SELAYANG PANDANG KEBIJAKAN PUBLIK Istilah Kebijakan

advertisement
SELAYANG PANDANG KEBIJAKAN PUBLIK
Istilah Kebijakan (Policy)
1. Robert Eyeston (Policy)
Policy : The relationship of a government unit to its environment
(hubungan suatu lembaga pemerintah terhadap lingkungannya).
2. Carl J.Freindrich (Soenarko, 2000)
Kebijakan : suatu tindakan yang diusulkan pada seseorang, golongan/pemerintah dalam
suatu lingkungan dengan halangan-halangan dan tantangan-tantangan yang diharapkan
dapat memenuhi dan mengatasi halangan tersebut dalam rangka mencapai suatu citacita/mewujudkan suatu kehendak serta tujuan tersebut.
3. Anderson (1984)
Policy : A.Purposierve course of action, followed by an actor or a sel actors in dealing
with a problem a matter coucern.
Kebijakan : suatu awal tindakan yang bertujuan yang dilaksanakan oleh pelaku/pelaku
kebijakan didalam mengatasi suatu masalah/urusan-urusan.
4. Hasswel & Kaplan (Mustofa, 2003)
Policy : A Project program of goals, values and practices
Kebijakan : suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang
terarah.
5. Jefkins (Wahab, 1990)
Kebijakan : serangkaian keputusan-keputusan yang saling terkait berkenaan dengan
penilaian tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapainya dalam situasi tertentu.
Maka definisi kebijakan : (J.E. Hosio)
Suatau keputusan yang dilaksanakan oleh pejabat pemerintah untuk kepentingan rakyat yang
dilisir merupakan keseluruhan kepentingan yang utuh dari perpaduan pendapat, keinginan
dan tuntutan yang disampaikan kepada pemerintah.
Perbedaan antara konsep dan kebijakan menurut Harbani Pasalong.
(Teori Administrasi Publik, Alfabeta Bandung, 2007)
Kebijakan
Kebijaksanaan
1. Suatu rangkaian alternatif yang siap 1. Berkenaan dengan suatu keputusan
dipiih berdasarkan prinsip-prinsip
yang memperbolehkan sesuatu
tertentu.
sebenarnya dilarang berdasarkan
2. Hasil analisis yang mendalam terhadap
alasan-alasan tertentu.
berbagai alternatif yang bermuara 2. Selalu
mengandung
makna,
kepada keputusan tentang alternatif
melanggar segala sesuatu yang
terbaik.
pernah ditetapkan karena alasan
tertentu.
PUBLIK
 Publik dalam sudut pandang Etimologi :
- Dalam terma seksi-seksi di Indonesia publik : Negara/hukum. Secara etimologis publik
berasal dari sebuah kata dalam bahasa Yunani, yakni : Pubes” berarti kedewasaan
secara fisik, emotional maupun intelektual.
- Dalam perspektif sosiologi dan psikologi istilah pubes seringkali diseut dalam tema
lain : Puber yang kemudian diinterpretasikan sebagai tahapan kehidupan social dalam
masa transisi imana yang maknanya berorientasi pada diri sendiri menjadi memikirkan
orang lain diluar dirinya.
- Dalam bahasa Yunani istilah publik seringkali dipadankan dengan istilah koinan dalam
bahasa Inggris dikenal kata Common bermakna hubungan antar individu.
- Maka publik seringkali dikonsepkan sebagai sebuah ruang yang berisi aktivitas
manusia yang dipandang perlu untuk diatur/diintervensi oleh pemerintah/aturan
sosial/setidaknya oleh tindakan bersama.
 Pengkajian titik awal pembedaan konsep publik dan privat
Titik awal yang cukup representative yakni bangsa Yunani dan Romawi Kuno.
- Bangsa Romawi istilah public dan privat dalam terma respublika dan res privat.
- Bangsa Yunani Kuno gagasan public dan privat dieksprsikan istilah Koinan (publik)
dan Idion (privat).
- Analisis Hannah Arendt dalam saxonhouse (1983) dikotomi public dan privat sebagai
berikut :
PUBLIK
PRIVAT
Polis
Rumah Tangga
Kebebasan
Keharusan
Pria
Wanita
Kesetaraan
Kesenjangan
Keabadian
Kementaraan
Terbuka
Tertutup
DEFINISI KEBIJAKAN PUBLIK
1. Kamus administrasi public Chandler & Palno : Pemanfaatan yang strategis terhadap
sumber-sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah publik/pemerintah.
2. William N. Dunn : suatu rankaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat
oleh lembaga/pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintah.
3. Thomas R.Dye : apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan/tidak dilakukan,
bila pemerintah memilih untuk melaksanakan sesuatu untuk tujuannya (objektif) dan
keijakan public meliputi semua tindakan pemerintah. Jadi bukan semata-mata merupakan
pernyataan keinginan pemerintah, pejabat pemerintah saja.
4. Sefrita & Russel : Is what ever government decides to do or no to do.
5. Chaizi Nasucha : Kewenangan pemerintah dalam pembuatan suatu kebijakan yang
diinginkan ke dalam perangkat peraturan hukum. Bertujuan untuk menyerap dinamika
social dalam masyar akat yang akan dijadikan acuan perumusan kebijakan cipta hubungan
social yang harmonis.
Dari definisi tersebut diatas kebijakan public dapat dikatakan :
1. Kebijakan publik dibuat oleh pemerintah (tindakan pemerintah)
2. Kebijakan publik berorientasi pada kepentingan publik.
3. Kebijakan publik adalah tindakan pemilihan alternatif untuk di laksanakan/tidak oleh
pemerintah demi kepentingan publik.
