PIAGAM KERAJAAN ALLAH HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS 01 NOVEMBER 2015 Dalam bahasa Yahudi kata ‘berbahagialah’ berbunyi makarios. Makna kata ‘bahagia’ dalam injil Matius ini sangat mendalam. Kebahagiaan bersumber pada kehadiran dan kegiatan Yesus, kebahagiaan dijanjikan dan diberikan oleh Kristus kepada mereka yang mendengarkan-Nya dengan iman, biarpun mereka setiap hari mengalami kerasnya perjuangan hidup di bumi ini. Miskin APA KATA TUHAN? Mrk 5:1-12a (1) Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. (2) Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: (3) Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (4) Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. (5) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. (6) Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. (7) Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. (8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. (9) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." RENUNGAN SINGKAT! Sebuah wejangan tentu akan selalu diingat. Apalagi jika wejangan tersebut berasal dari orang tua atau seorang tokoh penting di masyarakat. Yesus juga memberikan wejangan kepada orang banyak, wejangan yang lebih dikenal dengan istilah “Khotbah di bukit”. Wejangan yang berisi tentang Delapan Sabda Bahagia, yang sering dianggap sebagai ‘piagam Kerajaan Allah’. Menurut Matius, Yesus memberikan wejangan-Nya disebuah bukit. Ahli Kitab Suci berkata bahwa dengan menempatkan Yesus di bukit, Matius ingin menegaskan bahwa Yesus itu serupa dengan Musa, yang dahulu kala menyampaikan hukum Allah dari ketinggian Gunung Sinai (Kel 19-24). Edisi November 2015 Miskin dalam arti alkitabiah ialah orang yang kedudukannya rendah, yang sial, yang sering dihina dan dipermainkan, tetapi mereka sudah terbiasa mengharapkan bantuan dari Allah saja. Orang-orang miskin dalam arti demikianlah yang menjadi klien Allah dan dibela oleh para nabi. Merekalah yang paling berhak menantikan kerajaan Mesias. Orang-orang miskin semacam inilah yang dipilih Allah sebagai pewaris keselamatan! Kelemahlembutan hanya dapat berkembang dalam hati orang yang rendah hati (miskin). Orang yang miskin dalam arti alkitabiah, ialah orang yang sopan, berbelas kasih, dan bergaul dengan siapa saja. Mereka yang berdukacita dan dianiaya ialah mereka yang tidak dapat menemukan seorang penghibur tulen, yang dapat membebaskan mereka dari kesedihan hati. Penghibur mereka yang tidak mengecewakan hanya Yesus saja. Mereka yang lapar dan haus akan kebenaran bukannya mereka yang mengharapkan keadilan di bumi ini atau di Surga nanti. Mereka lebih-lebih haus dan lapar akan apa yang dikehendaki Allah. Itulah kebenaran yang tidak mungkin tidak tepat. Mereka yang murah hati ialah mereka yang meniru Allah. Mereka tidak menghakimi dan dengan mudah mengampuni. Mereka juga membuka hatinya terhadap yang malang. Mereka yakin bahwa mengasihi adalah kewajiban mereka selaku manusia yang sama sekali bergantung dengan Allah. Mereka yang suci hatinya ialah mereka yang hatinya lurus, sederhana. Mereka itu mampu melihat Allah dalam diri Yesus. Sebab mereka lurus hati, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Mereka yang membawa damai, bukannya orang yang tidak suka rebut-ribut, melainkan mereka yang menjadi sumber kedamaian dan hubungan persaudaraan antar manusia. Apa artinya memiliki Kerajaan Allah bagi saya? Sharingkan pengalaman dimana saya merasa dihibur oleh Tuhan? Dari Delapan Sabda Bahagia, manakah yang paling berkesan bagi saya? Sharingkan! SERBA-SERBI: Kemiskinan Sejati – Menjadi miskin dalam arti sebenarnya berarti menggantungkan diri sepenuh-penuhnya pada Allah. Teladan sikap hati sedemikian dapat dijumpai orang Kristen dalam diri Yesus. Untuk memahami arti kemiskinan, orang Kristen harus terusmenerus memandang Yesus. Tanpa Yesus, kemiskinan apapun juga kehilangan maknanya. Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI KEBESARAN JIWA SI JANDA Apa yang buruk pada ahli-ahli Taurat itu? HARI MINGGU BIASA XXXII XXXII Yesus berbicara dengan lantang bahwa ahli-ahli Taurat suka berjalan memakai jubah panjang, suka menerima penghormatan di pasar, suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadah dan di tempat terhormat dalam perjamuan. Semua ini dikemukakan oleh Yesus sebagai sesuatu yang tidak terpuji! 08 NOVEMBER 2015 APA KATA TUHAN? Mrk 12:38-44 (38) Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, (39) yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, (40) yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." (41) Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. (42) Rasa haus akan hormat berlebih-lebihan yang nyata sekali pada para ahli Taurat itu jangan ditiru oleh murid-murid Yesus. Ternyata selain sombong, para ahli Taurat bersikap lebih buruk lagi, yaitu suka menelan rumah janda-janda dan mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Kita tidak dapat memastikan, apa maksudnya ungkapan menelan rumah janda-janda. Mungkin para ahli Taurat suka menerima pembayaran atas nasihat hukum yang mereka berikan kepada jandajanda yang buta hukum. Harta para janda tahap demi tahap ‘ditelan’ oleh mereka yang tahu hukum. Doa-doa panjang sering membosankan. Tetapi bila dibawakan oleh seorang pemimpin, doa itu selalu dinilai tinggi, malah memantapkan keharuman nama si pembawanya. Ahli-ahli Taurat, tahu akan ampuhnya ‘senjata’ yang satu ini. Dengan mengucapkan doa-doa panjang, mereka meluaskan pengaruh di tengah orang banyak. Janda yang miskin Sesungguhnya membutuhkan uang bagi dirinya sendiri, namun ia memberikan dua peser, yaitu uang logam perunggu yang nilainya sangat kecil dalam sistem moneter Yunani-Siria masa itu. Sumbangannya tidak besar malah hampir tidak ada nilainya secara finansial. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. (43) Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. (44) Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." RENUNGAN SINGKAT! “Peringatan!” Sebuah kata yang tegas agar selalu diingat dan dilakukan. Di jalan raya, kita diberikan rambu-rambu lalu lintas sebagai peringatan agar kita lebih tertib dan teratur saat berkendara. Dalam perikop hari ini, Yesus pun langsung memberikan sebuah peringatan keras! "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang……..” (Mrk 12:38-40). Yesus memberikan peringatan bukan dengan maksud agar para pendengarnya jangan mempercayai para ahli Taurat atau pimpinan agama. Melainkan Yesus ingin agar para pendengarnya jangan menjadi serupa dengan pimpinan yang bersikap seperti ahli Taurat. Edisi November 2015 Namun, Yesus berkata “Sesungguhnya janda ini memberi lebih banyak dari pada semua orang..”. Mengapa? Sebab dengan memberikan dua peser itu, janda tidak mempunyai simpanan apapun lagi. Ia memberi seluruh nafkahnya demi Bait Suci. Dengan memberikan seluruh uang simpanannya, janda itu menggantungkan diri pada kemurahan hati Allah. Ia membiarkan seluruh jaminan hidupnya hilang dari tangannya. Ia membiarkan diri hidup tanpa jaminan apa-apa, sehingga ia benar-benar menjadikan dirinya miskin, agar Allah dapat membuatnya kaya. Justru di sini letak kebesaran jiwa si janda, yang penting dalam hidup beragama bukannya jumlah yang diberikan seseorang bagi orang lain, melainkan jumlah yang diambil dari sesamanya buat dirinya sendiri. Para ahli Taurat dari cerita sebelumnya mengambil banyak sekali buat diri mereka sendiri. Janda miskin dari cerita ini tidak mengambil dari orang lain sepeser pun, sehingga ia dipuji-puji Yesus sebagai teladan. Murid-murid Yesus harus seperti janda itu, bukan seperti ahli Taurat. Apakah selama ini saya selalu ingin dihormati? Apakah saya selalu memberi dari kelebihan? Apakah saya memberi dengan harapan dapat diberikan lebih lagi oleh Tuhan? Apa yang dapat dipelajari dari janda miskin tersebut, sharingkan! Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI FOKUS PADA MENJAGA DIRI HARI MINGGU BIASA XXXIII XXXIII 15 NOVEMBER 2015 RENUNGAN SINGKAT! Empat langkah Lectio Divina : 1. Lectio – Membaca Firman Tuhan dengan lembut dan beberapa kali pengulangan (Dapat 2 atau 3 kali). Temukan ayat yang menyentuh dari perikop tersebut. Ayat tersebut bisa satu, dua, atau tiga.s 2. Meditatio – Renungkan ayat yang menyentuh tersebut. Renungkan bagaimana saya dapat mengaplikasikan kedalam hidup kita. 3. Oratio – Merespon dari ayat tersebut dengan membuka hati kepada Tuhan. 4. Contemplatio – Dengarkan Tuhan. Apa yang mau Tuhan katakana melalui ayat yang menyentuh ini. Buka pikiran, hati, dan jiwa kita kepada Tuhan. APA KATA TUHAN? Mrk 13:24-32 (24) Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya (25) dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. (26) Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. (27) Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikatmalaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit. (28) Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. (29) Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. (30) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi. (31) Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. (32) Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja." Edisi November 2015 Keterangan : Setelah lakukan keempat langkah tersebut, bagikan kepada anggota sel kamu, apa yang kamu dapatkan, ayat mana yang menyentuh, dan apa yang Tuhan mau sampaikan kepada kamu melalui ayat tersebut. INGAT!! Saat sharing, tidak ada jawaban yang salah dalam lectio divina. Jadi tidak ada koreksi dan tidak ada penjelasan karena setiap orang bisa mendapatkan hal yang berbeda. Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI IKUT AMBIL BAGIAN DALAM KARYAKARYA-NYA HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM 22 NOVEMBER 2015 APA KATA TUHAN? Yoh 18:33b-37 (33) Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?" (34) Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?" (35) Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah Rusia, rezim ateistik sedang mengancam peradaban. Di Meksiko, umat Katolik mengalami penganiayaan yang semakin buruk. Di seluruh Eropa, muncul sikap anti-Katolik yang menyebar luas dan siap untuk melawan Gereja. Banyak dinasti kerajaan pun runtuh. Namun, ada satu Kerajaan yang tidak pernah jatuh, yang Rajanya memerintah selama-lamanya. Raja yang membawa kedamaian bukan perang, keadilan bukan kekacauan, kebahagiaan abadi bukan kesenangan fana. Raja ini adalah Yesus Kristus. Paus Pius XI melihat mayoritas umat manusia menyingkirkan Yesus Kristus dan hukum suci-Nya dari hidup mereka, menganggap bahwa hukum suci Kristus tidak mendapat tempat dalam perkara-perkara pribadi atau politik (QP 1). Adalah kesalahan besar menganggap Yesus tidak memiliki kuasa apapun dalam perkara-perkara sipil karena Kerajaan Kristus mencakup seluruh ciptaan yang diserahkan oleh Allah Bapa kepada-nya, segala sesuatu berada dalam kuasa Kristus (QP 17). Paus menjelaskan bahwa Yesus Kristus diutus ke dunia bukan hanya sebagai Penebus umat manusia tetapi juga sebagai Pemberi hukum yang menuntut ketaatan seluruh umat manusia. (QP 14). Ketika hukum negara bertentangan dengan hukum Kristus, maka hukum Kristus itulah yang harus ditaati. Selama individu-individu manusia dan negara-negara menolak untuk taat pada hukum Juru Selamat kita, tidak akan ada harapan akan perdamaian sejati di antara