BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang bermula pada pertengahan tahun 1997 dan meningkat menjadi krisis multidimensi dalam tahun 1998 dan 1999, telah berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat luas. Kondisi ekonomi semakin sulit, rasa keamanan dan ketentraman terganggu, serta keresahan sosial meningkat. Sejak Indonesia mengalami krisis, pemerintah telah mengambil berbagai langkah kebijakan, baik fiskal, moneter, perdagangan internasional maupun kebijakan di sektor riil untuk mengatasinya. Ketidakstabilan politik dan berbagai masalah sosial yang terjadi di tanah air membuat upaya pemulihan tersebut menjadi lebih sulit. Krisis perbankan yang masih berjalan saat ini didahului dengan adanya distress dalam perbankan, pada waktu terjadinya penurunan deposito dan tabungan serta terkotak-kotaknya pasar uang antar bank (ada kompartemenisasi pasar uang antar bank) karena menurunnya kepercayaan terhadap perbankan. Bank-bank yang lemah dan tidak dapat memperoleh dana dari pasar uang terpaksa menggantungkan diri pada BI sebagai sumber dana untuk posisi likuiditas masing-masing. Walaupun demikian tanda-tanda pemulihan sudah mulai muncul, terutama sejak tahun 1999. Sehingga dapat dikatakan perekonomian nasional telah melampaui titik terburuk dan sedang dalam proses menuju kebangkitannya kembali. Rasa optimis tersebut didukung oleh perkembangan positif beberapa indikator utama pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA makro ekonomi seperti nilai tukar rupiah, inflasi, suku bunga, indeks harga saham gabungan, neraca pembayaran dan produk domestik bruto riil. Modal pembangunan yang berasal dari dalam negeri biasanya dihimpun dari dana masyarakat. Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga yang mempunyai potensi untuk menghimpun dana masyarakat. Dana yang dihimpun bank biasanya dalam bentuk giro, deposito dan tabungan. Guna mendukung peningkatan kinerja perbankan pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan di bidang keuangan (D.J. Soedrajat, 2001). Dalam mekanisme pasar seperti di Indonesia tingkat suku bunga yang terjadi pada dasarnya merupakan refleksi dari kekuatan permintaan dan penawaran dana di masyarakat, karena tingkat suku bunga sangat penting dalam kebijakan perekonomian suatu negara dalam pengaruhnya terhadap supply dan demand. Meningkatnya kebutuhan terhadap sumber-sumber pembiayaan akan menyebabkan naiknya suku bunga, kebijakan di Indonesia dalam rangka menekan laju inflasi, tetap mempertahankan tingkat suku bunga tinggi. Dengan kata lain peredaran yang diperketat dapat mempertahankan tingkat harga pada tingkat aman. Perkembangan dan tingkat suku bunga dalam negeri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari luar negeri, seperti suku bunga internasional, maupun yang berasal dari dalam negeri, seperti ekspektasi inflasi, kondisi perbankan serta langkah dan tindakan otoritas moneter. Bagi otoritas moneter, perkembangan dan tingkat suku bunga merupakan satu indikator moneter yang sangat penting. Di satu sisi, perkembangan suku bunga harus merefleksikan faktor-faktor pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA fundamental. Dan di sisi lain, suku bunga diupayakan dapat menunjang pencapaian sasaran-sasaran ekonomi makro yang ditetapkan pemerintah seperti inflasi, permintaan dalam negeri, uang beredar (M2) dan aliran modal masuk (Agustin, 2000). Tingkat suku bunga pada dasarnya merupakan refleksi dan kekuatan permintaan dan penawaran dana. Dengan demikian perkembangan dan tingkat suku bunga mencerminkan tingkat kelangkaan atau kecukupan dana masyarakat. Di samping itu, tingkat suku bunga mempunyai kaitan yang cukup erat dengan berbagai indikator ekonomi lainnya. Di sisi lain tingkat suku bunga berkaitan dengan inflasi, permintaan dalam negeri dan nilai tukar rupiah. Dalam lingkup eksternal tingkat suku bunga sangat berperan terhadap arus masuk dan keluar. Oleh karena itu upaya pengendalian tingkat suku bunga yang dilakukan harus selalu memperhatikan keseimbangan diantara berbagai faktor. Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI) Anwar Nasution mengatakan Bank Indonesia menghimbau kepada perbankan untuk menurunkan suku bunga pinjamannya berkaitan dengan terus turunnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Secara teori bahwa tingkat suku bunga pinjaman merupakan gabungan dari jumlah cost of fund ditambah biaya intermediasi dan biaya resiko macet (Solopos, Jum’at 27 Juni 2003). Akhir-akhir ini banyak tuntutan dari para pelaku bisnis (pengusaha) dan juga pakar ekonomi yang menuntut agar Bank Indonesia selaku penguasa moneter mempengaruhi suku bunga deposito dan juga suku bunga pinjaman berkaitan dengan turunnya SBI agar dapat meningkatkan/ mengembangkan kembali sektor riil lewat kegiatan investasinya. Tetapi tuntutan itu pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA belum atau baru sedikit dipenuhi oleh Bank Indonesia, karena mungkin Bank Indonesia melihat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mempengaruhi suku bunga khususnya suku bunga pinjaman dalam arti nominal. Banyak negara berkembang telah melaksanakan deregulasi keuangannya dengan cara menghapuskan pagu kredit dan tingkat bunga, misalnya Korea, Malaysia, Srilangka, Filipina, dan Indonesia. Tujuan utama deregulasi keuangan ini seperti deregulasi ekonomi pada umumnya adalah mendorong efisiensi dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu tujuan deregulasi adalah mempercepat proses berlangsungnya pendalaman finansial. Pendalaman finansial (financial deep) menunjukkan seberapa jauh sistem finansial terutama sektor perbankan dapat menjangkau masyarakat penabung dan mengalokasikan dana tersebut kepada sektor usaha dan pengguna dana yang paling produktif dan efisien. Sektor keuangan mempunyai peranan yang penting, bukan hanya sebagai perantara finansial tetapi juga sebagai pihak yang membatasi, menilai dan mendistribusikan resiko yang berkaitan dengan berbagai kegiatan finansial. Pada mekanisme pasar, peranan ini memungkinkan terjadinya keseimbangan antara keuntungan yang diperoleh dengan resiko yang dihadapi. Pendalaman finansial menjamin terjadinya biaya transaksi yang makin rendah, distribusi resiko yang semakin optimal, alokasi dana yang semakin terarah pada pilihan investasi yang terbaik. Dengan demikian pendalaman finansial mendorong peningkatan efisiensi ekonomi dan berjalan seiring dengan perkembangan ekonomi. Di beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Indonesia, perkembangan pendalaman finansial kelihatan menonjol setelah pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA negara-negara tersebut melakukan deregulasi sistem finansialnya. Sebelum adanya deregulasi, sistem finansial negara-negara tersebut ditandai oleh banyaknya peraturan yang kurang mendorong terjadinya pendalaman finansial seperti penentuan tingkat bunga oleh otoritas moneter, penetapan pagu kredit, cadangan wajib minimum yang tinggi. Tingkat bunga yang ditetapkan akan cenderung jauh di bawah tingkat bunga keseimbangan dan tingkat inflasi. Dengan demikian, laju inflasi jauh lebih besar daripada tingkat bunga nominal sehingga tingkat bunga riil menjadi negatif. Hal ini dapat menimbulkan distorsi dalam sistem keuangan karena kurangnya mobilisasi dana. Sistem ini juga mengganggu efisiensi pembangunan sistem perbankan. Bankbank sangat tergantung pada dana dari Bank Indonesia dan tidak dapat mengatur dananya secara efisien. Tingginya suku bunga pada September 1988 menjadi sejarah tersendiri. Dimulai