SELAYANG PANDANG KEBIJAKAN PUBLIK Istilah Kebijakan (Policy) 1. Robert Eyeston (Policy) Policy : The relationship of a government unit to its environment (hubungan suatu lembaga pemerintah terhadap lingkungannya). 2. Carl J.Freindrich (Soenarko, 2000) Kebijakan : suatu tindakan yang diusulkan pada seseorang, golongan/pemerintah dalam suatu lingkungan dengan halangan-halangan dan tantangan-tantangan yang diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi halangan tersebut dalam rangka mencapai suatu citacita/mewujudkan suatu kehendak serta tujuan tersebut. 3. Anderson (1984) Policy : A.Purposierve course of action, followed by an actor or a sel actors in dealing with a problem a matter coucern. Kebijakan : suatu awal tindakan yang bertujuan yang dilaksanakan oleh pelaku/pelaku kebijakan didalam mengatasi suatu masalah/urusan-urusan. 4. Hasswel & Kaplan (Mustofa, 2003) Policy : A Project program of goals, values and practices Kebijakan : suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang terarah. 5. Jefkins (Wahab, 1990) Kebijakan : serangkaian keputusan-keputusan yang saling terkait berkenaan dengan penilaian tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapainya dalam situasi tertentu. Maka definisi kebijakan : (J.E. Hosio) Suatau keputusan yang dilaksanakan oleh pejabat pemerintah untuk kepentingan rakyat yang dilisir merupakan keseluruhan kepentingan yang utuh dari perpaduan pendapat, keinginan dan tuntutan yang disampaikan kepada pemerintah. Perbedaan antara konsep dan kebijakan menurut Harbani Pasalong. (Teori Administrasi Publik, Alfabeta Bandung, 2007) Kebijakan Kebijaksanaan 1. Suatu rangkaian alternatif yang siap 1. Berkenaan dengan suatu keputusan dipiih berdasarkan prinsip-prinsip yang memperbolehkan sesuatu tertentu. sebenarnya dilarang berdasarkan 2. Hasil analisis yang mendalam terhadap alasan-alasan tertentu. berbagai alternatif yang bermuara 2. Selalu mengandung makna, kepada keputusan tentang alternatif melanggar segala sesuatu yang terbaik. pernah ditetapkan karena alasan tertentu. PUBLIK Publik dalam sudut pandang Etimologi : - Dalam terma seksi-seksi di Indonesia publik : Negara/hukum. Secara etimologis publik berasal dari sebuah kata dalam bahasa Yunani, yakni : Pubes” berarti kedewasaan secara fisik, emotional maupun intelektual. - Dalam perspektif sosiologi dan psikologi istilah pubes seringkali diseut dalam tema lain : Puber yang kemudian diinterpretasikan sebagai tahapan kehidupan social dalam masa transisi imana yang maknanya berorientasi pada diri sendiri menjadi memikirkan orang lain diluar dirinya. - Dalam bahasa Yunani istilah publik seringkali dipadankan dengan istilah koinan dalam bahasa Inggris dikenal kata Common bermakna hubungan antar individu. - Maka publik seringkali dikonsepkan sebagai sebuah ruang yang berisi aktivitas manusia yang dipandang perlu untuk diatur/diintervensi oleh pemerintah/aturan sosial/setidaknya oleh tindakan bersama. Pengkajian titik awal pembedaan konsep publik dan privat Titik awal yang cukup representative yakni bangsa Yunani dan Romawi Kuno. - Bangsa Romawi istilah public dan privat dalam terma respublika dan res privat. - Bangsa Yunani Kuno gagasan public dan privat dieksprsikan istilah Koinan (publik) dan Idion (privat). - Analisis Hannah Arendt dalam saxonhouse (1983) dikotomi public dan privat sebagai berikut : PUBLIK PRIVAT Polis Rumah Tangga Kebebasan Keharusan Pria Wanita Kesetaraan Kesenjangan Keabadian Kementaraan Terbuka Tertutup DEFINISI KEBIJAKAN PUBLIK 1. Kamus administrasi public Chandler & Palno : Pemanfaatan yang strategis terhadap sumber-sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah publik/pemerintah. 2. William N. Dunn : suatu rankaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga/pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintah. 3. Thomas R.Dye : apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan/tidak dilakukan, bila pemerintah memilih untuk melaksanakan sesuatu untuk tujuannya (objektif) dan keijakan public meliputi semua tindakan pemerintah. Jadi bukan semata-mata merupakan pernyataan keinginan pemerintah, pejabat pemerintah saja. 4. Sefrita & Russel : Is what ever government decides to do or no to do. 5. Chaizi Nasucha : Kewenangan pemerintah dalam pembuatan suatu kebijakan yang diinginkan ke dalam perangkat peraturan hukum. Bertujuan untuk menyerap dinamika social dalam masyar akat yang akan dijadikan acuan perumusan kebijakan cipta hubungan social yang harmonis. Dari definisi tersebut diatas kebijakan public dapat dikatakan : 1. Kebijakan publik dibuat oleh pemerintah (tindakan pemerintah) 2. Kebijakan publik berorientasi pada kepentingan publik. 3. Kebijakan publik adalah tindakan pemilihan alternatif untuk di laksanakan/tidak oleh pemerintah demi kepentingan publik. Maka idealnya kebijakan publik : 1. Untuk dilaksanakan dalam bentuk riil bukan sekedar dinyatakan. 