SUSUNAN DEWAN REDAKSI PELINDUNG Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam Attahiriyah PENANGGUNG JAWAB Ketua Program Studi Teknik Informatika MITRA BESTARI Dr. Ir. M. Qomarul Huda, M.Kom Dr. Masnadi, M.Kom REDAKSI PELAKSANA Nanang Sadikin, ST, M.Ti (Ketua redaksi) Arisantoso, ST, M.Kom (Wakil ketua redaksi) Mochamad Sanwasih, S.Kom, M.Msi (Sekretaris) Nyai Rokayah, S.Ag, SE (Bendahara) TATA USAHA Imam Santoso Alamat Redaksi : Jl. Kampung Melayu Kecil III No. 15, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan Kode pos 12840 , Telp. 021-83706126 / Fax.021-83706126. Website : http://www.maklumatika.uniat.ac.id E-Mail : [email protected], [email protected] Publikasi Ilmiah Informatika atau Jurnal Maklumatika diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas Islam Attahiriyah Jakarta. Jurnal maklumatika bertujuan untuk menyalurkan pemahaman tentang pengetahuan dan kemajuan teknologi informasi yang berupa hasil dari penelitian lapangan, laboratorium maupun studi pustaka. Jurnal maklumatika ini terbit satu tahun dua kali atau satu kali tiap semester yaitu bulan Januari dan Juli dengan mempublikasikan tulisan-tulisan ilmiah yang berisi gagasan, konseptual, kajian kepustakaan dan aplikasi. Redaksi menerima sumbangan tulisan atau naskah dibidang yang berkaitan dengan teknik informatika dan belum pernah diterbitkan dalam media cetak lain dari Dosen, Mahasiswa, penelitian ataupun praktisi. Tulisan atau naskah yang telah masuk akan direview dan disunting untuk penyeragaman format tulisan, istilah dan tata cara lainnya. i DAFTAR ISI ii Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017 I SSN : 2407-5043 PERANCANGAN WEBSITE EVENT YAYASAN DAARUT TAUHIID JAKARTA Achmad Aditya Ashadul Ushud Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan, 12260 Email: [email protected] Abstrak Website adalah gerbang informasi bagi sebuah lembaga, organisasi, maupun perusahaan. Di dalamnya terdapat informasi lengkap yang dibutuhkan oleh pengguna, pelanggan, atau konsumen dari pemilik website. Untuk memudahkan pengguna mendapatkan informasi yang dibutuhkan, maka website tersebut harus memenuhi kriteria, seperti mempunyai tampilan menarik dan tidak membosankan, mudah dalam penggunaan, berisi informasi lengkap yang dibutuhkan pengguna, selalu update, tidak terdapat error, dan masih banyak lagi kriteria lain. Sebuah website dituntut untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Sehingga pengguna tidak hanya sekali berkunjung ke website tersebut, bahkan menjadikan referensi utama dalam mendapatkan informasi. Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta mempunyai jamaah loyal yang telah bertahun-tahun mengikuti kegiatan yang diadakan. Sebagian besar informasi adalah agenda kegiatan yang diadakan oleh Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta. Untuk itulah diperlukan website yang dapat memfasilitasi kebutuhan Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta agar dapat dengan mudah menampilkan agenda kegiatan sekaligus bagi jamaahnya untuk dapat mengetahui agenda kegiatan dengan mudah melalui tampilan yang menarik dan mudah digunakan. Website tersebut dikenal dengan Website Event. Penelitian ini bertujuan menganalisa kebutuhan Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta dalam menyampaikan informasi yang berupa agenda kegiatan dalam sebuah website, dan merancang sebuah event website yang mengakomodir kebutuhan tersebut. Kata kunci : website, informasi, event I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak kemunculan internet, penyebaran informasi dapat dengan mudah didapatkan. Cukup membuka browser dari komputer atau perangkat yang terhubung ke internet, maka semua orang dapat menemukan informasi yang diinginkannya. Namun informasi yang didapat belum tentu benar atau dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Hal ini karena sumber informasi beragam dan banyak yang kredibilitasnya meragukan. Bagi sebuah lembaga, organisasi atau perusahaan, menyediakan informasi tentang dirinya melalui website adalah sesuatu yang mutlak diperlukan. Selain sebagai sumber penyedia informasi yang valid, juga sebagai sarana pemasaran yang efektif. Sistem informasi dalam sebuah perusahaan harus selalu berkembang dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman agar memudahkan kelancaran bisnis dalam perusahaan (Ajrul Azwar, 2013). Website sendiri adalah kumpulan dari halaman-halaman yang berisi teks, gambar, suara, video atau objek lain yang saling terkait, dan dapat diakses melalui internet. Bisa disebut juga sebagai situs. Ada beberapa jenis website, misalnya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Website Bisnis Website Berita Website Personal Website Pendidikan Website Komunitas Website Katalog Website Profil Website Penjualan Website Kegiatan dan lain-lain 1 Achmad Aditya Ashadul Ushud, Perancangan Website Event … Website ini dibedakan dalam fungsi dan isinya. Sementara manfaat website diantaranya sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sebagai penyedia informasi yang valid Sebagai media promosi Dapat meningkatkan brand dari suatu lembaga, organisasi, atau perusahaan Memudahkan pengguna atau konsumen mendapatkan informasi yang dibutuhkan Sarana menjual produk Sarana untuk belajar Menampilkan informasi agenda kegiatan Dari sisi isinya, website disebut statis apabila isinya tetap atau jarang berubah, dan alur informasi hanya searah, yaitu dari pemilik website. Sedangkan website dinamis apabila isinya selalu berubah, dan interaktif dua arah antara pemilik dan pengguna website (Anggiani Septima Riyadi, dkk, 2012) Daarut Tauhiid Jakarta adalah sebuah lembaga dakwah dan sosial yang didirikan oleh KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dan merupakan cabang dari Daarut Tauhiid Bandung, dalam bentuk sebuah yayasan. Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta telah memiliki ribuan jamaah yang loyal, yang sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan. Maka keberadaan website Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta menjadi komponen vital untuk menyebarluaskan informasi kegiatan maupun program-programnya. Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta memang mempunyai banyak agenda kegiatan dalam bidang dakwah dan sosial. Bisa dikatakan setiap hari selalu ada kegiatan yang dilakukan. Untuk itulah dibutuhkan website yang mampu memfasilitasi informasi berupa agenda kegiatan sehingga jamaah dapat dengan mudah mendapatkan informasi kegiatan yang diadakan oleh Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta. Website ini mempunyai fungsi utama yaitu menampilkan informasi agenda kegiatan. Website seperti ini dikenal dengan website event. Penelitian ini dibuat untuk menganalisa kebutuhan Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta dalam menyampaikan informasi agenda kegiatan tersebut dengan cara yang mudah sekaligus memudahkan juga jamaah dalam melihat atau mencari informasi agenda kegiatan yang dibutuhkan, melalui perancangan event website. 1.2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian Perancangan Event Website Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta sebagai berikut : 1. Bagaimana menampilkan informasi kegiatan di dalam sebuah website dengan tampilan yang ringkas dan jelas. 2. Sistem apa yang digunakan untuk membuat website event yang familiar dan mudah digunakan. 3. Bagaimana alur penyampaian informasi oleh pengguna secara efektif. 2. METODOLOGI Penelitian menggunakan metode dengan merancang dan mendesain program berdasarkan analisis sistem yang diusulkan sesuai dengan masalah yang ada di lapangan dan sesuai dengan kebutuhan untuk diimplementasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem berorientasi obyek. Di mana obyek dan prosedur yang menjadi pengamatan adalah pengguna sistem, yaitu karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta dan jamaah atau pengguna akhir. Sistem sendiri adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005). Tools yang digunakan adalah use case diagram. 2.1. Open Source Open source adalah aplikasi atau perangkat lunak yang membuka atau membebaskan source codenya untuk dibaca, diubah, atau dikembangkan oleh siapa saja secara cuma-cuma. Bahkan bila ada kelemahan atau kekurangan, bisa diperbaiki atau ditambahkan oleh siapa saja. Perihal kebebasan yang dimaksud dalam pengertian tersebut ialah bebas untuk menjalankan program, bebas untuk mempelajari bagaimana program dari perangkat lunak bebas itu bekerja, bebas untuk menyebarluaskan 2 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 1 – 10 kembali, bebas untuk meningkatkan kenerja program, dan bebas meyebarkannya ke khalayak umum (Murya Arief Basuki, 2009). Keunggulan dari open source adalah dapat diperoleh secara cuma-cuma atau gratis. Penggunaannya pun tidak memiliki batasan tertentu. Contoh perangkat lunak paling populer di seluruh dunia adalah Linux. Dalam aplikasi pembuatan website, terdapat banyak pilihan open source, baik dari perangkat lunak server, pemrograman web, sampai database. Contohnya ada Apache Web Server sebagai perangkat lunak server, PHP sebagai pemrograman web yang open source, dan MySQL sebagai open source database. 2.2. Content Management System (CMS) CMS adalah sistem yang digunakan untuk mengelola, proses pembuatan website beserta konten di dalamnya, yang dapat digunakan secara bersama. Beberapa contoh CMS yang populer adalah Joomla, WordPress, Mambo, Drupal, dan lain-lain. Masing-masing CMS mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan untuk memilih CMS tersebut harus disesuaikan dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Perancangan Use Case Diagram Perancangan sistem atau perangkat lunak ini dengan menggunakan bantuan Use Case Diagram sebagai bagian dari Unified Modeling language (UML) tidak mengabaikan tahapan-tahapan setelahnya (Adi Nugroho, 2010) seperti implementasi dan pengujian dalam penggunaan website Daarut Tauhiid Jakarta dibagi menjadi beberapa group pengguna, dengan masing-masing group memiliki perbedaan peran dan hak akses. Berikut group yang diusulkan terdapat di website Daarut Tauhiid Jakarta: 1. Administrator. Grup ini mempunyai hak penuh dalam mengedit semua konten, maupun tampilan dan sistem website itu sendiri. 2. Subscriber Subscriber hanya bisa membaca, mengomentari post atau update profil dirinya sendiri. 3. Contributor Contributor hanya bisa menulis artikel namun tidak bisa mempublikasinya. Tulisan harus direview dulu oleh Editor atau Administrator. 4. Author Author hanya bisa mengedit dan mengelola artikel yang ditulisnya sendiri. 5. Editor Editor bisa memposting Post dan Page serta bisa mengedit Posting dari penulis lain. Bila dibuat ke dalam use case diagram, untuk menggambarkan alur informasi dari masing-masing peran grup pengguna, maka digambarkan seperti gambar di bawah ini. 3 Achmad Aditya Ashadul Ushud, Perancangan Website Event … 1) Menulis agenda kegiatan menjadi artikel Agenda Kegiatan Contributor/Author Administrator 2) Memeriksa artikel 4) Memelihara artikel 3) Menerbitkan artikel Artikel 5) Membaca artikel Editor Jamaah Gambar 1. Use case diagram pemuatan informasi di website Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta Dari gambar 1, informasi mengenai agenda kegiatan pada awalnya diterima oleh Contributor atau Author untuk kemudian ditulis di website menjadi artikel dengan status pending review. Setelah itu Editor akan memeriksa artikel tersebut, baik validitas maupun dari sisi penulisan. Bila ada kesalahan Editor akan memperbaiki atau meminta Contributor dan Author memperbaiki artikel tersebut. Bila artikel sudah valid, Editor akan mengubah status artikel tersebut menjadi publish. Sehingga artikel tersebut menjadi tayang di halaman website. Proses selanjutnya Administrator akan memelihara artikel, dalam arti menurunkan artikel yang sudah lawas, menggantinya dengan artikel baru, dan Administrator pun berhak mengubah artikel baik judul, isinya maupun menghapusnya. Artikel sudah dapat dilihat oleh pengguna akhir, dalam hal ini adalah jamaah Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta. 3.2. Merancang Tampilan Website Rancangan tampilan halaman depan terdapat banner untuk agenda kegiatan khusus dan dalam bentuk daftar agenda kegiatan di sisi kiri atau kanan website. Berikut rancangan tampilan website secara keseluruhan di halaman depan. Banner Home Program Agenda Berita Profil Kontak Slideshow Agenda Kegiatan khusus Berita 1 Berita 2 Berita 3 Berita 4 Berita 5 Berita 6 Kalendar Kegiatan Footer Gambar 2. Rancangan tampilan halaman depan website 4 Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 1 – 10 Jurnal Maklumatika Kebanyakan informasi Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta adalah mengenai agenda kegiatan yang setiap hari selalu ada kegiatan yang dilakukan. Untuk itulah dalam merancang tampilan website Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta, perlu diperhatikan tampilan agenda kegiatan menjadi lebih dominan atau lebih menonjol dibanding artikel lain. Inilah yang mencadi ciri dari website event, sebagian besar isinya adalah informasi agenda kegiatan. Perancangan agenda kegiatan dalam bentuk kalender menjadi pilihan terbaik, dimana pengunjung dapat dengan mudah menemukan informasi mengenai agenda kegiatan Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta. Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat 1 2 3 4 5 6 7 Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan 8 9 10 11 12 13 14 Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan 15 16 17 18 19 20 21 Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan 22 23 24 25 26 27 28 Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan 29 30 31 Informasi Informasi Informasi kegiatan kegiatan kegiatan Gambar 3. Rancangan tampilan Kalendar Kegiatan 3.3. Hasil Perancangan Perancangan perangkat lunak dalam pembuatan event website Daarut Tauhiid Jakarta menggunakan CMS. Aplikasi yang digunakan adalah WordPress yang dikenal tangguh dalam membangun website. Selain itu antar muka WordPress yang lebih sederhana, sehingga mudah digunakan. Langkah-langkah penting dalam perancangan perangkat lunak, sebagai berikut : 1. Mengunduh aplikasi WordPress di wordpress.org. Lalu memasangnya di hosting dtjakarta.or.id. Atau langsung menginstal WordPress melalui control panel dari hosting dtjakarta.or.id. 5 Achmad Aditya Ashadul Ushud, Perancangan Website Event … Gambar 4. Memasang WordPress dari hosting dtjakarta.or.id 2. Setelah WordPress terpasang, maka dipilih themes yang tepat untuk memenuhi tampilan layar yang dirancang. Pilihan themes bisa dicari melalui WordPress yang telah dipasang maupun dari web pihak ketiga. Gambar 5. Memilih themes yang sesuai dengan rancangan layar 3. Setelah themes terpasang, diatur layout menyesuaikan rancangan layar, selain itu dibuat pula banner untuk halaman depan website. 6 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 1 – 10 Gambar 6. Menyesuaikan themes dengan layout rancangan layar 4. Selanjutnya memasang plugins yang mendukung website. Seperti plugin untuk menampilkan slideshow, plugin untuk menampilkan kalender kegiatan, plugin untuk menampilkan social media. Gambar 7. Memasang plugins yang dibutuhkan 7 Achmad Aditya Ashadul Ushud, Perancangan Website Event … Gambar 8. Tampilan kalendar agenda kegiatan 5. Selanjutnya adalah membuat user group yang dibutuhkan untuk penambahan konten di website. Gambar 9. Membuat user Penelitian ini telah menghasilkan sebuah perangkat lunak berupa website event yang bisa diakses di www.dtjakarta.or.id. 3.4. Pengujian Pengujian perangkat lunak ini dilakukan menggunakan data uji dari pengelola website. 8 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 1 – 10 1. Pengujian Login Berikut tabel pengujian login pengelola, yaitu contributor, subscriber, editor dan administrator. Tabel 1. Pengujian login contributor Data Masukan Kejadian yang Pengamatan Kesimpulan diharapkan Masuk ke halaman Berhasil masuk ke [x] Diterima Username & contributor dengan hak halaman contributor [ ] Ditolak Password akses contributor dengan hak akses Contributor contributor Data Masukan Username & Password Author Data Masukan Username & Password Editor Data Masukan Username & Password Administrator Data Masukan Username & Password Tak terdaftar Tabel 2. Pengujian login author Kejadian yang Pengamatan diharapkan Masuk ke halaman Berhasil masuk ke author dengan hak halaman author dengan akses author hak akses author Tabel 3. Pengujian login editor Kejadian yang Pengamatan diharapkan Masuk ke halaman Berhasil masuk ke editor dengan hak halaman editor dengan akses editor hak akses editor Tabel 4. Pengujian login administrator Kejadian yang Pengamatan diharapkan Masuk ke halaman Berhasil masuk ke administrator dengan halaman administrator hak akses dengan hak akses administrator administrator Tabel 5. Pengujian login salah Kejadian yang Pengamatan diharapkan Tidak dapat masuk dan Tidak dapat masuk dan muncul peringatan muncul peringatan kesalahan kesalahan Kesimpulan [x] Diterima [ ] Ditolak Kesimpulan [x] Diterima [ ] Ditolak Kesimpulan [x] Diterima [ ] Ditolak Kesimpulan [x] Diterima [ ] Ditolak 4. KESIMPULAN Setelah dilakukan perancangan, pembuatan, pengujian dan analisa maka penelitian ini menyimpulkan beberapan hal terkait dengan rumusan masalah perancangan website event Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta sebagai berikut : 1. Untuk memudahkan informasi mengenai agenda kegiatan Daarut Tauhiid Jakarta, dibuatlah tampilan dalam bentuk kalendar. Setiap kegiatan khusus dibuatkan banner di bagian paling atas website, sehingga lebih menarik untuk dilihat. 2. Pembuatan website event ini menggunakan CMS, yaitu WordPress yang sudah familiar dan mudah digunakan. Selain itu WordPress merupakan opensource yang bisa dipakai secara cumacuma. 3. Alur penyampaian informasi menggunakan user group yang telah tersedia pada WordPress, sehingga dapat langsung digunakan. 9 Achmad Aditya Ashadul Ushud, Perancangan Website Event … DAFTAR PUSTAKA Adi Nugroho. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USPD. Andi. Yogyakarta. Ajrul Azwar. 2013. Perancangan Website Sistem Informasi Pemasaran dan Penjualan Berbasis ECommercepada S28. Jurnal Ilmiah STMIK U’Budiyah Vol.2, No.1, Maret 2013. Anggiani Septima Riyadi, Eko Retnandi, Asep Deddy. 