apa kata tuhan?

advertisement
PIAGAM KERAJAAN ALLAH
HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS
01 NOVEMBER 2015
Dalam bahasa Yahudi kata ‘berbahagialah’ berbunyi makarios.
Makna kata ‘bahagia’ dalam injil Matius ini sangat mendalam.
Kebahagiaan bersumber pada kehadiran dan kegiatan Yesus,
kebahagiaan dijanjikan dan diberikan oleh Kristus kepada mereka
yang mendengarkan-Nya dengan iman, biarpun mereka setiap hari
mengalami kerasnya perjuangan hidup di bumi ini.
Miskin
APA KATA TUHAN?
Mrk 5:1-12a
(1) Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit
dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. (2)
Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: (3)
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (4) Berbahagialah orang
yang berdukacita, karena
mereka akan dihibur. (5)
Berbahagialah orang yang
lemah lembut, karena mereka
akan memiliki bumi. (6)
Berbahagialah orang yang
lapar
dan
haus
akan
kebenaran, karena mereka
akan
dipuaskan.
(7)
Berbahagialah orang yang
murah hatinya, karena mereka
akan beroleh kemurahan. (8)
Berbahagialah orang yang suci
hatinya, karena mereka akan melihat Allah. (9) Berbahagialah orang
yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak
Allah. (10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran,
karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (11) Berbahagialah
kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu
difitnahkan segala yang jahat. (12) Bersukacita dan bergembiralah,
karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya
nabi-nabi yang sebelum kamu."
RENUNGAN SINGKAT!
Sebuah wejangan tentu akan selalu diingat. Apalagi jika wejangan
tersebut berasal dari orang tua atau seorang tokoh penting di
masyarakat.
Yesus juga memberikan wejangan kepada orang banyak, wejangan
yang lebih dikenal dengan istilah “Khotbah di bukit”. Wejangan yang
berisi tentang Delapan Sabda Bahagia, yang sering dianggap sebagai
‘piagam Kerajaan Allah’.
Menurut Matius, Yesus memberikan wejangan-Nya disebuah bukit.
Ahli Kitab Suci berkata bahwa dengan menempatkan Yesus di bukit,
Matius ingin menegaskan bahwa Yesus itu serupa dengan Musa,
yang dahulu kala menyampaikan hukum Allah dari ketinggian
Gunung Sinai (Kel 19-24).
Edisi November 2015
Miskin dalam arti alkitabiah ialah orang yang kedudukannya rendah,
yang sial, yang sering dihina dan dipermainkan, tetapi mereka sudah
terbiasa mengharapkan bantuan dari Allah saja. Orang-orang miskin
dalam arti demikianlah yang menjadi klien Allah dan dibela oleh para
nabi. Merekalah yang paling berhak menantikan kerajaan Mesias.
Orang-orang miskin semacam inilah yang dipilih Allah sebagai
pewaris keselamatan!
Kelemahlembutan hanya dapat berkembang dalam hati orang yang
rendah hati (miskin). Orang yang miskin dalam arti alkitabiah, ialah
orang yang sopan, berbelas kasih, dan bergaul dengan siapa saja.
Mereka yang berdukacita dan dianiaya ialah mereka yang tidak
dapat menemukan seorang penghibur tulen, yang dapat
membebaskan mereka dari kesedihan hati. Penghibur mereka yang
tidak mengecewakan hanya Yesus saja.
Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran bukannya mereka yang
mengharapkan keadilan di bumi ini atau di Surga nanti. Mereka
lebih-lebih haus dan lapar akan apa yang dikehendaki Allah. Itulah
kebenaran yang tidak mungkin tidak tepat.
Mereka yang murah hati ialah mereka yang meniru Allah. Mereka
tidak menghakimi dan dengan mudah mengampuni. Mereka juga
membuka hatinya terhadap yang malang. Mereka yakin bahwa
mengasihi adalah kewajiban mereka selaku manusia yang sama
sekali bergantung dengan Allah.
Mereka yang suci hatinya ialah mereka yang hatinya lurus,
sederhana. Mereka itu mampu melihat Allah dalam diri Yesus. Sebab
mereka lurus hati, dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Mereka yang membawa damai, bukannya orang yang tidak suka
rebut-ribut, melainkan mereka yang menjadi sumber kedamaian dan
hubungan persaudaraan antar manusia.
Apa artinya memiliki Kerajaan Allah bagi saya? Sharingkan
pengalaman dimana saya merasa dihibur oleh Tuhan? Dari
Delapan Sabda Bahagia, manakah yang paling berkesan bagi saya?
Sharingkan!
SERBA-SERBI:
Kemiskinan Sejati – Menjadi miskin dalam arti sebenarnya berarti
menggantungkan diri sepenuh-penuhnya pada Allah. Teladan sikap
hati sedemikian dapat dijumpai orang Kristen dalam diri Yesus.
Untuk memahami arti kemiskinan, orang Kristen harus terusmenerus memandang Yesus. Tanpa Yesus, kemiskinan apapun juga
kehilangan maknanya.
Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI
KEBESARAN JIWA SI JANDA
Apa yang buruk pada ahli-ahli Taurat itu?
HARI MINGGU BIASA XXXII
XXXII
Yesus berbicara dengan lantang bahwa ahli-ahli Taurat suka berjalan
memakai jubah panjang, suka menerima penghormatan di pasar,
suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadah dan di tempat
terhormat dalam perjamuan. Semua ini dikemukakan oleh Yesus
sebagai sesuatu yang tidak terpuji!
08 NOVEMBER 2015
APA KATA TUHAN?
Mrk 12:38-44
(38) Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap
ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan
suka menerima penghormatan di pasar, (39) yang suka duduk di
tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam
perjamuan, (40) yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka
mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka
ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." (41) Pada suatu
kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan
memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke
dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. (42)
Rasa haus akan hormat berlebih-lebihan yang nyata sekali pada para
ahli Taurat itu jangan ditiru oleh murid-murid Yesus. Ternyata selain
sombong, para ahli Taurat bersikap lebih buruk lagi, yaitu suka
menelan rumah janda-janda dan mengelabui mata orang dengan
doa yang panjang-panjang.
Kita tidak dapat memastikan, apa maksudnya ungkapan menelan
rumah janda-janda. Mungkin para ahli Taurat suka menerima
pembayaran atas nasihat hukum yang mereka berikan kepada jandajanda yang buta hukum. Harta para janda tahap demi tahap ‘ditelan’
oleh mereka yang tahu hukum.
Doa-doa panjang sering membosankan. Tetapi bila dibawakan oleh
seorang pemimpin, doa itu selalu dinilai tinggi, malah memantapkan
keharuman nama si pembawanya. Ahli-ahli Taurat, tahu akan
ampuhnya ‘senjata’ yang satu ini. Dengan mengucapkan doa-doa
panjang, mereka meluaskan pengaruh di tengah orang banyak.
Janda yang miskin
Sesungguhnya membutuhkan uang bagi dirinya sendiri, namun ia
memberikan dua peser, yaitu uang logam perunggu yang nilainya
sangat kecil dalam sistem moneter Yunani-Siria masa itu.
Sumbangannya tidak besar malah hampir tidak ada nilainya secara
finansial.
Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua
peser, yaitu satu duit. (43) Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan
berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang
memasukkan uang ke dalam peti persembahan. (44) Sebab mereka
semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari
kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
RENUNGAN SINGKAT!
“Peringatan!” Sebuah kata yang tegas agar selalu diingat dan
dilakukan. Di jalan raya, kita diberikan rambu-rambu lalu lintas
sebagai peringatan agar kita lebih tertib dan teratur saat
berkendara.
