BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi yang bermula pada pertengahan tahun 1997 dan meningkat
menjadi krisis multidimensi dalam tahun 1998 dan 1999, telah berpengaruh besar
terhadap kehidupan masyarakat luas. Kondisi ekonomi semakin sulit, rasa keamanan
dan ketentraman terganggu, serta keresahan sosial meningkat.
Sejak Indonesia mengalami krisis, pemerintah telah mengambil berbagai
langkah kebijakan, baik fiskal, moneter, perdagangan internasional maupun kebijakan
di sektor riil untuk mengatasinya. Ketidakstabilan politik dan berbagai masalah sosial
yang terjadi di tanah air membuat upaya pemulihan tersebut menjadi lebih sulit.
Krisis perbankan yang masih berjalan saat ini didahului dengan adanya distress
dalam perbankan, pada waktu terjadinya penurunan deposito dan tabungan serta
terkotak-kotaknya pasar uang antar bank (ada kompartemenisasi pasar uang antar
bank) karena menurunnya kepercayaan terhadap perbankan. Bank-bank yang lemah
dan tidak dapat memperoleh dana dari pasar uang terpaksa menggantungkan diri pada
BI sebagai sumber dana untuk posisi likuiditas masing-masing.
Walaupun demikian tanda-tanda pemulihan sudah mulai muncul, terutama
sejak tahun 1999. Sehingga dapat dikatakan perekonomian nasional telah melampaui
titik terburuk dan sedang dalam proses menuju kebangkitannya kembali. Rasa
optimis tersebut didukung oleh perkembangan positif beberapa indikator utama
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
makro ekonomi seperti nilai tukar rupiah, inflasi, suku bunga, indeks harga saham
gabungan, neraca pembayaran dan produk domestik bruto riil.
Modal pembangunan yang berasal dari dalam negeri biasanya dihimpun dari
dana masyarakat. Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga yang
mempunyai potensi untuk menghimpun dana masyarakat. Dana yang dihimpun bank
biasanya dalam bentuk giro, deposito dan tabungan. Guna mendukung peningkatan
kinerja perbankan pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan di bidang
keuangan (D.J. Soedrajat, 2001).
Dalam mekanisme pasar seperti di Indonesia tingkat suku bunga yang terjadi
pada dasarnya merupakan refleksi dari kekuatan permintaan dan penawaran dana
di masyarakat, karena tingkat suku bunga sangat penting dalam kebijakan
perekonomian suatu negara dalam pengaruhnya terhadap supply dan demand.
Meningkatnya kebutuhan terhadap sumber-sumber pembiayaan akan menyebabkan
naiknya suku bunga, kebijakan di Indonesia dalam rangka menekan laju inflasi, tetap
mempertahankan tingkat suku bunga tinggi. Dengan kata lain peredaran yang
diperketat dapat mempertahankan tingkat harga pada tingkat aman.
Perkembangan dan tingkat suku bunga dalam negeri dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik yang berasal dari luar negeri, seperti suku bunga internasional,
maupun yang berasal dari dalam negeri, seperti ekspektasi inflasi, kondisi perbankan
serta langkah dan tindakan otoritas moneter. Bagi otoritas moneter, perkembangan
dan tingkat suku bunga merupakan satu indikator moneter yang sangat penting.
Di satu sisi, perkembangan suku bunga harus merefleksikan faktor-faktor
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
fundamental. Dan di sisi lain, suku bunga diupayakan dapat menunjang pencapaian
sasaran-sasaran ekonomi makro yang ditetapkan pemerintah seperti inflasi,
permintaan dalam negeri, uang beredar (M2) dan aliran modal masuk (Agustin,
2000).
Tingkat suku bunga pada dasarnya merupakan refleksi dan kekuatan
permintaan dan penawaran dana. Dengan demikian perkembangan dan tingkat suku
bunga mencerminkan tingkat kelangkaan atau kecukupan dana masyarakat.
