dibutuhkan
Sarana menjual produk
Sarana untuk belajar
Menampilkan informasi agenda kegiatan
Dari sisi isinya, website disebut statis apabila isinya tetap atau jarang berubah, dan alur informasi
hanya searah, yaitu dari pemilik website. Sedangkan website dinamis apabila isinya selalu berubah, dan
interaktif dua arah antara pemilik dan pengguna website (Anggiani Septima Riyadi, dkk, 2012)
Daarut Tauhiid Jakarta adalah sebuah lembaga dakwah dan sosial yang didirikan oleh KH.
Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dan merupakan cabang dari Daarut Tauhiid Bandung, dalam bentuk
sebuah yayasan. Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta telah memiliki ribuan jamaah yang loyal, yang sering
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan. Maka keberadaan website Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta
menjadi komponen vital untuk menyebarluaskan informasi kegiatan maupun program-programnya.
Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta memang mempunyai banyak agenda kegiatan dalam bidang dakwah
dan sosial. Bisa dikatakan setiap hari selalu ada kegiatan yang dilakukan.
Untuk itulah dibutuhkan website yang mampu memfasilitasi informasi berupa agenda kegiatan
sehingga jamaah dapat dengan mudah mendapatkan informasi kegiatan yang diadakan oleh Yayasan
Daarut Tauhiid Jakarta. Website ini mempunyai fungsi utama yaitu menampilkan informasi agenda
kegiatan. Website seperti ini dikenal dengan website event. Penelitian ini dibuat untuk menganalisa
kebutuhan Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta dalam menyampaikan informasi agenda kegiatan tersebut
dengan cara yang mudah sekaligus memudahkan juga jamaah dalam melihat atau mencari informasi
agenda kegiatan yang dibutuhkan, melalui perancangan event website.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian Perancangan Event Website Yayasan Daarut Tauhiid
Jakarta sebagai berikut :
1. Bagaimana menampilkan informasi kegiatan di dalam sebuah website dengan tampilan yang
ringkas dan jelas.
2. Sistem apa yang digunakan untuk membuat website event yang familiar dan mudah digunakan.
3. Bagaimana alur penyampaian informasi oleh pengguna secara efektif.
2. METODOLOGI
Penelitian menggunakan metode dengan merancang dan mendesain program berdasarkan analisis
sistem yang diusulkan sesuai dengan masalah yang ada di lapangan dan sesuai dengan kebutuhan untuk
diimplementasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem berorientasi obyek. Di mana obyek dan
prosedur yang menjadi pengamatan adalah pengguna sistem, yaitu karyawan Yayasan Daarut Tauhiid
Jakarta dan jamaah atau pengguna akhir. Sistem sendiri adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005). Tools yang digunakan adalah use
case diagram.
2.1. Open Source
Open source adalah aplikasi atau perangkat lunak yang membuka atau membebaskan source
codenya untuk dibaca, diubah, atau dikembangkan oleh siapa saja secara cuma-cuma. Bahkan bila ada
kelemahan atau kekurangan, bisa diperbaiki atau ditambahkan oleh siapa saja. Perihal kebebasan yang
dimaksud dalam pengertian tersebut ialah bebas untuk menjalankan program, bebas untuk
mempelajari bagaimana program dari perangkat lunak bebas itu bekerja, bebas untuk menyebarluaskan
2
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 1 – 10
kembali, bebas untuk meningkatkan kenerja program, dan bebas meyebarkannya ke khalayak umum
(Murya Arief Basuki, 2009).
Keunggulan dari open source adalah dapat diperoleh secara cuma-cuma atau gratis.
Penggunaannya pun tidak memiliki batasan tertentu. Contoh perangkat lunak paling populer di seluruh
dunia adalah Linux.
Dalam aplikasi pembuatan website, terdapat banyak pilihan open source, baik dari perangkat lunak
server, pemrograman web, sampai database. Contohnya ada Apache Web Server sebagai perangkat
lunak server, PHP sebagai pemrograman web yang open source, dan MySQL sebagai open source
database.
2.2. Content Management System (CMS)
CMS adalah sistem yang digunakan untuk mengelola, proses pembuatan website beserta konten di
dalamnya, yang dapat digunakan secara bersama. Beberapa contoh CMS yang populer adalah Joomla,
WordPress, Mambo, Drupal, dan lain-lain. Masing-masing CMS mempunyai kelebihan dan
kekurangan, dan untuk memilih CMS tersebut harus disesuaikan dengan fungsi dan tujuan yang
diinginkan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Perancangan Use Case Diagram
Perancangan sistem atau perangkat lunak ini dengan menggunakan bantuan Use Case Diagram
sebagai bagian dari Unified Modeling language (UML) tidak mengabaikan tahapan-tahapan setelahnya
(Adi Nugroho, 2010) seperti implementasi dan pengujian dalam penggunaan website Daarut Tauhiid
Jakarta dibagi menjadi beberapa group pengguna, dengan masing-masing group memiliki perbedaan
peran dan hak akses. Berikut group yang diusulkan terdapat di website Daarut Tauhiid Jakarta:
1. Administrator.
Grup ini mempunyai hak penuh dalam mengedit semua konten, maupun tampilan dan sistem
website itu sendiri.
2. Subscriber
Subscriber hanya bisa membaca, mengomentari post atau update profil dirinya sendiri.
3. Contributor
Contributor hanya bisa menulis artikel namun tidak bisa mempublikasinya. Tulisan harus
direview dulu oleh Editor atau Administrator.
4. Author
Author hanya bisa mengedit dan mengelola artikel yang ditulisnya sendiri.
5. Editor
Editor bisa memposting Post dan Page serta bisa mengedit Posting dari penulis lain.
Bila dibuat ke dalam use case diagram, untuk menggambarkan alur informasi dari masing-masing
peran grup pengguna, maka digambarkan seperti gambar di bawah ini.
3
Achmad Aditya Ashadul Ushud, Perancangan Website Event …
1) Menulis agenda kegiatan menjadi artikel
Agenda Kegiatan
Contributor/Author
Administrator
2) Memeriksa artikel
4) Memelihara artikel
3) Menerbitkan artikel
Artikel
5) Membaca artikel
Editor
Jamaah
Gambar 1. Use case diagram pemuatan informasi di website Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta
Dari gambar 1, informasi mengenai agenda kegiatan pada awalnya diterima oleh Contributor atau
Author untuk kemudian ditulis di website menjadi artikel dengan status pending review. Setelah itu
Editor akan memeriksa artikel tersebut, baik validitas maupun dari sisi penulisan. Bila ada kesalahan
Editor akan memperbaiki atau meminta Contributor dan Author memperbaiki artikel tersebut. Bila
artikel sudah valid, Editor akan mengubah status artikel tersebut menjadi publish. Sehingga artikel
tersebut menjadi tayang di halaman website. Proses selanjutnya Administrator akan memelihara artikel,
dalam arti menurunkan artikel yang sudah lawas, menggantinya dengan artikel baru, dan Administrator
pun berhak mengubah artikel baik judul, isinya maupun menghapusnya. Artikel sudah dapat dilihat oleh
pengguna akhir, dalam hal ini adalah jamaah Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta.
3.2. Merancang Tampilan Website
Rancangan tampilan halaman depan terdapat banner untuk agenda kegiatan khusus dan dalam
bentuk daftar agenda kegiatan di sisi kiri atau kanan website. Berikut rancangan tampilan website secara
keseluruhan di halaman depan.
Banner
Home
Program
Agenda
Berita
Profil
Kontak
Slideshow Agenda Kegiatan khusus
Berita 1
Berita 2
Berita 3
Berita 4
Berita 5
Berita 6
Kalendar Kegiatan
Footer
Gambar 2. Rancangan tampilan halaman depan website
4
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 1 – 10
Jurnal Maklumatika
Kebanyakan informasi Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta adalah mengenai agenda kegiatan yang
setiap hari selalu ada kegiatan yang dilakukan. Untuk itulah dalam merancang tampilan website Yayasan
Daarut Tauhiid Jakarta, perlu diperhatikan tampilan agenda kegiatan menjadi lebih dominan atau lebih
menonjol dibanding artikel lain. Inilah yang mencadi ciri dari website event, sebagian besar isinya adalah
informasi agenda kegiatan. Perancangan agenda kegiatan dalam bentuk kalender menjadi pilihan
terbaik, dimana pengunjung dapat dengan mudah menemukan informasi mengenai agenda kegiatan
Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta.
Sun
Mon
Tue
Wed
Thu
Fri
Sat
1
2
3
4
5
6
7
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
8
9
10
11
12
13
14
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
15
16
17
18
19
20
21
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
22
23
24
25
26
27
28
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
Informasi
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
29
30
31
Informasi
Informasi
Informasi
kegiatan
kegiatan
kegiatan
Gambar 3. Rancangan tampilan Kalendar Kegiatan
3.3. Hasil Perancangan
Perancangan perangkat lunak dalam pembuatan event website Daarut Tauhiid Jakarta
menggunakan CMS. Aplikasi yang digunakan adalah WordPress yang dikenal tangguh dalam
membangun website. Selain itu antar muka WordPress yang lebih sederhana, sehingga mudah
digunakan.
Langkah-langkah penting dalam perancangan perangkat lunak, sebagai berikut :
1. Mengunduh aplikasi WordPress di wordpress.org. Lalu memasangnya di hosting dtjakarta.or.id.
Atau langsung menginstal WordPress melalui control panel dari hosting dtjakarta.or.id.
5
Achmad Aditya Ashadul Ushud, Perancangan Website Event …
Gambar 4. Memasang WordPress dari hosting dtjakarta.or.id
2. Setelah WordPress terpasang, maka dipilih themes yang tepat untuk memenuhi tampilan layar
yang dirancang. Pilihan themes bisa dicari melalui WordPress yang telah dipasang maupun dari
web pihak ketiga.
Gambar 5. Memilih themes yang sesuai dengan rancangan layar
3. Setelah themes terpasang, diatur layout menyesuaikan rancangan layar, selain itu dibuat pula
banner untuk halaman depan website.
6
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 1 – 10
Gambar 6. Menyesuaikan themes dengan layout rancangan layar
4. Selanjutnya memasang plugins yang mendukung website. Seperti plugin untuk menampilkan
slideshow, plugin untuk menampilkan kalender kegiatan, plugin untuk menampilkan social
media.
Gambar 7. Memasang plugins yang dibutuhkan
7
Achmad Aditya Ashadul Ushud, Perancangan Website Event …
Gambar 8. Tampilan kalendar agenda kegiatan
5. Selanjutnya adalah membuat user group yang dibutuhkan untuk penambahan konten di website.
Gambar 9. Membuat user
Penelitian ini telah menghasilkan sebuah perangkat lunak berupa website event yang bisa diakses
di www.dtjakarta.or.id.
3.4. Pengujian
Pengujian perangkat lunak ini dilakukan menggunakan data uji dari pengelola website.
8
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 1 – 10
1. Pengujian Login
Berikut tabel pengujian login pengelola, yaitu contributor, subscriber, editor dan administrator.
Tabel 1. Pengujian login contributor
Data Masukan
Kejadian yang
Pengamatan
Kesimpulan
diharapkan
Masuk ke halaman
Berhasil masuk ke
[x] Diterima
Username &
contributor
dengan
hak
halaman
contributor
[ ] Ditolak
Password
akses
contributor
dengan
hak
akses
Contributor
contributor
Data Masukan
Username &
Password Author
Data Masukan
Username &
Password Editor
Data Masukan
Username &
Password
Administrator
Data Masukan
Username &
Password Tak
terdaftar
Tabel 2. Pengujian login author
Kejadian yang
Pengamatan
diharapkan
Masuk ke halaman
Berhasil masuk ke
author dengan hak
halaman author dengan
akses author
hak akses author
Tabel 3. Pengujian login editor
Kejadian yang
Pengamatan
diharapkan
Masuk ke halaman
Berhasil masuk ke
editor dengan hak
halaman editor dengan
akses editor
hak akses editor
Tabel 4. Pengujian login administrator
Kejadian yang
Pengamatan
diharapkan
Masuk ke halaman
Berhasil masuk ke
administrator dengan
halaman administrator
hak akses
dengan hak akses
administrator
administrator
Tabel 5. Pengujian login salah
Kejadian yang
Pengamatan
diharapkan
Tidak dapat masuk dan Tidak dapat masuk dan
muncul peringatan
muncul peringatan
kesalahan
kesalahan
Kesimpulan
[x] Diterima
[ ] Ditolak
Kesimpulan
[x] Diterima
[ ] Ditolak
Kesimpulan
[x] Diterima
[ ] Ditolak
Kesimpulan
[x] Diterima
[ ] Ditolak
4. KESIMPULAN
Setelah dilakukan perancangan, pembuatan, pengujian dan analisa maka penelitian ini menyimpulkan
beberapan hal terkait dengan rumusan masalah perancangan website event Yayasan Daarut Tauhiid
Jakarta sebagai berikut :
1. Untuk memudahkan informasi mengenai agenda kegiatan Daarut Tauhiid Jakarta, dibuatlah
tampilan dalam bentuk kalendar. Setiap kegiatan khusus dibuatkan banner di bagian paling atas
website, sehingga lebih menarik untuk dilihat.
2. Pembuatan website event ini menggunakan CMS, yaitu WordPress yang sudah familiar dan
mudah digunakan. Selain itu WordPress merupakan opensource yang bisa dipakai secara cumacuma.
3. Alur penyampaian informasi menggunakan user group yang telah tersedia pada WordPress,
sehingga dapat langsung digunakan.
9
Achmad Aditya Ashadul Ushud, Perancangan Website Event …
DAFTAR PUSTAKA
Adi Nugroho. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USPD. Andi.
Yogyakarta.
Ajrul Azwar. 2013. Perancangan Website Sistem Informasi Pemasaran dan Penjualan Berbasis ECommercepada S28. Jurnal Ilmiah STMIK U’Budiyah Vol.2, No.1, Maret 2013.
Anggiani Septima Riyadi, Eko Retnandi, Asep Deddy. 2012. Perancangan Sistem Informasi Berbasis
Website Subsistem Guru Di Sekolah Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango. Jurnal
Algoritma STT Garut. Vol. 09, No. 40, 2012.
Jogiyanto, H. M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Infbrmasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik
Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Murya Arief Basuki. 2009. Analisa Website Universitas Muria Kudus, Jurnal Sains. Vol.2, No.2,
Desember 2009.
10
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017
I SSN : 2407-5043
PENENTUAN CEPAT STATUS KELULUSAN MATAKULIAH
MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN
SELF ORGANIZING MAPS (SOM) KOHONEN
Alusyanti Primawati
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan MIPA, Universitas Indraprasta PGRI
Jl. Raya Tengah No.80, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760
Email: [email protected]
Abstrak
Nilai matakuliah setiap mahasiswa pada hakikatnya merupakan data yang beragam. Nilai kelulusan dari setiap
matakuliah berdasarkan 3 elemen yaitu nilai Ujian Tengah Semester (UTS), nilai Tugas (TGS), dan nilai Ujian Akhir
Semester (UAS). Ketiga elemen nilai yaitu nilai UTS, TGS, dan UAS diharapkan dapat diolah untuk menentukan
secara cepat jumlah mahasiswa yang Lulus dan Tidak Lulus matakuliah tanpa dilakukan penghitungan nilai akhir.
Pengolahan cepat ini dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu algoritma dari Jaringan Syaraf Tiruan yaitu
Kohonen/ Self Orginizing Maps (SOM). Jaringan Sayaraf Tiruan metode Self Organizing Map (SOM) atau Kohonen
merupakan salah satu metode yang pembelajaran data beragam yang tak terawasi untuk dikelompokan kedalam
Cluster tertentu. Hasil yang diperoleh adalah clustering/ pengelompokan mahasiswa yang Lulus dan Tidak Lulus
sama seperti perhitungan kalkulasi nilai pada umumnya.
Kata Kunci : Jaringan Syaraf Tiruan, Kohonen, Self Organizing Maps, Clustering, Penentuan Status Kelulusan.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu informasi penting dalam kegiatan akademik sebuah perguruan tinggi adalah informasi
kelulusan matakuliah setiap mahasiswa dalam setiap semester. Dalam hal ini, setiap perguruan tinggi
memiliki rumus pengolahan data khusus untuk menentukan nilai akhir dari mahasiswa. Pengolahan data
dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi khusus akademik. Hal tersebut merupakan hal yang biasa
dilakukan oleh setiap perguruan tinggi. Data nilai matakuliah setiap mahasiswa merupakan kumpulan data
yang cukup besar sehingga dimungkinkan data tersebut dapat dimanfaatkan dalam proses pengambilan
keputusan. Oleh sebab itu banyak sekali kajian tentang pemanfaatan data nilai matakuliah sebagai data
mining dengan berbagai metode untuk menentukan mahasiswa terbaik, dan lainnya.
Nilai matakuliah setiap mahasiswa pada hakikatnya merupakan data yang beragam. Nilai kelulusan
dari setiap matakuliah berdasarkan 3 elemen yaitu nilai Ujian Tengah Semester (UTS), nilai Tugas (TGS),
dan nilai Ujian Akhir Semester (UAS). Data nilai ketiga elemen tersebut merupakan hasil dari mahasiswa
maka dapat dikatakan data yang masuk tanpa terawasi karena data yang masuk merupakan data tidak
senagaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Kelulusan matakuliah dapat dibagi menjadi 2 cluster
yaitu Lulus dan Tidak Lulus. Kelulusan mahasiswa biasanya diperoleh jika ketiga elemen tersebut sudah
diproses sesuai perhitungan penentuan nilai akhir.
Jaringan Syaraf Tiruan metode Self Organizing Map (SOM) atau Kohonen merupakan salah satu
metode yang pembelajaran data beragam yang tak terawasi untuk dikelompokan kedalam Cluster tertentu
(Lestari 2014). SOM dapat digunakan untuk menganalisis clustering dari data yang beragam. Data nilai
matakuliah mahasiswa akan dilakukan pembelajaran dengan menggunakan SOM sehingga diperoleh
dengan cepat data mahasiswa yang masuk cluster Lulus dan Tidak Lulus.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam kajian penelitian ini yaitu :
11
Alusyanti Primawati, Penentuan Cepat Status Kelulusan…
1. Apakah dari 3 elemen nilai yaitu nilai UTS, TGS, dan UAS dapat diolah dengan menggunakan
Jaringan Syaraf Tiruan metode SOM untuk menentukan secara cepat jumlah mahasiswa yang
LULUS dan TIDAK LULUS matakuliah tanpa dilakukan penghitungan nilai akhir?
2. Apakah Pelatihan SOM melalui kajian ini dapat mengolah data nilai yang beragam untuk
dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan dengan cepat mahasiswa yang lulus matakuliah.
3. Berapakah Presentasi akurasi atau ketepatan hasil metode SOM dengan kalkulasi nilai pada
umumnya?
2. METODOLOGI
Metode yang digunakan adalah metode algoritma pembelajaran Jaringan Syarat Tiruan Self
Organizing Maps (SOM) / Kohonen. Data dilatih kemudian diuji dengan menggunakan bobot akhir dari
hasil pelatihan SOM. Data primer yang digunakan adalah data nilai matakuliah X pada Perguruan Tinggi
X. Kelulusan mahasiswa jika mahasiswa memiliki rata-rata diatas 50, jika dibawah rata- rata 50 maka
dianggap Tidak Lulus. Jaringan Syaraf Tiruan SOM-Kohonen dapat mengatasi kondisi dimana munculnya
suatu neuron selalu menang dalam kompetisi (Rianza dan Wibowo, 2011). Hal ini biasa terjadi dalam
pengelompokan nilai matakuliah setiap mahasiswa yang terdiri dari elemen beragam sehingga
dimungkinkan ada salah satu data inputan yang selalu menang.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Pustaka
3.1.1. Jaringan Syaraf Tiruan
Jaringan Syarat Tiruan/ JST merupakan ilmu yang mempelajari metode komputasi yang meniru
jaringan syaraft biologis untuk digunakan dalam pengambilan keputusan seperti pengenalan pola atau
klasifikasi dengan metode pembelajaran (Yani, 2005).
