JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 STRATEGI PENINGKATAN MASYARAKAT NELAYAN DI KOTA BENGKULU Septi Rindawati Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bengkulu Abstract The study is titled Community Improvement Strategy Fishermen in the city of Bengkulu. This study uses survey research methods with quantitative and qualitative approaches. Sample of the target population of 3 Village, namely: Kelurahan pasar Bengkulu, pondok Besi, and Malabero. The target population of 486 people, taken through a proportional random sampling method to take samples to be studied. Based on samples taken in each village in proportion of 12.5% of the population by as many as 60 people from all kelurahan. Based on the research that has been done, then gained some conclusions as follows: The factors that affect the level of income of the fishermen community is the level of technology owned, and the quantity of capital. For educational factors and the role or function of a fishing community institutions, the analysis showed no significant effect on the level of income of the fishing community in the city of Bengkulu. Some strategies (strategies SO, WO, ST and WT) were found from various internal and external factors that are in connection with fishing communities: Improving the quality of human resource potential (fishing community) to be able to harness the potential of marine natural resources (fisheries) optimally, through the provision of support for the welfare and provision of education and training through lectures forums / familial ties among fishing communities on an on going basis, in order to improve the quality of the trading system to increase access to local and regional marketing; Improving the quality of technology, helping capital, provision of education and training of fishing communities, improving the quality of existing social institutions in fishing communities in order to improve the well-being (income) of fishing communities; Conducting the training and development of the maritime issues and social issues in fishing communities to be able to face the dangers that threaten; make improvements to the internal weaknesses such as the use of technology (fleet and fishing gear) and low capital, low level of education, the difficulty of social change and the role of institutional fishing communities are not working in order to improve a recession (resistance /immunity) against various threat that always come. Keywords: Strategy, income, SWOT analysis, Fishermen Society PENDAHULUAN Pertumbuhan Ekonomi adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan Pembangunan Ekonomi suatu wilayah. Pertumbuhan Ekonomi suatu wilayah menggambarkan sejauh mana aktivitas Perekonomian suatu wilayah dalam menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada periode tertentu. Sedangkan aktivitas Perekonomian merupakan suatu proses penggunaan faktor produksi untuk menghasilkan 291 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 output. Proses penggunaan faktor produksi akan menghasilkan balas jasa. (BPS Kota Bengkulu, 2008:13). Provinsi Bengkulu yang berada di sebelah barat pengunungan Bukit Barisan dengan luas kurang lebih 1.978.870 ha atau 19.788,7 km2. Ditinjau dari keadaan geografinya, Provinsi Bengkulu terletak diantara 101 20’ BT – 103 45’ BT, 2 25’LS – 5 00’LS. Provinsi Bengkulu berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia pada garis pantai sepanjang lebih kurang 433 kilometer yang membentang kearah laut lepas (ZEE) diperkirakan memiliki luas potensi 194.596,5 km untuk perikanan tangkap dan budidaya. Kekayaan sumber daya alam kelautan Provinsi Bengkulu hingga saat ini belum dikembangkan pemerintah secara serius, dan investor pun belum meliriknya sebagai sumber pemasukan. Imbasnya, kehidupan masyarakat/nelayan di wilayah pantai barat Sumatera ini tetap saja miskin, ibarat “ayam mati di lumbung padi”. Ketidakberdayaan nelayan tradisional di daerah ini meningkatkan produksi tangkap menghadapi banyak masalah terutama modal, sehingga mereka tidak mampu membeli peralatan modern. Sehingga mereka belum mampu untuk mensejahterakan kehidupan keluarganya. Menurut data BPS tahun 2010, penduduk miskin di Propinsi Bengkulu mencapai 360.000 orang (23%) dengan garis kemiskinan (Rp/Kap/bulan) sebesar 160.641 diantaranya adalah masyarakat yang hidup dikawasan pesisir dan perdesaan. Masyarakat nelayan tersebar di seluruh Propinsi Bengkulu diantaranya Kota Bengkulu dengan jumlah penduduk miskin mencapai 24.200 orang (9,28%) dengan garis kemiskinan (Rp/Kap/bulan) sebesar 185.651. Sebagai nelayan tangkap yang masih menggunakan peralatan sederhana dan modal yang kurang, maka mereka masih digolongkan kedalam masyarakat miskin yang berpenghasilan rendah. Penyebab kemiskinan nelayan ini adalah kondisi alam, tingkat pendidikan nelayan, pola kehidupan nelayan sendiri, pemasaran hasil tangkap, dan program pemerintah yang tidak memihak nelayan. Keberadaan mereka seakan sudah terpola demikian rupa sehingga sulit untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Kelurahan Malabero, Pondok Besi, dan Pasar Bengkulu merupakan beberapa dari kelurahan yang ada di Kota Bengkulu yang sebagian masyarakatnya bermata pencarian sebagai nelayan dan daerah tersebut kurang memiliki fasilitas yang memadai untuk mengembangkan usahanya. Dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan potensi kelautan, masih banyak kendala yang begitu mendasar seperti kondisi alam dan musim. Disamping itu kondisi internal/faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan masyarakat nelayan, dimana masyarakat nelayan masih menggunakan teknologi yang tradisional, baik perahu maupun peralatan (alat tangkap), modal yang digunakan kurang, tingkat pendidikan masyarakat nelayan yang rendah, dan besarnya pengaruh peran kelambagaan terhadap masyarakat nelayan. Keadaan yang seperti ini bisa terjadi pada masyarakat nelayan dimana para nelayan tradisional ini bisa dilihat dari hasil produksi ikan setiap tahunnya. Sehubung strategi peningkatan pendapatan masyarakat nelayan Kota Bengkulu menjadi perumusan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor–faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan masyarakat nelayan di Kota Bengkulu, 2. Bentuk strategi yang bagaimana untuk meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan di Kota Bengkulu, 3. Bagaimana pengaruh teknologi, modal dan kelembagaan terhadap pendapatan nelayan tangkap Kota Bengkulu. 