v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

advertisement
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………….……………………….. ii
ABSTRAK……………………………………………………………………….. iv
ABSTRACT……………………………………………………………………… v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………… vi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………. vii
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………………... viii
BAB I PENDAHULUAN…………………………….………………….………… 1
1.1
Latar Belakang……………………………………………………………… 5
1.2
Rumusan Masalah…………………………………………………………... 5
1.3
Tujuan Penelitian…………………………………………………………… 5
1.4
Manfaat Penelitian………………………………………………………….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………...……...... 7
2.1
Nyerileher………………..………………………………………………...... 7
2.1.1 Definisi nyeri leher…………………………………………………… 7
2.1.2 Epidemiologi…………………………………..……………………. 8
2.1.3 Gejala dan tanda nyeri leher…………………..……………………… 8
2.1.4 Grade nyeri leher………………….………………………………...... 9
2.1.5 Nyeri leher non spesifik……………………………………………… 12
2.1.6 Patofisiologi nyeri leher non spesifik ………………………..……… 14
2.1.7 Diagnosis nyeri leher non spesifik ……….………………………… 15
2.1.8 Penatalaksanaan nyeri leher non spesifik..………………………….. 16
2.2. Peregangan pada nyeri leher non spesifik……………….………………… 17
2.2.1 Peregangan otot….………………………..………………………… 17
2.2.2 Peregangan leher isometrik…………………………..…………….. 19
2.2.3 Peregangan leher isotonik………………………..….………………. 22
2.3 Kreatin kinase………………………………………………………………. 25
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 30
3.1
Kerangka Berpikir…………………………………………………………. 30
3.2
Kerangka Konsep…………………………………………………………... 32
3.3
Hipotesis Penelitian……………………………………………………… 33
BAB IV METODE PENELITIAN………………………………………………. 34
4.1
Rancangan Penelitian……………………………………………………… 34
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………… 34
4.3
Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………………. 35
ii
v
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
Penentuan Sumber penelitian………………………………………………… 35
4.4.1 Populasi Target………………………………………………………… 35
4.4.2 Populasi Terjangkau……………………………………………………. 35
4.4.3 Kriteria inklusi kontrol dan kasus…………………..……………….... 35
4.4.4 Kriteria eksklusi kontrol dan kasus………………..…………………… 36
Sampel………………………………………………………….……………. 36
4.5.1 Besar sampel……………………………………………….………..… 36
4.5.2 Teknik pengambilan sampel……………….………………………….. 37
Variabel Penelitian…………………………………………………………... 37
4.6.1 Identifikasi variabel…………………………………………………… 37
4.6.2 Definisi operasional variabel………………………………………….. 38
Instrumen Penelitian…………………………………………………………. 41
Alur Penelitian…………………………………………………..……………... 42
Analisis data………………………………………………………………………
43
DAFTAR PUSTAKA…..………………………………………………………….
iii
44
i
ABSTRAK
PEREGANGAN LEHER ISOMETRIK LEBIH BAIK DIBANDING
ISOTONIK UNTUK MENURUNKAN SKALA NYERI DAN KADAR
KREATIN KINASE PADA NYERI LEHER NON SPESIFIK SISWA SMP
SWADHYAYA SENI UKIR KABUPATEN BADUNG
Nyeri leher keluhan yang sering dirasakan oleh para pekerja dengan posisi
leher statis, keluhan disertai rasa tidak nyaman disekitar otot-otot leher tanpa
adanya gangguan sensoris atau nyeri yang menjalar, penyebab lain yang spesifik
seperti riwayat trauma leher, keganasan leher atau kelainan struktur anatomi tidak
ditemukan.
Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Swadhyaya seni ukir kabupaten
Badung dengan mengambil subyek penelitian para siswa yang mengikuti
keterampilan seni ukir, jumlah subyek penelitian ini berjumlah 18 orang terbagi
menjadi 9 orang mendapatkan peregangan leher isometrik dan 9 orang
mendapatkan peregangan leher isotonik.
Kata kunci: nyeri leher non spsesifik, isometrik, isotonik, skala nyeri, kreatin
kinase
iv
i
vii
ABSTRACT
NECK STRETCH ISOMETRIC BETTER THAN ISOTONIC TO REDUCE
PAIN SCALE AND LEVEL OF CREATINE KINASE IN NON SPECIFIC
NECK PAIN JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENT SWADHYAYA ARTS
SCULPTURE DISTRICT BADUNG
Neck pain complaints are often felt by workers with neck position static,
complaints accompanied by discomfort around the neck muscles without sensory
loss or pain radiating, other causes specific such as a history of neck trauma,
malignancy neck or abnormal anatomical structures not found.
This research was conducted at the junior high school students Swadhyaya
sculpture Badung district by taking the research subjects the students who take the
skills of carving, the number of subjects of this study were 18 people divided into
9 people get neck isometric stretching and 9 people get neck isotonic stretching.