Menurut Hernawan (2011), JST merupakan generalisasi model sistematis dari pengenalas syaraf
biologis sehingga membentuk sistem pemrosesan informasi yang memiliki karakteristik unjuk kerja
tertentu seperti jaringan syaraf biologi. Kemampuan generalisasi dalam JST untuk menghasilkan respon
yang bias diterima terhadap pola-pola input yang serupa tidak identic dengan pola-pola sebelumnya yang
telah dipelajari sehingga jika ada pola yang belum pernah dipelajari, JST tetap akan menanggapi dengan
baik dan memberikan keluaran yang paling mendekati (Puspatiningrum, 2006).
Menurut Puspitaningrum (2006), Pembelajaran atau pelatihan JST dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1. Supervisied Learning (Pembelajaran Terawasi). Contoh: Algoritma Hebbian, Perceptron,
Adaline, Hopfield, Backpropagation, dan lain-lain.
2. Unsupervised Learning (Pembelajaran Tidak Terawasi. Contoh: Algoritma Kohonen / SOM,
Learning Vector Quantization (LVQ), dan lain-lain.
3. Hybrid Learning (Pembelajaran Hibrida). Contoh: Algoritma RBF.
3.1.2. Self Organizing Map (SOM) / Kohonen
Menurut Hernawan (2011) dikemukakan bahwa jaringan syaraf tiruan Kohonen atau dengan nama
lain Self Organizing Maps (SOM) merupakan suatu cara pemetaan pola suatu ciri dengan pengaturan yang
dilakukan secara otomatis.
12
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 11 – 18
Gambar 1. Arsitektur Jaringan SOM (Hernawan, 2011)
Jaringan Kohonen atau SOM memiliki lapisan neuron yang akan menyusun dirinya sendiri
berdasarkan input nilai tertentu dalam suatu kelompok yang dikenal dengan istilah cluster, dan dalam
proses penyusunan diri, maka cluster yang memiliki vector bobot paling cocok dengan pola input
(memiliki jarak paling dekat) akan terpilih sebagi pemenang (Lestari, 2014). Algoritma Competitive
Network (Jong, 2005) dan Lestari, 2014):
1. Inisialisasi neuron input x1, x2, x3, … xi.
2. Inisialisasi neuron output sebanyak y1, y2,y3, … yj.
3. Menentukan bobot antara neuron input dan neuron output dengan nilai antara xmin dan x max.
4. Mengulangi langkah 5 sampai 8 hingga tidak ada perubahan bobot atau iterasi/epochs telah
maksimal sehingga output-nya telah konvergen.
5. Pemilihan salah satu input dari vector input yang ada.
6. Penghitungan jarak antar input data terhadap bobot dengan masing-masingneuron input dengan
rumus
2
Persamaan (1) …… 𝐷𝑖 = ∑𝑛𝑖=1(π‘Šπ‘–π‘— − 𝑋𝑖 )
Dari seluruh bobot ( Di) dicari yang paling kecil. Index dari bobot ( Di ) yang paling mirip disebut
winning neuron.
7. Untuk setiap bobot wij diperbaharui bobot koneksinya dengan menggunakan rumus yang dapat
dilihat pada
Persamaan (2) ……. π‘Šπ‘–π‘— π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘’ = π‘Šπ‘–π‘— π‘™π‘Žπ‘šπ‘Ž + 𝛼 (𝑋𝑖 − π‘Šπ‘–π‘— π‘™π‘Žπ‘šπ‘Ž )
8. Meng-update bobot bias:
9. Simpan bobot yang telah konvergen.
3.1.2. Hasil
1. Cluster Kelulusan dan Bobot
Hasil pembelajaran JST SOM adalah dikelompokkannya data menjadi 2 cluster yaitu W1 sebagai
bobot persamaan Cluster Lulus dan W2 sebagai bobot persamaan Cluster Tidak Lulus.
13
Alusyanti Primawati, Penentuan Cepat Status Kelulusan…
Tabel 1. Clustering Pada Penelitian
W1
Lulus
W2
Tidak Lulus
60 50
Diketahui inisialisasi bobot awal dalam matrik 2x3 yaitu [60 50]
60 50
Tabel 2. Penjelasan Inisialisasi Bobot Awal Dalam Matriks 2x3
W1
60
60
60
x1
x2
x3
W2
50
50
50
Laju Pemahaman awal yang digunakan adalah 0.50, epho maksimal yang digunakan
adaah sebanyak 4x. Setiap berganti epho maka Laju Pemahaman akan berubah dengan
rumus persamaan (3).
Persamaan (3)………..π›Όπ‘π‘Žπ‘Ÿπ‘’ = π›Όπ‘™π‘Žπ‘šπ‘Ž π‘₯ 0.5.
2. Sample Data Nilai
Sample data nilai yang akan dilatih dengan menggunakan SOM dituliskan pada tabel 3.
Tabel 3. Sample Data Nilai yang Akan Dilatih
Nama
Diana
Ferdy
Sinta
Tony
X1
uas
76
67
80
30
X2
uts
65
67
78
35
X3
tugas
80
60
86
25
3. Pelatihan
a. Epho 1
Laju Pemahaman () awal yang digunakan bernilai 0.50.
Tabel 4. Hasil Clustering Epho ke 1
Data
Ke
1
2
3
4
14
W1
W2
681
121.25
772.8125
5787.453
1801
678
2980
1250
Jarak
Terkecil
w1
w1
w1
w2
Cluster
Lulus
Lulus
Lulus
Tidak Lulus
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 11 – 18
Tabel 5. Bobot Terbaru dari Data ke-4 pada Epho ke-1
Bobot w
1
73.75
71.375
75.5
X
1
2
3
2
40
42.5
37.5
b. Epho 2
Laju Pemahaman () yang digunakan bernilai 0.5 x  epho 1 = 0.5 x 0.5 = 0.25.
Tabel 6. Hasil Clustering Epho ke-2
Data
Ke
1
2
3
4
W1
65.95313
337.5986
319.0399
5872.722
W2
3608.5
1835.5
5212.5
312.5
Jarak
Terkecil
w1
w1
w1
w2
Cluster
Lulus
Lulus
Lulus
Tidak Lulus
Tabel 7. Bobot terbaru dari data ke-4 pada epho ke-2
Bobot W
X
1
2
3
1
74.36328
71.31445
75.85156
2
37.5
40.625
34.375
c. Epho 3
Laju Pemahaman () yang digunakan bernilai 0.5 x  epho 1 = 0.5 x 0.25 = 0.125.
Tabel 8. Hasil Clustering Epho ke-3
Data
Ke
1
2
3
4
W1
59.7607
337.6801
239.6678
5853.341
W2
4158.031
2222.531
5868.281
175.7813
Jarak
Terkecil
w1
w1
w1
w2
Cluster
Lulus
Lulus
Lulus
Tidak Lulus
Tabel 9. Bobot terbaru data ke-4 pada epho ke-2
X
1
2
3
Bobot W
1
2
74.41915
36.5625
71.07394
39.92188
75.78337
33.20313
15
Alusyanti Primawati, Penentuan Cepat Status Kelulusan…
d. Epho 4
Laju Pemahaman () yang digunakan bernilai 0.5 x  epho 1 = 0.5 x 0.125 = 0.0625.
Tabel 10. Hasil Clustering Epho ke-4
Data
Ke
1
2
3
4
w1
57.17179
327.671
212.2597
5837.833
w2
4374.176
2377.739
6124.27
134.5825
Jarak
Terkecil
w1
w1
w1
w2
Cluster
Lulus
Lulus
Lulus
Tidak Lulus
Tabel 11. Bobot terbaru dari data ke-4 pada epho ke-4
Bobot w
X
1
2
3
1
74.42008
70.93446
75.72873
2
36.15234
39.61426
32.69043
e. Epho 5
Laju Pemahaman () yang digunakan bernilai 0.5 x  epho 1 = 0.5 x 0.125 = 0.03125.
Tabel 12. Hasil Clustering Epho ke-5
Data ke
1
2
3
4
w1
55.95772
306.8063
210.4476
5784.842
w2
4470.467
2447.369
6237.992
118.2854
Jarak
Terkecil
w1
w1
w1
w2
Cluster
Lulus
Lulus
Lulus
Tidak Lulus
Tabel 13. Bobot terbaru dari data ke-4 pada epho ke-5.
Bobot W
X
1
2
3
1
74.41615
70.86211
75.2589
2
35.96008
39.47006
32.4501
4. Pengujian
Berdasarkan hasil pelatihan epho terakhir yaitu epho ke-5 maka didapatkan Bobot Akhir untuk
dijadikan Bobot pada tahap pengujian.
16
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 11 – 18
Tabel 14. Bobot Akhir Pelatihan
W1X1
74.41615
W1
W1X2
70.86211
W1X3
75.2589
W2X1
35.96008
W2
W2X2
39.47006
W2X3
32.4501
Diketahui tabel adalah Data Nilai Mahasiswa untuk matakuliah X yang akan diuji untuk
memutuskan mahasiswa tersebut Lulus atau Tidak Lulus.
Hasil pengujian dengan menggunakan bobot akhir pelatihan digambarkan pada tabel 15 dengan
menggunakan 15 data sample untuk diuji. A Nilai Uas sebagai x1, Uts sebagai x3, dan TUGAS
sebagai x3.
Tabel 15. Hasil Pengujian Data Sample Menggunakan SOM
Nama
Ke- UAS UTS TUGAS
1
67
78
70
2
80
76
70
3
56
86
77
4
79
78
88
5
57
55
70
6
45
69
50
7
90
78
84
8
60
70
65
9
98
87
80
10
77
59
70
11
80
66
65
12
80
65
78
13
50
45
59
14
70
60
80
15
68
72
78
Clustering
SOM
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Tidak Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Tidak Lulus
Lulus
Lulus
Kalkulasi
Umum
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Tidak Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Tidak Lulus
Lulus
Lulus
Ketepatan
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Kalkulasi umum menggunakan rumus rata-rata dari ketiga elemen dan jika hasil lebih dari 60
maka dinyatakan lulus.
3.1.3. Pembahasan
Pelatihan dilakukan sebanyak 5x pada data sample sehingga diperoleh bobot akhir. Selajutnya
pengujian tidak menggunakan bobot awal pada saat pelatihan data sample melainkan menggunakan bobot
baru dari hasil epho terakhir pada data terakhir. Data sample kedua dilakukan pengujian untuk
menentukan clustering mahasiswa yang lulus matakuliah. Terlihat hasi clustering dengan SOM sama
dengan hasil kalkulasi. Pada data ke 6 dan 13 keduanya dinyatakan tidak lulus baik menggunakan SOM
atau kalkulasi umum. Hal ini tentu saja akan berbeda hasilnya jika kalkulasi umum yang digunakan
berbeda. Karena penentuan bobot awal pelatihan berdasarkan syarat utama pada kalkulasi umum.
17
Alusyanti Primawati, Penentuan Cepat Status Kelulusan…
4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan yaitu :
1. Ketiga elemen nilai yaitu nilai UTS, TGS, dan UAS dapat diolah dengan menggunakan Jaringan
Syaraf Tiruan metode SOM untuk menentukan secara cepat jumlah mahasiswa yang LULUS dan
TIDAK LULUS matakuliah tanpa dilakukan penghitungan nilai akhir. Akan tetapi inisialisasi bobot
awal haruslah tepat yaitu disesuaikan dengan kondisi default seperti mahasiswa dinyatakan lulus jika
rata-rata nilai lebih dari 60.
2. Pelatihan SOM melalui kajian ini dapat mengolah data nilai yang beragam untuk dimanfaatkan dalam
pengambilan keputusan dengan cepat mahasiswa yang lulus matakuliah.
3. Presentasi akurasi atau ketepatan hasil metode SOM dengan kalkulasi nilai pada umumnya adalah
100%. Kemiripan ini dapat dikatakan bahwa metode SOM cukup efektif mengolah data beragam
untuk dikelompokkan menjadi beberapa kelas. Pengelompokan ini dilakukan berdasarakan kemiripan
data yang hanya dapat diketahui dengan algoritma pengenalan pola pada SOM.
DAFTAR PUSTAKA
Hernawan, M., Sudjadi, S., & Warsito, A. 2011. Simulasi Kompresi Citra dengan Neural Network
menggunakan Metode Self-Organizing Map. Disertasi, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik.
Lestari, Wiji. 2014. Sistem Clustering Kecerdasan Majemuk Mahasiswa Menggunakan Algoritma Self
Organizing Maps (SOM). Jurnal Saintech Politeknik Indonusa Surakata ISSN 2355-5009 Vol. 1,
No.1, Juni 2014.
Puspitaningrum, Diyah. 2006. Pengantar Jaringan Syaraf Tiruan. Yogyakarta: Andi.
Rianza, A. J., & Wibowo, A. T. 2011. Implementasi Dan Analisis Jaringan Saraf Tiruan Som Kohonen
Dalam Otomasi Pembuatan Tablature Gitar. Universitas Telkom.
Yani,
Eli.
2005-juni-17.
Pengantar
Jaringan
http://trirezqiariantoro.files.wordpress.com.
18
Syaraf
Tiruan.
[Online].
Available:
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017
ISSN : 2407-5043
RANCANG BANGUN KEAMANAN JARINGAN WIRELESS PADA STIPER
SRIWIGAMA PALEMBANG DENGAN RADIUS SERVER
Rahmat Novrianda
Universitas Bina Darma, Jln.Jenderal Ahmad Yani No.02 Palembang
Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Vokasi, Palembang
E-mail : [email protected]
Abstrak
Jaringan komputer pada STIPER Sriwigama Palembang hanya memanfaatkan jaringan wireless dengan
menempatkan Access Point (AP) pada beberapa titik di lingkungan STIPER Sriwigama Palembang. Untuk saat
ini, jaringan wireless pada STIPER Sriwigama Palembang tidak memiliki authentication user atau login untuk
user yang diperbolehkan mengakses jaringan wireless pada lingkungan STIPER Sriwigama Palembang. Hal ini
menyebabkan semua orang yang berada di lingkungan STIPER Sriwigama Palembang dapat mengakses
jaringan wireless-nya, sehingga saat dosen, staf maupun mahasiswa STIPER Sriwigama Palembang merasakan
kecepatan jaringan wireless yang lambat dan tidak jarang pula mereka tidak mendapatkan jalur akses jaringan
wireless dikarenakan oleh user yang sudah sangat ramai. Oleh karena permalahan ini, pada penelitian saat ini
akan dirancang bangun radius server dengan memanfaatkan Mikrotik Router Board sebagai media
authentication user. Dengan adanya authentication user, maka login user untuk dapat mengakses jaringan
wireless pada STIPER Sriwigama Palembang hanya akan dimiliki oleh dosen, staf ataupun mahasiswa STIPER
Sriwigama Palembang saja dan masyarakat umum tidak akan bisa terkoneksi ke jaringan wireless STIPER
Sriwigama Palembang lagi.
Kata Kunci : Jaringan wireless, Access Point (AP), Authentication, Radius Server, Mikrotik Router Board
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
STIPER Sriwigama Palembang merupakan salah satu perguruan tinggi ilmu pertanian dan
kehutanan yang berada di Kota Palembang. Pada saat ini jaringan komputer yang terkoneksi internet
sangat dibutuhkan apalagi untuk perguruan tinggi, baik dosen, staf maupun mahasiswa sangat
membutuhkan jaringan internet untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan juga untuk memperlancar
proses perkuliahan yang berlangsung. Pada STIPER Sriwigama Palembang, jaringan komputer yang
terkoneksi internet disebarkan ke seluruh lingkungan STIPER Sriwigama Palembang memanfaatkan
jaringan wireless dengan menempatkan Access Point (AP) di beberapa titik setiap sudut kampus
STIPER Sriwigama Palembang. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah kecepatan internet yang
dirasa lambat oleh dosen, staf dan mahasiswa STIPER Sriwigama Palembang dan juga terkadang over
limit untuk user yang mengakses jaringan wireless pada lingkungan STIPER Sriwigama Palembang.
Hal ini disebabkan karena jaringan wireless pada STIPER Sriwigama Palembang tidak memiliki
authentication user sehingga semua masyarakat di sekitar kampus tidak hanya dosen, staf ataupun
mahasiswa dapat dengan seenaknya menggunakan jaringan wireless.
Jaringan komputer (computer network) adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer
autonomous. Dalam bahasa yang populer dapat dijelaskan bahwa jaringan komputer adalah kumpulan
beberapa komputer (dan perangkat lain seperti, router, switch, dan sebagainya) yang saling terhubung
satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media
tanpa kabel, (Iwan Sofana, 2013). Jaringan komputer dibangun untuk membawa informasi secara
tepat tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (transmitter) maupun sisi penerima (receiver) melalui
media komunikasi. Kendala-kendala yang muncul adalah pada media komunikasi misalnya masih
mahalnya fasilitas komunikasi yang tersedia dan bagaimana pemanfaatan jaringan komunikasi lebih
efektif dan efisien, serta masih terdapatnya berbagai macam gangguan saat data ditransmisikan.
(Anjik Sukmaji & Rianto, 2008).
Pada tahun 1997, sebuah lembaga indpenden bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN
pertama yang diberi kode 802.11. Standar 802.11 mengatur system DSSS yang hanya beroperasi pada
1 Mbps, 2 Mbps, dan 11 Mbps, maka WLAN masih dapat di kategorikan sebagai suatu system yang
19
Rahmat Novrianda, Rancang Bangun Keamanan Jaringan…
cocok dengan 802.11 (Abas A. Pangeran, 2008). Menurut (Gunaidi Dwi Hantoro, 2009)
menyebutkan, menurut standar yang di ajukan oleh Institute Of Electrical and Electronics Engineers
(IEEE) untuk WLAN, ada dua tipe konfigurasi untuk jaringan ini adalah Tipe Ad Hoc dan Tipe
Infrastruktur.
Pada penelitian ini akan dirancang bangun radius server memanfaatkan Mikrotik Router Board
yang dapat memberikan media authentication user. Hal ini akan memberikan suatu login user yang
hanya akan dimiliki oleh dosen, staf dan mahasiswa STIPER Sriwigama Palembang untuk dapat
mengakses jaringan wireless yang ada di kampus sehingga dosen, staf maupun mahasiswa dapat
terkoneksi ke jaringan internet. Dengan adanya authentication user, tidak semua masyarakat yang
berada di sekitar kampus STIPER Sriwigama Palembang dengan leluasa dapat mengakses jaringan
wireless yang terdapat di kampus, hanya user yang mempunyai login user dan password yang dapat
mengakses jaringan wireless pada STIPER Sriwigama Palembang. Dengan begitu, warga STIPER
Sriwigama Palembang yaitu dosen, staf dan mahasiswa tidak akan merasakan kecepatan internet
lambat dan juga over limit user yang dapat mengakses jaringan wireless lagi.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang diambil untuk penelitian saat ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara rancang bangun radius server dengan Mikrotik Router Board?
2. Bagaimana membuat login user untuk authentication user yang dapat akses jaringan wireless pada
STIPER Sriwigama Palembang?
3. Apa manfaat radius server untuk keamanan jaringan wireless pada STIPER Sriwigama
Palembang?