Maka idealnya kebijakan publik :
1. Untuk dilaksanakan dalam bentuk riil bukan sekedar dinyatakan.
2. Untuk dilaksanakan/tidak karena didasarkan pada kepentingan publik sendiri.
 W.F. Baberc yang dikutip oleh Massey dalam buku Managing Public Sectro, A
Comparative Analisys of The United Kindom and The United States (1993 ; 15)
berpendapat bahwa sektor publik memiliki 10 ciri penting yang berbeda dengan sektor
swasta :
1. Lebih kompleks dan mengembang tugas-tugas lebih ambigu.
2. Lebih banyak menghadapai problem dalam mengimplementasikan keputusankeputusannya.
3. Memanfaatkan lebih banyak orang yang memiliki motivasi yang sangat beragaran.
4. Lebih banyak memperhatikan usaha mempertahankan peluang dan kapasitas.
5. Lebih banyak melakukan aktivitas yang memiliki signifikan simbolik.
6. Lebih ketat dalam menjaga standar komitmen dan legalitas.
7. Mempunyai peluang lebih besar usaha merespon isu-isu keadilan dan kejujuran.
8. Harus beroperasi demi kepentingan publik.
9. Lebih memperhatikan kompensasi atas segala kegagalan publik.
10. Harus mempertahankan level dukungan publik minimal diatas level yang dibutuhkan
dalam industri swasta.
MAKNA KEBIJAKAN PUBLIK
Rumusan pemahaman tentang kebijakan public : (Riant Nugroho)
1. Kebijakan Publik : kebijakan yang dibuat oleh administrator Negara/public. Jadi
kebijakan public : segala sesutau yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakaan oleh
pemerintah.
2. Kebijakan Publik : Kebijakan yang mengatur kehidupan bersama/kehidupan public bukan
kehidupan orang seorang/golongan.
3. Kebijakan Publik : dikatakan jika manfaat yang diperoleh masyarakat yang bukan
pengguna langsung dari produk yang dihasilkan jauh lebih banyak /lebih besar dari
pengguna langsungnya. Konsepnya disebut externality/istilah serapan menjadi
ekternalitas.
Ad.1. “segala sesuatu”  berkenaan dengan setiap aturan main dalam kehidupan bersama
(hubungan antar warga maupun warga dengan pemerintah) “dikerjakan”  “kerja”
sudah merangkum proses pra & pasca yaitu bagaimana pekerjaan dirumuskan,
diterapkan dan dinilai hasilnya, bersifat aktif dan memaksa kata kuncinya : keputusan
“pemerintah”  pemerintah Negara.
Ad.2. Contoh “polisi tidur”  dibangun oleh masyarakat dengan maksud agar pengendara
tidak ngebut, dimana jalannya rata-rata 20m dan ada 5 jumlah sepanjang 100 m (?)
berapa banyak energy yang harus hilang,baik bensin, kampas rem, polusi, sress?
Padahal pengendara telah bayar pajak dan tidak ada hak dari masyarakat di situ untuk
bangun karena dibangun oleh pemerintah lewat pajak (pajak kendaraan). Hal tersebut
memang baik tapi timbl masalah  maksud mau mengatasinya namun melahirkan
masalah baru.
Ad.3. Contoh : produk AC digunakan oleh pemilik/pembeli ketika menjadi pengguna
langsung namun ketika ada rapat diruangan mereka yang tidak ikut membeli ikut
menerima manfaat.
Contoh : produk privat sabun lux
Pupuk urea yang digunakan petani – perusahaan jasa transportasi – pembeli.
Pembuatan jalan transportasi banyak manfaat baik tidak langsung / langsung.
PROF. DR. M.SOOLY LUBIS, SH.
I. Mengapa dikatakan kebijakan publik ?
 Karena kepentingan yang dilayani adalah kepentingan public yang dinamakan public
interest, maka yang aktif dan bekerja dalam hal ini ada beberapa lembaga public yang
dinamakan public institusions.
 Oleh karena itu untuk keberhasilan dan penyelenggaraan pelayanan kepentingan
umum harus ada managemen (pengelola) yang dijalankan lembaga-lembagaa /jabatan
resmi secara tersistem dan terarah.
 Managemen yang dilakukan oleh jabatan-jabatan resmi  public management.
 Management bertujuan melakkukan pelayanan (service)  public service.
 Para pejabat Negara dan seluruh aparatur pemerintahan harus bersikap sebagai
pelayan kepada masyarakat / public servant.
 Aparatur pemerintah yang melakukan pelayanan umum yang di kendalikan melalui
biro-biro sering dinamakan kelompok birokrat  public bureaucracy.
II. Politics, Polity, Policy
a. Politics : kehidupan politik (politival life) yang menggambarkan kekuatan-kekuatan
politik yang ada dan bagaimana perkembangannya serta bagaimana pengaruh mereka
di dalam perumusan dokumen-dokumen kebijaksanaan politik.
Menurut Daid Easton meliputi :
Berbagai kegiatan yang mempengaruhi kebijakan dari perilaku yang berkuasa dan
diterapkan kepada masyarakat yang secara timbul merupakan cara pelaksanaan
kebijakan itu dan kita berpartisipasi dalam kehidupan politik jika aktivitasnya
merupakan hubungan dan perbuatan dan pelaksanaan kebijakan itu (perumusan
kebijakan)
Skema
Political
Consideration
Garis politik : GBHN/Rep. Nas

Peraturan : UU/Perda dll.
Eksekusi :
Pelaksanaan

kebijaksanaan
b. Polity : Sistem ketatanegaraan termasuk system pemerintahan Negara.
- Untuk belajar mulai dari ilmu Negara, ilmu politik, lewat pendekatan
ilmu politik.
- Masalah polity/ketatanegaraan dipelajari dari segi hukumnya maka 
pelajaran hukum tata Negara.
- Kalau yang dibahas : bagaimana cara aparat menunjukkan kewenangan
yang diberikan batasan-batasannya oleh hukum tata Negara  H.A.N.
