DENGUE HAEMORHAGIC FEVER - UPT Perpustakaan Universitas

advertisement
MANUSKRIP
LAPORAN KASUS
PENGELOLAAN HIPERTERMI PADA An. K USIA PRASEKOLAH DENGAN DHF
(DENGUE HAEMORHAGIC FEVER) DI RUANG
ANGGREK RSUD KOTA SALATIGA
Oleh :
NELSIA MASCARENHAS
0141869
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017
Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)
Di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga
Nelsia Mascarenhas*, Mona Saparwati**, Siti Haryani***
Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
[email protected]
ABSTRAK
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan
tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi karena
adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang
berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.
Tujuan penulisan ini yaitu untuk melakukan pengelolaan hipertermi pada An. K dengan
dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever) di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga.
Metode yang digunakan adalah dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, data penunjang.
Kemudian dilakukan metode prosedur keperawatan dengan kompres hangat dimana tindakan
kompres hangat sangat efektif dalam memberikan rasa nyaman dan dapat menurunkan suhu tubuh.
Hasil dari pengelolaan selama tiga hari yaitu didapatkan masalah pasien teratasi sebagian
dengan data pasien tidak teraba panas lagi, dengan suhu dalam batas normal yaitu 37°C, akral teraba
udah tidak hangat lagi.
Saran bagi perawat dan tim kesehatan lainnya yaitu mampu memberikan asuhan
keperawatan intensif khususnya pada anak dengan hipertermi sehingga dimungkingkan
meminimalkan resiko komplikasi.
Kata Kunci : DHF (Dengue Haemorhagic Fever), Kompres hangat, Hipertermi
PENDAHULUAN
asuhan keperawatan pada pasien dengan
Saat ini angka kejadian DHF di Rumah
DHF.Ketrampilan yang sangat dibutuhkan
Sakit semakin meningkat tidak hanya pada
adalah kemampuan untuk mengindentifikasi
kasus anak, tetapi pada remaja dan juga
tanda – tanda syok dan kecepatan dalam
dewasa. Karena terdapat prevalensi dari
menangani pasien yang mengalami Dengue
Rumah Sakit Kota Salatiga pada tahun 2016
Syok Sindrom (DSS) (Suriadi, 2010).
laki – laki 7 orang, perempuan 2 orang dan
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah
pada tahun 2017 laki – laki 2 orang,
suatu penyakit yang ditularkan oleh virus
perempuan 3 orang dan jumlah klien laki – laki
dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam
dan perempuan menjadi 13 orang yang
tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepti.
terkena
diagnosa
Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk
keperawatan Hipertermi. Oleh karena itu
Aedes Aegypti dan Aedes Albopictu.Demam
diharapkan perawat memiliki ketrampilan dan
yang terjadi akibat penyakit ini bersifat
pengetahuan yang cukup dalam memberikan
mendadak dan berlangsung selama 5 – 7
penyakit
DHF
dengan
Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
1
hari.Biasanya terlihat lesu, nafsu makan
pasien
An.
K
dengan
menurun, sakit kepala, nyeri pada daerah bola
Haemorhagic Fever).
DHF
(Dengue
mata, punggung, dan persendian.Timbul pula
bercak – bercak merah pada tubuh (petekie)
terutama di daerah muka dan dada.(Suriadi,
2010).
METODE
Metode penulisan yang digunakan penulis
yaitu dengan metode deskkriptif kemudian
Di Indonesia penderita demam sebanyak
teknik pengumpulan data dilakukan dengan
465 (91.0%) dari 511 ibu yang memakai
cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
perabaan untuk menilai demam pada anak
dan data penunjang. Kemudian dilakukan
mereka
metode
sedangkan
menggunakan
sisanya
thermometer.
23,1
Data
saja
prosedur
keperawatan
dengan
Dinas
melakukan pengkajian langsung kepada pasien
Kesehatan provinsi Lampung tahun 2013
dan keluarga pasien mengenai keluhan utama,
menyebutkan bahwa demam pada anak usia 1
riwayat
– 14 tahun mencapai 4.074 anak dengan
melakukanpengkajian
klasifikasi 1.837 anak pada usia 1 – 4 tahun,
Gordon sebagai dasar pengkajian.Kemudian
1.192 anak pada usia 5-9 tahun dan 1.045
dengan teknik observasi yaitu penulis melihat
anak pada usia 10 – 14 tahun. Penyakit
secara langsung keadaan pasienyaitu An. K
terbanyak dengan gejala awal demam di ruang
yang mengalami hipertermi di Ruang Anggrek
Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek pada
di RSUD Kota Salatiga.