Dalam perikop hari ini, Yesus pun langsung memberikan sebuah
peringatan keras! "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka
berjalan-jalan memakai jubah panjang……..” (Mrk 12:38-40). Yesus
memberikan peringatan bukan dengan maksud agar para
pendengarnya jangan mempercayai para ahli Taurat atau pimpinan
agama. Melainkan Yesus ingin agar para pendengarnya jangan
menjadi serupa dengan pimpinan yang bersikap seperti ahli Taurat.
Edisi November 2015
Namun, Yesus berkata “Sesungguhnya janda ini memberi lebih
banyak dari pada semua orang..”. Mengapa? Sebab dengan
memberikan dua peser itu, janda tidak mempunyai simpanan
apapun lagi. Ia memberi seluruh nafkahnya demi Bait Suci.
Dengan memberikan seluruh uang simpanannya, janda itu
menggantungkan diri pada kemurahan hati Allah. Ia membiarkan
seluruh jaminan hidupnya hilang dari tangannya. Ia membiarkan diri
hidup tanpa jaminan apa-apa, sehingga ia benar-benar menjadikan
dirinya miskin, agar Allah dapat membuatnya kaya.
Justru di sini letak kebesaran jiwa si janda, yang penting dalam hidup
beragama bukannya jumlah yang diberikan seseorang bagi orang
lain, melainkan jumlah yang diambil dari sesamanya buat dirinya
sendiri. Para ahli Taurat dari cerita sebelumnya mengambil banyak
sekali buat diri mereka sendiri.
Janda miskin dari cerita ini tidak mengambil dari orang lain sepeser
pun, sehingga ia dipuji-puji Yesus sebagai teladan. Murid-murid
Yesus harus seperti janda itu, bukan seperti ahli Taurat.
Apakah selama ini saya selalu ingin dihormati? Apakah saya selalu
memberi dari kelebihan? Apakah saya memberi dengan harapan
dapat diberikan lebih lagi oleh Tuhan? Apa yang dapat dipelajari
dari janda miskin tersebut, sharingkan!
Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI
FOKUS PADA MENJAGA DIRI
HARI MINGGU BIASA XXXIII
XXXIII
15 NOVEMBER 2015
RENUNGAN SINGKAT!
Empat langkah Lectio Divina :
1.
Lectio – Membaca Firman Tuhan dengan lembut dan
beberapa kali pengulangan (Dapat 2 atau 3 kali). Temukan
ayat yang menyentuh dari perikop tersebut. Ayat tersebut
bisa satu, dua, atau tiga.s
2.
Meditatio – Renungkan
ayat yang menyentuh
tersebut.
Renungkan
bagaimana saya dapat
mengaplikasikan
kedalam hidup kita.
3.
Oratio – Merespon dari
ayat tersebut dengan
membuka hati kepada
Tuhan.
4.
Contemplatio
–
Dengarkan Tuhan. Apa
yang
mau
Tuhan
katakana melalui ayat
yang menyentuh ini.
Buka pikiran, hati, dan jiwa kita kepada Tuhan.
APA KATA TUHAN?
Mrk 13:24-32
(24) Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan
menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya (25) dan bintang-bintang
akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang.
(26) Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam
awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. (27) Dan
pada waktu itupun Ia akan
menyuruh keluar malaikatmalaikat-Nya
dan
akan
mengumpulkan orang-orang
pilihan-Nya
dari
keempat
penjuru bumi, dari ujung bumi
sampai ke ujung langit. (28)
Tariklah
pelajaran
dari
perumpamaan tentang pohon
ara. Apabila ranting-rantingnya
melembut dan mulai bertunas,
kamu tahu, bahwa musim
panas sudah dekat. (29)
Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa
waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. (30) Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum
semuanya itu terjadi. (31) Langit dan bumi akan berlalu, tetapi
perkataan-Ku tidak akan berlalu. (32) Tetapi tentang hari atau saat
itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak,
dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."
Edisi November 2015
Keterangan : Setelah lakukan keempat langkah tersebut, bagikan
kepada anggota sel kamu, apa yang kamu dapatkan, ayat mana yang
menyentuh, dan apa yang Tuhan mau sampaikan kepada kamu
melalui ayat tersebut.