- Secara teoritis dikatakan :
HTN : menggambarkan Negara dalam keadaan diamnya (start in rust)
kalau
HAN : memperlihatkan negara dalam keadaan bergerak.
c. Policy : ditafsirkan menjadi kebijakan, sedangkan kebijaksanaan disebut sebagai
“Wisdom”
 Wisdon dalam arti kebijaksanaan/kearifan : pemikiran/pertimbangan yang
mendalam untuk menjadi dasar (landasan) bagi perumusan kebijakan.
Tapi dalam literature maupun percakapan sehari-hari sering istilah ini diberikan
tafsiran untuk kebijakan, sedangkan yang dimaksudnya adalah kebijaksanaan.
Padahal masih beda antara kebijakan (policy) dengan kebijaksanaan (Wisdom)
 Policy tertuang dalam dokumen resmi misalmya : GBHN, Repelita, dll. Bahkan
dalam beberapa bentuk peraturan hokum juga tersirat dan terkandung pokok
kebijaksanaan misalnya : di UU, PP, Kepres, dsb.
 Kebijakan ? Policy : seperangkat keputusan yang diambil oleh pelaku-pelaku poltik
dalam rangka memilih tiuuan dan bagaimana cara untuk pencapaian tujuan.
Policy  mencakup aturan-aturan yang ada didalamnya (Irfan Islamy)
Wisdom  memerlukan pertimbangan-pertimbangan lebih jauh lagi.
 Cita-cita dan tujuan bersama itu ingin dicapai melalui usaha bersama dan untuk
itulah perlu di tentukan rencana-rencana yang dituangkan dalam rumus kebijakan
berupa Hukum Negara ? Pemerintah.
Gambar : Skema Alur hubungan segitiga antara masyarakat dengan infra dan supra
struktur politik.
 Bentuk Kebijakan Publik
1. Peraturan perundangan yang terkodifikasi secara formal dan legal.
Mengapa ? karena aparat public yang dibayar oleh uang public melalui pajak dan
penerimaan Negara lainnya dan karena secara hukum formal bertanggungjawab
kepada public.
Rentetan kebijakan public sederhana dikelompokkan menjadi 3 :
a. Kebijakan Publik bersifat makro/umum/mendasar yaitu :
- UUD 45/PP Pengganti UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Perda.
b. Kebijakan public bersifat mikro/menengah/penjelas pelaksana, bentuk :
- Peraturan Menteri, Surat Edaran Menteri, Peraturan Gubernur, Bupati, Walikota,
Surat Keputusan Bersama (SKB) antar Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota.
c. Kebijakan public bersifat mikro, mengatur pelaksanaan/implementasi dari
kebijakan diatas, bentuk dari ;
- Peraturan yang di keluarkan oleh aparat public di bawah menteri, gubernur,
bupati, dan walikota.
2. Bentuk pernyataan pejabat public.
Pernyataan yang disampaikan dalam (forum) resmi dan dikutip oleh media masa dan
disebutkan kepada masyarakat luas.
3. Gesture/gerak mimik gaya pejabat publik
Bentuk ini paling jarang diangkat sebagai isu kebijakan padahal pada Negara-negara
bentuk/jenis ini pimpinan ditirukan oleh seluruh bawahannya.
Contoh : “kata kan  ken
Cium pipi  akan ditiru
Catatan : dilihat dari kesejarahan, pemahaman bentuk I merupakan pemahaman klasik
sedang yang ke 2, 3  kontemporer.
 Dampak kebijakan public merupakan satu hal yang harus menjadi pusat perhatian sebagai
analisis kebijakan.
 Ingin tahu apakah kebijakan dapat mencapai apa yang diinginkan  tugas dari evaluasi
kebijakan.
Contoh kasus : kelompok 3 orang mau ke Jakarta dengan pendapat yang beda, naik bus,
kereta, pesawat.
Matriks pilihan
No. Pilihan
1.
Bus
2.
Kereta Api
Kekuatan
Murah
Aman, lebih cepat
Kelemahan
Tdk aman, lama
Agak lama
3.
Cepat
Mahal,
Pesawat
Kondisi Kita
Keterbatasan
Uang dan waktu
namun
harus
sampai dengan
segera
dan
selamat
 Sasaran studi public :
- Sasaran utama : Hubungan antara konsep dan penerapannya yaitu bagaimana kebijakan
public itu proses di mulai dari awal-akhir sejak pengumpulan masukan (input) sampai
akhir keluaran-keluaran (output)
- Dari seuruh sasaran tudi kebijakan public ada 2 macam sasaran yang di ambil :
1. bagaimana keijakan dibuat (mekanisme dan prosedur penentuan atau garis politik)
2. bagaimana kebijakan atau garis besar politik di laksanakan di kaitkan dengan
praktek di Indonesia.
Joyce Mitchel mendenifisikan politik adalah pengambilan keputusan politik/pembuatan
kebijakan umum untuk masyarakat.
Setiap proses membentuk kebijakan umum/pemerintah : hasil dari suatu proses pengambilan
suatu keputusan.
 Alternatif penilaian kebijakan :
 Dalam pemilihan alternative terkait soal pembagian/distribusi.
Maksudnya : distribusi layanan kepentingan,yang di maksud misalnya: kepentingan
politik,ekonomi dsb.
 Harold Laswell : mengatakan bahwa dalam hubungan antara distribusi dan alternative
itu proses yang terjadi : persoalan : who gets what, where and how, arti : seseorang itu
mendapatkan apa/apa saja yang di peroleh seseorang, pada kesempatan mana ia
memperolehnya (when) dan bagaimana caranya ia memperoleh bagian itu (how) 
kalau 3 persoalan itu muncul pada kehidupan politik dan siapa yang berhasil
mempengaruhi arah jawaban berarti memiliki kekuatan politik (politica power)
dinegeri itu.