tahun 2014 yaitu DHF. Anak yang menderita
Selanjutnya
penyakit
sekarang,
fungsional
dengan
dan
menurut
melakukan
demam dengan penyakit DHF mencapai 46
pemeriksaan fisik, penulis dapat mengetahui
anak (Setyowati,2013).
masalah apa yang terjadi dari bagian kepala
Kompres
hangat
adalah
tindakan
sampai kaki pasien, hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan kain atau handuk yang
dengan empat cara yaitu dengan inspeksi
telah direndamkan pada air hangat, yang
menggunakan
ditempelkan pada bagian tubuh tertentu
menggunakan prinsip vibrasi dan getaran
sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan
udara, palpasi menggunakan serabut saraf
menurunkan suhu tubuh.
sensoris pada telapak tangan, dan auskultasi
Dari latar belakang yang telah diuraikan
indra
penglihatan,
perkusi
menggunakan indra pendengaran atau bisa
diatas, penulis tertarik untuk mengelola pasien
menggunakan stetoskop (Debora, 2015).
dengan judul pengelolaan hipertermi pada
Kemudian pemeriksaan diagnostik dilakukan
agar penulis dapat mengetahui kemajuan hasil
Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
2
dan
mengetahui
statuskesehatan
pasien
PEMBAHASAN
(Debora, 2013).
Penulis melakukan pengkajian data
An. K pada hari selasa, 16 mei 2017 pukul 10 :
HASIL
36 WIB di ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga
Hasil yang didapatkan dari pengkajian An.
didapatkan data saat pengkajian dengan
K yaitu didapatkan data bahwa pasien
metode allowanamnesa dan autoanamnesa
mengalami demam sejak tiga hari yang lalu,
yaitu dengan keluhan utama ibu pasien
pasien tampak gelisah, pucat, pusing, mukosa
mengatakan pasieng demam sejak tiga hari
bibir kering, kulit kemerah – merahan, dan
yang lalu, demam tersebut mendadak dan
kulit teraba hangat dengan suhu 39,4°C nadi
berlangsung selama 2 sampai 7 hari. (Ridha,
125x/menit RR 24x/menit.
2014). Berdasarkan hasil pengkajian masalah
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan
keperawatan yang muncul adalah hipertermi.
yaitu hipertermi berhubungan dengan virus
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
dengue.
hipertermi
Penulis
implementasi
telah
sesuai
melakukan
intervensi
yang
yaitu
dengan
manajemen
hipertermi yang di bagi dalam dua tindakan
direncanakan yaitu mengobservasi tanda –
yaitu
tanda vital, melakukan pengkajian pada
farmakologis. Didapatkan data subjektif yaitu
keluarga
keluarga
ibu pasien mengatakan pasien mengalami
pasien untuk memakaikan pakaian yang tipis
demam sejak tiga hari yang lalu, demam
yaitu untuk menyerap keringat, menganjurkan
meningkat saat sore hari. Serta data objektif
keluarga pasien untuk memenuhi kebutuhan
yaitu pasien tampak gelisah, pucat,lemas,
cairan pasien, memberikan kompres hangat,
pusing, kulit kemerahan, mukosa bibir kering,
memberikan obat paracetamol syrup 1 sendok
dan kulit teraba hangat, suhu 39,4°C, nadi
makan dan obat antipiretik, memberikan
125x/menit, RR 24x/menit.
pasien,
menganjurkan
injeksi cefotaxin 2x200 ampul, mengkolaborasi
dengan
dokter
untuk
pemberian
terapi
tindakan
farmakologis
dan
non
Dari hasil pengkajian tersebut, penulis
menetapkan masalah keperawatan hipertermi
selanjutnya. (Kasim, 2015). Kemudian dari
sebagai
implementasi yang di berikan selama tiga hari
menetapkan diagnosa tersebut disesuaikan
didapatkan bahwa masalah teratasi sebagian
dengan
dengan data yang didapatkan yaitu panas
karakteristik (Kamitshuru & Herdman, 2015).
menurun dengan suhu 37°C, nadi 124x/menit,
RR 24x/menit tetapi meningkat saat sore hari.
diagnosa
keadaan
Untuk
prioritas.
An.
K
mengatasi
dan
Penulis
batasan
masalah
keperawatan hiperetermi diperlukan rencana
Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
3
keperawatan yang matang. Menurut NANDA
hangat, berikan terapi obat paracetamol syrup
(2015), hipertermi adalah peningkatan suhu
1 sendok makan da obat antipiretik tujuannya
tubuh yang sangat tinggi (mencapai sekitar
yaitu untuk menurunkan panas (Kasim,2015).
