MANUSKRIP LAPORAN KASUS PENGELOLAAN HIPERTERMI PADA An. K USIA PRASEKOLAH DENGAN DHF (DENGUE HAEMORHAGIC FEVER) DI RUANG ANGGREK RSUD KOTA SALATIGA Oleh : NELSIA MASCARENHAS 0141869 PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017 Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever) Di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga Nelsia Mascarenhas*, Mona Saparwati**, Siti Haryani*** Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo [email protected] ABSTRAK Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Tujuan penulisan ini yaitu untuk melakukan pengelolaan hipertermi pada An. K dengan dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever) di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga. Metode yang digunakan adalah dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, data penunjang. Kemudian dilakukan metode prosedur keperawatan dengan kompres hangat dimana tindakan kompres hangat sangat efektif dalam memberikan rasa nyaman dan dapat menurunkan suhu tubuh. Hasil dari pengelolaan selama tiga hari yaitu didapatkan masalah pasien teratasi sebagian dengan data pasien tidak teraba panas lagi, dengan suhu dalam batas normal yaitu 37°C, akral teraba udah tidak hangat lagi. Saran bagi perawat dan tim kesehatan lainnya yaitu mampu memberikan asuhan keperawatan intensif khususnya pada anak dengan hipertermi sehingga dimungkingkan meminimalkan resiko komplikasi. Kata Kunci : DHF (Dengue Haemorhagic Fever), Kompres hangat, Hipertermi PENDAHULUAN asuhan keperawatan pada pasien dengan Saat ini angka kejadian DHF di Rumah DHF.Ketrampilan yang sangat dibutuhkan Sakit semakin meningkat tidak hanya pada adalah kemampuan untuk mengindentifikasi kasus anak, tetapi pada remaja dan juga tanda – tanda syok dan kecepatan dalam dewasa. Karena terdapat prevalensi dari menangani pasien yang mengalami Dengue Rumah Sakit Kota Salatiga pada tahun 2016 Syok Sindrom (DSS) (Suriadi, 2010). laki – laki 7 orang, perempuan 2 orang dan Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah pada tahun 2017 laki – laki 2 orang, suatu penyakit yang ditularkan oleh virus perempuan 3 orang dan jumlah klien laki – laki dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam dan perempuan menjadi 13 orang yang tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepti. terkena diagnosa Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk keperawatan Hipertermi. Oleh karena itu Aedes Aegypti dan Aedes Albopictu.Demam diharapkan perawat memiliki ketrampilan dan yang terjadi akibat penyakit ini bersifat pengetahuan yang cukup dalam memberikan mendadak dan berlangsung selama 5 – 7 penyakit DHF dengan Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 1 hari.Biasanya terlihat lesu, nafsu makan pasien An. K dengan menurun, sakit kepala, nyeri pada daerah bola Haemorhagic Fever). DHF (Dengue mata, punggung, dan persendian.Timbul pula bercak – bercak merah pada tubuh (petekie) terutama di daerah muka dan dada.(Suriadi, 2010). METODE Metode penulisan yang digunakan penulis yaitu dengan metode deskkriptif kemudian Di Indonesia penderita demam sebanyak teknik pengumpulan data dilakukan dengan 465 (91.0%) dari 511 ibu yang memakai cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik perabaan untuk menilai demam pada anak dan data penunjang. Kemudian dilakukan mereka metode sedangkan menggunakan sisanya thermometer. 