Di samping itu, tingkat suku bunga mempunyai kaitan yang cukup erat dengan
berbagai indikator ekonomi lainnya. Di sisi lain tingkat suku bunga berkaitan dengan
inflasi, permintaan dalam negeri dan nilai tukar rupiah. Dalam lingkup eksternal
tingkat suku bunga sangat berperan terhadap arus masuk dan keluar. Oleh karena itu
upaya pengendalian tingkat suku bunga yang dilakukan harus selalu memperhatikan
keseimbangan diantara berbagai faktor. Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI)
Anwar Nasution mengatakan Bank Indonesia menghimbau kepada perbankan untuk
menurunkan suku bunga pinjamannya berkaitan dengan terus turunnya Sertifikat
Bank Indonesia (SBI). Secara teori bahwa tingkat suku bunga pinjaman merupakan
gabungan dari jumlah cost of fund ditambah biaya intermediasi dan biaya resiko
macet (Solopos, Jum’at 27 Juni 2003). Akhir-akhir ini banyak tuntutan dari para
pelaku bisnis (pengusaha) dan juga pakar ekonomi yang menuntut agar Bank
Indonesia selaku penguasa moneter mempengaruhi suku bunga deposito dan juga
suku bunga pinjaman berkaitan dengan turunnya SBI agar dapat meningkatkan/
mengembangkan kembali sektor riil lewat kegiatan investasinya. Tetapi tuntutan itu
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
belum atau baru sedikit dipenuhi oleh Bank Indonesia, karena mungkin Bank
Indonesia melihat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mempengaruhi
suku bunga khususnya suku bunga pinjaman dalam arti nominal.
Banyak negara berkembang telah melaksanakan deregulasi keuangannya
dengan cara menghapuskan pagu kredit dan tingkat bunga, misalnya Korea, Malaysia,
Srilangka, Filipina, dan Indonesia. Tujuan utama deregulasi keuangan ini seperti
deregulasi ekonomi pada umumnya adalah mendorong efisiensi dan pertumbuhan
ekonomi. Salah satu tujuan deregulasi adalah mempercepat proses berlangsungnya
pendalaman finansial. Pendalaman finansial (financial deep) menunjukkan seberapa
jauh sistem finansial terutama sektor perbankan dapat menjangkau masyarakat
penabung dan mengalokasikan dana tersebut kepada sektor usaha dan pengguna dana
yang paling produktif dan efisien. Sektor keuangan mempunyai peranan yang
penting, bukan hanya sebagai perantara finansial tetapi juga sebagai pihak yang
membatasi, menilai dan mendistribusikan resiko yang berkaitan dengan berbagai
kegiatan finansial. Pada mekanisme pasar, peranan ini memungkinkan terjadinya
keseimbangan antara keuntungan yang diperoleh dengan resiko yang dihadapi.
Pendalaman finansial menjamin terjadinya biaya transaksi yang makin rendah,
distribusi resiko yang semakin optimal, alokasi dana yang semakin terarah pada
pilihan investasi yang terbaik. Dengan demikian pendalaman finansial mendorong
peningkatan efisiensi ekonomi dan berjalan seiring dengan perkembangan ekonomi.
Di beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina,
dan Indonesia, perkembangan pendalaman finansial kelihatan menonjol setelah
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
negara-negara tersebut melakukan deregulasi sistem finansialnya. Sebelum adanya
deregulasi, sistem finansial negara-negara tersebut ditandai oleh banyaknya peraturan
yang kurang mendorong terjadinya pendalaman finansial seperti penentuan tingkat
bunga oleh otoritas moneter, penetapan pagu kredit, cadangan wajib minimum yang
tinggi. Tingkat bunga yang ditetapkan akan cenderung jauh di bawah tingkat bunga
keseimbangan dan tingkat inflasi. Dengan demikian, laju inflasi jauh lebih besar
daripada tingkat bunga nominal sehingga tingkat bunga riil menjadi negatif. Hal ini
dapat menimbulkan distorsi dalam sistem keuangan karena kurangnya mobilisasi
dana. Sistem ini juga mengganggu efisiensi pembangunan sistem perbankan. Bankbank sangat tergantung pada dana dari Bank Indonesia dan tidak dapat mengatur
dananya secara efisien.
