11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.5 Landasan Teori 2.5.1 Teori

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.5 Landasan Teori
2.5.1 Teori Signaling
Teori signaling menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh
manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan
informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan
akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba lebih berkualitas karena
prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan
laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan
aktiva yang tidak overstate. Dalam praktiknya, manajemen menerapkan
kebijakan akuntansi konservatif dengan menghitung depresiasi yang tinggi
akan menghasilkan laba rendah yang relatif permanen yang berarti tidak
mempunyai efek sementara pada penurunan laba yang akan berbalik pada
masa yang akan datang (Fala, 2007 dalam Nugroho, 2012).
Tujuan teori signaling kemungkinan besar membawa dampak yang
baik bagi pemakai laporan keuangan. Manajer berusaha menginformasikan
kesempatan yang dapat diraih oleh perusahaan di masa yang akan datang.
Sebagai contoh, karena manajer sangat erat kaitannya dengan keputusan yang
berhubungan dengan aktivitas investasi maupun operasi perusahaan, otomatis
para manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai prospek
peruasahaan masa datang. Oleh karena itu, manajer dapat mengestimasi
11
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
12
secara baik laba masa datang dan diinformasikan kepada investor atau
pemakai laporan keuangan lainnya.
Watts (2003) dalam Nugroho dan Mutmainah (2012) menyatakan
bahwa understatement aktiva bersih yang sistematik atau relatif permanen
merupakan salah satu ciri dari konservatisme akuntansi, sehingga dapat
dikatakan bahwa konservatisme akuntansi menghasilkan laba yang lebih
berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan
membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan
menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.
Fala (2007) dalam Nugroho (2012) menyatakan bahwa konservatisme
akuntansi mencerminkan kebijakan akuntansi yang permanen. Secara empiris
penelitian mereka menunjukkan bahwa earnings yang berkualitas diperoleh
jika manajemen menerapkan akuntansi konservatif secara konsisten tanpa
adanya perubahan metode akuntansi atau perubahan estimasi.
Understatement laba dan aktiva bersih yang relatif permanen yang
ditunjukkan melalui laporan keuangan merupakan suatu sinyal positif dari
manajemen kepada investor bahwa manajemen telah menerapkan akuntansi
konservatif untuk menghasilkan laba yang berkualitas. Investor diharapkan
dapat menerima sinyal ini dan menilai perusahaan dengan lebih tinggi.
2.5.2 Teori Keagenan
Konservatisme dapat dijelaskan dari perspektif teori keagenan. Dalam
teori keagenan terdapat pemisahan antara pihak agen dan prinsipal. Prinsipal
mengontrak agen untuk melakukan pengelolaan sumber daya dalam
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
13
perusahaan dengan menyediakan fasilitas dan dana untuk kegiatan operasi
perusahaan. Agen berkewajiban melakukan pengelolaan sumber daya yang
dimiliki
perusahaan
untuk
meningkatkan
nilai
perusahaan
dan
mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya. Prinsipal
memiliki kewajiban untuk memberikan imbalan atas tugas yang telah
dibebankan kepada agent (Widayati, 2011).
Hal tersebut dapat berakibat pada munculnya potensi konflik yang
dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Pihak manajemen sebagai
agen yang mempunyai tujuan tertentu misalnya untuk mendapatkan bonus
akan cenderung menyusun laporan keuangan dengan angka laba yang besar
atau yang biasa disebut manajemen laba. Untuk mencegah hal tersebut
terjadi, konservatisme akuntansi dapat diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan. Lafond dan Watts (2007) dalam Brilianty (2013) berpendapat
bahwa pengaplikasian prinsip konservatisme dalam laporan keuangan dapat
mengurangi kemungkinan manajer melakukan manipulasi laporan keuangan
serta mengurangi biaya agensi.
2.5.3 Laporan Keuangan
2.5.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dan disajikan kepada semua pihak
yang berkepentingan dengan keberadaan suatu perusahaan dan
merupakan alat komunikasi. Sebagai alat komunikasi maksudnya
laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
14
mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan
kegiatan-kegiatannya kepada para pihak pemakai laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat oleh
manajemen yang diperuntukan bagi pihak internal maupun pihak
eksternal yang berisi rangkuman semua aktifitas perusahaan dan
digunakan
oleh
manajemen
sebagai
pertanggungjawaban
atas
pengelolaan sumberdaya perusahaan yang telah di percayakan
kepadanya.