40°C)
yang
dengan
Selama tiga hari pengelolaan pada An. K
ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan
yang dimulai pada hari selasa, 16 mei 2017
panas ataupun mengurangi produksi panas
sampai
atau ketidakmampuan mekanisme kehilangan
keperawatan yang sudah dilakukan penulis
panas
yaitu : Implementasi hari pertama pada hari
untuk
berhubungan
mengimbangi
panas
yang
kamis,
pengkajian
adanya kriteria hasil yang harus dicapai oleh
mendapatkan data subjektif, momonitor tanda
perawat yang mengacu pada Nursing Outcome
– tandavital, memonitor suhu lingkungan,
Classification (NOC) 2013 pada perencanaan
memonitor
keperawatan
peningkatan suhu tubuh, mengukur suhu,
pada
pada
yaitu
tidakan
tubuh. Dalam menentukan perencanaan perlu
mengacu
2017
2017
selasa,
penulis
mei
mei
berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu
ini
16
18
keluarga
keadaan
melakukan
pasien
umum,
keluarga
unutk
mengkaji
Nursing Interventions Classification (NIC) 2013
menganjurkan
sebuah taksonomi tindakan keperawatan yang
memenuhi
berbasis bukti di berbagai perawatan (NANDA,
memberikan obat antipiretik dan paracetamol
2015).
syrup 1 sendok makan untuk menurunkan
kebutuhan
pasien
cairan
untuk
pasien,
Penulis merumuskan intervensi setelah
panas, memberikan cairan infuse KA – EN
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
melalui IV, memberikan injeksi ondasetron
jam diharapkan keluhan panas menurun
dan cefotaxin.
dengan suhu 36°C, tanda-tanda vital kembali
Implementasi hari kedua, rabu 17 mei
normal, pasien tampak tidak gelisah, pusing
2017 yaitu memonitor tanda – tanda vital,
hilang, kulit kemerahan hilang, kulit tidak
memonitor keadaan umum, mengukur suhu,
teraba hangat lagi.
memantau
Rencana keperawatan tersebut yaitu
observasi
tanda-tanda
vital,
lakukan
tanda
–
tanda
infeksi,
menganjurkan keluarga pasien untuk memakai
baju yang tipis pada pasien yang bertujuan
pengkajian pada keluarga pasien, anjurkan
untuk
menyerap
keringat,
menganjurkan
keluarga pasien memakaikan pakaian yang
keluarga pasien untuk memenuhi kebutuhan
tipis pada pasien utnuk menyerap keringat,
cairan pasien yaitu memberikan minum 2,25
anjurkan keluarga pasien untuk memenuhi
liter per hari, memberikan kompres hangat
kebutuhan cairan pasien, berikan kompres
dengan water tepid sponge pada pasien yang
Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
4
bertujuan untuk
membantu
menurunkan
dicapai. Pernyataan evaluasi terdiri dari dua
panas. Menurut Susanti (2012) kompres
komponen yaitu data yang tercatat (yang
hangat pada dahi, leher, dan ketiak dapat
menyatakan status kesehatan sekarang) dan
menghambat shivering dan dapat menginduksi
pernyataan konklusi (yang menyatakan efek
vasodilatasi
dari tindakan yang diberikan pada pasien)
perifer
sehingga
dapat
meningkatkan pengeluaran panas didalam
(Wahid, 2012).
tubuh.
Evaluasi dilakukan pada hari selasa 16
Implementasi hari ketiga, kamis 18 mei
2017
memonitor
vital,
pasien An.K demam sejak tiga hari yang lalu,
mengukur
akral hangat,kulit tampak kemerahan, suhu
untuk
39,4°C, Nadi 125x/menit, RR 24x/menit.
memberikan pasien minum yang cukup 2,25
Masalah hipertermi belum teratasi, intervensi
liter per hari hal ini bertujuan untuk
dilanjutkan dengan mengobservasi keadaan
membantu menurunkan panas.Berdasarkan
umum dan vital sign, menganjurkan kompres
jurnal penelitian yang dilakukan oleh Purwanti,
hangat,
Ambarwati memeberikan minum banyak pada
memakaikan pakaian tipis, menganjurkan
pasien demam dengan alasan karena air
keluarga memenuhi kebutuhan cairan pasien,
minum merupakan unsure pendingin tubuh
mengkolaborasi
yang penting dalam lingkungan panas dan air
pemberian terapi selanjutnya.