292 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pendapatan Menurut Sherrade (2006:23), pendapatan merupakan semua uang yang masuk dalam sebuah rumah tangga atau unit terkecil lainnya dalam suatu masa tertentu, ini disebut sebagai arus mengalirnya (flow) uang. Reksoprayitno (2000:99) yang berpendapat bahwa, pendapatan atau income dalam pengertian sebagai earning atau dengan istilah lain sebagai earned income, yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional. Pengertian Nelayan Menurut Hoeve (1986:606) mendefinisikan nelayan, sebagai orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung (seperti: penebar dan penarik jaring) maupun secara tidak langsung (seperti: juru mudi perahu layar, nahkoda kapal ikan). Pengertian Modal Menurut Hasibuan (1993:108) mendefinisikan modal sebagai semua potensi yang dimiliki untuk menambah pendapatan pada masa yang akan datang. Faktor modal, nelayan mengalami kendala dalam penggunaan perahu dan alat tangkap. Menurut Mubyarto (1997:91) mengartikan modal sebagai uang atau barang yang bersama-sama faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang baru. Pengertian Teknologi Menurut Mardikanto (1994:40) mengatakan bahwa, teknologi bukanlah sekedar alat atau benda (material) yang hanya digunakan untuk jangka waktu tertentu saja melainkan merupakan seluruh perangkat ide, metode, dan teknik. Menurut Mubyarto (1986:197), mengatakan bahwa teknologi adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan keterampilan di bidang industri untuk menciptakan sarana dan prasarana yang mendukung suatu kegiatan agar dapat mempermudah manusia dalam mempeingan usahanya, meningkatkan hasil dan menghemat tenaga. METODE PENELITIAN Tempat dan waktu penelitian Pelaksanaan penelitian ini tidak menyimpang dari sasaran yang hendak dicapai, maka perlu ditetapkan tempat penelitian yaitu: di Kelurahan Malabero, Pondok Besi, dan Pasar Bengkulu. Dalam kajian yang akan dibahas adalah berkenaan dengan upaya nelayan dalam meningkatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan bagaimana starteginya. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Nopember 2010 sampai dengan bulan Januari 2011. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian survai dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian survai yang mengisyaratkan adanya problem sosial yang harus dikemukakan dahulu, kemudian 293 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 dicarikan pemecahannya dengan menggunakan kerangka teori yang sudah ada. Penggunaan kedua pendekatan ini sejalan dengan pendapat (Moleong, 1996:22). Penulis kualitatif sering menggunakan data kuantitatif dan umumnya tidak menggunakan analisa kualitatif bersama-sama. Pendapat tersebut kemudian diperkuat oleh Glaser dan Strauss dalam (Moleong, 1996:22). Dalam banyak hal kedua bentuk data tersebut digunakan bersama dan apabila dibandingkan, masing-masing digunakan untuk menyusun teori. Pemikiran penggabungan ini kemudian dipopulerkan oleh Branen dalam bukunya “Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif”. Terdapat tiga metode pokok dalam penelitian yang menggunakan metode gabungan (Branen, 1999:37), yaitu : a. Metode kualitatif sebagai fasilitator penelitian kuantitatif. b. Metode kuantitatif sebagai fasilitator penelitian kualitatif. c. Aspek kuantitatif dan kualitatif diberikan bobot yang seimbang. Dalam penelitian ini penulis memilih jenis yang pertama, yaitu aspek kualitatif sebagai fasilitator penelitian kuantitatif. Sejalan dengan pendapat (Branen, 1999:47) sebagai berikut : Dalam studi komponen kuantitatif dan kualitatif saling berproses, kedua pendekatan diberikan bobot yang seimbang, umumnya menuju pertanyaan-pertanyaan yang berbeda tetapi berhubungan sehingga kedua jenis data saling melengkapi. Apabila menuju pertanyaan yang sama maka inkonsistensi yang ditemukan diperjelas oleh data kualitatif. Teknik Pengambilan Sampel Menurut umar (1997:45) populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelompok masyarakat nelayan yang ada di Kota Bengkulu. Sedangkan populasi target sampel dari 3 Kelurahan, yaitu: Kelurahan pasar Bengkulu, pondok Besi, dan Malabero. Dari jumlah populasi target sebesar 486 orang, diambil melalui metode proporsional random sampling untuk mengambil sampel yang akan diteliti. Berdasarkan sampel yang diambil ditiap kelurahan secara proporsional sebesar 12,5% dari tiap populasi sebanyak 60 orang dari semua keluarahan, yaitu Keluarahan Malabero, Kelurahan Pondok Besi, dan Keluarahan Pasar Bengkulu. Secara sistematis, jumlah sampel dijelaskan pada Tabel 3.1 adalah sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah dan Persentase Jumlah Masyarakat Nelayan. (N=486 dan n=60) Jumlah Jumlah Persentase No Nama Kelurahan Populasi Sampel (%) (Orang) (Orang) 1 Malabero 303 12,5 38 2 Pondok Besi 103 12,5 12 3 Pasar Bengkulu 80 12,5 10 Jumlah 486 12,5 60 Sumber: Monografi Desa Tahun 2009 Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, motede pengumpulan data yang digunakan adalah: 294 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung dari objek penelitian yang terpilih sebagai sampel. Untuk mendapatkan data primer yang dalam pelaksanaannya langsung mendatangi responden yang ada dilokasi penelitian dengan cara sebagai berikut: a. Observasi Mengadakan pengamatan langsung dan pencatatan dengan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. b. Wawancara Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab langsung kepada responden guna memperoleh informasi yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. c. Kuisioner Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh peneliti sebelumnya. 2. Data sekunder, data yang didapat dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bengkulu, Keluran Pasar Bengkulu, Kelurahan Pondok Besih, Kelurahan Maleboro dan Badan Pusat Statistik. Metode Analisis 1. Analisis SWOT Metode analisis SWOT dimana S adalah strength berarti kekuatan, W adalah weakness berarti kelemahan, O adalah opportunity berarti peluang dan T adalah threats berarti ancaman. Data yang diperoleh akan dinilai berdasarkan persepsi responden dan dianalisis secara deskriptif dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (analisis SWOT) sebagai dasar penetapan terhadap penyususnan stategi peningkatan pendapatan masyarakat nelayan di Kota Bengkulu (Rangkuti, 2000:19). Analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal Untuk mengetahui keadaan lingkungan dengan analisis kekuatan dan kelemahan internal dan peluangan dan ancaman eksternal diperlukan pengumpulan data yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. a. Analisis lingkungan internal Matrik IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal peningkatan pendapatan masyarakat nelayan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Tahapan kerja matrik IFE adalah sebagai berikut: 1. Tentukanlah faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan peningkatan pendapatan masyarakat nelayan. 2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis peningkatan pendapatan masyarakat nelayan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00). 3. Hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (Outstanding) sampai dengan 1 (Poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi pendapatan masyarakat nelayan tersebut. 295 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 4. Kalikan bobot dengan rating untuk memperoleh faktor pembobotan. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (Outstanding) sampai dengan 1,0 (Poor). 5. Jumlahkan skor pembobotan, untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana masyarakat nelayan bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Tabel 2. Matriks IFE Key Internal Factors Bobot Kekuatan Kelemahan Total Rating Skor 1,00 Sumber :Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis b. Analisis lingkungan eksternal Untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal digunakan matrik EFE, yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal yang berkaitan dengan peluangan dan ancaman, dengan tahapan kerja sebagai berikut: 1. Tentukanlah faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman peningkatan pendapatan masyarakat nelayan. 