TEOLOGI KONTEMPORER Pdt. Doni Heryanto, M.Th. Pendahuluan Dasar pengetahuan yang akan memudahkan kita memahami teologi kontemporer pendahuluan Gereja dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar (bukan denominasi): Pendahuluan 1. Gereja yang menerima Alkitab sebagai Firman Allah. 2. Gereja yang menolak Alkitab sebagai Firman Allah. Pendahuluan Kedua sikap yang berbeda terhadap Alkitab tersebut sangat berpengaruh pada teologi mereka masing-masing Pendahuluan Teologi yang berdasarkan Alkitab – Alkitab sebagai satu-satunya sumber otoritas dalam berteologi. Teologi yang tidak berdasarkan Alkitab – Alkitab bukan sebagai satu-satunya otoritas dalam berteologi. Pendahuluan Bentuk-bentuk Teologi berdasarkan sejarah Gereja: Teologi Bapa-bapa Gereja, s/d 500 M Teologi Abad Pertengahan, 500 - 1500 Teologi Reformasi, 1517 - 1800 Teologi Modern/Kontemporer, 1800 Sekarang Pendahuluan Sebab-sebab Terjadinya Bermacam-macam Teologi Pendahuluan Jelaskanlah arti gambar ini untuk menjawab masalah di atas. Pengilhaman Alkitab I Thp 1 Penerima pertama II Thp 2 Penerima kedua III Thp 3 Penerima Ketiga Pendahuluan Kedudukan Teologi dalam Gambar Mandat Injil/rohani Otoritas Alkitab Otoritas akal Mandat Budaya T Ortodoks N-Orto N-Lib T. Liberal Pendahuluan BentukTeologi Berdasarkan Otoritas Alkitab Teologi Ortodoks/Konservatif/ Teologi Neo-Ortodoks Teologi Neo Liberal Teologi Liberal/Humanis/Teologi Kontemporer/Modern/Reformatoris abad XX TEOLOGI KONTEMPORER SIFAT KHAS: Dr. Eta Linnemann mendaftarkan enam sifat: 1. Bersifat teologi Universitas. 2. Bersifat sebagai Historis-Kritis. 3. Tidak berdasar pada Alkitab. 4. Bersifat bidat. 5. Bersifat ketidakpercayaan kepada Alkitab sebagai yang berwibawa 6. Hubungannya dengan Yesus sebagai hubungan yang salah. 1. Bersifat Teologi Universitas Universifat adalah suatu “sekolah.” Arti kata– “senggang (leisure).” Tujuan: bukan menyiapkan orang u/ melayani/ bekerja, melainkan: menyelidiki segala yang dpt diselidiki u/ memperoleh pengertian dan pengetahuan (hanya ingin mengetahui u/ mengetahui =makan buah pohon pengetahuan). Univ. yg sungguh tulen (ilmiah) tidak sesuai dengan kebutuhan gereja/masyarakat. 2. Bersifat Historis Kristis Semua Teo. Historis-Kritis didasarkan atas keputusan: Melihat Alkitab sebagai sebuah dokumen sejarah agama kuno, yang harus dinilai dan dikritik oleh akal manusia. Para teolog Historis Kritis menyadari bhw Alkitab sangat berarti bagi gereja sebagai kanon kitab kudus, namun mereka tidak mampu menghargai Alkitab sebagai firman Allah atau sebagai wahyu yg diilhamkan oleh Roh Kudus. 3. Tidak berdasar pada Alkitab Melainkan berdasarkan filsafat, ateis dan anti Kristus Menggunakan Alkitab, tapi tidak mendasarkan pikiran mereka atasnya. Meskipun dasarnya filsafat, namun tidak selalu sama. Ada filsafat tertentu yang diikutinya. Alkitab (sebagian saja) menjadi “lauk-pauk.” Mereka melupakan peringatan dalam Kol 2:8 dan Rm 12:2. Filsafat yang dimaksud adalah filsafat Barat, yg tak ada hubungannya dengan agama, bahkan bersaing dengan agama. Filsafat adalah usaha manusia yg menganggap diri terlalu pintar, menganggap lebih tinggi dari agama, sekalipun tidak meniadakannya. Filsafat Barat dari mulanya bersifat ateis, ingin menguasai dunia dengan seluruh isinya, khususnya manusia, tanpa mengakui oknum ilahi. Alam semesta dipikirkan tanpa mengakui Allah yg hidup, pencipta langit dan bumi, serta dengan wahyu-Nya. Para filsuf mencari kebenaran dan berusaha menemukannya. 