Pengertian laporan keuangan menurut Badriwan (2004:4) :
” Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,
merupakan suatu ringkasan dari suatu transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Laporan
keuangan ini di buat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
oleh para pemilik saham. Disamping itu laporan keuangan juga
digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan
kepada pihak-pihak diluar perusahaan ”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangandibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang
lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas
pengelolaan sumber daya yang dibebankan kepada manajemen.
Disamping itu laporan keuangan adalah laporan yangberisi informasi
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
15
yang disusun untuk memenuhi kebutuhan dari para pemakai laporan
keuangan.
2.5.3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. (Darminto,2007:5)
Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan posisi
keuangan perusahaan sangat diperlukan untuk dapat melakukan
evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
waktu kepastian dari hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan sangat
dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan,
likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan
perubahan lingkukangan.
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan
untuk menilai perubahan potensisumber daya ekonomi yang mungkin
dikendalikan dimasa depan, sehingga dapat memprediksi estimasi
pertumbuhan perusahaan dimasa depan.
Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat
untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan
selama periode yang bersangkutan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
16
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2.5.3.3 Asumsi Dasar
Menurut StandarAkuntansi Keuangan (SAK), penyusunan dan
penyajian laporan keuangan mendasarkan pada 2 asumsi dasar, yaitu:
a. Dasar Akrual(Accrual Basis)
Dengan dasar akrual ini, pengaruh transaksi dan peristiwa
lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas
diterima/dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan periode yang bersangkutan.
Dengan dasar ini laporan keuangan tidak hanya memberikan
informasi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pengeluaran
kas, melainkan juga memberi informasi tentang kewajiban
pembayaran kas dan sumber daya yang mewujudkan kas yang akan
diterima di masa depan.
b. Dasar Kas (Cash Basis)
Merupakan
pengakuan
kejadian
yang
menyangkut
pendapatan dan beban atas dasar kas tunai yang diterima. Jadi,
pengakuan transaksi didasarkan pada diterima atau dibayarkannya
kas.
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
17
2.5.3.4 Jenis Laporan Keuangan
Ada 5 bentuk dari laporan keuangan, yakni neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Menurut
Darminto (2007:16)bentuk laporan keuangan yang biasanyadigunakan
oleh perusahaan adalah neraca (balance sheet), laporan laba
rugi(income statement) dan laporan arus kas (Cash Flow Statement).
a. Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi
mengenai posisi keuangan (Aktiva, kewajiban dan ekuitas)
perusahaan pada saat tertentu. Bentuk laporan keuangan mengikuti
persamaan neraca sebagai berikut :
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
Aktiva merupakan
sumber daya yang dikuasai oleh
perusahaan,dimana aktiva terdiri dari tiga kategori, yaitu :
1. Aktiva lancar (Current asset), yang terdiri dari kas, surat
berhargayang mudah dijual, piutang dagang, persediaan barang
dagang, sertabeban dibayar dimuka.
2. Aktiva tetap (Fixed asset), yang terdiri atas peralatan,
bangunanserta tanah.
3. Aktiva lain-lain (Other asset), aktiva yang tidak termasuk
kedalam aktiva lancar ataupun aktiva tetap perusahaan, seperti
hak paten, investasi jangka panjang, surat berharga dan goodwill.
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
18
Kewajiban dan ekuitas (Passiva) menunjukkan bagaimana
seluruh sumberdaya perusahaan tersebut didanai. Kewajiban
(liabilities) mencakup kredit dari pemasok (kewajiban dagang) atau
pinjaman dari bank. Ekuitas terdiri dari investasi para pemegang
saham dalam perusahaan serta saldo laba.
Neraca dapat disajikan dengan dengan menggunakan dua
bentuk, yakni dengan bentuk rekening (skontro) dan bentuk laporan
(stafel). Berikut ini penjelasannya (Darminto:2007) :
1. Rekening (Skontro)
Pada bentuk ini, unsur aktiva disajikan pada sisi kiri (debit)
sedangkan unsur kewajiban dan ekuitas disajikan pada sisi kanan
(kredit).