2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis peningkatan pendapatan masyarakat nelayan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00). 3. Hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (Outstanding) sampai dengan 1 (Poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi pendapatan masyarakat nelayan tersebut. 4. Kalikan bobot dengan rating untuk memperoleh faktor pembobotan. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (Outstanding) sampai dengan 1,0 (Poor). 5. Jumlahkan skor pembobotan, untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana masyarakat nelayan bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Tabel 3. Matrik EFE Key Eksternal Factors Bobot Rating Peluang Ancaman Total 1,00 Sumber :Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis 296 Skor JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 Analisis SWOT ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Analisis SWOT menggunakan matrik SWOT yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksetrnal yang dihadapi masyarakat nelayan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Tabel 4. Matrik SWOT EFAS IFAS Peluang (Oppurtunities) Ancaman (Threats) Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weaknesses) Strategi S-O Strategi W-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi S-T Strategi W-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Sumber :Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah, selengkapnya cara membuat SWOT dalam penelitian ini dapat disajikan : 297 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 Berbagai Peluang 1. Mendukung strategi agresif 3. Mendukung strategi turn arround Kelemahan Internal Kekuatan Internal 2. mendukung strategi diversifikasi 4. mendukung strategi defensif Berbagai Ancaman Gambar 1. Analisis SWOT Definisi Operasional Dalam definisi operasional akan diberikan pengertian berdasarkan permasaalahan yang akan dibahas antara lain: 1. Startegi peningkatan pendapatan masyarakat nelayan adalah suatu langkah yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan di Kota Bengkulu. Hal ini diukur dengan melihat teknologi yang digunakan, modal yang digunakan, tingkat pendidikan masyarakat nelayan tersebut, dan peran kelembagaan masyarakat nelayan tersebut. 2. Pendapatan adalah seluruh penerimaan seorang nelayan berupa uang yang dihitung dalam setiap bulannya (dihitung dalam rupiah). 3. Masyarakat nelayan adalah orang yang mempunyai mata pencaharian menangkap ikan dilaut dengan menggunakan alat tangkap dan armada yang masih sederhana dan masih bersifat tradisional. 4. Teknologi adalah cara atau kemampuan nelayan di dalam penangkapan ikan di laut. Indikatornya adalah alat berupa jumlah armada dan ukuran mesinnya yang digunakan masyarakat nelayan untuk menangkap ikan atau hasil tangkapan di laut, yang diukur dari: 298 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 Tabel 5. Teknologi yang Digunakan Nelayan Sebagai Alat Ukur Memiliki Armada Nilai Tidak Mempunyai 2 perahu Memiliki Perahu 4 Tanpa Motor Memiliki 1 Perahu dengan kekuatan < 5 6 GT Memiliki 1 Perahu dengan kekuatan 5 – 8 10 GT 5. Modal adalah biaya yang dikeluarkan nelayan untuk kegiatan operasional nelayan yang dihitung dalam satuan rupiah setiap bulannya. 6. Pendidikan adalah pengetahuan yang diperoleh masyarakat nelayan baik berupa pendidikan formal maupun non formal yang mempunyai jenjang mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Indikatornya lama pendidikan yang ditempuh dan pelatihan yang pernah diikuti. Yang diukur dari: Tabel 6. Jenjang Pendidikan Nelayan Sebagai Alat Ukur Jenjang Pendidikan Nilai Tidak Sekolah 0 Tidak Tamat SD 1-5 Tamat SD 6 Tidak Tamat SMP 7-8 Tamat SMP 9 Tidak Tamat SMA 10-11 Tamat SMA 12 7. Kelembagaan adalah lembaga yang beranggotakan masyarakat nelayan yang terikat dalam kebersamaan untuk mencapai tujuan bersama, indikatornya adalah kelompok nelayan/ kelembagaan dan lembaga keuangan yang berkaitan dengan Bank, Koperasi, ADIRA, dan sebagainya. Yang diukur dari: Tabel 7. Peran Kelembagaan Sebagai Alat Ukur Peran Kelembagaan Nilai Tidak Ada kelembagaan 2 Ada Kelembagaan Tetapi 4 Tidak Berperan Ada Kelembagaan Dan 6 Cukup Berperan Ada Kelembagaan Dan 8 Sangat Berperan Maksudnya: a) Tidak ada kelembagaan, bahwa masyarakat nelayan tersebut tidak ikut berperan dalam pelaksanaa atau kegiatan kelompok masyarakat nelayan, seperti: kelembagaan dan lembagaan keuangan yang berkaitan dengan Bank, Koperasi, dan sebagainya. 299 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 b) Ada kelembagaan tetapi tidak berperan, menjelaskan bahwa masyarakat nelayan tersebut masuk dalam kelembagaan/ kelompok nelayan dan lembaga keuangan lainnya tetapi tidak aktif di dalam kegiatan kelembagaan tersebut, mereka hanya menjadi anggota pasif saja. c) Ada kelembagaan dan cukup berperan, menjelaskan bahwa masyarakat nelayan tersebut masuk dalam kelembagaan/ kelompok nelayan dan lembaga keuangan lainnya dan aktif di dalam kegiatan kelembagaan tersebut walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan masyarakat nelayan tesebut. d) Ada kelembagaan dan sangat berperan, menjelaskan bahwa masyarakat nelayan tesebut masuk dalam kelembagaan/ kelompok nelayan dan lembaga keuangan lainnya dan sangat aktif dalam kegiatan kelembagaan tersebut. Sehingga masyarakat nelayan dapat meningkatkan kesejahteraan (pendapatan) keluargaan mereka dengan adanya peran kelembagaan yang berfungsi. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis SWOT Analisis ini digunakan untuk menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Berikut ini adalah kondisi internal dan eksternal peningkatan pendapatan masyarakat nelayan di Kota Bengkulu. Analisis Lingkungan 1. Analisis Lingkungan Internal 1. Kekuatan (Strengths) Potensi sumber Daya Manusia (jumlah nelayan) yang banyak. Kota Bengkulu yang terletak dipinggir Samudra Hindia, dimana sepanjang garis pantainya bermukim perkampungan-perkampungan nelayan yang mengantungkan hidupnya pada sumber daya alam kelautan, para nelayan ini merupakan kekuatan sebagai sumber daya manusia untuk dapat mengeksploitasi sumber daya kelautan secara optimal untuk meningkatkan produktifitas hasil tangkap berdasarkan wawasan lingkungan yang bertanggung jawab. Tingginya ikatan kekeluargaan diantara masyarakat nelayan. Bagi masyarakat nelayan khususnya di Kelurahan Malabero, Kelurahan Pondok Besi, dan Kelurahan Pasar Bengkulu, ikatan kekeluarganya masih tinggi sehingga mereka masih saling bahu membahu dan tolong menolong dalam melakukan kegiatan kenelayanan diantara mereka agar dapat meningkatkan kesejahteraan (pendapatan) masyarakat nelayan tersebut. Tingkat homogenitas masyarakat nelayan yang tinggi khususnya dari agama yang mereka anut. Mayoritas masyrakat nelayan yang ada di Kelurahan Malabero, Kelurahan Pondok Besi, dan Kelurahan Pasar Bengkulu beragama islam. Ini dapat membantu pemerintah dalam memberikan penyuluhan dan pelatihan maupun bantuan modal kepada masyarakat nelayan tersebut, disamping melalui wadah kelompok masyarakat nelayan/ kelembagaan juga bisa melalui forum-forum keagamaan sehingga meraka dapat menerima/ menangkap arahan yang diberikan maupun bantuan bantuan modal dari pemerintah agar dapat meningkatkan kesejahteraan (pendapatan) masyarakat nelayan. 