2. METODOLOGI
2.1. Metode Pengembangan Sistem NDLC
Pengembangan yang digunakan pada metode Network Development Life Cycle (NDLC),yaitu
suatu pendekatan proses dalam komunikasi data yang menggunakan siklus yang tiada awal dan
akhirnya dalam membangun sebuah jaringan provider,mencakup sejumlah tahap yaitu analisis, desain,
simulasi prototype, implementasi, monitoring dan manajemen.Penulis menggunakan metode NDLC
ini karena penulis membutuhkan sebuah metodologi yang berorientasi pada network yang terdiri dari
beberapa tahapan dan siklus dimana posisi mikrokontroler dalam siklus tersebut sesuai dengan
kondisi jaringan provider yang dimiliki saat ini yaitu pada tahap manajemen. (Pressman, Roger, 2012)
Gambar 1. Tahapan NDLC
Tahapan-tahapan pada NDLC:
1. Analysis, Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa
keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa
digunakan pada tahap ini diantaranya :
a. Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen atas sampai
ke level bawah / operator agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. pada kasus di
Computer Engineering biasanya juga melakukan brainstorming juga dari pihak vendor untuk
20
Jurnal Maklumatika
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 19 – 29
solusi yang ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang
berbeda.
Survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survey langsung
kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk
ke tahap design, survey biasa dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai
kebutuhan untuk mengetahui detail yang dilakukan.
Membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analisis awal ini juga dilakukan dengan
mencari informasi dari manual-manual atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah
dibuat sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap pengembangan suatu sistem
dokumentasi menjadi pendukung akhir dari pengembangan tersebut, begitu juga pada project
network, dokumentasi menjadi syarat mutlak setelah sistem selesai dibangun.
Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa
data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi pedoman dalam
mencari data pada tahap analysis ini adalah :
User / people : jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik yang ada, level teknis
user
Media H/W & S/W : peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses
dari peralatan, aplikasi s/w yang digunakan
Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam
mengamankan data.
Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protocol, monitoring network yang
ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan kedepan
Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus, sistem keamanan yang ada, dan
kemungkinan akan pengembangan kedepan.
2. Design, Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuat gambar
design topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan
memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur
topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan
gambaran jelas tentang project yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa :
a. Gambar-gambar topology (server farm, firewall, datacenter, storages, lastmiles, perkabelan,
titik akses dan sebagainya)
b. Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada
3. Simulation Prototype, beberapa networker’s akan membuat dalam bentuk simulasi dengan
bantuan Tools khusus di bidang network seperti BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan
sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan
sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan
perangkat lunak simulasi ini, banyak para networker’s yang hanya menggunakan alat Bantu tools
VISIO untuk membangun topologi yang akan didesain.
4. Implementation, di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam
implementasi networker’s akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design
sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya
project yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan untuk
menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa Masalah-masalah yang sering
muncul pada tahapan ini, diantaranya :
a. jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat,
b. masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan
c. team work yang tidak solid
d. peralatan pendukung dari vendor makanya dibutuhkan manajemen project dan manajemen
resiko untuk menimalkan sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada.
21
Rahmat Novrianda, Rancang Bangun Keamanan Jaringan…
5. Monitoring, setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar
jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari
user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring.
6. Management, di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah
masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk membuat / mengatur agar sistem yang telah
dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy
akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan
tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi bisnis
perusahaan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Topologi awal STIPER Sriwigama Palembang
Topologi ataupun bentuk jaringan komputer merupakan tata letak dari perangkat-perangkat
komputer, seperti PC/Laptop, HUB, Switch, Server, Router dan lainnya. Berdasarkan data yang
diperoleh pada penelitian ini, topologi jaringan komputer pada STIPER Sriwigama Palembang
berbentuk jaringan wireless dengan memanfaatkan 5 Access Point (AP) yang tersebar di beberapa titik
pada lingkungan STIPER Sriwigama Palembang. Berikut ini adalah topologi awal pada lingkungan
STIPER Sriwigama Palembang :
Gambar 2. Topologi awal STIPER Sriwigama Palembang
Gambar di atas merupakan gambar topologi jaringan komputer yang ada di lingkungan STIPER
Sriwigama Palembang saat ini. Terlihat pada gambar dari cloud jaringan internet terhubung ke
interface perangkat ADSL2 yang terdapat di STIPER Sriwigama Palembang, kemudian langsung
terhubung dengan switch 24 port. Dari switch ini, port dihubungkan ke server STIPER Sriwigama
Palembang dan 5 (lima) Access Point (AP) yang tersebar di lingkungan STIPER Sriwigama
Palembang. Pada Modem Router ADSL2 hanya diberikan keamanan (security) standar yang
disediakan oleh ISP seperti keamanan WEP (Wired Equivalent Privacy) ataupun WPA (Wi-fi
Protected Access).
3.1.1. Konfigurasi Mikrotik RB951
Pada jendela aplikasi winbox pilih MAC Address atau IP Address yang telah terdaftar,
kemudian klik connect :
22
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 19 – 29
Gambar 3. Login ke Winbox
3.1.2. Konfigurasi Interface
Pemberian nama interface untuk mempermudah peneliti ataupun Staf IT dalam menentukan
interfaces sesuai fungsinya.
Gambar 4. Interfaces List
3.1.3. Konfigurasi Firewall NAT
Konfigurasi Firewall NAT memanfaatkan Masquerade yang terdapat di Mikrotik. Hal ini
berfungsi untuk mengubah alamat IP sumber yaitu alamat IP client yang memiliki IP Address Public.
Membuka Firewall NAT, pilih IP kemudian Firewall lalu NAT, selanjutnya pilih tanda (+) untuk
membuat Firewall NAT yang baru.
Gambar 5. Konfigurasi Firewall NAT
23
Rahmat Novrianda, Rancang Bangun Keamanan Jaringan…
Berikut ini adalah tampilan setelah Firewall NAT berhasil ditambahkan :
Gambar 6. Tampilan Firewall NAT
3.1.4.
Konfigurasi Access Point
Pilih wireless pada mikrotik untuk melakukan konfigurasi Access Point. Berikutnya akan
tampil jendela wireless tables, tekan tanda checklist untuk mengaktifkan interfaces wlan1. Setelah ini
klik interfaces wlan1 untuk melakukan konfigurasi yang dibutuhkan.
Gambar 7. Wireless Tables
3.1.5.
Konfigurasi Hotspot
Pilih IP kemudian pilih hotspot selajutnya pilih Hotspot Setup agar dapat melakukan
konfigurasi terhadap hotspot.
Gambar 8. Konfigurasi Hotspot
Setelah itu, akan muncul gambar seperti tampilan di bawah ini, selajutnya pilih wlan1 pada
Hotspot Interface kemudian next.
24
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 19 – 29
Gambar 9. Hotspot Interface
Kemudian input IP Address di Local Address of Network yaitu 192.168.100.1/24 kemudian
contreng Masquerade Network dan next.
Gambar 10. Local Address of Network
Di Address Pool of Network isikan 192.168.100.10-192.168.100.100 dan 192.168.100.101192.168.100.254 kemudian next.
Gambar 11. Address Pool of Network
Di bagian Select Certificate pilih none kemudian next.
Gambar 12. Select Hotspot SSL Certificate
25
Rahmat Novrianda, Rancang Bangun Keamanan Jaringan…
Di bagian IP Address of SMTP Server diisikan 0.0.0.0 kemudian next.
Gambar 13. Select SMTP Server
Pada Konfigurasi DNS, DNS server di kosongkan kemudian next dan pada DNS Name isikan
www.stipersriwigama.com. Selanjutnya pada Name of Local Hotspot User isikan admin dan
password-nya juga admin kemudian next.
Gambar 14. Create Local Hotspot User
Setelah selesai melakukan konfigurasi hotspot, langkah selanjutnya pilih server profile kemudian
server profile hsprof1 dan pada pilihan login checklist login by HTTP CHAP dan HTTPS. Selanjutnya
pada pilihan RADIUS contreng use RADIUS.
Gambar 15. Hotspot Server Profile <hsprof1>
26
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 19 – 29
3.2. Pengujian Radius Server
Berikut ini adalah hasil pengujian yang membuktikan telah berhasilnya dirancang bangun Radius
Server untuk authentication user pada STIPER Sriwigama Palembang. Pengujian pendeteksian
jaringan wireless pada lingkungan STIPER Sriwigama Palembang, telah terdeteksi open wireless
network (hotspot) dari Access Point yang terpasang pada STIPER Sriwigama Palembang.
Gambar 16. Open hotspot STIPER Sriwigama Palembang
Setelah memilih connect maka sistem akan segera mengarahkan user untuk melakukan
authentication user (login user) pada halaman web yang telah dibuat, terlihat pada gambar berikut ini:
Gambar 17. Login user STIPER Sriwigama Palembang
Gambar 18. Login user STIPER Sriwigama Palembang telah berhasil
Kemudian, dapat juga dilihat user-user yang sedang aktif menggunakan jaringan wireless STIPER
Sriwigama Palembang dengan memilih TAB Active pada jendela Hotspot, dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
27
Rahmat Novrianda, Rancang Bangun Keamanan Jaringan…
Gambar 19. User yang sedang Active
3.3. Pembahasan
Pada penelitian ini, telah dibangun sebuah Radius Server dengan menggunakan Mikrotik Router
Board, yang ditambahkan pada topologi STIPER Sriwigama Palembang setelah interface perangkat
ADSL2. Berikut ini topologi terbaru pada STIPER Sriwigama Palembang :
Gambar 20. Topologi terbaru STIPER Sriwigama Palembang
Dengan membangun Radius Server, maka terbentuk juga sebuah media authentication user
dimana user yang ingin terhubung ke jaringan internet pada jaringan wireless STIPER Sriwigama
Palembang harus melakukan login user. Login user dan password hanya diberikan kepada dosen, staf
dan mahasiswa yang aktif pada kampus STIPER Sriwigama Palembang. Cara kerja authentication
user ini yaitu saat user melakukan koneksi ke open hotspot STIPER Sriwigama Palembang, secara
otomatis sistem akan mengarahkan user untuk melakukan login user terlebih dahulu. Bagi user yang
tidak memiliki login user dan password tidak akan berhasil untuk terhubung ke jaringan wireless
(internet) STIPER Sriwigama Palembang. Hal ini sangat memberikan solusi terhadap permasalahan
yang selama ini dialami dosen, staf maupun mahasiswa aktif di lingkungan STIPER Sriwigama
Palembang.
Radius Server telah berhasil dibangun dan dapat dilihat pada hasil pengujian radius server,
dengan melakukan authentication user dan user berhasil terhubung pada jaringan wireless yang ada
pada STIPER Sriwigama Palembang. Pada gambar 19, dapat dilihat ada 2 user yang telah terhubung
aktif yaitu user 101 dan 202. Dapat diketahui juga rate limit yang diperoleh user 101 adalah Rx Rate
5,2 kbps dan Tx Rate 2,5 kbps, sedangkan user 202 memperoleh Rx Rate 68,8 kbps dan Tx Rate 175,9
kbps.
28
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 19 – 29
4. KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
sebagai berikut :
1. Cara membangun radius server adalah dengan melakukan beberapa tahapan konfigurasi dari awal
yaitu konfigurasi Mikrotik RB951, Konfigurasi Firewall NAT, Konfigurasi Access Point hingga
Konfigurasi Hotspot maka setelah itu radius server akan terbangun.
2. Cara membuat login user adalah saat tahapan Konfigurasi Hotspot, disana akan dilakukan
konfigurasi DNS yang mangarahkan ke alamat www.stipersriwigama.com untuk dapat melakukan
login user. Untuk penambahan user dapat dilakukan pada jendela create local hostpot user.
3. Manfaat radius server antara lain adalah membatasi akses user yang tidak memiliki kepentingan
terhadap STIPER Sriwigama Palembang, sehingga selain traffic user yang menjadi sedikit,
keamanan data yang ada pada STIPER Sriwigama Palembang akan lebih terjaga karena tidak
sembarang user dapat terhubung ke jaringan wireless-nya.
DAFTAR PUSTAKA
Abas A., Pangera. 2008. Manajemen Local Area Network.
Hantoro, Gunaidi Dwi. 2009. Jaringan WLAN dengan
Informatika.
Berbasis
Autentikasi
User.
Bandung :
Pressman, Roger. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi. Yogyakarta : Andi.
Sukmaji, Ajik & Rianto. 2008. Jaringan Komputer. Yogyakarta : Andi.
Sofana, Iwan. 2013. Membangun Jaringan Komputer. Bandung : Informatika.
29
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017
ISSN : 2407-5043
PREDIKSI SOFTWARE DEFECT PENGGUNAAN OPTIMASI GENETIC
ALGORITHM DENGAN ADOPSI MODEL MLP DAN SVM
Puput irfansyah1, Syamsiah2, Agus darmawan3
1,2,3
Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI
Jl.Nangka No 58 Tanjung Barat Jagakarsa Jakarta Selatan, 12530
Email : [email protected], [email protected] , [email protected]
Abstrak
Dalam Pengembangan teknologi perusahaan atau institusi diberbagai bidang memerlukan software
untuk membantu proses bisnis mereka agar dapat berjalan dengan cepat, tepat, efektif dan efisien. Tentunya
software yang digunakan haruslah mempunyai standar kualitas yang baik agar tujuan dari perusahaan atau
institusi tersebut dapat terpenuhi. Maka dari itu diperlukan software-software yang tidak memiliki kesalahan /
error (defect). Kesalahan biasanya disebabkan oleh kesalahan manusia dalam melakukan pembuatan model
untuk para pengembangan software. Dari beberapa penelitian sebelumnya model yang paling baik untuk
melakukan prediksi software defect adalah MLP dan SVM. Pada Penelitian ini melakukan pemilihan model
terhadap adalah MLP dan SVM dilakukan pengujian dengan Kurva ROC dan Confusion Matrix dan dilakukan
pula Optimasi yang di gunakan Genetic Algorithm akan diterapkan untuk pemilihan variable pada Algoritma
terpilih. Setelah itu akan dilakukan lagi pengujian dengan Kurva ROC dan Confusion Matrix untuk mencari
model mana yang menghasilkan tingkat akurasi paling tinggi dalam prediksi software defect. Hasil akurasi yang
diperoleh membuktikan bahwa SVM + GA memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan MLP+GA.
dengan menabahkan optimasi Genetic Algorithm menghasilkan persentase akurasi 95,02% dan dengan nilai
AUC (Area Under Curve) sebesar 0,964 dengan demikian algoritma SVM + GA dioptimisasi dengan Genetic
Algorithm dapat memprediksi Software Defect dengan lebih baik.
Kata kunci : MLP dan SVM, Optimasi ,Genetic Algorithm, Confusion Matrix, Kurva ROC
1.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perusahaan atau institusi diberbagai bidang memerlukan software untuk membantu proses bisnis
mereka agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Tentunya software yang digunakan haruslah
mempunyai standar kualitas yang baik agar tujuan dari perusahaan atau institusi tersebut dapat
terpenuhi. Permintaan akan software yang berkualitas untuk mendukung kinerja perusahaan atau
institusi meningkat dari tahun ke tahun. Seperti yang ditulis Fenton dan dikutip Gayatrri bahwa
atribut-atribut pada kualitas software adalah reliability, functionality, fault proneness, reusability, dan
comprehensibility. Diantara atribut dari kualitas software, fault proneness merupakan masalah
penting, karena dapat digunakan untuk menilai kualitas akhir dari software, memperkirakan standar
dan kepuasan pelanggan. Fault proneness adalah probabilitas kesalahan yang terdapat pada software
(Pai & Dugan, 2007:675)
. Fault proneness merupakan salah satu atribut dalam menilai software yang menjadi
perhatian karena dapat menjadi alat ukut kesalahan/error (defect). Perusahaan atau institusi pasti
memerlukan software yang memiliki kesalahan sedikit atau tanpa kesalahan agar investasinya di
bidang teknologi informasi tidak menjadi sia-sia. Jumlah defect pada software dapat digunakan untuk
mengukur kualitas pengembang software dan mengatur proses software (Song, et al. 2006: 69).
Banyak Perusahaan besar masih bertanya bagaimana mereka dapat memprediksi kualitas
software mereka sebelum digunakan meskipun sudah banyak penelitian besar berusaha untuk
menemukan jawaban pertanyaan ini selama 30 tahun terakhir. Pengembangan software yang besar
dan sistem yang rumit merupakan tantangan tersendiri (Lessmann, et al, 2008:485). Banyak cara
ditempuh pada saat pembuatan software ,agar dapat berjalan dan berfungsi dengan baik. Akan tetapi
30
Puput irfansyah, Syamsiah, Agus darmawan, Prediksi Software Defect …
cara-cara yang dilakukan mungkin saja masih bisa terjadi kesalahan pada software yang dibuat.
Diantaranya dengan melakukan prediksi kesalahan pada saat proses pembuatan software tersebut.
Prediksi software defect diharapkan dapat mengurangi adanya kesalahan pada software sehingga
tujuan dari perusahaan dapat tercapai dengan sempurna.
Beberapa Peneliti mencoba melakukan pendugaan terhadap defect software dengan
menggunakan 1 metode data mining dan mereka mendapatkan hasil yang cukup akurat. Seperti yang
dilakukan oleh Gayatri dengan Decision Tree, Ganesh J. Pai dengan menggunakan metode Bayesian
Network, Khoshgoftaar dengan Classification Trees, dan yang lainnya. Kemudian peneliti lain
mencoba melakukan ekperimen lain dengan menggunakan beberapa dataset, hasilnya sangat tidak
relevan jika menggunakan dengan 1 metode. Eksperimen dengan beberapa metode dan menggunakan
beberapa dataset menghasilkan kesimpulan yang beragam. Tidak ada metode yang paling akurat pada
semua dataset (Lessmann, et al, 2008:485).Begitu pula pernyataan Qinbao Song, bahwa pemilihan
metode yang tepat pada dataset yang berbeda-beda, proses evaluasi, dan proses penentuan keputusan
sangatlah penting (Song & liu, 2011). Oleh karena itu belum ditemukan metode yang tepat pada
dataset yang berbeda untuk prediksi software defect.
Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, terdapat beberapa metode pada beberapa dataset
yang popular untuk prediksi software defect. Ada yang melakukan seleksi atribut ataupun klasifikasi
atribut, kemudian melakukan komparasi terhadap metode yang digunakan dan mendapatkan hasil
evaluasinya. Dari semua model yang telah diteliti, belum ada model yang menghasilkan akurasi yang
sangat tepat pada prediksi Software Defect. Meskipun dengan proses model yang berbeda, tetap saja
belum ada model yang dapat menjadi acuan untuk prediksi defect software. Dataset yang mereka
gunakan juga belum sepenuhnya sama. Penelitian oleh Tim Menzies dan rekannya pada tahun 2007
menggunakan NASA dataset dari Promise Repository, sedangkan penelitian oleh Stefan Lessmann
dan rekannya, Khoshgoftaar dan rekannya, Qinbao Song dan rekannya menggunakan NASA dataset
dari MDP Repository (Shepperd, et al. 2011). Penggunaan dataset yang berasal dari repository yang
berbeda juga dapat menghasilkan akurasi yang berbeda.
Bedasarkan hasil Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya untuk memprediksi software
defect, terdapat beberapa algoritma data mining yang cukup akurat untuk beberapa dataset, yang akan
menjadi panutan pada penelitian ini. adopsi Algoritma yang digunakan adalah Multi Layer Perceptron
(MLP) dan SVM. Kedua algoritma ini dipilih karena dari beberapa penelitian sebelumnya memiliki
tingkat akurasi yang cukup tinggi pada beberapa dataset (Lesman, et all, 2008:485). Kedua algoritma
ini akan dicari tingkat akurasinya dan dikomparasi untuk mencari algoritma mana yang terbaik dalam
memprediksi software defect.
Untuk meningkatkan akurasi dalam penelitian ini digunakan pemilihan variabel atau yang sering
didengar dengan Feature Selection. Salah satu metode yang sering digunakan adalah metode Genetic
Algorithm (GA). Genetic Algorithm proses menggabungkan metodologi evaluasi yang secara
heuristik/natural. Tujuan dari pemilihan variable adalah mengidentifikasi variabel yang sama
pentingnya dalam dataset, kemudian membuang variabel lain yang nilainya tidak relevan dan
berlebihan (Maimon & Rockach, 2010:84). Dengan adanya pemilihan variabel membuat metode lebih
cepat dan lebih efektif karena tidak menggunakan variabel yang tidak relevan dan berlebihan.