2012. Perancangan Sistem Informasi Berbasis Website Subsistem Guru Di Sekolah Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango. Jurnal Algoritma STT Garut. Vol. 09, No. 40, 2012. Jogiyanto, H. M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Infbrmasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. Murya Arief Basuki. 2009. Analisa Website Universitas Muria Kudus, Jurnal Sains. Vol.2, No.2, Desember 2009. 10 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017 I SSN : 2407-5043 PENENTUAN CEPAT STATUS KELULUSAN MATAKULIAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF ORGANIZING MAPS (SOM) KOHONEN Alusyanti Primawati Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan MIPA, Universitas Indraprasta PGRI Jl. Raya Tengah No.80, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760 Email: [email protected] Abstrak Nilai matakuliah setiap mahasiswa pada hakikatnya merupakan data yang beragam. Nilai kelulusan dari setiap matakuliah berdasarkan 3 elemen yaitu nilai Ujian Tengah Semester (UTS), nilai Tugas (TGS), dan nilai Ujian Akhir Semester (UAS). Ketiga elemen nilai yaitu nilai UTS, TGS, dan UAS diharapkan dapat diolah untuk menentukan secara cepat jumlah mahasiswa yang Lulus dan Tidak Lulus matakuliah tanpa dilakukan penghitungan nilai akhir. Pengolahan cepat ini dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu algoritma dari Jaringan Syaraf Tiruan yaitu Kohonen/ Self Orginizing Maps (SOM). Jaringan Sayaraf Tiruan metode Self Organizing Map (SOM) atau Kohonen merupakan salah satu metode yang pembelajaran data beragam yang tak terawasi untuk dikelompokan kedalam Cluster tertentu. Hasil yang diperoleh adalah clustering/ pengelompokan mahasiswa yang Lulus dan Tidak Lulus sama seperti perhitungan kalkulasi nilai pada umumnya. Kata Kunci : Jaringan Syaraf Tiruan, Kohonen, Self Organizing Maps, Clustering, Penentuan Status Kelulusan. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu informasi penting dalam kegiatan akademik sebuah perguruan tinggi adalah informasi kelulusan matakuliah setiap mahasiswa dalam setiap semester. Dalam hal ini, setiap perguruan tinggi memiliki rumus pengolahan data khusus untuk menentukan nilai akhir dari mahasiswa. Pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi khusus akademik. Hal tersebut merupakan hal yang biasa dilakukan oleh setiap perguruan tinggi. Data nilai matakuliah setiap mahasiswa merupakan kumpulan data yang cukup besar sehingga dimungkinkan data tersebut dapat dimanfaatkan dalam proses pengambilan keputusan. Oleh sebab itu banyak sekali kajian tentang pemanfaatan data nilai matakuliah sebagai data mining dengan berbagai metode untuk menentukan mahasiswa terbaik, dan lainnya. Nilai matakuliah setiap mahasiswa pada hakikatnya merupakan data yang beragam. Nilai kelulusan dari setiap matakuliah berdasarkan 3 elemen yaitu nilai Ujian Tengah Semester (UTS), nilai Tugas (TGS), dan nilai Ujian Akhir Semester (UAS). Data nilai ketiga elemen tersebut merupakan hasil dari mahasiswa maka dapat dikatakan data yang masuk tanpa terawasi karena data yang masuk merupakan data tidak senagaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Kelulusan matakuliah dapat dibagi menjadi 2 cluster yaitu Lulus dan Tidak Lulus. Kelulusan mahasiswa biasanya diperoleh jika ketiga elemen tersebut sudah diproses sesuai perhitungan penentuan nilai akhir. Jaringan Syaraf Tiruan metode Self Organizing Map (SOM) atau Kohonen merupakan salah satu metode yang pembelajaran data beragam yang tak terawasi untuk dikelompokan kedalam Cluster tertentu (Lestari 2014). SOM dapat digunakan untuk menganalisis clustering dari data yang beragam. Data nilai matakuliah mahasiswa akan dilakukan pembelajaran dengan menggunakan SOM sehingga diperoleh dengan cepat data mahasiswa yang masuk cluster Lulus dan Tidak Lulus. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam kajian penelitian ini yaitu : 11 Alusyanti Primawati, Penentuan Cepat Status Kelulusan… 1. Apakah dari 3 elemen nilai yaitu nilai UTS, TGS, dan UAS dapat diolah dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan metode SOM untuk menentukan secara cepat jumlah mahasiswa yang LULUS dan TIDAK LULUS matakuliah tanpa dilakukan penghitungan nilai akhir? 2. Apakah Pelatihan SOM melalui kajian ini dapat mengolah data nilai yang beragam untuk dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan dengan cepat mahasiswa yang lulus matakuliah. 3. Berapakah Presentasi akurasi atau ketepatan hasil metode SOM dengan kalkulasi nilai pada umumnya? 2. METODOLOGI Metode yang digunakan adalah metode algoritma pembelajaran Jaringan Syarat Tiruan Self Organizing Maps (SOM) / Kohonen. Data dilatih kemudian diuji dengan menggunakan bobot akhir dari hasil pelatihan SOM. Data primer yang digunakan adalah data nilai matakuliah X pada Perguruan Tinggi X. Kelulusan mahasiswa jika mahasiswa memiliki rata-rata diatas 50, jika dibawah rata- rata 50 maka dianggap Tidak Lulus. Jaringan Syaraf Tiruan SOM-Kohonen dapat mengatasi kondisi dimana munculnya suatu neuron selalu menang dalam kompetisi (Rianza dan Wibowo, 2011). Hal ini biasa terjadi dalam pengelompokan nilai matakuliah setiap mahasiswa yang terdiri dari elemen beragam sehingga dimungkinkan ada salah satu data inputan yang selalu menang. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Pustaka 3.1.1. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syarat Tiruan/ JST merupakan ilmu yang mempelajari metode komputasi yang meniru jaringan syaraft biologis untuk digunakan dalam pengambilan keputusan seperti pengenalan pola atau klasifikasi dengan metode pembelajaran (Yani, 2005). Menurut Hernawan (2011), JST merupakan generalisasi model sistematis dari pengenalas syaraf biologis sehingga membentuk sistem pemrosesan informasi yang memiliki karakteristik unjuk kerja tertentu seperti jaringan syaraf biologi. Kemampuan generalisasi dalam JST untuk menghasilkan respon yang bias diterima terhadap pola-pola input yang serupa tidak identic dengan pola-pola sebelumnya yang telah dipelajari sehingga jika ada pola yang belum pernah dipelajari, JST tetap akan menanggapi dengan baik dan memberikan keluaran yang paling mendekati (Puspatiningrum, 2006). Menurut Puspitaningrum (2006), Pembelajaran atau pelatihan JST dikelompokkan menjadi 3 yaitu: 1. Supervisied Learning (Pembelajaran Terawasi). Contoh: Algoritma Hebbian, Perceptron, Adaline, Hopfield, Backpropagation, dan lain-lain. 2. Unsupervised Learning (Pembelajaran Tidak Terawasi. Contoh: Algoritma Kohonen / SOM, Learning Vector Quantization (LVQ), dan lain-lain. 3. Hybrid Learning (Pembelajaran Hibrida). Contoh: Algoritma RBF. 3.1.2. Self Organizing Map (SOM) / Kohonen Menurut Hernawan (2011) dikemukakan bahwa jaringan syaraf tiruan Kohonen atau dengan nama lain Self Organizing Maps (SOM) merupakan suatu cara pemetaan pola suatu ciri dengan pengaturan yang dilakukan secara otomatis. 12 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 11 – 18 Gambar 1. Arsitektur Jaringan SOM (Hernawan, 2011) Jaringan Kohonen atau SOM memiliki lapisan neuron yang akan menyusun dirinya sendiri berdasarkan input nilai tertentu dalam suatu kelompok yang dikenal dengan istilah cluster, dan dalam proses penyusunan diri, maka cluster yang memiliki vector bobot paling cocok dengan pola input (memiliki jarak paling dekat) akan terpilih sebagi pemenang (Lestari, 2014). Algoritma Competitive Network (Jong, 2005) dan Lestari, 2014): 1. Inisialisasi neuron input x1, x2, x3, … xi. 2. Inisialisasi neuron output sebanyak y1, y2,y3, … yj. 3. Menentukan bobot antara neuron input dan neuron output dengan nilai antara xmin dan x max. 4. Mengulangi langkah 5 sampai 8 hingga tidak ada perubahan bobot atau iterasi/epochs telah maksimal sehingga output-nya telah konvergen. 5. Pemilihan salah satu input dari vector input yang ada. 6. Penghitungan jarak antar input data terhadap bobot dengan masing-masingneuron input dengan rumus 2 Persamaan (1) …… π·π = ∑ππ=1(πππ − ππ ) Dari seluruh bobot ( Di) dicari yang paling kecil. Index dari bobot ( Di ) yang paling mirip disebut winning neuron. 7. Untuk setiap bobot wij diperbaharui bobot koneksinya dengan menggunakan rumus yang dapat dilihat pada Persamaan (2) ……. πππ ππππ’ = πππ ππππ + πΌ (ππ − πππ ππππ ) 8. Meng-update bobot bias: 9. Simpan bobot yang telah konvergen. 3.1.2. Hasil 1. Cluster Kelulusan dan Bobot Hasil pembelajaran JST SOM adalah dikelompokkannya data menjadi 2 cluster yaitu W1 sebagai bobot persamaan Cluster Lulus dan W2 sebagai bobot persamaan Cluster Tidak Lulus. 13 Alusyanti Primawati, Penentuan Cepat Status Kelulusan… Tabel 1. Clustering Pada Penelitian W1 Lulus W2 Tidak Lulus 60 50 Diketahui inisialisasi bobot awal dalam matrik 2x3 yaitu [60 50] 60 50 Tabel 2. Penjelasan Inisialisasi Bobot Awal Dalam Matriks 2x3 W1 60 60 60 x1 x2 x3 W2 50 50 50 Laju Pemahaman awal yang digunakan adalah 0.50, epho maksimal yang digunakan adaah sebanyak 4x. Setiap berganti epho maka Laju Pemahaman akan berubah dengan rumus persamaan (3). Persamaan (3)………..πΌππππ’ = πΌππππ π₯ 0.5. 2. Sample Data Nilai Sample data nilai yang akan dilatih dengan menggunakan SOM dituliskan pada tabel 3. Tabel 3. Sample Data Nilai yang Akan Dilatih Nama Diana Ferdy Sinta Tony X1 uas 76 67 80 30 X2 uts 65 67 78 35 X3 tugas 80 60 86 25 3. Pelatihan a. Epho 1 Laju Pemahaman (ο‘) awal yang digunakan bernilai 0.50. Tabel 4. Hasil Clustering Epho ke 1 Data Ke 1 2 3 4 14 W1 W2 681 121.25 772.8125 5787.453 1801 678 2980 1250 Jarak Terkecil w1 w1 w1 w2 Cluster Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 11 – 18 Tabel 5. Bobot Terbaru dari Data ke-4 pada Epho ke-1 Bobot w 1 73.75 71.375 75.5 X 1 2 3 2 40 42.5 37.5 b. Epho 2 Laju Pemahaman (ο‘) yang digunakan bernilai 0.5 x ο‘ epho 1 = 0.5 x 0.5 = 0.25. Tabel 6. Hasil Clustering Epho ke-2 Data Ke 1 2 3 4 W1 65.95313 337.5986 319.0399 5872.722 W2 3608.5 1835.5 5212.5 312.5 Jarak Terkecil w1 w1 w1 w2 Cluster Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Tabel 7. Bobot terbaru dari data ke-4 pada epho ke-2 Bobot W X 1 2 3 1 74.36328 71.31445 75.85156 2 37.5 40.625 34.375 c. Epho 3 Laju Pemahaman (ο‘) yang digunakan bernilai 0.5 x ο‘ epho 1 = 0.5 x 0.25 = 0.125. Tabel 8. Hasil Clustering Epho ke-3 Data Ke 1 2 3 4 W1 59.7607 337.6801 239.6678 5853.341 W2 4158.031 2222.531 5868.281 175.7813 Jarak Terkecil w1 w1 w1 w2 Cluster Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Tabel 9. Bobot terbaru data ke-4 pada epho ke-2 X 1 2 3 Bobot W 1 2 74.41915 36.5625 71.07394 39.92188 75.78337 33.20313 15 Alusyanti Primawati, Penentuan Cepat Status Kelulusan… d. Epho 4 Laju Pemahaman (ο‘) yang digunakan bernilai 0.5 x ο‘ epho 1 = 0.5 x 0.125 = 0.0625. Tabel 10. Hasil Clustering Epho ke-4 Data Ke 1 2 3 4 w1 57.17179 327.671 212.2597 5837.833 w2 4374.176 2377.739 6124.27 134.5825 Jarak Terkecil w1 w1 w1 w2 Cluster Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Tabel 11. Bobot terbaru dari data ke-4 pada epho ke-4 Bobot w X 1 2 3 1 74.42008 70.93446 75.72873 2 36.15234 39.61426 32.69043 e. Epho 5 Laju Pemahaman (ο‘) yang digunakan bernilai 0.5 x ο‘ epho 1 = 0.5 x 0.125 = 0.03125. Tabel 12. Hasil Clustering Epho ke-5 Data ke 1 2 3 4 w1 55.95772 306.8063 210.4476 5784.842 w2 4470.467 2447.369 6237.992 118.2854 Jarak Terkecil w1 w1 w1 w2 Cluster Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Tabel 13. Bobot terbaru dari data ke-4 pada epho ke-5. Bobot W X 1 2 3 1 74.41615 70.86211 75.2589 2 35.96008 39.47006 32.4501 4. Pengujian Berdasarkan hasil pelatihan epho terakhir yaitu epho ke-5 maka didapatkan Bobot Akhir untuk dijadikan Bobot pada tahap pengujian. 16 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 11 – 18 Tabel 14. Bobot Akhir Pelatihan W1X1 74.41615 W1 W1X2 70.86211 W1X3 75.2589 W2X1 35.96008 W2 W2X2 39.47006 W2X3 32.4501 Diketahui tabel adalah Data Nilai Mahasiswa untuk matakuliah X yang akan diuji untuk memutuskan mahasiswa tersebut Lulus atau Tidak Lulus. Hasil pengujian dengan menggunakan bobot akhir pelatihan digambarkan pada tabel 15 dengan menggunakan 15 data sample untuk diuji. A Nilai Uas sebagai x1, Uts sebagai x3, dan TUGAS sebagai x3. Tabel 15. Hasil Pengujian Data Sample Menggunakan SOM Nama Ke- UAS UTS TUGAS 1 67 78 70 2 80 76 70 3 56 86 77 4 79 78 88 5 57 55 70 6 45 69 50 7 90 78 84 8 60 70 65 9 98 87 80 10 77 59 70 11 80 66 65 12 80 65 78 13 50 45 59 14 70 60 80 15 68 72 78 Clustering SOM Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Lulus Lulus Kalkulasi Umum Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Lulus Tidak Lulus Lulus Lulus Ketepatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Kalkulasi umum menggunakan rumus rata-rata dari ketiga elemen dan jika hasil lebih dari 60 maka dinyatakan lulus. 3.1.3. Pembahasan Pelatihan dilakukan sebanyak 5x pada data sample sehingga diperoleh bobot akhir. Selajutnya pengujian tidak menggunakan bobot awal pada saat pelatihan data sample melainkan menggunakan bobot baru dari hasil epho terakhir pada data terakhir. Data sample kedua dilakukan pengujian untuk menentukan clustering mahasiswa yang lulus matakuliah. Terlihat hasi clustering dengan SOM sama dengan hasil kalkulasi. Pada data ke 6 dan 13 keduanya dinyatakan tidak lulus baik menggunakan SOM atau kalkulasi umum. Hal ini tentu saja akan berbeda hasilnya jika kalkulasi umum yang digunakan berbeda. Karena penentuan bobot awal pelatihan berdasarkan syarat utama pada kalkulasi umum. 17 Alusyanti Primawati, Penentuan Cepat Status Kelulusan… 4. KESIMPULAN Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan yaitu : 1. Ketiga elemen nilai yaitu nilai UTS, TGS, dan UAS dapat diolah dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan metode SOM untuk menentukan secara cepat jumlah mahasiswa yang LULUS dan TIDAK LULUS matakuliah tanpa dilakukan penghitungan nilai akhir. Akan tetapi inisialisasi bobot awal haruslah tepat yaitu disesuaikan dengan kondisi default seperti mahasiswa dinyatakan lulus jika rata-rata nilai lebih dari 60. 2. Pelatihan SOM melalui kajian ini dapat mengolah data nilai yang beragam untuk dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan dengan cepat mahasiswa yang lulus matakuliah. 3. Presentasi akurasi atau ketepatan hasil metode SOM dengan kalkulasi nilai pada umumnya adalah 100%. Kemiripan ini dapat dikatakan bahwa metode SOM cukup efektif mengolah data beragam untuk dikelompokkan menjadi beberapa kelas. Pengelompokan ini dilakukan berdasarakan kemiripan data yang hanya dapat diketahui dengan algoritma pengenalan pola pada SOM. DAFTAR PUSTAKA Hernawan, M., Sudjadi, S., & Warsito, A. 2011. Simulasi Kompresi Citra dengan Neural Network menggunakan Metode Self-Organizing Map. Disertasi, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik. Lestari, Wiji. 2014. Sistem Clustering Kecerdasan Majemuk Mahasiswa Menggunakan Algoritma Self Organizing Maps (SOM). Jurnal Saintech Politeknik Indonusa Surakata ISSN 2355-5009 Vol. 1, No.1, Juni 2014. Puspitaningrum, Diyah. 2006. Pengantar Jaringan Syaraf Tiruan. Yogyakarta: Andi. Rianza, A. J., & Wibowo, A. T. 2011. Implementasi Dan Analisis Jaringan Saraf Tiruan Som Kohonen Dalam Otomasi Pembuatan Tablature Gitar. Universitas Telkom. Yani, Eli. 2005-juni-17. Pengantar Jaringan http://trirezqiariantoro.files.wordpress.com. 18 Syaraf Tiruan. [Online]. Available: Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017 ISSN : 2407-5043 RANCANG BANGUN KEAMANAN JARINGAN WIRELESS PADA STIPER SRIWIGAMA PALEMBANG DENGAN RADIUS SERVER Rahmat Novrianda Universitas Bina Darma, Jln.Jenderal Ahmad Yani No.02 Palembang Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Vokasi, Palembang E-mail : [email protected] Abstrak Jaringan komputer pada STIPER Sriwigama Palembang hanya memanfaatkan jaringan wireless dengan menempatkan Access Point (AP) pada beberapa titik di lingkungan STIPER Sriwigama Palembang. Untuk saat ini, jaringan wireless pada STIPER Sriwigama Palembang tidak memiliki authentication user atau login untuk user yang diperbolehkan mengakses jaringan wireless pada lingkungan STIPER Sriwigama Palembang. Hal ini menyebabkan semua orang yang berada di lingkungan STIPER Sriwigama Palembang dapat mengakses jaringan wireless-nya, sehingga saat dosen, staf maupun mahasiswa STIPER Sriwigama Palembang merasakan kecepatan jaringan wireless yang lambat dan tidak jarang pula mereka tidak mendapatkan jalur akses jaringan wireless dikarenakan oleh user yang sudah sangat ramai. Oleh karena permalahan ini, pada penelitian saat ini akan dirancang bangun radius server dengan memanfaatkan Mikrotik Router Board sebagai media authentication user. Dengan adanya authentication user, maka login user untuk dapat mengakses jaringan wireless pada STIPER Sriwigama Palembang hanya akan dimiliki oleh dosen, staf ataupun mahasiswa STIPER Sriwigama Palembang saja dan masyarakat umum tidak akan bisa terkoneksi ke jaringan wireless STIPER Sriwigama Palembang lagi. Kata Kunci : Jaringan wireless, Access Point (AP), Authentication, Radius Server, Mikrotik Router Board 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang STIPER Sriwigama Palembang merupakan salah satu perguruan tinggi ilmu pertanian dan kehutanan yang berada di Kota Palembang. Pada saat ini jaringan komputer yang terkoneksi internet sangat dibutuhkan apalagi untuk perguruan tinggi, baik dosen, staf maupun mahasiswa sangat membutuhkan jaringan internet untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan juga untuk memperlancar proses perkuliahan yang berlangsung. Pada STIPER Sriwigama Palembang, jaringan komputer yang terkoneksi internet disebarkan ke seluruh lingkungan STIPER Sriwigama Palembang memanfaatkan jaringan wireless dengan menempatkan Access Point (AP) di beberapa titik setiap sudut kampus STIPER Sriwigama Palembang. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah kecepatan internet yang dirasa lambat oleh dosen, staf dan mahasiswa STIPER Sriwigama Palembang dan juga terkadang over limit untuk user yang mengakses jaringan wireless pada lingkungan STIPER Sriwigama Palembang. Hal ini disebabkan karena jaringan wireless pada STIPER Sriwigama Palembang tidak memiliki authentication user sehingga semua masyarakat di sekitar kampus tidak hanya dosen, staf ataupun mahasiswa dapat dengan seenaknya menggunakan jaringan wireless. Jaringan komputer (computer network) adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Dalam bahasa yang populer dapat dijelaskan bahwa jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti, router, switch, dan sebagainya) yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel, (Iwan Sofana, 2013). Jaringan komputer dibangun untuk membawa informasi secara tepat tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (transmitter) maupun sisi penerima (receiver) melalui media komunikasi. Kendala-kendala yang muncul adalah pada media komunikasi misalnya masih mahalnya fasilitas komunikasi yang tersedia dan bagaimana pemanfaatan jaringan komunikasi lebih efektif dan efisien, serta masih terdapatnya berbagai macam gangguan saat data ditransmisikan. (Anjik Sukmaji & Rianto, 2008). Pada tahun 1997, sebuah lembaga indpenden bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Standar 802.11 mengatur system DSSS yang hanya beroperasi pada 1 Mbps, 2 Mbps, dan 11 Mbps, maka WLAN masih dapat di kategorikan sebagai suatu system yang 19 Rahmat Novrianda, Rancang Bangun Keamanan Jaringan… cocok dengan 802.11 (Abas A. Pangeran, 2008). Menurut (Gunaidi Dwi Hantoro, 2009) menyebutkan, menurut standar yang di ajukan oleh Institute Of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) untuk WLAN, ada dua tipe konfigurasi untuk jaringan ini adalah Tipe Ad Hoc dan Tipe Infrastruktur. Pada penelitian ini akan dirancang bangun radius server memanfaatkan Mikrotik Router Board yang dapat memberikan media authentication user. Hal ini akan memberikan suatu login user yang hanya akan dimiliki oleh dosen, staf dan mahasiswa STIPER Sriwigama Palembang untuk dapat mengakses jaringan wireless yang ada di kampus sehingga dosen, staf maupun mahasiswa dapat terkoneksi ke jaringan internet. Dengan adanya authentication user, tidak semua masyarakat yang berada di sekitar kampus STIPER Sriwigama Palembang dengan leluasa dapat mengakses jaringan wireless yang terdapat di kampus, hanya user yang mempunyai login user dan password yang dapat mengakses jaringan wireless pada STIPER Sriwigama Palembang. Dengan begitu, warga STIPER Sriwigama Palembang yaitu dosen, staf dan mahasiswa tidak akan merasakan kecepatan internet lambat dan juga over limit user yang dapat mengakses jaringan wireless lagi. 1.2. Rumusan Masalah Adapun beberapa rumusan masalah yang diambil untuk penelitian saat ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara rancang bangun radius server dengan Mikrotik Router Board? 2. Bagaimana membuat login user untuk authentication user yang dapat akses jaringan wireless pada STIPER Sriwigama Palembang? 3. Apa manfaat radius server untuk keamanan jaringan wireless pada STIPER Sriwigama Palembang? 2. METODOLOGI 2.1. Metode Pengembangan Sistem NDLC Pengembangan yang digunakan pada metode Network Development Life Cycle (NDLC),yaitu suatu pendekatan proses dalam komunikasi data yang menggunakan siklus yang tiada awal dan akhirnya dalam membangun sebuah jaringan provider,mencakup sejumlah tahap yaitu analisis, desain, simulasi prototype, implementasi, monitoring dan manajemen.Penulis menggunakan metode NDLC ini karena penulis membutuhkan sebuah metodologi yang berorientasi pada network yang terdiri dari beberapa tahapan dan siklus dimana posisi mikrokontroler dalam siklus tersebut sesuai dengan kondisi jaringan provider yang dimiliki saat ini yaitu pada tahap manajemen. (Pressman, Roger, 2012) Gambar 1. Tahapan NDLC Tahapan-tahapan pada NDLC: 1. Analysis, Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya : a. Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen atas sampai ke level bawah / operator agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. pada kasus di Computer Engineering biasanya juga melakukan brainstorming juga dari pihak vendor untuk 20 Jurnal Maklumatika b. c. d. e. f. g. h. i. Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 19 – 29 solusi yang ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda. Survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap design, survey biasa dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan untuk mengetahui detail yang dilakukan. Membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analisis awal ini juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi pendukung akhir dari pengembangan tersebut, begitu juga pada project network, dokumentasi menjadi syarat mutlak setelah sistem selesai dibangun. Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini adalah : User / people : jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user Media H/W & S/W : peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi s/w yang digunakan Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data. Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protocol, monitoring network yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan kedepan Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus, sistem keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan. 2. Design, Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa : a. Gambar-gambar topology (server farm, firewall, datacenter, storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya) b. Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada 3. Simulation Prototype, beberapa networker’s akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para networker’s yang hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topologi yang akan didesain. 4. Implementation, di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya : a. jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat, b. masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan c. team work yang tidak solid d. peralatan pendukung dari vendor makanya dibutuhkan manajemen project dan manajemen resiko untuk menimalkan sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada. 21 Rahmat Novrianda, Rancang Bangun Keamanan Jaringan… 5. Monitoring, setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. 6. Management, di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk membuat / mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi bisnis perusahaan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Topologi awal STIPER Sriwigama Palembang Topologi ataupun bentuk jaringan komputer merupakan tata letak dari perangkat-perangkat komputer, seperti PC/Laptop, HUB, Switch, Server, Router dan lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini, topologi jaringan komputer pada STIPER Sriwigama Palembang berbentuk jaringan wireless dengan memanfaatkan 5 Access Point (AP) yang tersebar di beberapa titik pada lingkungan STIPER Sriwigama Palembang. Berikut ini adalah topologi awal pada lingkungan STIPER Sriwigama Palembang : Gambar 2. Topologi awal STIPER Sriwigama Palembang Gambar di atas merupakan gambar topologi jaringan komputer yang ada di lingkungan STIPER Sriwigama Palembang saat ini. Terlihat pada gambar dari cloud jaringan internet terhubung ke interface perangkat ADSL2 yang terdapat di STIPER Sriwigama Palembang, kemudian langsung terhubung dengan switch 24 port. Dari switch ini, port dihubungkan ke server STIPER Sriwigama Palembang dan 5 (lima) Access Point (AP) yang tersebar di lingkungan STIPER Sriwigama Palembang. Pada Modem Router ADSL2 hanya diberikan keamanan (security) standar yang disediakan oleh ISP seperti keamanan WEP (Wired Equivalent Privacy) ataupun WPA (Wi-fi Protected Access). 3.1.1. Konfigurasi Mikrotik RB951 Pada jendela aplikasi winbox pilih MAC Address atau IP Address yang telah terdaftar, kemudian klik connect : 22 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 19 – 29 Gambar 3. Login ke Winbox 3.1.2. Konfigurasi Interface Pemberian nama interface untuk mempermudah peneliti ataupun Staf IT dalam menentukan interfaces sesuai fungsinya. Gambar 4. Interfaces List 3.1.3. Konfigurasi Firewall NAT Konfigurasi Firewall NAT memanfaatkan Masquerade yang terdapat di Mikrotik. Hal ini berfungsi untuk mengubah alamat IP sumber yaitu alamat IP client yang memiliki IP Address Public. Membuka Firewall NAT, pilih IP kemudian Firewall lalu NAT, selanjutnya pilih tanda (+) untuk membuat Firewall NAT yang baru. Gambar 5. Konfigurasi Firewall NAT 23 Rahmat Novrianda, Rancang Bangun Keamanan Jaringan… Berikut ini adalah tampilan setelah Firewall NAT berhasil ditambahkan : Gambar 6. Tampilan Firewall NAT 3.1.4. Konfigurasi Access Point Pilih wireless pada mikrotik untuk melakukan konfigurasi Access Point. Berikutnya akan tampil jendela wireless tables, tekan tanda checklist untuk mengaktifkan interfaces wlan1. Setelah ini klik interfaces wlan1 untuk melakukan konfigurasi yang dibutuhkan. Gambar 7. Wireless Tables 3.1.5. Konfigurasi Hotspot Pilih IP kemudian pilih hotspot selajutnya pilih Hotspot Setup agar dapat melakukan konfigurasi terhadap hotspot. Gambar 8. Konfigurasi Hotspot Setelah itu, akan muncul gambar seperti tampilan di bawah ini, selajutnya pilih wlan1 pada Hotspot Interface kemudian next. 24 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 19 – 29 Gambar 9. Hotspot Interface Kemudian input IP Address di Local Address of Network yaitu 192.168.100.1/24 kemudian contreng Masquerade Network dan next. Gambar 10. Local Address of Network Di Address Pool of Network isikan 192.168.100.10-192.168.100.100 dan 192.168.100.101192.168.100.254 kemudian next. Gambar 11. Address Pool of Network Di bagian Select Certificate pilih none kemudian next. Gambar 12. Select Hotspot SSL Certificate 25 Rahmat Novrianda, Rancang Bangun Keamanan Jaringan… Di bagian IP Address of SMTP Server diisikan 0.0.0.0 kemudian next. Gambar 13. Select SMTP Server Pada Konfigurasi DNS, DNS server di kosongkan kemudian next dan pada DNS Name isikan www.stipersriwigama.com. Selanjutnya pada Name of Local Hotspot User isikan admin dan password-nya juga admin kemudian next. Gambar 14. Create Local Hotspot User Setelah selesai melakukan konfigurasi hotspot, langkah selanjutnya pilih server profile kemudian server profile hsprof1 dan pada pilihan login checklist login by HTTP CHAP dan HTTPS. Selanjutnya pada pilihan RADIUS contreng use RADIUS. Gambar 15. Hotspot Server Profile <hsprof1> 26 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 19 – 29 3.2. Pengujian Radius Server Berikut ini adalah hasil pengujian yang membuktikan telah berhasilnya dirancang bangun Radius Server untuk authentication user pada STIPER Sriwigama Palembang. Pengujian pendeteksian jaringan wireless pada lingkungan STIPER Sriwigama Palembang, telah terdeteksi open wireless network (hotspot) dari Access Point yang terpasang pada STIPER Sriwigama Palembang. Gambar 16. Open hotspot STIPER Sriwigama Palembang Setelah memilih connect maka sistem akan segera mengarahkan user untuk melakukan authentication user (login user) pada halaman web yang telah dibuat, terlihat pada gambar berikut ini: Gambar 17. Login user STIPER Sriwigama Palembang Gambar 18. Login user STIPER Sriwigama Palembang telah berhasil Kemudian, dapat juga dilihat user-user yang sedang aktif menggunakan jaringan wireless STIPER Sriwigama Palembang dengan memilih TAB Active pada jendela Hotspot, dapat dilihat pada gambar berikut ini : 27 Rahmat Novrianda, Rancang Bangun Keamanan Jaringan… Gambar 19. User yang sedang Active 3.3. Pembahasan Pada penelitian ini, telah dibangun sebuah Radius Server dengan menggunakan Mikrotik Router Board, yang ditambahkan pada topologi STIPER Sriwigama Palembang setelah interface perangkat ADSL2. Berikut ini topologi terbaru pada STIPER Sriwigama Palembang : Gambar 20. Topologi terbaru STIPER Sriwigama Palembang Dengan membangun Radius Server, maka terbentuk juga sebuah media authentication user dimana user yang ingin terhubung ke jaringan internet pada jaringan wireless STIPER Sriwigama Palembang harus melakukan login user. Login user dan password hanya diberikan kepada dosen, staf dan mahasiswa yang aktif pada kampus STIPER Sriwigama Palembang. Cara kerja authentication user ini yaitu saat user melakukan koneksi ke open hotspot STIPER Sriwigama Palembang, secara otomatis sistem akan mengarahkan user untuk melakukan login user terlebih dahulu. Bagi user yang tidak memiliki login user dan password tidak akan berhasil untuk terhubung ke jaringan wireless (internet) STIPER Sriwigama Palembang. Hal ini sangat memberikan solusi terhadap permasalahan yang selama ini dialami dosen, staf maupun mahasiswa aktif di lingkungan STIPER Sriwigama Palembang. Radius Server telah berhasil dibangun dan dapat dilihat pada hasil pengujian radius server, dengan melakukan authentication user dan user berhasil terhubung pada jaringan wireless yang ada pada STIPER Sriwigama Palembang. Pada gambar 19, dapat dilihat ada 2 user yang telah terhubung aktif yaitu user 101 dan 202. Dapat diketahui juga rate limit yang diperoleh user 101 adalah Rx Rate 5,2 kbps dan Tx Rate 2,5 kbps, sedangkan user 202 memperoleh Rx Rate 68,8 kbps dan Tx Rate 175,9 kbps. 28 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 19 – 29 4. KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut : 1. Cara membangun radius server adalah dengan melakukan beberapa tahapan konfigurasi dari awal yaitu konfigurasi Mikrotik RB951, Konfigurasi Firewall NAT, Konfigurasi Access Point hingga Konfigurasi Hotspot maka setelah itu radius server akan terbangun. 2. Cara membuat login user adalah saat tahapan Konfigurasi Hotspot, disana akan dilakukan konfigurasi DNS yang mangarahkan ke alamat www.stipersriwigama.com untuk dapat melakukan login user. Untuk penambahan user dapat dilakukan pada jendela create local hostpot user. 3. Manfaat radius server antara lain adalah membatasi akses user yang tidak memiliki kepentingan terhadap STIPER Sriwigama Palembang, sehingga selain traffic user yang menjadi sedikit, keamanan data yang ada pada STIPER Sriwigama Palembang akan lebih terjaga karena tidak sembarang user dapat terhubung ke jaringan wireless-nya. DAFTAR PUSTAKA Abas A., Pangera. 2008. Manajemen Local Area Network. Hantoro, Gunaidi Dwi. 2009. Jaringan WLAN dengan Informatika. Berbasis Autentikasi User. Bandung : Pressman, Roger. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi. Yogyakarta : Andi. Sukmaji, Ajik & Rianto. 2008. Jaringan Komputer. Yogyakarta : Andi. Sofana, Iwan. 2013. Membangun Jaringan Komputer. Bandung : Informatika. 29 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017 ISSN : 2407-5043 PREDIKSI SOFTWARE DEFECT PENGGUNAAN OPTIMASI GENETIC ALGORITHM DENGAN ADOPSI MODEL MLP DAN SVM Puput irfansyah1, Syamsiah2, Agus darmawan3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Jl.Nangka No 58 Tanjung Barat Jagakarsa Jakarta Selatan, 12530 Email : [email protected], [email protected] , [email protected] Abstrak Dalam Pengembangan teknologi perusahaan atau institusi diberbagai bidang memerlukan software untuk membantu proses bisnis mereka agar dapat berjalan dengan cepat, tepat, efektif dan efisien. Tentunya software yang digunakan haruslah mempunyai standar kualitas yang baik agar tujuan dari perusahaan atau institusi tersebut dapat terpenuhi. Maka dari itu diperlukan software-software yang tidak memiliki kesalahan / error (defect). Kesalahan biasanya disebabkan oleh kesalahan manusia dalam melakukan pembuatan model untuk para pengembangan software. Dari beberapa penelitian sebelumnya model yang paling baik untuk melakukan prediksi software defect adalah MLP dan SVM. Pada Penelitian ini melakukan pemilihan model terhadap adalah MLP dan SVM dilakukan pengujian dengan Kurva ROC dan Confusion Matrix dan dilakukan pula Optimasi yang di gunakan Genetic Algorithm akan diterapkan untuk pemilihan variable pada Algoritma terpilih. Setelah itu akan dilakukan lagi pengujian dengan Kurva ROC dan Confusion Matrix untuk mencari model mana yang menghasilkan tingkat akurasi paling tinggi dalam prediksi software defect. Hasil akurasi yang diperoleh membuktikan bahwa SVM + GA memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan MLP+GA. dengan menabahkan optimasi Genetic Algorithm menghasilkan persentase akurasi 95,02% dan dengan nilai AUC (Area Under Curve) sebesar 0,964 dengan demikian algoritma SVM + GA dioptimisasi dengan Genetic Algorithm dapat memprediksi Software Defect dengan lebih baik. Kata kunci : MLP dan SVM, Optimasi ,Genetic Algorithm, Confusion Matrix, Kurva ROC 1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan atau institusi diberbagai bidang memerlukan software untuk membantu proses bisnis mereka agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Tentunya software yang digunakan haruslah mempunyai standar kualitas yang baik agar tujuan dari perusahaan atau institusi tersebut dapat terpenuhi. Permintaan akan software yang berkualitas untuk mendukung kinerja perusahaan atau institusi meningkat dari tahun ke tahun. Seperti yang ditulis Fenton dan dikutip Gayatrri bahwa atribut-atribut pada kualitas software adalah reliability, functionality, fault proneness, reusability, dan comprehensibility. Diantara atribut dari kualitas software, fault proneness merupakan masalah penting, karena dapat digunakan untuk menilai kualitas akhir dari software, memperkirakan standar dan kepuasan pelanggan. Fault proneness adalah probabilitas kesalahan yang terdapat pada software (Pai & Dugan, 2007:675) . Fault proneness merupakan salah satu atribut dalam menilai software yang menjadi perhatian karena dapat menjadi alat ukut kesalahan/error (defect). Perusahaan atau institusi pasti memerlukan software yang memiliki kesalahan sedikit atau tanpa kesalahan agar investasinya di bidang teknologi informasi tidak menjadi sia-sia. Jumlah defect pada software dapat digunakan untuk mengukur kualitas pengembang software dan mengatur proses software (Song, et al. 2006: 69). Banyak Perusahaan besar masih bertanya bagaimana mereka dapat memprediksi kualitas software mereka sebelum digunakan meskipun sudah banyak penelitian besar berusaha untuk menemukan jawaban pertanyaan ini selama 30 tahun terakhir. Pengembangan software yang besar dan sistem yang rumit merupakan tantangan tersendiri (Lessmann, et al, 2008:485). Banyak cara ditempuh pada saat pembuatan software ,agar dapat berjalan dan berfungsi dengan baik. Akan tetapi 30 Puput irfansyah, Syamsiah, Agus darmawan, Prediksi Software Defect … cara-cara yang dilakukan mungkin saja masih bisa terjadi kesalahan pada software yang dibuat. Diantaranya dengan melakukan prediksi kesalahan pada saat proses pembuatan software tersebut. Prediksi software defect diharapkan dapat mengurangi adanya kesalahan pada software sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai dengan sempurna. Beberapa Peneliti mencoba melakukan pendugaan terhadap defect software dengan menggunakan 1 metode data mining dan mereka mendapatkan hasil yang cukup akurat. Seperti yang dilakukan oleh Gayatri dengan Decision Tree, Ganesh J. Pai dengan menggunakan metode Bayesian Network, Khoshgoftaar dengan Classification Trees, dan yang lainnya. Kemudian peneliti lain mencoba melakukan ekperimen lain dengan menggunakan beberapa dataset, hasilnya sangat tidak relevan jika menggunakan dengan 1 metode. Eksperimen dengan beberapa metode dan menggunakan beberapa dataset menghasilkan kesimpulan yang beragam. Tidak ada metode yang paling akurat pada semua dataset (Lessmann, et al, 2008:485).Begitu pula pernyataan Qinbao Song, bahwa pemilihan metode yang tepat pada dataset yang berbeda-beda, proses evaluasi, dan proses penentuan keputusan sangatlah penting (Song & liu, 2011). Oleh karena itu belum ditemukan metode yang tepat pada dataset yang berbeda untuk prediksi software defect. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, terdapat beberapa metode pada beberapa dataset yang popular untuk prediksi software defect. Ada yang melakukan seleksi atribut ataupun klasifikasi atribut, kemudian melakukan komparasi terhadap metode yang digunakan dan mendapatkan hasil evaluasinya. Dari semua model yang telah diteliti, belum ada model yang menghasilkan akurasi yang sangat tepat pada prediksi Software Defect. Meskipun dengan proses model yang berbeda, tetap saja belum ada model yang dapat menjadi acuan untuk prediksi defect software. Dataset yang mereka gunakan juga belum sepenuhnya sama. Penelitian oleh Tim Menzies dan rekannya pada tahun 2007 menggunakan NASA dataset dari Promise Repository, sedangkan penelitian oleh Stefan Lessmann dan rekannya, Khoshgoftaar dan rekannya, Qinbao Song dan rekannya menggunakan NASA dataset dari MDP Repository (Shepperd, et al. 2011). Penggunaan dataset yang berasal dari repository yang berbeda juga dapat menghasilkan akurasi yang berbeda. Bedasarkan hasil Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya untuk memprediksi software defect, terdapat beberapa algoritma data mining yang cukup akurat untuk beberapa dataset, yang akan menjadi panutan pada penelitian ini. adopsi Algoritma yang digunakan adalah Multi Layer Perceptron (MLP) dan SVM. Kedua algoritma ini dipilih karena dari beberapa penelitian sebelumnya memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi pada beberapa dataset (Lesman, et all, 2008:485). Kedua algoritma ini akan dicari tingkat akurasinya dan dikomparasi untuk mencari algoritma mana yang terbaik dalam memprediksi software defect. Untuk meningkatkan akurasi dalam penelitian ini digunakan pemilihan variabel atau yang sering didengar dengan Feature Selection. Salah satu metode yang sering digunakan adalah metode Genetic Algorithm (GA). Genetic Algorithm proses menggabungkan metodologi evaluasi yang secara heuristik/natural. Tujuan dari pemilihan variable adalah mengidentifikasi variabel yang sama pentingnya dalam dataset, kemudian membuang variabel lain yang nilainya tidak relevan dan berlebihan (Maimon & Rockach, 2010:84). Dengan adanya pemilihan variabel membuat metode lebih cepat dan lebih efektif karena tidak menggunakan variabel yang tidak relevan dan berlebihan. Terlebih lagi hasil dengan pemilihan variabel memungkinkan dapat meningkatkan akurasi dalam pengklasifikasian data yang dalam hal ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat akurasi dari algoritma Multi Layer Perceptron (MLP) dan Support Vector Machine (SVM) dalam memprediksi Software Defect. 31 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 30 – 41 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut : 1. Algoritma data mining manakah antara Multi Layer Perceptron (MLP) dan Support Vector Machine (SVM) yang dioptimisasi dengan Genetic Algorithm dapat digunakan untuk Software Defect ? 2. Diantara Multi Layer Perceptron (MLP) dan Support Vector Machine (SVM) yang dibahas dalam penelitian ini algoritma manakah yang menjadi model algoritma terpilih dan memiliki akurasi dan performa terbaik dalam memprediksi Software Defect ? 2. METODOLOGI Salah satu penerapan dalam metodologi pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi pustaka, studi pustaka bermanfaat agar menghindari pembuatan ulang, mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan serta untuk mengetahui peneliti lain yang mempunyai area yang sama dalam bidang ini. Dalam metodologi ini juga membandingkan penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian. Adapun literatur dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan oleh Atac Deniz Oral, Ayse Basar Bener pada tahun (2007) Peneliti melakukan penelitian untuk membangun dengan framework untuk prediksi defect software. Mereka menggunakan static code atribut dalam memprediksi software defect. Dataset yang digunakan NASA dataset berasal dari MDP Repository. Peneliti menggunakan 7 dataset, yaitu CM1, PC1, PC3, PC4, LP1, LP2, LP3. Peneliti menggunakan 4 metode (Multi Layer Perceptron (MLP), Naïve Bayes, Classification by Voting Feature Intervals (VFI), dan The Ensemble (Penggabungan 2 algoritma)) untuk melakukan prediksi. Peneliti juga menggunakan 10-fold cross validasi untuk mengukur hasil prediksi 2. Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Tracy Hall (Hall, et al, 2011:11) dengan melakukan review literatur pada prediksi kesalahan pada Software Engineering. Peneliti mengumpulkan semua jurnal dari Januari 2000 sampai Desember 2010 yang berhubungan dengan prediksi Software Defect sejumlah 208. Identifikasi jurnal tersebut dilakukan untuk menentukan model dan metode yang akan dikembangkan dan digunakan. Data yang digunakan berasal dari semua jurnal yang melakukan penelitian dengan menggunakan NASA dataset. Penelitian yang menggunakan dataset yang sama diharapkan mampu menghasilkan review literatur yang sesuai. Penentuan kriteria dalam melakukan penelitian dengan kriteria prediksi, kriteria variabel data, kriteria model yang diusulkan, kriteria data. Hasilnya dari 208 jurnal tersebut, 36 jurnal berhasil sesuai dengan kriteria tersebut dan sisanya tidak sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Dari 36 jurnal yang diteliti, menghasilkan model dan metode yang lebih dominan dan menghasilkan akurasi yang cukup dalam melakukan prediksi Software Defect yakni metode Naive Bayes dan Logistic Regression. Kombinasi variabel bebas yang diteliti juga sangat berpengaruh. Dan juga seleksi fitur yang sudah digunakan pada metode menghasilkan performa yang baik. Berdasarkan hasil literatur Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya untuk memprediksi software defect, terdapat beberapa algoritma data mining yang cukup akurat untuk beberapa dataset, yang akan menjadi panutan pada penelitian ini. adopsi Algoritma yang digunakan adalah Multilayer Perceptron (MLP) dan SVM. Kedua algoritma ini dipilih karena dari beberapa penelitian sebelumnya memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi pada beberapa dataset (Lessmann, et all ,2008). Kedua algoritma ini akan dicari tingkat akurasinya dan dikomparasi untuk mencari algoritma mana yang terbaik dalam memprediksi software defect. Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian Terapan karena berfokus untuk mencari solusi tentang masalah software defect. Tujuan dari penelitian ini adalah pemecahan masalah sehingga hasil penelitian bisa langsung diterapkan dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. 32 Puput irfansyah, Syamsiah, Agus darmawan, Prediksi Software Defect … 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Algoritma SVM (SupportVectorMachine) Pehitungan manual metode Support Vector Machine (SVM) menggunakan sample dataset yang ada setelah dilakukan pemilihan variabel yaitu menggunakan dari salah satu dataset (CM1) sehingga didapat Karnel Model dari rafid miner dengan bobot dari masing masing atribut terlihat pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1.Nilai Bobot Support Vector Machine No Atribute Weight 1. No -1.015 2. Loc 0.079 3. N -0.069 4. lOCode 0.314 5. lOComment -0.291 6. lOBlank -0.473 7. lOCodeAndComment -0.287 8. uniq_Op -0.088 9. uniq_Opnd -0.088 10. total_Op -0.113 11. total_Opnd -0.242 Bias (offset): 1.782 3.2. Algoritma GA (Genetic Algorithm) Dengan menggunakan optimasi genetic algorithm (GA), attribute akan diberikan bobot sehingga model yang terbentuk dapat lebih baik. Bobot attribute yang diberikan oleh algoritma optimasi genetic algorithm (GA) dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Pembobotan Attribute Genetic Algorithm(GA) No Atribute Weight 1. log 0.0 2. n 0.0 3. IOCode 1.0 4. IOComment 0.0 5. IOBlack 1.0 6. IOCodeAndIOComment 0.0 7. uniq_op 1.0 8. uniq_opnd 0.0 9. total_Op 0.0 10. total_Opnd 0.0 33 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 30 – 41 3.3. Multi Layer Perceptron (MLP) Pehitungan manual metode Multi Layer Perceptron menggunakan sample dataset yang ada setelah dilakukan pemilihan variabel yaitu menggunakan dari salah satu dataset. Berikut ini adalah neural net yang dihasilkan dari data training dengan menggunakan multilayerperceptron pada tool Rapid Miner. Tabel 3. Nilai pada Hidden 1 No Node 1 Node 2 Node 3 Node 4 Node 5 Node 6 1. no: -0.308 no: -5.729 no: -2.008 no: 8.163 no: -0.116 no: -0.116 2. loc: 0.011 loc: 1.565 loc: 0.499 loc: 1.540 loc: 0.264 loc: 0.264 3. n: 0.501 n: -3.774 n: -1.047 n: 0.757 n: 0.277 n: 0.277 4. lOCode: - lOCode: lOCode: lOCode: - lOCode: lOCode: 0.124 3.179 1.086 1.585 0.346 0.346 lOComment: lOComment: lOComment: lOComment lOComment lOComment 0.026 0.732 -0.114 : 4.534 : 0.329 : 0.329 lOBlank: lOBlank: - lOBlank: - lOBlank: lOBlank: lOBlank: 0.858 4.139 1.325 3.892 0.247 0.247 lOCodeAndC lOCodeAndC lOCodeAndC lOCodeAnd lOCodeAnd lOCodeAnd omment: omment: omment: Comment: - Comment: Comment: 0.305 5.579 2.195 1.915 0.344 0.344 uniq_Op: uniq_Op: - uniq_Op: - uniq_Op: uniq_Op: uniq_Op: 0.522 5.119 1.590 0.903 0.086 0.086 uniq_Opnd: - uniq_Opnd: - uniq_Opnd: - uniq_Opnd: uniq_Opnd: uniq_Opnd: 0.045 2.720 1.222 2.569 0.294 0.294 total_Op: total_Op: - total_Op: - total_Op: total_Op: total_Op: 0.509 3.431 0.959 0.718 0.290 0.290 total_Opnd: total_Opnd: - total_Opnd: - total_Opnd: total_Opnd: total_Opnd: 0.536 4.372 1.299 0.683 0.245 0.245 Threshold: - Threshold: - Threshold: - Threshold: Threshold: - Threshold: - 0.314 5.557 2.226 1.869 0.322 0.322 13. no: -0.308 no: -5.729 no: -2.008 no: 8.163 no: -0.116 no: -0.116 14 loc: 0.011 loc: 1.565 loc: 0.499 loc: 1.540 loc: 0.264 loc: 0.264 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 3.4. Uji Model Dalam penulisan ini misalkan, metode yang digunakan, yaitu algoritma Support Vector Machine, Multi Layer Perceptron dan Genetic algorithms + Support Vector Machine, kemudian dilakukan komparasi Ketiga dan mengukur metode mana yang paling akurat. Metode klasifikasi bisa dievaluasi berdasarkan beberapa kriteria seperti tingkat akurasi, kecepatan, kehandalan, skalabilitas, dan interpretabilitas. 34 Puput irfansyah, Syamsiah, Agus darmawan, Prediksi Software Defect … 3.5. Pengujian Model Model yang telah dibentuk diuji tingkat akurasinya dengan memasukan data uji yang berasal dari data training. Karena data yang didapat dalam penelitian ini setelah proses preprocessing hanya 401 data maka digunakan metode cross validation untuk menguji tingkat akurasi. Untuk nilai akurasi model untuk metode SVM sebesar 91.52% , metode MLP sebesar 94.27% dan GA +SVM 95,02 3.6. Confusion Matrix algoritma SVM Tabel 4 adalah perhitungan akurasi data training menggunakan algoritma SVM Diketahui dari 401 data training, dengan menggunakan metode algoritma SVM didapat klafikasi 42 data prediksi True sesuai memang True, 8 datap rediksi True ternyata False, didapat klasifikasi 26 data prediksi False ternyata malah True, dan 325 data prediksi False memang sesuai dengan False. Tabel 4. Confussion Matrix data training Untuk Algoritma SVM Perhitungan nilai akurasi dari confusion matrix tersebut adalah sebagai berikut: Performance Vector pada rafidminer Gambar 1. Text View Model Confusion Matrix untuk algoritma SVM 3.7. Confusion Matrix algoritma GA Tabel 5 adalah perhitungan akurasi data training menggunakan algoritma GA model yang di pilih adalah SVM karena proses pengolah data lebih cepat.Diketahui dari 401 data training, dengan menggunakan metode algoritma GA didapat klasifikasi 53 data prediksi true sesuai memang true, 5 prediksi true ternyata memang false, didapat klasifikasi 15 data prediksi false ternyata true, dan 328 35 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 30 – 41 data prediksi false memang sesuai dengan false. Tabel 5. Confussion Matrix data training untuk Algoritma GA Model SVM Nilai akurasi dari confusion matrix tersebut adalah sebagai berikut: Performance Vector pada rafidminer Gambar 2. Text View Model Confusion Matrix untuk algoritma GA model SVM 3.8. Confusion Matrix algoritma MLP Tabel 6 adalah perhitungan akurasi data training menggunakan algoritma MLP diketahui dari 401 data training, didapat klasifikasi 59 data prediksi true sesuai memang true, 14 prediksi true ternyata memang false,didapat klasifikasi 9 data prediksi false ternyata malah true, dan 319 data prediksi false memang sesuai dengan false. Tabel 6. Confussion Matrix data training untuk Algoritma MLP Nilai akurasi dari confusion matrix tersebut adalah sebagai berikut: 36 Puput irfansyah, Syamsiah, Agus darmawan, Prediksi Software Defect … Performance Vector pada rafidminer Gambar 3. Text View Model Confusion Matrix untuk algoritma MLP 3.9. Confusion Matrix Komparasi Dari tiga table confusion matrix, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai accuracy, precision, dan recall. Perbadingan nilai accuracy, precision, dan recall yang telah dihitung untuk metode SVM, GA+svm, dan MLP dapat dilihat pada Tabel 7 Tabel 7. Komparasi Nilai Accuracy, Precision, dan Recall SVM GA+svm MLP Accuracy 91.52% 95.02% 94.27% Precision 92.59% 95.63% 97.26% Recall 97.60% 98.50% 95.80% 3.10. Kurva ROC Hasil perhitungan divisualisasikan dengan kurva ROC. Perbandingan ketiga metode komparasi bisa dilihat pada Gambar 4 yang merupakan kurva ROC untuk algoritma SVM. Gambar 4. Kurva ROC dengan algoritma SVM 37 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 30 – 41 Kurva ROC pada gambar 5 mengekspresikan confusion matrix dari Tabel 7 Garis horizontal adalah false positives dan garis vertikal true positives. Gambar 5. Kurva ROC dengan Metode Genetic algorithms(GA) Seperti terlihat pada Gambar 4, Gambar 5¸dan Gambar 6¸ area di bawah kurva pada Gambar 6 paling luas diantara ketiga metode Gambar 6. Kurva ROC dengan Metode Neural Network Pebandingan hasil perhitungan nilai AUC untuk metode SVM, GA +SVM, MLP dapat dilihat pada Tabel 8 Tabel 8. Komparasi Nilai AUC AUC SVM GA+SVM MLP 0.959 0.964 0.960 3.11. Analisis Hasil Komparasi Model yang dihasilkan dengan metode SVM, GA +SVM, dan MLP diuji menggunakan metode Cross Validation, terlihat perbandingan nilai accuracy, precision, sensitivity, dan recall pada Tabel 9, untuk metode GA memiliki nilai accuracy, precision, dan recall yang paling tinggi, diikuti dengan metode SVM, dan yang terendah adalah MLP. Tabel 9. Komparasi Nilai Accuracy dan AUC SVM GA MLP Accuracy 91.52% 95.02% 94.27% AUC 0.959 0.964 0.960 Tabel 9 membandingkan accuracy dan AUC dari tiap metode. Terlihat bahwa nilai accuracy GA paling tinggi begitu pula dengan nilai AUC-nya. Untuk metode MLP dan SVM juga menunjukan nilai yang sesuai. Untuk klasifikasi data mining, nilai AUC dapat dibagi menjadi beberapa kelompok 0.90-1.00 = klasifikasi sangat baik 0.80-0.90 = klasifikasi baik 0.70-0.80 = klasifikasi cukup 38 Puput irfansyah, Syamsiah, Agus darmawan, Prediksi Software Defect … 0.60-0.70 = klasifikasi buruk 0.50-0.60 = klasifikasi salah Berdasarkan pengelompokkan di atas dan Tabel IV.10 maka dapat disimpukan bahwa metode SVM +GA dan MLP+GA termasuk klasifikasi cukup karena memiliki nilai AUC antara 0.70-0.80. 3.12. Hasil Algoritma terpilih Berdasarkan hasil perbandingan akurasi pada tabel IV.10 algoritma terpilih sebagai algoritma terbaik dalam klasifikasi penentuan Software Difect yaitu algoritma SVM +GA yang memiliki tingkat akurasi tertinggi dengan persentase 95.02% dilakukan penerapan pada data baru (tabel IV 9 ).Hasil klasifikasi dari algoritma GA+SVM diterapkan kedalam pembuatan aplikasi untuk klasifikasi software defect dengan menggunakan MATLAB seperti pada gambar 7 Gambar 7. Aplikasi untuk Klasifikasi penentuan software defect form data training Gambar 8. Aplikasi untuk Klasifikasi software defect form Data Testing Gambar 9. Aplikasi untuk Klasifikasi software defect from Test Data 39 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 30 – 41 Gambar 10. Aplikasi untuk Klasifikasi form Profil peneliti Pada aplikasi untuk klasifikasi software defectpada gambar 10 dihasilkan klasifikasi true dan false input data Anggota koperasi pada program tersebut sesuai dengan atribut yang dibutuhkan, kemudian klik tombol Cek data, maka secara otomatis tampil hasil klasifikasi software defectyang true atau false 3.13. Analisis Aplikasi (SQA) Untuk mengetahui kualitas dari Aplikasi Klasifikasi penentuan software defect maka digunakan Software Quality Assurance (SQA). Komponen dari SQA yang digunakan pada pengujian ini dapat di lihat pada tabel 10 : Tabel 10. Metric of Software Quality Assurance (SQA) No Metrik Deskripsi Bobot 1 Accuracy Ketepatan perhitungan 0.25 2 Completeness Kelengkapan kebutuhan 0.15 3 Operability Kemudahan untuk dioperasikan 0.25 4 Simplicity Kemudahan untuk difahami 0.1 5 Training Kemudahan pembelajaran 0.25 Ada 5 komponen dalam software quality assurance (SQA) yang digunakan. Dari 5 komponen tersebut akan dibuat 5 pertanyaan untuk angket yang akan disebarkan kepada 5 orang pengamat yang merupakan user yang diambil secara acak. Tabel 11. Hasil Evaluasi Software Quality Assurance (SQA) Skor Metrik Skor User 1 2 3 4 5 1 100 80 80 100 100 87 2 100 80 80 60 100 83 3 100 80 100 80 80 85 4 80 60 80 100 80 75 5 100 60 80 100 100 84 Rata-Rata 82.8 Skor1 = (100 ∗ 0.25) + (80 ∗ 0.15) + (80 ∗ 0.25) + (100 ∗ 0.1) + (100 ∗ 0.25) = 87.00 Skor2 = (100 ∗ 0.25) + (80 ∗ 0.15) + (80 ∗ 0.25) + (60 ∗ 0.1) + (100 ∗ 0.25) = 83.00 40 Puput irfansyah, Syamsiah, Agus darmawan, Prediksi Software Defect … Skor3 = (100 ∗ 0.25) + (80 ∗ 0.15) + (100 ∗ 0.25) + (80 ∗ 0.1) + (80 ∗ 0.25) = 85.00 Skor4 = (80 ∗ 0.25) + (60 ∗ 0.15) + (80 ∗ 0.25) + (100 ∗ 0.1) + (80 ∗ 0.25) = 75 Skor5 = (100 ∗ 0.25) + (60 ∗ 0.15) + (80 ∗ 0.25) + (100 ∗ 0.1) + (100 ∗ 0.25) = 84.00 87.00 + 83.00 + 85.00 + 75.00 + 84.00 Rata − Rata = = 82.80 5 Skor rata-rata yang dihasilkan adalah 82.28 merupakan hasil skor yang baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas perangkat lunak “Aplikasi Klasifikasi penentuan software defect” ini cukup baik. 4. KESIMPULAN Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan model baru yang diusulkan dengan metode SVM dan MLP di optimisasi dengan Genetic Algorithm yang dilakukan pada NASA Dataset. Kesimpulan dapat dapat dilihat sebagi berikut: 1. Model yang diusulkan dilakukan komparasi Multi Layer Perceptron dan SVM yang dioptimisasi dengan Genetic Algorithm umenghasilkan model yang sesuai dan paling akurat untuk melakukan prediksi software defect. 