INGAT!! Saat sharing, tidak ada jawaban yang salah dalam lectio
divina. Jadi tidak ada koreksi dan tidak ada penjelasan karena
setiap orang bisa mendapatkan hal yang berbeda.
Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI
IKUT AMBIL BAGIAN DALAM KARYAKARYA-NYA
HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS
RAJA SEMESTA ALAM
22 NOVEMBER 2015
APA KATA TUHAN?
Yoh 18:33b-37
(33) Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu
memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja
orang Yahudi?" (34) Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu
dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya
kepadamu tentang Aku?" (35) Kata Pilatus: "Apakah aku seorang
Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah
Rusia, rezim ateistik sedang mengancam peradaban. Di Meksiko,
umat Katolik mengalami penganiayaan yang semakin buruk. Di
seluruh Eropa, muncul sikap anti-Katolik yang menyebar luas dan
siap untuk melawan Gereja.
Banyak dinasti kerajaan pun runtuh. Namun, ada satu Kerajaan yang
tidak pernah jatuh, yang Rajanya memerintah selama-lamanya. Raja
yang membawa kedamaian bukan perang, keadilan bukan
kekacauan, kebahagiaan abadi bukan kesenangan fana. Raja ini
adalah Yesus Kristus.
Paus Pius XI melihat mayoritas umat manusia menyingkirkan Yesus
Kristus dan hukum suci-Nya dari hidup mereka, menganggap bahwa
hukum suci Kristus tidak mendapat tempat dalam perkara-perkara
pribadi atau politik (QP 1). Adalah kesalahan besar menganggap
Yesus tidak memiliki kuasa apapun dalam perkara-perkara sipil
karena Kerajaan Kristus mencakup seluruh ciptaan yang diserahkan
oleh Allah Bapa kepada-nya, segala sesuatu berada dalam kuasa
Kristus (QP 17).
Paus menjelaskan bahwa Yesus Kristus diutus ke dunia bukan hanya
sebagai Penebus umat manusia tetapi juga sebagai Pemberi hukum
yang menuntut ketaatan seluruh umat manusia. (QP 14). Ketika
hukum negara bertentangan dengan hukum Kristus, maka hukum
Kristus itulah yang harus ditaati.
Selama individu-individu manusia dan negara-negara menolak untuk
taat pada hukum Juru Selamat kita, tidak akan ada harapan akan
perdamaian sejati di antara negara-negara (QP 1). Paus Pius XI
menetapkan Hari Raya ini dengan harapan di masa depan
masyarakat akan kembali kepada Juruselamat kita Yesus Kristus dan
menjadi tugas setiap umat Katolik melakukan apapun yang mampu
dilakukan untuk mencapai harapan ini (QP 24). Dalam Yesus Kristus
ada keselamatan individu manusia, dalam Yesus Kristus ada
keselamatan masyarakat (QP 18).
menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau
perbuat?" (36) Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika
Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan,
supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi
Kerajaan-Ku bukan dari sini." (37) Maka kata Pilatus kepada-Nya:
"Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan,
bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku
datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang
kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan
suara-Ku."
RENUNGAN SINGKAT!
Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ditetapkan oleh Paus Pius XI
pada 11 Desember 1925 dalam Ensiklik Quas Primas (QP). Dalam
ensiklik inilah, kita bisa mengetahui makna lebih dalam dari Hari
Raya ini. Paus Pius XI menetapkan Hari Raya Kristus Raja Semesta
Alam, dilatarbelakangi oleh kondisi Paska Perang Dunia I. Paus Pius
XI, seorang yang memiliki visi jauh ke depan, melihat pentingnya
penetapan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ini.
Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam mau menegaskan bahwa karya
keselamatan yang dibawa Kristus untuk manusia, mempunyai
dampak juga pada alam semesta, seperti juga dosa manusia pertama
mempunyai dampak pada alam semesta. Hal ini menunjukkan
pentingnya relasi manusia dengan dunia tempat dia hidup dan
berkembang. Itulah sebabnya ekologi merupakan bagian dari karya
keselamatan.
Paus Fransiskus menekankan hal ini dalam ensikliknya Laudato
Si. Bahwa sebagai orang muda Katolik, kita dituntut untuk menjaga
kelestarian lingkungan hidup. Karena dengan demikian, kita ikut
ambil bagian dalam karya keselamatan.
Sumber : Dari berbagai sumber.
Apa makna Kristus Raja Semesta Alam bagi saya? Apakah selama
ini, saya taat akan hukum utama Tuhan (Mat 22:37-39)?
Sharingkan! Apakah saya mau atau bahkan sudah menjaga
kelestarian lingkungan hidup? Tindakan apa yang akan atau sudah
saya lakukan?
Paus Pius XI melihat awan-awan hitam di masa depan. Ia melihat
sekularisme hendak mengobarkan perang besar terhadap Gereja. Di
Edisi November 2015
Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI
MURNIKAN HATI DAN BERSIHKAN TANGAN
HARI
HARI MINGGU ADVEN I
29 NOVEMBER 2015
APA KATA TUHAN?
Mrk Luk 21:25-28.34-36
(25) Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan
bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung
menghadapi deru dan gelora laut. (26) Orang akan mati ketakutan
karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa
bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. (27) Pada waktu
itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan
segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. (28) Apabila semuanya itu
maka mereka akan mengalami ketakutan yang berujung pada
kematian. Mereka cemas dengan apa yang terjadi dengan segala
yang menimpa bumi ini. Karena mereka tidak berjaga-jaga dan
mempersiapkan diri menyambung datangnya Tuhan.
Namun, kita yang beriman pada Kristus akan melihat tanda-tanda
berupa bencana alam tersebut dengan positif. Bahwa tanda-tanda
tersebut sebagai suatu peringatan bahwa penyelamat manusia akan
datang.
Kita diminta untuk menjaga diri agar hati kita tidak jatuh dalam
pesta pora, kemabukan, dan kepentingan-kepentingan duniawi. Kita
dituntut untuk menjaga kemurnian hati dan kebersihan tangan.
Sebab yang boleh naik ke atas gunung Tuhan adalah orang yang
memiliki hati yang murni dan tangan yang bersih (Mzm 24:3-4).
Selain itu, kita juga diminta untuk terus berjaga-jaga sambil berdoa,
karena dengan berdoa, kita mendapatkan kekuatan untuk luput dari
semua bencana yang akan terjadi itu.
Dengan berdoa, kita juga akan mampu untuk tahan berdiri di
hadapan Anak Manusia yang datang dalam awan dengan segala
kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Mengapa? Karena kemuliaan Tuhan
begitu agung dan kudus sehingga para Serafim pun harus menutupi
muka mereka dengan dua sayap mereka (Yes 6:2).
Di awal Masa Adven ini, mari kita persiapkan diri kita untuk berjagajaga akan kedatangan Sang Juru Selamat. Kita jaga kekudusan pikiran
dan hati, ucapan dan tindakan, serta sikap dan perbuatan sehari-hari
dengan tekun berdoa, membaca Kitab Suci, dan menghadiri
perayaan Ekaristi.
mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab
penyelamatanmu sudah dekat." (34) Jagalah dirimu, supaya hatimu
jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingankepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba
jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. (35) Sebab ia akan menimpa
semua penduduk bumi ini. (36) Berjaga-jagalah senantiasa sambil
berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang
akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak
Manusia."
RENUNGAN SINGKAT!
Hari ini kita memasuki Masa Adven. Kata ‘adven’ berasal dari kata
Latin ‘adventus’ yang berarti kedatangan. Maka ‘masa adven’
berarti masa untuk menunggu kedatangan Tuhan Yesus. Masa adven
berlangsung selama 4 minggu, yakni dari Minggu Adven I sampai
dengan Minggu Adven IV.