memonitor
tanda
keadaan
suhu,menganjurkan
–
tanda
Mei 2017 adalah ibu pasien mengatakan
umum,
keluarga
sendiri diperlukan untuk mencegah terjadinya
menganjurkan
keluarga
dengan
untuk
dokter
untuk
Evaluasi hari kedua, Rabu, 17 Mei 2017,
dehidrasi akibat berkeringat.Mengkolaborasi
pukul
dengan dokter untuk pemberian antipiretik,
mengatakan pasien An. K masih teraba panas,
Paracetamol syrup 1 sendok makan per 8 jam,
kulit
golongan obat yaitu analgesik non narkotik,
kemerahan, suhu 38,6°C, nadi 127x/menit, RR
dan indikasi sanmol/paracetamol ada adalah
24x/menit. Masalah hipertermi belum teratasi,
sebagai penghilang sakit kepala, gigi, dan
intervensi dilanjutkan dengan mengobservasi
menurunkanpanas.
keadaan umum, dan vital sign, menganjurkan
Tahap
selanjutnya
dari
proses
08
29
masih
kompres
WIB
terba
hangat,
adalah
panas,
ibu
kulit
menganjurkan
keluarga
untuk
Evaluasi merupakan tahap akhir dari tindakan
menganjurkan keluarga untuk memenuhi
keperawatan,
kebutuhan cairan, kolaborasi dengan dokter
kemajuan
pasien
tentang
terhadap
indikasi
tujuan
yang
baju
tampak
keperawatan yaitu evaluasi keperawatan.
catatan
memakaikan
pasien
yang
tipis,
untuk pemberian terapi selanjutnya.
Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
5
Evaluasi hari ketiga, kamis, 19 Mei 2017
DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah
adalah ibu pasien mengatakan suhu tubuh
penyakit yang terdapat pada anak – anak dan
pasien An.K sudah menurun tetapi masih
orang dewasa dengan gejala utama demam,
teraba masih panas dan meningkat saat sore
nyeri otot dan sendi yang biasa memburuk
hari, kulit teraba pasnas, mukosa bibir kering,
setelah dua hari pertama dan apabila timbul
kulit tampak kemerahan, suhu 37°C, Nadi
rejatan (flek) angka kematian akan cukup
124x/menit,
tinggi (Ridha, 2014).
RR
24x/menit.
Masalah
teratasi
sebagian,
intervensi
Virus Dengue dibawah oleh nyamuk
dilanjutkan dengan mengobservasi keadaan
Aedes Aegypty(Betina) sebagai vektor ke
umum dan vital sign, menganjurkan kompres
tubuh
hangat,
untuk
tersebut.Infeksi yang pertama kali memberi
memakaikan pakaian yang tipis.Menganjurkan
gejala sebagai dengue fever dengan gejala
keluarga untuk memenuhi kebutuhan cairan
utama demam, nyeri otot / sendi dan virus
pasien, kolaborasi dengan dokter untuk
dengue sejenis arbovirus (Mansjoer, 2000)
pemberian terapi selanjutnya dan melakukan
dalam Ridha 2014). Pada kasus An. K di ruang
pendelegasian
Anggrek RSUD Kota Salatiga ditemukan bahwa
hipertermi
menganjurkan
kepada
keluarga
perawat
yang
bertanggung jawab.
manusia
melalui
gigitan
nyamuk
keluhan utama An. K yaitu mengalami demam
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan
sejak
tiga
hari
yang
lalu.
Diagnosa
penulis selama tiga hari dapat disimpulkan
keperawatan yang muncul pada kasus An. K
bahwa An. K sangat kooperatif, mampu
yaitu hipertermi berhubungan dengan virus
mengikuti apa yang diajarkan oleh penulis.
dengue. Rencana keperawatan yang telah
disusun yaitu observasi tanda – tanda vital,
SIMPULAN
observasi
Menurut Wong (2008) hipertermi adalah
linkungan,
keadaan
umum,
anjurkan
pantau
keluarga
suhu
pasien
peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi
memakaikan baju yang tipis pada pasien untuk
(mencapai sekitar 40°C) yang berhubungan
menyerap keringat, anjurkan keluarga pasien
dengan
untuk
untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien,
menghilangkan panas ataupun mengurangi
ukur suhu, berikan kompres hangat, berikan
produksi
terapi obat antipiretik, dan kolaborasi dengan
ketidakmampuan
mekanisme
panas
atau
tubuh
ketidakmampuan
kehilangan
panas
dokter untuk pemberian terapi selanjutnya.
untukmengimbangi panas yang berlebihan
sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.