2. Untuk dilaksanakan/tidak karena didasarkan pada kepentingan publik sendiri. W.F. Baberc yang dikutip oleh Massey dalam buku Managing Public Sectro, A Comparative Analisys of The United Kindom and The United States (1993 ; 15) berpendapat bahwa sektor publik memiliki 10 ciri penting yang berbeda dengan sektor swasta : 1. Lebih kompleks dan mengembang tugas-tugas lebih ambigu. 2. Lebih banyak menghadapai problem dalam mengimplementasikan keputusankeputusannya. 3. Memanfaatkan lebih banyak orang yang memiliki motivasi yang sangat beragaran. 4. Lebih banyak memperhatikan usaha mempertahankan peluang dan kapasitas. 5. Lebih banyak melakukan aktivitas yang memiliki signifikan simbolik. 6. Lebih ketat dalam menjaga standar komitmen dan legalitas. 7. Mempunyai peluang lebih besar usaha merespon isu-isu keadilan dan kejujuran. 8. Harus beroperasi demi kepentingan publik. 9. Lebih memperhatikan kompensasi atas segala kegagalan publik. 10. Harus mempertahankan level dukungan publik minimal diatas level yang dibutuhkan dalam industri swasta. MAKNA KEBIJAKAN PUBLIK Rumusan pemahaman tentang kebijakan public : (Riant Nugroho) 1. Kebijakan Publik : kebijakan yang dibuat oleh administrator Negara/public. Jadi kebijakan public : segala sesutau yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakaan oleh pemerintah. 2. Kebijakan Publik : Kebijakan yang mengatur kehidupan bersama/kehidupan public bukan kehidupan orang seorang/golongan. 3. Kebijakan Publik : dikatakan jika manfaat yang diperoleh masyarakat yang bukan pengguna langsung dari produk yang dihasilkan jauh lebih banyak /lebih besar dari pengguna langsungnya. Konsepnya disebut externality/istilah serapan menjadi ekternalitas. Ad.1. “segala sesuatu” berkenaan dengan setiap aturan main dalam kehidupan bersama (hubungan antar warga maupun warga dengan pemerintah) “dikerjakan” “kerja” sudah merangkum proses pra & pasca yaitu bagaimana pekerjaan dirumuskan, diterapkan dan dinilai hasilnya, bersifat aktif dan memaksa kata kuncinya : keputusan “pemerintah” pemerintah Negara. Ad.2. Contoh “polisi tidur” dibangun oleh masyarakat dengan maksud agar pengendara tidak ngebut, dimana jalannya rata-rata 20m dan ada 5 jumlah sepanjang 100 m (?) berapa banyak energy yang harus hilang,baik bensin, kampas rem, polusi, sress? Padahal pengendara telah bayar pajak dan tidak ada hak dari masyarakat di situ untuk bangun karena dibangun oleh pemerintah lewat pajak (pajak kendaraan). Hal tersebut memang baik tapi timbl masalah maksud mau mengatasinya namun melahirkan masalah baru. Ad.3. Contoh : produk AC digunakan oleh pemilik/pembeli ketika menjadi pengguna langsung namun ketika ada rapat diruangan mereka yang tidak ikut membeli ikut menerima manfaat. Contoh : produk privat sabun lux Pupuk urea yang digunakan petani – perusahaan jasa transportasi – pembeli. Pembuatan jalan transportasi banyak manfaat baik tidak langsung / langsung. PROF. DR. M.SOOLY LUBIS, SH. I. Mengapa dikatakan kebijakan publik ? Karena kepentingan yang dilayani adalah kepentingan public yang dinamakan public interest, maka yang aktif dan bekerja dalam hal ini ada beberapa lembaga public yang dinamakan public institusions. Oleh karena itu untuk keberhasilan dan penyelenggaraan pelayanan kepentingan umum harus ada managemen (pengelola) yang dijalankan lembaga-lembagaa /jabatan resmi secara tersistem dan terarah. Managemen yang dilakukan oleh jabatan-jabatan resmi public management. Management bertujuan melakkukan pelayanan (service) public service. Para pejabat Negara dan seluruh aparatur pemerintahan harus bersikap sebagai pelayan kepada masyarakat / public servant. Aparatur pemerintah yang melakukan pelayanan umum yang di kendalikan melalui biro-biro sering dinamakan kelompok birokrat public bureaucracy. II. Politics, Polity, Policy a. Politics : kehidupan politik (politival life) yang menggambarkan kekuatan-kekuatan politik yang ada dan bagaimana perkembangannya serta bagaimana pengaruh mereka di dalam perumusan dokumen-dokumen kebijaksanaan politik. Menurut Daid Easton meliputi : Berbagai kegiatan yang mempengaruhi kebijakan dari perilaku yang berkuasa dan diterapkan kepada masyarakat yang secara timbul merupakan cara pelaksanaan kebijakan itu dan kita berpartisipasi dalam kehidupan politik jika aktivitasnya merupakan hubungan dan perbuatan dan pelaksanaan kebijakan itu (perumusan kebijakan) Skema Political Consideration Garis politik : GBHN/Rep. Nas Peraturan : UU/Perda dll. Eksekusi : Pelaksanaan kebijaksanaan b. Polity : Sistem ketatanegaraan termasuk system pemerintahan Negara. - Untuk belajar mulai dari ilmu Negara, ilmu politik, lewat pendekatan ilmu politik. - Masalah polity/ketatanegaraan dipelajari dari segi hukumnya maka pelajaran hukum tata Negara. - Kalau yang dibahas : bagaimana cara aparat