No.6/75/BGub/Humas Bank Indonesia dan Pemerintah Tandatangani Mekanisme Penetapan Sasaran, Pemantauan dan Pengendalian Inflasi di Indonesia Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah dan Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Keuangan, Boediono hari ini menandatangani Nota Kesepakatan Mekanisme Penetapan Sasaran, Pemantauan dan Pengendalian Inflasi. Penandatanganan nota kesepakatan tersebut antara lain merupakan pelaksanaan amanat pasal 10 Undang-undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yaitu Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran inflasi, serta penjelasan Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa sasaran laju inflasi ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan Bank Indonesia. ”Nota kesepakatan ini dimaksudkan sebagai rujukan bagi penetapan sasaran inflasi. Selain itu, lebih dari sekedar pengaturan mekanisme penetapan sasaran inflasi itu sendiri, salah satu hal yang paling penting dalam kesepakatan ini adalah adanya kesepahaman akan pentingnya koordinasi kebijakan fiskal dan moneter”, demikian Burhanuddin merinci lebih jauh tujuan nota kesepakatan tersebut. Lebih lanjut diuraikan bahwa nota kesepakatan ini antara lain bertujuan untuk mengatur proses koordinasi dan menentukan peran dan tanggung jawab Pemerintah dan Bank Indonesia dalam penetapan sasaran, pemantauan, dan pengendalian inflasi; membentuk dan mengarahkan harapan masyarakat mengenai tingkat inflasi di masa datang (inflation expectation); memberikan pedoman kepada pelaku pasar dan pembuat kebijakan dalam rangka mencapai dan mengendalikan inflasi pada tingkat yang rendah dan stabil, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan; memberikan keyakinan kepada masyarakat mengenai komitmen bersama antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mencapai dan mengendalikan inflasi pada tingkat yang rendah dan stabil; dan mewujudkan terselenggaranya transparansi dan akuntabilitas kebijakan ekonomi. Dalam nota kesepakatan tersebut jenis sasaran inflasi yang akan ditetapkan Pemerintah dapat berupa Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Inflasi Inti (Core Inflation) dengan bentuk dapat berupa:kisaran (range); titik (point); atau titik dengan toleransi (point with deviation). Inflasi IHK (headline inflation), yang selanjutnya disebut Inflasi IHK, adalah kenaikan IHK dari waktu ke waktu tertentu. Sementara itu, Inflasi Inti (core inflation) adalah bagian Inflasi IHK yang lebih bersifat persisten, yang diukur dengan mengeluarkan unsur-unsur perubahan hargaharga yang diatur pemerintah (administered price) dan harga yang bersifat bergejolak (volatile) sebagai akibat gangguan pasokan yang disebabkan oleh musim, sistem distribusi, dan bencana alam. Usulan sasaran inflasi disampaikan oleh Bank Indonesia kepada Pemerintah pada bulan Mei untuk Sasaran Inflasi tahun berikutnya. Selanjutnya setelah dibahas bersama oleh Pemerintah dan Bank Indonesia, pemerintah menetapkan sasaran inflasi tersebut melalui Keputusan Menteri Keuangan dan diumumkan kepada publik pada bulan Juli. Khusus untuk sasaran inflasi tahun 2004 pemantauan dan pengendalian inflasi mengacu kepada proyeksi inflasi yang telah diumumkan oleh Bank Indonesia pada awal tahun 2004. Selanjutnya Bank Indonesia menyampaikan usulan Sasaran Inflasi tahun 2005, 2006, dan 2007 yang akan ditetapkan oleh Pemerintah selambat-lambatnya akhir Juli 2004. Jakarta, 1 Juli 2004 BIRO KOMUNIKASI Rizal A. Djaafara Deputi Kepala Biro