2. Laporan (Stafel)
Pada bentu ini aktiva, kewajiban maupun ekuitas disajikan secara
urut dari atas ke bawah yang dimulai dari aktiva, kewajiban, dan
terakhir ekuitas.
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk
suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya
merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang di derita oleh
perusahaan.
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
19
Untuk dapat menggambarkan informasi mengenai potensi
(kemampuan) perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode
tertentu, laporan keuangan mempunyai dua unsur, yaitu pendapatan
dan beban, yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan (revenues) adalah kenaikan manfaat ekonomi dalam
bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau penurunan
kewajiban perusahaan selama periode tertentu.
b. Beban (Expense) adalah penurunan manfaat ekonomi dalam
bentuk arus keluar, penurunan aktiva atau kewajiban perusahaan
selama periode tertentu.
Laporan laba rugi disajikan dengan menggunakan dua bentu,
yakni:
a. Single-step
Pada bentuk ini semua penghasilan yang diperoleh dari berbagai
kegiatan dikelompokan menjadi satu kelompok yang disebut
penghasilan. Sedangkan untuk semua beban dikelompokan
menjadi satu kelompok yang disebut beban. Selisih antara
pendapatan dan total beban merupakan penghasilan bersih (laba).
b. Multiple-step
Pada bentuk ini penghasilan bersih (laba) dihitung secara bertahap
sesuai dengan aktivitas perusahaan. Dengan demikian, semua
penghasilan dan beban disajikan sesuai dengan kegiatan/aktivitas,
yaitu kegiatan usaha, diluar usaha dan luar biasa.
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
20
c. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal adalah ikhtisar perubahan modal
suatu perusahaan yang terjadi selama jangka waktu tertentu. Unsur
pembentuk laporan perubahan modal adalah saldo awal modal,
laba/rugi dan prive.
d. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan ini menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas
dalam
aktivitas
perusahaan
selama
periode
tertentu
dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan.
Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan
mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi,
penjelas pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, dan laporanarus kas harus berkaitan dengan informasi yang
ada dalam catatan laporan keuangan.
Laporan keuangan yang terkait dengan praktik konservatisme
adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi memuat informasi
pendapatan dan beban/biaya. Selisih antara pendapatan dan beban
adalah laba. Dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda
maka akan menghasilkan laba yang berbeda pula.
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
21
Bila perusahaan mengambil nilai laba yang lebih kecil,
berarti laba perusahaan itu sedang menerapkan konservatisme dan
berarti pula perusahaan tersebut mempunyai laba yang konservatif.
Laba yang konservatif akan dapat mempengaruhi keputusan para
pengguna laporan keuangan, khususnya para pemegang saham.
2.5.4 Konservatisme Akuntansi
Riahi-Belkahoui (2004) menjelaskan bahwa konservatisme
merupakan sutu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa
prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap penyajian data
akuntansi yang relevan dan andal. Prinsip konservatisme menganggap
bahwa ketika memilih antara dua atau lebih teknik akuntansi yang
berlaku umum, suatu preferensi ditunjukan untuk opsi yang memiliki
dampak paling tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang
saham. Secara lebih spesifik, prinsip tersebut mengimplikasikan bahwa
nilai terendah dari aktiva dan pendapatan serta nilai tertinggi dari
kewajiban dan beban yang sebaiknya dipilih untuk dilaporkan. Oleh
karena itu, prinsip konservatisme mengharuskan bahwa akuntan
menampilkan sikap pesimistis secara umum ketika memilih teknik
akuntansi untuk pelaporan keuangan.
Konservatisme akuntansi adalah konsep yang mengakui biaya
dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat,
menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai
yang tertinggi. Para kreditur mendesak agar laporan keuangan disusun
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
22
berdasarkan
prinsip
konservatisme,
karena
untuk
menetralisir
perusahaan yang terlalu optimistis dalam melaporkan keuangannya
(Sari dan Adhariani, 2009). Perusahaan melaporkan laporan keuangan
yang telalu optimistis untuk menarik calon investor baru agar
menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut setelah melihat laporan
keuangan yang memiliki laba yang tinggi dan menampilkan
kemungkinan kesempatan bertumbuh perusahaan tersebut di masa
depan.