Mohon bimbingan Roh Kudus!
Apa makna Masa Adven bagi saya? Hal-hal apa saja yang saat ini
menghalangi saya dalam mempersiapkan diri menyambut
kedatangan Tuhan? Bagaimana kehidupan doa saya? Sharingkan!
SERBA-SERBI :
Masa Adven adalah masa suci. Gereja selalu merayakan masa
khusus ini dengan khidmat, memberikan pujian dan syukur kepada
Bapa yang kekal karena belas kasih yang ditunjukkan dalam misteri
kedatangan Putra Tunggal-Nya. (St. Karolus Boromeus)
Masa Adven diselenggarakan oleh Gereja untuk mengingatkan
segenap umat beriman agar senantiasa sungguh-sungguh
mempersiapkan diri untuk menyambut Hari Penyelamatan, hari
Kedatangan Tuhan Yesus Kristus untuk kedua kalinya (parousia).
Bacaan hari ini, menjelaskan kepada kita bahwa akan terjadi tandatanda berupa bencana alam yang dahysat menjelang kedatangan
Tuhan. Jika orang yang tidak beriman melihat tanda-tanda tersebut
Edisi November 2015
Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI
TENTANG MASA ADVEN :
1. Beberapa pengertian
Kata ‘adven’ berasal dari kata Latin ‘adventus’ yang berarti
kedatangan. Maka ‘masa adven’ berarti masa untuk menunggu
kedatangan Tuhan Yesus. Masa adven berlangsung selama 4 minggu,
yakni dari Minggu Adven I sampai dengan Minggu Adven IV.
2. Perkembangan tradisi adven
Dalam bentuk awalnya, yang bermula dari Perancis, Masa Adven
merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani, hari di
mana para calon dibaptis menjadi warga Gereja. Jadi persiapan
Adven sangat mirip dengan Prapaskah, dengan penekanan pada doa
dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan kemudian
diperpanjang menjadi 40 hari.
Pada tahun 380-381, Konsili lokal Saragossa, Spanyol menetapkan
tiga minggu masa puasa sebelum Epifani. Diilhami oleh peraturan
Prapaskah, Konsili lokal Macon, Perancis, pada tahun 581
menetapkan bahwa mulai tanggal 11 November (pesta St. Martinus
dari Tours) hingga Hari Natal, umat beriman berpuasa pada hari
Senin, Rabu dan Jumat.
Lama-kelamaan, praktek serupa menyebar ke Inggris. Di Roma, masa
persiapan Adven belum ada hingga abad keenam, dan dipandang
sebagai masa persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang
puasa yang lebih ringan. Gereja secara bertahap mulai lebih
membakukan perayaan Adven. The Gelasian Sacramentary, yang
menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I (wafat thn 496),
adalah yang pertama menerapkan Liturgi Adven selama lima Hari
Minggu. Praktek adven semakin melembaga sejak abad ke 7, yakni
pada saat Paus Gregorius Agung berkuasa (590-604). Adven
ditetapkan berlangsung selama 4 minggu dan diisi dengan puasa.
Sekitar abad kesembilan, Gereja menetapkan Minggu Adven
Pertama sebagai awal tahun penanggalan Gereja.
3. Tradisi adven
Pada awalnya tradisi adven sebenarnya tidak berasal dari Gereja
Katolik Roma, tetapi merupakan tradisi Gereja Timur untuk
mempersiapkan Epifani, yang jatuh pada tanggal 6 Januari. Pada
peristiwa tersebut kanak-kanak Yesus dikunjungi oleh orang majus
dari timur. Bagi Gereja Timur itulah Natal.