 Hubungan antara kebijakan public dengan beberapa cabang ilmu.
1. Sejarah
Sasaran ahli sejarah : situasi masa lampau
Memanfaatkan bahan masa lampau dan disumbangkan kepada
ilmu politik dan membantu menentukan proyek ke masa depan.
Sasaran ilmu politik : Perkiraan ke masa depan
Mempelajari gejala-gejala tinglah laku politik di dalam
rangkaian sejarah tersebut.
2. Filsafat
 Filsafat berusaha secara rasional dan sistematis mencapai jawaban/pemecahan
persoalan yang bertalian dengan kehidupan manusia.
 Filsafat politik mempelajari nilai-nilai yang melatar belakangi kehidupan suatu
bangsa.
3. Sosiologi
Mengkaji sampai dimana susunan/stratifikasi social mempengaruhi/dipengaruhi oleh
public policy.
Gambaar
4. Antropologi
Mengkaji bagaimana sulitnya menilai kehidupan politik dan pembuatan keputusan
politik yang bercorak nasional pada masyarakat yang heterogen dan mozaik dengan
kehidupan daerah, keberagaman, suku, agama, budaya dan pandangan politik.
5. Ekonomi
- Pemikiran bertolak dari faktor kelangkaan yang menyebabkan ilmu ekonomi kuat
terhadap kebijaksanaan rasional.
- Khusus menentukan tujuan dengan cara menentukantujuan maka ilmu ekonomi
yang berorientasi pada perencanaan/planning dan program oriented karena I dalam
perencanaan terdapat sikap yang mengerahkan (recruitment) mengerahkan
(steering) sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan maka perencanaan disebut
perencanaan yang strategis.
 Perbandingan dan Hubungan antara pembuatan keputusan (D.M) dan perumusan
kebijakan (policy formulation)
1. Keputusan ? apa artinya :
- Wiliam R.Corell  suatu keputusan suatu pilihan diantara berbagai alternative.
- James Anderson  pada pembuatan keputusan yang terjadi adalah penetapan dari
sekian banyak pilihan-pilihan.
2. Perumusan keputusan-keputusan
- W.R.Corell  pembuatan keputusan dan biasanya sulit diartikan sebagai suatu
keputusan terunggul diantara berbagai alternative.
Kebanyakan keputusan terdiri dari serangkaian pilihan-pilihan yang sudah di
inventarisasi secara berurutan.
- James Anderson  P.F. sudah tercakup sekian banyak pengambilan keputusan.
Dengan kata lain kalau pemilihan alternative sekali saja dilakukan lalu selesai maka
itu kegiatan decision maing
Jika pemilihan itu terus menerus dilakukan seperti GBHN di Pelita I ke berikutnya 
kegiatan kebijaksanaan.
TIPE-TIPE MODEL KEBIJAKAN
Menurut Gasa dan Sisson dalam buku Kebiajakan public Ir. Alisyahbana menjelaskan :
Model kebijakan (policy model) sebagai representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang
terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-tujuan tertentu.
Model kebijakan dapat digunakan tidak hanya untuk menerangkan, menjelaskan, dan
memprediksi elemen-elemen suatu kondisi masalah melainkan juga untuk memperbaikinya
dengan merekomendasi serangkaian tindakan memecahkan masalah-masalah tertentui.
1. Model Deskriptif
Model kebijakan dapat dibandingkan dan dikontraskan dari berbagai dimensii yang paling
penting diantaranya adalah membedakan tujuan, bentuk ekspresi dan fungsi metedologi
dari model. Tujuan model : menjelaskan sebab-sebab dan konsekuensi dari pilihan-pilihan
kebijakan.
2. Model Normatif
Tujuan : selain menjelaskan dan atau memprediksikan juga memberikan dalil dan
rekomendasi untuk mengoptimalkan pencapaian beberapa utilitas (nilai). Jenisnya: Model
Antri, Model Penggantian, Model Inventaris, Model Biaya Manfaat.
3. Model Verbal
Model ini diekspresikan dalam bahasa sehari-hari tidak menggunakan bahasa logika
simbolis dan matematis tetapi lebih mirip sebagai masalah-masalah substantive. Analisis
bersandar pada penilaian nalar untuk memprediksi dan menawarkan rekomendasi, serta
alternative mudah dikomunikasikan diantara para ahli dan orang awam dengan biaya yang
murah.
4. Model Simbolis
Menggunakan sibol-simbol matematis untuk menerangkan hubungan diantara variabelvariabel kunci untuk dipercaya mencari suatu masalah. Model ini sulit dikomunikasikan
diantara orang awam karena sering terjadi kesalahpahaan tentang elemen-elemen dasar
dari model. Bahwa model ini menggunakan data-data aktual untuk memperkirakan
hubungan diantara variable-variabel kebijakan dan hasil.
5. Model Prosedural
Model ini menampilkan hubungan yang dinamis diantara variabel-variabel yang diyakini
menjadi ciri suatu masalah kebijakan, juga mengausmsikan (mensimulasikan) hubungan
diantara variabel-variabel tersebut.
 6 Model Analisis yang dipergunakan dalam studi kebijakan public menurut Thomas Dye :
1. Model Sistem
2. Model Massa elite
3. Model Kelompok
4. Model rasional
5. Model inskrementalis
6. Model Institusional
Ad. 1. Model ini memotret kebijakan public sebagai hasil (output) system politik.