Terlebih lagi hasil dengan pemilihan variabel memungkinkan dapat meningkatkan akurasi dalam
pengklasifikasian data yang dalam hal ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat akurasi dari
algoritma Multi Layer Perceptron (MLP) dan Support Vector Machine (SVM) dalam memprediksi
Software Defect.
31
Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 30 – 41
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut :
1. Algoritma data mining manakah antara Multi Layer Perceptron (MLP) dan Support
Vector Machine (SVM) yang dioptimisasi dengan Genetic Algorithm dapat digunakan
untuk Software Defect ?
2. Diantara Multi Layer Perceptron (MLP) dan Support Vector Machine (SVM) yang dibahas
dalam penelitian ini algoritma manakah yang menjadi model algoritma terpilih dan
memiliki akurasi dan performa terbaik dalam memprediksi Software Defect ?
2. METODOLOGI
Salah satu penerapan dalam metodologi pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi
pustaka, studi pustaka bermanfaat agar menghindari pembuatan ulang, mengidentifikasi metode yang
pernah dilakukan serta untuk mengetahui peneliti lain yang mempunyai area yang sama dalam bidang
ini. Dalam metodologi ini juga membandingkan penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh
penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian. Adapun literatur dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan oleh Atac Deniz Oral, Ayse Basar Bener pada tahun (2007) Peneliti
melakukan penelitian untuk membangun dengan framework untuk prediksi defect software.
Mereka menggunakan static code atribut dalam memprediksi software defect. Dataset yang
digunakan NASA dataset berasal dari MDP Repository. Peneliti menggunakan 7 dataset, yaitu
CM1, PC1, PC3, PC4, LP1, LP2, LP3. Peneliti menggunakan 4 metode (Multi Layer Perceptron
(MLP), Naïve Bayes, Classification by Voting Feature Intervals (VFI), dan The Ensemble
(Penggabungan 2 algoritma)) untuk melakukan prediksi. Peneliti juga menggunakan 10-fold cross
validasi untuk mengukur hasil prediksi
2. Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Tracy Hall (Hall, et al, 2011:11) dengan
melakukan review literatur pada prediksi kesalahan pada Software Engineering. Peneliti
mengumpulkan semua jurnal dari Januari 2000 sampai Desember 2010 yang
berhubungan dengan prediksi Software Defect sejumlah 208. Identifikasi jurnal tersebut
dilakukan untuk menentukan model dan metode yang akan dikembangkan dan
digunakan. Data yang digunakan berasal dari semua jurnal yang melakukan penelitian
dengan menggunakan NASA dataset. Penelitian yang menggunakan dataset yang sama
diharapkan mampu menghasilkan review literatur yang sesuai. Penentuan kriteria dalam
melakukan penelitian dengan kriteria prediksi, kriteria variabel data, kriteria model yang
diusulkan, kriteria data. Hasilnya dari 208 jurnal tersebut, 36 jurnal berhasil sesuai
dengan kriteria tersebut dan sisanya tidak sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.
Dari 36 jurnal yang diteliti, menghasilkan model dan metode yang lebih dominan dan
menghasilkan akurasi yang cukup dalam melakukan prediksi Software Defect yakni
metode Naive Bayes dan Logistic Regression. Kombinasi variabel bebas yang diteliti juga
sangat berpengaruh. Dan juga seleksi fitur yang sudah digunakan pada metode
menghasilkan performa yang baik.
Berdasarkan hasil literatur Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya untuk memprediksi
software defect, terdapat beberapa algoritma data mining yang cukup akurat untuk beberapa dataset,
yang akan menjadi panutan pada penelitian ini. adopsi Algoritma yang digunakan adalah Multilayer
Perceptron (MLP) dan SVM. Kedua algoritma ini dipilih karena dari beberapa penelitian
sebelumnya memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi pada beberapa dataset (Lessmann, et all
,2008). Kedua algoritma ini akan dicari tingkat akurasinya dan dikomparasi untuk mencari algoritma
mana yang terbaik dalam memprediksi software defect.
Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian Terapan karena berfokus untuk mencari solusi
tentang masalah software defect. Tujuan dari penelitian ini adalah pemecahan masalah sehingga hasil
penelitian bisa langsung diterapkan dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
32
Puput irfansyah, Syamsiah, Agus darmawan, Prediksi Software Defect …
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Algoritma SVM (SupportVectorMachine)
Pehitungan manual metode Support Vector Machine (SVM) menggunakan sample dataset yang
ada setelah dilakukan pemilihan variabel yaitu menggunakan dari salah satu dataset (CM1) sehingga
didapat Karnel Model dari rafid miner dengan bobot dari masing masing atribut terlihat pada tabel 1
dibawah ini.
Tabel 1.Nilai Bobot Support Vector Machine
No
Atribute
Weight
1.
No
-1.015
2.
Loc
0.079
3.
N
-0.069
4.
lOCode
0.314
5.
lOComment
-0.291
6.
lOBlank
-0.473
7.
lOCodeAndComment
-0.287
8.
uniq_Op
-0.088
9.
uniq_Opnd
-0.088
10.
total_Op
-0.113
11.
total_Opnd
-0.242
Bias (offset): 1.782
3.2. Algoritma GA (Genetic Algorithm)
Dengan menggunakan optimasi genetic algorithm (GA), attribute akan diberikan bobot sehingga
model yang terbentuk dapat lebih baik. Bobot attribute yang diberikan oleh algoritma optimasi
genetic algorithm (GA) dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Pembobotan Attribute Genetic Algorithm(GA)
No
Atribute
Weight
1.
log
0.0
2.
n
0.0
3.
IOCode
1.0
4.
IOComment
0.0
5.
IOBlack
1.0
6.
IOCodeAndIOComment
0.0
7.
uniq_op
1.0
8.
uniq_opnd
0.0
9.
total_Op
0.0
10.
total_Opnd
0.0
33
Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 30 – 41
3.3. Multi Layer Perceptron (MLP)
Pehitungan manual metode Multi Layer Perceptron menggunakan sample dataset yang ada
setelah dilakukan pemilihan variabel yaitu menggunakan dari salah satu dataset.
Berikut ini adalah neural net yang dihasilkan dari data training dengan menggunakan
multilayerperceptron pada tool Rapid Miner.
Tabel 3. Nilai pada Hidden 1
No
Node 1
Node 2
Node 3
Node 4
Node 5
Node 6
1.
no: -0.308
no: -5.729
no: -2.008
no: 8.163
no: -0.116
no: -0.116
2.
loc: 0.011
loc: 1.565
loc: 0.499
loc: 1.540
loc: 0.264
loc: 0.264
3.
n: 0.501
n: -3.774
n: -1.047
n: 0.757
n: 0.277
n: 0.277
4.
lOCode: -
lOCode:
lOCode:
lOCode: -
lOCode:
lOCode:
0.124
3.179
1.086
1.585
0.346
0.346
lOComment:
lOComment:
lOComment:
lOComment
lOComment
lOComment
0.026
0.732
-0.114
: 4.534
: 0.329
: 0.329
lOBlank:
lOBlank: -
lOBlank: -
lOBlank:
lOBlank:
lOBlank:
0.858
4.139
1.325
3.892
0.247
0.247
lOCodeAndC
lOCodeAndC
lOCodeAndC
lOCodeAnd
lOCodeAnd
lOCodeAnd
omment:
omment:
omment:
Comment: -
Comment:
Comment:
0.305
5.579
2.195
1.915
0.344
0.344
uniq_Op:
uniq_Op: -
uniq_Op: -
uniq_Op:
uniq_Op:
uniq_Op:
0.522
5.119
1.590
0.903
0.086
0.086
uniq_Opnd: -
uniq_Opnd: -
uniq_Opnd: -
uniq_Opnd:
uniq_Opnd:
uniq_Opnd:
0.045
2.720
1.222
2.569
0.294
0.294
total_Op:
total_Op: -
total_Op: -
total_Op:
total_Op:
total_Op:
0.509
3.431
0.959
0.718
0.290
0.290
total_Opnd:
total_Opnd: -
total_Opnd: -
total_Opnd:
total_Opnd:
total_Opnd:
0.536
4.372
1.299
0.683
0.245
0.245
Threshold: -
Threshold: -
Threshold: -
Threshold:
Threshold: -
Threshold: -
0.314
5.557
2.226
1.869
0.322
0.322
13.
no: -0.308
no: -5.729
no: -2.008
no: 8.163
no: -0.116
no: -0.116
14
loc: 0.011
loc: 1.565
loc: 0.499
loc: 1.540
loc: 0.264
loc: 0.264
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
3.4. Uji Model
Dalam penulisan ini misalkan, metode yang digunakan, yaitu algoritma Support Vector
Machine, Multi Layer Perceptron dan Genetic algorithms + Support Vector Machine, kemudian
dilakukan komparasi Ketiga dan mengukur metode mana yang paling akurat. Metode klasifikasi bisa
dievaluasi berdasarkan beberapa kriteria seperti tingkat akurasi, kecepatan, kehandalan, skalabilitas,
dan interpretabilitas.
34
Puput irfansyah, Syamsiah, Agus darmawan, Prediksi Software Defect …
3.5. Pengujian Model
Model yang telah dibentuk diuji tingkat akurasinya dengan memasukan data uji yang berasal dari
data training. Karena data yang didapat dalam penelitian ini setelah proses preprocessing hanya 401
data maka digunakan metode cross validation untuk menguji tingkat akurasi. Untuk nilai akurasi
model untuk metode SVM sebesar 91.52% , metode MLP sebesar 94.27% dan GA +SVM 95,02
3.6. Confusion Matrix algoritma SVM
Tabel 4 adalah perhitungan akurasi data training menggunakan algoritma SVM Diketahui dari
401 data training, dengan menggunakan metode algoritma SVM didapat klafikasi 42 data prediksi
True sesuai memang True, 8 datap rediksi True ternyata False, didapat klasifikasi 26 data prediksi
False ternyata malah True, dan 325 data prediksi False memang sesuai dengan False.
Tabel 4. Confussion Matrix data training Untuk Algoritma SVM
Perhitungan nilai akurasi dari confusion matrix tersebut adalah sebagai berikut:
Performance Vector pada rafidminer
Gambar 1. Text View Model Confusion Matrix untuk algoritma SVM
3.7. Confusion Matrix algoritma GA
Tabel 5 adalah perhitungan akurasi data training menggunakan algoritma GA model yang di
pilih adalah SVM karena proses pengolah data lebih cepat.Diketahui dari 401 data training, dengan
menggunakan metode algoritma GA didapat klasifikasi 53 data prediksi true sesuai memang true, 5
prediksi true ternyata memang false, didapat klasifikasi 15 data prediksi false ternyata true, dan 328
35
Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 30 – 41
data prediksi false memang sesuai dengan false.
Tabel 5. Confussion Matrix data training untuk Algoritma GA Model SVM
Nilai akurasi dari confusion matrix tersebut adalah sebagai berikut:
Performance Vector pada rafidminer
Gambar 2. Text View Model Confusion Matrix untuk algoritma GA model SVM
3.8. Confusion Matrix algoritma MLP
Tabel 6 adalah perhitungan akurasi data training menggunakan algoritma MLP diketahui dari
401 data training, didapat klasifikasi 59 data prediksi true sesuai memang true, 14 prediksi true
ternyata memang false,didapat klasifikasi 9 data prediksi false ternyata malah true, dan 319 data
prediksi false memang sesuai dengan false.
Tabel 6. Confussion Matrix data training untuk Algoritma MLP
Nilai akurasi dari confusion matrix tersebut adalah sebagai berikut:
36
Puput irfansyah, Syamsiah, Agus darmawan, Prediksi Software Defect …
Performance Vector pada rafidminer
Gambar 3. Text View Model Confusion Matrix untuk algoritma MLP
3.9. Confusion Matrix Komparasi
Dari tiga table confusion matrix, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai accuracy, precision,
dan recall. Perbadingan nilai accuracy, precision, dan recall yang telah dihitung untuk metode SVM,
GA+svm, dan MLP dapat dilihat pada Tabel 7
Tabel 7. Komparasi Nilai Accuracy, Precision, dan Recall
SVM
GA+svm
MLP
Accuracy
91.52%
95.02%
94.27%
Precision
92.59%
95.63%
97.26%
Recall
97.60%
98.50%
95.80%
3.10.
Kurva ROC
Hasil perhitungan divisualisasikan dengan kurva ROC. Perbandingan ketiga metode
komparasi bisa dilihat pada Gambar 4 yang merupakan kurva ROC untuk algoritma SVM.
Gambar 4. Kurva ROC dengan algoritma SVM
37
Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 30 – 41
Kurva ROC pada gambar 5 mengekspresikan confusion matrix dari Tabel 7 Garis horizontal adalah
false positives dan garis vertikal true positives.
Gambar 5. Kurva ROC dengan Metode Genetic algorithms(GA)
Seperti terlihat pada Gambar 4, Gambar 5¸dan Gambar 6¸ area di bawah kurva pada Gambar 6 paling
luas diantara ketiga metode
Gambar 6. Kurva ROC dengan Metode Neural Network
Pebandingan hasil perhitungan nilai AUC untuk metode SVM, GA +SVM, MLP dapat dilihat pada
Tabel 8
Tabel 8. Komparasi Nilai AUC
AUC
SVM
GA+SVM
MLP
0.959
0.964
0.960
3.11.
Analisis Hasil Komparasi
Model yang dihasilkan dengan metode SVM, GA +SVM, dan MLP diuji menggunakan
metode Cross Validation, terlihat perbandingan nilai accuracy, precision, sensitivity, dan recall pada
Tabel 9, untuk metode GA memiliki nilai accuracy, precision, dan recall yang paling tinggi, diikuti
dengan metode SVM, dan yang terendah adalah MLP.
Tabel 9. Komparasi Nilai Accuracy dan AUC
SVM
GA
MLP
Accuracy
91.52%
95.02%
94.27%
AUC
0.959
0.964
0.960
Tabel 9 membandingkan accuracy dan AUC dari tiap metode. Terlihat bahwa nilai accuracy GA
paling tinggi begitu pula dengan nilai AUC-nya. Untuk metode MLP dan SVM juga menunjukan nilai
yang sesuai. Untuk klasifikasi data mining, nilai AUC dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
0.90-1.00 = klasifikasi sangat baik
0.80-0.90 = klasifikasi baik
0.70-0.80 = klasifikasi cukup
38
Puput irfansyah, Syamsiah, Agus darmawan, Prediksi Software Defect …
0.60-0.70 = klasifikasi buruk
0.50-0.60 = klasifikasi salah
Berdasarkan pengelompokkan di atas dan Tabel IV.10 maka dapat disimpukan bahwa metode SVM
+GA dan MLP+GA termasuk klasifikasi cukup karena memiliki nilai AUC antara 0.70-0.80.
3.12.
Hasil Algoritma terpilih
Berdasarkan hasil perbandingan akurasi pada tabel IV.10 algoritma terpilih sebagai algoritma
terbaik dalam klasifikasi penentuan Software Difect yaitu algoritma SVM +GA yang memiliki tingkat
akurasi tertinggi dengan persentase 95.02% dilakukan penerapan pada data baru (tabel IV 9 ).Hasil
klasifikasi dari algoritma GA+SVM diterapkan kedalam pembuatan aplikasi untuk klasifikasi
software defect dengan menggunakan MATLAB seperti pada gambar 7
Gambar 7. Aplikasi untuk Klasifikasi penentuan software defect form data training
Gambar 8. Aplikasi untuk Klasifikasi software defect form Data Testing
Gambar 9. Aplikasi untuk Klasifikasi software defect from Test Data
39
Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 30 – 41
Gambar 10. Aplikasi untuk Klasifikasi form Profil peneliti
Pada aplikasi untuk klasifikasi software defectpada gambar 10 dihasilkan klasifikasi true dan
false input data Anggota koperasi pada program tersebut sesuai dengan atribut yang dibutuhkan,
kemudian klik tombol Cek data, maka secara otomatis tampil hasil klasifikasi software defectyang
true atau false
3.13.
Analisis Aplikasi (SQA)
Untuk mengetahui kualitas dari Aplikasi Klasifikasi penentuan software defect maka
digunakan Software Quality Assurance (SQA). Komponen dari SQA yang digunakan pada pengujian
ini dapat di lihat pada tabel 10 :
Tabel 10. Metric of Software Quality Assurance (SQA)
No
Metrik
Deskripsi
Bobot
1
Accuracy
Ketepatan perhitungan
0.25
2
Completeness
Kelengkapan kebutuhan
0.15
3
Operability
Kemudahan untuk dioperasikan
0.25
4
Simplicity
Kemudahan untuk difahami
0.1
5
Training
Kemudahan pembelajaran
0.25
Ada 5 komponen dalam software quality assurance (SQA) yang digunakan. Dari 5 komponen
tersebut akan dibuat 5 pertanyaan untuk angket yang akan disebarkan kepada 5 orang pengamat yang
merupakan user yang diambil secara acak.
Tabel 11. Hasil Evaluasi Software Quality Assurance (SQA)
Skor Metrik
Skor
User
1
2
3
4
5
1
100
80
80
100
100
87
2
100
80
80
60
100
83
3
100
80
100
80
80
85
4
80
60
80
100
80
75
5
100
60
80
100
100
84
Rata-Rata
82.8
Skor1 = (100 ∗ 0.25) + (80 ∗ 0.15) + (80 ∗ 0.25) + (100 ∗ 0.1) + (100 ∗ 0.25) = 87.00
Skor2 = (100 ∗ 0.25) + (80 ∗ 0.15) + (80 ∗ 0.25) + (60 ∗ 0.1) + (100 ∗ 0.25) = 83.00
40
Puput irfansyah, Syamsiah, Agus darmawan, Prediksi Software Defect …
Skor3 = (100 ∗ 0.25) + (80 ∗ 0.15) + (100 ∗ 0.25) + (80 ∗ 0.1) + (80 ∗ 0.25) = 85.00
Skor4 = (80 ∗ 0.25) + (60 ∗ 0.15) + (80 ∗ 0.25) + (100 ∗ 0.1) + (80 ∗ 0.25) = 75
Skor5 = (100 ∗ 0.25) + (60 ∗ 0.15) + (80 ∗ 0.25) + (100 ∗ 0.1) + (100 ∗ 0.25) = 84.00
87.00 + 83.00 + 85.00 + 75.00 + 84.00
Rata − Rata =
= 82.80
5
Skor rata-rata yang dihasilkan adalah 82.28 merupakan hasil skor yang baik, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kualitas perangkat lunak “Aplikasi Klasifikasi penentuan software defect” ini
cukup baik.
4. KESIMPULAN
Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan model baru yang diusulkan dengan metode SVM dan
MLP di optimisasi dengan Genetic Algorithm yang dilakukan pada NASA Dataset. Kesimpulan dapat
dapat dilihat sebagi berikut:
1. Model yang diusulkan dilakukan komparasi Multi Layer Perceptron dan SVM yang
dioptimisasi dengan Genetic Algorithm umenghasilkan model yang sesuai dan paling akurat
untuk melakukan prediksi software defect.
2. Berdasarkan hasil evaluasi dan validasi dapat dikesimpulan bahwa, algoritma SVM dengan
Optimasi Genetic Algorithm memiliki akurasi dan performa terbaik secara rata-rata untuk semua
dataset yaitu sebesar 95.02% dan nilai Area Under Curve (AUC) sebesar 0.964.
DAFTAR PUSTAKA
Hall, T., S. Beecham, D. Bowes, Gray D., and S. Counsell. 2011.A Systematic Literature Review on
Fault Prediction Performance in Software Engineering. IEEE Transactions on Software
Engineering.
Lessmann, Stefan, Bart Baesens, Christophe Mues, dan Swantje Pietsch. 2008.Benchmarking
Classification Models for Software Defect Prediction: A Proposed Framework and Novel
Findings.IEEE Transactions on Software Engineering.