300 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 2. Kelemahan (Weaknesses) Teknologi (sarana) yang digunakan oleh sebagian masyarakat nelayan masih tradisional. Sulitnya masyarakat nelayan menerima pembaharuan dalam teknologi dikarenakan rendahnya pengetahuan yang dimilikinya sehingga pengetahuan dan keterampilan dalam proses penangkapan dan pengelolaan potensi sumber daya kelautan dalam meningkatkan penghasilan masih sangat rendah. Yang mana teknologi yang digunakan masyarakat nelayan di Kelurahan Pasar Bengkulu. Kelurahan Podok Besi, dan Kelurahan Maleboro dapat dilihat pada tabel 5 berdasarkan menurut jenis armada yang digunakan. Masyarakat nelayan di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kelurahan Pondok Besi, dan Kelurahan Malabero, yang mayoritas belum banyak memiliki armada dan dimana mereka masih menumpang kepada nelayan yang mempunyai perahu/ kapal motor, dan jenis alat tangkap yang digunakan masyarakat nelayan tersebut masyoritas/ kebanyakan menggunakan jaring. Modal yang digunakan masyarakat nelayan masih rendah. Keterbatasan modal kerja bagi masyarakat nelayan merupakan suatu masalah yang seakan-akan tidak akan selesai, masalah ini akan selalu menjadi masalah yang sangat esensial bagi masyarakat nelayan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan proses penangkapan dan pengelolaan sumber daya kelautan. Pendidikan masyarakat nelayan yang masih rendah. Mayoritas masyarakat nelayan berpendidikan rendah, yang mana kita bisa lihat dari tabel 6 yang mayoritas/ kebanyakan berpendidikan tamatan SD dan SMP. Itu lah menjadi kendala dalam proses penerima pembaruan/ teknologi baru dan pengoperasian sehingga pengetahuan dan keterampilan dalam proses penangkapan dan pengelolaan potensi sumber daya kelautan dalam meningkatkan penghasilan masih sangat rendah. Sulitnya melakukan perubahan sosial masyarakat nelayan dari massyarakat nelayan tradisional menjadi masyarakat mondern. Terjadinya perubahan teknologi kadang kala menjadi kendala bagi masyarakat nelayan khususnya di Kota Bengkulu karena keadaan sosial masyarakat nelayan masih lemah, baik dari sisi pendidikan formal maupun dari keterampilan, sehingga perubahan ini akan menjadi kontra bagi masyarakat nelayan yang mengakibatkan kerugian bagi nelayan itu sendiri. Karena mereka sering menutupi kelemahan diri kondisi sosial masyaraknya, akibatnya mereka menolak perubahan teknologi dengan mengedepankan tingkat-tingkat emosional yang cukup tinggi. Sehingga masyarakat nelayan tersebut sering dikatakan masyarakat miskin dan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Peran kelembagaan masyarakat nelayan yang tidak berfungsi. Untuk meningkatkan produktivitas hasil tangkap nelayan maka diperlukan suatu wadah pembinaan bagi masyarakat nelayan, yaitu suatu kelompok nelayan atau kelembagaan. Kelembagaan tersebut belum dapat berfungsi secara maksimal ini terkendala pada kesadaran pengurusan untuk menjalankan fungsi dan perannya pada kelembagaan tersebut. 301 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 Tabel 8. Analisis Lingkungan Internal Peningkatan Pendapatan Masyarakat Nelayan Analisis Lingkungan Internal Bobot Rangking Skor Kekuatan (Strenght) 1. Potensi sumber daya 0,44 4 1,76 manusia (masyarakat nelayan) yang banyak 0,33 3 0,99 2. Tingginya ikatan kekeluargaan diantara masyarakat nelayan. 0,22 2 0,44 3. Tingkat homogenitas masyarakat nelayan yang tinggi khususnya dari agama yang mereka anut. Total 1,00 3.19 Kelemahan (Weaknesses) 1. Teknologi (sarana) yang 0,25 4 1 digunakan oleh sebagian masyarakat nelayan masih tradisional. 2. Modal yang digunakan 0,25 4 1 masyarakat nelayan masih rendah. 3. Pendidikan masyarakat 0,19 3 0,57 nelayan yang rendah. 4. Sulitnya melakukan 0,19 3 0,57 perubahan sosial masyarakat nelayan dari masyarakat nelayan tradisional menjadi masyarakat modern. 5. Peran kelembagaan 0,12 2 0,24 masyarakat nelayan yang tidak berfungsi. Total 1,00 3.38 Sumber: Hasil Penelitian Bulan Maret 2011 Berdasarkan Tabel diatas, sumber daya manusia yang banyak, ikatan kekeluargaan diantara masyarakat nelayan, dan tingkat homogenitas yang tinggi khususnya agama yang mereka anut merupakan kekuatan (stenght) bagi kesejahteraan (pendapatan) masyarakat nelayan yang ada di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kelurahan Pondok Besi, Kelurahan Maleboro sebesar 3,19. Dan teknologi yang masih tradisional, modal yang masih rendah, pendidikan rendah, sulitnya melakukan perubahan sosial masyarakat nelayan dari masyarakat nelayan tradisional menjadi masyarakat modern, dan peran kelembagaan yang tidak berfungsi merupakan kelemahan (weaknesses) bagi kesejahteraan masayarakat (pendapatan) nelayan yang ada di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kelurahan Pondok Besi, dan Kelurahan Malabero sebesar 3,38. 302 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 2. Analisis Lingkungan Eksternal 1. Peluang (Opportunities) Sumber Daya Alam kelutan dan perikanan laut yang melimpah. Potensi di bidang kelautan dan perikanan di Kota Bengkulu dengan panjang pantai lebih kurang 25 Km cukup bagus untuk mata pencarian bagi masyarakat nelayan Kota Bengkulu yang terletak dipinggir Samudra Hindia, dimana sepanjang garis pantainya bermukim perkampungan-perkampungan nelayan yang mengantungkan hidupnya pada sumber daya alam kelautan. Masih tingginya dukungan (komitmen) pemerintah terhadap masyarakat nelayan, seperti tersedianya fasilitas/ prasarana pasar perikanan, TPI, pelabuhan, dan lainlain. Dukungan pemerintah terhadap pembinaan nelayan cukup bagus ini dengan dikeluarkannya program pembangunan daerah (PROPERDA) tahun 2005 dan rencana strategis dibidang kelautan dan perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kelompok-kelompok nelayan dan kelompok usaha bersama baik terhadap nelayan tangkap maupun terhadap nelayan non tangkap. Ini menjadi dengan respon positif pemerintah untuk menggalakkan danadana bergulir terhadap masyarakat nelayan di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kelurahan Pondok Besi, dan Kelurahan Malabero. Selain itu pemerintah secara berkala melakukan pelatihan-pelatihan, penyuluhan dan kursus-kursus untuk meningkatkan kemampuan para nelayan, baik mengenai pemasaran maupun mengenai teknologi tangkap. Masih banyaknya program-program bantuan pemerintah kepada masyarakat nelayan. Masih banyaknya program-program bantuan pemerintah kepada masyarakat nelayan agar masyarakat nelayan tersebut dapat meningkatkan hasil tangkapnya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan (pendapatan) masyarakat nelayan tersebut. Masih banyaknya program-program pemerintah melalui media penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat nelayan. Pemberian penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat nelayan mengenai teknologi modern dilaksanakan secara berkala oleh pemerintah daerah melalui dinas kelautan dan perikanan dan instansi-instansi yang terkait lainnya yang bekerjasama dengan kelompok-kelompok nelayan, maka kelompok nelayan perlu lebih diberdayakan mengingat potensi sumber daya alam khususnya ikan sangat tinggi di Kota Bengkulu ini. Masih tingginya instensitas permintaan pasar terhadapat perikanan, baik lokal maupun regional. Untuk pemintaan hasil tangkap para nelayan sangat terbuka untuk mengisi kebutuhan akan komoditi ikan lokal maupun regional di Kota Bengkulu. Oleh karena itu di Kota Bengkulu perlu di tingkatkan lagi hasil tangkapnya karena pasokan sebagian besar masih didatangkan dari luar Bengkulu. Padalah cadangan sumber daya alam kelautan yang ada di Kota Bengkulu ini masih berlimpah (Under Fishing). 