2. Berdasarkan hasil evaluasi dan validasi dapat dikesimpulan bahwa, algoritma SVM dengan Optimasi Genetic Algorithm memiliki akurasi dan performa terbaik secara rata-rata untuk semua dataset yaitu sebesar 95.02% dan nilai Area Under Curve (AUC) sebesar 0.964. DAFTAR PUSTAKA Hall, T., S. Beecham, D. Bowes, Gray D., and S. Counsell. 2011.A Systematic Literature Review on Fault Prediction Performance in Software Engineering. IEEE Transactions on Software Engineering. Lessmann, Stefan, Bart Baesens, Christophe Mues, dan Swantje Pietsch. 2008.Benchmarking Classification Models for Software Defect Prediction: A Proposed Framework and Novel Findings.IEEE Transactions on Software Engineering. Maimon, Oded, dan Lior Rokach.. 2010. Data Mining and Knowledge Discovery Handbook. Israel: Springer Science and Business Media, 2010. Menzies, Tim, Jeremy Greenwald, dan Art Frank. 2007. Data Mining Static Code Attributes to Learn Defect Predictors.IEEE Transactions on Software Engineering, Oral, Atac Deniz, dan Ayse Basar Bener. 2007.Defect Prediction for Embedded Software. IEEE. Pai, Ganesh J., dan Joanne Bechta Dugan. 2007. Empirical Analysis of Software Fault Content and Fault Proneness Using Bayesian Network. IEEE Transactions on Software Engineering, Shepperd, Martin, Qinbao Song, Zhongbin Sun, dan Carolyn Mair. 2011. Data Quality: Some Comments on the NASA Software Defect Data Sets.IEEE. Song, Jia, Shepperd, Ying, dan Liu.. 2011. A General Software Defect-Proneness Prediction Framework. IEEE Transactions On Software Engineering, Song, Qinbao, Martin Shepperd, Michelle Cartwright, dan Carolyn Mair. 2006. Software Defect Association Mining and Defect Correction Effort Prediction. IEEE Transactions on Software Engineering. 41 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017 ISSN : 2407-5043 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DISTRIBUSI GAS 3KG BERBASIS WEB DAN ANDROID YANG TERINTEGRASI (STUDI KASUS : PT. TRITRA PERKASA BOYOLALI) Hamdani Nindya Prasasti 1, Yuli Astuti 2 1 Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas AMIKOM Yogyakarta Jl. Ringroad Utara, Condong catur, Depok, Sleman, Yogyakarta 2 Manajemen Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas AMIKOM Yogyakarta Jl. Ringroad Utara, Condong catur, Depok, Sleman, Yogyakarta E-mail: [email protected], [email protected] Abstract In developing this information management system, the research conducted at PT. TRITRA PERKASA Boyolali engaged in pertamina gas distribution agent on a small scale until a large scale. Technology exists to be able to make business processes more effective and efficient, in this case the demand for gas distribution, amounting in much need of recording and reporting of data quickly to the effectiveness of labor time and cost efficiency. In this study focuses on the record of gas distribution, schedule-making, allocation from SPBE, purchasing data in accordance with the schedule allocation, and spending of the company that was once the recording is still done manually, so it often goes wrong and a long time in making the report. The output of this system is to produce data accurate managerial reports in order to supervise the performance of the company and facilitate owners in the reporting of data distribution to Pertamina. The author will use qualitative research methods, which will be made observations on the business processes running in the company as well as an interview of both the owners and staff. The author will discuss in detail about how the design and analysis of the application to be made using platforms php and android, starting from the stage of needs analysis, feasibility analysis system design, interface design, the design of the program design, design database design, implementation phase, up to the stage of testing app to be the right application to suit company needs. Keywords : Management Information System, Pertamina Gas Distribution, PT. Tritra Perkasa. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Tritra Perkasa merupakan agen distribusi yang menyalurkan gas dari SPBE kepangkalanpangkalan yang terdaftar, yang nantinya dari pangkalan-pangkalan tersebut akan menjualnya secara langsung ke masyarakat maupun ke toko-toko pengecer di lingkungan masyarakat. Dalam prosesnya PT. Tritra Perkasa membutuhkan sebuah manjemen yang rapi agar dalam proses bisnis perusahaan dapat berfokus pada distribusi yang cepat dan dapat di monitor dari mana saja. Saat ini PT. Tritra Perkasa masih mengelola data-data, dan arsip manajerialnya secara manual sehingga membuat perusahaan masih berfokus pada pencatatannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan laporan manajerial di perusahaan, di tambah lagi dengan kesibukan manajer yang tinggi, membuat manajer tidak bisa memonitor aktifitas manajerial perushaaan ketika manajer tidak berada di kantor. “Sistem informasi manajemen distribusi gas 3 kg berbasis web dan android yang terintegrasi” merupakan ide yang di sajikan oleh penulis, untuk membantu perusahaan dalam mengelola data-data maupun arsip-arsip yang ada menjadi beberapa laporan manjerial. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas/diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana membangun sistem informasi manajemen berbabis web untuk membuat proses pencatatan rantai distribusi, pengeluaran dan pelaporan menjadi terkomputerisasi dan memudahkan manajer untuk melakukan pekerjaannya dari mana saja? 42 Hamdani Nindya Prasasti, Yuli Astuti, Sistem Informasi Manajemen … 2. Bagaimana membangun aplikasi android yang terintegrasi dengan sistem informasi manajemen berbasis web untuk memonitor proses distribusi dan pengeluaran saat manajer sedang tidak ada di kantor? 2. METODOLOGI Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai Pengumpulan Data. Metode Observasi, metode ini sering disebut dengan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan penelitian terhadap suatu objeck atau tempat menggunakan semua indera pendukung. Metode Wawancara, Metode ini disebut juga metode pengumpulan data. Metode Literatur, metode yang dilakukan untuk mendapatkan tutorial, informasi, dan memperlajari sistem yang sudah ada. Metode Kepustakaan, Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari referensi buku atau informasi. Metode Kearsipan, metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari dokumen dari objek yang bersangkutan. Implementasi Perangkat, Pemeriksaan desain, coding program. Pengujian Program, meliputi pengujian program dan sistem secara keseluruhan. Analisis Sistem, menentukan masalah utama dalam lingkup kegiatan, mengumpulkan fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah mengenai fakta-fakta dengan metode PIECES analisis, analisis kebutuhan fungsional, analisis kebutuhan non-fungsional, analisis kebutuhan biaya, analisis kelayakan teknis, analisis kelayakan operasional. Perancangan Sistem, desain rancangan program digambarkan dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD), dan desain rancangan database dimodelkan dengan Entity Relationship Diagram (ERD), Relasi Tabel, dan Struktur Tabel. Pengembangan Sistem, menentukan metode pengembangan sistem yang akan diterapakan sesuai dengan kebutuhan sistem yang akan dibangun yaitu, dengan menggunakan Software Development Life Cycle (SDLC) model Sekuensial Linear . 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi yang di jelaskan (Jeperson Hutahaean, 2014) memaparkan bahwa sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan kepada pihak tertentu dengan laporan-laporan yang di butuhkan (Jeperson Hutahaean , 2014) Sedangkan menurut Kertahadi (1995) yang dikutip oleh Hanif Al Fatta (Kertahadi, 2007) mendefinisikan bahwa sistem informasi adalah suatu alat untuk menyajikan informasi dengan cara yang sdemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. (Kertahadi, 2007) Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan sebuah alat yang mencatat transaksi atau kegiatan sebuah organisasi agar dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat secara strategis bagi organisasi tersebut. 3.2. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen bukanlah hal yang baru di era digital seperti saat ini. Sistem informasi manajemen bukan hanya memenuhi kebutuhan manajemen di perusahaan tetapi juga dapat membantu memperlancar proses-proses bisnis yang ada di perusahaan. Berikut ini merupakan pengertian sistem informasi manajemen menurut para ahli yang di kutip oleh Yulia Djahir dan Dewi Pratita (Yulia Djahir dan Dewi Pratita , 2014) didalam bukunya : (Raymond Mcleod, Jr dan George P. Schell, 2008) Sistem informasi manajemen merupakan sistem berbasis computer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuha serupa. (Raden Sanjoyo) Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem manusia ataupun mesin yang terpadu (integrated) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. (Robert G. Murdik, dkk, 1991) Sistem informasi manajemen adalah 43 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 42 – 53 seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur pengolahan yang mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi atau barang. 3.3. Konsep Dasar Java Script Object Nation (JSON) Menurut situs resmi JSON menjelaskan bahwa JSON merupakan format pertukaran data yang ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan dibuat (generate) oleh komputer. Format ini dibuat berdasarkan bagian dari Bahasa Pemprograman JavaScript, (Standar ECMA-262 Edisi ke-3 - Desember 1999). JSON merupakan format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemprograman apapun karena menggunakan gaya bahasa yang umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java, JavaScript, Perl, Python dan lain-lain. Oleh karena sifat-sifat tersebut, menjadikan JSON ideal sebagai bahasa pertukaran-data. Dalam kasus ini JSON merupakan format data yang digunakan untuk integrasikan data antara aplikasi web, dan aplikasi android. Sehingga dengan format data JSON tidak lagi menjadi sebuah halangan untuk integrasi data dari platform yang berbeda. 3.4. Analisis Kebutuhan Sistem 3.4.1. Identifikasi Masalah Identifikasi menjelaskan hal-hal apa saja yang menjadi permasalahan secara inti di perusahaan dan juga menjadi acuan dalam penyelesaian masalah dengan sistem. 1. Proses pencatatan data-data distribusi dan data pengeluaran masih dilakukan secara manual sehingga cukup memakan banyak waktu. Proses manualpun berpontensi terjadi kesalahan dalam proses rekapnya sehingga membuat laporan manajerial-pun berpotensi menjadi tidak akurat. 2. Kesibukan manajer dalam menjalankan tugas membuat manajer tidak bisa memantau proses yang berjalan di kantor saat manajer harus bertugas di luar kantor. 3. Stafff membutuhkan waktu yang cukup lama dalam membuat laporan manajerial perusahaan karena harus merekap lagi satu persatu data yang masih di catat secara manual. 4. Stafff masih berfokus pada pengelolaan data sehingga membuat kordinasi dengan pengemudi untuk mengambil dan mengirim barang menjadi kurang efektif. 3.4.2. Analisis P.I.E.C.E.S Analisis P.I.E.C.E.S merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi performance, information, economy, control, efficiency, dan service. 3.4.3. Analisis Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional merupakan pernyataan sistem yang harus disediakan untuk dapat memenuhi proses-proses bisnis yang berjalan di perusahaan. Berikut ini adalah beberapa kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi oleh sistem: 1. Sistem dibuat dalam bentuk aplikasi web dan aplikasi android. 2. Aplikasi web harus dapat menangani transaksi yang berhubungan dengan rantai distribusi. a. Staff dan manajer dapat memasukan, merubah, melihat, dan menghapus: 1) Data SPBE. 2) Jenis paket refil. 3) Data schedule agreement . 4) Data alokasi dari schedule agreement . 44 Hamdani Nindya Prasasti, Yuli Astuti, Sistem Informasi Manajemen … 3. 4. 5. 6. 5) Data pembayaran. 6) Data pengambilan dari SPBE. 7) Data pengiriman. 8) Data pembeli. 9) Data pangkalan. Aplikasi web harus dapat menangani data-data pengeluaran perusahaan. a. Staff dan manager dapat memasukan, merubah, melihat, dan menghapus: 1) Data aset perusahaan. 2) Data kategori pengeluaran. 3) Data akun pengeluaran. 4) Data pengeluaran. b. Manajer dapat melihat statistic pengeluaran setiap bulannya pada halaman utama. c. Akun pengeluaran terbagi 2 hak akses, di mana manajer dapat melihat semua akun sedangkan staf hanya bisa melihat akun yang dibuat oleh staff sendiri. Aplikasi web dapat mengelola data karyawan. a. Manajer dapat memasukan, merubah, melihat, dan menghapus: 1) Data jabatan karyawan. 2) Data karyawan. 3) Data admin web berdasarkan data karyawan. Aplikasi web dapat menghasilkan laporan manajerial. a. Staff hanya dapat melihat laporan pengiriman berdasarkan rentang tanggal, dan pengemudi untuk menjadi acuan dalam menghitung insentif terhadap pengemudi. b. Manajer dapat melihat semua laporan manajerial sebagai berikut: 1) Laporan rugi laba perusahaan berdasarkan rentang tanggal. 2) Laporang pengeluaran perusahaan berdasarkan rentang tanggal, dan jenis aset, jenis kategori pengeluaran, ataupun jenis akun pengeluaran. 3) Laporan penjualan berdasarkan rentang tanggal, dan pangkalan. 4) Laporan pengiriman berdasarkan rentang tanggal, dan pengemudi. Aplikasi web dapat memverifikasi login untuk mengkases web. Manajer dapat mengakses 1x24 jam sistem dan dapat merubah sistem menjadi tiga status sistem untuk waktu akses staff yaitu: a. Normal. Staff hanya dapat login pada hari senin hingga sabtu dari jam 9 sampai dengan jam 5. b. Lembur. Staff dapat mengakses website tanpa batasan waktu. c. Libur. Staff tidak bisa mengakses website. 7. Aplikasi web mempunyai fungsi web-service untuk mengirim data ke aplikasi android berupa: a. Data ringkasan harian perusahaan. 1) Jumlah total pengeluaran. 2) Jumlah total refil yang dikirmkan. 3) Jumlah total retur yang dikirmkan. 4) Jumlah total barang yang dikirmkan. 5) Jumlah sisa barang yang belum dikirim. 6) Jumlah total pendapatan. b. Data pengeluaran harian perusahaan. c. Data pengiriman harian perusahaan. 8. Aplikasi android hanya diperuntukan untuk manager dan dapat menampilkan data harian perusahaan yang diambil dari web-service di aplikasi web berupa: a. Data ringkasan harian perusahaan. 1) Jumlah total pengeluaran. 2) Jumlah total refil yang dikirmkan. 3) Jumlah total retur yang dikirmkan. 45 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 42 – 53 4) Jumlah total barang yang dikirmkan. 5) Jumlah sisa barang yang belum dikirim. 6) Jumlah total pendapatan. b. Data pengeluaran harian perusahaan. c. Data pengiriman harian perusahaan. 3.4.4. Analisis Kebutuhan Non Fungsional Didalam kebutuhan non-fungsional dijelaskan apa saja yang di butuhkan untuk memfasilitasi sistem agar dapat berjalan dengan semestinya, maka dibutuhkan infrastruktur sebagai berikut: 1. Perangkat Lunak (Software). a. Sistem operasi. b. Web-browser (Mozilla Firefox, Google Chrome, Safari). 2. Perangkat Keras (Hardware). Dalam kasus ini menggunakan personal komputer dan koneksi internet yang sudah dimiliki perusahaan. 3. Perangkat Manusia (Brainware). a. Staff sebagai pengguna aplikasi web. b. Manajer sebagai pengguna aplikasi web dan aplikasi android. 4. Server Hosting Setelah berkonsultasi dengan pihak yang menyediakan layanan hosting maka agar sistem dapat berjalan dengan optimal, pihak vendor memberikan rekomendasi paket hosting bisnis dengan spesifikasi sebagai berikut [18]: a. Hardware Grade : Enterprise. b. Free Domain .COM. c. Disk Space : Unlimited. d. Bandwidth : Unlimited. e. Prosesor Server : 24 Core Intel Xeon (57.6 Ghz). f. Disk Drive Setup Server : RAID-10. g. Ram Server : 32 Gb. h. Sistem Operasi Server : Cloud Linux. Spesifikasi tersebut dengan catatan bahwa penggunaan layanan hosting berarti server tersebut di gunakan bersama-bersama dengan kebijakan pembagian alokasi oleh penyedia layanan hosting. 3.5. Perancangan Sistem Tahap perancangan sistem merupakan bagian yang penting dalam membuat suatu sistem atau aplikasi, perancangan sistem ini dibuat untuk memberi gambaran umum rancangan aplikasi yang akan dibuat. 3.6. Perancangan DFD Untuk memperjelas tentang rancangan sistem yang akan dibuat maka penulis membuat Data Flow Diagram (DFD) untuk menggambarkan rancangan sistem secara utuh. 46 Hamdani Nindya Prasasti, Yuli Astuti, Sistem Informasi Manajemen … 3.6.1. Konteks Diagram Gambar 1. Konteks Diagram 3.6.2. DFD Level 1 Gambar 2. DFD Level 1 47 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 42 – 53 3.6.3. Relasi Tabel Berikut ini gambaran secara utuh tentang table-tabel basis data yang sudah dibuat. Gambar 3. Relasi Tabel 3.7. Implementasi Perangkat Lunak Implementasi merupakan tahap inti karena disinilah ide-ide yang sudah dituangkan pada bab sebelumnya direalisasikan. Implementasi sistem merupakan tindak lanjut dalam pembuatan dan pemasangan sistem baru yang akan digunakan, sesuai dengan desain yang telah direncanakan sebelumnya. 