Profil Singkat Daerah KABUPATEN TANGERANG – PROVINSI BANTEN Disusun oleh Ah Maftuchan (KI Tangerang dan Bekasi) untuk bahan awal “Baseline Expert Democracy Survey di Indonesia 2013” Polgov UGM – Oslo University A. Isu/Sektor yang Direkomendasikan Untuk Disurvey “Kebijakan Jasa dan Industrialisasi di Tanah yang Subur Politik Dinasti: Hubungannya Demokrasi dan Kesejahteraan” Isu/sektor yang direkomendasikan: Pendidikan (Pelayanan dan Substansi) Kesehatan Perburuhan / Ketenaga-kerjaan Sektor Informal / Kelompok Miskin Perkotaan Gerakan Antikorupsi Kepartian dan Pemilu Sektor Bisnis 1. Gambaran Umum Tahun 1970-an Kabupaten Tangerang dikenal sebagai salah satu kawasan lumbung padi di Jawa Barat. Nemun demikian, seiring dengen pertumbuhan industrialisasi predikat itu kini tidak ada lagi. Lahan pertanian kian menyusut akibat perluasan kawasan industri atau pemukiman. Di kabupaten ini, sektor pertanian sekarang hanya 6,22 persen dari pada sektor lainnya. Akibatnya tenaga kerja banyak terserap ke sektor yang lebih besar, yaitu industri. Penyerapan ini mencapai 44,89 persen atau katakanlah hampir 50 persen penduduk bergantung pada sektor industri. Peralihan dari sektor pertanian ke sektor industri kadang, sebagaimana hukum sosial lazimnya, tak terjadi dengan mudah. Banyak muncul ketegangan-ketegangan antara kedua belah pihak: karyawan dan juragan, atau buruh dan majikan. Atau ketegangan itu melibat pihak ketiga, pemegang kebijakan dan tanggung jawab (stake holder) seperti pemerintah daerah hingga pemimpin lokal, dan bisa juga kelompok-kelompok berkepentingan seperti ormas dan atau grup-sosial. Menyadari akan perkembangan dan pertumbuhan kawasan industri di kabupaten Tangerang ini, menarik untuk diteliti diamati dalam kerangka memahami demokrasi lokal (daerah) dan bagaimana pemimpin-pemimpinnya melenyelenggarakan hajat hidup orang banyak sembari tetap konsisten pada koridor demokrasi yang telah berjalan satu dekade ini. Mempraktikkan demokrasi di daerah kadang tidak mudah. Ada norma-norma adat, dan sistem kepemimpinan lokal yang kadang tidak simteris dengan arus utama demokrasi. Kebudayaan kadang menjadi wahana untuk memecahkan kebuntuan atau menjadi wadah untuk menciptakan kesaling-pemahaman. Namun demikian sifat dan kecenderungan pertumbuhan industrialisasi kadang menggerus peran-peran dan fungsi cultural budaya dan tradisi kepemimpinan lokal. Sebagai sebuah kota yang terimbas dinamika kehidupan Ibukota Jakarta, Kabupaten Tangerang juga merupakan kawasan penyangga perekonomian yang potensial jika dikelola dengan kepemimpinan yang mampu menjembatani ketimpangan kecenderungan industrialisasi, kelangsungan ekologi dan kesintasan kehidupan masyarakatnya secara mendasar. Kota terpadu mandiri sebagai visi masa depan, layaknya perlu menjadi kompas pembangunan Kabupaten Tangerang sebelum semuanya terlambat — alih-alih di tengah arus dinamika pembangunan Ibukota menuju salah satu megapolitan di Asia Tenggara. 2. Daftar Calon Informan Berikut adalah latar belakang calon informan yang akan diwawancarai: 1) Tokoh politik parpol pemenang Pemilu 2009 2) Bupati/wakil bupati/Kepala Dinas terkait 3) Ketua Asosiasi/Serikat Buruh/Pekerja 4) Aktivis LSM di Kabupaten Tangerang 5) Aktivis perempuan 6) Tokoh politik kultural dan adat 7) Tokoh agama dan ormas keagamaan 8) Tokoh ormas kepemudaan 9) Tokoh kampung di daerah kawasan industri Sedangkan nama-nama calon informan yang akan diwawancarai dapat dilihat di lampiran dari dokumen ini. B. Profil Umum Kabupaten Tangerang 1. Profil Budaya Kabupaten Tangerang terletak di bagian Timur Propinsi Banten pada koordinat 106°20'- 106°43' Bujur Timur dan 6°00'-6°20' Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Tangerang 