5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Membran Keramik Keramik dapat didefinisikan menjadi sebuah senyawa padatan yang terbentuk melalui panas, atau kombinasi panas dan tekanan yang tersusun setidaknya dari dua unsur yang salah satu diantara unsur penyusunnya adalah unsur padatan non logam. Unsur lainnya dapat berupa logam atau unsur non logam lainnya (Barsoum, 1997). Membran keramik dapat digambarkan sebagai sebuah media selektif permiabel yang mempunyai pori dengan diameter tertentu dimana faktor permeabilitas dan separasi merupakan indikator-indikator yang paling penting dalam menentukan performanya. Untuk sebuah membran keramik berpori (porous), terdapat ciri-ciri tertentu yaitu jika dilihat dari ketebalan, ukuran pori dan permukaan porositas dari membran (Li, 2007). Membran keramik berpori adalah membran dengan tipe asimetrik yang memiliki ketebalan support sekitar 1-3 mm. Lapisan mikrofiltrasi biasanya berukuran 10-30µm dan oksida yang umum digunakan untuk membran adalah zirconia (ZrO2) dan alumina (Al2O3). Membran ultrafiltrasi tebalnya hanya beberapa mikrometer dan terbuat dari alumina, zirconia, titania (TiO2) dan cerium (CeO2). Membran nanofiltrasi ketebalannya kurang dari 1µm, umumnya terbuat dari zirconia dan titania. Support dan lapisan mikrofiltrasi dihasilkan dari teknik keramik klasik, dimana proses sol-gel digunakan 5 Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 6 untuk lapisan ultra dan nanofiltrasi. Membran keramik kebanyakan dibuat dalam dua bentuk geometri utama: tubular dan flat. Membran keramik terutama yang berbasis Palladium telah lama digunakan pada mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi karena sifatnya yang stabil terhadap pengaruh panas, bahan kimia dan solvent (Baker, 2004). Kelebihan membran keramik terletak pada stabilitas termalnya yang baik, tahan terhadap senyawa kimia, degradasi biologis ataupun mikroba. Sifat-sifat menunjukkan keunggulan bila dibandingkan dengan membran yang terbuat dari senyawa polimer dan relatif mudah untuk dibersihkan dengan cleaning agent. Ketahanan terhadap zat kimia menyebabkan membran keramik banyak digunakan pada prosesing makanan, produk bioteknologi dan farmasi. Kekurangan membran keramik terutama timbul dari proses preparasinya dimana sangat sulit mencapai kualitas produk akhir yang reproducible. Hal ini karena pada dasarnya sifat brittle dari membrane keramik membuatnya lebih mahal dari pada sistem membran polimer. Selain itu, harga sistem membran meningkat signifikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan sifat-sifat produk antara lain, porositas, reproducibility, dan reliability. 2.2 Zeolit Zeolit berasal dari kata Yunani zein yang berarti membuih dan lithos yang berarti batu. Zeolit merupakan mineral hasil tambang yang bersifat lunak dan mudah kering. Warna dari zeolit adalah putih keabu-abuan, putih Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 7 kehijau-hijauan, atau putih kekuning-kuningan. Ukuran kristal zeolit kebanyakan tidak lebih dari 10-15 mikron (Sutarti, 1994). Zeolit terbentuk dari abu vulkanik yang telah mengendap jutaan tahun silam. Sifat-sifat mineral zeolit sangat bervariasi tergantung dari jenis dan kadar mineral zeolit. Zeolit mempunyai struktur berongga biasanya rongga ini diisi oleh air serta kation yang bisa dipertukarkan dan memiliki ukuran pori tertentu. Oleh karena itu zeolit dapat dimanfaatkan sebagai penyaring molekuler, senyawa penukar ion, sebagai filter dan katalis. 2.2.1 Struktur Zeolit Kerangka dasar struktur zeolit terdiri dari unit-unit tetrahedral [AlO ] 4 dan [SiO ] yang saling berhubungan melalui atom O. 4 Gambar 2.1. Kerangka utama zeolit 2.2.2 Sifat–sifat Zeolit Zeolit mempunyai struktur berongga yang biasanya diisi oleh air dan kation yang bisa dipertukarkan dan memiliki ukuran pori tertentu. Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 8 Gambar 2.2. Struktur Pori di dalam Zeolit (Weller, 1994) Zeolit mempunyai sifat-sifat kimia, diantaranya: 2.2.2.a. Dehidrasi Sifat dehidrasi zeolit berpengaruh terhadap sifat serapannya. Keunikan zeolit terletak pada struktur porinya yang spesifik. Pada zeolit alam di dalam pori-porinya terdapat kation-kation atau molekul air. Bila kation-kation atau molekul air tersebut dikeluarkan dari dalam pori dengan suatu perlakuan tertentu maka zeolit akan meninggalkan pori yang kosong. 2.2.2.b. Penyerapan Dalam keadaan normal ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air yang berada disekitar kation. Bila zeolit dipanaskan maka air tersebut akan keluar. Zeolit yang telah dipanaskan dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau cairan. 2.2.2.c. Penukar Ion Ion-ion pada rongga berguna untuk menjaga kenetralan zeolit. Ion-ion ini dapat bergerak bebas sehingga pertukaran ion yang terjadi tergantung dari ukuran dan muatan maupun jenis zeolitnya. Sifat sebagai penukar ion Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 9 dari zeolit antara lain tergantung dari sifat kation, suhu, dan jenis anion (Bambang P, dkk, 1995). 2.2.2.d. Katalis Zeolit sebagai katalis hanya mempengaruhi laju reaksi tanpa mempengaruhi kesetimbangan reaksi karena mampu menaikkan perbedaan lintasan molekular dari reaksi. Katalis berpori dengan pori-pori sangat kecil akan memuat molekul-molekul kecil tetapi mencegah molekul besar masuk. Selektivitas molekuler seperti ini disebut molecular sieve yang terdapat dalam substansi zeolit alam (Bambang P, dkk, 1995). 2.2.2.e. Penyaring / pemisah Zeolit sebagai penyaring molekul maupun pemisah didasarkan atas perbedaan bentuk, ukuran, dan polaritas molekul yang disaring. Sifat ini disebabkan zeolit mempunyai ruang hampa yang cukup besar. Molekul yang berukuran lebih kecil dari ruang hampa dapat melintas sedangkan yang berukuran lebih besar dari ruang hampa akan ditahan (Bambang P, dkk, 1995). 2.3 Cangkang Kerang (Anadara Granosa) Cangkang kerang terdiri dari kapur (CaO) dan silika (SiO2), dimana SiO2 merupakan bahan dasar membran.0.001µm dan mampu menahan partikel berukuran 50-1000 Da. Cangkang kerang mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dalam kadar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan batu gamping, cangkang telur, keramik, atau bahan lainnya. Hal ini terlihat Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 10 dari tingkat kekerasan cangkang kerang. Semakin keras cangkang, maka semakin tinggi kandungan kalsium karbonat (CaCO3)nya. Fungsi dari cangkang kerang disini sebagai bahan pengisi untuk memperkuat membran keramik yang dihasilkan. 2.4 Air Holding Basin Holding Basin (HB) adalah unit pengolahan limbah cair yang digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel padat, serta mengurangi kadar minyak dalam air buangan dan juga memperbaiki kualitas air buangan, terutama kandungan oksigennya. Sehingga diharapkan air sudah aman untuk dilepaskan ke lingkungan. Holding basin ini juga bisa menghasilkan lumpur, dan debit lumpur berkisar 4000 m3/ tahun. Lumpur holding ini bisa ditampung dari dalam sludge pond tersendiri sebelum diolah lebih lanjut (Tanjung, 2014). Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini memiliki hasil analisa awal sebagai berikut : memiliki Ph = 8 ; BD = 13,4 ; konduktivitas = 4,46 dan TDS = 2,23. 2.5 Pembuatan Membran Keramik Umumnya, proses fabrikasi membran keramik berpori terdiri atas tiga tahapan yaitu 1) pembentukan suspensi partikel, 2) pembuatan suspensi partikel menjadi precursor membran dengan bentuk tertentu seperti flatsheet, monolith atau tubular dan (3) konsolidasi membran keramik dengan perlakuan panas pada suhu tinggi (Li 2007). Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 11 Pembentukan powder Proses sol-gel Slurry/ pasta sintering Slip-casting Tape – casting Ekstrusi Pressing Produk akhir (membran komposit) sintering Pembentukan prekursor Produk akhir (membran poroussimetrik yang biasa digunakan) Gambar 2.3. Metoda Pembuatan Membran Keramik (Diadaptasi dari Li 2007) Metode yang lazim dilakukan dalam pencetakan membran keramik adalah slip casting, tape casting, extrusion dan pressing. Proses pelapisan dilakukan dengan teknik dip-coating, sol-gel, Chemical Vapor Deposition (CVD) atau proses Evaporative Vapour Deposition (EVD). Diameter pori membran keramik untuk mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi bervariasi dari 0,01 sampai 10 µm. Biasanya membran untuk mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi dibuat dengan cara slip coating-sintering. Cara lainnya yaitu metode sol-gel dapat digunakan untuk membuat membran keramik dengan ukuran pori dari 10 sampai 100Ȧ. Pada proses slip coating-sintering membran keramik dibuat dengan cara menuangkan dispersi butir halus material keramik dan suatu binder dan mencetaknya dalam suatu mold dan selanjutnya disintering pada temperatur tinggi (Baker, 2004). Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 12 Pembuatan membran keramik dari zeolit alam menggunakan CaCO3 murni berhasil dilakukan dengan melihat karakteristik dari membran tersebut yang membentuk ikatan yang kokoh antara zeolit alam dengan kalsium karbonat dan menunjukkan mineral penyusun dan pori pori sudah menyatu serta distribusi mineral sudah homogen (Budiman dan Asmi, 2013). 2.5.1. Persiapan Slurry Komponen utama yang digunakan untuk membran keramik adalah inorganic powder, organic additives dan solvent. Faktor penting dalam pemilihan inorganic powder adalah ukuran partikel, distribusi, dan bentuk partikel. Faktor-faktor ini mempengaruhi porositas dan distribusi ukuran pori pada produk akhir. Organic additives antara lain binders, plasticizers, lubricant, deflocculant, antifoaming agent, promoters of porosity, water retention agent, antistatic, chelating dan bactericide agent digunakan selama proses pembuatan, tujuannya untuk mendapatkan sifat-sifat membran keramik yang dibutuhkan. Syarat utama organic additives harus bisa terbakar tanpa meninggalkan abu dan tar. Pemilihan dan kuantitas organic additives sangat penting karena berdampak pada sifat slurry, sehingga mempengaruhi pemilihan metode fabrikasi (apakah extrusion, tape casting, dip coating, dll) dan sifat produk akhir. Solvent (misalnya air, pelarut organik, atau campurannya) harus mampu melarutkan senyawa organik yang digunakan dan harus menguap. Karakteristik penguapan Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 13 solvent berdampak pada waktu pengeringan. Proses persiapan slurry tergantung pada ketebalan yang diinginkan (pasta, slurry, suspensi), langkah-langkahnya terdiri dari: Mixing, pugging, dan aging (untuk pasta) Milling dan ultrasound treatment (untuk slurry) Dispersing (untuk suspensi, contohnya alumina dan zirconia) Agregasi partikel slurry memiliki efek pada ukuran pori dan permeabilitas air produk akhir. 2.5.2. Proses sol – gel Proses ini pertama kali dikenalkan oleh Leennaars dalam pembuatan membran keramik jenis ultrafiltrasi. Proses ini mempunyai keuntungan diantaranya lebih mudah mengontrol ukuran pori membran yang dihasilkan. Sol-sol koloid merupakan larutan koloid dari zat-zat padat seperti Al2O3, SiO2TiO2, atau ZrO2. Proses ini digunakan pada persiapan oksida-oksida yang akan dipakai. Suspensi tercapai dengan sintesa partikel solid dalam liquid dari precursor organo metalik (contohnya soltitania dan boehmite). Proses sol gel digunakan pada pembuatan membran alumina dengan diameter pori 4-10nm dari sol boehmite. Dalam hal ini, polyvinyl alcohol dalam larutan diboehmite menurunkan tingkat