4. Bersifat bidat. Keseluruhan Teol Kontemp/hist. kritis bertumpu pada pikiran monisme: hanya ada satu-2nya dunia yang real, yaitu dunia yg nampak. Dunia yang tak tampak, secara real tidak ada (kecuali mungkin itu Allah sendiri). Itu hanya bersifat gambaran atau mitos. Karena itu apa yang ditulis dalam Alkitab, misalnya Yesus datang dari surga, dilahirkan oleh anak dara, dll, bukan peristiwa yg bersifat historis-real, melainkan gambaran sesuai dengan cara berpikir manusia kuno (berarti sebagai mitos). Itulah ciri bidat. Semua itu dicela/ditentang firman Allah (2Ptr 3: 3-4;1Yoh 2: 22-23; 4:2-3) 5. Bersifat ketidakpercayaan kepada Alkitab sebagai yang berwibawa Semua teolog teologi kontemporer/hist. Kritis/modern memulai teologinya dengan ketidakpercayaan bahwa Alkitab itu berwibawa dan diilhamkan oleh Allah. Sikap mereka adalah ketidakpercayaan yang tidak cukup berani untuk memakai nama sendiri. Sayang, orang-orang seperti itu masih diterima oleh gereja sebagai gembala sidangnya. 6. Hubungannya dengan Yesus sebagai hubungan yang salah Teologi kontemporer tidak dibangun di atas dasar/fondasi Yesus Kristus. Hal itu diumpamakan seperti membangun rumah yang indah dan menarik di atas pasir, tetapi mepet pada fondasi batu karang Yesus. DASAR TEOLOGI KONTEMPORER (1) 1. Filsafat Aristoteles (teologi skolastik) di samping Alkitab Filsafat dikawinkan dengan Alkitab, sehingga Alkitab tidak menjadi pedoman satu-satunya dalam hidup. Alkitab hanya berwibawa sebagai sumber pengetahuan tentang keselamatan dan hidup yang baik dalam kekristenan. Sedang Aristoteles dipandang sebagai sumber pengetahuan duniawi, pengetahuan ilmu alam, ilmu sosial, dll. Alkitab tidak lagi berwewenang dalam bidang ilmu pengetahuan dan diganti dengan filsafat Aristoteles sebagai ratu ilmu pengetahuan.(lihat Linnemann, 1991, 17-20) 2. Konsep humanisme (Manusia sebagai ukuran segalanya) 3. Filsafat pencerahan DASAR TEOLOGI KONTEMPORER Filsafat Aristoteles (teologi skolastik) di samping Alkitab Konsep humanisme (Manusia sebagai ukuran segalanya) Filsafat pencerahan . Filsafat eksistensialis Soren Aaby Kiergegaard (1813-1855) dan Martin Heidegger (1889-1976). Filsafat Marxisme (yang memakai: teologi Pengharapan, teologi Revolusi, dan teologi Pembebasan) Filsafat Aristoteles (teologi skolastik) di samping Alkitab Filsafat dikawinkan dengan Alkitab, sehingga Alkitab tidak menjadi pedoman satu-satunya dalam hidup. Alkitab hanya berwibawa sebagai sumber pengetahuan tentang keselamatan dan hidup yang baik dalam kekristenan. Sedang Aristoteles dipandang sebagai sumber pengetahuan duniawi, pengetahuan ilmu alam, ilmu sosial, dll. Alkitab tidak lagi berwewenang dalam bidang ilmu pengetahuan dan diganti dengan filsafat Aristoteles sebagai ratu ilmu pengetahuan.