Strategi Pemasaran Kredit pada Mikro Bisnis Unit

advertisement
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha kecil, dalam arti umum di Indonesia, terdiri atas usaha kecil
menengah (UKM) maupun industri kecil (IK) telah menjadi bagian penting
dari sistem perekonomian nasional,
yaitu mempercepat pemerataan
pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan usaha dan lapangan
kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, serta ikut berperan dalam
meningkatkan perolehan devisa dan memperkokoh struktur ekonomi
nasional. Perkembangan Usaha kecil (UK), termasuk usaha kecil menengah
memiliki nilai strategi dalam memperkokoh perekonomian nasional (ekonomi
rakyat), maka selayaknya pemerintah memberi perhatian yang layak (strategi
dan kebijakan) bagi pemberdayaannya (prioritas dan pemihakan), yaitu
dipandang sebagai suatu kelompok unit usaha yang seharusnya terintegrasi
dalam dunia usaha secara nasional yang nantinya dapat meningkatkan taraf
hidup dan daya saingnya (Hubeis, 2009)
Dari pengalaman krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun
1997 telah terbukti bahwa UKM dapat bertahan menghadapinya dan
merupakan suatu momen yang sangat menentukan
bagi kelanjutan
pembangunan perekonomian Indonesia. Dampak dari krisis ini telah
mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Banyak
pengusaha besar mengalami kesulitan untuk bertahan bahkan jatuh pailit
karena harga bahan baku impor meningkat secara drastis sebagai akibat dari
perubahan nilai mata uang rupiah yang semakin menurun terhadap dolar.
Kondisi ini semakin dipersulit dengan pembayaran cicilan utang dari kredit
yang diterima oleh para pengusaha dalam bentuk mata uang asing (dolar).
Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat
suku bunga yang semakin tinggi. Disamping sektor usaha berskala besar,
usaha jasa juga terkena dampak krisis tersebut, bahkan sektor perbankan juga
ikut terpuruk dari sisi permodalan dan mengalami suatu keadaan yang disebut
inlikuid (kekurangan likuiditas), karena banyaknya dana masyarakat yang
ditarik. Pada sisi lain UKM sebagian besar tetap bertahan bahkan cenderung
2
menunjukan tingkat pertumbuhan. UKM ini dapat dikatakan sebagai suatu
solusi dari sistem perekonomian yang sehat karena merupakan sektor industri
yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena dampak krisis global yang
melanda dunia
UKM adalah suatu usaha yang peka terhadap perubahan yang terjadi
disekelilingnya, secara umum kompetisi bisnis akan diwarnai dengan
perubahan kompleks yang terjadi dari berbagai kombinasi faktor politik,
ekonomi, sosial budaya dan teknologi. Sebagai ilustrasi dari pengalaman
terhadap krisis ekonomi yang terjadi diberbagai belahan negara, sektor UKM
dapat membuktikan bahwa sektor ini dapat bertahan dalam menghadapi krisis
ekonomi dibandingkan dengan sektor usaha swasta lainnya. Dalam
menghadapi perkembangan ekonomi nasional yang tidak lepas dari pengaruh
ekonomi regional dan global dengan segala macam bentuk peluang, ancaman,
kekuatan dan kelemahan, maka sektor UKM harus dapat menciptakan suatu
usaha yang kondusif untuk terus memberikan peningkatan kesejahteraan bagi
masyarakat dan memberikan kontribusi yang handal bagi kemajuan suatu
negara.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa
UKM (Gambar 1)
memiliki peranan sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian
Indonesia, namun dukungan dari pemerintah dan pihak terkaitnya lainnya,
baik dalam hal kebijakan, ketentuan maupun peraturan yang mendukungnya
sampai sekarang dirasa belum maksimal. Demikian juga kebijakan yang
diambil oleh pemerintah cenderung berlebihan namun tidak efektif, lamban,
kurang terarah. Padahal UKM masih memiliki banyak permasalahan yang
perlu mendapatkan penanganan yang cepat dari pemerintah sebagai otoritas
untuk mengatasinya, baik dalam hal permodalan, manajerial, pemasaran,
akses pasar, perizinan dan lain sebagainya.
3
Gambar 1. Salah satu potret UKM.