23,1 Data saja prosedur keperawatan dengan Dinas melakukan pengkajian langsung kepada pasien Kesehatan provinsi Lampung tahun 2013 dan keluarga pasien mengenai keluhan utama, menyebutkan bahwa demam pada anak usia 1 riwayat – 14 tahun mencapai 4.074 anak dengan melakukanpengkajian klasifikasi 1.837 anak pada usia 1 – 4 tahun, Gordon sebagai dasar pengkajian.Kemudian 1.192 anak pada usia 5-9 tahun dan 1.045 dengan teknik observasi yaitu penulis melihat anak pada usia 10 – 14 tahun. Penyakit secara langsung keadaan pasienyaitu An. K terbanyak dengan gejala awal demam di ruang yang mengalami hipertermi di Ruang Anggrek Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek pada di RSUD Kota Salatiga. tahun 2014 yaitu DHF. Anak yang menderita Selanjutnya penyakit sekarang, fungsional dengan dan menurut melakukan demam dengan penyakit DHF mencapai 46 pemeriksaan fisik, penulis dapat mengetahui anak (Setyowati,2013). masalah apa yang terjadi dari bagian kepala Kompres hangat adalah tindakan sampai kaki pasien, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kain atau handuk yang dengan empat cara yaitu dengan inspeksi telah direndamkan pada air hangat, yang menggunakan ditempelkan pada bagian tubuh tertentu menggunakan prinsip vibrasi dan getaran sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan udara, palpasi menggunakan serabut saraf menurunkan suhu tubuh. sensoris pada telapak tangan, dan auskultasi Dari latar belakang yang telah diuraikan indra penglihatan, perkusi menggunakan indra pendengaran atau bisa diatas, penulis tertarik untuk mengelola pasien menggunakan stetoskop (Debora, 2015). dengan judul pengelolaan hipertermi pada Kemudian pemeriksaan diagnostik dilakukan agar penulis dapat mengetahui kemajuan hasil Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 2 dan mengetahui statuskesehatan pasien PEMBAHASAN (Debora, 2013). Penulis melakukan pengkajian data An. K pada hari selasa, 16 mei 2017 pukul 10 : HASIL 36 WIB di ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga Hasil yang didapatkan dari pengkajian An. didapatkan data saat pengkajian dengan K yaitu didapatkan data bahwa pasien metode allowanamnesa dan autoanamnesa mengalami demam sejak tiga hari yang lalu, yaitu dengan keluhan utama ibu pasien pasien tampak gelisah, pucat, pusing, mukosa mengatakan pasieng demam sejak tiga hari bibir kering, kulit kemerah – merahan, dan yang lalu, demam tersebut mendadak dan kulit teraba hangat dengan suhu 39,4°C nadi berlangsung selama 2 sampai 7 hari. (Ridha, 125x/menit RR 24x/menit. 2014). Berdasarkan hasil pengkajian masalah Diagnosa keperawatan yang ditegakkan keperawatan yang muncul adalah hipertermi. yaitu hipertermi berhubungan dengan virus Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dengue. hipertermi Penulis implementasi telah sesuai melakukan intervensi yang yaitu dengan manajemen hipertermi yang di bagi dalam dua tindakan direncanakan yaitu mengobservasi tanda – yaitu tanda vital, melakukan pengkajian pada farmakologis. Didapatkan data subjektif yaitu keluarga keluarga ibu pasien mengatakan pasien mengalami pasien untuk memakaikan pakaian yang tipis demam sejak tiga hari yang lalu, demam yaitu untuk menyerap keringat, menganjurkan meningkat saat sore hari. Serta data objektif keluarga pasien untuk memenuhi kebutuhan yaitu pasien tampak gelisah, pucat,lemas, cairan pasien, memberikan kompres hangat, pusing, kulit kemerahan, mukosa bibir kering, memberikan obat paracetamol syrup 1 sendok dan kulit teraba hangat, suhu 39,4°C, nadi makan dan obat antipiretik, memberikan 125x/menit, RR 24x/menit. pasien, menganjurkan injeksi cefotaxin 2x200 ampul, mengkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi tindakan farmakologis dan non Dari hasil pengkajian tersebut, penulis menetapkan masalah keperawatan hipertermi selanjutnya. (Kasim, 2015). Kemudian dari sebagai implementasi yang di berikan selama tiga hari menetapkan diagnosa tersebut disesuaikan didapatkan bahwa masalah teratasi sebagian dengan dengan data yang didapatkan yaitu panas karakteristik (Kamitshuru & Herdman, 2015). menurun dengan suhu 37°C, nadi 124x/menit, RR 24x/menit tetapi meningkat saat sore hari. diagnosa keadaan Untuk prioritas. An. K mengatasi dan Penulis batasan masalah keperawatan hiperetermi diperlukan rencana Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 3 keperawatan yang matang. Menurut NANDA hangat, berikan terapi obat paracetamol syrup (2015), hipertermi adalah peningkatan suhu 1 sendok makan da obat antipiretik tujuannya tubuh yang sangat tinggi (mencapai sekitar yaitu untuk menurunkan panas (Kasim,2015). 