Tingginya suku bunga pada September 1988 menjadi sejarah tersendiri.
Dimulai dengan pernyataan Prof. Mohammad Sadli, kemudian Gubemur BI Adrianus
Mooy, tentang perlunya perbankan menekan lagi tingkat suku bunga yang dinilai
sangat tinggi dan tidak mampu menggairahkan investasi. Penyebab utamanya
tingginya suku bunga bank pada waktu itu adalah mahalnya biaya memperoleh dana
sendiri. Sebagian besar dana bank diperoleh dari deposito dengan tingkat bunga
berada di atas 15-21%, baik untuk jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, maupun 12
bulan. Melihat bunga deposito yang demikian tinggi, wajar jika bunga kredit pun
sangat tinggi karena biaya intermediasi dari bank. Biaya tersebut antara lain biaya
overheat, biaya resiko, dan marjin laba yang jumlahnya masih sekitar 4%, berarti
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
besar bunga kredit pada waktu itu diperkirakan antara 19,5% sampai 25% (Sasongko
Tedjo, 1994).
Pengalaman buruk di bidang moneter terulang lagi bahkan lebih buruk, yaitu
saat krisis ekonomi dan moneter menimpa bangsa-bangsa Asia termasuk Indonesia
pada tahun 1997-1998. Pada periode bulan Juli-Agustus 1997 pemerintah
menerapkan kebijakan empat kali menaikkan tingkat suku bunga SBI dari bulan
Agustus sebesar 7% menjadi 30% dalam setahun. Pergerakan suku bunga SBI
menjadi tolok ukur bagi tingkat suku bunga lainnya. Sehingga kenaikan suku bunga
SBI ini dengan sendirinya mendorong kenaikan suku bunga dana antar bank dan suku
bunga deposito. Kenaikan suku bunga deposito akhirnya mengakibatkan kenaikan
suku bunga pinjaman di bank-bank, terutama karena sebelumnya sudah ada peraturan
bahwa tingkat suku bunga di bank komersial ditetapkan 150% di atas suku bunga
SBI. Suku bunga perbankan untuk deposito dan pinjaman (kredit) di Indonesia adalah
tertinggi di kawasan ASEAN bahkan seluruh dunia (Tambunan, 1998). Beberapa
literatur penelitian tentang tingkat suku bunga seperti tingkat bunga dan faktor-faktor
penentunya (Boediono, 1991), interest rate determination independent developing
countries, a conceptual framework (Edward, Sebastian dan Mohsin S. Khan, 1985),
Regresi Linear Lancung dalam Analisa Ekonomi: Studi Kasus Permintaan Deposito
dalam Valuta Asing di Indonesia (Insukindro, 1991), Suku Bunga Diturunkan,
Investasi Akan Meningkat? (Iswardono SP, 1999), Kinerja dan Fungsi Intermediasi
Perbankan Pasca Krisis dan Otonomi Daerah (Juda Agung, 2000), Sejarah Pemikiran
Ekonomi: Teori Bunga (Soewito, 1994). Dengan mengacu pada fenomena buruk
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
tahun 1988 dan 1998 serta sekarang dan juga penjelasan dari Gubernur Bank
Indonesia di atas, penuIis mencoba mengembangkan spesifikasi model untuk
menelusuri determinan tingkat suku bunga pinjaman di Indonesia tahun 1986-2007.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga pinjaman meliputi suku bunga
internasional SIBOR, jumlah uang beredar, inflasi, suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia dan Produk Domestik Bruto baik untuk jangka panjang maupun jangka
pendek.
Selain itu, terlihat pula gejala merenggangnya hubungan antar variabel makro
ekonomi. Kondisi ini pada akhirnya akan mempersulit otoritas moneter untuk
mengambil keputusan dalam manajemen moneternya. Di Indonesia, kebijakan
moneter sepenuhnya diserahkan kepada otoritas moneter yaitu Bank Indonesia.
