BAB I - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
LATAR BELAKANG
Saat ini jumlah penduduk Negara Indonesia adalah ± 230 juta jiwa dengan usia
harapan hidup 62 tahun untuk pria dan 65 tahun untuk wanita. Pertambahan penduduk
adalah 1,33 % per tahun, maka pada akhir tahun 2025 penduduk Indonesia diperkirakan
akan mencapai lebih dari 263 juta jiwa,1,2 dimana jumlah penduduk usia tua akan
meningkat dari 7.998.543 (5,5 %) pada tahun 1980 menjadi 29.021.128 (11,4 %) pada
tahun 2020. Keberhasilan Indonesia dalam peningkatan kesejahteraan penduduknya
dalam hampir 3 dekade menyebabkan terjadinya peningkatan usia harapan hidup, dan
sebagai konsekuensi dari peningkatan jumlah wanita usia lanjut, maka berbagai masalah
kesehatan akan lebih banyak dijumpai.3
Dari berbagai macam perbedaan kesehatan antara pria dan wanita, banyak yang
tidak menyadari faktanya bahwa wanita lebih banyak menderita penyakit-penyakit dan
kelainan-kelainan mata daripada pria. Setiap tahunnya, lebih banyak wanita daripada pria
yang didiagnosa dengan berbagai macam penyakit-penyakit mata seperti glaukoma,
katarak, degenerasi makula dan retinopati diabetika. Wanita dapat mengalami perubahanperubahan pada penglihatannya dalam berbagai stadium kehidupannya termasuk masa
kehamilan dan paska menopause.4,5
10
Universitas Sumatera Utara
Lebih dari 3,6 juta penduduk Amerika usia 40 tahun keatas yang menderita
gangguan penglihatan , termasuk kebutaan, 2,3 juta diantaranya adalah wanita. Wanita
juga lebih rentan terhadap sindroma dry eye. Menurut National Women’s Health
Resource Center sekitar 6 juta wanita dan 3 juta pria mengalami gejala-gejala dry eye
sedang hingga berat. Lebih sering dijumpai pada wanita paska menopause dan hamil, hal
ini disebabkan adanya fluktuasi hormonal.4,5
The Society for Women’s Health Research mengatakan bahwa 62% wanita yang
mengalami menopause menderita dry eye, namun hanya sekitar 16% yang melaporkan
bahwa gejala-gejala yang dirasakan berhubungan dengan menopause. Hal ini
menunjukkan lebih dari separuh wanita tidak menyadari bahwa adanya dry eye adalah
sebagai gejala dari perubahan hormonal.6
Dry eye dapat menyebabkan penurunan penglihatan, sikatriks dan perforasi
kornea serta infeksi bakterial sekunder. Jika sindroma ini didiagnosa pada stadiumstadium awal dan ditangani, dapat dihindari dari komplikasi-komplikasi yang dapat
ditimbulkannya.6 Karena pentingnya mengevaluasi dan menangani kekeringan pada mata
tidak hanya untuk memperbaiki kenyamanan dan menghilangkan rasa sakit namun juga
melindungi penglihatan dan memperbaiki kualitas hidup, oleh karena itu diagnosa dini
dari dry eye pada wanita menopause penting, untuk memulai pengobatan pada stadiumstadium awal. Akan tetapi penelitian yang mengevaluasi dry eye pada wanita menopause
masih jarang. Oleh sebab itu peneliti ingin mencoba mengevaluasi dry eye pada wanita
menopause ini di Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan.
11
Universitas Sumatera Utara
I.2.
RUMUSAN MASALAH
Tingginya insidensi dry eye pada wanita menopause di Rumah Sakit Umum H. Adam
Malik Medan tahun 2010.
I.3.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidensi dry eye pada wanita menopause di
Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan tahun 2010.
Tujuan Khusus
Menentukan derajat dry eye pada wanita menopause berdasarkan masing-masing
kelompok usia di Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan tahun 2010.
I.4.
MANFAAT PENELITIAN
1.
Dapat diketahui angka kejadian dry eye pada wanita menopause di Rumah Sakit
Umum H. Adam Malik Medan tahun 2010.
2.
Dapat diketahui derajat dry eye pada wanita menopause berdasarkan masingmasing kelompok usia di Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan tahun 2010
3.
Dengan diketahuinya angka kejadian dry eye pada wanita menopause di Rumah
Sakit Umum H. Adam Malik Medan tahun 2010 dapat dilakukan pemeriksaan
dry eye pada wanita menopause.
12
Universitas Sumatera Utara
Download