(lihat Linnemann, 1991, 17-20) Unsur filsafat dalam teologi kontemporer 1. Alkitab tidak berwenang dalam bidang ilmu pengetahuan (berdasarkan Skolastik) 2. Perpusat pada manusia: Antroposentris (Humanisme) 3. Agama adalah sebagian dari isi kebudayaan dan hasil karya manusia; wahyu tidak diakui (Humanisme) 4. Relativisme: kebenaran yang mutlak tidak diakui (Humanisme) FILSAFAT-FILSAFAT LAIN YANG DIJADIKAN DASAR TEOLOGI KONTEMPORER 1. Giovani Pico Della Mirandola (1463-1494) berkata: “Manusia diciptakan tidak bersifat duniawi dan juga tidak bersifat surgawi (rohani). Manusia bisa merosot nilainya sehingga seperti binatang, tetapi ia juga dapat naik ke surga. Semuanya terletak pada kehendak manusia sendiri manusia diberi wewenang untuk memiliki apa yang ia mau dan untuk menjadi seperti apa yang dikendakinya”. Apa kata Alkitab tentang manusia? (diskusikan). FILSAFAT-FILSAFAT LAIN YANG DIJADIKAN DASAR TEOLOGI KONTEMPORER 2. Francis Bacon (1561-1624), seorang filsuf empiris, melalui bukunya NOVUM ORGANUM (1620) ia berhasil membangun dasar kritik modern terhadap Alkitab. Menurutnya, segala kebenaran hanya dapat diperoleh secara induktif (melalui pengalaman dan pikiran yang didasarkan atas impiris dan kesimpulan melalui hal yang khusus kepada hal yang umum. Baginya cara induktif cocok untuk semua bidang ilmu. Untuk Alkitab Bacon mengatakan : (a) Alkitab tidak memberi fakta apapun mengenai dunia fisika. (b) Alkitab adalah buku yang hanya berguna bagi kesalehan, yang memimpin kepada sikap menghormati dan mentaati Allah, tetapi tidak berarti mengenal Allah secara obyektif dan benar. FILSAFAT-FILSAFAT LAIN YANG DIJADIKAN DASAR TEOLOGI KONTEMPORER 3. Thomas Hobbes (1588-1679) seorang filsuf Materialisme Semua/pikiran adalah kesan panca indra.Tidak ada satu konseppun yang tidak dimulai oleh kesan panca indra. Seluruh alam semesta adalah kebendaan dan apa yang bukan kebendaan sesungguhnya tidak ada. Yang infinite (tak terhingga)tidak mungkin ada. Kepercayaan tentang hal yang ajaib, dunia yang tak terhindari hanya didasarkan oleh mujizat. Konsekuensinya kalau mujizat tidak tahan uji, maka kepercayaan akan runtuh. Jadi kepercayaan yang dibangun atas dasar mujizat seseungguhnya tidak kuat. Mengapa demikian, karena menurut Hobbes, mujizat perlu ditafsirkan dan dimengerti seperti perumpamaan (hanya secara rohani dan bukan sebagai sebagai suatu peristiwa). Alkitab tidak dapat memberitahukan wahyu apapun, sebab dalam Alkitab yang tidak masuk akal (absurd), mustahil. Misalnya, Keilahian Yesus Kristus, Allah Tritunggal. Percaya kepada hal-hal yang absurd merupakan kepercayaan yang buta. Hobbes yakin bahwa akal manusia (rasio) adalah firman Allah yang tidak dapat ditentang. Akal manusia diberi monopoli mencapai pengetahuan seluruhnya, sedangkan Alkitab hanya berguna untuk menjadikan manusia taat. Bagaimana pendapat/tanggapan terhadap pendapat Bacon dan Hobbes? DISKUSIKAN ! FILSAFAT-FILSAFAT LAIN YANG DIJADIKAN DASAR TEOLOGI KONTEMPORER 4. Rene Descartes (1596-1650), seorang filsuf Rasionalis Descartes (baca:Dekart) adalah