BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia Gizi adalah rendahnya kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut anemia kekurangan zat besi atau anemia gizi besi. Untuk penanggulangan masalah ini telah dilakukan intervensi dengan distribusi tablet Fe (Depkes, 2012) Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, menunjukkan data bahwa konsumsi zat besi dan variasi jumlah asupan zat besi selama hamil di Indonesia sebesar 89,1 persen. Di antara yang mengonsumsi zat besi tersebut, terdapat 33,3 persen mengonsumsi minimal 90 hari selama kehamilannya. Cakupan ibu yang selama hamil mendapat 90 tablet Fe di Jawa Timur pada tahun 2011 adalah 81.8% Menurut WHO 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada masa kehamilan. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di negara berkembang dengan tingkat morbiditas yang tinggi (McLean E,l 2008). Anemia pada ibu hamil sangat mempengaruhi keadaan ibu dan janin selama proses persalinan (Zulhaida, 2003). Ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan risiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan premature juga lebih besar (Simanjuntak, 2009) Program penanggulangan anemia gizi pada ibu hamil telah dikembangkan sejak tahun 1975 melalui distribusi Tablet Tambah Darah (TTD). TTD merupakan suplementasi gizi mikro khususnya zat besi dan folat yang diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah kejadian anemia gizi besi selama kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa pemberian tablet Fe di Indonesia dapat menurunkan kematian neonatal sekitar 20%. Kebutuhan zat besi pada saat kehamilan meningkat. Beberapa literatur mengatakan kebutuhan zat besi meningkat dua kali lipat dari kebutuhan sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama hamil, volume darah meningkat 50%, sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk membentuk hemoglobin. Selain itu, pertumbuhan janin dan plasenta yang sangat pesat juga memerlukan banyak zat besi. Dalam keadaan tidak hamil, kebutuhan zat besi biasanya dapat dipenuhi dari menu makanan sehat dan seimbang. Tetapi dalam keadaan hamil, suplai zat besi dari makanan masih belum mencukupi sehingga dibutuhkan suplemen berupa tablet besi (Depkes RI, 2009). Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi adalah ketaatan ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi. Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di ukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita, 2004). Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena anemia (Hidayah, 2012) Kautsar (2013) menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) adalah pengetahuan ibu hamil, dukungan keluarga, peran petugas kesehatan dan ketersediaan tablet Fe tersebut Sehingga untuk meningkat kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet Fe (zat besi) diperlukan peningkatan peran petugas dalam memberikan motivasi pada ibu hamil, peningkatan pengawasan ketersediaan tablet zat besi (Fe) pemenuhan distribusi tablet Fe pada ibu hamil, kerjasama lintas program dan lintas sektor melalui Tim Penggerak PKK dalam pemantauan ibu hamil defisiensi zat besi serta diperlukan strategi program pengawasan minum tablet zat besi (Fe) terpadu dengan unsur-unsur instansi pemerintah yang terkait dengan melibatkan peran serta masyarakat dimulai dari individu, Keluarga ataupun kelompok organisasi masyarakat tertentu. Pengetahuan pasien yang kurang terkait obat, dapat meningkatkan risiko pasien untuk tidak patuh menjalankan terapinya. Umaroh (2011) menyatakan bahwa semua petugas kesehatan belum melakukan konseling mengenai pemberian tablet Fe secara lengkap pada ibu hamil kecuali dosis. Bagi pasien dengan tingkat pendidikan rendah, kombinasi bahan edukasi secara tertulis yang mudah dibaca dan dipahami dengan instruksi oral dan gambar-gambar yang sesuai dengan budayanya dapat meningkatkan kepatuhan terhadap terapi. Pemebrian booklet anemia ini diharapkan dapat membantu tenaga kesehatan lainnya terkait pemberian informasi tentang tablet Fe yang efisien kepada ibu hamil dan keluarga ibu hamil B. Tujuan Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe secara rutin dan makanan tinggi fe serta zat gizi lain untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil dengan media Booklet BAB II ISI