959,6 km2 atau 9,93 % dari seluruh luas wilayah Propinsi Banten dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak. Secara Topografi, Kabupaten Tangerang berada pada wilayah dataran rendah dan dataran tinggi. Dataran rendah sebagian besar berada di wilayah utara yaitu Kecamatan Teluknaga, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pakuhaji, dan Sepatan. Sedangkan dataran tinggi berada di wilayah bagian tengah ke arah selatan. Secara administratif, Kabupaten Tangerang terdiri dari 29 kecamatan, 28 kelurahan dan 246 desa. Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di BMKG, Stasiun Geofisika Klas III Budiarto, Curug, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 21,5 - 34,1 0C, temperatur maksimum tertinggi pada Bulan Oktober dan Desember yaitu 35,4 0C dan temperatur minimum terendah pada bulan Agustus yaitu 20,2 0C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 79,9% dan 54,5%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Juni dan November yaitu 17 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 10,9 mm. Hari hujan tertinggi pada Bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 24 hari dan terendah pada Bulan Agustus sebanyak 3 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3,5 km/jam dengan kecepatan maksimum 24 km/jam. Kabupaten yang memiliki luas 9,93 % dari seluruh luas wilayah Propinsi Banten ini dihuni penduduk sebanyak 2.838.621 Jiwa dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki sebesar 1.454.914 jiwa sedangkan perempuan 1.383.707 jiwa (sensus 2010). Dibanding kabupaten lainnnya, jumlah penduduk Kabupaten Tangerang merupakan tertinggi di Porvinsi Banten. Persentase penduduknya pada 2010 mencapai 27 persen dari total penduduk Banten yang berjumlah 10,63 juta jiwa. Kabupaten Tangerang memiliki 29 Kecamatan, 28 Kelurahan dan 246 Desa. Sebagai daerah sentra industri, keterlibatan penduduk dalam sektor ekonomi di Kabupaten Tangerang sebagian besar bekerja pada sektor industri. Dalam kenyataannya sektor industri lebih banyak menyerap lapangan pekerjaan dibanding sektor-sektor lainnya. Masyarakat Kabupaten Tangerang memiliki kultur budaya campuran Betawi dan Priangan. Masyarakat Kabupaten Tangerang berbahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah. Ada juga bahasa Jawa yang merupakan bahasa pendatang dari luar Kabupaten Tangerang yang umumnya para pekerja di kawasan industri Kabupaten Tangerang. Dalam kebudayaan, masyarakat Kabupaten Tangerang termasuk masyarakat yang dinamis dan gemar akan kesenian. Karakter kesenian yang ada di kabupaten ini adalah perpaduan antara seni budaya Betawi dan Priangan. Beberapa kesenian yang berkembang sampai saat ini adalah seni musik Gambang Keromong dan Tari Krecek yang merupakan tarian pergaulan. Seni tari ini banyak berkembang di kawasan Teluknaga dan Kosambi. 2. Sosial Ekonomi Sumber sensus penduduk 2010 menyatakan kepadatan penduduk Kabupaten Tangerang 2.954 orang per kilometer persegi. Cukup padat untuk sebuah kabupaten. Pada tahun 2011, dari jumlah penduduk Kabupaten Tangerang sebanyak 2.928.200 orang terdapat 2.039.565 orang atau 69,65 persen merupakan Penduduk Usia Kerja (PUK 15 th keatas). Dari jumlah tersebut, hampir 70 persennya merupakan angkatan kerja dan sisanya adalah penduduk bukan angkatan kerja. Selama tiga tahun terakhir ini jumlah angkatan kerja di Tangerang terus menurun. Berbeda dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang terus meningkat dari tahun ke tahun, terakhir pada tahun 2011 sampai pada level 69,46 persen. Jumlah penduduk yang terserap dalam dunia tenaga kerja dalam tiga tahun terakhir juga terus menurun, untuk tahun 2011 sebesar 