Pada umumnya UKM memiliki sejumlah permasalahan yang unik
dan memerlukan suatu spesialisasi tertentu dalam pemecahannya. Dikatakan
unik, karena meskipun menghadapi berbagai macam permasalahan yang ada,
sektor usaha ini terus tetap jalan, tetap beroperasi bahkan menunjukan tingkat
pertumbuhan yang baik. Oleh karena begitu banyaknya sektor usaha yang ada
di UKM, setiap UKM memiliki permasalahan tersendiri yang tidak dimiliki
oleh sektor UKM lainnya dan untuk itu diperlukan tenaga khusus yang
handal pada bidangnya
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
(spesialisasi).
Hubeis (2009) menyatakan bahwa permasalahan yang sering terjadi
pada sektor UKM adalah :
1. Permasalahan yang bersifat klasik, seperti sulitnya mendapatkan
permodalan, sistem
pemasaran dan sumber daya manusia (SDM).
Permodalan merupakan suatu yang sangat penting dalam menjalani suatu
usaha, karena tanpa modal
cukup, maka proses suatu produksi akan
terganggu. Semakin besar modal yang dimiliki, maka pemilik usaha dapat
melakukan suatu ekspansi, inovasi dari perluasan usahanya kearah yang
lebih baik. Bagi sektor UKM, untuk mendapatkan bantuan modal berupa
pinjaman dari pihak lembaga keuangan (perbankan) merupakan suatu yang
sangat berarti bagi pengembangan usahanya, tetapi realita di lapangan
tidak
semudah itu. Pihak lembaga keuangan mempunyai aturan
dan
4
persyaratan tersendiri yang sangat ketat yang harus dipenuhi oleh para
sektor UKM untuk mendapatkan dana pinjaman. Hal utama yang menjadi
kendala adalah permasalahan agunan. Hampir sebahagian besar sektor
UKM tidak memiliki agunan yang dipersyaratkan oleh lembaga keuangan.
Oleh karena itu
pihak lembaga keuangan (perbankan) diharapkan
mendapatkan suatu strategi tepat, walaupun sektor UKM tidak memiliki
agunan tetapi sebenarnya layak memperoleh pinjaman modal dari pihak
perbankan.
2. Permasalahan yang bersifat umum, yaitu keterlibatan instansi terkait yang
berhubungan langsung dengan proses kelancaran usaha dan dapat
memberikan bantuan dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi di
lapangan, misalnya permasalahan hukum yang berhubungan dengan
prosedur perizinan, perpajakan, agunan dan hukum.
3. Permasalahan dalam hal manajerial, sektor UKM dikenal sangat lemah di
bidang manajerial, mulai dari perencanaan produksi, cara berorganisasi,
sampai dengan pengawasan, dikarenakan kurangnya pengetahuan secara
formal yang dimiliki oleh para UKM. Pada umumnya pola usaha yang di
temui disebagian besar sektor UKM dikenal dengan sebutan “One Man
Show“. Hal ini di artikan bahwa roda produksi, mulai dari perencanaan,
produksi, pengawasan sampai dengan pemasaran dikendalikan oleh
pemilik usaha tersebut. Dan hal ini sangat mengkhawatirkan sekali, karena
apabila pemilik tidak dapat melakukan usahanya, maka secara otomatis
produksi akan berhenti, maka diperlukan suatu pendelegasian tugas dan
pengetahuan tentang usahanya kepada orang lain yang dapat dipercaya.
4. Permasalahan di bidang pemasaran. Sukses tidaknya suatu usaha
tergantung dari besar kecilnya penjualan produk, apalagi untuk sektor
UKM penjualan menjadi suatu barometer keberhasilan usaha disektor ini.
Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran pada umumnya
dihadapi oleh para UKM adalah : tekanan-tekanan persaingan, baik dari
dalam maupun luar negeri. Apalagi saat ini barang-barang impor dari luar
negeri sudah banyak masuk ke Indonesia dengan harga jual murah,
5
terutama dari Cina . Hal ini secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi laju pertumbuhan sektor UKM di Indonesia.
5. Permasalahan di bidang teknologi, selain perencanaan, manajerial, SDM
dan pemasaran yang baik, maka satu hal yang sangat membantu untuk
pencapaian hasil maksimal dalam suatu proses produksi adalah bentuk
teknologi (mesin-mesin dan
alat-alat produksi) yang digunakan.