40°C) yang dengan Selama tiga hari pengelolaan pada An. K ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan yang dimulai pada hari selasa, 16 mei 2017 panas ataupun mengurangi produksi panas sampai atau ketidakmampuan mekanisme kehilangan keperawatan yang sudah dilakukan penulis panas yaitu : Implementasi hari pertama pada hari untuk berhubungan mengimbangi panas yang kamis, pengkajian adanya kriteria hasil yang harus dicapai oleh mendapatkan data subjektif, momonitor tanda perawat yang mengacu pada Nursing Outcome – tandavital, memonitor suhu lingkungan, Classification (NOC) 2013 pada perencanaan memonitor keperawatan peningkatan suhu tubuh, mengukur suhu, pada pada yaitu tidakan tubuh. Dalam menentukan perencanaan perlu mengacu 2017 2017 selasa, penulis mei mei berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu ini 16 18 keluarga keadaan melakukan pasien umum, keluarga unutk mengkaji Nursing Interventions Classification (NIC) 2013 menganjurkan sebuah taksonomi tindakan keperawatan yang memenuhi berbasis bukti di berbagai perawatan (NANDA, memberikan obat antipiretik dan paracetamol 2015). syrup 1 sendok makan untuk menurunkan kebutuhan pasien cairan untuk pasien, Penulis merumuskan intervensi setelah panas, memberikan cairan infuse KA – EN dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 melalui IV, memberikan injeksi ondasetron jam diharapkan keluhan panas menurun dan cefotaxin. dengan suhu 36°C, tanda-tanda vital kembali Implementasi hari kedua, rabu 17 mei normal, pasien tampak tidak gelisah, pusing 2017 yaitu memonitor tanda – tanda vital, hilang, kulit kemerahan hilang, kulit tidak memonitor keadaan umum, mengukur suhu, teraba hangat lagi. memantau Rencana keperawatan tersebut yaitu observasi tanda-tanda vital, lakukan tanda – tanda infeksi, menganjurkan keluarga pasien untuk memakai baju yang tipis pada pasien yang bertujuan pengkajian pada keluarga pasien, anjurkan untuk menyerap keringat, menganjurkan keluarga pasien memakaikan pakaian yang keluarga pasien untuk memenuhi kebutuhan tipis pada pasien utnuk menyerap keringat, cairan pasien yaitu memberikan minum 2,25 anjurkan keluarga pasien untuk memenuhi liter per hari, memberikan kompres hangat kebutuhan cairan pasien, berikan kompres dengan water tepid sponge pada pasien yang Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 4 bertujuan untuk membantu menurunkan dicapai. Pernyataan evaluasi terdiri dari dua panas. Menurut Susanti (2012) kompres komponen yaitu data yang tercatat (yang hangat pada dahi, leher, dan ketiak dapat menyatakan status kesehatan sekarang) dan menghambat shivering dan dapat menginduksi pernyataan konklusi (yang menyatakan efek vasodilatasi dari tindakan yang diberikan pada pasien) perifer sehingga dapat meningkatkan pengeluaran panas didalam (Wahid, 2012). tubuh. Evaluasi dilakukan pada hari selasa 16 Implementasi hari ketiga, kamis 18 mei 2017 memonitor vital, pasien An.K demam sejak tiga hari yang lalu, mengukur akral hangat,kulit tampak kemerahan, suhu untuk 39,4°C, Nadi 125x/menit, RR 24x/menit. memberikan pasien minum yang cukup 2,25 Masalah hipertermi belum teratasi, intervensi liter per hari hal ini bertujuan untuk dilanjutkan dengan mengobservasi keadaan membantu menurunkan panas.Berdasarkan umum dan vital sign, menganjurkan kompres