1,21 juta orang. Hal ini sejalan dengan penduduk yang menganggur juga terjadi peningkatan yang mengakibatkan tingkat pengangguran meningkat dari 14,01% di tahun 2010 menjadi 14,42% di tahun 2011. Berdasarkan lapangan pekerjaan, sektor industri pengolahan menduduki peringkat pertama penyerapan tenaga kerja di Tangerang dengan persentase mencapai 44,89 persen. Sektor industri merupakan sektor ekonomi utama untuk menunjang perekonomian Kabupaten Tangerang. Disusul kemudian oleh sektor perdagangan menduduki peringkat kedua dengan persentase 23,01 persen, sektor jasa sebesar 13,12 persen, sektor pertanian sebesar 6,22 persen dan sektor lainnya selain sektor diatas sebesar 12,76 persen. Sedangkan menurut status pekerjaan, sebagian besar penduduk Tangerang atau sekitar 62,68 persennya berstatuskan buruh/karyawan. Selanjutnya peringkat kedua adalah status berusaha sendiri sekitar 18,94 persen dan yang terendah adalah status berusaha dibantu pekerja tetap hanya sebesar 2,3 persen. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Tangerang selama periode tahun 2009-2011 cukup berfluktuasi. Meningkat di tahun 2010 dan menurun cukup significant di tahun 2011. Bila diperhatikan komposisi pegawai menurut jenis kelamin, jumlah pegawai laki-laki lebih banyak dibandingkan pegawai perempuan. Terakhir di tahun 2011 proporsi pegawai laki-laki mencapai 53,53 persen (6.593 orang), dan perempuan 46,47 persen (5.724 orang). Dukungan tenaga pegawai 12.137 PNS ini, pemerintah Kabupaten Tangerang memiliki pegawai dengan tingkat pendidikan S1 hampir 50 persen. Modal yang relatif siginifikan untuk mengakselerasi pembangunan kesejahteraan bagi pemerintah daerah. Pada tahun 2011, anggaran yang dibelanjakan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk membiayai pembangunan di wilayahnya mencapai 2,027 triliun rupiah, terdiri dari belanja pegawai 915 miliar rupiah, belanja barang dan jasa 499 miliar rupiah, belanja modal 480 miliar rupiah dan sisanya 136 miliar rupiah digunakan untuk belanja lain-lain. Total realisasi pendapatan daerah Kabupaten Tangerang pada tahun 2011 mencapai 2,224 triliun rupiah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) menyumbang 29,9 persen atau tepatnya 665 miliar rupiah. Sedangkan, dana perimbangan mencapai 1,288 triliun rupiah atau sekitar 57,93 persen yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 720,5 miliar rupiah, Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 51,52 miliar rupiah, dana bagi hasil pajak/bukan pajak yang mencapai 217 miliar rupiah serta transfer pemerintah pusat lainnya sebesar 299 miliar rupiah. Dan yang ketiga adalah lain-lain pendapatan daerah yang sah yang menyumbang sebesar 270,6 miliar rupiah atau sekitar 12,17 persen terhadap pendapatan daerah wilayah ini. Sumber daya alam kabupaten Tangerang relatif tidak ada, atau hanya sektor pertanian yang menjadi sumber pendapatan utama keempat penduduknya (6,22 persen). Pada tahun 1970-an Kabupaten Tangerang dikenal sebagai lumbung padi. Namun, lahan pertanian kemudian terkonversi menjadi lahan industri dan pemukiman, lusa lahan dan produksi padi terus menurun. Namun demikian, produksi pada sawah di Tangerang pada 2011 mencapai lebih dari 415 ribu ton. Dilihat dari tingginya penyerapan tenaga kerja yang sampai 44,89 persen, sektor industri akan tetap menjadi sumber pendapatan umum penduduk, yang berprofesi sebagai buruh/karyawan (62,68 persen dari total penduduk). Lalu disusul perdagangan (23,01 persen), kemudian sektor pertanian (6,22 persen). Berdasarkan Data Sakernas 2011, tercatat banyaknya penduduk yang bekerja di sektor industri sejumlah 544.270 jiwa atau hampir 50 persen dari penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja. Menurut direktori perusahaan industri besar sedang yang tercatat di BPS Kabupaten Tangerang, tercatat pada tahun 2011 dari 692 perusahaan industri, 254 perusahaan (36,70%) diantaranya merupakan perusahaan PMDN, 137 perusahaan (19,8%) adalah perusahaan PMA, dan sisanya 301 perusahaan (43,5%) merupakan perusahaan non fasilitas. Sektor perdagangan cukup signifikan bagi pertumbuhan kabupaten ini, dimana pendukung di sektor hulu seperti industri garmen, tekstil, dan produk olahan yang siap menjadi komoditas bernilai tambah, mendatangkan keuntungan bagi penerimaan daerah. Total nilai tambah yang tercipta dari produksi barang dan jasa yang dilakukan para pelaku ekonomi di Kabupaten Tangerang tercerminkan oleh besaran angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)-nya. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Pada tahun 2011, nilai PDRB Tangerang mencapai sekitar 39.993,02 milyar rupiah. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 14,92 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan harga konstan 2000, nilai PDRB Tangerang mencapai 19.912,42 milyar rupiah atau meningkat 7,35 persen dari tahun sebelumnya. Dilihat berdasarkan distribusinya, struktur ekonomi Tangerang didominasi oleh sektor industri pengolahan yang mencapai 54,81 persen, lebih dari setengah nilai PDRB Kabupaten Tangerang. Dan yang mempunyai peranan terkecil berada di sektor pertambangan dan penggalian yang hanya menyumbang sebesar 0,09 persen. Jika kegiatan ekonomi suatu daerah secara umum dapat digambarkan melalui kemampuan daerah tersebut menghasilkan nilai tambah atau barang dan jasa akhir yang meningkatkan PDRBnya, maka Kabupaten Tengerang tergolong daerah dinamis yang menjanjikan bagi investor juga kaum urban untuk mengadu dadu keberuntungan. Tetapi belakangan ini, 62 perusahaan menyatakan tidak sanggup memberlakukan UMK (Upah Minimum Kabupaten) sebesar Rp 2,2 juta. Ke 62 perusahaan ini bergerak di bidang garmen, tekstil, dan alas kaki. Namun demikian, UMK ini sudah di atas KHL (kebutuhan hidup layak) Kabupaten Tangerang yang berkisar 1,8 – 1,9 juta. 3. Sosial Politik Kabupaten Tangerang baru saja memilih pemimpinnya (Bupati dan Wakil Bupati) pada 09 Desember akhir tahun 2012 lalu, untuk periode 2013-2018. Kepala daerah tingkat II terpilih pada pilkada itu adalah H. A Zaki Iskandar sebagai Bupati, dan H. Hermansyah sebagai Wakil Bupati. Pasangan cabup-cawabup ini pada waktu itu didukung oleh Partai Golkar, PKS, Hanura, Gerindra, PBB, dan PBR. Pasangan dengan nomor urut 2 (dua) ini mengalahkan pasangan lainnya; yaitu Ahmad SubadriMuhammad Aufar Sadat Hutapea (nomor urut-1) yang diusung Partai Demokrat; Aden Abdul HalikSuryana (nomor urut 3) yang diusung PPP dan PPNUI; serta Ahmad Suwandi-Muhlis (nomor urut 4) diusung Partai Demokrasi Perjuangan dan PAN. Dari 1,9 juta warga yang telah terdaftar dalam DPT Kabupaten Tangerang, 57 % suara memilih pasangan nomo 2 (dua), A Zaki Iskandar – Hermansyah. Atas kemenangan pasangan A Zaki Iskandar – Hermansyah beberapa pengamat mengatakan hal itu lebih banyak didukung oleh personalitas Zaki Iskandar, bukan mesin politiknya. Sebagai putra dari petahana, Bupati Ismet Iskandar, Zaki juga punya pengalaman memenangakan pasangan ayahnya, Ismet Iskandar – Rano Karno, pada Pilkada Bupati periode lalu, tahun 2007. Rivalnya, Aden Abdul Halik (pasangan nomor urut 3) mengakui jaringan Zaki kuat dan memiliki tim yang solid dan profesional. Selain itu, beberapa hasil survey yang dilakukan lembaga survey menyatakan, masyarakat Kabupaten Tangerang menganggap Bupati Ismet Iskandar (ayah A Zaki Iskandar) berhasil memimpin Tangerang dan 70 persen mereka menyatakan