Nilai ini terletak pada pertanyaan :
a. Apakah dimensi-dimensi lingkungan yang menggerakkan terhadap system
politik ?
b. Apakah karakteristik system politik yang memungkinkan transformasi tuntutan
ke dalam kebijakan public dan memeliharanya untuk jangka waktu tertentu?
c. Bagaimana caranya masukan lingkungan mempengaruhi karakter system
politik ?
d. Bagaimana caranya karakteristik system politik mempengaruhi si kbijakan
public ?
e. Bagaimana caranya masukan lingkungan mempengaruhi isi kebiajakan public ?
f. Bagaimana caranya melalui umpan balik, kebijakan public mempengaruhi
lingkungan dan karakteristik system politik ?
Ad.2. Dalam hal ini kebijakan public dapat di pandang sebagai preferensi dan nilai dari
elite penguasa. Teori elite menyatakan bahwa masyarakat bersifat apatis dan
kekurangan informasi mengenai kebijakan public. Karena itu kelompok elitleh
yang akan mempertajam pendapat umum. Pejabat administrator hanyalah
pelaksana kebijakan yang telah ditentukan oleh kelompok elite tersebut.
Ad. 3. Model ini berangkat dari dalil bahwa interaksi antara kelompok-kelompok
merupakan titik pusat kenyataan politik. Kelompok dipandang sebagai jembatan
antara individu dan pemerintah. Politik adalah arena perjuangan kelompok untuk
memenangkan kebijakan public. Tugas system politik adalah untuk mengelola
konflik kelompok. Tindakannya berupa :
1. Menentukan aturan permainaan dalam perjuangan kelompok.
2. Mengatur kompromi-kompromi ke dalam bentuk kebijakan public.
3. Mengatur kompromi dan mengembangkan kepentingan-kepentingan.
4. Memperkuat kompromi-kompromi.
Ad. 4. Faham ini menyatakan bahwa kebijakan merupakan suatu pencapaian sasaran
secara efisien. Satu kebijakan rasional merupakan satu rancangan untuk
memaksimalkan pencapaian nilai.
Efisien hendaknya dicerna dalam pengertian rupiah dan sen. Ide menguasai
efisiensi lebih melibatkan … sewa pengorbanan social, politik dan ekonomi yang
terjadi selama proses kebijakan public menjadi tidak sama dengan semata-mata
berdasarkan ukuran kuantitatif.
Ad.5. - Memandang kebijakan public sebagai kelanjutan aktivitas pemerintah yang lalu
dengan modifikasi-modifikasi yang sepotong demi sepotong (bersifat
inkremental).
- Penyaji model : Charles E. Lobdblom sebagai kritik pembuatan keputusan
tradisional – rasional.
- Menurutnya pembuat keputusan tidak pernah melakukan evaluasi tahunan,
menunjukkan ketidakpastian pembuatan kebijakan dengan pendekatan rasional
komprehensif sebagai ganti menyajikan pembahasan program pembuatan
keputusan secara lebih konsesuatif sifatnya menonjol dalam pandangan
menguasai program, kebijakan, pengeluaran yang ada. (sebagai dasar)
- Pad umumnya para pembuat kebijakan, menerima legitimasi program yang
telah ditetapkan dan secara diam-diam setuju untuk meneruskan kebijakankebijakan yang terdahulu.
Ad.6. Hubungan antara kebijakan public dan lembaga-lembaga pemerintah adalah amat
erat. Dikatakan suatu kebijakan tidak akan menjadi kebijakan public sebelum
diangkat, dilaksanakan dan diperkuat oleh lembaga pemerintah.
Lembaga-lembaga pemerintah memberikan kebijakan public 3 karakteristik yang
berbeda :
(1) Pemerintah memberikan legitimasi pada kebijakan.
(2) Kebijakan pemerintah melibatkan aspek universitas.
(3) Pemerintah memegang monopoli untuk melaksanakan kehendaknya kepada
masyarakat.
Secara tradisional tidak begitu banyak memperhatikan hubungan antara struktur lembaga
pemerintah dan isi kebijakan public, yang ditonjolkan adalah mengenai lembagalembaga pemerintah yang spesifik, (struktur, organisasi, tugas dan fungsi) yang di
lakukan tanpa pembahasan sistematik mengenai dampak karakter kelembagaan terhadap
hasil kebijakan, tidak jarang kebijakan public diuraikan tapi sangat jarang dianalisis.
Terminasi Kebijakan
Terminasi kebijakan menunjukkan pada proses penyelesaian kebijakan pemerintah,
terjadi manakala tujuan kebijakan mulai tiada, yang tidak duanya kebijakan jua program
dan lembaga pemerintah. Pandangan-pandangan mengenai terminasi merupakan hal
yang baru dalam administrasi public.
Selama tahun 60-an berkembang perhatian yang besar terhadap analisis kebijakan public
tapi kebanyakan penulis dan penganalisis menghentikan pada langkah hanya sampai
ditahap evaluasi. Dan akhir-kahir ini mulai ada perhatian lebih serius mengenai konsep
terminasi yang secara khusus didorong oleh semangat untuk menghidupkan anggaran
seimbang dan pudarnya efektivitas berbagai peraturan. (missal : 5 dari 10 th)
Kesulitan yang dihadapi :
1. Perlawaan dari para pejabat yang bersangkutan.
2. Kelemahan birokrasi yang menghalangi perubahan dan terminasi.
3. Penentangan dari para rekanan dan kelompok-kelompok penekan.
4. Sikap anggota kongres yang mengharapkan timbale baik dari dukungannya untuk
melanjutkan/memberikan otoritas kembali pada seluruh program yang akan dimulai.
Strategi yang disarankan : memberikan rangsangan untuk terminasi
Misal : dengan memperkenalkan sesuatu badan menggunakan sumber yang disimpannya
untuk membiayai program-progam yang lain dan memberikan peluang untuk lebih
banyak menggunakan matriks organisasi dalam melaksanakan program-program
pemerintah.
Strategi ini dengan mengidentifikasi titik-titik rawan bagi terminasi khususnya waktu dan
tempat yang kondusif bagi terminasi sesuatu kebijakan.