menunjukkan kewenangan yang diberikan batasan-batasannya oleh hukum tata Negara H.A.N. - Secara teoritis dikatakan : HTN : menggambarkan Negara dalam keadaan diamnya (start in rust) kalau HAN : memperlihatkan negara dalam keadaan bergerak. c. Policy : ditafsirkan menjadi kebijakan, sedangkan kebijaksanaan disebut sebagai “Wisdom” Wisdon dalam arti kebijaksanaan/kearifan : pemikiran/pertimbangan yang mendalam untuk menjadi dasar (landasan) bagi perumusan kebijakan. Tapi dalam literature maupun percakapan sehari-hari sering istilah ini diberikan tafsiran untuk kebijakan, sedangkan yang dimaksudnya adalah kebijaksanaan. Padahal masih beda antara kebijakan (policy) dengan kebijaksanaan (Wisdom) Policy tertuang dalam dokumen resmi misalmya : GBHN, Repelita, dll. Bahkan dalam beberapa bentuk peraturan hokum juga tersirat dan terkandung pokok kebijaksanaan misalnya : di UU, PP, Kepres, dsb. Kebijakan ? Policy : seperangkat keputusan yang diambil oleh pelaku-pelaku poltik dalam rangka memilih tiuuan dan bagaimana cara untuk pencapaian tujuan. Policy mencakup aturan-aturan yang ada didalamnya (Irfan Islamy) Wisdom memerlukan pertimbangan-pertimbangan lebih jauh lagi. Cita-cita dan tujuan bersama itu ingin dicapai melalui usaha bersama dan untuk itulah perlu di tentukan rencana-rencana yang dituangkan dalam rumus kebijakan berupa Hukum Negara ? Pemerintah. Gambar : Skema Alur hubungan segitiga antara masyarakat dengan infra dan supra struktur politik. Bentuk Kebijakan Publik 1. Peraturan perundangan yang terkodifikasi secara formal dan legal. Mengapa ? karena aparat public yang dibayar oleh uang public melalui pajak dan penerimaan Negara lainnya dan karena secara hukum formal bertanggungjawab kepada public. Rentetan kebijakan public sederhana dikelompokkan menjadi 3 : a. Kebijakan Publik bersifat makro/umum/mendasar yaitu : - UUD 45/PP Pengganti UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Perda. b. Kebijakan public bersifat mikro/menengah/penjelas pelaksana, bentuk : - Peraturan Menteri, Surat Edaran Menteri, Peraturan Gubernur, Bupati, Walikota, Surat Keputusan Bersama (SKB) antar Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota. c. Kebijakan public bersifat mikro, mengatur pelaksanaan/implementasi dari kebijakan diatas, bentuk dari ; - Peraturan yang di keluarkan oleh aparat public di bawah menteri, gubernur, bupati, dan walikota. 2. Bentuk pernyataan pejabat public. Pernyataan yang disampaikan dalam (forum) resmi dan dikutip oleh media masa dan disebutkan kepada masyarakat luas. 3. Gesture/gerak mimik gaya pejabat publik Bentuk ini paling jarang diangkat sebagai isu kebijakan padahal pada Negara-negara bentuk/jenis ini pimpinan ditirukan oleh seluruh bawahannya. Contoh : “kata kan ken Cium pipi akan ditiru Catatan : dilihat dari kesejarahan, pemahaman bentuk I merupakan pemahaman klasik sedang yang ke 2, 3 kontemporer. Dampak kebijakan public merupakan satu hal yang harus menjadi pusat perhatian sebagai analisis kebijakan. Ingin tahu apakah kebijakan dapat mencapai apa yang diinginkan tugas dari evaluasi kebijakan. Contoh kasus : kelompok 3 orang mau ke Jakarta dengan pendapat yang beda, naik bus, kereta, pesawat. Matriks pilihan No. Pilihan 1. Bus 2. Kereta Api Kekuatan Murah Aman, lebih cepat Kelemahan Tdk aman, lama Agak lama 3. Cepat Mahal, Pesawat Kondisi Kita Keterbatasan Uang dan waktu namun harus sampai dengan segera dan selamat Sasaran studi public : - Sasaran utama : Hubungan antara konsep dan penerapannya yaitu bagaimana kebijakan public itu proses di mulai dari awal-akhir sejak pengumpulan masukan (input) sampai akhir keluaran-keluaran (output) - Dari seuruh sasaran tudi kebijakan public ada 2 macam sasaran yang di ambil : 1. bagaimana keijakan dibuat (mekanisme dan prosedur penentuan atau garis politik) 2. bagaimana kebijakan atau garis besar politik di laksanakan di kaitkan dengan praktek di Indonesia. Joyce Mitchel mendenifisikan politik adalah pengambilan keputusan politik/pembuatan kebijakan umum untuk masyarakat. Setiap proses membentuk kebijakan umum/pemerintah : hasil dari suatu proses pengambilan suatu keputusan. Alternatif penilaian kebijakan : Dalam pemilihan alternative terkait soal pembagian/distribusi. Maksudnya : distribusi layanan kepentingan,yang di maksud misalnya: kepentingan politik,ekonomi dsb. Harold Laswell : mengatakan bahwa dalam hubungan antara distribusi dan alternative itu proses yang terjadi : persoalan : who gets what, where and how, arti : seseorang itu mendapatkan apa/apa saja yang di peroleh seseorang, pada kesempatan mana ia memperolehnya (when) dan bagaimana caranya ia memperoleh bagian itu (how) kalau 3 persoalan itu muncul pada kehidupan politik dan siapa yang berhasil mempengaruhi arah jawaban berarti memiliki kekuatan politik (politica power) dinegeri itu. Hubungan antara kebijakan public dengan beberapa cabang ilmu. 1. Sejarah Sasaran ahli sejarah : situasi masa lampau Memanfaatkan bahan masa lampau dan disumbangkan kepada ilmu politik dan membantu menentukan proyek ke masa depan. Sasaran ilmu politik : Perkiraan ke masa depan Mempelajari gejala-gejala tinglah laku politik di dalam rangkaian sejarah tersebut. 