2. Ancaman (Threats) Keadaan alam (badai) yang sulit diprediksi (yang sewaktu-waktu datang secara tiba-tiba). 303 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 Karena faktor alam yang tidak menentu datangnya sehingga sulitnya masyarakat nelayan untuk meningkatkan pendapatan mereka karena mereka takut untuk melakukan penangkapan ikan dilaut, apalagi armada yang digunakan masih tradisional yang dapat membahayakan nyawa mereka. Banyaknya nelayan asing yang melakukan penangkapan ikan di Wilayah Kota Bengkulu. Banyaknya nelayan asing yang masuk dan melakukan penangkapan atau pencurian ikan diwilayah Kota Bengkulu, tertutama diwilayah tangkap padat. Banyanya pasokan ikan yang didatangkan dari luar daerah Bengkulu. Karena belum dapatnya mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di Kota Bengkulu sehingga sering kekurangan pasokan ikan di pasaran. Oleh karena itu lah masih di datangkan dari luar daerah Bengkulu. Tabel 9. Analisis Lingkungan Eksternal Peningkatan Pendapatan Masyarakat Nelayan Analisis Lingkungan Eksternal Bobot Rangki Skor ng Peluang (Oppurtunities) 1. Sumber daya alam kelautan dan 0,25 4 1 perikkanan laut yang melimpah. 2. Masih tingginya dukungan pemerintah (komitmen) terhadap 0,19 3 0,57 masyarakat nelayan, seperti tersedianya fasilitas/ prasarana pasar perikanan, TPI, pelabuhan, dll. 3. Masih banyaknya program-program bantuan pemerintah kepada 0,19 3 0,57 masyarakat nelayan. 4. Masih banyaknya program peyuluhan dan pelatihan kepada 0,19 3 0,57 masyarakat nelayan. 5. Masih tingginya intensitas permintaan pasar terhadap 0,19 3 0,57 perikanan, baik lokal maupun regional. Total 1,00 3,28 Ancaman (Theats) 1. Keadaan alam (badai) yang sulit 0,44 4 1,76 diprediksi (yang sewaktu-waktu datang secara tiba-tiba). 2. Banyaknya nelayan asing yang melakukan penangkapan ikan di 0,34 3 1,02 Wilayah Kota Bengkulu. 3. Banyaknya pasokan ikan yang masih di datangkan dari luar daerah bengkulu. 0,22 2 0,44 Total 1,00 3,22 Sumber: Hasil Penelitian Bulan Maret 2011 304 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 Berdasarkan Tabel diatas, bahwa sumber daya alam yang melimpah, masih tingginya dukungan (komitmen) dari pemerintah terhadap masyarakat nelayan, masih banyaknya bantuan program dari pemerintah kepada masyarakat nelayan, masih banyaknya programprogram penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat nelayan, dan masih tingginya intensitas permintaan pasar terhadap perikanan, baik lokal maupun regional merupakan peluang (oppurtunities) bagi kesejahteraan (pendapatan) masyarakat nelayan yang ada di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kelurahan Pondok Besi, Kelurahan Maleboro sebesar 3,28. Dan keadaan alam/ badai yang sulit diprediksi (yang sewaktu-waktu datang secara tibatiba, banyaknya nelayan asing yang melakukan penangkapan ikan di Wilayah kota Bengkulu, dan banyaknya pasokan ikan yang didatangkan dari luar daerah Bengkulu merupakan ancaman (threats) bagi kesejahteraan masayarakat nelayan yang ada di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kelurahan Pondok Besi, dan Kelurahan Malabero sebesar 3,22. 3. Strategi Peningkatan Pendapatan Masyarakat Nelayan di Kota Bengkulu a. Analisis SWOT untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat Nelayan di Kota Bengkulu Tabel 10. Matrik SWOT Kekuatan (Strenght) IFAS 1. Potensi sumber Daya Manusia (masyarakat nelayan) yang banyak. 2. Tingginya ikatan kekeluargaan diantara masyarakat nelayan. EFAS 3. Tingkat homogenitas masyarakat nelayan yang tinggi khusunya dari agama yang mereka anut. Peluang (Oppurtunities) Strategi S-O 1. Sumber daya alam kelautan dan 1. Meningkatkan kualitas potensi sumber perikanan laut yang melimpah, daya manusia (masyarakat nelayan) 2. Masih tingginya dukungan agar mampu memanfaatka potensi (komitmen) pemerintah terhadap sumber daya alam kelautan (perikanan masyarakat nelayan, seperti laut) secara optimal, tersedianya fasilitas/ prasarana 2. Pemberian bantuan yang mendukung pasar perikanan, TPI, pelabuhan, bagi peningkatan kesejahteraannya dan dan lain-lain, Pemberian penyuluhan dan pelatihan 3. Masih banyaknya programmelalui forum-forum pengajian/ ikatan program bantuan pemerintah kekelurgaan diantara masyarakat kepada masyarakat nelayan, nelayan secara berkesinambungan, 4. Masih banyaknya program 3. Meningkatkan kualitas tata niaga untuk penyuluhan dan pelatihan kepada meningkatkan akses pemasaran secara masyarakat nelayan, lokal maupun regional. 5. Masih tingginya intensitas permintaan pasar terhadap perikanan, baik lokal maupun regional. 305 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu IFAS EFAS Peluang (Oppurtunities) 1. Sumber daya alam kelautan dan perikanan laut yang melimpah, 2. Masih tingginya dukungan (komitmen) pemerintah terhadap masyarakat nelayan, seperti tersedianya fasilitas/ prasarana pasar perikanan, TPI, pelabuhan,dll, 3. Masih banyaknya programprogram bantuan pemerintah kepada masyarakat nelayan, 4. Masih banyaknya program penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat nelayan, 5. Masih tingginya intensitas permintaan pasar terhadap perikanan, baik lokal maupun regional. IFAS EFAS Ancaman (Threats) 1. Keadaan alam (badai) yang sulit diprediksi (sewaktu-waktu datang secara tiba-tiba). 2. Banyaknya nelayan asing yang melakukan penangkapan ikan di VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 Kelemahan (Weaknesses) 1. Teknologi (sarana) yang digunakan sebagian masyarakat nelayan masih tradisonal, 2. Modal yang digunakan masih rendah, 3. Pendidikan masyarakat nelayan yang rendah, 4. Sulitnya melakukan perubahan sosial masyarakat nelayan dari masyarakat nelayan tradisional menjadi masyarakat modern. 5. Peran kelembagaan masyarakat nelayan yang tidak berfungsi. Strategi W-O 1. Meningkatkan kualitas teknologi dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam kelautan (perikanan laut) secara optimal dan meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan, 2. Membantu permodalan terhadap masyarakat nelayan dalam rangka kegiatan masyarakat nelayan (operasional kerja), 3. Pemberian penyuluhan dan pelatihan sebagai sarana pendidikan formal dan nonformal bagi masyarakat nelayan, 4. Membantu meningkatkan kualitas kelembagaan, sosial yang ada pada masyarakt nelayan melalui pengaktifan kembali aktifitas kelembagaan masyarakat nelayan untuk meningkatkan produktifitas hasil tangkapnya. Kekuatan (Strenght) 1. Potensi sumber Daya Manusia (masyarakat nelayan) yang banyak. 2. Tingginya ikatan kekeluarga diantara masyarakat nelayan. 3. Tingkat homogenitas masyarakat nelayan yang tinggi khusunya dari agama yang mereka anut. Strategi S-T 1. Melakukan penyuluhan mengenai permasalahan kelautan dan permasalahan sosial kemasyarakatan dalam lingkungan masyarakat nelayan, 2. Melakukan pembinaan dalam lingkugan 306 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu Wilayah Kota Bengkulu. 