Watts
(2003)
dalam
nugroho
(2012)
mendefinisikan
konservatisme sebagai perbedaan verifiabilitas yang diminta untuk
pengakuan laba dibandingkan rugi. Konservatisme akuntansi muncul
dari insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi, pajak, dan
politik yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya
keagenan dan mengurangi pembayaran yang berlebihan kepada pihak–
pihak seperti manajer, pemegang saham, pengadilan dan pemerintah.
Selain itu, konservatisme juga menyebabkan understatement terhadap
laba dalam periode kini yang dapat mengarahkan pada overstatement
terhadap laba pada periode-periode berikutnya, sebagai akibat
understatement terhadap biaya pada periode tersebut.
Sedangkan, Wolk (2001) dalam Astarini: 2011 memberikan
definisi konservatisme akuntansi sebagai usaha untuk memilih metode
akuntansi berterima umum yang (a) memperlambat pengakuan
revenues, (b) mempercepat pengakuan expenses, (c) merendahkan
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
23
penilaian aktiva, dan (d) meninggikan penilaian utang. Definisi tersebut
mengakibatkan
nilai
aktiva
bersih
yang
understated
yang
persisten.Understatement yang persisten dari laba yang dilaporkan dan
aset bersih yang dicapai melalui penilaian aset yang lebih rendah,
penilaian kewajiban yang lebih tinggi, pengakuan laba dan keuntungan
yang lebih lambat, dan pengakuan biaya dan kerugian yang lebih
lambat.
Chariri dan Ghozali (2007) dalm Nugroho dan Mutmainah
(2012) menyebutkan bahwa apabila perusahaan memilih suatu diantara
dua teknik akuntansi yang ada, maka harus dipilih alternatif yang
kurang menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham. Teknik yang
dipilih adalah teknik yang menghasilkan nilai aset dan pendapatan yang
rendah atau yang menghasilkan nilai utang dan biaya yang tinggi.
Konsekuensinya,
apabila
terdapat
kondisi
yang
kemungkinan
menimbulkan kerugian, biaya atau utang, maka kerugian, biaya dan
utang tersebut harus segera diakui. Sebaliknya, apabila terdapat kondisi
yang memungkinkan laba, pendapatan atau aset, maka laba, pendapatan
atau aset tidak dapat langsung diakui sampai kondisi tersebut benarbenar telah terjadi.
2.5.5 Tingkat Kesulitan Keuangan
Kesulitan keuangan (financial distress) adalah suatu konsep luas yang
terdiri dari beberapa situasi dimana suatu perusahaan menghadapi masalah
kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan bisa diartikan sebagai munculnya
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
24
sinyal atau gejala-gejala awal kebangkrutan, penurunan kondisi keuangan
yang dialami oleh suatu perusahaan, atau juga kondisi yang terjadi sebelum
terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. (Pramudhita: 2012)
Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi
jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa
perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya,
Brigham dan Daves (2003) dalam Alhayati (2013). Ada beberapa definisi
tentang kesulitan keuangan didasarkan pada tipenya, diantaranya adalah:
1. Economic failure
Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana
pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya, termasuk cost of
capitalnya. Bisnis ini dapat melanjutkan operasinya sepanjang kreditur
mau menyediakan modal dan pemiliknya mau menerima tingkat
pengembalian (rate of return) di bawah pasar. Meskipun tidak ada
suntikan modal baru saat aset tua sudah harus diganti, perusahaan dapat
juga menjadi sehat secara ekonomi.
2. Business failure
Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan
operasi dengan akibat kerugian kepada kreditur.
3. Technical insolvency
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical insolvency
jika tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh tempo.
Ketidakmampuan
membayar
hutang
secara
teknis
menunjukkan
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
25
kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, yang jika diberi waktu,
perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya dan survive. Di sisi lain,
jika technical insolvency adalah gejala awal kegagalan ekonomi, ini
mungkin menjadi perhentian pertama menuju bencana keuangan (financial
disaster).
4. Insolvency in bankruptcy
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan Insolvent in bankruptcy
jika nilai buku hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi ini lebih serius
daripada technical insolvency karena, umumnya, ini adalah tanda
economic failure, dan bahkan mengarah kepada likuidasi bisnis.