2. Filsafat Filsafat berusaha secara rasional dan sistematis mencapai jawaban/pemecahan persoalan yang bertalian dengan kehidupan manusia. Filsafat politik mempelajari nilai-nilai yang melatar belakangi kehidupan suatu bangsa. 3. Sosiologi Mengkaji sampai dimana susunan/stratifikasi social mempengaruhi/dipengaruhi oleh public policy. Gambaar 4. Antropologi Mengkaji bagaimana sulitnya menilai kehidupan politik dan pembuatan keputusan politik yang bercorak nasional pada masyarakat yang heterogen dan mozaik dengan kehidupan daerah, keberagaman, suku, agama, budaya dan pandangan politik. 5. Ekonomi - Pemikiran bertolak dari faktor kelangkaan yang menyebabkan ilmu ekonomi kuat terhadap kebijaksanaan rasional. - Khusus menentukan tujuan dengan cara menentukantujuan maka ilmu ekonomi yang berorientasi pada perencanaan/planning dan program oriented karena I dalam perencanaan terdapat sikap yang mengerahkan (recruitment) mengerahkan (steering) sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan maka perencanaan disebut perencanaan yang strategis. Perbandingan dan Hubungan antara pembuatan keputusan (D.M) dan perumusan kebijakan (policy formulation) 1. Keputusan ? apa artinya : - Wiliam R.Corell suatu keputusan suatu pilihan diantara berbagai alternative. - James Anderson pada pembuatan keputusan yang terjadi adalah penetapan dari sekian banyak pilihan-pilihan. 2. Perumusan keputusan-keputusan - W.R.Corell pembuatan keputusan dan biasanya sulit diartikan sebagai suatu keputusan terunggul diantara berbagai alternative. Kebanyakan keputusan terdiri dari serangkaian pilihan-pilihan yang sudah di inventarisasi secara berurutan. - James Anderson P.F. sudah tercakup sekian banyak pengambilan keputusan. Dengan kata lain kalau pemilihan alternative sekali saja dilakukan lalu selesai maka itu kegiatan decision maing Jika pemilihan itu terus menerus dilakukan seperti GBHN di Pelita I ke berikutnya kegiatan kebijaksanaan. TIPE-TIPE MODEL KEBIJAKAN Menurut Gasa dan Sisson dalam buku Kebiajakan public Ir. Alisyahbana menjelaskan : Model kebijakan (policy model) sebagai representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-tujuan tertentu. Model kebijakan dapat digunakan tidak hanya untuk menerangkan, menjelaskan, dan memprediksi elemen-elemen suatu kondisi masalah melainkan juga untuk memperbaikinya dengan merekomendasi serangkaian tindakan memecahkan masalah-masalah tertentui. 1. Model Deskriptif Model kebijakan dapat dibandingkan dan dikontraskan dari berbagai dimensii yang paling penting diantaranya adalah membedakan tujuan, bentuk ekspresi dan fungsi metedologi dari model. Tujuan model : menjelaskan sebab-sebab dan konsekuensi dari pilihan-pilihan kebijakan. 2. Model Normatif Tujuan : selain menjelaskan dan atau memprediksikan juga memberikan dalil dan rekomendasi untuk mengoptimalkan pencapaian beberapa utilitas (nilai). Jenisnya: Model Antri, Model Penggantian, Model Inventaris, Model Biaya Manfaat. 3. Model Verbal Model ini diekspresikan dalam bahasa sehari-hari tidak menggunakan bahasa logika simbolis dan matematis tetapi lebih mirip sebagai masalah-masalah substantive. Analisis bersandar pada penilaian nalar untuk memprediksi dan menawarkan rekomendasi, serta alternative mudah dikomunikasikan diantara para ahli dan orang awam dengan biaya yang murah. 4. Model Simbolis Menggunakan sibol-simbol matematis untuk menerangkan hubungan diantara variabelvariabel kunci untuk dipercaya mencari suatu masalah. Model ini sulit dikomunikasikan diantara orang awam karena sering terjadi kesalahpahaan tentang elemen-elemen dasar dari model. Bahwa model ini menggunakan data-data aktual untuk memperkirakan hubungan diantara variable-variabel kebijakan dan hasil. 5. Model Prosedural Model ini menampilkan hubungan yang dinamis diantara variabel-variabel yang diyakini menjadi ciri suatu masalah kebijakan, juga mengausmsikan (mensimulasikan) hubungan diantara variabel-variabel tersebut. 