3. Banyaknya pasokan ikan yang didatangkan dari luar daerah Bengkulu IFAS EFAS Ancaman (Threats) 1. Keadaan alam (badai) yang sulit diprediksi (sewaktu-waktu datang secara tiba-tiba). 2. Banyaknya nelayan asing yang melakukan penangkapan ikan di Wilayah Kota Bengkulu. 3. Banyaknya pasokan ikan yang didatangkan dari luar daerah Bengkulu. VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 masyarakat nelayan untuk menghadapi berbagai bahaya yang mengancam. Kelemahan (Weaknesses) 1. Teknologi (sarana) yang digunakan sebagian masyarakat nelayan masih tradisonal, 2. Modal yang digunakan masih rendah, 3. Pendidikan masyarakat nelayan yang rendah, 4. Sulitnya melakukan perubahan sosial masyarakat nelayan dari masyarakat nelayan tradisional menjadi masyarakat modern. 5. Peran kelembagaan masyarakat nelayan yang tidak berfungsi. Strategi W-T 1. Melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan internal seperti pengunaan teknologi dan modal yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah, sulitnya melakukan perubahan sosial masyarakat nelayan dan peran kelembagaan seperti yang diharapkan yang tidak berfungsi dalam rangkah meningkatkan resistensi (daya tahan/kekebalan) terhadap berbagai ancaman yang selalu datang.. Sumber : Hasil Penelitian Maret 2011 b. Beberapa Strategi Alternatif Untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Nelayan di Kota Bengkulu Dari matrik SWOT yang telah dibuat maka diperoleh beberapa alternatif sebagai berikut: 1. Strategi S-O a. Meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia (masyarakat nelayan) agar mampu memanfaatkan potensi sumber daya alam kelautan/ perikanan laut secara optimal. Potensi sumber daya kelautan di Kota Bengkulu yang belum tergarap secara maksimal perlu dilakukan peningkatan produksi dengan jalan melakukan peningkatan kemampuan dan kualitas potensi yang dimiliki masyarakat nelayan sehingga tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan dan sekaligus peningkatan penghasilan asli daerah akan tercapai. Konsekuansi untuk mencapai saran ini maka instansi pemerintah yang menangani bidang perikanan maupun yang menangani dibidang sosial ekonomi masyarakat nelayan harus melakukan pembinaan secara berkesinambungan sehingga pembinaan tidak terjadi tumpang 307 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 tindih dan sasaran untuk meningkatkan penghasilan sekaligus kesejahteraan para nelayan di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kelurahan pondok Besi, dan Kelurahan Malabero dapat tercapai. b. Pemberian bantuan yang mendukung bagi peningkatan kesejahteraan dan pemberian penyuluhan dan pelatihan melalui forum-forum pengajian/ ikatan kekeluargaan diantara masyarakat nelayan secara berkesinambungan. Pemberian bantuan dan pemberian penyuluhan dan pelatihan dapat dilakukan melalui forum-forum pengajian/ ikatan kekeluargaan masyarakat nelayan agar masyarakat nelayan mendapatankan wawasan pengetahuan baru sehingga dapat melakukan aktifitas kenelayanan dan bantuan dari pemerintah dapat dimanfaatkan dengan sebaiknya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan (pendapatan) masyarakat nelayan. c. Meningkatkan kualitas tata niaga untuk meningkatkan akses pemasaran secara lokal maupun regional. Memberdayakan lembaga nelayan untuk dapat secara mandiri dan profesional membuka akses pemasaran baik pemasaran lokal maupun regional. Sehingga kesejahteraan masyarakat nelayan (pendapatan) dapat terpenuhi karena kebutuhan permintaan pasar akan ikan terkecukupi. 2. Strategi W-O a. Meningkatkan kualitas teknologi dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam secara optimal dan meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan. Potensi sumber daya alam yang ada di Kota Bengkulu ini masih berlimpah, tapi belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat nelayan dikarenakan kendala peralatan yang masih tradisional. Untuk itu lah dengan adanya dukungan dan bantuan dari pemerintah, masyarakat nelayan bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada di kota Bengkulu, khususnya di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kelurahan Pondok Besi, dan Kelurahan Malabero secara optimal oleh masyarakat nelayan karena adanya dukungan dan bantuan dari pemerintah berupa teknologi (armada dan alat tangkap) yang modern. b. Membantu permodalan terhadap masyarakat nelayan dalam rangka kegiatan masyarakat nelayan (operasional kerja). Pemerintah daerah melalui lembaga keuangan memberikan modal kepada lembagalembaga nelayan sehingga kebutuhan para nelayan dapat terpenuhi oleh kelembagaan nelayan tersebut dalam melakukan aktifitasnya. c. Pemberian penyuluhan dan pelatihan sebagai sarana pendidikan formal dan nonformal bagi masyarakat nelayan. Pemerintah daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan melakukan pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat nelayan, pelatihan dan penyuluhan tersebut merupakan suatu wadah bagi masyarakat nelayan sebagai sarana pendidikan formal dan informal agar masyarakat nelayan dapat lebih berkembang pola pikirnya sehingga masyarakat nelayan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan (pendapatan) masyarakat nelayan tersebut. d. Membantu meningkatkan kualitas kelembagaan sosial masyarakat nelayan melalui pengaktifan kembali aktifitas kelembagaan masyarakt nelayan untuk meningkatkan produktifitas hasil tangkapnya. 308 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 Pemerintah Daerah dalam lembaga swadaya masyarakat melakukan penyuluhan dan pelatihan untuk memberdayakan lembaga-lembaga nelayan sehingga lembaga nelayan tersebut mempunyai kemampuan secara profesional dan mandiri untuk dapat mengakses lembaga-lembaga keuangan baik itu lembaga Bank maupun lembaga keuangan non Bank untuk dapat membantu dan memenuhi kebutuhan permodalan anggotanya dengan cara mengatifkan kembali aktifitas kelembagaan nelayan dengan cara merekrut tenaga-tenaga profesional dalam kepengurusan kelembagaan nelayan. Agar kelembagaan tersebut dapat berfungsi dan bejalan dengan terus menerus dan tidak hanya waktu dapat bantuan saja kelembagaan tersebut dibentuk atau pun dijalankan. 3. Strategi S-T a. Melakukan penyuluhan mengenai permasalahan kelautan dan permasalahan sosial dalam lingkungan masyarakat nelayan. Pemerintah Daerah Kota Bengkulu dalam hal ini instansi yang membidangi kelautan dan sosial melakukan penyuluhan mengenai permasalahan kelautan dan permasalahan sosial dalam lingkungan masyarakat nelayan sehingga mengakibatkan pergeseran sosial masyarakat nelayan tradisional menjadi modern dalam meningkatkan kesejahteraan (pendapatan) masyarakat nelayan. b. Melakukan pembinaan dalam lingkungan masyarakat nelayan untuk dapat menghadapi berbagai bahaya yang mengancam. Instansi pemerintah baik yang teknis maupun yang non teknis yang melakukan pembinaan terhadap masyarakat nelayan dalam menghadapi bahaya yang akan tejadi dalam melakukan penangkapan di laut sehingga mereka dapat mengantisipasi hal-hal yang bakal terjadi nantinya. Sebaiknya melakukan pembinaan pemberdayaan masyarakat nelayan secara koordinatif sehingga tidak terjadi tumpang tindih program dalam melakukan pembinaan dalam pemberdayaan masyarakat nelayan. Sehingga masyarakat nelayan tersebut dapat menyerap dengan baik arahan apa yang dapat meningkatkan kesejahteraan (pendapatan) masyarakat nelayan yang ada di Kelurahan Pasar Baru, Kelurahan Pondok Besi, dan Kelurahan Malabero dari instansi pemerintah tesebut. 