ahli ilmu pasti kelahiran Tours (Prancis) teman sejaman dengan Galileo Galilei (1564-1642) asal pisa yang menolak jadi biarawan. Ia dididik an dibesarkan oleh imamimam dari golongan Jesuit. (Heuken, Agama dan Ilmu-ilmu Pengetahuan, 42-46) Pemikiran Descartes berseberangan dengan pemikiran filsafat Empirisme. Ia meragukan pengetahuan melalui panca indra. Ia sangat dikenal dengan dasar pemahamannya: “Cogito ergo sum” (kalau saya ragu-ragu, saya berpikir dan kalau saya berpikir, pasti saya ada.” Descartes menunjukkan bahwa : Keragu-raguan menjadi prinsip dasar keyakinan bagi manusia modern, Akibat dari prinsip pemikiran Descartes ini, maka dalam tiap bidang ilmu muncul praduga awal yang kemudian ada usaha untuk membuktikan kebenaran praduga itu. Dengan kata lain, keragu-raguan (praduga) diakui sebagai jalan untuk mencapai pengetahuan/pengertian yang benar. Manusia berusaha untuk mendasarkan keberadaannya atas pikirannya FILSAFAT-FILSAFAT LAIN YANG DIJADIKAN DASAR TEOLOGI KONTEMPORER 5. Baruch De Spinoza (1632-1677) ahli filsafat rasionalis Spinoza (asal Yahudi) kelahiran Belanda sangat mengecam dan menentang Alkitab. Pemikiran-permikiran Spinoza adalah sbb: Semua kebenaran dapat diketahui secara matematis, termasuk kebenaran agama yang benar. Semua hal dalam agama yang tidak dapat diketahui harus ditolak tegas. Alkitab bukan Firman Allah, tetapi di dalam Alkitab terdapat Firman Allah. Serpihan dari pikiran ini terwarisi hingga kini (Wismoady Wahono, Di sini Ketemukan, 17-280, 349-412), James Barr, Alkitab di dunia Modern (75-99). Artinya Alkitab tidak seluruhnya adalah Firman Allah, melainkan hanya bagian tertentu. Akibat pendapat ini (b.1) Sebagian Pl tidak diterima sebagai Firman Allah, melainkan hanya diakui sebagai bagiaan yang berkenaan dengan sejarah umat Israel (temporer). (b.2) Inilah yang dipakai Karl Barth, Rudolf Bultman sebagai latar belakang pemahaman mereka (demitologisasi Bultmann. Alkitab tidak diakui sebagai penyataan Allah. Memegang Alkitab sebagai Firman Allah = mengubah kepercayaan menjadi tahyul, menyembah kertas dan tinta sebagai Allah. Pemikiran ini kemudian diwarisi oleh Barth dalam pemikiran theologisnya. Spinoza menolak adanya mujizat. Kalau sutu peristiwa dimengerti sebagai mujizat, itu merupakan akibat dari keterbelakangan.Kalau keterbelakangan dihilangkan, maka mujizat akan hilang juga.Tiap peristiwa yang disajikan Alkitab harus sesuai dengan hukum-hukum alam.Bahkan menurut David Hume, “mujizat adalah pemerkosaan terhadap hukum alam (Peter Gay, Abad Pencerahan). Pendapat dari Hume ini merupakan buah dari Deisme yang menyebut Tuhan sebagai “ahli matematika agung” atau “tukang jam ilahi.” Mengakui adanya mujizat berarti menganggap adanya ralat pada Tuhan, sebab Tuhan tidak bekerja secara tambal sulam dalam menciptakan alam semesta dan tidak perlu mengadakan intervensi untuk memperbaiki kekeliruan di sana sini. Spinozalah yang pertama-tama mengatkan bahwa nabi Daniel hanya menulis kitab Daniel pasal 8-12. Sejak itulah maka kitab Daniel diragukan oleh para theolog kontemporer. Mereka katakana bahwa kitab Daniel