Keywords: non spesifik neck pain, isometric, isotonic, pain scale, creatine Kinase
v
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Fleksi leher isometrik kanan dan kiri……………………………… 20
Gambar 2.2 Fleksi leher isometrik ke depan……………………………………. 21
Gambar 2.3 Fleksi leher isometrik ekstensi ke belakang………………………
21
Gambar 2.4 Gerakan leher ke arah bahu.….………………………..…………….. 23
Gambar 2.5 Gerakan leher kearah dada………………………………………… 23
Gambar 2.6 Gerakan leher kearah kiri bahu……………………...………………. 24
Gambar 2.7 Gerak leher memutar kanan dan kiri...………………………………. 24
Gambar 2.8 Sirkuit fosfokreatin…….……………………..………………...…… 27
Gambar 3.1 Bagan kerangka konsep………………………..……………………… 30
Gambar 3.2 Bagan konsep penelitian ……………………………….…………… 32
Gambar 4.1 Bagan rancangan penelitian ………………………….………..…….. 34
Gambar 4.2 Bagan alur penelitian ………………….………………………….…. 42
vi
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical Clearance…………………………………………………...
60
Lampiran 2. Informed consern…………………………………………………….. 61
Lampiran 3 Formulir persetujuan……………......................................................
63
Lampiran 4. The leeds Assessment of Neuropathic Symptom and Sign ………….. 64
Lampiran 5. Numeric Pain rating Scale…………………………………………... 66
vii
ix
x
DAFTAR SINGKATAN
ATP
: Adenosintrisulfat
Ca
: Calsium
CK
: creatine kinase
CT
: Computer Tomography
ENMG
: ElektroNeuroMiography
GSH
: Gluthatione
IASP
: International Association for the Study of Pain
ICD
: International Code Disease
ICF
: International Classification of Fungsioning.
K
: Kalium
LANSS
: Leeds Assessment of Neuropathic Symptom and Sign
MRI
: Magnetic Resonance Imaging
NADPH
: Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate
NDI
: Neck Disability Index
NPRS
: Numeric Pain Rating Scale
ROS
: Reactive Oxygen Species
SMP
: SekolahMenengahPertama
TENS
: Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
TRPV1
: Transient Receptor PotensialCation Chanel Subfamily 1
WAD
: WhisplashAsociated Disorders
viii
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri leher merupakan keluhan yang sering dirasakan oleh para pekerja
terutama para pekerja dengan posisi leher tertentu dalam jangka waktu yang
cukup lama sehingga mengakibatkan kontraksi yang berlebihan pada otot-otot
leher, berbagai jenis pekerjaan dapat mengakibatkan keluhan nyeri leher terutama
bagi para pekerja dengan posisi tubuh yang salah dan mempengaruhi posisi leher
pada posisi tertentu sehingga bisa menimbulkan nyeri leher non spesifik.
Sekitar 54% individu di dunia pernah mengeluhkan nyeri leher dalam
periode enam bulan dan kejadian ini terus meningkat prevalensinya sekitar 6%
sampai 22% dan meningkat pada kelompok usia tua sekitar 38%, biaya yang
dikeluarkan oleh para pekerja untuk penatalaksanaan serta pengobatan nyeri leher
ini cukup tinggi. Penelitian menunjukkan prevalensi nyeri muskuloskeletal pada
leher di masyarakat selama satu tahun besarnya 40% dan prevalensi ini lebih
banyak pada perempuan, sedangkan prevalensi nyeri leher pada pekerja berkisar
antara 6-76% dan kebanyakan juga pada perempuan (Ariens dkk., 2011;
Giannoula dkk., 2013; Masum dkk., 2014)).
Penelitian yang dilakukan oleh Nemade (2014) mendapatkan keluhan
muskuloskeletal berupa nyeri leher pada para pekerja batu bata di India sebesar
14% dari 159 pekerja, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rattaporn
7
8
sihawong (2011) pada 567 pekerja kantoran dengan memberikan pelatihan
peregangan pada kelompok perlakuan yang berjumlah 285 orang dan tanpa
perlakuan peregangan leher pada 282 orang sebagai kelompok kontrol, penelitian
ini memberikan hasil penurunan kejadian nyeri leher pada pekerja kantoran yang
mendapatkan perlakuan peregangan leher (Rattaporn dkk., 2011; Nemade, 2014).
Postur tubuh dan kontraksi otot saat bekerja dapat menyebabkan trauma
pada berbagai aspek dari sistem muskuloskeletal terutama otot-otot kolumna
vertebra, postur kepala yang terlalu kedepan (forward head posture) terjadi akibat
bertambahnya kifosis dorsal spina yang posisi kepala berada di depan pusat
gravitasi sehingga beban lehermenjadi bertambah, bahu yang menggantung
(dropping shoulder) mempengaruhi spina servikal serta hiperekstensi atau
hiperfleksi pada leher yang berlebihan juga mempengaruhi kejadian nyeri leher
pada pekerja (Brook dan Bogduk, 2003).
Penelitian yang dilakukan oleh Parisa Nejati (2015) di Iran pada 46 orang
tanpa nyeri leher dan 55 orang dengan nyeri leher yang bekerja di kantoran
dengan komputer mendapatkan hasil bahwa postur kepala yang lebih condong ke
depan berkorelasi dengan kejadian nyeri leher sedangkan postur dari bahu tidak
berpengaruh terhadap kejadian nyeri leher pada pekerja (Parisa dkk., 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Mufti (2013) pada pengerajin tenun
songket di Pandai Singkek Sumatera barat mengenai kajian postur pekerja
didapatkan hasil semua pekerja mengeluhkan nyeri leher (100%) dan keluhan
yang kedua adalah nyeri punggung bagian atas sedangkan Delti selviana pada
9
penelitian yang dilakukan pada pengerajin tenun songket di Silungkang, Sumatera
barat mendapatkan keluhan muskuloskeletal pada leher atas 52% keluhan pada
leher bawah sebanyak 46% (Mufti dkk., 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Palmer dkk di inggris, Skotlandia, dan
Wales pada 12.907 responden yang berumur 16-64 tahun menunjukkan bahwa
orang yang bekerja dengan lengan atas dan bahu lebih dari satu jam per hari
mempunyai hubungan bermakna dengan timbulnya nyeri leher, studi prospektif
yang dilakukan oleh Ariens mendapatkan bahwa pekerja yang bekerja dalam
posisi duduk dengan posisi leher statis waktu bekerja per hari merupakan faktor
risiko terjadinya nyeri leher (Palmer dkk., 2001).
Aktivitas otot yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel
otot keadaan ini dibuktikan dengan tingginya kadar creatine kinase (CK) pada
serum darah, setelah aktivitas yang berat otot-otot memerlukan pemulihan
(recovery) kembali, pemulihan ini dapat berupa pemulihan aktif dan pemulihan
pasif. Pemulihan aktif dengan melakukan peregangan ringan yang terstruktur
dapat mengurangi hasil metabolik otot yang merugikan termasuk mengurangi
kadar kreatin kinase dan asam laktat di otot (Marianne dkk., 2011).
Peregangan merupakan salah satu cara yang sering dilakukan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman akibat nyeri pada otot-otot leher dan bahu,
peregangan memberikan manfaat untuk memperkuat otot-otot leher dan bahu,
meningkatkan fleksibilitas dan gerak otot leher, meningkatkan aliran darah ke
otot, meningkatkan produksi energi, mengurangi nyeri dan relatif mudah
10
dilakukan dan tidak memerlukan waktu serta tempat khusus. Penelitian yang
dilakukan oleh Sowmya pada penderita nyeri leher kronik non spesifik
menunjukkan teknik peregangan isometrik sama efektif dengan peregangan
dinamik atau isotonik untuk menurunkan nyeri leher non spesifik, penelitian
kohort oleh Burnett menunjukkan peregangan isometrik efektif mengurangi nyeri
dan risiko cedera pada otot leher, Kay dkk (2012) mendapatkan hasil moderate
pada penderita nyeri leher non spesifik yang diberi peregangan isometrik
(Sowmya, 2014).
Nyeri leher dapat disebabkan oleh semua komponen yang ada pada leher
mulai dari sistem muskuloskeletal dan sistem saraf, nyeri leher pada pekerja pada
umumnya lebih sering disebabkan oleh gangguan musculoskeletal baik karena
ketegangan dan kontraksi otot yang berlebihan serta ligamen di sekitar leher dan
memberikan gejala berupa rasa sakit dan kaku pada leher disertai nyeri diotot-otot
sekitar leher, penelitian yang dilakukan oleh Shaunmenunjukkan terjadinya
disfungsi dari otot-otot di sekitar leher mempengaruhi serta meningkatkan
kejadian nyeri leher non spesifik (Samara, 2007).
Nyeri leher yang dialami oleh pekerja sering kali melibatkan gangguan
pada sistem muskuloskeletal, nyeri leher ini menurut proses patofisiologinya
termasuk nyeri leher mekanik atau nyeri leher axial atau sering disebut nyeri leher
non spesifik, dikatakan non spesifik karena tidak ada penyakit atau kelainan
struktural anatomi yang mendasarinya, gejala yang sering menyertai nyeri leher
non spesifik ini seperi rasa kaku pada leher bisa satu sisi atau kedua sisi leher,
nyeri pada daerah leher yang bisa dirasakan sampai ke kepala. Nyeri leher non
11
spesifik murni disebabkan oleh struktur otot-otot atau sistem musculoskeletal di
leher dan sering berhubungan dengan postur tubuh atau posisi leher statik saat
bekerja dan beban kerja otot leher yang berlebihan saat bekerja dalam jangka
waktu tertentu (Binder, 2007; Giannoula dkk., 2013).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Apakah peregangan leher isometrik lebih baik dibanding isotonik untuk
menurunkan skala nyeri dan kadar kreatin kinase pada nyeri leher non spesifik
siswa SMP Swadhyaya seni ukir kabupaten Badung?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peregangan yang lebih efektif antara peregangan isometrik
dan isotonik untuk menurunkan skala nyeri dan kadar kreatin kinase pada nyeri
leher non spesifik.
12
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui efektivitas peregangan
isometrik dan isotonik untuk menurunkan skala nyeri dan kadar kreatin kinase
pada nyeri leher non spesifik.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu penatalaksanaan non
farmakologi pada penderita nyeri leher non spesifik.
Download