jurnal penelitian yang dilakukan oleh Purwanti, hangat, Ambarwati memeberikan minum banyak pada memakaikan pakaian tipis, menganjurkan pasien demam dengan alasan karena air keluarga memenuhi kebutuhan cairan pasien, minum merupakan unsure pendingin tubuh mengkolaborasi yang penting dalam lingkungan panas dan air pemberian terapi selanjutnya. memonitor tanda keadaan suhu,menganjurkan – tanda Mei 2017 adalah ibu pasien mengatakan umum, keluarga sendiri diperlukan untuk mencegah terjadinya menganjurkan keluarga dengan untuk dokter untuk Evaluasi hari kedua, Rabu, 17 Mei 2017, dehidrasi akibat berkeringat.Mengkolaborasi pukul dengan dokter untuk pemberian antipiretik, mengatakan pasien An. K masih teraba panas, Paracetamol syrup 1 sendok makan per 8 jam, kulit golongan obat yaitu analgesik non narkotik, kemerahan, suhu 38,6°C, nadi 127x/menit, RR dan indikasi sanmol/paracetamol ada adalah 24x/menit. Masalah hipertermi belum teratasi, sebagai penghilang sakit kepala, gigi, dan intervensi dilanjutkan dengan mengobservasi menurunkanpanas. keadaan umum, dan vital sign, menganjurkan Tahap selanjutnya dari proses 08 29 masih kompres WIB terba hangat, adalah panas, ibu kulit menganjurkan keluarga untuk Evaluasi merupakan tahap akhir dari tindakan menganjurkan keluarga untuk memenuhi keperawatan, kebutuhan cairan, kolaborasi dengan dokter kemajuan pasien tentang terhadap indikasi tujuan yang baju tampak keperawatan yaitu evaluasi keperawatan. catatan memakaikan pasien yang tipis, untuk pemberian terapi selanjutnya. Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 5 Evaluasi hari ketiga, kamis, 19 Mei 2017 DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah adalah ibu pasien mengatakan suhu tubuh penyakit yang terdapat pada anak – anak dan pasien An.K sudah menurun tetapi masih orang dewasa dengan gejala utama demam, teraba masih panas dan meningkat saat sore nyeri otot dan sendi yang biasa memburuk hari, kulit teraba pasnas, mukosa bibir kering, setelah dua hari pertama dan apabila timbul kulit tampak kemerahan, suhu 37°C, Nadi rejatan (flek) angka kematian akan cukup 124x/menit, tinggi (Ridha, 2014). RR 24x/menit. Masalah teratasi sebagian, intervensi Virus Dengue dibawah oleh nyamuk dilanjutkan dengan mengobservasi keadaan Aedes Aegypty(Betina) sebagai vektor ke umum dan vital sign, menganjurkan kompres tubuh hangat, untuk tersebut.Infeksi yang pertama kali memberi memakaikan pakaian yang tipis.Menganjurkan gejala sebagai dengue fever dengan gejala keluarga untuk memenuhi kebutuhan cairan utama demam, nyeri otot / sendi dan virus pasien, kolaborasi dengan dokter untuk dengue sejenis arbovirus (Mansjoer, 2000) pemberian terapi selanjutnya dan melakukan dalam Ridha 2014). Pada kasus An. K di ruang pendelegasian Anggrek RSUD Kota Salatiga ditemukan bahwa hipertermi menganjurkan kepada keluarga perawat yang bertanggung jawab. manusia melalui gigitan nyamuk keluhan utama An. K yaitu mengalami demam Berdasarkan evaluasi yang dilakukan sejak tiga hari yang lalu. Diagnosa penulis selama tiga hari dapat disimpulkan keperawatan yang muncul pada kasus An. K bahwa An. K sangat kooperatif, mampu yaitu hipertermi berhubungan dengan virus mengikuti apa yang diajarkan oleh penulis. dengue. Rencana keperawatan yang telah disusun yaitu observasi tanda – tanda vital, SIMPULAN observasi Menurut Wong (2008) hipertermi adalah linkungan, keadaan umum, anjurkan pantau keluarga suhu pasien peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi memakaikan baju yang tipis pada pasien untuk (mencapai sekitar 40°C) yang berhubungan menyerap keringat, anjurkan keluarga pasien dengan untuk untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien, menghilangkan panas ataupun mengurangi ukur suhu, berikan kompres