puas dengan kinerja bupati petahana. Inilah faktor yang menguntung Zaki dan pasangannya meraih tiket kemenangann mejadi Bupati-wakil Bupati Tangerang periode 2013-2018. Kemenangan Ahmed Zaki Iskandar mengubah “politik pengaruh” keluarga Ratu Atut Chosiah, dimana masyarakat Tangerang khususnya dan Banten pada umumnya sudah jamak mengetahui adanya persiangan perebutan pengaruh politik antara keluarga Ratu Atut Chosiah dan Ismet Iskandar. Persaingan itu ditandai dengan tampilnya adik ipar Gubernur Banten Ratu Atut Chosiah, Aden Abdul Khalik, yang berpasangan dengan Suryana (nomor urut 3) dalam kancah pilbup Kabupaten Tangerang 2012 lalu. Pasangan adik ipar Ratu Atut Chosiah ini kalah telak dengan tak disangka-sangka. Dalam pemilu tahun 2009, Provinsi Banten, untuk pemilihan Anggota DPRD Kabupate, terbagi menjadi 6 daerah pemilihan. Kabupate Tangerang adalah daerah pemilihan (Dapil) 3. Sementara dapil lainnya anatara lain, dapil 1 meliputi Kabupaten Serang dan Kota Serang; dapil 2 meliputi Kota Cilegon; dapil 4 meliputi Kota Tangerang; dapil 2 meliputi Kota Cilegon. Partai politik dengan suara terbesar di dapil 3, Kabupaten Tangerang, untuk pemilihan anggota legislatif DPRD Banten, secara berurutan dapat disebut sebagai berikut; pertama, diduduki Partai Demokrat dengan perolehan 302.162 suara; kedua, PKS meraih 166.926 suara; ketiga, PDI Perjuangan dengan 137.332 suara; lalu Partai Golkar dengan jumlah suara 127.796. Partai terkecil di dapil 3 Kabupaten Tangerang diduduki oleh Partai Merdeka dengan 633 suara. Untuk pemilihan anggota DPR RI, Provinsi Banten terbagi menjadi 3 daerah pemilihan. Dapil 1 meliputi Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang; dapil 2 meliputi Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kota Cilegon; dan dapil 3 meliputi Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Sepuluh Partai politik dengan suara terbesar di Kabupaten Tangerang, untuk pemilihan anggota legislatif DPR RI, secara berurutan dapat disebut sebagai berikut; pertama, Partai Demokrat dengan perolehan 209.489 suara; kedua, PKS meraih 90.967 suara; ketiga, Partai Golkar dengan jumlah suara 71.321; keempat, PDI Perjuangan dengan 63.305 suara; kelima, Partai Gerindra dengan meraih 42.668 suara; keenam, PPP dengan perolehan 35.235 suara; urutan ke-7 ditempati oleh Partai Hanura dengan perolehan 25. 545 suara; urutan ke-8 diduduki oleh PAN dengan jumlah suara 23.088; kemudian urutan ke-9 ditempati PKB dengan perolahan 18.110 suara; dan ke-10 ditempati oleh Partai Damai Sejahtera (PDS) dengan jumlah suara 17.021. Partai politik dengan suara terkecil di dapil 3 Kabupaten Tangerang tetap diduduki oleh Partai Merdeka dengan perolehan 290 suara. Organisasi massa di tatar priyangan barat atau Banten sebenarnya banyak. Dan bahkan beberapa menyebar boleh dikatakan dari wilayah ibukota Jakarta sampai di beberapa daerah penyangga megapolitan. Untuk sekedar memindai secara sekilas kita sebut saja FBR, Forkabi, FPI, dll. Tetapi ormas yang cukup diperhitungkan, tetapi “tidak begitu vokal” adalah NU, Muhammadiyah, SI, Persis, Alirsyad. Kemudian KNPI adalah ormas kepemudaan yang untuk sementara masih bisa dikatakan menonjol, termasuk di Kabupaten Tangerang. Tetapi seiring dinamika demokrasi di pilkada bupati-wakil bupati Kabupaten Tangerang dan atau gubernur beberapa waktu lalu, ormas Benteng Bersatu adalah salah satu ormas yang sering diberitakan media karena sepak terjang oknum anggota dan pengaruhnya pada pemilihan pemimpin di daerah. 