Dalam hal ini, jumlah uang beredar merupakan alat yang digunakan oleh Bank
Indonesia dalam menetapkan kebijakan moneter. Jumlah permintaan uang di suatu
negara dipengaruhi banyaknya faktor-faktor antara lain kebijakan pemerintah, politik,
dan keamanan. Berdasarkan data statistik jumlah perkembangan uang di Indonesia
mengalami pertumbuhan yang cukup bervariasi. Perkembangan jumlah uang
di Indonesia dalam kurun waktu 1986 hingga tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel
1.1.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar dan Inflasi di Indonesia
Tahun
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Uang Kartal
(Milyar Rp)
5.338
5.782
6.246
7.426
9.094
9.346
11.478
14.431
18.634
20.807
22.487
28.424
41.394
58.353
72.371
76.342
80.686
94.542
109.265
124.316
151.009
183.419
Uang Giral
(Milyar Rp)
6.339
6.903
8.146
12.688
14.725
16.995
17.301
22.374
26.740
31.870
41.602
49.919
59.803
66.280
89.815
101.389
111.253
129.257
144.553
157.589
210.064
277.423
M (Milyar
Rp)
11.677
12.685
14.392
20.114
23.819
26.341
28.779
36.805
45.374
52.677
64.089
78.343
101.197
124.633
162.186
177.731
191.939
223.799
253.818
281.905
361.073
460.842
Inflasi
(%)
5.9
9.1
8.2
6.3
7.9
9.3
7.6
9.6
8.6
9.4
8.0
11.1
77.6
1.9
9.4
12.6
10.0
5.1
6.40
17.11
6.60
6.89
Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (2010)
Faktor yang paling mempengaruhi terhadap perkembangan jumlah uang
antara lain pendapatan nasional, nilai tukar dan tingkat suku bunga (Boediono, 2002).
Data tentang perkembangan pendapatan nasional, nilai tukar dan tingkat suku bunga
di Indonesia selama kurun 1986-2007 ditunjukkan pada Tabel 1.2.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Tabel 1.2. Perkembangan Pendapatan Nasional dan Tingkat Suku Bunga
di Indonesia Selama Periode 1986-2007
Tahun
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
PDB Harga
Pertumbuhan
Konstan
(Persen)
(Milyar Rupiah)
564823.80
5,86
512063.74
21,56
487651.86
19,91
497281.81
19,99
486445.93
17,42
442757.32
18,54
453314.41
12,97
460094.01
16,78
1079136.48
15,90
1043845.44
18,91
1053300.76
17,17
1034648.44
17,86
910772.63
52,26
437575.17
15,06
434745.15
26,37
1389769.00
21,19
1440405.00
10,63
1505216.00
9,80
1577171.00
12,57
1656516.00
14,48
1750815.00
18,30
1847126.00
21,96
1963091.00
6,06
2082103.00
Tingkat Suku
Bunga
Pertumbuhan
(Persen)
18,40
16,88
15,35
18,42
18,99
17,70
19,63
22,65
17,78
13,00
13,00
17,00
17,00
16,00
25,00
22,00
13,31
16,18
13,79
8,25
12,75
12,89
8,60
9,25
-8,26
-9,06
20,00
3,09
-6,79
10,90
15,38
-21,50
-26,88
0,00
30,77
0,00
-5,88
56,25
-12,00
-39,50
21,56
-14,77
-40,17
54,55
1,10
-33,28
Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (2010)
Tabel 1.2 memperlihatkan bahwa jumlah PDB, nilai tukar dan tingkat suku
bunga di Indonesia cenderung mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Perubahan
itu diduga berpengaruh terhadap jumlah permintaan uang di Indonesia. Dengan
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
adanya kenaikan dan penurunan jumlah permintaan uang tersebut, mengakibatkan
terjadinya fluktuasi terhadap kondisi likuiditas perekonomian Indonesia.