negara-negara (QP 1). Paus Pius XI menetapkan Hari Raya ini dengan harapan di masa depan masyarakat akan kembali kepada Juruselamat kita Yesus Kristus dan menjadi tugas setiap umat Katolik melakukan apapun yang mampu dilakukan untuk mencapai harapan ini (QP 24). Dalam Yesus Kristus ada keselamatan individu manusia, dalam Yesus Kristus ada keselamatan masyarakat (QP 18). menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?" (36) Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." (37) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." RENUNGAN SINGKAT! Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ditetapkan oleh Paus Pius XI pada 11 Desember 1925 dalam Ensiklik Quas Primas (QP). Dalam ensiklik inilah, kita bisa mengetahui makna lebih dalam dari Hari Raya ini. Paus Pius XI menetapkan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, dilatarbelakangi oleh kondisi Paska Perang Dunia I. Paus Pius XI, seorang yang memiliki visi jauh ke depan, melihat pentingnya penetapan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ini. Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam mau menegaskan bahwa karya keselamatan yang dibawa Kristus untuk manusia, mempunyai dampak juga pada alam semesta, seperti juga dosa manusia pertama mempunyai dampak pada alam semesta. Hal ini menunjukkan pentingnya relasi manusia dengan dunia tempat dia hidup dan berkembang. Itulah sebabnya ekologi merupakan bagian dari karya keselamatan. Paus Fransiskus menekankan hal ini dalam ensikliknya Laudato Si. Bahwa sebagai orang muda Katolik, kita dituntut untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Karena dengan demikian, kita ikut ambil bagian dalam karya keselamatan. Sumber : Dari berbagai sumber. Apa makna Kristus Raja Semesta Alam bagi saya? Apakah selama ini, saya taat akan hukum utama Tuhan (Mat 22:37-39)? Sharingkan! Apakah saya mau atau bahkan sudah menjaga kelestarian lingkungan hidup? Tindakan apa yang akan atau sudah saya lakukan? Paus Pius XI melihat awan-awan hitam di masa depan. Ia melihat sekularisme hendak mengobarkan perang besar terhadap Gereja. Di Edisi November 2015 Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI MURNIKAN HATI DAN BERSIHKAN TANGAN HARI HARI MINGGU ADVEN I 29 NOVEMBER 2015 APA KATA TUHAN? Mrk Luk 21:25-28.34-36 (25) Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. (26) Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. (27) Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. (28) Apabila semuanya itu maka mereka akan mengalami ketakutan yang berujung pada kematian. Mereka cemas dengan apa yang terjadi dengan segala yang menimpa bumi ini. Karena mereka tidak berjaga-jaga dan mempersiapkan diri menyambung datangnya Tuhan. Namun, kita yang beriman pada Kristus akan melihat tanda-tanda berupa bencana alam tersebut dengan positif. Bahwa tanda-tanda tersebut sebagai suatu peringatan bahwa penyelamat manusia akan datang. Kita diminta untuk menjaga diri agar hati kita tidak jatuh dalam pesta pora, kemabukan, dan kepentingan-kepentingan duniawi. Kita dituntut untuk menjaga kemurnian hati dan kebersihan tangan. Sebab yang boleh naik ke atas gunung Tuhan adalah orang yang memiliki hati yang murni dan tangan yang bersih (Mzm 24:3-4). Selain itu, kita juga diminta untuk terus berjaga-jaga sambil berdoa, karena dengan berdoa, kita mendapatkan kekuatan untuk luput dari semua bencana yang akan terjadi itu. Dengan berdoa, kita juga akan mampu untuk tahan berdiri di hadapan Anak Manusia yang datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Mengapa? Karena kemuliaan Tuhan begitu agung dan kudus sehingga para Serafim pun harus menutupi muka mereka dengan dua sayap mereka (Yes 6:2). Di awal Masa Adven ini, mari kita persiapkan diri kita untuk berjagajaga akan