Untuk lebih bermakna seharusnya dilakukan baik sebagai akhir maupun awal.
Akhir  sesuatu program sudah tidak mempunyai daya guna sama sekali/kesemuanya
sudah habis.
Awal  sebagai langkah untuk mengoreksi kebijakan yang tersesat/menyimpang.
Faktor penghambatnya : menciptakan semangat toleransi diantara partai-partai yang
terkena dalam menghadapi konsep ini.
Aktor dan Pelaku Pembuat Kebijakan Publik.
Pembahasan :
1. Siapa yang terlibat dalam proses kebijakan public.
2. Dengan cara apa
3. Factor-faktor apakah kebijakan public dapat di pengaruhi.
 Pejabat pembuat kebijakan :
Pejabat pembuat kebijakan : (Leo Agustino)
Orang yang mempunyai wewenang yang sah untuk ikut serta dalam formulasi hingga
penetapan kebijakan public.
Yang termasuk pembuat ;
Secara normatif  legislatif, eksekutif, administrator, para hakim.
Terpenting dalam kontek ini dibedakan antara :
a. Pembuat kebijakan primer :
Actor-aktor /stakeholder yang mempunyai wewenang konstitusional langsung
untuk bertindak.
Missal : wewenang bertindak di parlemen yang tidak harus tergantung pada unit
pemerintah lainnya.
b. Pembuat kebijakan suplementer/sekunder/pendukung :
. Instansi administrasi, harus dapat wewenang untuk bertindak dari lembaga lain
(pembuat kebijakan primer)  maka tergantung / dapat dikendalikan.
 Legislatif
(?) Apa yang dikerjakannya ?
Adalah mengatakan bahwa mereka berhubungan dengan tugas politik sentral dalam
pembuatan peraturan dan pembentukankebijakan dalam suatu sistem politik.
Kesimpulan secara global adalah legislatif lebih berperan dalam pembentukan
kebijakan di negara-negara dmeokratis daripada di negara-negara otoriter.
 Eksekutif
Dikatakab bahwa saat ini kita hidup dalam seluruh era yang disebut “Exsecutive –
center era” dimana efektifitas pemerintah selaku lembaga eksekutif, baik dalam
pembentukan kebijakan maupun dalam lembaga pelaksana kebijakan.
Contoh : A.S.  Presiden membentuk serta melaksanakan kebijakan kongres 
harus mampu mengembangkan jati dirinya sebagai badan
legislative
akibatnya sering menghatuskan Presiden selaku
pemimpin pemerintah untuk mengajukan dan menyajikan usul
perundang-undangan bagi kemajuan Republik ke depan.
Kebijakanluar negeri sebagian besar merupakan wewenang eksekutif.
Contoh : kebijakan tentang masalah Korea 1950 – 1953, Irak (2003), Kosovo (1991),
Afganistan (2001).
Untuk Negara-negaar berkembang struktur pembuatan kebijakan secara singkat, lebih
mudah dipahami karena secara sederhana struktur pembuat kebijakan hanya terletak
pada pundak eksekutif selaku pembuatnya sendiri.
Dinegara berkembang (Indonesia) pada masa ORBA kelompok kepentingantidak
mempunyai pengaruh dalam pembuatannya karena kebebasannya yang dibatasi oleh
lembaga politik.
 Instansi pemerintah
Sistem administrasi di seluruh dunia dibedakan berdasarkan karakteristiknya, seperti
ukuran dan keragaman, hirarkistas, organisasi, hingga tingkat otonominya. Ada 1
doktrin umum dalam ilmu politik bahwa instansi administrasi hanya dipengaruhi oleh
kebijakan yang ditentukan oleh pemerintah, namun saat ini diakui bahwa politik dan
administrasi dapat berbaur dan instansi administrasi sering terlibat dalam
pengembangan kebijakan public lebih-lebih pada masyarakat pasca industry, dimana
pliralitas menjadi hal yang lemah, teknis dan kompleksitas masalah kebijakan
bertambah luas hingga menyebagiankan penyerahan kekuasaan yang luas secara
formal pada instansi administrasi terkait.
Norman Thomas ;
Bahwa beberapa masyarakat industry modern diragukan kemampuannya dalam
mengatur operasi hariannya dalam urusan public bila tidak ada organisasi birokrasi
dimana pejabat memainkan peran utama dalam tugas pembuatan kebijakan.
Instansi administrasi merupakan sumber utama usulan perundang-undangan dibuat
dalam suatu system politik, lebih jauh tidak hanya mampu mengusulkan perundangundangan yang dibutuhkan/diinginkan tapi lebih dari itu secara aktif mereka
mendekati dan berusaha untuk mendesakkan penggunaannya. Maka benar bila sebuah
doktrin mengatakan bahwa : kebijakan tergantung pada kemurahan hati
administraturnya.
 Lembaga Peradilan
Tidak ada pengadilan yang memainkan perannya yang besar dalam pembentukan
kebijakan selain di A.S. dan Eropa Barat.
Lembaga ini yang notabene berwenang dalam proses banding seringkali dipengaruhi
oleh sifat dan isi kebijakan public melalui penggunaan kekuasaan. Pengadilan untuk
meninjau dan menginterpretasikan UU dalam kasus yang dibawa sebelumnya.
Tidak jarang diminta untuk mengartikan dan menentukan arti dari suatu
peraturan/perundang-undangan yang seringkali di interpertasikan secara berbeda oleh
lembaga yang tengah bersengketa.
 Dinegara berkembang tidak mempunyai pengaruh dalam pembuatankebijakan sering
menjadi lembaga penjamin status quo rezim yang tengah berkuasa saat itu.
 Partisipasinon pemerintah dalam pembuat kebijakan.
1. Kelompok Kepentingan
Muncul untuk memainkan tugas yang penting dalam pembuat kebijakan.
