Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017 ISSN : 2461-0593 1 PENGARUH HARGA, PRODUK, DAN PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA WASIS STYLE SIDOARJO Muhammad Ali Fazain [email protected] Sasi Agustin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The object of this researach is the Wasis Style Taylor Sidoarjo. The background of the selection of this research is based on the decline of the numbers of customers of Wasis Style Taylor Sidoarjo. The purpose of the research is to find out the influence of price, product, and serviceto the customer loyalty of Wasis Style Taylor Sidoarjo. The population in this research has been obtained by using nonprobability sampling method which has been done by using purposive sampling and by issuing questionnaires to the 50 respondents who are the consumers who ever used the services of Wasis Style Taylor Sidoarjo. The analysis methods has been done by using multiple linear regressions and the SPSS 2.0 (Statistical Product and Service Solutions). This result of the test shows that price, product, and service give positive and significant influence to the customer loyalty of Wasis Style Taylor Sidoarjo. Based on the result of Partial Determination Coefficient Test, that service is variable which gives dominant influence to the customer loyalty of Wasis Style Taylor Sidoarjo. In order to keep and to increase thecustomer loyalty, it is recommended to the Wasis Style Taylor Sidoarjo to improve the existing services. Keywords: price, product, service, customer loyalty. ABSTRAK Penelitian ini mengambil obyek pada penjahit wasis style sidoarjo. Alasan pemilihan obyek penelitian tersebut didasarkan karena adanya penurunan jumlah pelanggan wasis style sidoarjo. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, produk, dan pelayanan terhadap loyalitas pelanggan wasis style. Populasi dalam penelitian ini diperoleh menggunakan metode nonprobability sampling dan purposive sampling dengan menyebarkan data kuesioner kepada responden yaitu konsumen yang memakai jasa wasis style sidoarjo sebanyak 50 responden. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan alat bantu aplikasi spss 2.0 (statistical product and service solutions). Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel harga, produk, dan pelayanan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan wasis style sidoarjo. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi parsial, variabel yang berpengaruh dominan terhadap loyalitas pelanggan wasis style sidoarjo adalah pelayanan. Bagi wasis style sidoarjo supaya dapat mempertahankan dan menambah loyalitas pelanggan diharapkan lebih meningkatkan pelayanan yang ada. Kata Kunci: harga, produk, pelayanan dan loyalitas pelanggan. PENDAHULUAN Persaingan bisnis dalam dunia pemasaran telah berkembang semakin pesat, perusahaan saling berkompetisi dalam meraih kepercayaan pelanggan apalagi dalam bidang jasa jahitan. Hal ini menyebabkan munculnya persaingan dan tantangan bisnis bagi setiap perusahaan, tidak terkecuali pada Wasis Style Sidoarjo. Setelah berkembang begitu pesat pada tahun 1999 – 2010. Namun semua itu tidak bisa berjalan dengan lancar. Pada tahun 2011 jumlah pelanggan yang dimiliki 1.140, tahun berikutnya Wasis Style Sidoarjo mulai mengalami penurunan terhadap jumlah pelanggan sebanyak 1.026. Tahun 2013 Pengaruh Harga, Produk...Fazain, Muhammad A. 2 jumlah pelanggan turun lagi menjadi 923 demikian ditahun-tahun berikutnya mengalami penurunan. Dari data yang ada penurunan terjadi sekitar 10% pada setiap tahunnya, kenapa demikian? Karena persaingan bisnis dan makin banyaknya pesaing yang bermunculan membuat semua ini terjadi, kurangnya loyalitas bisa membuat pelanggan berpindah tempat ke usaha jahitan lain. Ini terjadi dari kurang mampunya pengusaha untuk melayani pelanggannya dengan baik. Jerome dan William (1996:32) menyatakan, perencanaan strategi pemasaran berarti upaya menemukan peluang menarik dan penyusunan strategi pemasaran yang berlaba. Dimana bauran pemasaran menurut Kotler (2000:18) dapat diklasifikasikan menjadi 4P (Product, Price, Place, Promotion). Menurut Yazid (2001:20) bauran pemasaran menerapkan 7P, di mana 4P (Product, Place, Promotion, dan Price) adalah strategi pemasaran untuk barang, dan 3P (Process, Place, People) adalah strategi pemasaran untuk jasa. Jerome dan William (1996:32) menyatakan product, process dan people merupakan tiga pilar servis yang semuanya penting dan tidak dapat diabaikan oleh perusahaan. Penerapan strategi pemasaran yang tepat dapat mempengaruhi para calon konsumen untuk membuat suatu keputusan pembelian dan menciptakan kepuasan pelanggan. Harga, produk, dan layanan merupakan faktor yang mempengaruhi adanya kepuasan pelanggan terhadap jasa yang diberikan, karena jika harga, produk dan layanan yang diberikan sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen maka akan menimbulkan kepercayaan konsumen untuk membeli produk tersebut dan menimbulkan kepuasan pelanggan, yang akan berdampak positif terhadap perusahaan karena dapat mempertahankan usahanya dan bisa bersaing dengan pesaing yang ada. Pelanggan yang puas akan menjadi loyalitas terhadap produk yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut meskipun banyak pesaing diluar sana yang membanting harga, tetapi pelanggan yang loyal akan tetap bertahan dengan produk yang kita berikan dan tetap menggunakannya. Tjiptono (2006) berpendapat, kesuksesan dalam persaingan akan dipenuhi apabila perusahaan bisa menciptakan dan dapat mempertahankan pelanggannya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sebuah perusahaan memerlukan berbagai usaha agar tujuan yang telah direncanakan tercapai. Hasan (2008:83) menyatakan loyalitas pelanggan dedefinisikan sebagai orang yang membeli, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang. Pelanggan merupakan seseorang yang terus menerus dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut. Griffin (2002) berpendapat bahwa pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang sangat puas dengan produk atau jasa tertentu sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang dikenal. Loyalitas pelanggan bukan diukur dari seberapa sering kesediaan pelanggan untuk membeli, namun jauh kedepan bahwa pelanggan juga bersedia untuk merekomendasikan produk tersebut ke orang lain supaya membeli. Konsumen akan merasa loyalitas terhadap produk dan jasa yang diberikan oleh perusahaan dengan kepuasan yang dirasa mereka saat menggunakan produk kita. Untuk membuat konsumen merasa puas akan produk kita dapat dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya dengan melihat harga sesuai dengan kualitas dan tidak lupa dengan pelayanan yang kita berikan. Konsumen sendiri tidak akan ragu lagi dengan harga yang diberikan perusahaan jika kualitas produk dan pelayanan kepada konsumen baik. Harga menurut Swastha dan Irawan (2005:241) merupakan jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Produk menurut Kotler dan Armstrong, (2001:346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017 ISSN : 2461-0593 3 Kotler (2003:464) menyebutkan bahwa pelayanan (Service) dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan atau kinerja yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Menurut Hendry (2013) dalam penelitiannya yang berjudul membangun loyalitas pelanggan melalui kualitas produk, harga, dan pelayanan pada toko bangunan indah kiat gemilang di kudus, juga menyatakan bahwa loyalitas pelanggan memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kualitas produk, harga dan pelayanan pada toko bangunan indah kiat gemilang di kudus. Penelitian ini dilakukan karena terjadinya penurunan pelanggan pada setiap tahunnya. Faktor itu dipengaruhi oleh harga, produk dan pelayanan, untuk mengetahui seberapa besar hal tersebut berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan Wasis Style Sidoarjo. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mengambil judul “PENGARUH HARGA, PRODUK, DAN PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA WASIS STYLE SIDOARJO”. Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Apakah harga berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada Wasis Style Sidoarjo; (2) Apakah produk berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada Wasis Style Sidoarjo; (3) Apakah pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada Wasis Style Sidoarjo. Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap loyalitas pelanggan pada Wasis Style Sidoarjo; (2) Untuk menganalisis pengaruh produk terhadap loyalitas pelanggan pada Wasis Style Sidoarjo; (3) Untuk menganalisis pengaruh pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pada Wasis Style Sidoarjo. TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Teoretis Harga Menurut Kolter (2008:345) Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Menurut Alma (2002:125) Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang dinyatakan dengan uang”. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atau dikeluarkan atas sebuah produk atau jasa (Simamora, 2002:74) Harga menurut Saladin (2001:95) adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Sedangkan menurut Swastha (2005:185) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Menurut Swastha (2009:150), tahap-tahap dalam penetapan harga antara lain: 1. Mengestimasikan permintaan untuk barang tersebut. 2. Mengetahui lebih dulu reaksi dalam persaingan. 3. Menentukan market share yang dapat diharapkan. 4. Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar. a. Skim the cream pricing b. Penetration pricing a. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan. Menurut Kotler dan Keller (2009:83) bahwa ada lima tujuan dari penetapan harga yaitu: 1. Kelangsungan Hidup 2. Laba Maksimum Saat ini 3. Pangsa Pasar Maksimum 4. Menguasai Pasar secara Maksimum Pengaruh Harga, Produk...Fazain, Muhammad A. 4 5. Kepemimpinan Mutu Produk Harga juga terdapat macam-macamnya, harga dapat dibagi menjadi empat macam yaitu harga subjektif, harga objektif, harga pokok, dan harga jual : 1. Harga subjektif Harga subjektif adalah suatu harga yang asalnya dari taksiran seseorang. Setiap pembeli dan juga penjual mempunyai harga taksiran terhadap barang yang akan dibeli atau dijual. 2. Harga objektif (harga pasar) Seringkali kita menggunakan kata harga pasaran untuk menentukan harga suatu barang. Dan itu memang ada, harga objektif atau harga pasar adalah harga yang sebelumnya telah disepakati oleh kedua belah pihak, dalam hal ini pembeli dan penjual. 3. Harga pokok Harga pokok adalah nilai uang yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang. 4. Harga jual Definisi dari harga jual adalah harga yang didapat dari jumlah harga pokok dengan laba atau keuntungan yang diinginkan oleh penjual. Perusahaan memilih metode penetapan harga yang mencakup satu atau lebih dari tiga pertimbangan ini. Menurut Kotler dan Keller (2009:83), ada enam metode penetapan harga, berikut penjelasannya: 1. Penetapan Harga Mark Up Metode penetapan harga paling mendasar adalah menambah markup standar ke biaya produk. 2. Penetapan Harga Tingkat Pembelian Sasaran Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi sasarannya. 3. Penetapan Harga Nilai Anggapan Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen seperti citra pembeli akan kinerja produk, kemampuan penghantaran dari saluran, kualitas jaminan, dukungan pelanggan, dan atribut yang kurang dominan seperti reputasi pemasok, ketepercayaan dan harga diri. 4. Penetapan Harga Nilai Metode yang menciptakan harga murah kepada konsumen untuk menarik perhatian konsumen dengan tidak mengabaikan kualitas produk perusahaan. 5. Penetapan Harga Going-Rate Perusahaan mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing, mengenakan harga yang sama, lebih mahal atau lebih murah dibandingkan harga pesaing utama. 6. Penetapan Harga Jenis Lelang Penetapan harga jenis lelang dilakukan untuk membuang persediaan lebih atau barang bekas. Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh suatu produk baru, memperkenalkan produk ke saluran distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan mengikuti lelang atas suatu kontrak kerja baru. Hal tersebut dilakukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. PRODUK Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk yang berkualitas tinggi sangat diperlukan agar keinginan konsumen dapat dipenuhi. Keinginan konsumen yang terpenuhi sesuai dengan harapannya akan membuat konsumen menerima suatu produk bahkan sampai loyal terhadap produk tersebut. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017 ISSN : 2461-0593 5 Pengertian produk menurut Kotler dan Armstrong, (2001:346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah: a. Core benefit yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen. b. Basic product yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra. c. Expected product yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk. d. Augmented product yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing. e. Potential product yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang. Produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu: 1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu: a. Barang Produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. b. Jasa Aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). 2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods) Barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. b. Barang tahan lama (durable goods) Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). PELAYANAN Menurut Suparlan (2000:35), Pelayanan ialah sebuah usaha pemberian bantuan ataupun pertolongan pada orang lain, baik dengan berupa materi atau juga non materi agar orang tersebut bisa mengatasi masalahnya itu sendiri. Menurut Moenir (2005:47) menjelaskan bahwa pelayanan ialah sebuah proses dari pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan menurut Kotler (2003:464) menyebutkan bahwa pelayanan ialah sebagai suatu tindakan ataupun kinerja yang bisa diberikan pada orang lain. Setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak yang lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Tjiptono, 2004:6). Pengaruh Harga, Produk...Fazain, Muhammad A. 6 Menurut Parasuraman dan Berry (1998) untuk mengevaluasi kualitas jasa pelanggan umumnya menggunakan 5 dimensi adalah sebagai berikut: a. Tangibles (Bukti langsung) Bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen. b. Reliability (Keandalan) Kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu. c. Responsiveness (Ketanggapan) Kemampuan perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. d. Assurance (jaminan) Pengetahuan dan perilaku employee untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. e. Emphaty (Empati) Kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu. LOYALITAS PELANGGAN Menurut Tjiptono (2000:110) loyalitas pelanggan sebagai komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Menurut Widjaja (2008:6) menyatakan bahwa “customer loyalty adalah kelekatan pelanggan pada suatu merek, toko, pabrikan, pemberi jasa, atau entitas lain berdasarkan sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik seperti pembelian ulang”. Sedangkan Griffin (2005:5) menyatakan pendapatnya tentang loyalitas pelanggan antara lain Konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan perilaku (Behavior) daripada dengan sikap. Bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia menunjukkan perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian nonrandom yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan keputusan. Kotler (2005:84) mengemukakan karakteristik pelanggan yang loyal adalah sebagai berikut : a. Akan tetap setia dalam waktu yang lebih lama b. Membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk dan memperbaharui produk – produk yang sudah ada c. Membicarakan hal-hal yang baik tentang perusahaan dan produknya d. Memberi perhatian yang lebih sedikit pada merk dan iklan para pesaing e. Kurang peka terhadap harga f. Menawarkan gagasan tentang jasa atau produk kepada perusahaan g. Membutuhkan biaya pelayanan yang lebih kecil dibandingkan biaya pelayanan pelanggan baru karena transaksinya rutin Jika konsumen yang dalam pembeliannya berperilaku seperti diatas, maka dapat dikatakan konsumen tersebut sangat loyal terhadap merek pilihannya dan itulah yang dinamakan loyalitas pelanggan. Sutisna (2003:41) berpendapat loyalitas konsumen dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu : a. Loyalitas merek (brand loyality) Loyalitas merek dapat didefinisikan sebagai sikap menyenangi terhadap suatu merek yang dipresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017 ISSN : 2461-0593 7 b. Loyalitas toko (store loyality) Loyalitas toko adalah loyalitas konsumen dalam mengunjungi suatu toko dimana konsumen biasa membeli merek produk yang diinginkan, sehingga konsumen tersebut enggan berpindah ke toko lain. Tingkatan loyalitas pelanggan menurut Tjiptono (2001:110) antara lain: a. No Loyalty (tanpa loyalitas) b. Spurious Loyalty (loyalitas lemah) c. Latent Loyalty (loyalitas tesembunyi) d. Premium Loyalty (loyalitas premium) Menurut Griffin (2005:35), ada 8 tahapan loyalitas, yaitu: 1. Suspect 2. Prospek 3. Prospek Yang Diskualifikasi 4. Pelanggan Pertama-Kali 5. Pelanggan Berulang 6. Klien 7. Penganjur (Advocate) 8. Pelanggan atau Klien Yang Hilang Rerangka Konseptual Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun kerangka konseptual dalam penelitian ini. Seperti yang tersaji dalam gambar berikut ini: H LP P PL Gambar 1 Model Konseptual Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, serta tinjauan teori yang telah diuraikan sebelumnya, adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada wasis style sidoarjo; (2) Variabel produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada wasis style sidoarjo; (3) Variabel pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada wasis style sidoarjo. Pengaruh Harga, Produk...Fazain, Muhammad A. 8 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian Jenis Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012:7). Gambaran Populasi Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya (Sugiyono, 2013:215). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan jasa Wasis Style yang berlokasi di kartini no 61, Sidoarjo. Data yang dianalisis oleh peneliti adalah data yang didapat melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang dianggap memenuhi syarat untuk dijadikan sampel dari populasi dalam penelitian pada tanggal 08 Februari 2017. Teknik Pengambilan Sampel Menurut arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2014:154). Teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah metode purposive sampling, yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012: 126). Menurut Margono (2004: 128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, pelanggan yang dijadikan responden dipilih dengan kriteria sebagai berikut: 1. Berlangganan minimal 1 tahun terakhir di Wasis Style Sidoarjo. 2. Menjadi pelanggan aktif Wasis Style Sidoarjo, minimal 8 kali pemakaian jasa jahitan dalam 1 tahun. Kriteria diatas penulis syaratkan, untuk memastikan bahwa pelanggan yang dipilih benar-benar menggunakan jasa jahitan Wasis Style. Dari kriteria purposive sampling yang diajukan diatas, maka jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 pelanggan dari jumlah populasi 550 pelanggan aktif dari 1 tahun terakhir. Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Data yang digunakan adalah Data subjek (Self-Report Data) merupakan jenis data penelitian berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian (responden). Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017 ISSN : 2461-0593 9 Sumber Data Sumber data menggunakan data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden yang menjadi sasaran penelitian. Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap benda (fisik), kejadian, dan hasil pengujian. Data penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah data kuesioner yang nantinya akan diisi langsung oleh responden yaitu konsumen yang menggunakan jasa jahitan dari Wasis Style Sidoarjo. Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Bebas (Independent variable) a. Harga (H) adalah jumlah uang yang telah di sepakati oleh pembeli dan penjual untuk di tukar dengan barang atau jasa dalam transaksi bisnis normal. Adapun indikator dari harga menurut Kotler dan Keller (2009:83) yaitu sebagai berikut: (1) Harga terjangkau; (2) Harga bersaing; (3) Harga sesuai dengan kualitas produk; (4) Kesesuaian harga dengan manfaat. b. Produk (P) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Adapun indikator dari produk menurut Kotler (2003:408) yaitu sebagai berikut: (1) Variasi produk; (2) Desain produk; (3) Kualitas produk; (4) Daya tahan. c. Pelayanan (PL) adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materi melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Adapun indikator dari pelayanan menurut Parasuraman dan Berry (1998) yaitu sebagai berikut: (1) Keandalan (reliability); (2) Daya tanggap (responsiveness); (3) Jaminan (assurance); (4) Empati (empathy); (5) Bukti fisik (tangible). 2. Variabel Terikat (Dependent variable) Loyalitas pelanggan (LP) adalah kelekatan pelanggan pada suatu merek, toko, pabrikan, pemberi jasa, atau entitas lain berdasarkan sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik seperti pembelian ulang”. Adapun indikator dari loyalitas pelanggan menurut Kotler (2005:84) yaitu sebagai berikut: (1) Pembelian ulang; (2) Merekomendasikan kepada pihak lain; (3) Tidak berniat pindah; (4) Membicarakan halhal positif. Teknik Analisis Data Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linear berganda merupakan suatu prosedur statistik dalam menganalisis pengaruh antara variabel bebas (H, P, PL) terhadap variabel terikat (LP) dengan formulasi sebagai berikut: Regresi Linear Berganda: LP = a + b1 H1 + b2 P2 + b3 PL3 + ei Uji Validitas Uji Validitas menurut Ghozali (2005:45) digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan, valid jika pertanyaan yang ada pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada kuesioner tersebut. Kriteria uji validitas menurut Sugiyono (2011:134) adalah jika koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid. Pengaruh Harga, Produk...Fazain, Muhammad A. 10 Uji Reliabilitas Reliabilitas dapat diartikan tentang sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan suatu hasil yang relatif sama, jika dilakukan pengukuran kembali pada subyek penelitian yang sama, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaanperbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran, atau dengan kata lain jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Umar (2000:7) menyatakan bahwa reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukakan oleh instrumen pengukuran. Menurut sudjana (2005:109) Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana instrument dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel bebas dan variabel terikat keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas dapat dilakukan melalui pendekatan grafik. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal mendekati normal. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Salah satu cara mendeteksi adanya multikoleniaritas adalah dengan melihat tolerance dan Variance Inflasion Factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heterokedastisitas, (Ghozali, 2011:139). Deteksi dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu dalam grafik dimana sumbu X dan Y telah diproduksi. Jika titik-titik ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Uji Hipotesis Uji Kelayakan Model (Uji F) Uji Goodness of Fit atau uji kelayakan model digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara statistik uji Goodness of Fit dapat dilakukan melalui pengukuran nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai koefisien kolerasi parsial (uji t). Menurut Ghozali (2011:140), perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya perhitungan statistik disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Koefisien Determinasi Berganda (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar variasi total pada variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya dalam model regresi tersebut. nilai dari koefisien determinasi ialah antara 0 Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017 ISSN : 2461-0593 11 hingga 1. Nilai R2 sama dengan mendekati 0 (nol) menunjukkan kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Koefisien Kolerasi Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk membuktikan apakah Harga, Produk, dan Pelayanan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan di Wasis Style Sidoarjo. Untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat signifikan atau tidak. Adapun level signifikan (α) nya adalah sebesar 5%. Koefisien Determinasi Parsial (r2) Analisa ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi dari masingmasing variabel bebas (H, P, PL) terhadap variabel terikat (LP). r2 = n (Σ XY) – (ΣX ΣY) (n ΣX2 – [n ΣY2 (ΣY)2 ]] Keterangan: r2 = Koefisien korelasi n = Banyaknya data atau Objek yang diteliti X = Variabel bebas (mempengaruhi) Y = Variabel terikat (Dipengaruhi) ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengethaui seberapa besar pengaruh variabel independent/variabel bebas yang meliputi H, P, PL terhadap variabel dependent atau varibale terikat yaitu LP pada Wasis Style Sidoarjo. Tabel 1 Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 0,093 0,429 H 0,279 0,113 0,309 P 0,267 0,117 0,270 PL 0,398 0,167 0,338 Sumber: data primer, diolah 2017 Dari data tabel 1, persamaan regresi yang di dapat adalah: LP = 0,093 + 0,279 H + 0,267 P + 0,398 PL + e Dari persamaan regresi diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Konstanta (α) = 0,093 bernilai positif mempunyai arti apabila sebelum ada pengaruh dari H, P, PL, maka LP Wasis Style Sidoarjo mempunyai nilai 0,093. 2. Koefisien regresi H = 0,279 bernilai positif yang menunjukkan adanya hubungan searah antar variabel tersebut terhadap LP Wasis Style Sidoarjo. Hal ini mengindikasi bahwa semakin baik strategi harga yang ditetapkan pada usaha jasa tersebut semakin tinggi tingkat loyalitas pelanggan Wasis Style Sidoarjo. Pengaruh Harga, Produk...Fazain, Muhammad A. 12 3. Koefisien regresi P = 0,267 bernilai positif yang menunjukkan adanya hubungan searah antar variabel tersebut terhadap LP Wasis Style Sidoarjo. Hal ini mengindikasi bahwa semakin baik produk yang ditetapkan pada usaha jasa tersebut semakin tinggi tingkat loyalitas pelanggan Wasis Style Sidoarjo. 4. Koefisien regresi PL = 0,398 bernilai positif yang menunjukkan adanya hubungan searah antar variabel tersebut terhadap LP Wasis Style Sidoarjo. Hal ini mengindikasi bahwa semakin baik pelayanan yang ditetapkan pada usaha jasa tersebut semakin tinggi tingkat loyalitas pelanggan Wasis Style Sidoarjo. Uji Validitas Uji validitas dilakukan atas item-item pertanyaan pada kuesioner yaitu dengan jalan menghitung koefisien korelasi dari tiap-tiap pertayaan dengan skor total yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan angka kritis product moment. Tujuan dari uji validitas data adalah untuk melihat apakah variabel atau pertanyaan yang diajukan mewakili segala informasi yang seharusnya diukur atau validitas menyangkut kemampuan suatu pertanyaan atau variabel dalam mengukur apa yang harus diukur. Menurut Santoso (2011:277) dasar pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut: a. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka hal ini berarti bahwa butir atau item pertanyaan tersebut valid. b. Jika r hasil negatif, serta r hasil < r tabel, maka hal ini berarti bahwa butir atau item pertanyaan tersebut tidak valid. Hasil uji validitas dan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Hasil Uji Validitas Variabel H P PL LP Indikator H1 H2 H3 H4 P1 P2 P3 P4 PL1 PL2 PL3 PL4 PL5 LP1 LP2 LP3 LP4 Corrected Itemtotal Correlation (rhasil ) 0,608 0,771 0,723 0,774 0,418 0,749 0,678 0,749 0,752 0,550 0,647 0,720 0,282 0,695 0,802 0,793 0,443 r tabel Keterangan 0.279 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: data primer, diolah 2017 Berdasarkan pada tabel 2 diatas, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan mengenai H, P, PL dan LP yang berjumlah 17 item pernyataan, mempunyai nilai r hasil > dari r tabel, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan tersebut seluruhnya valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017 ISSN : 2461-0593 13 Uji Realibilitas Menurut Ghozali (2011:133) instrument dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60. Tujuan dari pengukuran ini untuk mengetahui apakah isi dari pertanyaan di dalam kuesioner sudah dapat mengukur faktornya. Sedangkan untuk mengukur tingkat koefisien alpha atau yang lebih dikenal dengan sebutan Alpha Cronbach dan hanya perlu satu kali dilakukan pengukuran dengan program SPSS. Dari hasil uji reliabilitas nilai cronbach alpha dapat dilihat dibawah ini. Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach's Cronbach Alpha Keterangan Alpha/Indikator H 0,856 0,6 Reliabel P 0,868 0,6 Reliabel PL 0,821 0,6 Reliabel LP 0,815 0,6 Reliabel Sumber: data primer, diolah 2017 Dari tabel 3 hasil uji reliabilitas terlihat nilai cronbach’s alpha yang terdiri dari 4 variabel lebih besar dari Cronbach Alpha 0,60 yang berarti variabel seluruhnya reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan grafik normal plot (Ghozali, 2011:204). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan antara lain (Ghozali, 2009): a. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Pengaruh Harga, Produk...Fazain, Muhammad A. 14 Berdasarkan hasil Uji Normalitas dapat dilihat pada gambar grafik berikut: Sumber: data primer, diolah 2017 Gambar 2 Grafik Uji Normalitas Menutut Santoso (2011:214) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data telah mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan grafik model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Menurut Ghozali (2011:91) mendeteksi tidak adanya multikolinearitas yaitu dengan cara: a. Mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 b. Mempunyai angka tolerance mendekati 1 Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan program SPSS. 20.0 for Windows diperoleh hasil: Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel H P PL Tolerance 0,513 0,579 0,400 Variance Influence Factor (VIF) 1,950 1,728 2,499 Keterangan Bebas Multikolinieritas Bebas Multikolinieritas Bebas Multikolinieritas Sumber: data primer, diolah 2017 Berdasarkan pada tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Variance Influence Factor (VIF) pada seluruh variabel bebas yang dijadikan model penelitian lebih kecil dari 10, sedangkan nilai Tolerance mendekati 1. Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bisa disebut juga dengan bebas dari Multikolinieritas, sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017 ISSN : 2461-0593 15 yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Dasar analisis: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil Uji Heteroskedastisitas menggunakan metode grafik Scatterplot diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut : Sumber: data primer, diolah 2017 Gambar 3 Grafik Uji Heteroskedastisitas Dari gambar 3 diatas terlihat titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola yang jelas, tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gangguan herteroskesdastisitas pada model penelitian. Uji Kelayakan Model (Uji F) Untuk uji kelayakan model, pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2011). Untuk menguji kelayakan model yang dihasilkan dengan menggunakan uji F pada tingkat sebesar 5%. Adapun criteria pengujian sebagai berikut: a. Jika nilai sig F > 0.05, maka model yang digunakan dalam penelitian tidak layak dan tidak dapat dipergunakan analisis berikutnya. b. Jika nilai sig F < 0.05, maka model yang dugunakan dalam penelitian layak dan dapat dipergunakan analisis berikutnya. Hasil uji F untuk model regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5 Hasil Uji F ANOVAa Model 1 a. b. Sum of Squares Df Regression 8,655 Residual 5,097 Total 13,751 Dependent Variable: LP Predictors: (Constant), PL, H, P Sumber: data primer, diolah 2017 3 46 49 Mean Square F Sig. 2,885 0,111 26,038 0,000b Pengaruh Harga, Produk...Fazain, Muhammad A. 16 Dari hasil output analisa SPSS tabel 5 diatas didapat tingkat signifikansi uji F = 0,000 < 0,05, yang menunjukkan pengaruh variabel H, P dan PL secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap LP. Hasil ini mengindikasi bahwa terjadinya loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh harga, produk dan pelayanan pada usaha jasa jahitan Wasis Style Sidoarjo. Uji Hipotesis Analisis Koefisien Determinasi Berganda (R 2) Uji koefisien determinasi berganda ( ), digunakan untuk mengukur tingkat korelasi atau pengaruh antara variabel bebas (H, P, dan PL) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (LP). Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat maka menggunakan koefisien determinasi berganda dapat menggunakan perhitungan melalui SPSS. Berikut kriteria pengujian determinasi berganda: a. Jika mendekati 1 (semakin besar nilai ), menunjukan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama semakin besar, dengan kata lain bahwa model yang digunakan adalah mendekati kebenaran. b. Jika mendekati 0 (semakin kecil nilai ), menunjukan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama semakin kecil, dengan kata lain model yang digunakan kurang tepat. Hasil pengujian koefisien determinasi untuk model regresi dapat dilihat pada: Tabel 6 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square a 1 0,793 0,629 0,605 a. Predictors: (Constant) : PL, H, P b. Dependent Variable: LP Std. Error of the Estimate ,33286 Sumber: data primer, diolah 2017 Dari tabel 6 diatas diketahui R square (R2) sebesar 0,629 atau 62,9% yang menunjukkan bahwa kontribusi variabel H, P, dan PL terhadap LP sebesar 62,9%. Sedangkan sisanya sebesar 37,1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian. 1. Koefisien Determinasi Parsial (r2) Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi dari masing-masing variabel bebas yang berpengaruh dominan (H, P dan PL) terhadap variabel terikat (LP) secara individu. Hasil pengujian koefisien determinasi parsial dengan menggunakan program SPSS 20.0 dapat dilihat pada: Tabel 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Persial Coefficientsa Model Correlations Partial (r) r2 H 0,679 0,461 P 0,643 0,413 PL 0,727 0,528 Sumber: data primer, diolah 2017 Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017 ISSN : 2461-0593 17 Dari tabel 7 maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dan pengertiannya sebagai berikut: a. Koefisien determinasi parsial variabel H = 0,461 = 46,1% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel H terhadap LP sebesar 46,1%. b. Koefisien determinasi parsial variabel P = 0,413 = 41,3% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel P terhadap LP sebesar 41,3%. c. Koefisien determinasi parsial variabel PL = 0,528 = 52,8% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel PL terhadap LP sebesar 52,8%. Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel PL yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap LP karena mempunyai koefisien determinasi parsial paling besar. Uji t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel H, P dan PL terhadap variabel LP secara terpisah atau parsial. Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut : 1. Ho : tidak ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial. 2. Ha : ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial. Dasar pengambilan keputusan ditentukan sebagai berikut (Ghozali, 2005:85) : 1. Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan t tabel a. Jika t tabel > t hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak b. Jika t tabel < t hitung maka H0 ditolak dan H1 diterima 2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi. a. Apabila nilai signifikansinya > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. b. Apabila nilai signifikansinya < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized T Sig. A Keputusan Coefficients B Std.Error H 0,279 0,113 2,465 0,018 0,05 Signifikan P 0,267 0,117 2,290 0,027 0,05 Signifikan P 0,398 0,167 2,383 0,021 0,05 Signifikan Sumber: data primer, diolah 2017 Dari tabel 8 hasil pengujian hipotesis penelitian dijelaskan secara runtut sebagai berikut: a. Pengujian Hipotesis 1: Harga berpengaruh secara positif terhadap loyalitas pelanggan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian pada tabel 8, pengaruh harga terhadap loyalitas pelanggan menghasilkan nilai koefisien positif sebesar 0,279 dan Pengaruh Harga, Produk...Fazain, Muhammad A. 18 b. c. d. signifikan sebesar 0,018. Oleh karena, signifikan (0,018) < signifikan α (0,05) maka pengaruh harga terhadap loyalitas pelanggan terbukti signifikan dengan arah pengaruh yang positif. Sehingga kesimpulannya yaitu Ho ditolak dan H1 diterima. Pengujian Hipotesis 2: Produk berpengaruh secara positif terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian pada tabel 8, pengaruh produk terhadap loyalitas pelanggan menghasilkan nilai koefisien positif sebesar 0,267dan signifikan sebesar 0,027. Oleh karena, signifikan (0,027) < signifikan α (0,05) maka terdapat pengaruh produk terhadap loyalitas pelanggan terbukti signifikan dengan arah pengaruh yang positif. Sehingga kesimpulannya yaitu Ho ditolak dan H 2 diterima. Pengujian Hipotesis 3: Pelayanan berpengaruh secara positif terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian pada tabel 8, pengaruh pelayanan terhadap loyalitas pelanggan menghasilkan nilai koefisien positif sebesar 0,398 dan signifikan sebesar 0,021. Oleh karena, signifikan (0,021) < signifikan α (0,05) maka terdapat pengaruh pelayanan terhadap loyalitas pelaggan terbukti signifikan dengan arah pengaruh yang positif. Sehingga kesimpulannya yaitu Ho ditolak dan H 3 diterima. Pengujian Hipotesis 4: Pelayanan berpengaruh dominan terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi parsial, variabel pelayanan yang memiliki nilai koefisien determinasi parsial paling besar yaitu sebesar 52,8%. Sehingga hipotesis ke 4 yang menyatakan bahwa harga berpengaruh dominan terhadap loyalitas pelanggan tidak terbukti. Dapat diberikan kesimpulan bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap loyalitas pelanggan yaitu variabel pelayanan. PEMBAHASAN 1. Variabel H bernilai positif yang menunjukkan adanya hubungan searah antar variabel tersebut terhadap LP Wasis Style Sidoarjo. 2. Variabel P bernilai positif yang menunjukkan adanya hubungan searah antar variabel tersebut terhadap LP Wasis Style Sidoarjo. 3. Variabel PL memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap LP Wasis Style Sidoarjo. 4. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial variabel PL menjadi variabel yang berpengaruh dominan terhadap LP Wasis Style Sidoarjo. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil dan analisa serta pengujian yang telah dilakukan, maka didapatkan simpulan hasil penelitian sebagai berikut:: (1) Hasil pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel harga memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap loyalitas pelanggan. Karena loyalitas akan terbentuk jika ongkos yang ditawarkan Wasis Style Sidoarjo sesuai dengan kualitasnya. Tetapi apabila pelanggan sudah loyal pada Wasis Style Sidoarjo, maka besar kemungkinan ongkos jahitan tidak akan mempengaruhi keinginan untuk memesan jahitan kembali; (2) Variabel produk memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap loyalitas pelanggan. Karena dalam jenis usaha jahitan, hasil jahit akan sangat mempengaruhi kembali tidaknya pelanggan. Hal ini menunjukkan apabila variasi, desain, kualitas, dan daya tahan jahitan semakin ditingkatkan, maka l oyalitas pelanggan Wasis Style Sidoarjo juga meningkat; (3) Variabel pelayanan memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap loyalitas pelanggan. Karena dalam usaha jasa, yang paling Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017 ISSN : 2461-0593 19 utama adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Jika terpuaskan oleh pelayanan yang diberikan membuat pelanggan menggunakan jasanya kembali. Hal ini menunjukkan apabila pelayanan semakin ditingkatkan, maka loyalitas pelanggan Wasis Style Sidoarjo juga akan meningkat. Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) Bagi usaha jasa Wasis Style Sidoarjo jika memungkinkan dapat memberikan diversifikasi ongkos antara pelanggan baru dan lama. Sebagai contoh pelanggan baru di berikan pengurangan ongkos jahit, setelah mereka mengerti kualitas maka ongkos disamakan dengan pelanggan yang lama. Karena jika merasa cocok dengan ongkos yang diberikan oleh Wasis Style Sidoarjo, tentunya akan membuat pelanggan menjadi loyal dan melakukan pembelian ulang; (2) Wasis Style Sidoarjo sebaiknya meningkatkan variasi, desain, kualitas, dan daya tahan jahitan produk, karena banyaknya pesaing. Apabila kualitas jahitan meningkat maka menyebabkan loyalitas pada pelanggan; (3) Wasis Style Sidoarjo diharapkan lebih meningkatkan lagi pelayanan jasanya, supaya menjadikan pelanggan semakin loyal. Jika pelayanan semakin meningkat, membuat pelanggan yang loyal akan merekomendasikan jasa jahitan. Bahkan pelanggan yang pernah loyal akan kembali memakai jasa Wasis Style Sidoarjo. DAFTAR PUSTAKA Alma, B. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi 2. Alfabeta. Bandung. Ardanadja. 2012. Kepuasan Pelanggan Loyalitas Pelanggan dan Customer Relationship Management. https://kepuasaan-pelanggan-loyalitas-pelanggan-dan-customerrelationship-management. Diakses pada tanggal 23 Desember 2016 (16.55). Arikunto. S. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Assael, H. 2010. Perilaku Konsumen. Binapura Aksara. Jakarta. Assauri, S. 2007. Manajemen Pemasaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Atmawati, R. dan M. Wahyuddin. 2004. Analis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen pada Matahari Departemen Store di Solo Grand Mall. Jurnal Manajemen Daya saing 5(1): 54-61. Buchari, A. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi 8. Alfabeta. Bandung. Burhanuddin, A. 2013. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. https://penelitian-kuantitatif-dankualitatif. Diakses pada tanggal 23 Desember 2016 (16.53). Craven, D.W. 1999. Pemasaran Strategis. Edisi 4. Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Dharmesta. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Liberty. Yogyakarta. Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi Ketiga. Badan Penerbit Univeresitas Diponegoro. Semarang. . 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang. . 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Griffin, J. 2002. Customer Loyalty. Erlangga. Jakarta. . 2005. Customer Loyalty Menumbuh dan Mempertahankan Kesetiaan Pelayanan. Erlangga. Jakarta. Hasan, A. 2008. Marketing. Media Utama. Yogyakarta. Hendry D.S. 2013. Membangun Loyalitas Pelanggan melalui Kualitas Produk, Harga dan Pelayanan pada Toko Bangunan Indah Kiat Gemilang di Kudus. Jurnal Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro 2(1): 2-10. Khotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implemntasi dan Kontrol. Edisi 9. Jilid 1 dan 2. PT Prenhallindo. Jakarta. Pengaruh Harga, Produk...Fazain, Muhammad A. 20 . 2003. Marketing Management. Prentice Hall. New Jersey. . 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. . 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 2. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. . dan G. Armstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1 Edisi ke-8. Erlangga. . dan . 2004. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 10. jilid 1. Indeks. Jakarta. . dan . 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1 dan 2. Erlangga. Jakarta. . dan K.L. Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1. Indeks. Jakarta. . dan . 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1 dan 2. Cetakan Keempat. PT. Indeks. Jakarta. Kresnamurti, A. dan P. Ariani. 2012. Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Loyalitas Konsumen pada Produk Oli federal di Wilayah Jakarta Timur (Studi kasus pada Bengkel Resmi AHASS 2657 Dewi Sartika). Jurnal Ekonomi 10(1). Laksono, A. 2015. Pengertian Kepuasan Pelanggan. http://pengertian-kepuasan-pelanggandan.html. Diakses pada tanggal 23 Desember 2016 (16.50). Lupiyoadi, R. dan Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Jerome, M. dan P. William. 1996. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi 5. Erlangga. Jakarta. Moenir. 2005. Manajmen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara. Jakarta. Mowen, J.C. dan M. Minor. 2007. Perilaku Konsumen. Erlangga. Jakarta. Parasuraman, A.V. dan L. L. Berry. 1998. SERVQUAL: A Multiple-Item Scale For Measuring Consumer Perceptions of Service Quality, Jurnal of Retailing 64(1) 12-22. Pongoh, M.E. 2013. Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk, dan Harga Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu As Telkomsel di kota Manado. Jurnal EMBA 1(4): 23031174. Ramadani, Y. dan R. Mintarti. 2014. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Agen Galunggung Kota Malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 2(2). Saladin, D. 2001. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian. Lindakarya. Bandung. Santoso, S. 2011. Statistik Non Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Simamora, H. 2002. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid 2 . Salemba. Jakarta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung. . 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Alfabeta. Bandung. . 2012. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Edisi 16. Alfabeta. Bandung. . 2013. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. . 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Alfabeta. Bandung. Sukmawati, K. 2011. Pengaruh Kualitas Layanan, Harga, Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Transportasi Kereta Api Eksekutif. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 4(2): 9-13. Suparlan. 2000. Cost Management. Salemba Empat. Jakarta. Sutisna. 2003. Perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. Swastha, B. 2005. Manajemen Penjualan. BPFE. Yogyakarta . dan Irawan. 2005. Asas-asas Marketing. Liberty. Yogyakarta. . 2009. Manajemen Penjualan. BPFE. Yogyakarta. Irawan. 2005. Asas-asas Marketing. Liberty. Yogyakarta. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017 ISSN : 2461-0593 21 Tjiptono, F. 2000. Manajemen Jasa. Andi Offset. Yogyakarta. . 2001. Manajemen Jasa. Andi Offset. Yogyakarta. . 2004. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Andi Offset. Yogyakarta. . 2006. Manajemen Jasa. Edisi Pertama. Andi Offset. Yogyakarta. . 2007. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Offset. Yogyakarta. . 2008. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Andi Offset. Yogyakarta. . 2011. Pemasaran Jasa. Bayu media Publishing. Yogyakarta. Trisnawan, A. dan Amron. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, Distribusi Terhadap Loyalitas Konsumen Handphone Samsung di Semarang. Jurnal Ekonomi 2(4): 8-17. Umar, H. 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Raja Grafindo Persada. Jakarta. . 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghalia Indonesia. Jakarta. Widjaja, T.A. 2008. Dasar – Dasar Customer Relationship Management (CRM). Harvindo. Jakarta. Xerma. 2014. Pengertian Definisi Loyalitas Pelanggan. http://pengertian-definisi-loyalitaspelanggan.html. Diakses pada tanggal 23 Desember 2016 (16.41). Yazid. 2001. Pemasaran Jasa: Konsep dan Implementasi. Edisi pertama. Ekonisia Fakultas Ekonomi. Yogyakarta.