kedatangan Sang Juru Selamat. Kita jaga kekudusan pikiran dan hati, ucapan dan tindakan, serta sikap dan perbuatan sehari-hari dengan tekun berdoa, membaca Kitab Suci, dan menghadiri perayaan Ekaristi. mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." (34) Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingankepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. (35) Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. (36) Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia." RENUNGAN SINGKAT! Hari ini kita memasuki Masa Adven. Kata ‘adven’ berasal dari kata Latin ‘adventus’ yang berarti kedatangan. Maka ‘masa adven’ berarti masa untuk menunggu kedatangan Tuhan Yesus. Masa adven berlangsung selama 4 minggu, yakni dari Minggu Adven I sampai dengan Minggu Adven IV. Mohon bimbingan Roh Kudus! Apa makna Masa Adven bagi saya? Hal-hal apa saja yang saat ini menghalangi saya dalam mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan? Bagaimana kehidupan doa saya? Sharingkan! SERBA-SERBI : Masa Adven adalah masa suci. Gereja selalu merayakan masa khusus ini dengan khidmat, memberikan pujian dan syukur kepada Bapa yang kekal karena belas kasih yang ditunjukkan dalam misteri kedatangan Putra Tunggal-Nya. (St. Karolus Boromeus) Masa Adven diselenggarakan oleh Gereja untuk mengingatkan segenap umat beriman agar senantiasa sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk menyambut Hari Penyelamatan, hari Kedatangan Tuhan Yesus Kristus untuk kedua kalinya (parousia). Bacaan hari ini, menjelaskan kepada kita bahwa akan terjadi tandatanda berupa bencana alam yang dahysat menjelang kedatangan Tuhan. Jika orang yang tidak beriman melihat tanda-tanda tersebut Edisi November 2015 Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI TENTANG MASA ADVEN : 1. Beberapa pengertian Kata ‘adven’ berasal dari kata Latin ‘adventus’ yang berarti kedatangan. Maka ‘masa adven’ berarti masa untuk menunggu kedatangan Tuhan Yesus. Masa adven berlangsung selama 4 minggu, yakni dari Minggu Adven I sampai dengan Minggu Adven IV. 2. Perkembangan tradisi adven Dalam bentuk awalnya, yang bermula dari Perancis, Masa Adven merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani, hari di mana para calon dibaptis menjadi warga Gereja. Jadi persiapan Adven sangat mirip dengan Prapaskah, dengan penekanan pada doa dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan kemudian diperpanjang menjadi 40 hari. Pada tahun 380-381, Konsili lokal Saragossa, Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Epifani. Diilhami oleh peraturan Prapaskah, Konsili lokal Macon, Perancis, pada tahun 581 menetapkan bahwa mulai tanggal 11 November (pesta St. Martinus dari Tours) hingga Hari Natal, umat beriman berpuasa pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Lama-kelamaan, praktek serupa menyebar ke Inggris. Di Roma, masa persiapan Adven belum ada hingga abad keenam, dan dipandang sebagai masa persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang puasa yang lebih ringan. Gereja secara bertahap mulai lebih membakukan perayaan Adven. The Gelasian Sacramentary, yang menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I (wafat thn 496), adalah yang pertama menerapkan Liturgi Adven selama lima Hari Minggu. Praktek adven semakin melembaga sejak abad ke 7, yakni pada saat Paus Gregorius Agung berkuasa (590-604). Adven ditetapkan berlangsung selama 4 minggu dan diisi dengan puasa. Sekitar abad kesembilan, Gereja menetapkan Minggu Adven Pertama sebagai awal tahun penanggalan Gereja. 