I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Halofil adalah

advertisement
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Halofil adalah kelompok mikroorganisme yang dapat berkembang pada
lingkungan
dengan
kadar
garam
tinggi.
Mikroorganisme
ini
dapat
diklasifikasikan berdasar kadar salinitas pertumbuhan optimumnya yaitu mild
halofilik ( 1 – 6% NaCl), moderate halofilik ( 7 – 15% NaCl), dan extreme
halofilik ( 15 – 30% NaCl). Mikroorganisme halofilik terkadang dapat hidup di
lingkungan dengan kadar garam melebihi batas maksimum bakteri tersebut, hal
itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan nutrisi yang tersedia (DasSarma dan
Arora, 2001; Madigan dkk., 2012).
Habitat utama mikroorganisme halofilik adalah di daerah air asin seperti
danau air asin, laut, daerah laut dalam, lumpur, dan tambak. Selain di daerah
basah mikroorganisme halofilik juga dapat hidup di daerah kering seperti daerah
tanah salin (Kunte dkk., 2002; Tamegai dkk., 2006).
Cara adaptasi mikroorganis me halofilik dan beberapa extreme halofilik
adalah dengan mengakumulasi ion anorganik dalam sitoplasma (K +, Na+, Cl-)
untuk menyeimbangkan tekanan osmotik sel dengan lingkungan. Sementara itu,
mikroorganisme moderate halofilik mengakumulasi senyawa osmolytes organik
tertentu pada sitoplama yang berfungsi sebagai osmoprotectans sehingga
memberikan keseimbangan osmotik tanpa mengganggu metabolisme sel (Nieto
dan Vargas, 2002).
Selain cara adaptasinya, faktor lain yang menyebabkan mikroorganisme
halofilik dapat hidup pada kadar garam tinggi adalah mikroorganisme halofilik
memiliki enzim yang stabil pada kadar garam tinggi. Mikrobia proteolitik adalah
salah satu mikrobia yang penting untuk dipelajari sejak berkembangnya ilmu
tentang enzim karena enzim ini tidak hanya memiliki peran penting dalam
regulasi metabolisme tetapi juga dalam bidang industri. Protease yang dihasilkan
mikroorganisme halofilik telah banyak digunakan dalam bidang industri,
diantaranya industri makanan, kulit, dan deterjen (Gupta dkk., 2002; Vidyasagar
dkk., 2009).
1
Dari penelitian sebelumnya, telah didapatkan empat isolat bakteri
halofilik penghasil protease yang diisolasi dari Bledug Kuwu, Jawa Tengah
(Anisa, 2013). Isolat bakteri halofilik untuk penelitian ini didapat dari lumpur
Bledug Kuwu. Bledug Kuwu terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan,
Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah secara geografis terletak di dataran
rendah bersuhu 28-36°C. Lumpur ini mengeluarkan letupan gelembung lumpur
raksasa yang mengeluarkan percikan air dan garam (Indriana dkk., 2007).
Penelitian ini dilakukan untuk melakukan karakterisasi dan identifikasi
keempat isolat tersebut. Karakterisasi dan identifikasi diperlukan untuk
mengetahui sifat – sifat dan identitas isolat tersebut. Sifat dan identitas perlu
diketahui agar isolat – isolat tersebut dapat digunakan dan dikembangkan
dengan maksimal contohnya pengembangan dalam bidang industri. Selain itu,
juga dapat menambah informasi dan khasanah ilmu pengetahuan mengenai
bakteri halofilik.
B. Rumusan Masalah
Apa karakter dan identitas dari bakteri halofilik penghasil protease dari
Bledug Kuwu?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mengkarakterisasi
dan
mengidentifikasi isolat bakteri halofilik penghasil protease.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan khasanah
ilmu pengetahuan mengenai bakteri halofilik penghasil protease.
2
Download