48 Hamdani Nindya Prasasti, Yuli Astuti, Sistem Informasi Manajemen … 1. Pengeluaran. a. Menampilkan data pengeluaran berdasarkan rentang tanggal. Gambar 3. Menampilkan Pengeluaran 2. Schedule agreement dan Alokasi SA. a. Menampilkan data schedule agreement dan alokasi sa. Gambar 4. Menampilkan Schedule agreement dan alokasi sa 3. Pembayaran dan Detail Pembayaran. a. Menampilkan data pembayaran dan detailnya. Gambar 5. Menampilkan Pembayaran dan Detail Pembayaran 49 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 42 – 53 4. SPBE. Menampilkan data SPBE. Gambar 6. Menampilkan SPBE 5. Paket Refil. Menampilkan menambah data paket refil. Gambar 7. Menampilkan dan Tambah Paket Refil 6. Pengambilan. Menampilkan data pengambilan berdasarkan rentang tanggal. Gambar 8. Menampilkan Pengambilan 7. Pengiriman. Menampilkan data pengiriman, driver pengiriman, dan detail pengiriman. Gambar 9. Menampilkan Pengiriman dan Detail Pengiriman 50 Hamdani Nindya Prasasti, Yuli Astuti, Sistem Informasi Manajemen … 8. Hasil Laporan Pengeluaran. Berikut merupakan hasil laporan pengeluaran yang dibuat oleh sistem. Gambar 10. Hasil Laporan Pengeluaran 9. Hasil Laporan Pengiriman. Berikut merupakan hasil laporan pengiriman yang dibuat oleh sistem. Gambar 11. Hasil Laporan Pengiriman 3.8. Pengujian Perangkat Lunak Pengujian ini dilakukan dengan cara menguji alur logika program. Dalam pengujian pada aplikasi ini, hasil pengujian white-box testing adalah sebagai berikut: 1. User melakukan login dengan memasukan username dan password yang salah. Gambar 12. White-box Testing Login 51 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 42 – 53 2. Data di aplikasi android tidak tampil karena tidak ada koneksi internet. Gambar 13. White-box Testing Data Android 3.8.1. Black-box Testing Black-box testing dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang dibuat sudah berjalan dengan benar atau tidak. Black-Box Testing digunakan untuk mendemonstrasikan fungsi software yang dioperasikan, apakah input diterima dengan benar, dan output yang dihasilkan benar. Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Pengujian Black-box Testing Fitur Login Statistik Pengeluaran Akun Pengeluaran Kategori Aset Pengeluaran Jabatan Karyawan Admin Pangkalan Pembeli Schedule agreement Pembayaran Paket Refil SPBE Pengambilan Pengiriman Laporan Keuangan Laporan Penjualan Laporan Pengeluaran Laporan Pengiriman Status Website Android Ringkasan Android Pengeluaran 52 Keterangan Read Read Create, Read, Update, Delete Create, Read, Update, Delete Create, Read, Update, Delete Create, Read, Update, Delete Create, Read, Update, Delete Create, Read, Update, Delete Create, Read, Update, Delete Create, Read, Update, Delete Create, Read, Update, Delete Create, Read, Update, Delete Create, Read, Update, Delete Create, Read, Delete Create, Read, Update, Delete Create, Read, Delete Create, Read, Update, Delete Read Read Read Read Read, Update Read Read Hasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Hamdani Nindya Prasasti, Yuli Astuti, Sistem Informasi Manajemen … Android Detail Pengeluaran Android Pengiriman Android Detail Pengiriman Read Read Read Berhasil Berhasil Berhasil 4. KESIMPULAN Dari penjelasan yang sudah di paparkan penulis di bab-bab sebelumnya, maka dalam skripsi ini yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen Distribusi Gas 3 Kg Berbasis Web dan Android yang Terintegrasi” secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sistem yang telah dibuat menggunakan basis aplikasi web dan android, dimana didalam perancangannya dilakukan beberapa langkah yaitu dengan mengidentifikasi masalah dalam proses bisnisnya, menganalisis permasalahan dengan analisis PIESES, menentukan kebutuhan fungsional, menentukan kebutuhan non-fungsional, menentukan kebutuhan biaya, melakukan studi kelayakan teknis dan operasional, membuat gambaran sistem dengan flowchart dan DFD, membuat rancangan basis data menggunakan ERD, relasi table ,dan struktur table, serta menggambarkan rancangan antar muka untuk menjadi acuan dalam tahap implementasinya. 2. Didalam tahap implementasi dan pembahasan, sistem diuji dengan metode uji black-box testing, dan white-box testing. DAFTAR PUSTAKA Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis & Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta : C.V Andi Offset. Djahir, Yulia, & Pratita, Dewi. 2014. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Deepublish. JSON. 2016-Desember-10. Introducing JSON. [online] available: http://www.json.org. Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish. 53 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017 ISSN : 2407-5043 ANALISIS DAN RANCANG BANGUN APLIKASI KURSUS ON-LINE MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL DIAGRAM ALIR DATA (STUDI KASUS : UNIVERSITAS ISLAM ATTAHIRIYAH) 1 Arisantoso, Bambang Mulyatno2, Zahid Al Haris3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Islam Attahiriyah Jl. Kampung Melayu Kecil III No. 15, Jakarta Selatan 12840 1,2,3 Email : [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Perkembangan teknologi saat ini semakin mempermudah orang untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan atau keterampilan dari mana saja dan kapan saja. Salah satu contoh bentuk pemanfaatan teknologi tersebut adalah e-learning. E-learning dapat dikembangkan ke dalam berbagai bentuk yang bertujuan untuk mendukung proses pembelajaran. Salah satu bentuk perkembangan e-learning adalah terciptanya aplikasi Kursus On-line. Kursus Online merupakan salah satu bentuk dari e-learning yang digunakan untuk menyajikan bahan belajar secara on-line. Tujuan rancang bangun aplikasi kursus on-line Berbasis Web ini adalah sebagai wadah bagi tenaga pengajar (dosen) khususnya di Universitas Islam Attahiriyah untuk memberikan materi pembelajaran yang dapat dipelajari oleh setiap mahasiswa ataupun orang yang ingin menambah wawasan di luar mata kuliah yang diajarkan di dalam kelas. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah setiap tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa dapat menggunakan aplikasi kursus online ini sebagai wadah mengajar dan belajar yang lebih fleksibel tanpa perlu terikat waktu dan ruang kuliah, sehingga dapat memberikan motivasi dan kontribusi yang lebih baik dalam proses kegiatan pembelajaran. Kata kunci : Kursus Online, E-Learning, Pembelajaran I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini semakin mempermudah orang untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan atau keterampilan dari mana saja dan kapan saja. Salah satu contoh dari pemanfaatan teknologi informasi tersebut adalah mulai diterapkannya e-learning. Beberapa perguruan tinggi di negara Indonesia (misalnya: Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor, Universitas Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Airlangga) sudah mulai menerapkan e-learning, baik dalam bentuk yang sederhana (menyajikan materi kuliah secara on-line) maupun dalam bentuk yang sesungguhnya (menggunakan perangkat lunak sistem manajemen kelas). (franiez, 2013). Perkembangan ini tentu dipacu dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang berupa akses Internet dengan teknologi Web (World Wide Web) sebagai teknologi pendukung utamanya. Model e-learning dapat dikembangkan ke dalam berbagai bentuk sesuai dengan konteks dimana e-learning tersebut dikembangkan. Semua bentuk tersebut bertujuan untuk mendukung pembelajaran. Salah satu bentuk perkembangannya adalah terbentuknya sebuah aplikasi Kursus Online. Kursus online merupakan salah satu bentuk dari e-learning yang digunakan untuk menyajikan bahan belajar secara on-line. Seperti halnya dengan mengikuti sebuah kursus yang biasanya harus menyediakan tempat serta dibatasi oleh waktu, namun karena perkembangan teknologi, sebuah kursus bisa dilakukan secara on-line. Mengikuti kursus on-line ini juga memiliki kelebihan lain selain waktu, tempat, dan menentukan apa saja kebutuhan kita. Di antaranya, kita dapat mempelajari materi-materi yang ada secara gratis tanpa memerlukan biaya, yang dibutuhkan hanya koneksi internet untuk bisa menghubungkannya. Kursus On-line ini juga menyediakan sertifikat yang menandakan jika kita pernah mengikuti kursus online. Untuk mendapatkan sertifikat tentunya ada biaya tambahan yaitu sekitar 50-200 US$, persyaratan lainnya untuk mendapatkan sertifikat adalah minimal partisipasi kita adalah 80%. 54 Arisantoso, Bambang Mulyatno, Zahid Al Haris, Rancang Bangun Aplikasi Kursus… Kelebihan lain yang didapat adalah kita bisa memilih pemateri atau dosen yang kita inginkan sehingga lebih fleksibel. Baru-baru ini ada sebuah istilah baru yang merupakan sebuah aplikasi dari kursus online, istilah tersebut ialah Massive Open Online Course (selanjutnya disingkat MOOC). Saat ini, kegiatan kursus on-line yang dilakukan Universitas Islam Attahiriyah khususnya fakultas teknik, masih berbentuk seminar-seminar yang memerlukan tempat serta waktu yang terbatas. Melihat hal ini, akan sangat bermanfaat sekali jika di Universitas Islam Attahiriyah sendiri memiliki sebuah aplikasi kursus on-line sendiri. Dengan dibuatnya aplikasi kursus online ini, diharapkan nantinya setiap fakultas yang ada di Universitas Islam Attahiriyah dapat berkontribusi untuk menyediakan materi-materi yang dapat dipelajari oleh setiap mahasiswa Universitas Islam Attahiriyah. Hal ini tentunya akan mendatangkan manfaat yang lebih, baik itu dari sisi mahasiswa maupun dari sisi universitas. 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana proses rancang bangun aplikasi kursus on-line berbasis web di Universitas Islam Attahiriyah ? 2. Bagaimana cara kerja rancang bangun aplikasi kursus on-line berbasis web yang akan dirancang di Universitas Islam Attahiriyah ? 3. Bagaimana cara agar tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa Universitas Islam Attahiriyah mendapatkan manfaat dari aplikasi kursus on-line berbasis web ? 2. METODOLOGI Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pengumpulan data yang berkaitan dengan rancang bangun aplikasi kursus on-line dilakukan dengan wawancara kepada narasumber untuk mengetahui gambaran sistem yang ada. 2. Studi Kepustakaan dengan mencari materi/bahan/buku yang menunjang dan berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan sehingga dapat memberikan data secara teoritis. 3. Untuk tahapan analisis sistem menggunakan pendekatan model Diagram Alir Data (Data Flow Diagram), analisa terhadap dokumen masukan dan keluaran. 4. Untuk tahapan perancangan basis data menggunakan model entity relationship dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis merupakan kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru. (Rosa, 2011). Rancang Bangun (desain) merupakan tahap dari setelah analisis dari siklus pengembangan sistem yang merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, serta menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi, termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponenkomponen perangkat keras dan perangkat lunak dari suatu sistem. (Jogiyanto, 2005) Kursus adalah pelajaran tentang suatu pengetahuan atau keterampilan, yang diberikan dalam waktu singkat misal : kursus bahasa Inggris, kursus mengetik dan lain-lain. (KBBI, 2017). Data Flow Diagram atau dalam bahasa Indonesia menjadi Diagram Alir Data (DAD) adalah refresentasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengatur dari masukan (input) dan keluaran (output). (Sukamto dkk, 2013). 55 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 54 – 65 3.1. Perancangan Diagram Alir Data (DAD) Gambar 1. Diagram Konteks yang Diusulkan 3.2. Perancangan Diagram Nol yang di usulkan Gambar 2. Diagram Nol Sistem yang diusulkan 3.3. Perancangan Infrastruktur Jaringan Gambar 3. Perancangan Infrastruktur Aplikasi Kursus Online 56 Arisantoso, Bambang Mulyatno, Zahid Al Haris, Rancang Bangun Aplikasi Kursus… Model Entity Relationship yang berisi komponen-komponen Himpunan Entitas dan Himpunan Relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang kita tinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Diagram Entity Relationship (Diargram E-R). (Fathansyah, 2015) Berbekal analisis yang telah dilakukan berikut ini akan digambarkan bagaimana hubungan antara satu entitas dengan entitas yang lain, atribut dari masing-masing entitas, dan bagaimana tingkat hubungan yang terjadi antara satu entitas dengan entitas yang lain dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). Gambar 4. Perancangan ERD Aplikasi Kursus Online Setelah merancang model Entity Relatinship Diagram (ERD) kemudian akan direpresentasikan menjadi sebuah basis data fisik. Komponen-komponen dari ERD tersebut yang berupa himpunan entitas dan himpunan relasi akan ditranformasikan menjadi tabel –tabel (file-file data) yang merupakan komponen utama pembentuk basis data. Dari proses perancangan basis data dengan menggunakan Model Entity Relationship tersebut, maka akan menghasilkan skema relasi sebagai berikut : 57 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 54 – 65 1. Tabel Instructor Tabel 1. Instructor Nama tabel : tbl_instructor Isi : Data Instruktur Primary Key : username No. Nama Field Tipe Data 1 username VARCHAR 2 password TEXT 3 name TEXT 4 about TEXT 5 skill TEXT 6 appreciation TEXT 7 active_position VARCHAR 8 show_position TINYINT 9 prefix_academic_title VARCHAR 10 suffix_academic_title VARCHAR 11 date_registered DATETIME 12 state TINYINT 13 photo VARCHAR 14 email VARCHAR 15 phone VARCHAR 16 mobile VARCHAR Ukuran 25 200 100 100 100 100 500 4 200 200 4 50 25 15 15 Keterangan Username Password Nama Tentang Keahlian Penghargaan Jabatan Aktif Tampilkan Jabatan Gelar akademik Gelar akademik Tanggal Daftar Status File Photo Email Telepon Handphone 2. Tabel Member Tabel 2. Member Nama tabel : tbl_member Isi : Data Member Primary Key : email No. Nama Field Tipe Data 1 email VARCHAR 2 password TEXT 3 name VARCHAR 4 date_registered DATETIME 5 state TINYINT 6 activation_key TEXT 7 gender TINYINT 8 birthdate DATE 9 photo VARCHAR 10 website TEXT 11 phone VARCHAR 12 mobile VARCHAR 13 address TEXT 14 college_id INT 15 about TEXT 58 Ukuran 25 200 50 4 100 4 50 100 15 15 100 11 200 Keterangan Email Password Nama Tanggal Terdaftar Status Key Aktivasi Jenis Kelamin Tanggal Lahir File Photo Link Website Telepon Handphone Alamat Id Universitas Tentang Arisantoso, Bambang Mulyatno, Zahid Al Haris, Rancang Bangun Aplikasi Kursus… 16 17 18 19 20 study_reason study_expectation facebook_url_profil twitter_username skill 100 100 100 50 200 TEXT TEXT TEXT VARCHAR TEXT Alasan Belajar Tujuan Belajar Link FB Username Twitter Keahlian 3. Tabel Course Tabel 3. Course Nama tabel : tbl_instructor_course Isi : Data Kursus Primary Key : instructor_course_id No. Nama Field Tipe Data 1 instructor_course_id INT 2 username VARCHAR 3 course_name TEXT 4 course_description TEXT 5 course_objectives TEXT 6 date_created DATETIME 7 date_modified DATETIME 8 state TINYINT Ukuran 11 25 100 100 100 4 Keterangan Id Instruktur Kursus Username Nama Kursus Deskripsi Kursus Tujuan Kursus Tanggal Dibuat Tanggal Diubah Status Kursus 4. Tabel Course Module Tabel 4. Course Module Nama tabel : tbl_course_module Isi : Data Modul Kursus Primary Key : course_module_id No. Nama Field Tipe Data 1 instructor_course_id INT 2 course_module_id INT 3 module_title TEXT 4 module_description TEXT 5 order INT Ukuran 11 11 100 100 11 Keterangan Id Instruktur Kursus Id Modul Kursus Judul Modul Deskripsi Modul Urutan 5. Tabel Module Chapter Tabel 5. Module Chapter Nama tabel : tbl_module_chapter Isi : Data Chapter Yang Dimiliki Tiap Module Primary Key : module_chapter_id No. Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan 1 course_module_id INT 11 Id Kursus Modul 2 module_chapter_id INT 11 Id Chapter Modul 3 chapter_title TEXT 100 Judul Sub Bab 4 video_name TEXT 100 Nama File Video 59 Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 54 – 65 Jurnal Maklumatika 5 6 chapter_file order TEXT TINYINT 100 4 File Chapter Urutan 6. Tabel Module Exam Tabel 6. Module Exam Nama tabel : tbl_module_exam Isi : Data Ujian Module Primary Key : exam_id No. Nama Field Tipe Data 1 course_module_id INT 2 exam_id INT 3 exam_title TEXT 4 duration INT 5 exam_type_id TINYINT Ukuran 11 11 100 11 4 Keterangan Id Modul Kursus Id Ujian Judul Ujian Durasi Id Tipe Ujian 7. Tabel Exam Question Tabel 7. Exam Question Nama tabel Isi Primary Key No. 1 exam_id 2 3 4 5 : tbl_exam_question : Data Pertanyaan Ujian : exam_question_id Nama Field Tipe Data exam_question_id question correct_question_answer_id point INT Ukuran 11 INT 11 TEXT INT INT 100 11 11 Keterangan Id Ujian Id Pertanyaan Ujian Pertanyaan Id Jawaban Benar Nilai 8. Tabel Question Answer Tabel 8. Question Answer Nama tabel : tbl_question_answer Isi : Data Jawaban Pertanyaan Primary Key : question_answer_id No. Nama Field Tipe Data Ukuran 1 exam_question_id INT 11 2 question_answer_id INT 11 3 answer TEXT 100 9. Tabel Member Following Course Tabel 9. Member Following Course Nama tabel Isi Primary Key 60 : : : tbl_member_following_course Data Member Yang Mengikuti Kursus email, instructor_course_id Keterangan Id Pertanyaan Ujian Id Jawaban Pertanyaan Jawaban Arisantoso, Bambang Mulyatno, Zahid Al Haris, Rancang Bangun Aplikasi Kursus… No. Nama Field Tipe Data Ukuran 1 email VARCHAR 25 2 instructor_course_id INT 11 3 date_followed DATETIME 4 state TINYINT 4 10. Tabel Member Module Exam Tabel 10. Member Module Exam Keterangan Email Member Id Instruktur Kursus Tanggal Mengikuti Status Nama tabel : tbl_member_module_exam Isi : Data Member Yang Mengikuti Ujian Primary Key : email, exam_id No. Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan 1 email VARCHAR 25 Email 2 exam_id INT 11 Id Ujian 3 start_time DATETIME Waktu Mulai 4 end_time DATETIME Waktu Selesai 5 state TINYINT 4 Status 11. Tabel Member Module Exam Question Answer Tabel 11. Member Module Exam Question Answer Nama tabel Isi Primary Key No. 1 email 2 exam_id 3 4 : tbl_member_module_exam_question_answer : Data Jawaban Pertanyaan Yang Dijawab Oleh Member : email, exam_id, exam_question_id Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan VARCHAR 25 Email INT 11 Id Ujian Id Pertanyaan exam_question_id INT 11 Ujian Id Jawaban member_question_answer_id INT 11 Pertanyaan Member 12. Tabel Member Saw Module Chapter Tabel 12. Member Saw Module Chapter Nama tabel : tbl_member_saw_module_chapter Isi : Data member yang melihat chapter module Primary Key : email, module_chapter_id No. Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan 1 email VARCHAR 25 Email 2 module_chapter_id INT 11 Id Chapter Module 3 last_date_viewed DATETIME Terakhir Dilihat 4 total_viewed INT 11 Jumlah Dilihat 61 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 54 – 65 13. Tabel Collage Tabel 13. Collage Nama tabel : tbl_collage Isi : Data Universitas Primary Key : college_id No. Nama Field Tipe Data Ukuran 1 11 college_id INT 2 100 label VARCHAR 3 11 order INT (11) Keterangan Id Universitas Nama Universitas Urutan 14. Tabel Module Exam Type Tabel 14. Exam Type Nama tabel : tbl_module_exam_type Isi : Data Tipe Ujian Primary Key : exam_type_id No. Nama Field Tipe Data Ukuran 1 exam_type_id TINYINT 4 2 type VARCHAR 50 Keterangan Id Tipe Ujian Tipe Ujian 3.4. Rancangan Implementasi Antar Muka Sistem Gambar 5. Antar Muka Login Web Kursus Online Gambar 6. Antar Muka Profil Member Kursus Online 62 Arisantoso, Bambang Mulyatno, Zahid Al Haris, Rancang Bangun Aplikasi Kursus… Gambar 7. Antar Muka Homepage Member Gambar 8. Antar Muka Detail Kursus Gambar 9. Antar Muka Modul Kursus 63 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 54 – 65 Gambar 10. Antar Muka Video Kursus Gambar 11. Antar Muka Login Instruktur Gambar 12. Antar Muka Dashboard Instruktur Gambar 13. Antar Muka Daftar Modul Instruktur 64 Arisantoso, Bambang Mulyatno, Zahid Al Haris, Rancang Bangun Aplikasi Kursus… Gambar 14. Antar Muka Daftar Chapter Instruktur 4. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Analisis dan Rancang bangun Aplikasi Kursus Online di Universitas Islam Attahiriyah dibuat menggunakan Eclipse PHP Developtment Tools sebagai tempat pengkodingan dengan tambahan framework Codeigniter. 2. Rancang bangun Aplikasi Kursus Online adalah sebuah platform kursus berbasis web yang berisi kursus-kursus yang telah dibuat oleh seorang instruktur. Bila seseorang ingin mengikuti sebuah kursus, terlebih dahulu harus terdaftar sebagai member di Aplikasi Kursus On-line tersebut. Setelah berhasil login ke dalam Aplikasi Kursus On-line, member dapat mengikuti semua kursus yang ada dan melihat semua materi-materi kursus yang berbentuk multimedia / video streaming. 3. Dengan adanya Aplikasi Kursus On-line berbasis web ini, tenaga pengajar (dosen) Universitas Islam Attahiriyah dapat menjadi instruktur yang membuat materi-materi kursus menggantikan kegiatan seminar yang bersifat konvesional. Dengan begitu, tidak perlu lagi melakukan pengumuman seminar dan verifikasi peserta seminar. Karena dengan Aplikasi Kursus Online, semua materi yang dibagikan dapat dengan bebas diikuti oleh semua member yang ada. Sedangkan bagi mahasiswa, hanya perlu melakukan pendaftaran sebagai member pada Aplikasi Kursus Online. Setelah terdaftar, mahasiswa dapat dengan mudah mengikuti kegiatan kursus online selama memiliki laptop serta terkoneksi ke jaringan intranet Universitas Islam Attahiriyah. DAFTAR PUSTAKA Fatahsyah. 2015. Basis Data. Revisi Kedua. Bandung : Informatika. Franiez. 2017-Juli-27. E-Learning diterapkan 10 Universitas Terbaik Indonesia. [Online]. Available: https://www.kaskus.co.id/thread/51de940a59cb174f3200000b/e-learning-diterapkan-10-uni versitas-terbaik-indonesia/ Jogiyanto.2005. Analisis dan Desain. Yogyakarta : Andi Publisher. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2017. Pengertian Kursus. Rosa.2011. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung : Modula. Sukamto, Rosa Ariani dan Shalahudin, Muhammad. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Informatika. 65 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017 I SSN : 2407-5043 APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SDN PUCUNG BERBASIS ANDROID 1, 2 Rizqi Sukma Kharisma1, Fransiskus Paskalis2 Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas AMIKOM Yogyakarta Jl. Ringroad Utara, Condong catur, Depok, Sleman, Yogyakarta E-mail: [email protected], [email protected] Abstrak Metode pembelajaran yang digunakan saat ini masih seperti yang ada disekolahan pada umumnya, guru mengajar di dalam kelas dengan fasilitas papan tulis dan buku pelajaran. Sejauh ini metode tersebut masih terbilang efektif namun masih kurang maksimal, karena metode pembelajaran tersebut masih bisa ditingkatkan lagi dengan metode-metode yang lebih modern pada saat ini. Media pembelajaran dapat berupa aplikasi multimedia dan aplikasi Android. Untuk mengatasi permasalahan ini dilakukan pembuatan media pembelajaran interaktif berbasis Android untuk menunjang pembelajaran. Media pembelajaran ini nantinya akan mengacu pada kurikulum yang digunakan pada sekolah. Media pembelajaran ini juga akan didesain dengan simple tapi tetap menarik, pemaparan tentang materi-materi sesuai dengan kurikulum, serta ada soal-soal latihan agar siswa bisa belajar lebih maksimal. Selain dapat digunakan pada Android, aplikasi yang dibuat dapat digunakan pada komputer. Pembuatan media pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dalam pembelajaran, oleh karena itu kita diharapkan untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Kata kunci : interaktif, Android, komputer I. PENDAHULUAN Android merupakan salah satu sistem operasi mobile yang sangat populer. Lebih dari 190 negara dari seluruh dunia menggunakan Android sebagai sistem operasi mobilenya. Selain itu aplikasiaplikasi yang dikembangkan oleh para developer dapat mudah didistribusikan melalui Google Play yang dapat diakses oleh pengguna Android seluruh dunia. (developer.Android.com, 2017) SD Negeri Pucung adalah salah satu SD Negeri yang berada di Daerah Kalasan, Taman Martini, Yogyakarta. Berdasarkan hasil dari observasi tentang bagaimana kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III, metode pembelajaran yang digunakan saat ini masih seperti yang ada di Sekolah pada umum nya, yaitu guru mengajar di dalam kelas dengan fasilitas papan tulis dan buku pelajaran. SD Negeri pucung sudah memiliki beberapa proyektor yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, akan tetapi para guru hanya sebatas menggunakan teks dalam mengajar dan belum menggunakan audio visual. Guru-guru pun juga telah banyak menggunakan Android. Dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, para guru tidak bisa membuat media pembelajaran yang lebih interaktif. Oleh sebab itu guru menginginkan suatu aplikasi yang bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran di dalam kelas dengan lebih maksimal. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat media pembalajaran interaktif ilmu pengetahuan sosial kelas III sebagai alat bantu pembelajaran di dalam kelas. Dengan harapan setelah media pembelajaran interaktif ini dibuat, akan dapat membantu para guru dalam hal penyampaian materi dan juga membantu murid menerima materi yang dijelaskan oleh guru. 1.2. Perumusan Masalah Adapun rumusan yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana cara pembuatan media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III pada SDN Pucung berbasis Android ? 2. Fitur apa saja yang dapat dibuat untuk media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III pada SDN Pucung berbasis Android ? 66 Rizqi Sukma Kharisma, Fransiskus Paskalis, Aplikasi Media Pembelajaran … 3. Bagaimana cara distriubusi aplikasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III pada SDN Pucung berbasis Android ? 2. METODOLOGI Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengembangan sistem multimedia (M.Suyanto, 2003): Gambar 1. Siklus pengembangan sistem multimedia 1. Mendefinisikan Masalah Masalah yang dipelajari saat menganalisis sistem adalah masalah yang dihadapi oleh pengguna. Dengan mempelajari masalah ini, penulis bekerjasama dengan pengguna untuk mendapatkan permasalahan secara kasar 2. Studi Kelayakan Studi kelayakan adalah suatu studi yang akan digunakan untuk menentukan kemungkinan apakah pengembangan proyek sistem multimedia layak diteruskan atau dihentikan. Studi kelayakan merupakan versi ringkasan dari keseluruhan analisis sistem dan proses perancangan sistem multimedia. 3. Analisis Kebutuhan Sistem Mengidentifikasi dan menganalisis maksud, tujuan, sasaran dan kebijakan-kebijakan sistem. Analisis harus menentukan hal terbaik untuk dapat mencapai tujuan. 4. Merancang Konsep Kreatifitas sangat dibutuhkan untuk dapat merancang konsep dalam membuat aplikasi multimedia. Analisis sistem dapat bekerja sama dengan pemakai, atau para ahli dalam bidang tertentu untuk terlibat dalam membuat aplikasi multimedia 5. Merancang Isi Merancang isi merupakan komersialisasi dari merancang konsep atau implementasi dari strategi kreatif. Merancang isi meliputi evaluasi dan memiliki gaya tarik pesan, nada, dan kata dalam mengeksekusi pesan. 6. Merancang Naskah Dalam merancang naskah, menetapkan dialog dan urutan elemen-elemen secara rinci. Merancang naskah merupakan penggabungan dari teks dan narasi dalam aplikasi multimedia. 7. Merancang Grafik Merancang grafik dengan memilih grafik yang sesuai dengan dialog. Merancang grafik meliputi merancang grafik dua dimensi, merancang video, merancang audio dan merancang animasi 67 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 66 – 77 8. Memproduksi Sistem Dalam memproduksi sistem multimedia terdapat tiga tahap, yaitu tahap praproduksi, tahap produksi, dan pasca produksi. Tahap praproduksi adalah tahap semua pekerjaan dan aktifitas yang terjadi sebelum multimedia komersial di produksi secara nyata. Tahap produksi adalah periode selama multimedia diproduksi secara komersial. Tahap pasca produksi adalah periode semua pekerjaan dan aktifitas yang terjadi setelah multimedia diproduksi secara nyata untuk tujuan komersial. 9. Mengetes Sistem Pengetesan dilakukan untuk memastikan bahwa hasil produksi aplikasi multimedia sesuai dengan apa yang telah direncanakan. 10. Menggunakan Sistem Implementasi sistem multimedia dipahami sebagai sebuah proses yang menentukan apakah sistem multimedia mampu beroperasi dengan baik serta mengetahui apakah para pemakai bisa mandiri dalam mengoperasikannya, baik dalam penggunaan maupun penilaian 11. Memelihara Sistem Setelah sistem digunakan maka sistem akan dievaluasi oleh pemakai dan spesialis multimedia untuk menentukan apakah sistem yang baru tersebut sesuai dengan tujuan dan diputuskan apakah ada revisi atau modivikasi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Animasi dalam Flash Animasi dalam Flash adalah rangkaian gambar yang disusun berurutan, atau dengan istilah frame. Satu frame terdiri dari satu gambar. Jika susunan gambar tersebut ditampilkan bergantian dengan waktu tertentu maka akan dapat terlihat bergerak. Satuan yang dipakai adalah frame per second (fps). Sebagai contoh, aplikasi animasi diset 25 fps berarti animasi tersebut terdiri dari 25 gambar dalam satu detik. Semakin besar nilai FPS maka akan dapat terbentuk animasi yang terkesan halus. Animasi dalam Flash dapat dilakukan dengan cara (Andi Sunyoto, 2010): 1. Animasi keyframe to keyframe Animasi ini akan menghasilkan file yang besar. Metode ini digunakan untuk menggambarkan penggambaran frame demi frame, misalnya film kartun. Gambar 2. Membuat animasi keyframe 2. Animasi tweening Metode ini digunakan untuk menganimasikan bentuk instance. Jika yang dianimasikan bukan berbentuk instan maka Flash secara otomatis mengubah menjadi bentuk instan. 68 Rizqi Sukma Kharisma, Fransiskus Paskalis, Aplikasi Media Pembelajaran … Gambar 3. Membuat animasi tweening 3. Animasi menggunakan ActionScript Animasi ini menggunakan script untuk menganimasikan objek Flash. Jika menggunakan animasi model ini maka akan menghasilkan file yang kecil. Gambar 4. Membuat animasi menggunakan ActionScript 3.2. ActionScript ActionScript menunjukkan koleksi set dari action, function, event dan developer untuk membuat Flash movie yang lebih kompleks dan lebih interaktif. ActionScript mengalami evolusi ke arah standar bahasa pemrograman, yaitu versi 1, versi 2, versi 3. Sebuah Flash movie dapat terdiri dari beberapa scene. Masing-masing scene mempunyai sebuah timeline. Masing-masing timeline dimulai dengan frame 1 dan seterusnya. Secara normal state sebuah Flash movie bersifat dapar berpindah dari scene 1, frame 1 dan berakhir pada scene 1 dan scene 2 dan seterusnya. Tujuan utama dari ActionScript adalah mengubah kebiasaan linier tersebut. Sebuah ActionScript dapat menghentikan sebuah movie di frame tertentu, dan berulang ke frame sebelumnya, atau frame mana yang akan ditampilkan tergamtung masukan yang diberikan user. (Andi Sunyoto, 2010) 3.3. Media Pembelajaran Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain (Daryanto, 2013): 1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra. 3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar 4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. 69 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 66 – 77 5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama 6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru, bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa dan tujuan pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. 3.4. Analisis Kebutuhan Sistem Tujuan dari analisis kebutuhan sistem ini adalah untuk mengetahui kebutuhan dari sistem yang dibuat. Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa untuk membangun aplikasi ini dibutuhkan hal sebagai berikut: 1. Analisis Kebutuhan Nonfungsional Fungsi utama dari media pembelajaran interaktif ini adalah untuk membantu para guru dalam mengajar di dalam kelas. Sedangkan untuk siswa itu sendiri dapat melihat ilustrasi secara langsung dari hal yang mereka pelajari. Berikut adalah kebutuhan fungsional pada media pembelajaran interaktif : a. Aplikasi ini dapat menampilkan materi pelajaran ilmu pengetahuan sosial. b. Aplikasi ini dapat memberikan penjelasan tentang materi. c. Aplikasi ini dapat menampilkasn soal-soal latihan. d. User dapat mengatur suara. 2. Kebutuhan Non Fungsional Kebutuhan non fungsional dari sistem yang akan dibuat adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) 1) Processor intel i5 2) RAM 4GB 3) VGA 2GB 4) SSD 256GB 5) Keybord 6) Mouse 7) Headphone b. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) 1) Sistem Operasi macOS 2) Adobe Illustrator 3) Adobe Photoshop 4) Adobe Flash 5) Adobe Audition 3. Merancang Isi Merancang isi adalah hasil dari konsep yang telah dibuat dan diimplementasikan dalam bentuk rancangan struktur navigasi. Pada halaman menu utama dan judul sub menu akan menggunakan font Avenir Next dengan ukuran 55pt, pada isi dari konten menggunakan font Arial dengan ukuran 25pt. Pada gambar dan ikon akan menggunakan .png dan .ai. Berikut merupakan struktur navigasi rancagan dari media pembelajaran interaktif Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas 3 SD: 70 Rizqi Sukma Kharisma, Fransiskus Paskalis, Aplikasi Media Pembelajaran … Gambar 5. Struktur Navigasi 4. Merancang Naskah Tabel 1. Merancang Naskah No Menu Keterangan 1 Intro Menampilkan Halaman Intro 2 Menu Utama Menu Berisi 1. Menu Materi 2. Menu Latihan 3. Menu Tentang 4. Menu Keluar 3 Materi Menampilkan materi tentang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Latihan Menampilkan soal-soal latihan untuk para siswa 5 Tentang Menampilkan deskripsi tentang aplikasi dan juga pembuatnya 6 Keluar Untuk keluar dari aplikasi 5. Merancang Grafik a. Rancangan Halaman Intro Pada halaman intro ini terdapat tampilan berupa nama aplikasi, aminasi maupun gambar serta tombol masuk untuk menjalankan aplikasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 3 berikut : 71 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 66 – 77 Gambar 6. Rancangan Halaman Intro b. Rancangan Menu Utama Pada menu utama ini terdapat beberapa pilihan menu yaitu materi, latihan, tentang dan keluar, ditunjukkan pada Gambar 4 berikut : Gambar 7. Rancangan Menu Utama c. Rancangan Menu Materi Pada menu materi terdapat judul materi serta materi yang akan dipelajari misalnya tentang Lingkungan Alam dan Buatan. Dan terdapat pula tombol next untuk menuju ke halaman selanjutnya, prev untuk kembali ke halaman sebelumnya dan menu untuk kembali ke menu, ditunjukkan pada Gambar 5 berikut : Gambar 8. Rancangan Menu Materi d. Rancangan Menu Latihan Pada menu latihan terdapat judul latihan beserta soal-soal untuk para siswa sebagai bahan evaluasi dari materi yang telah disampaikan, ditunjukkan pada Gambar 6 berikut : 72 Rizqi Sukma Kharisma, Fransiskus Paskalis, Aplikasi Media Pembelajaran … Gambar 9. Rancangan Menu Latihan 6. Memproduksi Sistem a. Pembuatan Background dan Button Pembuatan design grafik dilakukan dengan menggunakan software Adobe Illustrator CC. Setelah selesai di design akan dilanjutkan dengan menggunakan Adobe Flash CC untuk memberikan fungsi-fungsi pada aplikasi ini. Desain akan menggunakan ukuran 1280 x 720 pixel. Gambar 10. Tampilan Background dan Button 1. Pembuatan Sound Dalam pembuatan backsound pada media pembelajaran ini menggunakan software Adobe Audition CC untuk memotong musik sesuai dengan kebutuhan. Gambar 11. Pembuatan Sound 2. Pembuatan Aplikasi Pembuatan aplikasi menggunakan Adobe Flash CC dengan fitur Air For Android 73 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 66 – 77 Gambar 12. Pengaturan Air for Android 3. Hasil Aplikasi 1) Halaman Intro Gambar 13. Tampilan Intro 2) Menu Utama Gambar 14. Menu Utama 74 Rizqi Sukma Kharisma, Fransiskus Paskalis, Aplikasi Media Pembelajaran … 3) Menu Materi Gambar 15. Menu Materi 7. Pengujian Sistem Testing dilakukan dengan mengecek apakah aplikasi sudah sesuai dengan rancangan atau belum dan juga pengujian apakah file aplikasi .swf dan .apk dapat bejalan dengan baik atau masih terdapat error. 3.5. Black Box Testing Aplikasi ini di uji dengan menggunakan black box testing. Pengujian ini terfokus pada kontrol aplikasi. Pengujian dilakukan dengan menjalankan aplikasi dan kemudian diamati apakah fungsifungsi sudah berjalan dengan baik dan hasil sudah sesuai dengan yang direncanakan. Tabel 2. Black Box Testing Objek Keterangan Hasil Tombol masuk pada intro Ketika tombol di klik maka akan menuju ke menu utama Berhasil Tombol materi Ketika tombol di klik maka akan menuju ke menu materi Berhasil Tombol latihan Ketika tombol di klik maka akan menuju ke menu latihan Berhasil Tombol tentang Ketika tombol di klik maka akan menuju ke tentang Berhasil Tombol keluar Ketika tombol di klik maka akan menuju ke menu keluar Berhasil Tombol musik Ketika tombol di klik maka akan mematikan atau menghidupkan musik Berhasil Tombol materi bab 1 Ketika tombol di klik maka akan menuju ke materi bab 1 Berhasil Tombol materi bab 2 Ketika tombol di klik maka akan menuju ke materi bab 2 Berhasil Tombol materi bab 3 Ketika tombol di klik maka akan menuju ke materi bab 3 Berhasil Tombol materi bab 4 Ketika tombol di klik maka akan menuju ke materi bab 4 Berhasil Tombol materi bab 5 Ketika tombol di klik maka akan menuju ke materi bab 5 Berhasil 75 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 66 – 77 Tombol materi bab 6 Ketika tombol di klik maka akan menuju ke materi bab 6 Berhasil Tombol latihan bab 1 Ketika tombol di klik maka akan menuju ke latihan bab 1 Berhasil Tombol latihan bab 2 Ketika tombol di klik maka akan menuju ke latihan bab 2 Berhasil Tombol latihan bab 3 Ketika tombol di klik maka akan menuju ke latihan bab 3 Berhasil Tombol latihan bab 4 Ketika tombol di klik maka akan menuju ke latihan bab 4 Berhasil Tombol latihan bab 5 Ketika tombol di klik maka akan menuju ke latihan bab 5 Berhasil Tombol latihan bab 6 Ketika tombol di klik maka akan menuju ke latihan bab 6 Berhasil 3.5.1. Menggunakan Sistem Aplikasi ini bisa digunakan pada Komputer dan Android. 