Contoh : organisasi buruh, bisnis, kepemudaan.
Pengaruh kelompok kepentingan dalam kepuusan politik amat tergantung pada
sjeumlah factor : besar kecilnya anggota, keuangan dan sumber-sumber lain,
kekompakkan, kemampuan pemimpin, status social.
Menurut Zeiglen dan Van Dalen :
- Menitikberatkan pada 3 variabel :
1. kuatnya kompetisi kepartaian.
2. kolusi legislative (kekuatan partai)
3. variable social ekonomi (Pendapatan pengahasilan, populasi manusia,
pekerjaan industry)
Analisisnya timbul 2 pola :
1. Kelompok tersebut berkolaborasi dengan parpol yang lemah, dan
2. Keompok tersebut (kepentingan dan penekan moderat) lemah berkerjasama
dengan parpol yang kuat dan kompetitif.
2. Partai Politik
Berperan sentarl manakala kompetisi pada pemilu dalam rangka untuk mengawasi
sekaligus mengisi orang-orang di pemerintah di berlangsungkan.
3. Warga Negara asebagai individu
Dalam hal ini sering diabaikan daripada kelompok kepentingan. Hal ini kurang
baik karena menyisakan perbedaan-perbedaan dalam mekanismenya. Meskipun
tugas pembuatannya diberikan pada pejabat public namun dalam beberapa
kejadian sejatinya masih mempuyai peluang untuk berpartisipasi secara langsung
dalam pembuat keputusan.
 Jika disederhakan Aktor :
1. Inside Government Actors (IGA)
Presiden, lembaga ekskeutif (staf khusus pemerintah), para menteri dan aparatur
birorkasi.
2. Outside Government Actors ( OGA)
Lembaga legislative, yudikatif, militer parpol, kelompok kepentingan dan
kelompok penekan, media massa.
 Aktor Kebijakan Publik di Indonesia
Nama Lembaga (Aktor
Peran & wewenang
Presiden
Menetapkan UUD, TAP MPR, GBHN
DPR
Membentuk UU (bersama dengan
Presiden)
Pemerintah
a. Menetapkan PP untuk melaksanakan
UU.
b. Menetapkan Keppres
c. Menetapkan Inpres yang berisi
petunjuk kepada instansi dibawahnya
dalam
rangka
melaksanakan
ketentuan dalam UUD, TAP MPR,
UU, PP>
Menteri
Menetapkan peraturan menteri
Lembaga pemerintah non Menetapkan peraturan-peraturan yang
departemen
bersifat teknis (peraturan pelaksana dari
perundang-undangan yang lebih tinggi
derajatnya)
Dirjen
Menetapkan/megeluarkan
peraturanperaturan pelaksanaan yang bersifat
teknis di bidang masing-masing.
Badan - badan Negara Mengeluarkan /menetapkan peraturanlainnya
peraturan pelaksana yang berisi perincian
dan ketentuan perundang-undangan yang
mengatur dibidang tugas dan fungsinya.
Pemerintah propinsi
Menetapkan perda Prop. Dengan
persetujuan DPRD.
DPRD Propinsi
Menetapkan Perda Prop bersama dengan
Pemda
Pemerintah Kota/Kabupaten Menetapkan
Perda
Kabupaten/Kota
bersama-sama dengan Pemda Kab/Kota
DPRD Kota/Kab.
Mnetapkan Perda Kab/Kota.
Kepala desa
Menetapkan peraturan dan keputusan
desa
dengan
persetujuan
Badan
perwakilan Desa (BPD)
BPD
Menetapkan
peraturan
desa
dan
keputusan desa bersama Kades.
 Tipe-Tipe Model Kebijakan (Ir.Alisjahbana,M.A.)
- Gass & Sisson : menjelaskan model kebijakan sebagai representasi sederhana
mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang di susun
untuk tujuan-tujuan tertentu.
Model dapat di gunakan tidak hanya menerangkan,menjelaskan dan
memprediksikan elemen-elemen suatu kondisi masalah tapi juga untuk
memperbaiki dengan merekomendasikan serangkaian tindakan untuk memecahkan
masalah –masalah tertentu.
Model-Model tersebut :
1. Model Deskriptif
Tujuan : menjelaskan sebab-sebab dan konsekuensi dari pilihan-pilihan
kebijakan.
Digunakan untuk memantau hasil-hasil dari aksi-aksi kebijakan.
2. Model Normatif
Tujuan : menjelaskan dan/memprediksi juga memberikan dalil dan
rekomendasi untuk mengiptimalkan pencapaian beberapa utilitas
(nilai)
Jenis yang digunakan (oleh para analisis) antara lain yang membantu
menentukan tingkat kapasitas pelayanan yang optimal (model antri), waktu
pelayanan & pernaikan yang optimum (model penggantian), pengaturan voume
& waktu yang optimum (model inventaris), keuntungan yang optimum pada
investasi public (model biaya-manfaat).
Bentuknya mencari nilai-nilai variable yang terkontrol (kebijakan) yang akan
menghasilkan manfaat yang terbesar (nilai) sebagaimana terukur dalam
variabel keluaran.
3. “Model Verbal “
- diekspresikan dalam bahasa sehari-hari tidak menggunakan bahasa logika
simbolis dan matematis tapi lebih mirip sebagai masalah-masalah
substantive.
- analisisnya bersandar pada penilaian nalar untuk memprediksi dan
menawarkan rekomendasi, panilainnya menghasilkan argument kebijakan.
- relatif mudah dikomunikasikan diantara para ahli dan orang awam dengan
biaya yang murah.
4. Model Simbolis :
- menggunakan symbol-simbol matematis untuk menerangkan hubungan
diantara variable-variabel kunci yang dipercaya menciri suatu masalah.