Menurut Usman (2000), tidak jarang bank-bank menetapkan suku bunga
terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari yang
diinformasikan secara resmi melalui media massa dengan harapan tingkat suku bunga
yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang beredar akan berkurang karena
orang lebih senang menabung daripada memutarkan uangnya pada sektor-sektor
produktif atau menyimpannya dalam bentuk kas di rumah. Sebaliknya, jika tingkat
suku bunga terlalu rendah, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah
karena orang akan lebih senang memutarkan uangnya pada sektor-sektor yang dinilai
produktif. Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan
dananya di bank daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri
yang memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan demikian, tingkat inflasi
dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat suku bunga (Tajul Khalwaty, 2000).
Namun ternyata kebijakan ini dapat menimbulkan dampak negatif pada kegiatan
ekonomi. Kebijakan uang ketat di satu sisi memang menunjukkan indikasi yang baik
pada nilai tukar yang secara bertahap menunjukkan kecenderungan menguat namun
di sisi lain kebijakan uang ketat yang mendorong tingkat suku bunga tinggi ternyata
dapat menyebabkan cost of money menjadi mahal, hal yang demikian akan
memperlemah daya saing ekspor di pasar dunia sehingga dapat membuat dunia usaha
tidak bergairah melakukan investasi dalam negeri, produksi akan turun, dan
pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan (Boediono, 2000).
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bunga pinjaman dapat dibagi
menjadi 2, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdapat
variabel SIBOR (Singapore Inter Bank Offer Rate), karena secara umum tingkat
bunga internasional terutama di Asia Tenggara yang sering dipakai adalah tingkat
bunga SIBOR. Dalam penelitian ini akan diketahui apakah faktor eksternal tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat bunga pinjaman di Indonesia
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dan beberapa fenomena
masalah dapat diuraikan pokok-pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian
ini, yaitu:
1. Apakah Sibor tahun sebelumnya, jumlah uang beredar, inflasi, SBI, PDB dan
suku bunga pinjaman domestik berkontribusi terhadap Sibor?
2. Apakah jumlah uang beredar tahun sebelumnya, Sibor, inflasi, SBI, PDB dan
suku bunga pinjaman domestik berkontribusi terhadap jumlah uang beredar?
3. Apakah inflasi tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang beredar, SBI, PDB dan
suku bunga pinjaman domestik, berkontribusi terhadap inflasi?
4. Apakah SBI tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang beredar, inflasi, PDB dan
suku bunga pinjaman domestik berkontribusi terhadap SBI?
5. Apakah PDB tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang beredar, inflasi, SBI dan
suku bunga pinjaman domestik berkontribusi terhadap PDB?
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
6. Apakah suku bunga pinjaman domestik tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang
beredar, inflasi, SBI, PDB berkontribusi terhadap suku bunga pinjaman domestik?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk menganalisis kontribusi Sibor tahun sebelumnya, jumlah uang beredar,
inflasi, SBI, PDB dan suku bunga pinjaman domestik terhadap Sibor.
2. Untuk menganalisis kontribusi jumlah uang beredar tahun sebelumnya, Sibor,
inflasi, SBI, PDB dan suku bunga pinjaman domestik terhadap jumlah uang
beredar.
3. Untuk menganalisis kontribusi inflasi tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang
beredar, SBI, PDB dan suku bunga pinjaman domestik terhadap inflasi.
4. Untuk menganalisis kontribusi SBI tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang
beredar, inflasi, PDB dan suku bunga pinjaman domestik terhadap SBI.
5. Untuk menganalisis kontribusi PDB tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang
beredar, inflasi, SBI dan suku bunga pinjaman domestik terhadap PDB.
6. Untuk menganalisis kontribusi suku bunga pinjaman domestik tahun sebelumnya,
Sibor, jumlah uang beredar, inflasi, SBI, PDB terhadap suku bunga pinjaman
domestik.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam menetapkan
suku bunga pinjaman.
2. Sebagai informasi ilmiah dan wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis tentang
suku bunga pinjaman dan variabel-variabel yang mempengaruhinya.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya untuk menganalisis hal-hal yang
berkenaan
dengan
suku
bunga
pinjaman
dan
variabel-variabel
yang
mempengaruhinya.
pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease!
Get yours now!
“Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter
but ISumatera
consider your
Universitas
Utara
product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA
Download