Perkembangan teknologi saat ini sudah semakin pesat, sementara sektor
UKM masih menggunakan teknologi lama dengan mesin-mesin dan alatalat produksi yang sudah tua dan ketinggalan zaman. Keterbelakanagan
teknologi inilah yang menyebabkan sektor UKM tidak mampu bersaing,
serta menyebabkan rendahnya produktivitas dan efisiensi didalam proses
produksi. Pada hakekatnya, sektor UKM juga menginginkan dapat
menggunakan teknologi canggih yang sesuai dengan usahanya, sehingga
dapat meningkatkan proses produktivitas, tetapi juga penerapan teknologi
yang memerlukan penanaman modal besar. Hal tersebut tidak dimiliki
oleh sektor UKM.
Dari penjelasan permasalahan yang dihadapi sektor UKM, maka dapat
ditarik hal berikut :
1. Permodalan menjadi permasalahan klasik yang dihadapi oleh sebagian
besar sektor UKM dan menjadi salah satu faktor kunci utama menuju
kesuksesan usaha.
2. Diperlukan suatu lembaga keuangan (perbankan) yang dapat memenuhi
apa yang yang menjadi kebutuhan sektor UKM (modal). Disamping
memenuhi kebutuhan permodalan sektor UKM, upaya penyediaan modal
tersebut dapat
menjadi bisnis menguntungkan bagi sektor lembaga
keuangan (perbankan) dalam penyaluran kredit mikro.
3. Dalam memberikan kredit, perbankan juga mempunyai persyaratan dan
ketentuan yang harus dipenuhi oleh sektor UKM untuk memperoleh kredit
dari perbankan. Inilah menjadi kendala besar
dan sangat sulit untuk
dipenuhi sektor UKM, maka diperlukan suatu strategi tepat , yaitu strategi
6
yang dapat memenuhi kebutuhan sektor UKM (permodalan) dan juga
memenuhi persyaratan peraturan dan ketentuan perbankan .
Bank adalah suatu lembaga intermediasi, yaitu suatu lembaga
keuangan yang mempunyai tugas utama menghimpun dana simpanan dari
masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk pinjaman (kredit). Bank XYZ
adalah Bank milik Pemerintah Republik Indonesia dan memiliki aset terbesar
di Indonesia,
memiliki
jumlah cabang yang tersebar diseluruh pelosok
negara ini, dilengkapi dengan teknologi canggih dalam mendukung
operasional dan menghadapi persaingan perbankan yang semakin meningkat
saat ini. Dalam tugasnya menyalurkan kredit, Bank XYZ memiliki Peraturan
dan Ketentuan yang harus dipenuhi oleh calon debitur Bank XYZ.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang ada disektor UKM, strategi untuk mendapatkan kredit
mikro yang sesuai dengan kebutuhan dan sesuai peraturan, serta persyaratan
yang telah ditetapkan oleh perbankan, yaitu :
1. Faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang berperan dalam
penyusunan strategi pemasaran kredit mikro kepada UKM, sehingga pihak
perbankan memperoleh keuntungan optimal dan pihak UKM juga dapat
memperoleh modal yang dibutuhkan untuk memperluas usahanya ?
2. Apakah strategi
yang tepat diterapkan pihak perbankan (Bank XYZ)
didalam pemasaran kredit mikro kepada UKM ?
3. Permasalahan dan kendala apakah yang ditemui di lapangan didalam
penyusunan strategi pemasaran kredit mikro kepada UKM ?
4. Bagaimana strategi jitu yang diterapkan pihak perbankan (Bank XYZ)
didalam
menghadapi/mencari
solusi
terhadap
berbagai
macam
permasalahan dan kendala yang ditemui di lapangan didalam menyusun
strategi pemasaran kredit mikro kepada UKM ?
7
C. Tujuan Kajian
1. Mengidentifikasi faktor
lingkungan internal dan eksternal perusahaan
(Bank XYZ).
2. Menentukan posisi strategis Bank XYZ dalam usaha pemasaran kredit
mikro.
3. Penyusunan alternatif strategi usaha dalam pemasaran kredit mikro kepada
para UKM.
4. Menentukan prioritas pengembangan strategi untuk
mikro bagi pengusaha disektor UKM.
pemasaran kredit
Download