VI. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan pada Analisis Pengembangan Sentra Jeruk Siam Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat dengan mengacu tujuan penelitian, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan kinerja finansial dan ekonomi usahatani pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak layak untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan di Provinsi Kalimantan Barat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tingkat pendapatan petani rata-rata per bulan, pengembalian maksimum atas modal yang digunakan lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, masa pengembalian selama 4 tahun 3 bulan dengan produksi optimum mencapai umur 13 tahun. 2. Pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat mempunyai potensi atau layak untuk dikembangkan, hal ini ditunjukkan dengan adanya jeruk Siam Pontianak mempunyai dayasaing kompetitif dan komparatif yang cukup tinggi. Tetapi adanya perubahan peningkatan harga input tradable, faktor domestik, dan penurunan harga output menyebabkan dayasaing jeruk Siam Pontianak semakin menurun. 3. Sistem pemasaran produksi jeruk Siam Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat cukup efisien, tetapi petani jeruk Siam Pontianak menerima marjin yang rendah sementara pelaku tataniaga lainnya menerima marjin yang lebih besar. Hal ini antara lain dikarenakan meningkatnya harga input produksi yang tinggi dan penurunan harga output yang besar serta petani menghadapi struktur pasar oligopolistik. 6.2. Implikasi Kebijakan Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka beberapa rekomendasi yang perlu mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pertanian diarahkan untuk menjamin berlakunya mekanisme pasar yang bermuara pada penggunaan sumberdaya secara efisien, baik pada pasar input maupun pasar output yang kompetitif. Berbagai kebijakan yang bisa diambil adalah (1) pengembangan jaminan mutu produk, (2) peningkatan efisiensi pemasaran dan promosi, (3) pengembangan manajemen informasi dan jaringan pasar. 2. Untuk lebih meningkatkan efisiensi dan dayasaing pengembangan sentra jeruk Siam Pontianak di wilayah penelitian, maka pemerintah perlu melakukan kebijakan antara lain: a. Pengembangan peningkatan sumberdaya manusia melalui magang bagi petugas dan petani; b. Menjalin kemitraan petani jeruk dengan pihak swasta agar dapat menghubungkan pasar input maupun pasar output, sehingga aliran barang input maupun output serta aliran modal dapat berjalan lancar; c. Pembangunan sarana dan prasarana ekonomi seperti tempat penjualan jeruk (TPJ) dan jalan usahatani paling tidak berada di tingkat Kecamatan atau sentra produksi jeruk; d. Pengadaan alat seperti penyediaan alat sortasi atau grading dan Pembangunan fasilitas penunjang seperti Terminal Agribisnis Terpadu (TAT) yang telah dibangun oleh pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Barat melalui APBD tahun 2004-2005 segera dioperasionalkan ; e. Menindaklanjuti hasil MOU asosiasi forum hortikultura krakatau yang telah ditandatangani tahun 2005 (Lampung, Banten, DKI Jakarta dan Kalimantan Barat) untuk memungkinkan pasar antar pulau dapat berjalan baik, dan dapat menopang posisi tawar petani, serta dapat melakukan temu bisnis dengan para pedagang besar buah-buahan di pasar kota-kota besar. 3. Untuk terus memacu peningkatan pendapatan di bidang Pertanian khususnya dari pengembangan jeruk maka kebijakan penelitian perjerukan diarahkan untuk : a. Memantapkan struktur pasar perjerukan yang berbasis pada ketersediaan bahan baku lokal. Hal ini dapat ditempuh melalui penelitian dan pengembangan usahataninya seperti tindakan agronomi, penanganan pasca panen dan lain-lain; b. Pengembangan investasi industri pengolahan dan pemasaran hasil (pengemasan, penyimpanan) melalui kebijakan pemerintah, misalnya kemudahan perijinan investasi. Sehingga dapat dihasilkan produk yang standar dan dapat bersaing di pasar regional maupun international; c. Pengembangan kelembagaan pemasaran jeruk yaitu melalui kelompok tani dalam wadah kemitraan petani jeruk yang diawali dengan peningkatan SDM petani.