Maimon, Oded, dan Lior Rokach.. 2010. Data Mining and Knowledge Discovery Handbook. Israel:
Springer Science and Business Media, 2010.
Menzies, Tim, Jeremy Greenwald, dan Art Frank. 2007. Data Mining Static Code Attributes to Learn
Defect Predictors.IEEE Transactions on Software Engineering,
Oral, Atac Deniz, dan Ayse Basar Bener. 2007.Defect Prediction for Embedded Software. IEEE.
Pai, Ganesh J., dan Joanne Bechta Dugan. 2007. Empirical Analysis of Software Fault Content and
Fault Proneness Using Bayesian Network. IEEE Transactions on Software Engineering,
Shepperd, Martin, Qinbao Song, Zhongbin Sun, dan Carolyn Mair. 2011. Data Quality: Some
Comments on the NASA Software Defect Data Sets.IEEE.
Song, Jia, Shepperd, Ying, dan Liu.. 2011. A General Software Defect-Proneness Prediction
Framework. IEEE Transactions On Software Engineering,
Song, Qinbao, Martin Shepperd, Michelle Cartwright, dan Carolyn Mair. 2006. Software Defect
Association Mining and Defect Correction Effort Prediction. IEEE Transactions on Software
Engineering.
41
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017
ISSN : 2407-5043
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DISTRIBUSI GAS 3KG
BERBASIS WEB DAN ANDROID YANG TERINTEGRASI
(STUDI KASUS : PT. TRITRA PERKASA BOYOLALI)
Hamdani Nindya Prasasti 1, Yuli Astuti 2
1
Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas AMIKOM Yogyakarta
Jl. Ringroad Utara, Condong catur, Depok, Sleman, Yogyakarta
2
Manajemen Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas AMIKOM Yogyakarta
Jl. Ringroad Utara, Condong catur, Depok, Sleman, Yogyakarta
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstract
In developing this information management system, the research conducted at PT. TRITRA PERKASA
Boyolali engaged in pertamina gas distribution agent on a small scale until a large scale. Technology exists to
be able to make business processes more effective and efficient, in this case the demand for gas distribution,
amounting in much need of recording and reporting of data quickly to the effectiveness of labor time and cost
efficiency. In this study focuses on the record of gas distribution, schedule-making, allocation from SPBE,
purchasing data in accordance with the schedule allocation, and spending of the company that was once the
recording is still done manually, so it often goes wrong and a long time in making the report. The output of this
system is to produce data accurate managerial reports in order to supervise the performance of the company
and facilitate owners in the reporting of data distribution to Pertamina. The author will use qualitative research
methods, which will be made observations on the business processes running in the company as well as an
interview of both the owners and staff. The author will discuss in detail about how the design and analysis of
the application to be made using platforms php and android, starting from the stage of needs analysis,
feasibility analysis system design, interface design, the design of the program design, design database design,
implementation phase, up to the stage of testing app to be the right application to suit company needs.
Keywords : Management Information System, Pertamina Gas Distribution, PT. Tritra Perkasa.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT. Tritra Perkasa merupakan agen distribusi yang menyalurkan gas dari SPBE kepangkalanpangkalan yang terdaftar, yang nantinya dari pangkalan-pangkalan tersebut akan menjualnya secara
langsung ke masyarakat maupun ke toko-toko pengecer di lingkungan masyarakat.
Dalam prosesnya PT. Tritra Perkasa membutuhkan sebuah manjemen yang rapi agar dalam
proses bisnis perusahaan dapat berfokus pada distribusi yang cepat dan dapat di monitor dari mana
saja. Saat ini PT. Tritra Perkasa masih mengelola data-data, dan arsip manajerialnya secara manual
sehingga membuat perusahaan masih berfokus pada pencatatannya agar tidak terjadi kesalahan dalam
pembuatan laporan manajerial di perusahaan, di tambah lagi dengan kesibukan manajer yang tinggi,
membuat manajer tidak bisa memonitor aktifitas manajerial perushaaan ketika manajer tidak berada di
kantor.
“Sistem informasi manajemen distribusi gas 3 kg berbasis web dan android yang terintegrasi”
merupakan ide yang di sajikan oleh penulis, untuk membantu perusahaan dalam mengelola data-data
maupun arsip-arsip yang ada menjadi beberapa laporan manjerial.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas/diteliti
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana membangun sistem informasi manajemen berbabis web untuk membuat proses
pencatatan rantai distribusi, pengeluaran dan pelaporan menjadi terkomputerisasi dan
memudahkan manajer untuk melakukan pekerjaannya dari mana saja?
42
Hamdani Nindya Prasasti, Yuli Astuti, Sistem Informasi Manajemen …
2. Bagaimana membangun aplikasi android yang terintegrasi dengan sistem informasi manajemen
berbasis web untuk memonitor proses distribusi dan pengeluaran saat manajer sedang tidak ada
di kantor?
2.
METODOLOGI
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai Pengumpulan Data.
Metode Observasi, metode ini sering disebut dengan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan
penelitian terhadap suatu objeck atau tempat menggunakan semua indera pendukung. Metode
Wawancara, Metode ini disebut juga metode pengumpulan data. Metode Literatur, metode yang
dilakukan untuk mendapatkan tutorial, informasi, dan memperlajari sistem yang sudah ada. Metode
Kepustakaan, Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari referensi buku atau
informasi. Metode Kearsipan, metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari
dokumen dari objek yang bersangkutan. Implementasi Perangkat, Pemeriksaan desain, coding
program. Pengujian Program, meliputi pengujian program dan sistem secara keseluruhan.
Analisis Sistem, menentukan masalah utama dalam lingkup kegiatan, mengumpulkan fakta-fakta
yang berhubungan dengan masalah mengenai fakta-fakta dengan metode PIECES analisis, analisis
kebutuhan fungsional, analisis kebutuhan non-fungsional, analisis kebutuhan biaya, analisis kelayakan
teknis, analisis kelayakan operasional.
Perancangan Sistem, desain rancangan program digambarkan dengan menggunakan Data Flow
Diagram (DFD), dan desain rancangan database dimodelkan dengan Entity Relationship Diagram
(ERD), Relasi Tabel, dan Struktur Tabel.
Pengembangan Sistem, menentukan metode pengembangan sistem yang akan diterapakan sesuai
dengan kebutuhan sistem yang akan dibangun yaitu, dengan menggunakan Software Development
Life Cycle (SDLC) model Sekuensial Linear .
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi yang di jelaskan (Jeperson Hutahaean, 2014) memaparkan bahwa sistem
informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan kepada pihak tertentu dengan laporan-laporan yang di butuhkan
(Jeperson Hutahaean , 2014)
Sedangkan menurut Kertahadi (1995) yang dikutip oleh Hanif Al Fatta (Kertahadi, 2007)
mendefinisikan bahwa sistem informasi adalah suatu alat untuk menyajikan informasi dengan cara
yang sdemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. (Kertahadi, 2007)
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan sebuah alat yang mencatat transaksi
atau kegiatan sebuah organisasi agar dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat secara strategis
bagi organisasi tersebut.
3.2. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen bukanlah hal yang baru di era digital seperti saat ini. Sistem
informasi manajemen bukan hanya memenuhi kebutuhan manajemen di perusahaan tetapi juga dapat
membantu memperlancar proses-proses bisnis yang ada di perusahaan. Berikut ini merupakan
pengertian sistem informasi manajemen menurut para ahli yang di kutip oleh Yulia Djahir dan Dewi
Pratita (Yulia Djahir dan Dewi Pratita , 2014) didalam bukunya : (Raymond Mcleod, Jr dan George P.
Schell, 2008) Sistem informasi manajemen merupakan sistem berbasis computer yang membuat
informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuha serupa. (Raden Sanjoyo) Sistem
informasi manajemen adalah sebuah sistem manusia ataupun mesin yang terpadu (integrated) untuk
menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi. (Robert G. Murdik, dkk, 1991) Sistem informasi manajemen adalah
43
Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 42 – 53
seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur pengolahan yang mencari suatu
tujuan atau tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data atau barang pada waktu rujukan
tertentu untuk menghasilkan informasi atau barang.
3.3. Konsep Dasar Java Script Object Nation (JSON)
Menurut situs resmi JSON menjelaskan bahwa JSON merupakan format pertukaran data yang
ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan dibuat (generate) oleh
komputer. Format ini dibuat berdasarkan bagian dari Bahasa Pemprograman JavaScript, (Standar
ECMA-262 Edisi ke-3 - Desember 1999).
JSON merupakan format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemprograman apapun karena
menggunakan gaya bahasa yang umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#,
Java, JavaScript, Perl, Python dan lain-lain. Oleh karena sifat-sifat tersebut, menjadikan JSON ideal
sebagai bahasa pertukaran-data.
Dalam kasus ini JSON merupakan format data yang digunakan untuk integrasikan data antara
aplikasi web, dan aplikasi android. Sehingga dengan format data JSON tidak lagi menjadi sebuah
halangan untuk integrasi data dari platform yang berbeda.
3.4. Analisis Kebutuhan Sistem
3.4.1. Identifikasi Masalah
Identifikasi menjelaskan hal-hal apa saja yang menjadi permasalahan secara inti di perusahaan
dan juga menjadi acuan dalam penyelesaian masalah dengan sistem.
1. Proses pencatatan data-data distribusi dan data pengeluaran masih dilakukan secara manual
sehingga cukup memakan banyak waktu. Proses manualpun berpontensi terjadi kesalahan
dalam proses rekapnya sehingga membuat laporan manajerial-pun berpotensi menjadi tidak
akurat.
2. Kesibukan manajer dalam menjalankan tugas membuat manajer tidak bisa memantau proses
yang berjalan di kantor saat manajer harus bertugas di luar kantor.
3. Stafff membutuhkan waktu yang cukup lama dalam membuat laporan manajerial perusahaan
karena harus merekap lagi satu persatu data yang masih di catat secara manual.
4. Stafff masih berfokus pada pengelolaan data sehingga membuat kordinasi dengan pengemudi
untuk mengambil dan mengirim barang menjadi kurang efektif.
3.4.2. Analisis P.I.E.C.E.S
Analisis P.I.E.C.E.S merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi performance, information, economy, control, efficiency, dan service.
3.4.3. Analisis Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional merupakan pernyataan sistem yang harus disediakan untuk dapat
memenuhi proses-proses bisnis yang berjalan di perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi oleh sistem:
1. Sistem dibuat dalam bentuk aplikasi web dan aplikasi android.
2. Aplikasi web harus dapat menangani transaksi yang berhubungan dengan rantai distribusi.
a. Staff dan manajer dapat memasukan, merubah, melihat, dan menghapus:
1) Data SPBE.
2) Jenis paket refil.
3) Data schedule agreement .
4) Data alokasi dari schedule agreement .
44
Hamdani Nindya Prasasti, Yuli Astuti, Sistem Informasi Manajemen …
3.
4.
5.
6.
5) Data pembayaran.
6) Data pengambilan dari SPBE.
7) Data pengiriman.
8) Data pembeli.
9) Data pangkalan.
Aplikasi web harus dapat menangani data-data pengeluaran perusahaan.
a. Staff dan manager dapat memasukan, merubah, melihat, dan menghapus:
1) Data aset perusahaan.
2) Data kategori pengeluaran.
3) Data akun pengeluaran.
4) Data pengeluaran.
b. Manajer dapat melihat statistic pengeluaran setiap bulannya pada halaman utama.
c. Akun pengeluaran terbagi 2 hak akses, di mana manajer dapat melihat semua akun
sedangkan staf hanya bisa melihat akun yang dibuat oleh staff sendiri.
Aplikasi web dapat mengelola data karyawan.
a. Manajer dapat memasukan, merubah, melihat, dan menghapus:
1) Data jabatan karyawan.
2) Data karyawan.
3) Data admin web berdasarkan data karyawan.
Aplikasi web dapat menghasilkan laporan manajerial.
a. Staff hanya dapat melihat laporan pengiriman berdasarkan rentang tanggal, dan pengemudi
untuk menjadi acuan dalam menghitung insentif terhadap pengemudi.
b. Manajer dapat melihat semua laporan manajerial sebagai berikut:
1) Laporan rugi laba perusahaan berdasarkan rentang tanggal.
2) Laporang pengeluaran perusahaan berdasarkan rentang tanggal, dan jenis aset, jenis
kategori pengeluaran, ataupun jenis akun pengeluaran.
3) Laporan penjualan berdasarkan rentang tanggal, dan pangkalan.
4) Laporan pengiriman berdasarkan rentang tanggal, dan pengemudi.
Aplikasi web dapat memverifikasi login untuk mengkases web.
Manajer dapat mengakses 1x24 jam sistem dan dapat merubah sistem menjadi tiga status
sistem untuk waktu akses staff yaitu:
a. Normal.
Staff hanya dapat login pada hari senin hingga sabtu dari jam 9 sampai dengan jam 5.
b. Lembur.
Staff dapat mengakses website tanpa batasan waktu.
c. Libur.
Staff tidak bisa mengakses website.
7. Aplikasi web mempunyai fungsi web-service untuk mengirim data ke aplikasi android berupa:
a. Data ringkasan harian perusahaan.
1) Jumlah total pengeluaran.
2) Jumlah total refil yang dikirmkan.
3) Jumlah total retur yang dikirmkan.
4) Jumlah total barang yang dikirmkan.
5) Jumlah sisa barang yang belum dikirim.
6) Jumlah total pendapatan.
b. Data pengeluaran harian perusahaan.
c. Data pengiriman harian perusahaan.
8. Aplikasi android hanya diperuntukan untuk manager dan dapat menampilkan data harian
perusahaan yang diambil dari web-service di aplikasi web berupa:
a. Data ringkasan harian perusahaan.
1) Jumlah total pengeluaran.
2) Jumlah total refil yang dikirmkan.
3) Jumlah total retur yang dikirmkan.
45
Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 42 – 53
4) Jumlah total barang yang dikirmkan.
5) Jumlah sisa barang yang belum dikirim.
6) Jumlah total pendapatan.
b. Data pengeluaran harian perusahaan.
c. Data pengiriman harian perusahaan.
3.4.4. Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Didalam kebutuhan non-fungsional dijelaskan apa saja yang di butuhkan untuk memfasilitasi
sistem agar dapat berjalan dengan semestinya, maka dibutuhkan infrastruktur sebagai berikut:
1. Perangkat Lunak (Software).
a. Sistem operasi.
b. Web-browser (Mozilla Firefox, Google Chrome, Safari).
2. Perangkat Keras (Hardware).
Dalam kasus ini menggunakan personal komputer dan koneksi internet yang sudah dimiliki
perusahaan.
3. Perangkat Manusia (Brainware).
a. Staff sebagai pengguna aplikasi web.
b. Manajer sebagai pengguna aplikasi web dan aplikasi android.
4. Server Hosting
Setelah berkonsultasi dengan pihak yang menyediakan layanan hosting maka agar sistem dapat
berjalan dengan optimal, pihak vendor memberikan rekomendasi paket hosting bisnis dengan
spesifikasi sebagai berikut [18]:
a. Hardware Grade : Enterprise.
b. Free Domain .COM.
c. Disk Space : Unlimited.
d. Bandwidth : Unlimited.
e. Prosesor Server : 24 Core Intel Xeon (57.6 Ghz).
f. Disk Drive Setup Server : RAID-10.
g. Ram Server : 32 Gb.
h. Sistem Operasi Server : Cloud Linux.
Spesifikasi tersebut dengan catatan bahwa penggunaan layanan hosting berarti server tersebut
di gunakan bersama-bersama dengan kebijakan pembagian alokasi oleh penyedia layanan hosting.
3.5. Perancangan Sistem
Tahap perancangan sistem merupakan bagian yang penting dalam membuat suatu sistem atau
aplikasi, perancangan sistem ini dibuat untuk memberi gambaran umum rancangan aplikasi yang akan
dibuat.
3.6. Perancangan DFD
Untuk memperjelas tentang rancangan sistem yang akan dibuat maka penulis membuat Data Flow
Diagram (DFD) untuk menggambarkan rancangan sistem secara utuh.
46
Hamdani Nindya Prasasti, Yuli Astuti, Sistem Informasi Manajemen …
3.6.1.
Konteks Diagram
Gambar 1. Konteks Diagram
3.6.2. DFD Level 1
Gambar 2. DFD Level 1
47
Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 42 – 53
3.6.3. Relasi Tabel
Berikut ini gambaran secara utuh tentang table-tabel basis data yang sudah dibuat.
Gambar 3. Relasi Tabel
3.7. Implementasi Perangkat Lunak
Implementasi merupakan tahap inti karena disinilah ide-ide yang sudah dituangkan pada bab
sebelumnya direalisasikan. Implementasi sistem merupakan tindak lanjut dalam pembuatan dan
pemasangan sistem baru yang akan digunakan, sesuai dengan desain yang telah direncanakan
sebelumnya.
48
Hamdani Nindya Prasasti, Yuli Astuti, Sistem Informasi Manajemen …
1. Pengeluaran.
a. Menampilkan data pengeluaran berdasarkan rentang tanggal.
Gambar 3. Menampilkan Pengeluaran
2. Schedule agreement dan Alokasi SA.
a. Menampilkan data schedule agreement dan alokasi sa.
Gambar 4. Menampilkan Schedule agreement dan alokasi sa
3. Pembayaran dan Detail Pembayaran.
a. Menampilkan data pembayaran dan detailnya.
Gambar 5. Menampilkan Pembayaran dan Detail Pembayaran
49
Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 42 – 53
4. SPBE.
Menampilkan data SPBE.
Gambar 6. Menampilkan SPBE
5. Paket Refil.
Menampilkan menambah data paket refil.
Gambar 7. Menampilkan dan Tambah Paket Refil
6. Pengambilan.
Menampilkan data pengambilan berdasarkan rentang tanggal.
Gambar 8. Menampilkan Pengambilan
7. Pengiriman.
Menampilkan data pengiriman, driver pengiriman, dan detail pengiriman.
Gambar 9. Menampilkan Pengiriman dan Detail Pengiriman
50
Hamdani Nindya Prasasti, Yuli Astuti, Sistem Informasi Manajemen …
8. Hasil Laporan Pengeluaran.
Berikut merupakan hasil laporan pengeluaran yang dibuat oleh sistem.
Gambar 10. Hasil Laporan Pengeluaran
9. Hasil Laporan Pengiriman.
Berikut merupakan hasil laporan pengiriman yang dibuat oleh sistem.
Gambar 11. Hasil Laporan Pengiriman
3.8. Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian ini dilakukan dengan cara menguji alur logika program. Dalam pengujian pada
aplikasi ini, hasil pengujian white-box testing adalah sebagai berikut:
1. User melakukan login dengan memasukan username dan password yang salah.
Gambar 12. White-box Testing Login
51
Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 42 – 53
2. Data di aplikasi android tidak tampil karena tidak ada koneksi internet.
Gambar 13. White-box Testing Data Android
3.8.1.
Black-box Testing
Black-box testing dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang dibuat sudah
berjalan dengan benar atau tidak. Black-Box Testing digunakan untuk mendemonstrasikan fungsi
software yang dioperasikan, apakah input diterima dengan benar, dan output yang dihasilkan benar.
Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengujian Black-box Testing
Fitur
Login
Statistik Pengeluaran
Akun Pengeluaran
Kategori
Aset
Pengeluaran
Jabatan
Karyawan
Admin
Pangkalan
Pembeli
Schedule agreement
Pembayaran
Paket Refil
SPBE
Pengambilan
Pengiriman
Laporan Keuangan
Laporan Penjualan
Laporan Pengeluaran
Laporan Pengiriman
Status Website
Android Ringkasan
Android Pengeluaran
52
Keterangan
Read
Read
Create, Read, Update, Delete
Create, Read, Update, Delete
Create, Read, Update, Delete
Create, Read, Update, Delete
Create, Read, Update, Delete
Create, Read, Update, Delete
Create, Read, Update, Delete
Create, Read, Update, Delete
Create, Read, Update, Delete
Create, Read, Update, Delete
Create, Read, Update, Delete
Create, Read, Delete
Create, Read, Update, Delete
Create, Read, Delete
Create, Read, Update, Delete
Read
Read
Read
Read
Read, Update
Read
Read
Hasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Hamdani Nindya Prasasti, Yuli Astuti, Sistem Informasi Manajemen …
Android Detail Pengeluaran
Android Pengiriman
Android Detail Pengiriman
Read
Read
Read
Berhasil
Berhasil
Berhasil
4. KESIMPULAN
Dari penjelasan yang sudah di paparkan penulis di bab-bab sebelumnya, maka dalam skripsi ini
yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen Distribusi Gas 3 Kg Berbasis Web dan Android yang
Terintegrasi” secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem yang telah dibuat menggunakan basis aplikasi web dan android, dimana didalam
perancangannya dilakukan beberapa langkah yaitu dengan mengidentifikasi masalah dalam
proses bisnisnya, menganalisis permasalahan dengan analisis PIESES, menentukan kebutuhan
fungsional, menentukan kebutuhan non-fungsional, menentukan kebutuhan biaya, melakukan
studi kelayakan teknis dan operasional, membuat gambaran sistem dengan flowchart dan DFD,
membuat rancangan basis data menggunakan ERD, relasi table ,dan struktur table, serta
menggambarkan rancangan antar muka untuk menjadi acuan dalam tahap implementasinya.
2. Didalam tahap implementasi dan pembahasan, sistem diuji dengan metode uji black-box
testing, dan white-box testing.
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis & Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Djahir, Yulia, & Pratita, Dewi. 2014. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta :
Deepublish.
JSON. 2016-Desember-10. Introducing JSON. [online] available: http://www.json.org.
Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish.
53
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017
ISSN : 2407-5043
ANALISIS DAN RANCANG BANGUN APLIKASI KURSUS ON-LINE
MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL DIAGRAM ALIR DATA
(STUDI KASUS : UNIVERSITAS ISLAM ATTAHIRIYAH)
1
Arisantoso, Bambang Mulyatno2, Zahid Al Haris3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Attahiriyah
Jl. Kampung Melayu Kecil III No. 15, Jakarta Selatan 12840
1,2,3
Email : [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Perkembangan teknologi saat ini semakin mempermudah orang untuk bisa mendapatkan ilmu
pengetahuan atau keterampilan dari mana saja dan kapan saja. Salah satu contoh bentuk pemanfaatan teknologi
tersebut adalah e-learning. E-learning dapat dikembangkan ke dalam berbagai bentuk yang bertujuan untuk
mendukung proses pembelajaran. Salah satu bentuk perkembangan e-learning adalah terciptanya aplikasi Kursus
On-line. Kursus Online merupakan salah satu bentuk dari e-learning yang digunakan untuk menyajikan bahan
belajar secara on-line. Tujuan rancang bangun aplikasi kursus on-line Berbasis Web ini adalah sebagai wadah
bagi tenaga pengajar (dosen) khususnya di Universitas Islam Attahiriyah untuk memberikan materi pembelajaran
yang dapat dipelajari oleh setiap mahasiswa ataupun orang yang ingin menambah wawasan di luar mata kuliah
yang diajarkan di dalam kelas. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah setiap tenaga pengajar (dosen) dan
mahasiswa dapat menggunakan aplikasi kursus online ini sebagai wadah mengajar dan belajar yang lebih
fleksibel tanpa perlu terikat waktu dan ruang kuliah, sehingga dapat memberikan motivasi dan kontribusi yang
lebih baik dalam proses kegiatan pembelajaran.
Kata kunci : Kursus Online, E-Learning, Pembelajaran
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini semakin mempermudah orang untuk bisa mendapatkan ilmu
pengetahuan atau keterampilan dari mana saja dan kapan saja. Salah satu contoh dari pemanfaatan
teknologi informasi tersebut adalah mulai diterapkannya e-learning. Beberapa perguruan tinggi di
negara Indonesia (misalnya: Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas
Indonesia, Universitas Gunadarma, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian
Bogor, Universitas Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Airlangga)
sudah mulai menerapkan e-learning, baik dalam bentuk yang sederhana (menyajikan materi kuliah
secara on-line) maupun dalam bentuk yang sesungguhnya (menggunakan perangkat lunak sistem
manajemen kelas). (franiez, 2013).
Perkembangan ini tentu dipacu dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang
berupa akses Internet dengan teknologi Web (World Wide Web) sebagai teknologi pendukung
utamanya. Model e-learning dapat dikembangkan ke dalam berbagai bentuk sesuai dengan konteks
dimana e-learning tersebut dikembangkan. Semua bentuk tersebut bertujuan untuk mendukung
pembelajaran. Salah satu bentuk perkembangannya adalah terbentuknya sebuah aplikasi Kursus
Online. Kursus online merupakan salah satu bentuk dari e-learning yang digunakan untuk menyajikan
bahan belajar secara on-line. Seperti halnya dengan mengikuti sebuah kursus yang biasanya harus
menyediakan tempat serta dibatasi oleh waktu, namun karena perkembangan teknologi, sebuah kursus
bisa dilakukan secara on-line.
Mengikuti kursus on-line ini juga memiliki kelebihan lain selain waktu, tempat, dan menentukan
apa saja kebutuhan kita. Di antaranya, kita dapat mempelajari materi-materi yang ada secara gratis
tanpa memerlukan biaya, yang dibutuhkan hanya koneksi internet untuk bisa menghubungkannya.
Kursus On-line ini juga menyediakan sertifikat yang menandakan jika kita pernah mengikuti kursus
online. Untuk mendapatkan sertifikat tentunya ada biaya tambahan yaitu sekitar 50-200 US$,
persyaratan lainnya untuk mendapatkan sertifikat adalah minimal partisipasi kita adalah 80%.
54
Arisantoso, Bambang Mulyatno, Zahid Al Haris, Rancang Bangun Aplikasi Kursus…
Kelebihan lain yang didapat adalah kita bisa memilih pemateri atau dosen yang kita inginkan sehingga
lebih fleksibel.
Baru-baru ini ada sebuah istilah baru yang merupakan sebuah aplikasi dari kursus online, istilah
tersebut ialah Massive Open Online Course (selanjutnya disingkat MOOC). Saat ini, kegiatan kursus
on-line yang dilakukan Universitas Islam Attahiriyah khususnya fakultas teknik, masih berbentuk
seminar-seminar yang memerlukan tempat serta waktu yang terbatas. Melihat hal ini, akan sangat
bermanfaat sekali jika di Universitas Islam Attahiriyah sendiri memiliki sebuah aplikasi kursus on-line
sendiri.
Dengan dibuatnya aplikasi kursus online ini, diharapkan nantinya setiap fakultas yang ada di
Universitas Islam Attahiriyah dapat berkontribusi untuk menyediakan materi-materi yang dapat
dipelajari oleh setiap mahasiswa Universitas Islam Attahiriyah. Hal ini tentunya akan mendatangkan
manfaat yang lebih, baik itu dari sisi mahasiswa maupun dari sisi universitas.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana proses rancang bangun aplikasi kursus on-line berbasis web di Universitas Islam
Attahiriyah ?
2. Bagaimana cara kerja rancang bangun aplikasi kursus on-line berbasis web yang akan dirancang
di Universitas Islam Attahiriyah ?
3. Bagaimana cara agar tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa Universitas Islam Attahiriyah
mendapatkan manfaat dari aplikasi kursus on-line berbasis web ?
2. METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pengumpulan data yang berkaitan dengan rancang bangun aplikasi kursus on-line dilakukan
dengan wawancara kepada narasumber untuk mengetahui gambaran sistem yang ada.
2. Studi Kepustakaan dengan mencari materi/bahan/buku yang menunjang dan berkaitan dengan
penelitian yang penulis lakukan sehingga dapat memberikan data secara teoritis.
3. Untuk tahapan analisis sistem menggunakan pendekatan model Diagram Alir Data (Data Flow
Diagram), analisa terhadap dokumen masukan dan keluaran.
4. Untuk tahapan perancangan basis data menggunakan model entity relationship dengan
menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis merupakan kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang
bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam
sistem yang baru. (Rosa, 2011). Rancang Bangun (desain) merupakan tahap dari setelah analisis dari
siklus pengembangan sistem yang merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional,
serta menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk yang dapat berupa penggambaran,
perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi, termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponenkomponen perangkat keras dan perangkat lunak dari suatu sistem. (Jogiyanto, 2005)
Kursus adalah pelajaran tentang suatu pengetahuan atau keterampilan, yang diberikan dalam waktu
singkat misal : kursus bahasa Inggris, kursus mengetik dan lain-lain. (KBBI, 2017).
Data Flow Diagram atau dalam bahasa Indonesia menjadi Diagram Alir Data (DAD) adalah
refresentasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang
diaplikasikan sebagai data yang mengatur dari masukan (input) dan keluaran (output). (Sukamto dkk,
2013).
55
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 54 – 65
3.1. Perancangan Diagram Alir Data (DAD)
Gambar 1. Diagram Konteks yang Diusulkan
3.2. Perancangan Diagram Nol yang di usulkan
Gambar 2. Diagram Nol Sistem yang diusulkan
3.3. Perancangan Infrastruktur Jaringan
Gambar 3. Perancangan Infrastruktur Aplikasi Kursus Online
56
Arisantoso, Bambang Mulyatno, Zahid Al Haris, Rancang Bangun Aplikasi Kursus…
Model Entity Relationship yang berisi komponen-komponen Himpunan Entitas dan Himpunan
Relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta
dari dunia nyata yang kita tinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan
Diagram Entity Relationship (Diargram E-R). (Fathansyah, 2015)
Berbekal analisis yang telah dilakukan berikut ini akan digambarkan bagaimana hubungan antara
satu entitas dengan entitas yang lain, atribut dari masing-masing entitas, dan bagaimana tingkat
hubungan yang terjadi antara satu entitas dengan entitas yang lain dengan menggunakan Entity
Relationship Diagram (ERD).
Gambar 4. Perancangan ERD Aplikasi Kursus Online
Setelah merancang model Entity Relatinship Diagram (ERD) kemudian akan direpresentasikan
menjadi sebuah basis data fisik. Komponen-komponen dari ERD tersebut yang berupa himpunan
entitas dan himpunan relasi akan ditranformasikan menjadi tabel –tabel (file-file data) yang merupakan
komponen utama pembentuk basis data. Dari proses perancangan basis data dengan menggunakan
Model Entity Relationship tersebut, maka akan menghasilkan skema relasi sebagai berikut :
57
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 54 – 65
1. Tabel Instructor
Tabel 1. Instructor
Nama tabel
: tbl_instructor
Isi
: Data Instruktur
Primary Key
: username
No.
Nama Field
Tipe Data
1
username
VARCHAR
2
password
TEXT
3
name
TEXT
4
about
TEXT
5
skill
TEXT
6
appreciation
TEXT
7
active_position
VARCHAR
8
show_position
TINYINT
9
prefix_academic_title
VARCHAR
10 suffix_academic_title
VARCHAR
11 date_registered
DATETIME
12 state
TINYINT
13 photo
VARCHAR
14 email
VARCHAR
15 phone
VARCHAR
16 mobile
VARCHAR
Ukuran
25
200
100
100
100
100
500
4
200
200
4
50
25
15
15
Keterangan
Username
Password
Nama
Tentang
Keahlian
Penghargaan
Jabatan Aktif
Tampilkan Jabatan
Gelar akademik
Gelar akademik
Tanggal Daftar
Status
File Photo
Email
Telepon
Handphone
2. Tabel Member
Tabel 2. Member
Nama tabel
: tbl_member
Isi
: Data Member
Primary Key
: email
No.
Nama Field
Tipe Data
1
email
VARCHAR
2
password
TEXT
3
name
VARCHAR
4
date_registered
DATETIME
5
state
TINYINT
6
activation_key
TEXT
7
gender
TINYINT
8
birthdate
DATE
9
photo
VARCHAR
10 website
TEXT
11 phone
VARCHAR
12 mobile
VARCHAR
13 address
TEXT
14 college_id
INT
15 about
TEXT
58
Ukuran
25
200
50
4
100
4
50
100
15
15
100
11
200
Keterangan
Email
Password
Nama
Tanggal Terdaftar
Status
Key Aktivasi
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
File Photo
Link Website
Telepon
Handphone
Alamat
Id Universitas
Tentang
Arisantoso, Bambang Mulyatno, Zahid Al Haris, Rancang Bangun Aplikasi Kursus…
16
17
18
19
20
study_reason
study_expectation
facebook_url_profil
twitter_username
skill
100
100
100
50
200
TEXT
TEXT
TEXT
VARCHAR
TEXT
Alasan Belajar
Tujuan Belajar
Link FB
Username Twitter
Keahlian
3. Tabel Course
Tabel 3. Course
Nama tabel
: tbl_instructor_course
Isi
: Data Kursus
Primary Key
: instructor_course_id
No.
Nama Field
Tipe Data
1
instructor_course_id
INT
2
username
VARCHAR
3
course_name
TEXT
4
course_description
TEXT
5
course_objectives
TEXT
6
date_created
DATETIME
7
date_modified
DATETIME
8
state
TINYINT
Ukuran
11
25
100
100
100
4
Keterangan
Id Instruktur Kursus
Username
Nama Kursus
Deskripsi Kursus
Tujuan Kursus
Tanggal Dibuat
Tanggal Diubah
Status Kursus
4. Tabel Course Module
Tabel 4. Course Module
Nama tabel
: tbl_course_module
Isi
: Data Modul Kursus
Primary Key
: course_module_id
No.
Nama Field
Tipe Data
1
instructor_course_id
INT
2
course_module_id
INT
3
module_title
TEXT
4
module_description
TEXT
5
order
INT
Ukuran
11
11
100
100
11
Keterangan
Id Instruktur Kursus
Id Modul Kursus
Judul Modul
Deskripsi Modul
Urutan
5. Tabel Module Chapter
Tabel 5. Module Chapter
Nama tabel
: tbl_module_chapter
Isi
: Data Chapter Yang Dimiliki Tiap Module
Primary Key
: module_chapter_id
No.
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
course_module_id
INT
11
Id Kursus Modul
2
module_chapter_id
INT
11
Id Chapter Modul
3
chapter_title
TEXT
100
Judul Sub Bab
4
video_name
TEXT
100
Nama File Video
59
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 54 – 65
Jurnal Maklumatika
5
6
chapter_file
order
TEXT
TINYINT
100
4
File Chapter
Urutan
6. Tabel Module Exam
Tabel 6. Module Exam
Nama tabel
: tbl_module_exam
Isi
: Data Ujian Module
Primary Key
: exam_id
No.
Nama Field
Tipe Data
1
course_module_id
INT
2
exam_id
INT
3
exam_title
TEXT
4
duration
INT
5
exam_type_id
TINYINT
Ukuran
11
11
100
11
4
Keterangan
Id Modul Kursus
Id Ujian
Judul Ujian
Durasi
Id Tipe Ujian
7. Tabel Exam Question
Tabel 7. Exam Question
Nama tabel
Isi
Primary Key
No.
1
exam_id
2
3
4
5
: tbl_exam_question
: Data Pertanyaan Ujian
: exam_question_id
Nama Field
Tipe Data
exam_question_id
question
correct_question_answer_id
point
INT
Ukuran
11
INT
11
TEXT
INT
INT
100
11
11
Keterangan
Id Ujian
Id Pertanyaan
Ujian
Pertanyaan
Id Jawaban Benar
Nilai
8. Tabel Question Answer
Tabel 8. Question Answer
Nama tabel
: tbl_question_answer
Isi
: Data Jawaban Pertanyaan
Primary Key
: question_answer_id
No.
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
1
exam_question_id
INT
11
2
question_answer_id
INT
11
3
answer
TEXT
100
9. Tabel Member Following Course
Tabel 9. Member Following Course
Nama tabel
Isi
Primary Key
60
:
:
:
tbl_member_following_course
Data Member Yang Mengikuti Kursus
email, instructor_course_id
Keterangan
Id Pertanyaan Ujian
Id Jawaban Pertanyaan
Jawaban
Arisantoso, Bambang Mulyatno, Zahid Al Haris, Rancang Bangun Aplikasi Kursus…
No.
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
1
email
VARCHAR
25
2
instructor_course_id
INT
11
3
date_followed
DATETIME
4
state
TINYINT
4
10. Tabel Member Module Exam
Tabel 10. Member Module Exam
Keterangan
Email Member
Id Instruktur Kursus
Tanggal Mengikuti
Status
Nama tabel
: tbl_member_module_exam
Isi
: Data Member Yang Mengikuti Ujian
Primary Key
: email, exam_id
No.
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
email
VARCHAR
25
Email
2
exam_id
INT
11
Id Ujian
3
start_time
DATETIME
Waktu Mulai
4
end_time
DATETIME
Waktu Selesai
5
state
TINYINT
4
Status
11. Tabel Member Module Exam Question Answer
Tabel 11. Member Module Exam Question Answer
Nama tabel
Isi
Primary Key
No.
1
email
2
exam_id
3
4
: tbl_member_module_exam_question_answer
: Data Jawaban Pertanyaan Yang Dijawab Oleh Member
: email, exam_id, exam_question_id
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
VARCHAR
25
Email
INT
11
Id Ujian
Id Pertanyaan
exam_question_id
INT
11
Ujian
Id Jawaban
member_question_answer_id
INT
11
Pertanyaan
Member
12. Tabel Member Saw Module Chapter
Tabel 12. Member Saw Module Chapter
Nama tabel
: tbl_member_saw_module_chapter
Isi
: Data member yang melihat chapter module
Primary Key
: email, module_chapter_id
No.
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
1
email
VARCHAR
25
Email
2
module_chapter_id
INT
11
Id Chapter
Module
3
last_date_viewed
DATETIME
Terakhir
Dilihat
4
total_viewed
INT
11
Jumlah
Dilihat
61
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 54 – 65
13. Tabel Collage
Tabel 13. Collage
Nama tabel
: tbl_collage
Isi
: Data Universitas
Primary Key
: college_id
No.
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
1
11
college_id
INT
2
100
label
VARCHAR
3
11
order
INT (11)
Keterangan
Id Universitas
Nama Universitas
Urutan
14. Tabel Module Exam Type
Tabel 14. Exam Type
Nama tabel
: tbl_module_exam_type
Isi
: Data Tipe Ujian
Primary Key
: exam_type_id
No.
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
1
exam_type_id
TINYINT
4
2
type
VARCHAR
50
Keterangan
Id Tipe Ujian
Tipe Ujian
3.4. Rancangan Implementasi Antar Muka Sistem
Gambar 5. Antar Muka Login Web Kursus Online
Gambar 6. Antar Muka Profil Member Kursus Online
62
Arisantoso, Bambang Mulyatno, Zahid Al Haris, Rancang Bangun Aplikasi Kursus…
Gambar 7. Antar Muka Homepage Member
Gambar 8. Antar Muka Detail Kursus
Gambar 9. Antar Muka Modul Kursus
63
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 54 – 65
Gambar 10. Antar Muka Video Kursus
Gambar 11. Antar Muka Login Instruktur
Gambar 12. Antar Muka Dashboard Instruktur
Gambar 13. Antar Muka Daftar Modul Instruktur
64
Arisantoso, Bambang Mulyatno, Zahid Al Haris, Rancang Bangun Aplikasi Kursus…
Gambar 14. Antar Muka Daftar Chapter Instruktur
4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Analisis dan Rancang bangun Aplikasi Kursus Online di Universitas Islam Attahiriyah dibuat
menggunakan Eclipse PHP Developtment Tools sebagai tempat pengkodingan dengan tambahan
framework Codeigniter.