dengan pernyataan Prof. Mohammad Sadli, kemudian Gubemur BI Adrianus Mooy, tentang perlunya perbankan menekan lagi tingkat suku bunga yang dinilai sangat tinggi dan tidak mampu menggairahkan investasi. Penyebab utamanya tingginya suku bunga bank pada waktu itu adalah mahalnya biaya memperoleh dana sendiri. Sebagian besar dana bank diperoleh dari deposito dengan tingkat bunga berada di atas 15-21%, baik untuk jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, maupun 12 bulan. Melihat bunga deposito yang demikian tinggi, wajar jika bunga kredit pun sangat tinggi karena biaya intermediasi dari bank. Biaya tersebut antara lain biaya overheat, biaya resiko, dan marjin laba yang jumlahnya masih sekitar 4%, berarti pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA besar bunga kredit pada waktu itu diperkirakan antara 19,5% sampai 25% (Sasongko Tedjo, 1994). Pengalaman buruk di bidang moneter terulang lagi bahkan lebih buruk, yaitu saat krisis ekonomi dan moneter menimpa bangsa-bangsa Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997-1998. Pada periode bulan Juli-Agustus 1997 pemerintah menerapkan kebijakan empat kali menaikkan tingkat suku bunga SBI dari bulan Agustus sebesar 7% menjadi 30% dalam setahun. Pergerakan suku bunga SBI menjadi tolok ukur bagi tingkat suku bunga lainnya. Sehingga kenaikan suku bunga SBI ini dengan sendirinya mendorong kenaikan suku bunga dana antar bank dan suku bunga deposito. Kenaikan suku bunga deposito akhirnya mengakibatkan kenaikan suku bunga pinjaman di bank-bank, terutama karena sebelumnya sudah ada peraturan bahwa tingkat suku bunga di bank komersial ditetapkan 150% di atas suku bunga SBI. Suku bunga perbankan untuk deposito dan pinjaman (kredit) di Indonesia adalah tertinggi di kawasan ASEAN bahkan seluruh dunia (Tambunan, 1998). Beberapa literatur penelitian tentang tingkat suku bunga seperti tingkat bunga dan faktor-faktor penentunya (Boediono, 1991), interest rate determination independent developing countries, a conceptual framework (Edward, Sebastian dan Mohsin S. Khan, 1985), Regresi Linear Lancung dalam Analisa Ekonomi: Studi Kasus Permintaan Deposito dalam Valuta Asing di Indonesia (Insukindro, 1991), Suku Bunga Diturunkan, Investasi Akan Meningkat? (Iswardono SP, 1999), Kinerja dan Fungsi Intermediasi Perbankan Pasca Krisis dan Otonomi Daerah (Juda Agung, 2000), Sejarah Pemikiran Ekonomi: Teori Bunga (Soewito, 1994). Dengan mengacu pada fenomena buruk pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA tahun 1988 dan 1998 serta sekarang dan juga penjelasan dari Gubernur Bank Indonesia di atas, penuIis mencoba mengembangkan spesifikasi model untuk menelusuri determinan tingkat suku bunga pinjaman di Indonesia tahun 1986-2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga pinjaman meliputi suku bunga internasional SIBOR, jumlah uang beredar, inflasi, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Produk Domestik Bruto baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Selain itu, terlihat pula gejala merenggangnya hubungan antar variabel makro ekonomi. Kondisi ini pada akhirnya akan mempersulit otoritas moneter untuk mengambil keputusan dalam manajemen moneternya. Di Indonesia, kebijakan moneter sepenuhnya diserahkan kepada otoritas moneter yaitu Bank Indonesia. Dalam hal ini, jumlah uang beredar merupakan alat yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam menetapkan kebijakan moneter. Jumlah permintaan uang di suatu negara dipengaruhi banyaknya faktor-faktor antara lain kebijakan pemerintah, politik, dan keamanan. Berdasarkan data statistik jumlah perkembangan uang di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup bervariasi. Perkembangan jumlah uang di Indonesia dalam kurun waktu 1986 hingga tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 1.1. pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar dan Inflasi di Indonesia Tahun 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Uang Kartal (Milyar Rp) 5.338 5.782 6.246 7.426 9.094 9.346 11.478 14.431 18.634 20.807 22.487 28.424 41.394 58.353 72.371 76.342 80.686 94.542 109.265 124.316 151.009 183.419 Uang Giral (Milyar Rp) 6.339 6.903 8.146 12.688 14.725 16.995 17.301 22.374 26.740 31.870 41.602 49.919 59.803 66.280 89.815 101.389 111.253 129.257 144.553 157.589 210.064 277.423 M (Milyar Rp) 11.677 12.685 14.392 20.114 23.819 26.341 28.779 36.805 45.374 52.677 64.089 78.343 101.197 124.633 162.186 177.731 191.939 223.799 253.818 281.905 361.073 460.842 Inflasi (%) 5.9 9.1 8.2 6.3 7.9 9.3 7.6 9.6 8.6 9.4 8.0 11.1 77.6 1.9 9.4 12.6 10.0 5.1 6.40 17.11 6.60 6.89 Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (2010) Faktor yang paling mempengaruhi terhadap perkembangan jumlah uang antara lain pendapatan nasional, nilai tukar dan tingkat suku bunga (Boediono, 2002). Data tentang perkembangan pendapatan nasional, nilai tukar dan tingkat suku bunga di Indonesia selama kurun 1986-2007 ditunjukkan pada Tabel 1.2. pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA Tabel 1.2. Perkembangan Pendapatan Nasional dan Tingkat Suku Bunga di Indonesia Selama Periode 1986-2007 Tahun 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 PDB Harga Pertumbuhan Konstan (Persen) (Milyar Rupiah) 564823.80 5,86 512063.74 21,56 487651.86 19,91 497281.81 19,99 486445.93 17,42 442757.32 18,54 453314.41 12,97 460094.01 16,78 1079136.48 15,90 1043845.44 18,91 1053300.76 17,17 1034648.44 17,86 910772.63 52,26 437575.17 15,06 434745.15 26,37 1389769.00 21,19 1440405.00 10,63 1505216.00 9,80 1577171.00 12,57 1656516.00 14,48 1750815.00 18,30 1847126.00 21,96 1963091.00 6,06 2082103.00 Tingkat Suku Bunga Pertumbuhan (Persen) 18,40 16,88 15,35 18,42 18,99 17,70 19,63 22,65 17,78 13,00 13,00 17,00 17,00 16,00 25,00 22,00 13,31 16,18 13,79 8,25 12,75 12,89 8,60 9,25 -8,26 -9,06 20,00 3,09 -6,79 10,90 15,38 -21,50 -26,88 0,00 30,77 0,00 -5,88 56,25 -12,00 -39,50 21,56 -14,77 -40,17 54,55 1,10 -33,28 Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (2010) Tabel 1.2 memperlihatkan bahwa jumlah PDB, nilai tukar dan tingkat suku bunga di Indonesia cenderung mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Perubahan itu diduga berpengaruh terhadap jumlah permintaan uang di Indonesia. Dengan pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA adanya kenaikan dan penurunan jumlah permintaan uang tersebut, mengakibatkan terjadinya fluktuasi terhadap kondisi likuiditas perekonomian Indonesia. Menurut Usman (2000), tidak jarang bank-bank menetapkan suku bunga terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari yang diinformasikan secara resmi melalui media massa dengan harapan tingkat suku bunga yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang beredar akan berkurang karena orang lebih senang menabung daripada memutarkan uangnya pada sektor-sektor produktif atau menyimpannya dalam bentuk kas di rumah. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga terlalu rendah, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah karena orang akan lebih senang memutarkan uangnya pada sektor-sektor yang dinilai produktif. Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan demikian, tingkat inflasi dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat suku bunga (Tajul Khalwaty, 2000). Namun ternyata kebijakan ini dapat menimbulkan dampak negatif pada kegiatan ekonomi. Kebijakan uang ketat di satu sisi memang menunjukkan indikasi yang baik pada nilai tukar yang secara bertahap menunjukkan kecenderungan menguat namun di sisi lain kebijakan uang ketat yang mendorong tingkat suku bunga tinggi ternyata dapat menyebabkan cost of money menjadi mahal, hal yang demikian akan memperlemah daya saing ekspor di pasar dunia sehingga dapat membuat dunia usaha tidak bergairah melakukan investasi dalam negeri, produksi akan turun, dan pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan (Boediono, 2000). pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bunga pinjaman dapat dibagi menjadi 2, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdapat variabel SIBOR (Singapore Inter Bank Offer Rate), karena secara umum tingkat bunga internasional terutama di Asia Tenggara yang sering dipakai adalah tingkat bunga SIBOR. Dalam penelitian ini akan diketahui apakah faktor eksternal tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat bunga pinjaman di Indonesia 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dan beberapa fenomena masalah dapat diuraikan pokok-pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah Sibor tahun sebelumnya, jumlah uang beredar, inflasi, SBI, PDB dan suku bunga pinjaman domestik berkontribusi terhadap Sibor? 2. Apakah jumlah uang beredar tahun sebelumnya, Sibor, inflasi, SBI, PDB dan suku bunga pinjaman domestik berkontribusi terhadap jumlah uang beredar? 3. Apakah inflasi tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang beredar, SBI, PDB dan suku bunga pinjaman domestik, berkontribusi terhadap inflasi? 4. Apakah SBI tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang beredar, inflasi, PDB dan suku bunga pinjaman domestik berkontribusi terhadap SBI? 5. Apakah PDB tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang beredar, inflasi, SBI dan suku bunga pinjaman domestik berkontribusi terhadap PDB? pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA 6. Apakah suku bunga pinjaman domestik tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang beredar, inflasi, SBI, PDB berkontribusi terhadap suku bunga pinjaman domestik? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk menganalisis kontribusi Sibor tahun sebelumnya, jumlah uang beredar, inflasi, SBI, PDB dan suku bunga pinjaman domestik terhadap Sibor. 2. Untuk menganalisis kontribusi jumlah uang beredar tahun sebelumnya, Sibor, inflasi, SBI, PDB dan suku bunga pinjaman domestik terhadap jumlah uang beredar. 3. Untuk menganalisis kontribusi inflasi tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang beredar, SBI, PDB dan suku bunga pinjaman domestik terhadap inflasi. 4. Untuk menganalisis kontribusi SBI tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang beredar, inflasi, PDB dan suku bunga pinjaman domestik terhadap SBI. 5. Untuk menganalisis kontribusi PDB tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang beredar, inflasi, SBI dan suku bunga pinjaman domestik terhadap PDB. 6. Untuk menganalisis kontribusi suku bunga pinjaman domestik tahun sebelumnya, Sibor, jumlah uang beredar, inflasi, SBI, PDB terhadap suku bunga pinjaman domestik. pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA 1.4. Manfaat Penelitian 1. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam menetapkan suku bunga pinjaman. 2. Sebagai informasi ilmiah dan wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis tentang suku bunga pinjaman dan variabel-variabel yang mempengaruhinya. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya untuk menganalisis hal-hal yang berkenaan dengan suku bunga pinjaman dan variabel-variabel yang mempengaruhinya. pdfMachine - is a pdf writer that produces quality PDF files with ease! Get yours now! “Thank you very much! I can use Acrobat Distiller or the Acrobat PDFWriter but ISumatera consider your Universitas Utara product a lot easier to use and much preferable to Adobe's" A.Sarras - USA