6 Model Analisis yang dipergunakan dalam studi kebijakan public menurut Thomas Dye : 1. Model Sistem 2. Model Massa elite 3. Model Kelompok 4. Model rasional 5. Model inskrementalis 6. Model Institusional Ad. 1. Model ini memotret kebijakan public sebagai hasil (output) system politik. Nilai ini terletak pada pertanyaan : a. Apakah dimensi-dimensi lingkungan yang menggerakkan terhadap system politik ? b. Apakah karakteristik system politik yang memungkinkan transformasi tuntutan ke dalam kebijakan public dan memeliharanya untuk jangka waktu tertentu? c. Bagaimana caranya masukan lingkungan mempengaruhi karakter system politik ? d. Bagaimana caranya karakteristik system politik mempengaruhi si kbijakan public ? e. Bagaimana caranya masukan lingkungan mempengaruhi isi kebiajakan public ? f. Bagaimana caranya melalui umpan balik, kebijakan public mempengaruhi lingkungan dan karakteristik system politik ? Ad.2. Dalam hal ini kebijakan public dapat di pandang sebagai preferensi dan nilai dari elite penguasa. Teori elite menyatakan bahwa masyarakat bersifat apatis dan kekurangan informasi mengenai kebijakan public. Karena itu kelompok elitleh yang akan mempertajam pendapat umum. Pejabat administrator hanyalah pelaksana kebijakan yang telah ditentukan oleh kelompok elite tersebut. Ad. 3. Model ini berangkat dari dalil bahwa interaksi antara kelompok-kelompok merupakan titik pusat kenyataan politik. Kelompok dipandang sebagai jembatan antara individu dan pemerintah. Politik adalah arena perjuangan kelompok untuk memenangkan kebijakan public. Tugas system politik adalah untuk mengelola konflik kelompok. Tindakannya berupa : 1. Menentukan aturan permainaan dalam perjuangan kelompok. 2. Mengatur kompromi-kompromi ke dalam bentuk kebijakan public. 3. Mengatur kompromi dan mengembangkan kepentingan-kepentingan. 4. Memperkuat kompromi-kompromi. Ad. 4. Faham ini menyatakan bahwa kebijakan merupakan suatu pencapaian sasaran secara efisien. Satu kebijakan rasional merupakan satu rancangan untuk memaksimalkan pencapaian nilai. Efisien hendaknya dicerna dalam pengertian rupiah dan sen. Ide menguasai efisiensi lebih melibatkan … sewa pengorbanan social, politik dan ekonomi yang terjadi selama proses kebijakan public menjadi tidak sama dengan semata-mata berdasarkan ukuran kuantitatif. Ad.5. - Memandang kebijakan public sebagai kelanjutan aktivitas pemerintah yang lalu dengan modifikasi-modifikasi yang sepotong demi sepotong (bersifat inkremental). - Penyaji model : Charles E. Lobdblom sebagai kritik pembuatan keputusan tradisional – rasional. - Menurutnya pembuat keputusan tidak pernah melakukan evaluasi tahunan, menunjukkan ketidakpastian pembuatan kebijakan dengan pendekatan rasional komprehensif sebagai ganti menyajikan pembahasan program pembuatan keputusan secara lebih konsesuatif sifatnya menonjol dalam pandangan menguasai program, kebijakan, pengeluaran yang ada. (sebagai dasar) - Pad umumnya para pembuat kebijakan, menerima legitimasi program yang telah ditetapkan dan secara diam-diam setuju untuk meneruskan kebijakankebijakan yang terdahulu. Ad.6. Hubungan antara kebijakan public dan lembaga-lembaga pemerintah adalah amat erat. Dikatakan suatu kebijakan tidak akan menjadi kebijakan public sebelum diangkat, dilaksanakan dan diperkuat oleh lembaga pemerintah. Lembaga-lembaga pemerintah memberikan kebijakan public 3 karakteristik yang berbeda : (1) Pemerintah memberikan legitimasi pada kebijakan. (2) Kebijakan pemerintah melibatkan aspek universitas. (3) Pemerintah memegang monopoli untuk melaksanakan kehendaknya kepada masyarakat. Secara tradisional tidak begitu banyak memperhatikan hubungan antara struktur lembaga pemerintah dan isi kebijakan public, yang ditonjolkan adalah mengenai lembagalembaga pemerintah yang spesifik, (struktur, organisasi, tugas dan fungsi) yang di lakukan tanpa pembahasan sistematik mengenai dampak karakter kelembagaan terhadap hasil kebijakan, tidak jarang kebijakan public diuraikan tapi sangat jarang dianalisis. Terminasi Kebijakan Terminasi kebijakan menunjukkan pada proses penyelesaian kebijakan pemerintah, terjadi manakala tujuan kebijakan mulai tiada, yang tidak duanya kebijakan jua program dan lembaga pemerintah. Pandangan-pandangan mengenai terminasi merupakan hal yang baru dalam administrasi public. Selama tahun 60-an berkembang perhatian yang besar terhadap analisis kebijakan public tapi kebanyakan penulis dan penganalisis menghentikan pada langkah hanya sampai ditahap evaluasi. Dan akhir-kahir ini mulai ada perhatian lebih serius mengenai konsep terminasi yang secara khusus didorong oleh semangat untuk menghidupkan anggaran seimbang dan pudarnya efektivitas berbagai peraturan. (missal : 5 dari 10 th) Kesulitan yang dihadapi : 1. Perlawaan dari para pejabat yang bersangkutan. 2. Kelemahan birokrasi yang menghalangi perubahan dan terminasi. 3. Penentangan dari para rekanan dan kelompok-kelompok penekan. 