Globalisasi Sebagai Penyebab Ekosphere Catastrophe

advertisement
Globalisasi Sebagai Penyebab Ekosphere Catastrophe
Dikirim oleh humas3 pada 31 Mei 2012 | Komentar : 0 | Dilihat : 4707
Peneliti Senior dan
Koordinator OISCA
Internasional Yukio Kamino
Sistem globalisasi yang ditandai dengan perubahan system, peradaban, dan etos di negara Afrika dan Asia
ditengarai sebagai penyebab terjadinya bencana kegagalan Ekosphere atau Ekosphere Catastrophe. Demikian
dikatakan Peneliti Senior dan Koordinator Organization for Industrial Spiritual and Cultural Advancement
International (OISCA) Yukio Kamino dalam paper yang berjudul ''Ecosphere in Catastrophe : From
Globalisastion to Ethos for Planetary Life. nn
Dikatakan Yukio dalam papernya bahwa munculnya globalisasi menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
lingkungan , seperti terjadinya perubahan iklim, penurunan keanekaragaman hayati, dan polusi nitrogen.
Perubahan iklim telah memaksa sejumlah tumbuhan dan hewan untuk bermigrasi yang akan mampu beradaptasi
atau justru musnah. Perubahan iklim yang ditandai dengan semakin cepatnya pemanasan global akan menjadi
sebuah hal terburuk dibandingakan bencana yang pernah ada sebelumnya
Di satu sisi penurunana Biodiversity atau keanekaragaman hayati telah muncul sejak manusia ada di bumi, namun
hal ini semakin dipercepat dengan munculnya globalisasi barat yang akan menyebabkan terjadinya kepunahan
masal mahkluk hidup.
Sementara itu meluasnya penggunaan pupuk industrial di dunia juga akan semakin mengacaukan reaksi kimia yang
ada di bumi. Penggunaan pupuk menyebabkan terjadinya pencemaran polusi air yang menciptakan sebuah ''dead
zone'' pada sungai, danau, dan samudara karena penyebaran nitrogen dan fosfor yang dipicu oleh semakin luasnya
pabrik pupuk di dunia.
Dalam presentasi pada seminar internasional dan launching buku ''Towards A Sustainable Ecology'' , Yukio
menjelaskan bahwa arus globalisasi telah mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan antara Barat/Utara dan
Non Barat/Selatan. Mengutip dari pendapatnya Robert dan Parks, Yukio mengatakan bahwa ketidakseimbangan
tersebut telah mengakibatkan bencana iklim yang secara luas berpengaruh pada negara-negara di Afrika dan Asia,
seperti kekeringan (terjadi di 5 negara di Benua Afrika), angin kencang (4 negara di benua Asia), serta gelombang
panas (3 negara Asia).
''Perubahan iklim merupakan pencerminan dari ketidak seimbangan antara tanggungjawab dan konsekuensi.
Negara-negara Selatan pada dasarnya masih belum merdeka dari sistem penjajahan kolonial,''katanya. [Oky]
Download