1. Penggunaan pada Komputer Klik dua kali pada file Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.swf Gambar 17. Penggunaan Pada Komputer 2. Penggunaan Pada Android Penggunaan pada Android didahului dengan instalasai Aplikasi terlebih dahulu, berikut cara instalasi aplikasi : a. Cari aplikasi di google play store dengan keyword ilmu pengetahuan sosial Gambar 18. Aplikasi Ilmu Pengetahuan Sosial di Google Play 76 Rizqi Sukma Kharisma, Fransiskus Paskalis, Aplikasi Media Pembelajaran … b. Pilih dan install aplikasi Gambar 19. Instal Aplikasi Ilmu Pengetahuan Sosial 3. Memelihara Sistem Untuk memelihara aplikasi media pembelajaran interaktif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut: a) Menyalin data berupa file .swf dan .apk ke dalam Flashdisk ataupun CD b) Menyimpan semua file .fla untuk pembuat aplikasi. Hal ini bertujuan agar aplikasi tidak dapat diubah oleh orang lain demi keamanan aplikasi itu sendiri. c) Aplikasi telah di upload di google play store. 4. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dihasilkan kesimpulan sebagai berikut : : 1. Media pembelajaran interaktif ilmu pengetahuan sosial ini dibuat dengan beberapa tahapan yaitu mendefenisikan masalah, studi kelayakan, analisis kebutuhan sistem, merancang konsep, merancang isi, merancang naskah, merancang grafik, memproduksi sistem, menguji sistem, menggunakan sistem dan memelihara sistem. 2. Penelitian ini menghasilkan aplikasi media pembelajaran interaktif ilmu pengetahuan sosial dengan fitur berupa materi lingkungan alam dan buatan, denah peta dan lingkungan sekitar rumah dan sekolah, kerja sama, mengenal jenis-jenis pekerjaan, kegiatan jual beli, uang. Latihan berupa soal pilihan ganda yang pada akhir latihan akan terdapat nilai dari hasil menjawab soal-soal tersebut. 3. Distribusi aplikasi ini tersedia dalam versi desktop dan versi Android. Untuk versi Android telah tersedia di google play store dan dapat diunduh dengan link berikut play.google.com/store/apps/details?id=air.IlmuPengetahuanSosial DAFTAR PUSTAKA Andi Suntoyo. 2010. Adobe Flash+XML=Rich Multimedia Application. Yogyakarta: Andi Offset. Android. 2017. Android, the world's most popular mobile platform [online] available: https://developer.android.com/about/index.html. retrieved May 2017. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. M. Suyanto. 2003. Multimedia Alat Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi Offset. 77 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017 ISSN : 2407-5043 RANCANG BANGUN APLIKASI PENGOLAHAN BAHAN BAKU KONVEKSI BERBASIS WEB (STUDI KASUS DI PT. AL-FAHMI COLLECTION) 1,2 Moch Sanwasih1, Sodikin2 Program Studi Teknnik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Islam Attahiriyah Jl.Kampung Melayu Kecil III No.15, Jakarta Selatan 12840 Email : [email protected], [email protected] Abstrak Bisnis konveksi adalah salah satu jenis bisnis yang cukup populer di Indonesia dan tersebar hampir di setiap pelosok daerah. Kepopuleran bisnis konveksi utamanya disebabkan karena dua hal. Pertama, produk yang dihasilkan oleh industri konveksi, yaitu pakaian merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, maka market untuk bisnis konveksi akan selalu ada, pangsa pasar yang jelas membuat tidak sedikit orang yang berusaha memaksimalkan potensi dari bisnis konveksi. Yang kedua, bisnis konveksi menjadi populer karena entry barrier untuk bisa memulai bisnis ini tidak terlalu besar. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Studi Pustaka, metode wawancara, observasi, merancang dan membangun Implementasi sistem Aplikasi Pengolahan Bahan yaitu untuk mempelajari sistem manual yang sedang berjalan pada bagian pengolahan bahan konveksi di PT. AL-FAHMI. Dengan adanya penerapan sistem komputer ini diharapkan dapat mempermudah pekerjaan pengolahan bahan baik dari sistem pemesanan serta mempermudah dalam hal pembuatan laporan. Selain itu dapat mengatasi masalah yang ada pada sistem yang lama sehingga mampu memenuhi semua kebutuhan sistem, dimana Aplikasi Pengolahan Bahan tersebut di buat dengan PHP dan MySql dan dapat di terapkan langsung sebagai solusi dalam meningkatkan kinerja dengan sistem yang terintegrasi sehingga dapat menghasilkan sistem pelaporan data dengan cepat dan akurat. Kata Kunci: Aplikasi, Konveksi PT. AL-FAHMI, PHP, MySql. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman era globalisasi ini, teknologi bukanlah hal yang awam untuk membantu kegiatan kehidupan manusia sehari-hari, terutama pada penggunaan teknologi komputer. Bagi para pembisnis, teknologi adalah bagian yang tak terpisahkan dari berbagai bisnis. Bisnis konveksi adalah bisnis yang bergerak dibidang perindustrian, dan banyak peminatnya dari berbagai wilayah, daerah, hingga berbagai Negara. Untuk dapat memperluas bisnis ini teknologi sangat di butuhkan, bukan hanya pada pemasarannya tetapi peroses pengolahannya juga harus diperhatikan. Karena banyak terjadi kegagalan dibisnis konveksi ini pada pengolahannya yang sering terjadi, contohnya pesanan pelanggan tidak sama persis dengan yang dipesan PT. AL-FAHMI COLLECTION adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian atau yang dikenal usaha konveksi. Perusahaan yang dibangun sejak 2010, dan sudah melewati berbagai perubahan. Mulai dari perubahan jumlah penyimpanan data pelanggan atau jumlah transaksi yang setiap tahunnya meningkat dari 200 pelanggan perbulan yang hampir rata-rata perpelanggan memesan 2 kodi pakaian atau setara dengan 40 potong pakaian dan pemesanan pakaian menjadi 8000 potong pakaian perbulan, meningkat sampai 250 pelanggan perbulan dan produksi meningkat sampai 8200 potong pakaian perbulan. dan pencapaian penjualan pertahun sebanyak 3000 pelanggan dan produksinya mencapai 120.000 potong pakaian pertahun. Namun seiring meningkatnya perusahaan dari tahun ke tahun banyak perubahan-perubahan yang harus dilakukan. Seperti, persediaan bahan baku yang di butuhkan sesuai pesanan, dan tersediannya contoh jenis pakaian yang akan di buat untuk membantu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya supaya kebutuhan konsumen terpenuhi secara efisien dan maksimal terutama pada pengolahan bahan bakunya. Sering terjadi kerugian pada setiap pengusaha konveksi dikarenakan pengolahan bahan yang tidak terkontrol, pengadaan alat-alat yang dibutuhkan tidak tersedia dengan segera, dan tidak tersedia contoh pakaian sesuai pesanan. Kemajuan teknologi yang semakin meningkat dengan pelayanan78 Moch Sanwasih, Sodikin, Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan … pelayanan pengusaha yang semakin istimewa dengan memanjakan pelanggan dalam penyajian pesanan sehingga membuat banyak orang ingin berlangganan. tapi sedikit prusahaan yang memperhatikan proses pengolahannya, padahal perusahaan akan berjalan lancar apabila pengolahannya berjalan dengan benar. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apa saja kelemahan-kelemahan pada sistem yang berjalan? 2. Bagaimana merancang aplikasi pengolahan bahan baku konveksi pada PT. AL-FAHMI COLLECTION? 3. Apa manfaat dari aplikasi pengolahan bahan baku konveksi? 2. METODOLOGI Metode Studi Pustaka, yaitu proses kajian secara teori dan berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan, dimana sumber kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya. Metode Observasi, suatu aktivitas untuk koleksi data dengan cara mengamati dan mencatat mengenai kondisi, proses dan prilaku obyek penelitian. Wawancara, dilakukan kepada staf dan pimpinan PT. AL-FAHMI COLLECTION untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Kemudian analisis Pengembangan sistem informasi Aplikasi yang dirancang dan dibangun dengan menggunakan Model Data Flow Diagram (DFD), permodelan data dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) dan interface rancangan bangun aplikasi dengan bahasa pemrograman berbasis web yaitu PHP Hypertext Preprocessor (PHP). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Abdul Kadir didalam bukunya yang berjudu pengenalan sistem informasi (Abdul Kadir , 2014) Aplikasi sistem informasi bisa di jumpai diberbagai bidang dan digunakan untuk menangani berbagai aktivitas. Aplikasi dapat berbentuk desktop atau web. Adapun aplikasi web dibangun dengan menggunakan berbagai tool seperti ASP, PHP, dan JSP. Dalam hal ini sebarang browser misalnya internet explorer atau Mozilla firefox dapat digunakan untuk mengakses aplikasi web. Menurut Gregorius Agung Dalam bukunya yang berjudul otodidak belajar pemrograman untuk pemula (Gregorius, 2016) Aplikasi berbasis website adalah aplikasi yang dijalankan menggunakan jaringan internet dan sebuah peramban/browser. Seperti PHP, HTML, dan MySQL adalah pemrograman-pemrogramanyang digunakan untuk membuat aplikasi berbasis website. Andalas Clothing (http://www.andalasclothing.com/11-artikel-konveksi/awal-mula-bisniskonveksi-di-indonesia-2 diakses tanggal 2 September 2016). Bisnis konveksi adalah salah satu jenis bisnis yang cukup populer di Indonesia. Tersebar hampir di setiap daerah. Kepopuleran bisnis konveksi utamanya adalah disebabkan karena dua hal. Pertama, karena produk yang dihasilkan oleh industri konveksi, yaitu pakaian merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, maka market untuk bisnis konveksi akan selalu ada. Pangsa pasar yang jelas, membuat tidak sedikit orang yang berusaha memaksimalkan potensi dari bisnis konveksi. Yang kedua, bisnis konveksi menjadi populer karena entry barrier untuk bisa memulai bisnis ini tidak terlalu besar. Seseorang bisa memulai sebuah bisnis konveksi dengan hanya bermodalkan dua atau tiga buah mesin jahit. Dan mesin jahit, adalah salah satu mesin produksi termurah. Menurut Rosa A. S. M. Shalahuddin dalam bukunya yang berjudul Rekayasa Perangkat Lunak (Rosa A. S. M. Shalahuddin , 2013) Data Flow Diagram (DFD) atau dalam bahasa Indonesia menjadi Diagram Alir Data (DAD) adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan keluaran (output). Menurut Rosa A. S. M. Shalahuddin dalam bukunya yang berjudul Rekayasa Perangkat Lunak (Rosa A. S. M. Shalahuddin, 2013) Data Flow Diagram (DFD) atau dalam bahasa Indonesia menjadi Diagram Alir Data (DAD) adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan 79 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 78 – 88 transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan keluaran (output). Menurut TIM EMS dalam bukunya yang berjudul php 5 dari NOL (TIM EMS , 2016) PHP adalah singkatan dari Hypertext preprocessing. Merupakan bahasa scripting untuk web yang cukup popular. Php adalah bahasa script, artinya ditanamkan atau disisipkan kedalam HTML. Untuk membedakan kode PHP dank ode HTML sebagai wadahnya, digunakan tag-tag PHP. PHP sangat popular dan dapat dipakai untuk memprogram situs web dinamis tipe apa pun, bahkan PHP dapat digunakan untuk membangun Content Management System. Menurut TIM EMS dalam bukunya yang berjudul php 5 dari NOL (TIM EMS, 2016) MySQL adalah software database yang paling banyak dipakai untuk membuat aplikasi dinamis. Software paketan AMP (apache, MySQL, PHP) biasanya sudah mengandung MySQL. Indikasinya adalah dengan terlihatnya halaman PHPMyAdmin. Aplikasi yang dirancang dapat membantu karyawan konveksi untuk melakukan proses pengolahan bahan baku konveksi, sesuai dengan jenis pakaian yang di pesan pelanggan. Dan aplikasi ini juga memudahkan pelanggan untuk memilih dan juga memesan barang sesuai dengan keinginannya. Berdasarkan dari analisa permasalahan tersebut di gambarkan dalam beberapa tahapan diantaranya sebagai berikut : 3.1 Perancangan Sistem 1. Diagram Konteks yang Diusulkan Gambar 1. Diagram Konteks Sistem Yang Diusulkan 80 Moch Sanwasih, Sodikin, Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan … 2. Data Flow Diagram (DFD) Nol Yang Diusulkan Gambar 2. Diagram Nol Yang Diusulkan 3. Perancangan Basis Data Pada aplikasi ini dibangun database dengan beberapa tabel sebagai berikut: 1. Tabel Admin Tabel 1. Tabel Admin Nama File : gl_admin.frm Primary Key : id_admin* Foreign Key :Media Penyimpanan : Harddisk No Nama Field Tipe Data Lebar Keterangan 1 id_admin* Int 11 id penguna sebagai admin 2 nama_admin Varchar 100 nama pengguna sebagai admin 3 level_admin Varchar 100 level pengguna sebagai admin 4 tgl_admin Date 5 pwd_admin Varchar 6 log_admin Date 7 email_admin Varchar 8 blokir_admin enum('N', 'Y') 9 author_admin Varchar tanggal pengunaan 255 passwaord pada admin tanggal admmin loggin 255 email sebagai identitas pengaturan data yang terblock/tidak 255 pengaturan admin 81 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 78 – 88 2. Tabel Bahan Tabel 2. Tabel Bahan Nama File : gl_bahan.frm Primary Key : id_bahan* Foreign Key :Media Penyimpanan : Harddisk No Nama Field Tipe Data Lebar Keterangan 1 id_bahan* Int 11 id barang 2 nama_bahan Varchar 60 nama pada bahan 3 satuan_bahan Varchar 5 pengukur pada bahan 3. Tabel Barang Tabel 3. Tabel Barang Nama File : gl_barang.frm Primary Key : id_barang* Foreign Key :Media Penyimpanan : Harddisk No Nama Field Tipe Data Lebar Keterangan 1 id_barang* Varchar 20 id barang 2 nama_barang Varchar 255 nama barang 3 satuan_barang Varchar 255 pengukur barang 4 publish_barang enum('N', 'Y') barang ditampilkan/tidak 5 tgl_barang Date tanggal input barang 6 athour_barang Varchar 255 pengaturan barang 7 id_kategori Int 11 id kategori 8 ket_barang Text keterangan barang 9 link_barang Text koneksi barang 10 berat_barang Float 11,0 berat barang 4. Tabel Detail Bahan Tabel 4. Detail Bahan Nama File : gl_detail_bahan.frm Primary Key : id__detail_bahan* Foreign Key : id_detail_barang** Media Penyimpanan : Harddisk No Nama Field Tipe Data Lebar 1 id_detail_bahan* Int 11 2 id_bahan Int 11 3 jumlah_bahan Int 11 4 Waktu Int 11 5 id_detail_barang Int 11 82 Keterangan id detail pada bahan id bahan jumlah bahan waktu id detail barang Moch Sanwasih, Sodikin, Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan … 5. Tabel Jenis Pengiriman Tabel 5. Jenis Pengiriman Nama File : gl_jenis_pengiriman.frm Primary Key : id_jenis_pengiriman* Foreign Key :Media Penyimpanan : Harddisk Tipe No Nama Field Lebar Keterangan Data id pengiriman yang akan 1 id_jenis_pengiriman* Int 5 digunakan jasa pengiriman yang 2 nama_jenis_pengiriman varchar 50 digunakan 6. Tabel Ongkos Kirim Tabel 6. Ongkos Kirim Nama File : gl_ongkos_kirim.frm Primary Key : id_ongkos* Foreign Key : id_jenis_pengiriman** Media Penyimpanan : Harddisk No Nama Field Tipe Data Lebar Keterangan 1 id_ongkos* Int 5 menampilkan tarif 2 id_jenis_pengiriman** Int 5 jasa pengiriman 3 id_kota Int 5 asal kota sesuai alamat 4 Biaya Int 20 pembayaran 7. Tabel Pesanan Tabel 7. Tabel Pesanan Nama File : gl_pesanan.frm Primary Key : id_pesanan* Foreign Key : id_member** Media Penyimpanan : Harddisk No Nama Field Tipe Data Lebar Keterangan 1 id_pesanan* 11 id pesanan pelanggan 2 status_pesan 3 status_kirim 4 tgl_pesan Char enum('Lunas', 'Dibatalkan', 'Dipesan', 'Terbayar') enum('Proses', 'BelumDikirim', 'Dikirim', 'Diterima') Date status pesanan pesanan status kiriman pesanan tanggal pemesanan 83 Jurnal Maklumatika 84 Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 78 – 88 5 tgl_expired Date 6 jam_pesan Time 7 id_member Char 8 alamat2_pesan Text 9 kota_pesan Varchar 20 kota asal pemesan 10 telp_pesan Varchar 20 11 biaya_pesan Double 12 total_pesan Double nomor telepon pemesan harga yang harus dibayar pemesan jumlah pesanan 13 biaya_pengiriman Double 14 total_pengiriman Double 15 total_berat Double 16 id_ongkir Int 11 17 an_bank Varchar 60 18 bank_tujuan Varchar 30 id tarif nama pembayaran pemesanan bank yang akan di tranfer 19 bank_pengirim Varchar 30 bank yang mentranfer 20 gbr_pesan Varchar 80 bukti pesanan di bayar 21 tgl_bayar Date 22 no_resi Varchar 20 tanggal akhir pesanan pesanan dalam hitungan jam id pemesan alamat pemesan pembayaran pengiriman jumlah pesanan yang akan dikirim jumlah berat pesanan tanggal pembayaran 50 nomor resi pengiriman Moch Sanwasih, Sodikin, Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan … 8. Rancangan ERD Gambar3. ERD Yang Diusulkan 85 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 78 – 88 3.2 Implementasi Sistem 1. Implementasi Antar Muka Menu Utama Gambar 4. Implementasi Antar Muka Menu Utama 2. Implementasi Antar Muka Pesanan Masuk Gambar 5. Implementasi Antar Muka Pesanan Masuk 86 Moch Sanwasih, Sodikin, Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan … 3. Implementasi Antar Muka Produksi Gambar 6. Implementasi Antar Muka Produksi 4. Implementasi Antar Muka Laporan Penjualan Gambar 7. Implementasi Antar Muka Laporan Penjualan 87 Jurnal Maklumatika Vol. 4, No. 1, Juli 2017, hlm. 78 – 88 5. Implementasi Antar Muka Laporan Penjualan Gambar 8. Implementasi Antar Muka Laporan Pengolahan 4. KESIMPULAN Dari hasil uraian-uraian semua bab yang ada dalam makalah skripsi ini, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kelemahan sistem pengolahan bahan baku yang sedang berjalan di perusahaan PT. AL-FAHMI COLLECTION pengolahan bahan baku dan penerimaan pemesanan masih manual, persediaan bahan baku dan bahan pendukung yang di butuhkan. 2. Aplikasi pengolahan bahan baku konveksi pada PT. AL-FAHMI COLLECTION ini dirancang menggunakan bahasa pemograman PHP dan menggunakan database MySQL 3. Aplikasi pengolahan bahan baku konveksi dapat memberikan kemudahan dalam proses pengolahan bahan baku sesuai pesanan. Dari penerimaan pesanan, pengadaan bahan baku dan bahan pendukung lainnya seperti resleting, benang, pelastik, dan tambahan lainnya yang di butuhkan, dan di lengkapi contoh pakaian pesanan, untuk memudahkan karyawan dalam pembuatan atau pengolahannya. DAFTAR PUSTAKA Andalas Clothing. 2016-september-2. Bisnis konveksi. [online] available: http://www.andalasclothing.com/11-artikel-konveksi/awal-mula-bisnis-konveksi-di-indonesia-2. A Rosa, M Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Informatika EMS, Tim. 2016. PHP 5 dari Nol. Yogyakarta: Elex Media Komputindo. Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Sianipar. 2015. Pemrograman Database menggunakan MySQL. Yogyakarta: Andi Siregar, Edison. 2015. Zend Framework 2.X Solusi Mempercepat Pengembangan Aplikasi Berbasis Web dengan PHP 5.X Framework. Yogyakarta: Andi Sutanta Edhy. 2011. Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual. Yogyakarta: Andi. 88