4. Sikap anggota kongres yang mengharapkan timbale baik dari dukungannya untuk melanjutkan/memberikan otoritas kembali pada seluruh program yang akan dimulai. Strategi yang disarankan : memberikan rangsangan untuk terminasi Misal : dengan memperkenalkan sesuatu badan menggunakan sumber yang disimpannya untuk membiayai program-progam yang lain dan memberikan peluang untuk lebih banyak menggunakan matriks organisasi dalam melaksanakan program-program pemerintah. Strategi ini dengan mengidentifikasi titik-titik rawan bagi terminasi khususnya waktu dan tempat yang kondusif bagi terminasi sesuatu kebijakan. Untuk lebih bermakna seharusnya dilakukan baik sebagai akhir maupun awal. Akhir sesuatu program sudah tidak mempunyai daya guna sama sekali/kesemuanya sudah habis. Awal sebagai langkah untuk mengoreksi kebijakan yang tersesat/menyimpang. Faktor penghambatnya : menciptakan semangat toleransi diantara partai-partai yang terkena dalam menghadapi konsep ini. Aktor dan Pelaku Pembuat Kebijakan Publik. Pembahasan : 1. Siapa yang terlibat dalam proses kebijakan public. 2. Dengan cara apa 3. Factor-faktor apakah kebijakan public dapat di pengaruhi. Pejabat pembuat kebijakan : Pejabat pembuat kebijakan : (Leo Agustino) Orang yang mempunyai wewenang yang sah untuk ikut serta dalam formulasi hingga penetapan kebijakan public. Yang termasuk pembuat ; Secara normatif legislatif, eksekutif, administrator, para hakim. Terpenting dalam kontek ini dibedakan antara : a. Pembuat kebijakan primer : Actor-aktor /stakeholder yang mempunyai wewenang konstitusional langsung untuk bertindak. Missal : wewenang bertindak di parlemen yang tidak harus tergantung pada unit pemerintah lainnya. b. Pembuat kebijakan suplementer/sekunder/pendukung : . Instansi administrasi, harus dapat wewenang untuk bertindak dari lembaga lain (pembuat kebijakan primer) maka tergantung / dapat dikendalikan. Legislatif (?) Apa yang dikerjakannya ? Adalah mengatakan bahwa mereka berhubungan dengan tugas politik sentral dalam pembuatan peraturan dan pembentukankebijakan dalam suatu sistem politik. Kesimpulan secara global adalah legislatif lebih berperan dalam pembentukan kebijakan di negara-negara dmeokratis daripada di negara-negara otoriter. Eksekutif Dikatakab bahwa saat ini kita hidup dalam seluruh era yang disebut “Exsecutive – center era” dimana efektifitas pemerintah selaku lembaga eksekutif, baik dalam pembentukan kebijakan maupun dalam lembaga pelaksana kebijakan. Contoh : A.S. Presiden membentuk serta melaksanakan kebijakan kongres harus mampu mengembangkan jati dirinya sebagai badan legislative akibatnya sering menghatuskan Presiden selaku pemimpin pemerintah untuk mengajukan dan menyajikan usul perundang-undangan bagi kemajuan Republik ke depan. Kebijakanluar negeri sebagian besar merupakan wewenang eksekutif. Contoh : kebijakan tentang masalah Korea 1950 – 1953, Irak (2003), Kosovo (1991), Afganistan (2001). Untuk Negara-negaar berkembang struktur pembuatan kebijakan secara singkat, lebih mudah dipahami karena secara sederhana struktur pembuat kebijakan hanya terletak pada pundak eksekutif selaku pembuatnya sendiri. Dinegara berkembang (Indonesia) pada masa ORBA kelompok kepentingantidak mempunyai pengaruh dalam pembuatannya karena kebebasannya yang dibatasi oleh lembaga politik. Instansi pemerintah Sistem administrasi di seluruh dunia dibedakan berdasarkan karakteristiknya, seperti ukuran dan keragaman, hirarkistas, organisasi, hingga tingkat otonominya. Ada 1 doktrin umum dalam ilmu politik bahwa instansi administrasi hanya dipengaruhi oleh kebijakan yang ditentukan oleh pemerintah, namun saat ini diakui bahwa politik dan administrasi dapat berbaur dan instansi administrasi sering terlibat dalam pengembangan kebijakan public lebih-lebih pada masyarakat pasca industry, dimana pliralitas menjadi hal yang lemah, teknis dan kompleksitas masalah kebijakan bertambah luas hingga menyebagiankan penyerahan kekuasaan yang luas secara formal pada instansi administrasi terkait. Norman Thomas ; Bahwa beberapa masyarakat industry modern diragukan kemampuannya dalam mengatur operasi hariannya dalam urusan public bila tidak ada organisasi birokrasi dimana pejabat memainkan peran utama dalam tugas pembuatan kebijakan. Instansi administrasi merupakan sumber utama usulan perundang-undangan dibuat dalam suatu system politik, lebih jauh tidak hanya mampu mengusulkan perundangundangan yang dibutuhkan/diinginkan tapi lebih dari itu secara aktif mereka mendekati dan berusaha untuk mendesakkan penggunaannya. Maka benar bila sebuah doktrin mengatakan bahwa : kebijakan tergantung pada kemurahan hati administraturnya. Lembaga Peradilan Tidak ada pengadilan yang memainkan perannya yang besar dalam pembentukan kebijakan selain di A.S. dan Eropa Barat. Lembaga ini yang notabene berwenang dalam proses banding seringkali dipengaruhi oleh sifat dan isi kebijakan public melalui penggunaan kekuasaan. Pengadilan untuk meninjau dan menginterpretasikan UU dalam kasus yang dibawa sebelumnya. Tidak jarang diminta untuk mengartikan dan menentukan arti dari suatu peraturan/perundang-undangan yang seringkali di interpertasikan secara berbeda oleh lembaga yang tengah bersengketa. Dinegara berkembang tidak mempunyai pengaruh dalam pembuatankebijakan sering menjadi lembaga penjamin status quo rezim yang tengah berkuasa saat itu. Partisipasinon pemerintah dalam pembuat kebijakan. 