Perusahaan yang dalam keadaan insolvent in bankruptcy tidak perlu
terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum.
5. Legal bankruptcy
Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan
tuntutan secara resmi dengan undang-undang.Lizal (2002) dalam Nugroho
(2012) mengelompokkan penyebab-penyebab kesulitan dan menamainya
dengan model dasar kebangkrutan atau trinitas penyebab kesulitan
keuangan. Menurut Lizal, ada tiga alasan yang mungkin mengapa
perusahaan menjadi bangkrut, yaitu:
1. Neoclassical model
Pada kasus ini kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber daya
tidak tepat. Kasus restrukturisasi ini terjadi ketika kebangkrutan
mempunyai campuran aset yang salah. Mengestimasi kesulitan
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
26
dilakukan dengan data neraca dan laporan laba rugi. Misalnya
profit/assets (untuk mengukur profitabilitas), dan liabilities/assets.
2. Financial model
Campuran aset benar tapi struktur keuangan salah dengan
liquidity constraints (batasan likuiditas). Hal ini berarti bahwa
walaupun perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka panjang tetapi
ia harus bangkrut juga dalam jangka pendek. Hubungan dengan pasar
modal yang tidak sempurna dan struktur modal yang inherited menjadi
pemicu utama kasus ini. Tidak dapat secara terang ditentukan apakah
dalam kasus ini kebangkrutan baik atau buruk untuk direstrukturisasi.
3. Corporate governance model
Disini, kebangkrutan mempunyai campuran aset dan struktur
keuangan yang benar tetapi dikelola dengan buruk. Ketidakefisienan ini
mendorong perusahaan menjadi out of the market sebagai konsekuensi
dari masalah dalam tata kelola perusahaan yang tidak terpecahkan.
Model ini mengestimasi kesulitan dengan informasi kepemilikan.
Kepemilikan berhubungan dengan struktur tata kelola perusahaan dan
goodwill perusahaan.
2.5.6 Tingkat Hutang
Dalam
menjalankan
kegiatannya
suatu
perusahaan
dapat
menggunakan sumber dana dari dalam atau intern perusahaan (modal sendiri)
dan dari ekstern perusahaan (hutang). Leverage (tingkat hutang) merupakan
salah satu rasio solvabilitas yaitu rasio untuk mengetahui kemampuan
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
27
perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan itu dilikuidasi. Salah
satu rasio solvabilitas yang digunakan adalah DER. Darminto (2007)
menyampaikan konsep debt to equity ratio (DER) sebagai perbandingan
antara nilai buku seluruh hutang (total debt) dengan total ekuitas (total
equity).
Perusahaan yang menggunakan dana dengan biaya tetap dikatakan
menghasilkan leverage yang menguntungkan jika pendapatan yang diterima
dari penggunaan dana tersebut lebih besar dari biaya tetap penggunaan dana
itu, dan rasio leverage akan merugikan jika perusahaan tidak dapat
memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut sebanyak biaya yang
harus dibayar.
Rasio leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan
terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh
perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan
perusahaan yang digambarkan oleh modal.
2.5.7 Growth Opportunities
Pertumbuhan
merupakan
elemen
yang
terjadi
dalam
siklus
perusahaan. Ukuran pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari kegiatan
perusahaan. Pengertian pertumbuhan dalam manajemen keuangan pada
umumnya menunjukkan peningkatan ukuran skala perusahaan. Dalam
penelitian ini variabel yang digunakan adalah kesempatan tumbuh (growth
opportunities). Growth Opportunities adalah kesempatan perusahaan untuk
melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Perusahaan dengan
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
28
growth opportunities yang tinggi akan cenderung membutuhkan dana dalam
jumlah yang cukup besar untuk membiayai pertumbuhan tersebut pada masa
yang akan datang, oleh karenanya perusahaan akan mempertahankan earning
untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan.
