BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyebab paling penting pada kematian dini di seluruh dunia. Pada tahun 2025 diperkirakan 1,56 milyar usia dewasa akan menderita hipertensi. Penyakit hipertensi hampir membunuh 8 juta orang setiap tahun di seluruh dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap tahun di Amerika Serikat serta sepertiga usia dewasa di Wilayah Asia Tenggara (WHO, 2011). Salah satu Wilayah Asia Tenggara adalah Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa 32,2% masyarakat di Indonesia menderita hipertensi (Rahajeng, 2009). Dengan peningkatan hipertensi, maka penggunaan antihipertensi cukup banyak di masyarakat. Salah satu antihipertensi yang digunakan adalah atenolol. Atenolol adalah obat golongan β-blocker yang sering diresepkan kedalam kelompok obat kardiovaskular, seperti hipertensi, angina pektoris akibat arteriosklerosis koroner (ISO, 2013). Atenolol sendiri dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan antihipertensi lainnya. Efek dari atenolol dapat menyebabkan bradikardia, ekstremitas dingin, hipotensi postural, saikit kepala, vertigo, lelah, lemah, sedasi, depresi, gangguan gastrointestinal, dan bronkospasme (MIMS, 2016). Pada analisis bioavailabilitas atau bioekuivalensi individual atau populasi, konsentrasi obat dapat diukur dalam cairan biologis seperti air susu ibu, saliva, plasma, dan urine. Metode pengambilan cairan biologis yang digunakan yaitu metode invasive salah satunya pengambilan cuplikan darah sebab darah lebih kompleks dan paling objektif dalam penetapan kadar (Shargel et al, 2012). Beberapa metode telah dilaporkan bahwa untuk penetapan kadar atenolol dalam plasma manusia dan cairan biologis lainnya antara lain Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) (Yilmaz et al, 2012), Kromatografi Cair-Spektrofotometri Massa (LC MS-MS) (Lwin et al, 2017), 1 Validasi Metode Analisis..., Etik Fadilah, Fakultas Farmasi UMP, 2017 Elektroforesis kapiler (CE) (Arias et al, 2001), dan Kromatografi GasSpektrofotometri massa (GC-MS) (Yilmaz, 2009). Sampai saat ini, sejauh yang peneliti ketahui tidak ada metode yang dilaporkan bahwa penetapan kadar atenolol dalam plasma manusia dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-Densitometri. Pada penelitian ini dilakukan validasi metode analisis atenolol dalam plasma manusia secara in-vitro dengan menggunakan metode KLT-Densitometri. Metode KLT-Densitometri merupakan metode yang sederhana dan cepat. Untuk menguji validasi dari metode KLT-Densitometri maka dilakukan pengujian antara lain linearitas, uji akurasi, uji presisi, selekvifitas dan range (Gandjar, 2007). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahannya yaitu: Bagaimana parameter validasi metode KLT-Densitometri untuk analisis atenolol dalam plasma secara in-vitro? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa metode KLT-Densitometri dapat memenuhi parameter-parameter validasi yang meliputi linearitas, akurasi, presisi, selektivitas dan range, sehingga dapat digunakan untuk analisis atenolol dalam plasma. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Untuk menambah pengetahuan mengenai metode KLT-Densitometri untuk analisis atenolol dalam plasma. 2. Bagi akademik Sebagai informasi ilmu pengetahuan bagi akademik dalam penelitian tentang menggunakan metode KLT-Densitometri untuk analisis atenolol dalam plasma. 2 Validasi Metode Analisis..., Etik Fadilah, Fakultas Farmasi UMP, 2017