Jurnal Teliska Volume 2, Nomor 1, Januari 2010 INJEKSI DAYA REAKTIF PADA SALURAN TRANSMISI DAYA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI ALIRAN DAYA TERPADU (UPFC) Carlos RS Program Studi Teknik Listrik ABSTRAK Besaran dan sudut fasa tegangan pada saluran transmisi daya listrik dapat diperbaiki untuk memperkecil rugi daya aktif total melalui penginjeksian daya reaktif pada saluran transmisi. Pengendali Aliran Daya Terpadu (UPFC) dapat mengendalikan aliran daya melalui penyerapan daya aktif dan penginjeksian daya reaktif pada saluran transmisi. Penelitian ini menyelidiki pengaruh kuat UPFC untuk mengendalikan aliran daya dengan jalan menginjeksikan daya reaktif dan memperkecil rugi daya aktif total saluran transmisi secara simultan. Model injeksi daya UPFC ke saluran transmisi dibuat dalam suatu persamaan aliran daya dan dapat digabungkan ke dalam solusi aliran daya metode Newton-Raphson. Batasan arus saluran transmisi dan kemampuan perangkat kendali UPFC dipertimbangkan untuk mengoptimalkan aliran daya yang melewati saluran transmisi dan kendali UPFC, agar menghasilkan injeksi daya yang dapat memperbaiki besaran dan sudut fasa tegangan dan sekaligus memperkecil rugi daya saluran transmisi tanpa melampaui batas termal saluran dan rating perangkat UPFC. Perangkat lunak MATLAB digunakan untuk mengeksekusi algoritma pengendalian aliran daya melalui penginjeksian tegangan seri UPFC ke saluran transmisi. Pengujian dilakukan melalui studi kasus pada suatu sistem transmisi daya listrik standar IEEE 5-bus. Hasil pengujian menunjukkan penginjeksian tegangan seri UPFC dengan besaran 0,06 pu dan sudut fasa 225 ke saluran transmisi dapat menginjeksikan daya reaktif sebesar – 1,4742 MVAR, memperbaiki tegangan bus dari 0,9872 pu dan -4,6367 menjadi 0,9925 pu dan -4,1661 dan sekaligus memperkecil rugi daya aktif total saluran transmisi dari 6,1222 MW menjadi 5,9441 MW. . Kata kunci : injeksi daya UPFC, aliran daya metode Newton-Raphson, aliran daya saluran transmisi, rugi daya total saluran transmisi. ABSTRACT Magnitude and phase angle voltage at transmission lines of electrical power systems can be repaired to minimize total active power loss pass by reactive power injection at transmission line. Unified Power Flow Controller (UPFC) can to control the power flow by active power absorbtion and reactive power injecting on the transmission lines. The research investigate the great impact of UPFC to control the power flow by reactive power injecting and minimizing the total systems power losses simultaneously. The UPFC power injecting models to the transmission line made in an equation of power flow and can be incorporated with power flow solution of Newton-Raphson methods. Constraints of transmission line currents and ability of control of UPFC equipment considered for optimal power flow through the transmission line and UPFC control, so that yields of power injection which can be repairing magnitude and phase angle voltage and also minimize power losses of the transmission line without exceed thermal limits of the transmission line and UPFC equipment ratings. Software MATLAB used to execute the algorithm of the power flow control by series voltage of UPFC injecting to the transmission line. Examination was done by case study at an electrical power transmission systems of IEEE standard 5-bus. Examination result show the series voltage of UPFC injecting by magnitude 0.06 pu phase angle 225 to the transmission line can be reactive power injecting –1.4742 MVAR, repair bus voltage from 0,9872 pu dan -4.6367 become 0.9925 pu dan -4.1661 and also minimize total active power loss of transmission lines from 6.1222 MW become 5.9441 MW. Keyword : reactive power injection of UPFC, power flow solution of Newton-Raphson methods, power flow of transmission line, total active power loss of transmission line. 1 Jurnal Teliska Volume 2, Nomor 1, Januari 2010 PENGARUH RUGI DAYA TERHADAP KEMAMPUAN MOTOR ARUS SEARAH Indrawasih Staf Pengajar Program Studi Teknik Listrik ABSTRAK Penerapan motor