1. Kelompok Kepentingan Muncul untuk memainkan tugas yang penting dalam pembuat kebijakan. Contoh : organisasi buruh, bisnis, kepemudaan. Pengaruh kelompok kepentingan dalam kepuusan politik amat tergantung pada sjeumlah factor : besar kecilnya anggota, keuangan dan sumber-sumber lain, kekompakkan, kemampuan pemimpin, status social. Menurut Zeiglen dan Van Dalen : - Menitikberatkan pada 3 variabel : 1. kuatnya kompetisi kepartaian. 2. kolusi legislative (kekuatan partai) 3. variable social ekonomi (Pendapatan pengahasilan, populasi manusia, pekerjaan industry) Analisisnya timbul 2 pola : 1. Kelompok tersebut berkolaborasi dengan parpol yang lemah, dan 2. Keompok tersebut (kepentingan dan penekan moderat) lemah berkerjasama dengan parpol yang kuat dan kompetitif. 2. Partai Politik Berperan sentarl manakala kompetisi pada pemilu dalam rangka untuk mengawasi sekaligus mengisi orang-orang di pemerintah di berlangsungkan. 3. Warga Negara asebagai individu Dalam hal ini sering diabaikan daripada kelompok kepentingan. Hal ini kurang baik karena menyisakan perbedaan-perbedaan dalam mekanismenya. Meskipun tugas pembuatannya diberikan pada pejabat public namun dalam beberapa kejadian sejatinya masih mempuyai peluang untuk berpartisipasi secara langsung dalam pembuat keputusan. Jika disederhakan Aktor : 1. Inside Government Actors (IGA) Presiden, lembaga ekskeutif (staf khusus pemerintah), para menteri dan aparatur birorkasi. 2. Outside Government Actors ( OGA) Lembaga legislative, yudikatif, militer parpol, kelompok kepentingan dan kelompok penekan, media massa. Aktor Kebijakan Publik di Indonesia Nama Lembaga (Aktor Peran & wewenang Presiden Menetapkan UUD, TAP MPR, GBHN DPR Membentuk UU (bersama dengan Presiden) Pemerintah a. Menetapkan PP untuk melaksanakan UU. b. Menetapkan Keppres c. Menetapkan Inpres yang berisi petunjuk kepada instansi dibawahnya dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam UUD, TAP MPR, UU, PP> Menteri Menetapkan peraturan menteri Lembaga pemerintah non Menetapkan peraturan-peraturan yang departemen bersifat teknis (peraturan pelaksana dari perundang-undangan yang lebih tinggi derajatnya) Dirjen Menetapkan/megeluarkan peraturanperaturan pelaksanaan yang bersifat teknis di bidang masing-masing. Badan - badan Negara Mengeluarkan /menetapkan peraturanlainnya peraturan pelaksana yang berisi perincian dan ketentuan perundang-undangan yang mengatur dibidang tugas dan fungsinya. Pemerintah propinsi Menetapkan perda Prop. Dengan persetujuan DPRD. DPRD Propinsi Menetapkan Perda Prop bersama dengan Pemda Pemerintah Kota/Kabupaten Menetapkan Perda Kabupaten/Kota bersama-sama dengan Pemda Kab/Kota DPRD Kota/Kab. Mnetapkan Perda Kab/Kota. Kepala desa Menetapkan peraturan dan keputusan desa dengan persetujuan Badan perwakilan Desa (BPD) BPD Menetapkan peraturan desa dan keputusan desa bersama Kades. Tipe-Tipe Model Kebijakan (Ir.Alisjahbana,M.A.) - Gass & Sisson : menjelaskan model kebijakan sebagai representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang di susun untuk tujuan-tujuan tertentu. Model dapat di gunakan tidak hanya menerangkan,menjelaskan dan memprediksikan elemen-elemen suatu kondisi masalah tapi juga untuk memperbaiki dengan merekomendasikan serangkaian tindakan untuk memecahkan masalah –masalah tertentu. Model-Model tersebut : 1. Model Deskriptif Tujuan : menjelaskan sebab-sebab dan konsekuensi dari pilihan-pilihan kebijakan. Digunakan untuk memantau hasil-hasil dari aksi-aksi kebijakan. 2. Model Normatif Tujuan : menjelaskan dan/memprediksi juga memberikan dalil dan rekomendasi untuk mengiptimalkan pencapaian beberapa utilitas (nilai) Jenis yang digunakan (oleh para analisis) antara lain yang membantu menentukan tingkat kapasitas pelayanan yang optimal (model antri), waktu pelayanan & pernaikan yang optimum (model penggantian), pengaturan voume & waktu yang optimum (model inventaris), keuntungan yang optimum pada investasi public (model biaya-manfaat). Bentuknya mencari nilai-nilai variable yang terkontrol (kebijakan) yang akan menghasilkan manfaat yang terbesar (nilai) sebagaimana terukur dalam variabel keluaran. 3. “Model Verbal “ - diekspresikan dalam bahasa sehari-hari tidak menggunakan bahasa logika simbolis dan matematis tapi lebih mirip sebagai masalah-masalah substantive. - analisisnya bersandar pada penilaian nalar untuk memprediksi dan menawarkan rekomendasi, panilainnya menghasilkan argument kebijakan. - relatif mudah dikomunikasikan diantara para ahli dan orang awam dengan biaya yang murah. 