4. Fasilitas Umum dan Sosial Pemerintah Kabupaten Tangerang bertekad mewujudkan masyarakat sehat sebagai salah satu wujud program pembangunan yang diprioritaskan. Tekad itu bisa diukur dengan mengetahui atau menghitung berapa jumlah fasilitas yang dibangun dan dirawat untuk mendukung salah satu program prioritas tersebut. Unit pelayanan kesehatan dibagi atas beberapa kategori yaitu Puskesmas, Pustu, Rumah Sakit Umum dan unit pelayanan tehnis kesehatan lainnya. Tercatat, jumlah rumah sakit dan puskesmas pada tahun 2010 masing-masing sebanyak 13 buah dan 42 buah. Sementara fasilitas dalam bidang pendidikan, pemerintah Kabupaten Tangerang membangun dan menyediakan sejumlah fasilitas untuk tingkat-tingkat pendidikan dari dasar hingga menengah atas (SMA). Sekolah Dasar negeri terdapat 749 buah, dan swasta 135 buah. Tingkat menengah pertama teradapat SMP negeri sebanyak 68 buah, dan swasta 138 buah. Dan tingkat menengah atas terdapat SMA negeri 32 buah, swasta 74 buah. Serta untuk pendidikan kejuruan, di Kabupaten Tangerang terdapat SMK negeri sebanyak 8 buah, dan swasta 72 buah. Fasilitas umum dan sosial lainnya di Kabupaten Tangerang tidak banyak dilaporkan, bagaimana perawatannya, bagaimana peningkatan pelayanannya terkait dengan fasilitas sosial dan umum. Beberapa waktu lalu, pemerintah Kabupaten Tangerang merencanakan membangun terminal Tipe –A yang melayani angkutan antar kota provinsi di wilayah itu. Terminal ini akan dibangun di atas lahan seluas 5 ha di Desa Kadu, Kelurahan Bitung, Kecamatan Curuh. Padahal pertumbuhan pembangunan Kabupaten Tangerang perlu diiringi dengan penyediaan fasiliatas perhubungan (seperti terminal) yang akan mendukung inter-konektivitas berbagai wilayah di Kabupaten Tangerang dengan daerah di luar, yang sifatnya antar kota atau antar provinsi. 5. Keamanan Indeks kejahatan di Kabupaten Tangerang, pada 2010 dalam “Kabupaten Tangerang dalam Angka”, adalah kejahatan pencurian motor masih relatif besar. Jenis kejahatan ini berada di peringkat atas. Selama 2010 terlaporkan terjadi kejahatan pencurian motor sebanyak 1.793 kali, naik dari pada tahun 2009 (1.430 kali) dan 2008 (1.209 kali). Kemudian di urutan kedua, kejahatan pencurian dengan pemberatan masih relatif besar, yaitu pada 2010 terlaporkan terjadi 1.378 kasus, tahun 2009 terjadi 1.266 kasus, dan tahun 2008 terjadi 1.074 kasus. Frekuensi unjuk rasa atau mogok kerja Kabupaten Tangerang masih relatif banyak. Seiring dengan pertumbuhan kawasan industri di wilayah ini intensitas protes yang dilakukan buruh cenderung lebih besar daripada masyarakat. Unjuk rasa atau mogok kerja juga dilakukan oleh sopir, dan terjadi sepanjang bulan Maret (terjadi 5 kali), April (terjadi 3 kali), dan Mei (terjadi 4 kali) di tahun 2010. Sementara buruh atau karyawan selama tahun 2010 telah melakukan protes/ unjuk rasa/ mogok kerja sebanyak 83 kali, dan masyarakat 46 kali. Sementara tingkat kriminalitas tertinggi di Kabupate Tangerang selama 2010 diduduki oleh Kecamatan Curug, dengan angka kriminalitas 291. Padahal tahun 2009, tingkat kriminalitas tertinggi ada di kawasan Kecamatan Kelapa Dua dengan angka kriminalitas 404, tetapi pada tahun 2010 turun menjadi 197. Dan tingkat kriminalitas terendah di kabupaten ini ada di Kecamatan Mekar Baru, dengan angka kriminalitas 10. [**] Daftar Bacaan: Katalog BPS. 1101002.3603; Statistik Daerah Kabupaten Tangerang 2012, Tangerang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang Katalog BPS. 1101002.3603; Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2012, Tangerang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilihan Umum, Anggota DPR RI Pemilu 2009-Provinsi Banten, KPU Provinsi Banten. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilihan Umum, Anggota DPRD Provinsi Banten Pemilu 2009, KPU Provinsi Banten. Situs Pemerintah Kabupaten Tangerang, http://tangerangkab.go.id