4. Strategi W-T Melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan internal seperti penggunaan teknologi (armada dan alat tangkap) dan modal yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah, sulitnya melakukan perubahan sosial masyarakat nelayan dan peran kelembagaan seperti yang diharapkan yang tidak berfungsi dalam rangka meningkatkan resistensi (daya tahan/ kekebalan) terhadap berbagai ancaman yang selalu datang. Untuk dapat meningkatkan kesejahteraan (pendapatan) masyarakat nelayan diperlukan suatu pembinaan agar masyarakat nelayan tersebut dapat memperbaiki kelemahan internal di dalam masyarakat nelayan seperti penggunaan teknologi (armada dan alat tangkap) dan modal yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah, sulitnya melakukan perubahan sosial masyarakat nelayan dan peran kelembagaan yang tidak berfungsi dalam rangkat meningkatkan resistensi (daya tahan/ kekebalan) terhadap berbagai ancaman yang selalu datang seperti keadaan alam, banyak nelayan asing yang melakukan penangkapan ikan diwilayah Kota Bengkulu, dan banyaknya pasokan ikan yang datang dari luar daerah Bengkulu sehingga masyarakat nelayan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan (pendapatan). 309 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 c. Faktor Utama/Penentu Peningkatan Pendapatan Masyarakat Nelayan di Kota Bengkulu Tabel 10. Matrik SWOT Utama IFAS Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weaknesses) Potensi sumber Teknologi (sarana) daya manusia yang digunakan (masyarakat sebagai masyarakat nelayan) yang nelayan yang EFAS banyak. banyak. Modal yang digunakan masih rendah. Peluang Strategi S-O Strategi W-O (Oppurtunities) Meningkatkan kualitas Meningkatkan kualitas potensi sumber daya teknologi dalam rangka Sumber daya alam kelautan dan manusia (masyarakat mengoptimalkan perikanan laut nelayan) agar mampu pemanfaatan potensi yang melipah. memanfaatkan potensi sumber daya alam sumber daya alam kelautan (perikanan laut) kelautan (perikanan secara optimal dan laut) secara optimal. meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan. Membantu permodalan terhadap masyarakat nelayan dalam rangka kegiatan masyarakat nelayan (operasional kerja) Ancaman (Threats) Strategi S-T Strategi W-T Keadaan alam Melakukan Melakukan (badai) yang sulit penyuluhan perbaikan-perbaikan diprediksi mengenai terhadap kelemahan (sewaktu-waktu permasalahan internal seperti datang secara tibakelautan dan penggunaan tiba). permasalahan sosial teknologi dan modal kemasyarakatan yang rendah dalam Banyaknya dalam lingkungan rangkah meningkat nelayan asing yang masyarakat nelayan. resistensi (daya melakukan tahan/kekebalan) penangkapan ikan Melakukan terhadap berbagai di Wilayah Kota pembinaan dalam ancaman yang selalu Bengkulu. lingkungan datang. masyarakat nelayan untuk menghadapi berbagai bahaya yang mengancam. Sumber : Hasil Penelitian Maret 2011 310 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 Strategi-strategi utama yang dapat dilakukan dalam peningkatan pendapatan masyarakat nelayan adalah: Meningkatkan kualitas teknologi dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam kelautan (perikanan laut) secara optimal dan meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan dan Membantu permodalan terhadap masyarakat nelayan (operasional kerja). Potensi sumber daya alam yang ada di Kota Bengkulu ini masih berlimpah, tapi belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat nelayan dikarenakan kendala peralatan yang masih tradisional. Untuk itu lah dengan adanya dukungan dan bantuan dari pemerintah, masyarakat nelayan bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada di kota Bengkulu, khususnya di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kelurahan Pondok Besi, dan Kelurahan Malabero secara optimal oleh masyarakat nelayan karena adanya dukungan dan bantuan dari pemerintah berupa teknologi (armada dan alat tangkap) yang modern. Dan Pemerintah daerah melalui lembaga keuangan memberikan modal kepada lembaga-lembaga nelayan sehingga kebutuhan para nelayan dapat terpenuhi oleh kelembagaan nelayan tersebut dalam melakukan aktifitasnya. d. Analisis Konperenshif Berdasarkan analisis Regresi dan analisis SWOT dapat dikolaborasikan analisis konperenshif berikut : Dari analisis Regresi, diketahui bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan masyarakat nelayan adalah teknologi, dan modal, sedangkan variabel yang tidak mempengaruhinya secara signifikan adalah variabel pendidikan dan kelembagaan. Dari analisis SWOT, diketahui bahwa untuk mengetahui strategi peningkatan pendapatan masyarakat nelayan tersebut, perlu di analisis terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang bisa menjadi kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), ancaman (Theats). Dari hasil identifikasi faktor yang di analisis SWOT diketahui sebagai berikut : 1. Faktor kekuatan yang dominan adalah potensi sumber daya manusia (masyarakat nelayan) yang banyak, tingginya ikatan kekeluargaan diantara masyarakat nekayan, dan tingkat homogenitas masyarakat nelayan yang tinggi khususnya agama yang meraka anut, 2. Faktor kelemahan yang menonjol adalah teknologi (sarana) yang digunakan masyarakat nelayan masih tradisional, modal yang digunakan masih rendah, pendidikan masyarakat nelayan yang rendah, sulitnya melakukan perubahan masyarakat nelayan dari masyarakat nelayan tradisional menjadi masyarakat modern dan peran kelembagaan yang tidak berfungsi. 3. Faktor peluang yang penting adalah sumber daya alam kelautan dan perikanan laut yang melimpah, masih tingginya dukungan (komitmen) pemerintah terhadap masyarakat nelayan, seperti tersedianya fasilitas/ prasana pasar perikanan, TPI, pelabuhan, dll, masih banyaknya program-program bantuan pemerintah kepada masyarakat nelayan, masih banyaknya program pemerintah melalui media penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat nelayan, dan masih tingginya intensitas peremintaan terhadap perikanan, baik lokal maupun regional. 