Implementasi yang dilakukan penulis
yaitu
mengobservasi
suhu
lingkunga,
Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
6
memantau
suhu,
menganjurkan
keluarga
2. Bagi Institusi dan Pendidkan
pasien untuk memakaikan baju yang tipis
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
untukmenyerap
mengabjurkan
memberikan kemudahan dalam pemakaian
keluarga pasien memenuhi kebutuhan cairan
sarana dan prasarana yang merupakan
pasien untuk mencegah dehidrasi, mengukur
fasilitas
suhu,
hangat,
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam
antipiretik,
melalui praktik klinik dan pembuatan
keringat,
memberikan
memberikan
kompres
terapi
mengkolaborasi dengan dokter.
bagi
mahasiswa
untuk
laporan
Dari diagnosa yang diangkat oleh penulis
3. Bagi Instansi Rumah Sakit
pada evaluasi hari kamis, 18 mei 2017 pukul
Diharapkan dapat memberikan pelayanan
08 : 25 WIB masalah hipertermi An. K teratasi
kepada pasien seoptimal mungkin dan
sebagian dengan data subjektif ibu pasien
meningkatkan mutu pelayanan Rumah
mengatakan panas sudah menurun, tetapi
Sakit
meningkat saat sore hari. kemudian dari data
4. Bagi pasien dan masyarakat
objektif didapatkan pasien masih lemas, suhu
Diharapkan ikut serta untuk menbantu dan
37°C. Dari data tersebut dapat disimpulkan
mendukung
bahwa masalah pasien teratasi sebagian dan
pemberian pengelolaan dan merubah pola
perlu untuk melanjutkan intervensi yaitu
hidup menjadi lebih sehat, dan lingkungan
observasi keadaan umum pantau suhu setiap 2
menjadi bersih.
jam,
anjurkan
keluarga
pasien
pasien
dalam
pelaksana
untuk
memenuhi kebutuhan cairan pasien, dan
DAFTAR PUSTAKA
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
Debora, O. (2013). Proses Keperawatan dan
Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba
Medika.
terapi selanjutnya.
SARAN
1. Bagi Penulis
Diharapkan karya Tulis Ilmiah ini menjadi
bahan pembelajaran dan bahan yang
mempunyai
manfaat,
agar
penulis
semangat dalam belajar dan menuntut
ilmu.
Dwi, K. D. ( 2013).Asuhan Keperawatan Anak
dengan
(Dengue
Haemoragic
Fever)Grade II di Bangsal Melati 2. Hal,
65. RS Dr. Moewardi. Surakarta.
Herdman & Kamitshuru.(2013). Buku Saku
Diagnosis Keperawatan NANDA NIC,
NOC.Edisi 10.Jakarta : Buku Kedokteran
: EGC.
Kasim, F. (2015). ISO Informasi Espesialite
Obat Indonesi. Jakarta : ISFI.
Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
7
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Edisi 4. PT Salemba
Medika
Ridha, H. N.(2014).Buku ajar keperawatan
anak.PT Pustaka Pelajar Celeban UH III /
548.
55167.
Email
:[email protected].
Yogyakarta :EGC.
Setyowati, L. (2013). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Orang Tua Dengan
Penanganan Demam Pada Anak Di
Kampung
Bakalan
Kadipiro
Banjarsari.PKU
Muhammadiah
Surakarta.Dari
http://stikespku.com.digilib/files/disk1/
1/stikes%20pku--linasetyo-44-120101292.pdf.Diakses pada tanggal 01
februari 2017.
Suriadi & Yuliani.(2010). Buku Pegangan
Praktik Klinik Asuhan Keperawatan Pada
Anak.Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
Katalog Dalam Terbitan (KDT). Hak. PT
CV. Sagung Seto.
Susanti, (2012). Efektifitas Kompres Tepid
Sponge Terhadap Suhu Tubuh Anak
Dengan Demam Di RS
PKU
Muhammadiyah. Surakarta. Diakses
pada
tanggal
7
februari
2017.http://eprints.ums.ac.id/32263/24
/3.%20NASKAH%20PUBLIKASI%20FUL%
20TEX.pdf
Wahid, Abd dan Imam suprapto. (2012).
Dokumentasi Proses Keperawatan.
Yokjakarta : Nuha Medika
Wong donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan
Pedriatik.Edisi 6.Jakarta : EGC.
Pengelolaan Hipertermi Pada An. K Dengan DHF (Dengue Haemorhagic Fever)Di Ruang Anggrek
RSUD Kota Salatiga
8
Download