arus searah (DC) sebagai penggerak lebih banyak digunakan sebagai peralatan yang dapat dipindah-pindah (portable) atau tidak tetap, sehingga dalam penggunaannya sering terjadi kesalahan dalam pembebanan terhadap motor tersebut, karena pembebanan yang berubah-ubah atau pembebanan yang tidak tetap. Pembebanan motor DC yang berubah akan mengakibatkan hal–hal yang bersifat teknis, seperti terjadinya perubahan besaran arus dan tegangan dari motor tersebut. Dalam proses perubahan energi pada motor DC, perubahan besaran arus dan tegangan motor saat pembebanan sangat mempengaruhi kefektifan dan kemampuan motor. Penelitian ini menyelidiki pengaruh beban yang berubah-ubah terhadap keefetifan dan kemampuan pada motor DC. Penyelidikan dilakukan melalui perhitungan efesiensi berdasarkan rugi-rugi yang dihasilkan saat pembebanan pada motor DC shunt, seri dan campuran (compound). Hasil perhitungan menunjukkan semakin besar rugi daya yang dihasilkan motor DC maka semakin besar panas yang dihasilkan pada motor saat beroperasi sehingga sangat mempengaruhi keefektifan dan kemampuan motor. Dari ketiga jenis motor DC, efesiensi terbesar dihasilkan pada motor DC penguat seri sebesar 86,869%. Kata kunci : rugi daya, kumparan jangkar,kumparan medan , kapasitas motor, efesiensi motor. ABSTRACT The practice of directional current (DC) motor as the mover more used as equipments that can be shifted or portable, until in its use often happened mistake in loading to motor, because changeable loading or variable loading. DC Motor variable loading will result matter that have the character of technical, like the happening of change of current and voltage magnitude from motor. In process of energy conversion at DC motor, change of current and voltage magnitude of motor loading moment very influence motor efectivity and ability. This research investigates variable load influence to efectivity and ability at DC motor. Investigation is conducted by calculation eficiency based on losses that produced loading moment at shunt, series and compound DC motor. Calculation result shows ever greater power loss that produced by DC motor then ever greater heat that produced at motor when operate until very influence to motor effectiveness and ability. From the three of DC motor type, biggest eficiency are produced at DC motor series exitation as high as 86.869%. Keywords : power loss, armature winding, field winding, motor capacities, motor efficiency. 2 Jurnal Teliska Volume 2, Nomor 1, Januari 2010 PERANCANGAN PENGISI BATERE OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Masayu Anisah1, Dewi Permata Sari2 1,2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Sriwijaya ABSTRAK Pengisi Batere Otomatis (Automatic Battery Charger) Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535 adalah alat yang dapat mengisi tegangan batere secara otomatis dengan pengendali tampilan secara digital. Mikrokontroler ATMega 8535 menggunakan sumber tegangan sebesar 5 volt. Dengan pemakaian mikrokontoler ATMega 8535 modul DS AVR, kita bisa melakukan pengisian program dengan mudah. Salah satunya pada peralatan ini yang menggunakan program mikrokontroler ATMega 8535 untuk tampilan pada LCD. Dengan menghasilkan tampilan ”Pengisian” dan ”Full”, hal ini mempermudah dan memberikan keuntungan yaitu dapat mengingatkan apabila kita sedang melakukan pengisian aki. Pengisian program dapat kita lakukan berulang kali pada IC yang sama dengan cara menghapus dan mengisi kembali program yang kita inginkan. Kata-Kunci: ATMega8535, DS AVR, Mikrokontroler ABSTRACT The Automatic Battery Charger is on the based to Microcontroller ATMega8535 which function as charger automatic battery voltage with digital display. The power supply of ATMega 8535 is used 5 volt dc voltage. DS AVR type is kind of Microcontroller ATMega8535 with easy charger. With this programmed on MCATMega8535 that look at The ‘full’ and ‘charger’ label on LCD display can informing us about condition of battery. The sign on loudspeaker can inform us too if battery is full. The