4. Model Simbolis : - menggunakan symbol-simbol matematis untuk menerangkan hubungan diantara variable-variabel kunci yang dipercaya menciri suatu masalah. - Prediski/solusi yang optimal diperoleh dengan meminjam metode-metode matematika, statistika dan logika. - Sulit dikomunikasikan diantara orang awam, termasuk pembuat kebijakan, ahli pembuat model yang sering terjadi kesalahpahaman tentang elemenelemen dasar dari mode. 5. Model Prosedural - menampilkan hubungan yang dinamis diantara variable-variabel yang diyakini menjadi cirri suatu masalah kebijakan. - prediksi dan solusinya di peroleh dengan mensimulasikan dan meneliti seperangkat hubungan yang mungkin. - perbedaan dengan model verbal : Model verbal : menggunakan data actual untuk memperkirakan hubungan diantara variabel-variabel kebijakan dan hasil. Model prosedural : mengasumsikan (mensimulasikan) hubungan diantara variabel-variabel. - Modelnya : Pohon keputusan yang dibuat dengan memproyeksikan keputusan-keputusan kebijakan dan konsekuensinya yang mungkin pada masa mendatang dan beruna untuk membandingkan perkiraan subjektif atas konsekuensi dari bermasam-macam pilihan kebijakan. Kebijakan Publik 1. Mudah untuk dicapai karena maknanya hal-hal yang dikerjakan untuk mencapai tujuan. 2. Mudah di ukur karena ukurannya jelas yakni sejauhmana kemajuan pencapaian cita-cita sudah ditempuh. Bukan berarti kebijakan public mudah dubuat, dilaksankan, dikenadlikan, karena menyangkut factor-faktor politik, politik, art the possibility/seni membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Secara partikal : cara untukk memperebutkan kekuasaan meimpin pencapaian tujuan bangsa, sudah jelas namun biasanya paradigm/cara memandang dunia yang digunakan masing-masing pemimpin berbeda. Bisa dilihat sebagai berikut : (pilihan) 1. Soekarno populis – politik (populis : penyokong/penggalang/gerakan politik rakyat) Hasilnya : masih jauh dari target dan jatuhkan krisis politik. 2. Soeharto Pragmatis – Elits – Ekonomis Hasil : dapat mencapai keberhasilan tapi rapuh di dalam dan akhirnya jatuh ketika ada krisis ekonomi. 3. Habibie hanya melakukan stabilisasi agar tidak meluncur ke bawah berhasil tapi tidak dapat melanjtkan karena krisis kepercayaan. 4. Gus Dur Super demokrasi karena memberikan smua organisasi mengerjakan apa saja yang dianggap baik, berhasil, Indonesia belajar untuk berdemo secara absolute meski biaya yang dibayar cukup mahal. 5. Megawati Ambigus – penuh keragu-raguan Berusaha belajar dari kegagalan pendahulu tapi belum menemukan dan menentukan pilihan . 6. Susilo Bambang Yudoyono Kesan berhati-hati,lambat,kurang tegas,berpikir panjang. Berusaha memberikan pembelajaran dibidang politik……….. Catatan : Analisis Kebijakan dampak kebijakan public merupakan satu al yang harus menjadi pusat perhatian. Evalusai kebijakan ingin tahu apakah kebijakan dapat mencari apa yang diinginkan. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Pengantar : - Rencana : 20% keberhasilan, implementasi 60%, sisasanya 205 sisa : bagaimana kita mengendalikan implementasi. Implementasi kebijakan : hal yang paling berat, karena di sini masalah-masalah yang kadang tidak dijumpai dalam konsep muncul dilapangan. Selain itu ancaman utama : konsistensi implementasi. Perencanaan/sebuah kebijakan yang baik akan berperan menentukan hasil yang baik. - Bangsa Indonesia terkenal hebat didalam membuat konsep : Pancasila, UUD’45, NASAKOM, GBHN : dokumen-dokumenkebijakan yang dibuat dalam bentuk sebuah konsep yang mendekati sempurna. Pancasila diakui oleh banyak Negara sebagai falsafah yang terbaik namun masalahnya banyak Negara –negara yang tidak menganut Pancasila lebih berpancasila daripada bangsa Indonesia. - UUD No.5/1974 : kebijakan public tentang OTODA, namun karena tidak dilaksanakan sesuai dengan muatan pokoknya maka terjadi pemanfaatan pasal-pasal “karet” (yang tidak bisa diingkari dari setiap UU) mengubah Negara dari penataan seimjbang senteralisasi – desenteralisasi menjadi teramat sentralistik. Kebijakan ini menghasilkan kebijakan penyeragaman seluruh desa di Indonesia d an dengan instan menghancurkan infrastruktur jaringan social yang hidup di masyarakat. Dengan muncul (Bulog) secara sistematis mematikan lumbung-lumbung desa dan menjadikan desa tidak mempunyai system pengamanan social dan pangan secara mandiri. - Konsep metropolis Jakarta menuntut kecukupan infrastruktur jalan, listrik, air, telepon, gorong-gorong, pipa gas, tempat jalan kaki karena konsep yang bagus tidak dimbangi dengan implementasi yang optimal (banyak jalan rusak akibat proyek galian) maka yang terjadi Jakarta tida menjadi The big City (kota Besar) tapi The Dig City (Kota Galian) Kompas 10 Desember 2002. Kejelasan Makna - Implementasi kebijakan pada prinsipnya : cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuan (Riant N.D.) - Mazmanian dan Sabatiar : Implementasi : uupaya melaksanakan keputusan kebijakan. Untuk implementasi kebijakan maka ada 2 pilihan langkah yang ada yaitu : Untuk langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau Melalui formulasi kebijakan derivate (turunan ) dari kebijakan public tersebut.