hangat, berikan produksi terapi obat antipiretik, dan kolaborasi dengan ketidakmampuan mekanisme panas atau tubuh ketidakmampuan kehilangan panas dokter untuk pemberian terapi selanjutnya. untukmengimbangi panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Implementasi yang dilakukan penulis yaitu mengobservasi suhu lingkunga, Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 6 memantau suhu, menganjurkan keluarga 2. Bagi Institusi dan Pendidkan pasien untuk memakaikan baju yang tipis Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat untukmenyerap mengabjurkan memberikan kemudahan dalam pemakaian keluarga pasien memenuhi kebutuhan cairan sarana dan prasarana yang merupakan pasien untuk mencegah dehidrasi, mengukur fasilitas suhu, hangat, mengembangkan ilmu pengetahuan dalam antipiretik, melalui praktik klinik dan pembuatan keringat, memberikan memberikan kompres terapi mengkolaborasi dengan dokter. bagi mahasiswa untuk laporan Dari diagnosa yang diangkat oleh penulis 3. Bagi Instansi Rumah Sakit pada evaluasi hari kamis, 18 mei 2017 pukul Diharapkan dapat memberikan pelayanan 08 : 25 WIB masalah hipertermi An. K teratasi kepada pasien seoptimal mungkin dan sebagian dengan data subjektif ibu pasien meningkatkan mutu pelayanan Rumah mengatakan panas sudah menurun, tetapi Sakit meningkat saat sore hari. kemudian dari data 4. Bagi pasien dan masyarakat objektif didapatkan pasien masih lemas, suhu Diharapkan ikut serta untuk menbantu dan 37°C. Dari data tersebut dapat disimpulkan mendukung bahwa masalah pasien teratasi sebagian dan pemberian pengelolaan dan merubah pola perlu untuk melanjutkan intervensi yaitu hidup menjadi lebih sehat, dan lingkungan observasi keadaan umum pantau suhu setiap 2 menjadi bersih. jam, anjurkan keluarga pasien pasien dalam pelaksana untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien, dan DAFTAR PUSTAKA kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Debora, O. (2013). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba Medika. terapi selanjutnya. SARAN 1. Bagi Penulis Diharapkan karya Tulis Ilmiah ini menjadi bahan pembelajaran dan bahan yang mempunyai manfaat, agar penulis semangat dalam belajar dan menuntut ilmu. Dwi, K. D. ( 2013).Asuhan Keperawatan Anak dengan (Dengue Haemoragic Fever)Grade II di Bangsal Melati 2. Hal, 65. RS Dr. Moewardi. Surakarta. Herdman & Kamitshuru.(2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC, NOC.Edisi 10.Jakarta : Buku Kedokteran : EGC. Kasim, F. (2015). ISO Informasi Espesialite Obat Indonesi. Jakarta : ISFI. Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 7 Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Edisi 4. PT Salemba Medika Ridha, H. N.(2014).Buku ajar keperawatan anak.PT Pustaka Pelajar Celeban UH III / 548. 55167. Email :[email protected]. Yogyakarta :EGC. Setyowati, L. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dengan Penanganan Demam Pada Anak Di Kampung Bakalan Kadipiro Banjarsari.PKU Muhammadiah Surakarta.Dari http://stikespku.com.digilib/files/disk1/ 1/stikes%20pku--linasetyo-44-120101292.pdf.Diakses pada tanggal 01 februari 2017. Suriadi & Yuliani.(2010). Buku Pegangan Praktik Klinik Asuhan Keperawatan Pada Anak.Jakarta : Perpustakaan Nasional RI. Katalog Dalam Terbitan (KDT). Hak. PT CV. Sagung Seto. Susanti, (2012). Efektifitas Kompres Tepid Sponge Terhadap Suhu Tubuh Anak Dengan Demam Di RS PKU Muhammadiyah. Surakarta. Diakses pada tanggal 7 februari 2017.http://eprints.ums.ac.id/32263/24 /3.%20NASKAH%20PUBLIKASI%20FUL% 20TEX.pdf Wahid, Abd dan Imam suprapto. (2012). Dokumentasi Proses Keperawatan. Yokjakarta : Nuha Medika Wong donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pedriatik.Edisi 6.Jakarta : EGC. Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga 8