admission filling of program earn us do repeatedly at same IC by vanishing and refilling program which we wish. Key-words: ATMega8535, DS AVR, Mikrokontroler 3 Jurnal Teliska Volume 2, Nomor 1, Januari 2010 IDENTIFIKASI KARTU ABSENSI MENGGUNAKAN KOMPUTER Evelina Staff Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya Abstrak Sebuah sistem identifikasi kartu kehadiran telah terealisasi. Sistem dapat membaca identifikasi yang telah ditandai oleh delapan lubang yang sesuai sebanyak jumlah sensor yang digunakan. Sistem identifikasi kartu kehadiran diatur dengan menggunakan sambungan yang menghubungkan indra dengan PPI slot 8.255 dan komputer. Sistem ini dilakukan oleh perangkat lunak yang dilakukan oleh Delphy program. Sistem ini telah terealisasi dan dapat digunakan untuk mendeteksi kartu kehadiran. Output sistem ini adalah bentuk kehadiran lembar yang dapat dicetak setiap bulan Kata kunci: PPI 8255, sensor optokopler , fototransistor, LED, dan Dekoder 74HC688 Abstract A system of attendance card identification has been realized. The system can read identification that has characterized by eight holes suitable as much as number of used sensory. System of attendance card identification is arranged by using sensory connection that connected with PPI 8255 and computer slot. This system is conducted by software which was done by Delphy program. This system has been realized and can be used for detecting attendance card. The output of this system is the form of attendance sheet that can be printed each month. 4 Jurnal Teliska Volume 2, Nomor 1, Januari 2010 Rancangan Rangkaian Penyesuai Impedansi pada Perancangan Penguat RF Dua Tingkat Irma Salamah Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 ABSTRAK Apabila kita berbicara tentang frekuensi tinggi (radio frekuensi), maka salah satu hal yang harus kita ketahui adalah mengenai penyesuai impedansi. Penyesuai impedansi adalah merupakan suatu rangkaian yang dapat menyesuaikan impedansi sumber dan impedansi beban. Dengan adanya kesesuaian ini, maka akan terjadi transfer daya yang maksimum dari sumber ke beban. Salah satu contoh aplikasi perancangan rangkaian penyesuai impedansi ini adalah pada perancangan penguat RF. Penguat RF biasa dipakai pada rangkaian pemancar, dimana penguat RF ini berfungsi sebagai penguat sinyal hasil dari modulasi. Inti dari perancangan penguat RF ini adalah perancangan rangkaian penyesuai impedansi. Dengan adanya rangkaian penyesuai impedansi ini akan terjadi transfer daya maksimum dari sumber ke beban. Penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan dibidang teknologi tentang bagaimana mendesain suatu rangkaian penyesuai impedasi yang diaplikasikan pada penguat RF. Adapun manfaat yang bisa diperoleh adalah menambah sarana praktikum bagi mahasiswa. Kegiatan penelitian ini dimulai dengan perancangan penguat tahap 1 dan 2 dengan pemilihan transistor yang sesuai, dilanjutkan dengan perancangan rangkaian penyesuai impedansi pada kedua tingkat penguat tersebut. Kedua tingkat penguat tersebut selanjutnya diuji dengan spektrum analyzer dan generator sinyal untuk mengetahui bagaimana perubahan daya output terhadap perubahan frekuensi. Range frekuensi yang dipakai adalah 105-195 MHz. Hasil pengukuran menunjukkan perubahan frekuensi akan menyebabkan perubahan daya output penguat. Hal ini disebabkan karena sifat dari komponen yang digunakan pada frekuensi tinggi akan dipengaruhi oleh sifat-sifat parasitik dari komponen tersebut. Kata Kunci : Penyesuai Impedansi, Penguat RF ABSTRACT When we talk about radio frequency, we should know impedance matching. Impedance matching is a circuit that can suitable source impedance to load impedance, so it will cause maximum power transfer from source and load. One example is design RF Amplifier. RF amplifier used in transmitter, as a amplifier modulation signal. The core of design RF Amplifier is design impedance matching, so it will cause maximum power transfer from source to load. This research aim to increase knowledge how to design impedance matcing that