Maka mereka merayakannya secara meriah. Tradisi Katolik
menghayati masa adven dengan melakukan ibadat bersama dan
puasa. Selain itu juga mulai diciptakan simbol-simbol yang disebut
dengan Korona Adven (lingkaran Adven). Kebiasaan membuat
Korona Adven berasal dari Eropa Utara, khususnya dari Skandinavia.
merenungkan bagaimana kehidupan kita, di sini dan sekarang ini,
ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah yang kekal dan
bagaimana kita berharap dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan
kekal di kerajaan surga.
b. Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar, sebab
Kristus datang guna memberi kita hidup baru melalui sengsara,
wafat dan kebangkitan-Nya. Warna hijau merupakan symbol
pengharapan. Selain itu juga dipilih daun pinus atau cemarayang
tidak kunjung putus. Warna hijau juga melambangkan Kristus, Yang
mati namun hidup kembali untuk selamanya. Evergreen juga
melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk
memberikan kehidupan yang tahan pada bermacam-macam musim.
Daun cemara tidak rontok dan tetap hijau pada musim gugur dan
musim dingin. Ungkapan pengharapan yang tanpa akhir bagi kita.
c. Tiga batang lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah
muda. Warna ungu melambangkan tobat, keprihatinan, matiraga
atau berkabung, persiapan dan kurban; warna ini juga dipakai pada
masa Prapaskah, tidak hanya untuk warna lilin, tetapi juga pakaian
liturgi lain. Warna merah muda melambangkan hal yang sama,
tetapi dengan menekankan Minggu Adven Ketiga, Minggu Gaudate,
saat kita bersukacita karena persiapan kita sekarang sudah
mendekati akhir. Selain itu warna merah juga merupakan tanda
cinta kasih.
d. Lilin juga sebagai simbol terang. Terang itu sendiri melambangkan
Kristus, yang datang ke dalam dunia untuk menghalau kuasa gelap
kejahatan dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran. Gerak
maju penyalaan lilin (setiap minggu satu lilin) menunjukkan semakin
bertambahnya kesiapan kita untuk berjumpa dengan Kristus.
Persiapan, kerinduan dan harapan kita tidak terjadi serta merta,
tetapi tahap demi tahap. Kerinduan kita yang semakin besar akan
Yesus yang datang sebagai Terang Dunia, dilambangkan dengan
menyalakan lilin satu demi satu. Penyalaan lilin secara bertahap ini
rupanya juga dipengaruhi oleh tradisi Yahudi, khususnya
pentahbisan Bait Allah (Hanukkah). Pesta Hanukkah dirayakan
selama delapan hari. Delapan lilin dinyalakan satu per satu setiap
hari hingga genap delapan lilin pada hari ke delapan. Jumlah lilin ada
4 batang mengungkapkan lama masa adven berlangsung, yakni 4
minggu .
e.Selain Korona Adven, Gereja Katolik juga tidak mengumandangkan
madah kemuliaan atau Gloria; madah yang berkaitan dengan
nyanyian para malaikat saat kelahiran Yesus, “Kemuliaan bagi Allah
di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara
manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2, 14). Madah ini akan
dikidungkan pada saat Natal. Maka juga tidak tepat kalau umat
Katolik merayakan Natal pada masa adven.
Mari kita memasuki masa Adven dengan penuh kerinduan akan
pertobatan hati dan budi. Sehingga kita semakin layak menyambut
Sang Bayi Yesus di Palungan.
Korona Adven berbentuk sebuah lingkaran yang diuntai dengan
daun-daun pinus atau cemara dan diatasnya dipasang empat lilin
(tiga lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah); selain itu
juga masih diberi asesoris lain seperti pita berwarna ungu dan
merah.
Apa makna dari Korona Adven tersebut? Korona Adven adalah
symbol yang mau menunjukkan pesan-pesan tertentu, yakni:
a. Korona Adven berbentuk suatu lingkaran. Lingkaran adalah suatu
bentuk tanpa awal dan akhir. Lingkaran ini melambangkan Tuhan
yang abadi, tanpa awal dan akhir. Kita juga diajak untuk
Edisi November 2015
Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI
Download