4. Faktor ancaman yang perlu diantisipasi adalah keadaan alam (badai) yang sulit diprediksi (yang sewaktu-waktu datang secara tiba-tiba), banyaknya nelayan asing yang 311 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 melakukan penangkapan ikan di Wilayah Kota Bengkulu, dan banyaknya pasokan ikan yang berasal dari luar daerah Bengkulu. Dari faktor-faktor di atas tersebut, maka dengan analisis SWOT dihasilkan berbagai alternatif strategi sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia (masyarakat nelayan) agar mampu memanfaatkan potensi sumber daya alam kelautan (perikanan laut) secara optimal, pemberian bantuan yang mendukung bagi peningkatan kesejahteraannya dan pemberian penyuluhan dan pelatihan melalui forum-forum pengajian/ ikatan kekeluargaan diantara masyarakat nelayan secara berkesinambungan, dan meningkatkan kualitas tata niaga untuk meningkat akses pemasaran secara lokal maupun regional, 2. Meningkatkan kualitas teknologi dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam (perikanan laut) secara optimal dan meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan, membantu permodalan terhadap masyarakat nelayan dalam rangka kegiatan masyarakat nelayan (operasional kerja), pemberian penyuluhan dan pelatihan sebagai sarana pendidikan formal dan non formal bagi masyarakat nelayan, membantu meningkatkan kualitas kelembagaan sosial yang ada dalam masyarakat nelayan melalui pengaktifan kembali aktifitas kelembagaan masyarakat nelayan untuk meningkatkan produktifitas hasil tangkapnya, 3. Melakukan penyuluhan mengenai permasalahan kelautan dan permasalahan sosial dalam lingkungan masyarakat nelayan, dan melakukan pembinaan dalam lingkungan masyarakat nelayan untuk dapat menghadapi berbagai bahaya yang mengancam, 4. Melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan internal seperti penggunaan teknologi (armada dan alat tangkap) dan modal yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah, sulitnya melakukan perubahan sosial masyarakat nelayan dan peran kelembagaan yang tidak berfungsi dalam rangka meningkatkan resistensi (daya tahan/ kekebalan) terhadap berbagai ancaman yang selalu datang. Dari kedua analisis tersebut diketahui bahwa untuk mensejahterakan masyarakat nelayan tersebut ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu dari analisis regresi, teknologi dan modal yang digunakan. Sementara dari analisis SWOT, strategi utama yang digunakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan di Kota Bengkulu adalah: 1. Meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia (masyarakat nelayan) agar mampu memanfaatkan potensi sumber daya alam kelautan (perikanan laut) secara optimal. 2. Meningkatkan kualitas teknologi dan membantu permodalan dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam kelautan (perikanan laut) secara optimal dan meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan. 3. Melakukan penyuluhan dan pembinaan dalam lingkungan masyarakat nelayan mengenai permaslahan kelautan dan permasalahan sosial kemasyarakat nelayan untuk menghadapi berbagai bahaya yang mengancam. 4. Melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan internal seperti penggunaan teknologi dan modal yang rendah dalam rangka meningkatkan resistensi (daya tahan/ kekebalan) terhadap berbagai ancaman yang selalu datang. Semakin tinggi tingkat kemampuan/skill masyarakat nelayan semakin baik pola pikir atau pengetahuan tentang bagaimana cara menggunkanan teknologi yang lebih modern dalam memanfaatkan sumber daya alam khususnya ikan secara optimal. Untuk itulah masyarakat nelayan tersebut perlu dibina degan cara diberikan penyuluhan dan pelatihan melalui suatu kelompok nelayan/ kelembagaan. Apabila kelembagaan yang ada pada masyarakat nelayan dijalankan sesuai dengan fungsinya maka semakin mudah masyarakat 312 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 nelayan dalam mengakses bantuan dari manapun baik berupa modal maupun teknologi/ sarana (alat tangkap dan armada) buat operasional kerja masyarakat nelayan tersebut. Semakin modern teknologi yang digunakan dapat meningkatkan kesejahteraan (pendapatan) masyarakat nelayan. Teknologi yang diciptakan oleh manusia untuk tujuan tertentu yang pada intinya untuk mempermudahkan manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasil dan menghemat tenaga dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Sedangkan modal yang besar dapat memungkinkan seseorang untuk meningkatkan pendapatan, sehingga dengan pendapatan yang besar dapat memenuhi kebutuhan keluarganya, sedangkan apabila modal yang dimiliki kecil maka hasil tangkap yang diperoleh akan sedikit sehingga pendapatan yang diterima kecil dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan modal yang besar bisa mepermudah masyarakat nelayan dalam mendapatkan hasilnya karena modal yang besar bisa digunakan untuk biaya operasional masyarakat dalam menggunakan teknologi yang mereka miliki dan keperluan lainnya sehingga meraka bisa lebih lama lagi dalam memperoleh hasil tangkapnya. Kepada pihak pemerintah, demi kemajuan masyarakat nelayan maka pemerintah seharusnya lebih berperan kepada masyarakat nelayan dalam memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat nelayan tersebut agar masyarakat nelayan dapat mengembangkan keahlian dan keterampilannya dalam mengelolah potensi sumber daya alam secara optimal dan mengetahui bagaimana cara menghadapi bahaya yang akan terjadi di dalam aktifitas kenelayanan tersebut. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan masyarakat nelayan adalah tingkat teknologi yang dimiliki, dan jumlah modalnya. Untuk faktor pendidikan dan peran atau fungsi suatu kelembagaan masyarakat nelayan, hasil analisis menunjukan tidak adanya berpengaruh secara signifikan terhadap tinggi rendahnya pendapatan masyarakat nelayan di Kota Bengkulu. Beberapa strategi (strategi SO,WO, ST, dan WT) yang ditemukan dari berbagai faktor internal maupun eksternal yang berkaiatan dengan masyarakat nelayan adalah: Meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia (masyarakat nelayan) agar mampu memanfaatkan potensi sumber daya alam kelautan (perikanan laut) secara optimal, melalui pemberian bantuan yang mendukung bagi peningkatan kesejahteraan dan pemberian penyuluhan dan pelatihan melalui forum-forum pengajian/ikatan kekeluargaan diantara masyarakat nelayan secara berkesinambungan, agar dapat meningkatkan kualitas tata niaga untuk meningkat akses pemasaran secara lokal maupun regional; Meningkatkan kualitas teknologi, membantu permodalan, pemberian penyuluhan dan pelatihan masyarakat nelayan, meningkatkan kualitas kelembagaan sosial yang ada dalam masyarakat nelayan agar dapat meningkatkan kesejahteraan (pendapatan) masyarakat nelayan; Melakukan penyuluhan dan pembinaan mengenai permasalahan kelautan dan permasalahan sosial dalam lingkungan masyarakat nelayan untuk dapat menghadapi berbagai bahaya yang mengancam; Melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kelemahan internal seperti penggunaan teknologi (armada dan alat tangkap) dan modal yang rendah, tingkat 313 JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Strategi Peningkatan Masyarakat Nelayan Di Kota Bengkulu VOL. 2 NO. 3 SEPT 2012 pendidikan yang rendah, sulitnya melakukan perubahan sosial masyarakat nelayan dan peran kelembagaan yang tidak berfungsi dalam rangka meningkatkan resesi (daya tahan/ kekebalan) terhadap berbagai ancaman yang selalu datang. DAFTAR PUSTAKA Hasibuan. 1991. Ekonomi Indonesia. LPFE UI. Jakarta. Hoeve, Van. 1986. Ensklopedia Indonesia. Edisi Keempat. Ikhtiar Baru. Jakarta. http://www. pemberdayaan Masyarakat Pesisir-di.html . http://www.e_library UT.Mozilla Firefox 3 Beta 3. http://www.teknologi-pembelajaran.co.cc,2009. Mardikanto, T. 1994. Bunga Rampai Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta. Mubyarto, dkk. 1984. Nelayan dan Kemiskinan, Studi Ekonomi Antropologi dari 2 Desa Pantai. CV. Rajawali. Jakarta. Mubyarto, Prof. Dr. 2007, Menbangun Sistem Ekonomi, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Rangkuti, Freddy. 2000, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Penerbit PT. Sun, Jakarta. Reksoprayitno, Sediyono. 2000. Ekonomi Makro. BPFE. Yogyakarta. Sherrrade, Michael. 2006. Aset Orang Miskin. FE UI. Jakarta. 314