3. Tradisi adven Pada awalnya tradisi adven sebenarnya tidak berasal dari Gereja Katolik Roma, tetapi merupakan tradisi Gereja Timur untuk mempersiapkan Epifani, yang jatuh pada tanggal 6 Januari. Pada peristiwa tersebut kanak-kanak Yesus dikunjungi oleh orang majus dari timur. Bagi Gereja Timur itulah Natal. Maka mereka merayakannya secara meriah. Tradisi Katolik menghayati masa adven dengan melakukan ibadat bersama dan puasa. Selain itu juga mulai diciptakan simbol-simbol yang disebut dengan Korona Adven (lingkaran Adven). Kebiasaan membuat Korona Adven berasal dari Eropa Utara, khususnya dari Skandinavia. merenungkan bagaimana kehidupan kita, di sini dan sekarang ini, ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah yang kekal dan bagaimana kita berharap dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan kekal di kerajaan surga. b. Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar, sebab Kristus datang guna memberi kita hidup baru melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Warna hijau merupakan symbol pengharapan. Selain itu juga dipilih daun pinus atau cemarayang tidak kunjung putus. Warna hijau juga melambangkan Kristus, Yang mati namun hidup kembali untuk selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tahan pada bermacam-macam musim. Daun cemara tidak rontok dan tetap hijau pada musim gugur dan musim dingin. Ungkapan pengharapan yang tanpa akhir bagi kita. c. Tiga batang lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah muda. Warna ungu melambangkan tobat, keprihatinan, matiraga atau berkabung, persiapan dan kurban; warna ini juga dipakai pada masa Prapaskah, tidak hanya untuk warna lilin, tetapi juga pakaian liturgi lain. Warna merah muda melambangkan hal yang sama, tetapi dengan menekankan Minggu Adven Ketiga, Minggu Gaudate, saat kita bersukacita karena persiapan kita sekarang sudah mendekati akhir. Selain itu warna merah juga merupakan tanda cinta kasih. d. Lilin juga sebagai simbol terang. Terang itu sendiri melambangkan Kristus, yang datang ke dalam dunia untuk menghalau kuasa gelap kejahatan dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran. Gerak maju penyalaan lilin (setiap minggu satu lilin) menunjukkan semakin bertambahnya kesiapan kita untuk berjumpa dengan Kristus. Persiapan, kerinduan dan harapan kita tidak terjadi serta merta, tetapi tahap demi tahap. Kerinduan kita yang semakin besar akan Yesus yang datang sebagai Terang Dunia, dilambangkan dengan menyalakan lilin satu demi satu. Penyalaan lilin secara bertahap ini rupanya juga dipengaruhi oleh tradisi Yahudi, khususnya pentahbisan Bait Allah (Hanukkah). Pesta Hanukkah dirayakan selama delapan hari. Delapan lilin dinyalakan satu per satu setiap hari hingga genap delapan lilin pada hari ke delapan. Jumlah lilin ada 4 batang mengungkapkan lama masa adven berlangsung, yakni 4 minggu . e.Selain Korona Adven, Gereja Katolik juga tidak mengumandangkan madah kemuliaan atau Gloria; madah yang berkaitan dengan nyanyian para malaikat saat kelahiran Yesus, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2, 14). Madah ini akan dikidungkan pada saat Natal. Maka juga tidak tepat kalau umat Katolik merayakan Natal pada masa adven. Mari kita memasuki masa Adven dengan penuh kerinduan akan pertobatan hati dan budi. Sehingga kita semakin layak menyambut Sang Bayi Yesus di Palungan. Korona Adven berbentuk sebuah lingkaran yang diuntai dengan daun-daun pinus atau cemara dan diatasnya dipasang empat lilin (tiga lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah); selain itu juga masih diberi asesoris lain seperti pita berwarna ungu dan merah. Apa makna dari Korona Adven tersebut? Korona Adven adalah symbol yang mau menunjukkan pesan-pesan tertentu, yakni: a. Korona Adven berbentuk suatu lingkaran. Lingkaran adalah suatu bentuk tanpa awal dan akhir. Lingkaran ini melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir. Kita juga diajak untuk Edisi November 2015 Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI