BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar dapat mengetahui karakteristik dari tiap blok rangkaian, fungsi, dan proses kerja alat secara keseluruhan. Pada proses ini juga dapat dilakukan perbandingan antara hasil pengukuran dengan hasil perhitungan saat perancangan. Untuk itu dilakukan beberapa pengujian yang meliputi : - Pengujian sensor infra merah. - Pengujian rangkaian catu daya. - Pengujian bentuk gelombang osilator dan besarnya frekuensi yang diterima oleh mikrokontroler. - Pengujian proses reset pada mikrokontroler. - Pengujian rangkaian pemancar. 4.1 4.1.1 Pengujian Sensor Infra Merah Tujuan 60 61 Mengamati besarnya tegangan output pada sinyal infra merah untuk membuka dan menutup palang ketika terdeteksi/sejajar. 4.1.2. Langkah Pengujian Ditunjukan pada rangkaian gambar 4.1. Gambar 4.1. Pengujian Rangkaian Sensor Infra Merah 4.1.3. Hasil pengujian : hasil pengujian ditunjukan pada tabel 4.1 Tabel 4.1. Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Infra Merah 4.1.4 INFRA MERAH PHOTO DIODA Sensor 1 StandBy 4,98 Volt Sensor 1 Buka Palang 0,12 Volt Sensor 2 Standby 4,98 Volt Sensor 2 Tutup Palang 0,12 Volt Sensor 3 Standby 4,98 Volt Sensor 3 Buka Shelter 0,12 Volt Sensor 3 Standby 4,98 Volt Sensor 3 Buka Shelter 0,12 Volt Analisa 62 Hasil pengujian yang diperoleh, bahwa dalam kondisi buka palang dan tutup palang, output rangkaian sensor mempunyai tegangan sebesar 0,12 volt atau kondisi low dan dalam kondisi standby atau terhalang, output rangkaian sensor mempunyai tegangan sebesar 4,98 volt untuk kondisi high. 4.2 4.2.1 Pengujian Rangkaian Catu Daya Peralatan yang digunakan Peralatan yang digunakan dalam pengujian rangkaian Catu Daya ini adalah dua buah multimeter digital dan beberapa kabel penghubung. 4.2.2 Prosedur pengujian 1. Penghubung multimeter kepada rangkaian catu daya pada kapasitor 1000 µf ( input AC ), pada autput regulator 7805, seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.2. + Multimeter 1 + Multimeter 2 Gambar 4.2. Pengujian pada rangkaian catu daya 2. Atur posisi multimeter 1 pada pengukuran tegangan DC, dan multimeter 2 pada pengukuran tegangan DC dengan regulator 7805. 63 3. Aktifkan rangkaian, dan akan tampak besar tegangan pada masing – masing multimeter seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.3, pada tabel 4.2, akan diberikan hasil pengukuran pada rangkaian catu daya. Gambar 4.3. Pengukuran Rangkaian Catu Daya Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Rangkaian Catu Daya 4.2.3 Tegangan Input Tegangan Output DC 7805 DC (Multimeter1) (Multimeter 2) 9,90 Volt 4,94 Volt Analisa Dari pengujian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa saat rangkaian catu daya dioperasikan, tegangan input DC sebesar 9,90 volt. dan tegangan output 7805 sebesar 4,94 volt. 64 4.3 Pengujian Bentuk Gelombang Osilator dan Besarnya Frekuensi yang Digunakan oleh Mikrokontroler 4.3.1 Tujuan Mengamati besarnya frekuensi osilator yang dipergunakan oleh mikrokontroler pada alat. 4.3.2 Peralatan yang digunakan Peralatan yang digunakan dalam pengujian bentuk gelombang dan besar frekuensi yang digunakan mikrokontroler ini adalah sebuah osiloskop dan beberapa kabel penghubung. 4.3.3 Prosedur Pengujian Penghubungan probe 1 osiloskop dengan pin 19 mokrokontroler, dan ground osiloskop dengan ground rangkaian, seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.4. Gambar 4.4. Pengujian rangkaian osilator 65 Aktifkan rangkaian dan akan tampak pada layar osilator besar frekuensi dan bentuk gelombang osilator, seperti yang ditampilkan pada gambar 4.5. Gambar 4.5. Hasil Pengujian Osilator 4.3.4 Analisa Dari hasil pengamatan didapat besarnya frekuensi yang dihasilkan oleh kristal atau osilator adalah 11,04 MHz tetapi dari hasil pengamatan terdapat sedikit perbedaaan dari nilai sebenarnya yaitu sebesar 11,0592 MHz, perbedaan ini disebabkan oleh keakurasian alat ukur atau faktor kesalahan. Pada alat ini osilator digunakan sebagai sinkronisasi pengiriman dan penerimaan data dari mikrokontroller. 4.4 4.4.1 Pengujian Proses Reset pada Mikrokontroler Tujuan 66 Mengamati waktu yang diberikan dalam proses reset serta bentuk gelombang yang terjadi pada saat pertama kali sistem mikrokontroler diaktifkan atau catu daya aktif (on). 4.4.2 Peralatan yang digunakan Peralatan yang digunakan dalam pengujian proses reset pada mikrokontroler ini adalah sebuah osiloskop dan beberapa kabel penghubung. 4.4.3 Prosedur pengujian Penghubungan probe 1 osiloskop dengan pin 9 mokrokontroler, dan ground osiloskop dengan ground rangkaian, seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.6. Gambar 4.6. Pengujian rangkaian reset Pada saat pengaktifan rangkaian, layar osiloskop menunjukkan berapa lama waktu yang diberikan untuk proses reset, seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.7. 67 Gambar 4.7. Hasil pengujian rangkaian reset 4.4.4 Analisa Pada saat pertama kali catu daya aktif, terjadi proses reset yang disebabkan adanya hubungan singkat pada kapasitor sehingga arus mengalir dari Vcc ke kaki RST dan menghasilkan logika 1 (high). Proses reset ini selesai sampai 0,0637detik (63,7ms) dan kaki RST menjadi logika 0 (low). 4.5 Pengujian Rangkaian Pemancar (Transceiver) 4.5.1 Pengujian Jarak Sinyal Pemancar (Tranceiver) Pengujian rangkain pemancar (Transceiver) adalah pengujian terhadap jalur komunikasi pemancar pada saat pengiriman data. Pemancar ini menggunakan YS-1020UB Data Transceiver yang dapat menempuh jarak berkisar kurang lebih 0,8 km. Prinsip dasar aplikasi ini adalah mengontrol palang membuka dan menutup secara otomatis melalui media pemancar dengan jarak jauh. Pada bagian ini dilaporkan pengujian rangkaian pemancar sampai pada titik 68 kejauhan berapa agar dapat memberikan koneksi yang baik. Berikut adalah hasil pengujiannya : Tabel 4.3. Hasil Pengujian Jarak Terkoneksi Jarak ( m ) Frekuensi percobaan Keterangan 500 3 kali percobaan Terkoneksi 600 3 kali percobaan Terkoneksi 700 3 kali percobaan Terkoneksi 800 3 kali percobaan Terkoneksi 900 3 kali percobaan Tidak Terkoneksi (ada Noise) 1000 3 kali percobaan Tidak Terkoneksi (ada Noise) Hasil pengujian jarak 800 meter dengan 3 kali percobaan masih dapat terkoneksi dengan baik. Namun untuk pengujian jarak yang berkisar 900 meter lebih, tidak terkoneksi dengan baik, ini dikarenakan sudah terganggu dengan noise. 4.5.2 Pengujian Sinyal Penerima (P 3.0) dan Pengirim (P 3.1) Gambar 4.8. Penerimaan Data (RX) 69 Gambar 4.9. Pengiriman Data (TX) Pada saat sinyal Transceiver aktif, terjadi proses pengiriman dan penerimaan data yang ditunjukkan dalam bentuk gelombang osilator. Dari hasil pengamatan, penerimaan data ditunjukkan pada gambar 4.8 dan pengiriman data ditunjukkan pada gambar 4.9. Pada alat ini Transceiver digunakan sebagai sinkronisasi pengiriman dan penerimaan data dari mikrokontroler AT89S52 dengan menggunakan metode half duplex. 4.6 Pengujian Alat Secara Keseluruhan Pada saat bus Transjakarta datang, kemudian sensor 1 membaca aktif/terdeteksi dan mengirim data (“buka palang”) ke bus Transjakarta. Setelah bus Transjakarta menerima data, maka data tersebut dikirimkan kembali ke palang, dan palang pun akan terbuka, yang ditunjukan pada gambar 4.10. Setelah bus Transjakarta melewati palang, maka sensor 2 membaca aktif/terdeteksi kemudian mengirim data (“tutup palang”) ke bus Transjakarta. Setelah bus Transjakarta menerima data, maka data tersebut dikirimkan kembali ke palang, dan palang pun akan tertutup, yang ditunjukan pada gambar 4.11. Setelah bus 70 Transjakarta terdeteksi/sejajar dengan sensor 3 dan 4, maka sensor akan membaca aktif/terdeteksi kemudian mengirim data (“buka pintu”) ke bus Transjakarta. Bus Transjakarta menerima data, maka data tersebut dikirimkan kembali ke shelter, dan pintu pun akan terbuka, yang ditunjukan pada gambar 4.12. Gambar 4.10. Pada Saat Palang Terbuka Gambar 4.11. Pada Saat Palang Tertutup 71 Gambar 4.12. Pada Saat Pintu shelter terbuka Pengujian tadi diatas merupakan pengujian alat secara keseluruhan dimana didapatkan ketika bus Transjarta mendekati palang dan terdeteksi / sejajar dengan sensor 1, pintu palang akan terbuka. Bus Transjakarta melewati palang yang selanjutnya akan terdeteksi/sejajar dengan sensor 2, maka pintu palang akan tertutup secara otomatis. Ketika bus menghampiri shelter, bus Transjakarta akan terdeteksi /sejajar dengan dua buah sensor yang memastikan bahwa busway sudah berada pada posisi yang tepat, yaitu pintu shelter dan pintu bus sudah sejajar sehingga dapat digunakan secara optimal, pintu shelter akan tertutup kembali setelah 10 detik atau ketika bus Transjakarta bergerak meninggalkan shelter.