2. Rancang bangun Aplikasi Kursus Online adalah sebuah platform kursus berbasis web yang berisi
kursus-kursus yang telah dibuat oleh seorang instruktur. Bila seseorang ingin mengikuti sebuah
kursus, terlebih dahulu harus terdaftar sebagai member di Aplikasi Kursus On-line tersebut. Setelah
berhasil login ke dalam Aplikasi Kursus On-line, member dapat mengikuti semua kursus yang ada
dan melihat semua materi-materi kursus yang berbentuk multimedia / video streaming.
3. Dengan adanya Aplikasi Kursus On-line berbasis web ini, tenaga pengajar (dosen) Universitas
Islam Attahiriyah dapat menjadi instruktur yang membuat materi-materi kursus menggantikan
kegiatan seminar yang bersifat konvesional. Dengan begitu, tidak perlu lagi melakukan
pengumuman seminar dan verifikasi peserta seminar. Karena dengan Aplikasi Kursus Online,
semua materi yang dibagikan dapat dengan bebas diikuti oleh semua member yang ada. Sedangkan
bagi mahasiswa, hanya perlu melakukan pendaftaran sebagai member pada Aplikasi Kursus Online. Setelah terdaftar, mahasiswa dapat dengan mudah mengikuti kegiatan kursus online selama
memiliki laptop serta terkoneksi ke jaringan intranet Universitas Islam Attahiriyah.
DAFTAR PUSTAKA
Fatahsyah. 2015. Basis Data. Revisi Kedua. Bandung : Informatika.
Franiez. 2017-Juli-27. E-Learning diterapkan 10 Universitas Terbaik Indonesia. [Online]. Available:
https://www.kaskus.co.id/thread/51de940a59cb174f3200000b/e-learning-diterapkan-10-uni
versitas-terbaik-indonesia/
Jogiyanto.2005. Analisis dan Desain. Yogyakarta : Andi Publisher.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2017. Pengertian Kursus.
Rosa.2011. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung : Modula.
Sukamto, Rosa Ariani dan Shalahudin, Muhammad. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung:
Informatika.
65
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017
I SSN : 2407-5043
APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS III SDN PUCUNG BERBASIS ANDROID
1, 2
Rizqi Sukma Kharisma1, Fransiskus Paskalis2
Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas AMIKOM Yogyakarta
Jl. Ringroad Utara, Condong catur, Depok, Sleman, Yogyakarta
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Metode pembelajaran yang digunakan saat ini masih seperti yang ada disekolahan pada umumnya, guru
mengajar di dalam kelas dengan fasilitas papan tulis dan buku pelajaran. Sejauh ini metode tersebut masih
terbilang efektif namun masih kurang maksimal, karena metode pembelajaran tersebut masih bisa ditingkatkan
lagi dengan metode-metode yang lebih modern pada saat ini. Media pembelajaran dapat berupa aplikasi
multimedia dan aplikasi Android. Untuk mengatasi permasalahan ini dilakukan pembuatan media pembelajaran
interaktif berbasis Android untuk menunjang pembelajaran. Media pembelajaran ini nantinya akan mengacu
pada kurikulum yang digunakan pada sekolah. Media pembelajaran ini juga akan didesain dengan simple tapi
tetap menarik, pemaparan tentang materi-materi sesuai dengan kurikulum, serta ada soal-soal latihan agar siswa
bisa belajar lebih maksimal. Selain dapat digunakan pada Android, aplikasi yang dibuat dapat digunakan pada
komputer. Pembuatan media pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dalam pembelajaran,
oleh karena itu kita diharapkan untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dengan sebaik-baiknya
sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Kata kunci : interaktif, Android, komputer
I. PENDAHULUAN
Android merupakan salah satu sistem operasi mobile yang sangat populer. Lebih dari 190 negara
dari seluruh dunia menggunakan Android sebagai sistem operasi mobilenya. Selain itu aplikasiaplikasi yang dikembangkan oleh para developer dapat mudah didistribusikan melalui Google Play
yang dapat diakses oleh pengguna Android seluruh dunia. (developer.Android.com, 2017)
SD Negeri Pucung adalah salah satu SD Negeri yang berada di Daerah Kalasan, Taman Martini,
Yogyakarta. Berdasarkan hasil dari observasi tentang bagaimana kegiatan belajar mengajar pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III, metode pembelajaran yang digunakan saat ini masih
seperti yang ada di Sekolah pada umum nya, yaitu guru mengajar di dalam kelas dengan fasilitas
papan tulis dan buku pelajaran.
SD Negeri pucung sudah memiliki beberapa proyektor yang digunakan untuk kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas, akan tetapi para guru hanya sebatas menggunakan teks dalam mengajar dan
belum menggunakan audio visual. Guru-guru pun juga telah banyak menggunakan Android. Dengan
keterbatasan kemampuan yang dimiliki, para guru tidak bisa membuat media pembelajaran yang lebih
interaktif. Oleh sebab itu guru menginginkan suatu aplikasi yang bisa digunakan untuk meningkatkan
pembelajaran di dalam kelas dengan lebih maksimal.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat
media pembalajaran interaktif ilmu pengetahuan sosial kelas III sebagai alat bantu pembelajaran di
dalam kelas. Dengan harapan setelah media pembelajaran interaktif ini dibuat, akan dapat membantu
para guru dalam hal penyampaian materi dan juga membantu murid menerima materi yang dijelaskan
oleh guru.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana cara pembuatan media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III pada SDN
Pucung berbasis Android ?
2. Fitur apa saja yang dapat dibuat untuk media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III
pada SDN Pucung berbasis Android ?
66
Rizqi Sukma Kharisma, Fransiskus Paskalis, Aplikasi Media Pembelajaran …
3. Bagaimana cara distriubusi aplikasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III pada
SDN Pucung berbasis Android ?
2. METODOLOGI
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengembangan sistem multimedia (M.Suyanto,
2003):
Gambar 1. Siklus pengembangan sistem multimedia
1. Mendefinisikan Masalah
Masalah yang dipelajari saat menganalisis sistem adalah masalah yang dihadapi oleh pengguna.
Dengan mempelajari masalah ini, penulis bekerjasama dengan pengguna untuk mendapatkan
permasalahan secara kasar
2. Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu studi yang akan digunakan untuk menentukan kemungkinan apakah
pengembangan proyek sistem multimedia layak diteruskan atau dihentikan. Studi kelayakan
merupakan versi ringkasan dari keseluruhan analisis sistem dan proses perancangan sistem
multimedia.
3. Analisis Kebutuhan Sistem
Mengidentifikasi dan menganalisis maksud, tujuan, sasaran dan kebijakan-kebijakan sistem.
Analisis harus menentukan hal terbaik untuk dapat mencapai tujuan.
4. Merancang Konsep
Kreatifitas sangat dibutuhkan untuk dapat merancang konsep dalam membuat aplikasi
multimedia. Analisis sistem dapat bekerja sama dengan pemakai, atau para ahli dalam bidang
tertentu untuk terlibat dalam membuat aplikasi multimedia
5. Merancang Isi
Merancang isi merupakan komersialisasi dari merancang konsep atau implementasi dari strategi
kreatif. Merancang isi meliputi evaluasi dan memiliki gaya tarik pesan, nada, dan kata dalam
mengeksekusi pesan.
6. Merancang Naskah
Dalam merancang naskah, menetapkan dialog dan urutan elemen-elemen secara rinci. Merancang
naskah merupakan penggabungan dari teks dan narasi dalam aplikasi multimedia.
7. Merancang Grafik
Merancang grafik dengan memilih grafik yang sesuai dengan dialog. Merancang grafik meliputi
merancang grafik dua dimensi, merancang video, merancang audio dan merancang animasi
67
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 66 – 77
8. Memproduksi Sistem
Dalam memproduksi sistem multimedia terdapat tiga tahap, yaitu tahap praproduksi, tahap
produksi, dan pasca produksi. Tahap praproduksi adalah tahap semua pekerjaan dan aktifitas
yang terjadi sebelum multimedia komersial di produksi secara nyata. Tahap produksi adalah
periode selama multimedia diproduksi secara komersial. Tahap pasca produksi adalah periode
semua pekerjaan dan aktifitas yang terjadi setelah multimedia diproduksi secara nyata untuk
tujuan komersial.
9. Mengetes Sistem
Pengetesan dilakukan untuk memastikan bahwa hasil produksi aplikasi multimedia sesuai dengan
apa yang telah direncanakan.
10. Menggunakan Sistem
Implementasi sistem multimedia dipahami sebagai sebuah proses yang menentukan apakah
sistem multimedia mampu beroperasi dengan baik serta mengetahui apakah para pemakai bisa
mandiri dalam mengoperasikannya, baik dalam penggunaan maupun penilaian
11. Memelihara Sistem
Setelah sistem digunakan maka sistem akan dievaluasi oleh pemakai dan spesialis multimedia
untuk menentukan apakah sistem yang baru tersebut sesuai dengan tujuan dan diputuskan apakah
ada revisi atau modivikasi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Animasi dalam Flash
Animasi dalam Flash adalah rangkaian gambar yang disusun berurutan, atau dengan istilah
frame. Satu frame terdiri dari satu gambar. Jika susunan gambar tersebut ditampilkan bergantian
dengan waktu tertentu maka akan dapat terlihat bergerak. Satuan yang dipakai adalah frame per
second (fps). Sebagai contoh, aplikasi animasi diset 25 fps berarti animasi tersebut terdiri dari 25
gambar dalam satu detik. Semakin besar nilai FPS maka akan dapat terbentuk animasi yang terkesan
halus. Animasi dalam Flash dapat dilakukan dengan cara (Andi Sunyoto, 2010):
1. Animasi keyframe to keyframe
Animasi ini akan menghasilkan file yang besar. Metode ini digunakan untuk menggambarkan
penggambaran frame demi frame, misalnya film kartun.
Gambar 2. Membuat animasi keyframe
2. Animasi tweening
Metode ini digunakan untuk menganimasikan bentuk instance. Jika yang dianimasikan bukan
berbentuk instan maka Flash secara otomatis mengubah menjadi bentuk instan.
68
Rizqi Sukma Kharisma, Fransiskus Paskalis, Aplikasi Media Pembelajaran …
Gambar 3. Membuat animasi tweening
3. Animasi menggunakan ActionScript
Animasi ini menggunakan script untuk menganimasikan objek Flash. Jika menggunakan
animasi model ini maka akan menghasilkan file yang kecil.
Gambar 4. Membuat animasi menggunakan ActionScript
3.2. ActionScript
ActionScript menunjukkan koleksi set dari action, function, event dan developer untuk membuat
Flash movie yang lebih kompleks dan lebih interaktif. ActionScript mengalami evolusi ke arah standar
bahasa pemrograman, yaitu versi 1, versi 2, versi 3. Sebuah Flash movie dapat terdiri dari beberapa
scene. Masing-masing scene mempunyai sebuah timeline. Masing-masing timeline dimulai dengan
frame 1 dan seterusnya. Secara normal state sebuah Flash movie bersifat dapar berpindah dari scene
1, frame 1 dan berakhir pada scene 1 dan scene 2 dan seterusnya. Tujuan utama dari ActionScript
adalah mengubah kebiasaan linier tersebut. Sebuah ActionScript dapat menghentikan sebuah movie di
frame tertentu, dan berulang ke frame sebelumnya, atau frame mana yang akan ditampilkan
tergamtung masukan yang diberikan user. (Andi Sunyoto, 2010)
3.3. Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai
perantara atau pengantar terjadinya komunikasi. Media merupakan salah satu komponen komunikasi,
yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi tersebut,
dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Secara umum dapat
dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain (Daryanto, 2013):
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori
dan kinestetiknya.
69
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 66 – 77
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi
yang sama
6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru, bahan pembelajaran,
media pembelajaran, siswa dan tujuan pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan belajar.
3.4. Analisis Kebutuhan Sistem
Tujuan dari analisis kebutuhan sistem ini adalah untuk mengetahui kebutuhan dari sistem yang
dibuat. Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa untuk membangun aplikasi ini dibutuhkan hal
sebagai berikut:
1.
Analisis Kebutuhan Nonfungsional
Fungsi utama dari media pembelajaran interaktif ini adalah untuk membantu para guru dalam
mengajar di dalam kelas. Sedangkan untuk siswa itu sendiri dapat melihat ilustrasi secara
langsung dari hal yang mereka pelajari. Berikut adalah kebutuhan fungsional pada media
pembelajaran interaktif :
a. Aplikasi ini dapat menampilkan materi pelajaran ilmu pengetahuan sosial.
b. Aplikasi ini dapat memberikan penjelasan tentang materi.
c. Aplikasi ini dapat menampilkasn soal-soal latihan.
d. User dapat mengatur suara.
2.
Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan non fungsional dari sistem yang akan dibuat adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
1) Processor intel i5
2) RAM 4GB
3) VGA 2GB
4) SSD 256GB
5) Keybord
6) Mouse
7) Headphone
b. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
1) Sistem Operasi macOS
2) Adobe Illustrator
3) Adobe Photoshop
4) Adobe Flash
5) Adobe Audition
3.
Merancang Isi
Merancang isi adalah hasil dari konsep yang telah dibuat dan diimplementasikan dalam
bentuk rancangan struktur navigasi. Pada halaman menu utama dan judul sub menu akan
menggunakan font Avenir Next dengan ukuran 55pt, pada isi dari konten menggunakan font
Arial dengan ukuran 25pt. Pada gambar dan ikon akan menggunakan .png dan .ai. Berikut
merupakan struktur navigasi rancagan dari media pembelajaran interaktif Ilmu Pengetahuan
Sosial untuk kelas 3 SD:
70
Rizqi Sukma Kharisma, Fransiskus Paskalis, Aplikasi Media Pembelajaran …
Gambar 5. Struktur Navigasi
4.
Merancang Naskah
Tabel 1. Merancang Naskah
No
Menu
Keterangan
1
Intro
Menampilkan Halaman Intro
2
Menu Utama
Menu Berisi
1. Menu Materi
2. Menu Latihan
3. Menu Tentang
4. Menu Keluar
3
Materi
Menampilkan materi tentang mata
pelajaran
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
4
Latihan
Menampilkan soal-soal latihan
untuk para siswa
5
Tentang
Menampilkan deskripsi tentang
aplikasi dan juga pembuatnya
6
Keluar
Untuk keluar dari aplikasi
5. Merancang Grafik
a. Rancangan Halaman Intro
Pada halaman intro ini terdapat tampilan berupa nama aplikasi, aminasi maupun gambar
serta tombol masuk untuk menjalankan aplikasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 3
berikut :
71
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 66 – 77
Gambar 6. Rancangan Halaman Intro
b. Rancangan Menu Utama
Pada menu utama ini terdapat beberapa pilihan menu yaitu materi, latihan, tentang dan
keluar, ditunjukkan pada Gambar 4 berikut :
Gambar 7. Rancangan Menu Utama
c. Rancangan Menu Materi
Pada menu materi terdapat judul materi serta materi yang akan dipelajari misalnya tentang
Lingkungan Alam dan Buatan. Dan terdapat pula tombol next untuk menuju ke halaman
selanjutnya, prev untuk kembali ke halaman sebelumnya dan menu untuk kembali ke menu,
ditunjukkan pada Gambar 5 berikut :
Gambar 8. Rancangan Menu Materi
d. Rancangan Menu Latihan
Pada menu latihan terdapat judul latihan beserta soal-soal untuk para siswa sebagai bahan
evaluasi dari materi yang telah disampaikan, ditunjukkan pada Gambar 6 berikut :
72
Rizqi Sukma Kharisma, Fransiskus Paskalis, Aplikasi Media Pembelajaran …
Gambar 9. Rancangan Menu Latihan
6. Memproduksi Sistem
a. Pembuatan Background dan Button
Pembuatan design grafik dilakukan dengan menggunakan software Adobe Illustrator CC.
Setelah selesai di design akan dilanjutkan dengan menggunakan Adobe Flash CC untuk
memberikan fungsi-fungsi pada aplikasi ini. Desain akan menggunakan ukuran 1280 x 720
pixel.
Gambar 10. Tampilan Background dan Button
1. Pembuatan Sound
Dalam pembuatan backsound pada media pembelajaran ini menggunakan software Adobe
Audition CC untuk memotong musik sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 11. Pembuatan Sound
2. Pembuatan Aplikasi
Pembuatan aplikasi menggunakan Adobe Flash CC dengan fitur Air For Android
73
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 66 – 77
Gambar 12. Pengaturan Air for Android
3. Hasil Aplikasi
1) Halaman Intro
Gambar 13. Tampilan Intro
2) Menu Utama
Gambar 14. Menu Utama
74
Rizqi Sukma Kharisma, Fransiskus Paskalis, Aplikasi Media Pembelajaran …
3) Menu Materi
Gambar 15. Menu Materi
7. Pengujian Sistem
Testing dilakukan dengan mengecek apakah aplikasi sudah sesuai dengan rancangan atau
belum dan juga pengujian apakah file aplikasi .swf dan .apk dapat bejalan dengan baik atau
masih terdapat error.
3.5. Black Box Testing
Aplikasi ini di uji dengan menggunakan black box testing. Pengujian ini terfokus pada kontrol
aplikasi. Pengujian dilakukan dengan menjalankan aplikasi dan kemudian diamati apakah fungsifungsi sudah berjalan dengan baik dan hasil sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Tabel 2. Black Box Testing
Objek
Keterangan
Hasil
Tombol masuk
pada intro
Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke menu utama
Berhasil
Tombol materi
Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke menu materi
Berhasil
Tombol latihan
Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke menu latihan
Berhasil
Tombol tentang
Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke tentang
Berhasil
Tombol keluar
Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke menu keluar
Berhasil
Tombol musik
Ketika tombol di klik maka
akan
mematikan
atau
menghidupkan musik
Berhasil
Tombol
materi
bab
1 Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke materi bab 1
Berhasil
Tombol
materi
bab
2 Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke materi bab 2
Berhasil
Tombol
materi
bab
3 Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke materi bab 3
Berhasil
Tombol
materi
bab
4 Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke materi bab 4
Berhasil
Tombol
materi
bab
5 Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke materi bab 5
Berhasil
75
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 66 – 77
Tombol
materi
bab
6 Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke materi bab 6
Berhasil
Tombol
latihan
bab
1 Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke latihan bab 1
Berhasil
Tombol
latihan
bab
2 Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke latihan bab 2
Berhasil
Tombol
latihan
bab
3 Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke latihan bab 3
Berhasil
Tombol
latihan
bab
4 Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke latihan bab 4
Berhasil
Tombol
latihan
bab
5 Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke latihan bab 5
Berhasil
Tombol
latihan
bab
6 Ketika tombol di klik maka
akan menuju ke latihan bab 6
Berhasil
3.5.1. Menggunakan Sistem
Aplikasi ini bisa digunakan pada Komputer dan Android.
1. Penggunaan pada Komputer
Klik dua kali pada file Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.swf
Gambar 17. Penggunaan Pada Komputer
2. Penggunaan Pada Android
Penggunaan pada Android didahului dengan instalasai Aplikasi terlebih dahulu, berikut cara
instalasi aplikasi :
a. Cari aplikasi di google play store dengan keyword ilmu pengetahuan sosial
Gambar 18. Aplikasi Ilmu Pengetahuan Sosial di Google Play
76
Rizqi Sukma Kharisma, Fransiskus Paskalis, Aplikasi Media Pembelajaran …
b. Pilih dan install aplikasi
Gambar 19. Instal Aplikasi Ilmu Pengetahuan Sosial
3. Memelihara Sistem
Untuk memelihara aplikasi media pembelajaran interaktif ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara sebagai berikut:
a) Menyalin data berupa file .swf dan .apk ke dalam Flashdisk ataupun CD
b) Menyimpan semua file .fla untuk pembuat aplikasi. Hal ini bertujuan agar aplikasi tidak
dapat diubah oleh orang lain demi keamanan aplikasi itu sendiri.
c) Aplikasi telah di upload di google play store.
4. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dihasilkan kesimpulan sebagai berikut : :
1. Media pembelajaran interaktif ilmu pengetahuan sosial ini dibuat dengan beberapa tahapan yaitu
mendefenisikan masalah, studi kelayakan, analisis kebutuhan sistem, merancang konsep,
merancang isi, merancang naskah, merancang grafik, memproduksi sistem, menguji sistem,
menggunakan sistem dan memelihara sistem.
2. Penelitian ini menghasilkan aplikasi media pembelajaran interaktif ilmu pengetahuan sosial
dengan fitur berupa materi lingkungan alam dan buatan, denah peta dan lingkungan sekitar rumah
dan sekolah, kerja sama, mengenal jenis-jenis pekerjaan, kegiatan jual beli, uang. Latihan berupa
soal pilihan ganda yang pada akhir latihan akan terdapat nilai dari hasil menjawab soal-soal
tersebut.
3. Distribusi aplikasi ini tersedia dalam versi desktop dan versi Android. Untuk versi Android telah
tersedia
di
google
play
store
dan
dapat
diunduh
dengan
link
berikut
play.google.com/store/apps/details?id=air.IlmuPengetahuanSosial
DAFTAR PUSTAKA
Andi Suntoyo. 2010. Adobe Flash+XML=Rich Multimedia Application. Yogyakarta: Andi Offset.
Android. 2017.
Android, the world's most popular mobile platform [online] available:
https://developer.android.com/about/index.html. retrieved May 2017.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
M. Suyanto. 2003. Multimedia Alat Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi Offset.
77
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017
ISSN : 2407-5043
RANCANG BANGUN APLIKASI PENGOLAHAN BAHAN BAKU KONVEKSI
BERBASIS WEB (STUDI KASUS DI PT. AL-FAHMI COLLECTION)
1,2
Moch Sanwasih1, Sodikin2
Program Studi Teknnik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Islam
Attahiriyah
Jl.Kampung Melayu Kecil III No.15, Jakarta Selatan 12840
Email : [email protected], [email protected]
Abstrak
Bisnis konveksi adalah salah satu jenis bisnis yang cukup populer di Indonesia dan tersebar hampir di
setiap pelosok daerah. Kepopuleran bisnis konveksi utamanya disebabkan karena dua hal. Pertama, produk yang
dihasilkan oleh industri konveksi, yaitu pakaian merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, maka market
untuk bisnis konveksi akan selalu ada, pangsa pasar yang jelas membuat tidak sedikit orang yang berusaha
memaksimalkan potensi dari bisnis konveksi. Yang kedua, bisnis konveksi menjadi populer karena entry barrier
untuk bisa memulai bisnis ini tidak terlalu besar. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Studi
Pustaka, metode wawancara, observasi, merancang dan membangun Implementasi sistem Aplikasi Pengolahan
Bahan yaitu untuk mempelajari sistem manual yang sedang berjalan pada bagian pengolahan bahan konveksi di
PT. AL-FAHMI. Dengan adanya penerapan sistem komputer ini diharapkan dapat mempermudah pekerjaan
pengolahan bahan baik dari sistem pemesanan serta mempermudah dalam hal pembuatan laporan. Selain itu dapat
mengatasi masalah yang ada pada sistem yang lama sehingga mampu memenuhi semua kebutuhan sistem,
dimana Aplikasi Pengolahan Bahan tersebut di buat dengan PHP dan MySql dan dapat di terapkan langsung
sebagai solusi dalam meningkatkan kinerja dengan sistem yang terintegrasi sehingga dapat menghasilkan sistem
pelaporan data dengan cepat dan akurat.
Kata Kunci: Aplikasi, Konveksi PT. AL-FAHMI, PHP, MySql.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman era globalisasi ini, teknologi bukanlah hal yang awam untuk membantu kegiatan
kehidupan manusia sehari-hari, terutama pada penggunaan teknologi komputer. Bagi para pembisnis,
teknologi adalah bagian yang tak terpisahkan dari berbagai bisnis. Bisnis konveksi adalah bisnis yang
bergerak dibidang perindustrian, dan banyak peminatnya dari berbagai wilayah, daerah, hingga
berbagai Negara. Untuk dapat memperluas bisnis ini teknologi sangat di butuhkan, bukan hanya pada
pemasarannya tetapi peroses pengolahannya juga harus diperhatikan. Karena banyak terjadi kegagalan
dibisnis konveksi ini pada pengolahannya yang sering terjadi, contohnya pesanan pelanggan tidak
sama persis dengan yang dipesan
PT. AL-FAHMI COLLECTION adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian atau
yang dikenal usaha konveksi. Perusahaan yang dibangun sejak 2010, dan sudah melewati berbagai
perubahan. Mulai dari perubahan jumlah penyimpanan data pelanggan atau jumlah transaksi yang
setiap tahunnya meningkat dari 200 pelanggan perbulan yang hampir rata-rata perpelanggan memesan
2 kodi pakaian atau setara dengan 40 potong pakaian dan pemesanan pakaian menjadi 8000 potong
pakaian perbulan, meningkat sampai 250 pelanggan perbulan dan produksi meningkat sampai 8200
potong pakaian perbulan. dan pencapaian penjualan pertahun sebanyak 3000 pelanggan dan
produksinya mencapai 120.000 potong pakaian pertahun.
Namun seiring meningkatnya perusahaan dari tahun ke tahun banyak perubahan-perubahan yang
harus dilakukan. Seperti, persediaan bahan baku yang di butuhkan sesuai pesanan, dan tersediannya
contoh jenis pakaian yang akan di buat untuk membantu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya
supaya kebutuhan konsumen terpenuhi secara efisien dan maksimal terutama pada pengolahan bahan
bakunya. Sering terjadi kerugian pada setiap pengusaha konveksi dikarenakan pengolahan bahan yang
tidak terkontrol, pengadaan alat-alat yang dibutuhkan tidak tersedia dengan segera, dan tidak tersedia
contoh pakaian sesuai pesanan. Kemajuan teknologi yang semakin meningkat dengan pelayanan78
Moch Sanwasih, Sodikin, Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan …
pelayanan pengusaha yang semakin istimewa dengan memanjakan pelanggan dalam penyajian
pesanan sehingga membuat banyak orang ingin berlangganan. tapi sedikit prusahaan yang
memperhatikan proses pengolahannya, padahal perusahaan akan berjalan lancar apabila
pengolahannya berjalan dengan benar.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apa saja kelemahan-kelemahan pada sistem yang berjalan?
2. Bagaimana merancang aplikasi pengolahan bahan baku konveksi pada PT. AL-FAHMI
COLLECTION?
3. Apa manfaat dari aplikasi pengolahan bahan baku konveksi?
2. METODOLOGI
Metode Studi Pustaka, yaitu proses kajian secara teori dan berkaitan dengan topik penelitian.
Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan
yang berhubungan, dimana sumber kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil
penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya. Metode Observasi, suatu aktivitas untuk
koleksi data dengan cara mengamati dan mencatat mengenai kondisi, proses dan prilaku obyek
penelitian. Wawancara, dilakukan kepada staf dan pimpinan PT. AL-FAHMI COLLECTION untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Kemudian analisis Pengembangan sistem informasi Aplikasi
yang dirancang dan dibangun dengan menggunakan Model Data Flow Diagram (DFD), permodelan
data dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) dan interface rancangan bangun
aplikasi dengan bahasa pemrograman berbasis web yaitu PHP Hypertext Preprocessor (PHP).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Abdul Kadir didalam bukunya yang berjudu pengenalan sistem informasi (Abdul Kadir ,
2014) Aplikasi sistem informasi bisa di jumpai diberbagai bidang dan digunakan untuk menangani
berbagai aktivitas. Aplikasi dapat berbentuk desktop atau web. Adapun aplikasi web dibangun dengan
menggunakan berbagai tool seperti ASP, PHP, dan JSP. Dalam hal ini sebarang browser misalnya
internet explorer atau Mozilla firefox dapat digunakan untuk mengakses aplikasi web.
Menurut Gregorius Agung Dalam bukunya yang berjudul otodidak belajar pemrograman untuk
pemula (Gregorius, 2016) Aplikasi berbasis website adalah aplikasi yang dijalankan menggunakan
jaringan internet dan sebuah peramban/browser. Seperti PHP, HTML, dan MySQL adalah
pemrograman-pemrogramanyang digunakan untuk membuat aplikasi berbasis website.
Andalas
Clothing
(http://www.andalasclothing.com/11-artikel-konveksi/awal-mula-bisniskonveksi-di-indonesia-2 diakses tanggal 2 September 2016). Bisnis konveksi adalah salah satu jenis
bisnis yang cukup populer di Indonesia. Tersebar hampir di setiap daerah. Kepopuleran bisnis
konveksi utamanya adalah disebabkan karena dua hal. Pertama, karena produk yang dihasilkan oleh
industri konveksi, yaitu pakaian merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, maka market untuk
bisnis konveksi akan selalu ada. Pangsa pasar yang jelas, membuat tidak sedikit orang yang berusaha
memaksimalkan potensi dari bisnis konveksi.
Yang kedua, bisnis konveksi menjadi populer karena entry barrier untuk bisa memulai bisnis ini
tidak terlalu besar. Seseorang bisa memulai sebuah bisnis konveksi dengan hanya bermodalkan dua
atau tiga buah mesin jahit. Dan mesin jahit, adalah salah satu mesin produksi termurah.
Menurut Rosa A. S. M. Shalahuddin dalam bukunya yang berjudul Rekayasa Perangkat Lunak
(Rosa A. S. M. Shalahuddin , 2013) Data Flow Diagram (DFD) atau dalam bahasa Indonesia menjadi
Diagram Alir Data (DAD) adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan
transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan
keluaran (output).
Menurut Rosa A. S. M. Shalahuddin dalam bukunya yang berjudul Rekayasa Perangkat Lunak
(Rosa A. S. M. Shalahuddin, 2013) Data Flow Diagram (DFD) atau dalam bahasa Indonesia menjadi
Diagram Alir Data (DAD) adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan
79
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 78 – 88
transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan
keluaran (output).
Menurut TIM EMS dalam bukunya yang berjudul php 5 dari NOL (TIM EMS , 2016) PHP adalah
singkatan dari Hypertext preprocessing. Merupakan bahasa scripting untuk web yang cukup popular.
Php adalah bahasa script, artinya ditanamkan atau disisipkan kedalam HTML. Untuk membedakan
kode PHP dank ode HTML sebagai wadahnya, digunakan tag-tag PHP. PHP sangat popular dan dapat
dipakai untuk memprogram situs web dinamis tipe apa pun, bahkan PHP dapat digunakan untuk
membangun Content Management System.
Menurut TIM EMS dalam bukunya yang berjudul php 5 dari NOL (TIM EMS, 2016) MySQL
adalah software database yang paling banyak dipakai untuk membuat aplikasi dinamis. Software
paketan AMP (apache, MySQL, PHP) biasanya sudah mengandung MySQL. Indikasinya adalah
dengan terlihatnya halaman PHPMyAdmin.
Aplikasi yang dirancang dapat membantu karyawan konveksi untuk melakukan proses
pengolahan bahan baku konveksi, sesuai dengan jenis pakaian yang di pesan pelanggan. Dan
aplikasi ini juga memudahkan pelanggan untuk memilih dan juga memesan barang sesuai
dengan keinginannya.
Berdasarkan dari analisa permasalahan tersebut di gambarkan dalam beberapa tahapan
diantaranya sebagai berikut :
3.1 Perancangan Sistem
1. Diagram Konteks yang Diusulkan
Gambar 1. Diagram Konteks Sistem Yang Diusulkan
80
Moch Sanwasih, Sodikin, Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan …
2. Data Flow Diagram (DFD) Nol Yang Diusulkan
Gambar 2. Diagram Nol Yang Diusulkan
3. Perancangan Basis Data
Pada aplikasi ini dibangun database dengan beberapa tabel sebagai berikut:
1. Tabel Admin
Tabel 1. Tabel Admin
Nama File
: gl_admin.frm
Primary Key
: id_admin*
Foreign Key
:Media Penyimpanan : Harddisk
No
Nama Field
Tipe Data
Lebar
Keterangan
1
id_admin*
Int
11
id penguna sebagai admin
2
nama_admin
Varchar
100
nama pengguna sebagai admin
3
level_admin
Varchar
100
level pengguna sebagai admin
4
tgl_admin
Date
5
pwd_admin
Varchar
6
log_admin
Date
7
email_admin
Varchar
8
blokir_admin
enum('N', 'Y')
9
author_admin
Varchar
tanggal pengunaan
255
passwaord pada admin
tanggal admmin loggin
255
email sebagai identitas
pengaturan data yang terblock/tidak
255
pengaturan admin
81
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 78 – 88
2. Tabel Bahan
Tabel 2. Tabel Bahan
Nama File
: gl_bahan.frm
Primary Key
: id_bahan*
Foreign Key
:Media Penyimpanan : Harddisk
No
Nama Field
Tipe Data
Lebar
Keterangan
1
id_bahan*
Int
11
id barang
2
nama_bahan
Varchar
60
nama pada bahan
3
satuan_bahan
Varchar
5
pengukur pada bahan
3. Tabel Barang
Tabel 3. Tabel Barang
Nama File
: gl_barang.frm
Primary Key
: id_barang*
Foreign Key
:Media Penyimpanan : Harddisk
No
Nama Field
Tipe Data
Lebar
Keterangan
1
id_barang*
Varchar
20
id barang
2
nama_barang
Varchar
255
nama barang
3
satuan_barang
Varchar
255
pengukur barang
4
publish_barang
enum('N', 'Y')
barang ditampilkan/tidak
5
tgl_barang
Date
tanggal input barang
6
athour_barang
Varchar
255
pengaturan barang
7
id_kategori
Int
11
id kategori
8
ket_barang
Text
keterangan barang
9
link_barang
Text
koneksi barang
10
berat_barang
Float
11,0
berat barang
4. Tabel Detail Bahan
Tabel 4. Detail Bahan
Nama File
: gl_detail_bahan.frm
Primary Key
: id__detail_bahan*
Foreign Key
: id_detail_barang**
Media Penyimpanan : Harddisk
No Nama Field
Tipe Data
Lebar
1
id_detail_bahan*
Int
11
2
id_bahan
Int
11
3
jumlah_bahan
Int
11
4
Waktu
Int
11
5
id_detail_barang
Int
11
82
Keterangan
id detail pada bahan
id bahan
jumlah bahan
waktu
id detail barang
Moch Sanwasih, Sodikin, Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan …
5. Tabel Jenis Pengiriman
Tabel 5. Jenis Pengiriman
Nama File
: gl_jenis_pengiriman.frm
Primary Key
: id_jenis_pengiriman*
Foreign Key
:Media Penyimpanan : Harddisk
Tipe
No Nama Field
Lebar
Keterangan
Data
id pengiriman yang akan
1
id_jenis_pengiriman*
Int
5
digunakan
jasa
pengiriman
yang
2
nama_jenis_pengiriman
varchar
50
digunakan
6. Tabel Ongkos Kirim
Tabel 6. Ongkos Kirim
Nama File
: gl_ongkos_kirim.frm
Primary Key
: id_ongkos*
Foreign Key
: id_jenis_pengiriman**
Media Penyimpanan : Harddisk
No
Nama Field
Tipe Data
Lebar
Keterangan
1
id_ongkos*
Int
5
menampilkan tarif
2
id_jenis_pengiriman**
Int
5
jasa pengiriman
3
id_kota
Int
5
asal kota sesuai alamat
4
Biaya
Int
20
pembayaran
7. Tabel Pesanan
Tabel 7. Tabel Pesanan
Nama File
: gl_pesanan.frm
Primary Key
: id_pesanan*
Foreign Key
: id_member**
Media Penyimpanan : Harddisk
No
Nama Field
Tipe Data
Lebar
Keterangan
1
id_pesanan*
11
id pesanan pelanggan
2
status_pesan
3
status_kirim
4
tgl_pesan
Char
enum('Lunas',
'Dibatalkan',
'Dipesan',
'Terbayar')
enum('Proses',
'BelumDikirim',
'Dikirim',
'Diterima')
Date
status pesanan pesanan
status kiriman pesanan
tanggal pemesanan
83
Jurnal Maklumatika
84
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 78 – 88
5
tgl_expired
Date
6
jam_pesan
Time
7
id_member
Char
8
alamat2_pesan
Text
9
kota_pesan
Varchar
20
kota asal pemesan
10
telp_pesan
Varchar
20
11
biaya_pesan
Double
12
total_pesan
Double
nomor telepon pemesan
harga yang harus dibayar
pemesan
jumlah pesanan
13
biaya_pengiriman
Double
14
total_pengiriman
Double
15
total_berat
Double
16
id_ongkir
Int
11
17
an_bank
Varchar
60
18
bank_tujuan
Varchar
30
id tarif
nama
pembayaran
pemesanan
bank yang akan di tranfer
19
bank_pengirim
Varchar
30
bank yang mentranfer
20
gbr_pesan
Varchar
80
bukti pesanan di bayar
21
tgl_bayar
Date
22
no_resi
Varchar
20
tanggal akhir pesanan
pesanan dalam hitungan
jam
id pemesan
alamat pemesan
pembayaran pengiriman
jumlah pesanan yang
akan dikirim
jumlah berat pesanan
tanggal pembayaran
50
nomor resi pengiriman
Moch Sanwasih, Sodikin, Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan …
8. Rancangan ERD
Gambar3. ERD Yang Diusulkan
85
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 78 – 88
3.2 Implementasi Sistem
1. Implementasi Antar Muka Menu Utama
Gambar 4. Implementasi Antar Muka Menu Utama
2. Implementasi Antar Muka Pesanan Masuk
Gambar 5. Implementasi Antar Muka Pesanan Masuk
86
Moch Sanwasih, Sodikin, Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan …
3. Implementasi Antar Muka Produksi
Gambar 6. Implementasi Antar Muka Produksi
4. Implementasi Antar Muka Laporan Penjualan
Gambar 7. Implementasi Antar Muka Laporan Penjualan
87
Jurnal Maklumatika
Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 78 – 88
5. Implementasi Antar Muka Laporan Penjualan
Gambar 8. Implementasi Antar Muka Laporan Pengolahan
4. KESIMPULAN
Dari hasil uraian-uraian semua bab yang ada dalam makalah skripsi ini, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Kelemahan sistem pengolahan bahan baku yang sedang berjalan di perusahaan PT. AL-FAHMI
COLLECTION pengolahan bahan baku dan penerimaan pemesanan masih manual, persediaan
bahan baku dan bahan pendukung yang di butuhkan.
2. Aplikasi pengolahan bahan baku konveksi pada PT. AL-FAHMI COLLECTION ini dirancang
menggunakan bahasa pemograman PHP dan menggunakan database MySQL
3. Aplikasi pengolahan bahan baku konveksi dapat memberikan kemudahan dalam proses pengolahan
bahan baku sesuai pesanan. Dari penerimaan pesanan, pengadaan bahan baku dan bahan
pendukung lainnya seperti resleting, benang, pelastik, dan tambahan lainnya yang di butuhkan, dan
di lengkapi contoh pakaian pesanan, untuk memudahkan karyawan dalam pembuatan atau
pengolahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Andalas
Clothing.
2016-september-2.
Bisnis
konveksi.
[online]
available:
http://www.andalasclothing.com/11-artikel-konveksi/awal-mula-bisnis-konveksi-di-indonesia-2.
A Rosa, M Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Informatika
EMS, Tim. 2016. PHP 5 dari Nol. Yogyakarta: Elex Media Komputindo.
Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Sianipar. 2015. Pemrograman Database menggunakan MySQL. Yogyakarta: Andi
Siregar, Edison. 2015. Zend Framework 2.X Solusi Mempercepat Pengembangan Aplikasi Berbasis
Web dengan PHP 5.X Framework. Yogyakarta: Andi
Sutanta Edhy. 2011. Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual. Yogyakarta: Andi.
88
Download