tidak ditulis sebelum abad II BC. Demikian juga Musa sebagai penulis kitab-kitab Taurat di tolak Spinoza. Juga Spinoza yang menaburkan benih keraguan terhadap kitabkitab Injil. Ia mengatakan bahwa tidak pantas dipercaya bahwa Allah menghendaki hidup Kristus diceritakan empat penulis. Spinoza juga menyangkal kebangkitan Tuhan Yesus sebagai peristiwa dan kenyataan. Ia hanya akui penyaliban sebagi peristiwa histories, sedangkan kebangkitan Tuhan Yesus adalah berita buatan para rasul. Jadi apa yang dirumuskan Bultmann bahwa “kebangkitan Yesus bukan peristiiwa historis” telah dirumuskan oleh Spinoza 200 tahun sebelumnya. Bagaimana tanggapan anda terhadap tanggapan Spinoza? DISKUSIKAN FILSAFAT-FILSAFAT LAIN YANG DIJADIKAN DASAR TEOLOGI KONTEMPORER 6. David Hume (1711-1776), filsuf Empirisme Skeptik. Hume berpendapat sama dengan Hobbes yang sangat menekankan pada pengalaman inderawi manusia. Juga sama dengan, ia menentang mujizat namun sedikit berbeda. Hume tidak meragukan kemungkinan terjadinya mujizat (the possibility of miracles), tetapi ia meragukan bahwa mujizat pantas dipercayai. Pokok pemikiran David Hume dapat diringkaskan sebagai berikut: Sebuah hukum alam mempunyai tingkat kemungkinan yang paling besar, karena di dasarkan pada hal-hal yang biasa terjadi, yaitu yang diatur. Sedangkan sebuah mujizat mempunyai tingkat kemungkinan yang paling rendah, karena jarang terjadi. Seorang yang bijak, mendasarkan keyakinan/kepercayaannya atas tingkat kemungkinan yang paling tinggi. Karena itu orang yang paling bijaksana seharusnya tidak percaya bahwa mujizat apapun pernah terjadi. Apa tanggapan kita terhadap pendapat Hume? DISKUSIKAN. FILSAFAT-FILSAFAT LAIN YANG DIJADIKAN DASAR TEOLOGI KONTEMPORER 7. Imamanuel Kant (1724-1804), ahli filsafat Agnotisisme. Ia berusaha memadukan antara Empirisme dan Rasionalisme dengan berkata: “Isi pengetahuan adalah dari panca indera, tetapi bentuknya terjadi melalui kecerdasan”. Ia berusaha membedakan antara dunia fenomena (sesuatu yang menampakkan diri bagi akal manusia) dengan dunia naumena (dunia seperti yang kita alami). Kant mengatakan bahwa kalau kita mengalami Allah, hal itu tidak boleh diterima sebagai kepastian. Memikirkan Allah tidak boleh diterima sebagai pengetahuan yang real. Maka Allah tidak dapat dialami dan diketahui secara obyektif dan real. Mengatakan mengenai Allahsecara obyektif merupakan suatu kejatuhan ke dalam dosa. Lahirnya berbagai “isme” yang berpengaruh sangat kuat dalam perkembangan teologi kontemporer. Historisme, menekankan bahwa tolok ukur histories yang selama ini dipandang akurat dan obyektif harus diuji ulang sejak hadirnya pencerahan. Akhirnya, antara yang historis dan yang diimani dalam Alkitab harus dipersoalkan ulang. Saintisisme, sejak Galileo, para ilmuwan berhasil mempromosikan kehebatan ilmu pengetahuan sebagai jawaban yang paling solid terhadap semua misteri kosmos makromikro kosmos, maka kisah penciptaan (Kej. 1, 2) ditolak. Kritisisme, studi tentang naskah-naskah dari abad pertengahan yang diakui asli, ternyata tidak benar oleh pemikiran modern. Karena itu para ahli