- Prediski/solusi yang optimal diperoleh dengan meminjam metode-metode
matematika, statistika dan logika.
- Sulit dikomunikasikan diantara orang awam, termasuk pembuat kebijakan,
ahli pembuat model yang sering terjadi kesalahpahaman tentang elemenelemen dasar dari mode.
5. Model Prosedural
- menampilkan hubungan yang dinamis diantara variable-variabel yang
diyakini menjadi cirri suatu masalah kebijakan.
- prediksi dan solusinya di peroleh dengan mensimulasikan dan meneliti
seperangkat hubungan yang mungkin.
- perbedaan dengan model verbal :
Model verbal : menggunakan data actual untuk memperkirakan hubungan
diantara variabel-variabel kebijakan dan hasil.
Model prosedural : mengasumsikan (mensimulasikan) hubungan diantara
variabel-variabel.
- Modelnya : Pohon keputusan yang dibuat dengan memproyeksikan
keputusan-keputusan kebijakan dan konsekuensinya yang mungkin pada
masa mendatang dan beruna untuk membandingkan perkiraan subjektif atas
konsekuensi dari bermasam-macam pilihan kebijakan.
 Kebijakan Publik
1. Mudah untuk dicapai karena maknanya hal-hal yang dikerjakan untuk mencapai
tujuan.
2. Mudah di ukur karena ukurannya jelas yakni sejauhmana kemajuan pencapaian
cita-cita sudah ditempuh.
Bukan berarti kebijakan public mudah dubuat, dilaksankan, dikenadlikan, karena
menyangkut factor-faktor politik, politik, art the possibility/seni membuat sesuatu
yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Secara partikal : cara untukk memperebutkan kekuasaan meimpin pencapaian tujuan
bangsa, sudah jelas namun biasanya paradigm/cara memandang dunia yang digunakan
masing-masing pemimpin berbeda.
Bisa dilihat sebagai berikut : (pilihan)
1. Soekarno  populis – politik (populis : penyokong/penggalang/gerakan politik
rakyat)
Hasilnya : masih jauh dari target dan jatuhkan krisis politik.
2.
Soeharto  Pragmatis – Elits – Ekonomis
Hasil : dapat mencapai keberhasilan tapi rapuh di dalam dan
akhirnya jatuh ketika ada krisis ekonomi.
3. Habibie 
hanya melakukan stabilisasi agar tidak meluncur ke bawah 
berhasil tapi tidak dapat melanjtkan karena krisis kepercayaan.
4. Gus Dur 
Super demokrasi karena memberikan smua organisasi mengerjakan
apa saja yang dianggap baik, berhasil, Indonesia belajar untuk
berdemo secara absolute meski biaya yang dibayar cukup mahal.
5. Megawati  Ambigus – penuh keragu-raguan
Berusaha belajar dari kegagalan pendahulu tapi belum menemukan
dan menentukan pilihan .
6. Susilo Bambang Yudoyono  Kesan berhati-hati,lambat,kurang tegas,berpikir
panjang. Berusaha memberikan pembelajaran dibidang politik………..
Catatan :
Analisis Kebijakan  dampak kebijakan public merupakan satu al yang harus menjadi
pusat perhatian.
Evalusai kebijakan  ingin tahu apakah kebijakan dapat mencari apa yang diinginkan.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Pengantar :
- Rencana : 20% keberhasilan, implementasi 60%, sisasanya 205 sisa : bagaimana kita
mengendalikan implementasi.
Implementasi kebijakan : hal yang paling berat, karena di sini masalah-masalah yang
kadang tidak dijumpai dalam konsep muncul dilapangan. Selain itu ancaman utama :
konsistensi implementasi.
Perencanaan/sebuah kebijakan yang baik akan berperan menentukan hasil yang baik.
-
Bangsa Indonesia terkenal hebat didalam membuat konsep : Pancasila, UUD’45,
NASAKOM, GBHN : dokumen-dokumenkebijakan yang dibuat dalam bentuk sebuah
konsep yang mendekati sempurna. Pancasila diakui oleh banyak Negara sebagai
falsafah yang terbaik namun masalahnya banyak Negara –negara yang tidak menganut
Pancasila lebih berpancasila daripada bangsa Indonesia.
-
UUD No.5/1974 : kebijakan public tentang OTODA, namun karena tidak dilaksanakan
sesuai dengan muatan pokoknya maka terjadi pemanfaatan pasal-pasal “karet” (yang
tidak bisa diingkari dari setiap UU)  mengubah Negara dari penataan seimjbang
senteralisasi – desenteralisasi menjadi teramat sentralistik. Kebijakan ini menghasilkan
kebijakan penyeragaman seluruh desa di Indonesia d an dengan instan menghancurkan
infrastruktur jaringan social yang hidup di masyarakat. Dengan muncul (Bulog) secara
sistematis mematikan lumbung-lumbung desa dan menjadikan desa tidak mempunyai
system pengamanan social dan pangan secara mandiri.
-
Konsep metropolis Jakarta menuntut kecukupan infrastruktur jalan, listrik, air, telepon,
gorong-gorong, pipa gas, tempat jalan kaki karena konsep yang bagus tidak dimbangi
dengan implementasi yang optimal (banyak jalan rusak akibat proyek galian) maka
yang terjadi Jakarta tida menjadi The big City (kota Besar) tapi The Dig City (Kota
Galian)  Kompas 10 Desember 2002.
 Kejelasan Makna
- Implementasi kebijakan pada prinsipnya : cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai
tujuan (Riant N.D.)
- Mazmanian dan Sabatiar :
Implementasi : uupaya melaksanakan keputusan kebijakan.
Untuk implementasi kebijakan maka ada 2 pilihan langkah yang ada yaitu :
 Untuk langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau
 Melalui formulasi kebijakan derivate (turunan ) dari kebijakan public tersebut.

Download