aplicated in RF Amplifier. The advantage is to improve the laboratory research begins with design amplifier stage 1 and 2 and choose the right transistor, and then design impedance matcing between amplifier stage. Then we need to know how the output power changes versus frequency by testing spectrum analyzer and signal generator both of stage. Range frequency 105195 MHz. The testing result show that the changes of frequency will cause the changes the output power. It happens caused the component characteristic at high frequency will affected by parasitic component. Key Word : Matching Impedance, RF Amplifier 5 Jurnal Teliska Volume 2, Nomor 1, Januari 2010 PENGARUH SKEMA MULTIPLEX-MULTICAST TERHADAP JUMLAH SESI VoIP DALAM WLAN 1 Sopian Soim, 2Ibnu Ziad Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Email : [email protected]; [email protected] ABSTRAK Dengan semakin berkembangnya tehnologi wireless dimana memiliki sifat yang fleksibel, murah, dan dapat diaplikasikan dalam berbagai keadaan geografis. Memungkinkan Wireless LAN sebagai salah satu aplikasi dalam Wireless Distribution System (WDS) untuk dapat mengirimkan tidak hanya paket data, tetapi juga paket suara atau video. Pada pendistribusian paket suara, ordinary VoIP akan mengalami banyak kendala terhadap performansinya dalam jaringan Wireless LAN. Kendala ini seperti delay yang besar, kapasitas dan cakupan yang terbatas karena adanya banyak overhead pada paket yang dikirim. Skema Multiplex-multicast digunakan untuk mengatasi hal diatas, dengan menggunakan skema ini, dengan pengaturan delay paket akan didapat peningkatan terhadap sessi VoIP yang didistribusikan melalui jaringan Wireless LAN. Dengan menggunakan standar H.323 untuk multiplexing akan mampu memultiplex paket-paket suara menjadi paket tunggal dengan header terkompresi dan dengan multicast akan mengurangi overhead yang terjadi. Tujuan dari tugas akhir ini adalah memultiplexing paket dengan skema M-M untuk mengurangi jumlah overhead tiap paket menjadi satu overhead paket tunggal yang dibagi secara bersama oleh paket yang telah terkompresi dan memulticast paket tersebut menuju ke tujuan. Akan dilakukan pengamatan kapasitas sesi dan penggunaan bandwidth oleh sesi. Kata Kunci: WLAN, VoIP, Ordinary VoIP, Skema Multiplex-Multicast. ABSTRACT With the emergence of wireless technology that have flexibility, low prices, and can be applied under various geography, makes wireless LAN that became one of the wireless distribution system (WDS) to send not only data packet, but also voice or video packet. In distribution of voice packet, ordinary VoIP have to deal with various problem under wireless LAN network. that is huge of delay packet, limited range and capacity due to various overhead packet. The destination of this final project is that with a scheme, huge of delay packet and various overhead packet ca be handle. it use multiplex-multicast scheme. with this scheme, with the given of fixed delay requirement it can increase the number of VoIP session that distributed over wireless LAN network. With the H.323 standard for multiplexing, multiplex-multicast scheme can multiplexed various packet voice to became one single packet multiplexed with compressed header which can be transmitted over packet switched network or PSTN. With the multicasting, multiplex-multicast scheme can send multiplexed packet over wireless network with only one transmission, and with the header compression, header from various packet can be compressed to became small, so overhead multiplexed packet became small too. The final eksperiment of this final project is that with the ordinary VoIP and multiplex-multicast scheme, the used of bandwidth for sending the voice packet is maximum compare with maximum bandwidth that can be support wireless LAN around 11 Mbps. it can also see that the number of session that can be support by multiplex-multicast scheme is twice compare with the session that can be support by ordinary VoIP. Keywords : WLAN, VoIP, Ordinary VoIP, Multiplex-Multicast Scheme. 6