berusaha mencari naskah asli berdasarkan metode ilmiah (histories kritis), termasuk semua dukumen masa lampau harus diperiksa dengan teliti (keasliannya, keakuratannya, faktualitasnya). Dalam hal ini PL dan PB harus dikritik dengan metode kritik tinggi. Rasionalisme, deisme yang berakar pada filsafat kafir merupakan pelopor teologi yang mendaulatkan rasio sebagai kaidah kebenaran termasuk kebenaran agamawi. Walaupun para pemikir (teolog) percaya pada Allah, rasio tetap sebagai primadona ilmu pengetahuan, etika, estetika, kecantikan, agama. Semua unsure yang tidak rasional harus dibuang dari arena kepercayaan. Toleranisme. Menyusul penemuan Columbus (benua Amerika), para ahli dibarat menyatakan bahwa dunia ini kaya dengan “kebudayaan dan agama”. Contoh: Gotthold Lessing dengan dramanya “Nathan the wise” (1977) memproklamirkan bahwa “tidak ada satu agamapun yang memiliki kebenaran mutlak termasuk agama Kristen”. Optimisme. Pencerahan tidak mengakui dosa asal. Dosa dianggap sebagai suatu peristiwa psikologis dan khayalan belaka. Agama merupakan neurosis umum yang selalu mengganggu pikiran manusia (baca pandangan Freud dalam buku Heuken, Agama dan Ilmu-ilmu Pengetahuan, tt : 127-129). Ajaran yang menekankan penderitaan salib harus diganti dengan pemikiran dan ajaran yang positif, optimis. Kantianisme. Immanuel Kant (1724-1804) boleh disebut sebagai “bapak teologi liberal” karena pemikirannya selalu menjadi acuan para teolog liberal. Ia katakan antara lain: ilmu pengetahuan telah melawan dan membisukan agama. KERUMITAN TEOLOGI KONTEMPORER Kerumitan berpikir dan munculnya anaka ragam aliran teologi. Misalnya teologi NeoOrtodoks Karl Barth, Teologi Proses, Teologi Allah Sudah Mati, Teologi Kerbau, dll. Dasar teologi kontemporer adalah Filsafat bukan Alkitab. Setelah berakhirnya seorang teolog pada kurun waktu tertentu, muncul teolog lain dan mengembangkan dasar pemikiran teologis yang berbeda. Tiap teolog/aliran teologi kontemporer memiliki istilah tertentu dalam konotasi tertentu pula. Contoh, dalam pemikiran-pemikiran teologi Karl Barth, ia memakai ungkapan (statement) yang persis sama 100% sama dengan istilah yang dipakai kaum Injili, tetapi dengan pengertian yang sangat berbeda. Dalam ceramahnya di Amerika (Princeton Theological Seminary Univercity of Chicago), ia menyebutkan bahwa teologi baginya adalah “an Evangelical Theology” (ia tidak menyukai istilah Neo-Ortodoks) (Susabda, Teologi Modern I, 1989 : 87-88). Karena dasar pemikiran teologi kontemporer adalah filsafat, maka dengan sendirinya banyak pra-anggapan dan doktrin yang menyeleweng dari ajaran Alkitab. PENTINNYA MEMPELAJARI TEOLOGI KONTEMPORER Untuk memahami dasar pemikiran teologi kontemporer sebagai dasar pelengkapan dalam menghadapi wacana teologi yang beredar dalam kehidupan gereja. Untuk memahami garis besar pemikiran teologi kontemporer sebagai dasar bagi upaya menolong mereka yang terjebak dalam pemikiran teologi kontemporer. Untuk dapat memberikan penilaian kritis Alkitabiah tulisan-tulisan yang bernafaskan teologi kontemporer yang banyak meracuni kehidupan gereja Tuhan.