defect meningkatkan reproducibulity dan produk alumina. Fabrikasi membran nanofiltrasi memiliki akhir persyaratan membran ekstra Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 14 dibandingkan pembuatan membran ultra dan mikrofiltrasi. Diantara persyaratan yang dimaksud adalah: 1. Masing-masing butiran dalam sintered ceramic harus berukuran kurang dari 10nm. Ini bisa ditingkatkan dengan penambahan ion logam, misalnya La3+, untuk membatasi membesarnya pori dan menghambat transformasi fasa. 2. Agregasi partikel saat keadaan sol harus dicegah, dengan penambahan peptizing agent. 3. Memperlihatkan proses/metoda sol-gel dalam pembuatan membran keramik. Gambar 2.4. Metoda Sol-gel dalam Pembuatan Membran Keramik Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 15 2.5.3. Proses Fabrikasi Proses fabrikasi yang paling umum pembuatan membran adalah extrusion, tapecasting , dip dan spin coating. Extrusion dan tape casting digunakan untuk support system, tape casting and dip coating digunakan untuk membran mikrofiltrasi, dip dan spin coating dipakai pada membran ultra dan nano filtrasi. Pada proses extrusi, pasta dipaksa melewati bukaan die sehinga terbentuk tubular atau multichannel support. Green compact yang terbentuk dikeringkan pada temperature kurang dari 100oC untuk menghilangkan air. Tape casting digunakan untuk membuat keramik yang tipis, datar dan rapat. Proses ini terbatas pada ketebalan film yang didapat. Green compact yang terbentuk dari slurry sebagai hasil relative movement antara ‘doctor blade’ dan support atau carrier. Umumnya, kecepatan casting bervariasi dari 0.1 sampai 1.5 m/min. Setelah proses casting, tape dikeringkan. Tape yang kering dipindahkan dari support dan sangat mudah di handle karena karakteristik plastiknya. Dip coating digunakan untuk membran multilayer. Permeability support system yang digunakan harus lebih tinggi dari lapisan membran (sedikitnya dengan faktor 10) sehingga ketebalan masing-masing lapisan harus setipis mungkin. Dua metode untuk formasi lapisan yaitu: 1) Capillary colloidal filtration Disebut juga slip casting, dimana capillary suction dari subtrate membawa partikel ke interface, subtrate kering kontas dengan dispersi ini dan permukaan pori dibasahi oleh cairan dispersi. Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 16 2) Film coating Dimana lapisan dispersi yang menempel terbentuk karena dragforce yang diusahakan oleh substrate selama keluar dari dispersion.Faktor kritis yang perlu diperhatikan pada dip coating adalah viskositas slip,kecepatan coating dan waktu. Proses pengeringan dimulai secara simultan dengan dip coating, saat substrate mulai kontak dengan atmosfir yang humiditas relatifnya dibawah 100%. Pada proses multi step yaitu setelah kalsinasi lapisan pertama dilakukan pengulangan dipping secara komplet dan diikuti lagi dengan pengeringan dan kalsinasi. Contohnya alumina coating dengan ukuran pori rata-rata 100nm dipersiapkan dari suspensi (dalam air) yang tersedia secara komersial yaitu alumina submicron dalam bentuk powder dengan diameter rata-rata yaitu 500 nm. Semakin tipis slip, makin kritis langkah pengeringan untuk pembentukan membran yang bebas defect/cacat. Pengeringan juga berefek pada formasi akhir dari mikrostruktur membran. Umumnya, pengeringan berlangsung pada temperatur rata-rata 80-350oC, dan akan menghasilkan membran hybrid organic-inorganic. Perlakuan pengapian (kalsinasi dan sintering) akan memperkuat keramik dan membantu membran melekat kuat pada support pori. Tujuannya adalah memperbaiki mikrostruktur dengan neck-formation, yang terdiri atas dua tahap yaitu: Pembakaran organik (kalsinasi) yaitu tahapan krusial untuk memperoleh membran yang bebas crack. Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 17 Sintering keramik dengan densifikasi dan pertumbuhan butiran. Dalam sintering digunakan temperatur rendah tapi harus mencapai titik leleh keramik. Kalsinasi dan sintering pada temperatur yang relatif rendah (300-400oC) dan waktu singkat tidak akan menghasilkan membran yang stabil secara termal. Profil temperatur yang dipakai untuk pengapian merupakan hal yang kritis, terlebih jika support dan material support membran berbeda. Hal ini akan berdampak pada ukuran pori dan komposisi fase akhir. Sebagai contoh, transisi fasa dari alumina ke-αalumina yang berlangsung pada temperatur di atas 1000oC. Penambahan zat lain misalnya lanthanum oxide atau titania dapat mengubah temperatur ini. Lanthanum oxide diamati dapat meningkatkan temperatur saat berlangsungnya transformasi fasa, sedangkan titania menurunkan temperatur transformasi fasa. Penurunan porositas dapat meningkatkan ukuran pori dengan pemanasan membran secara terkontrol pada rentang temperatur 400-1000oC. 2.6 Pati Pati merupakan cadangan makanan yang terdapat di dalam biji atau umbi tumbuh-tumbuhan. Pati juga terdapat pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau. Pati terdapat dalam sel tanaman dalam bentuk partikelpartikel yang tidak larut yang disebut granula. Ukuran dan bentuk granula pati ini berbeda-beda antara satu tanaman dengan tanaman lain (Lineback Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 18 dan Inglet, 1982). Granula pati merupakan suatu sistem heterogen yang terdiri dari dua komponen yang berlainan yaitu amilosa dan amilopektin. Karakteristik normal dari pati biji-bijian terdiri dari kira-kira 30% amilosa dan 70% amilopektin. Perbandingan antara jumlah amilosa dan amilopektin didalam granula mempengaruhi tingkat kekentalan gel. Dalam proses pembuatan membran, pati merupakan bahan pembentuk zat perekat (gel). Akibat adanya proses pemanasan dan proses pengepresan, pati akan membentuk gel yang sangat membantu dalam proses pembuatan membran agar menjadi lebih padat, keras dan tidak mudah pecah. Pati terdapat dalam bahan-bahan sumber karbohidrat, dan tepung beras adalah salah satu bahan yang banyak mengandung karbohidrat.Tepung beras berasal dari butiran beras yang digiling. Unsur terbesar dari zat penyusun butir beras adalah karbohidrat/pati lalu diikuti oleh protein. Zat pati terutama terdapat pada bagian endosperm dari butir beras. Pada bagian luar endosperm masih terdapat bagian-bagian yang bukan pati seperti protein dan lipid. Makin ke tengah endosperm, bagian-bagian bukan pati ini semakin menurun, sehingga pati merupakan bagian terbesar. Pati merupakan polimer glukosa yang dicirikan dari warna granula yang putih, mengkilap, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Pati beras mempunyai fraksi linear (amilosa) dan fraksi bercabang (amilopektin) (Hubeis, 1984). Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016 19 2.7 Penelitian Pendukung 1. Siregar (2009) melaporkan hasil bahwa kulit kerang sebagai pengikat dapat menghasilkan beton polimer yang memiliki kuat tekan tinggi, lebih tahan asam dan lebih tahan api. 2. Hidayanti dan Damayanti (2010) melaporkan hasil bahwa teknologi membran dapat dibuat dari bahan polimer organik dan senyawa anorganik. Pembuatan membran silika nanopori dari kulit kerang dapat menjadi solusi terbaik karena mampu mengubah air laut menjadi air tawar yang kadar garamnya tinggi dan mengurangi konsentrasi zat padat terlarut (TDS). 3. Fadlilah (2011) melaporkan hasil bahwa kulit kerang terdiri dari CaCO3 dan silika (SiO2), dimana SiO2 merupakan bahan dasar membran. Pembuatan membran silika nanopori dapat digunakan untuk mengatasi air payau dan pencemaran lingkungan akibat logam berat. Sehingga dengan adanya pembuatan membran dari kulit kerang dapat memenuhi kebutuhan air bersih penduduk pesisir pantai di Indonesia. Pengaruh Penambahan Cangkang …, Bintar Winastia, Fakultas Teknik UMP, 2016