Perusahaan dengan growth opportunities umumnya mengandalkan
pinjaman jangka pendek jika mereka mempunyai asimetri informasi. Jika
perusahaan dengan growth opportunities mempunyai hubungan yang dekat
dengan pihak kreditur atau bank, dan tidak mengalami asimetri informasi
maka financing melalui hutang jangka panjang dapat diperoleh. Untuk
mengidentifikasi growth opportunities adalah dengan menggunakan ratio
market value to book value dari total assets. Perusahaan-perusahaan yang
mempunyai growth opportunities yang baik akan mempunyai ratio market to
book yang lebih besar daripada perusahaan yang tidak mempunyai growth
opportunities (Astarini:2012)
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
29
2.6 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
2
Peneliti
(Tahun)
Ni Kd Sri Lestari
Dewi
I
Ketut
Suryanawa
(2014)
Natalia Raharja
Amelia Sandra
(2013)
Judul Penelitian
Pengaruh Struktur
Kepemilikan
Manajerial,
Leverage,
Dan Financial
Distress Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Pengaruh Insentif
Pajak dan
Faktornonpajak
Terhadap
Konservatisme
Akuntansiperusahaan
Manufaktur
Terdaftar di BEI
Variabel
Penelitian
Struktur
kepemilikan
Manajerial (X1),
Leverage (X2),
Financial
distress (X3).
Konservatisme
Akuntansi (Y)
Earnings
pressure
(X1),firm size
(X2), leverage
(X3), earning
bath (X4),
growth
opportunities
(X5)
Konservatisme
akuntansi (Y)
Hasil
Penelitian
Struktur
kepemilikan
manajerial dan
leverage
berpengaruh
signifikan
positif
pada
konservatisme
akuntansi,
sedangkan
financial
distress
mempunyai
pengaruh
signifikan
negatif terhadap
konservatisme
akuntansi.
Earnings
pressure,
earning bath,
dan
growth
opportunities
berpengaruh
signikan
terhadap
konservatisme
akuntansi,
sementara
leverage
and
firm size tidak
berpengaruh
signifikan
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
30
Lanjutan Tabel 1. Penelitian Terdahulu
3
Dinny Prastiwi
Brilianti (2013)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Penerapan
Konservatisme
Akuntansi
Kepemilikan
manajerial (X1)
kepemilikan
institusional (X2)
leverage
(X3)
dan
komite
audit(X4)
Konservatisme
akuntansi (Y)
4
5
Fajri
Alhayati Pengaruh
Tingkat
(2013)
Hutang (Leverage)
dan
Tingkat
Kesulitan Keuangan
Perusahaan Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Tingkat hutang
(X1)
Tingkat kesulitan
keuangan (X2)
Fatmariani
(2013)
Struktur
Kepemilikan
(X1),
Debt
Covenant
(X2)Dan Growth
Pengaruh
Struktur
Kepemilikan, Debt
Covenant
dan
Growth
Opportunities
Konservatisme
Akuntansi (Y)
terhadap
konservatisme
akuntansi.
Kepemilikan
manajerial
berpengaruh
negatif
terhadap
konservatisme
akuntansi.
Sedangkan
kepemilikan
institusional,
leverage
dan
komite audit
tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
Tingkat hutang
berpengaruh
signifikan
positif terhadap
tingkat
konservatisme
akuntansi.
Sedangkan
tingkat
kesulitan
keuangan tidak
berpengaruh
terhadap tingkat
konservatisme
akuntansi.
Struktur
kepemilikan
manajerial dan
debt covenant
berpengaruh
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
31
Lanjutan Tabel 1. Penelitian Terdahulu
6
7
Nathania
Pramudita
(2012)
Deffa
Agung
Nugroho,
Siti
Mutmainah
(2012)
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Opportunities
(X3)
Pengaruh Tingkat
Kesulitan Keuangan
dan Tingkat Hutang
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi Pada
Perusahaan
Manufaktur di BEI
Tingkat
Kesulitan
Keuangan (X1),
Tingkat Hutang
(X2)
Pengaruh
Struktur
Kepemilikan
Manajerial,
Debt
Covenant, Tingkat
Kesulitan Keuangan
Perusahaan,
Dan
Risiko
Litigasi
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Struktur
kepemilikan
manajerial (X1),
Debt Covenant
(X2),
Tingkat
Kesulitan
Keuangan
Perusahaan (X3),
Dan
Risiko
Litigasi (X4)
Konservatisme
Akuntansi (Y)
Konservatisme
Akuntansi (Y)
signifikan
negatif terhadap
konservatisme
akuntansi.
sedangkan
growth
opportunities
berpengaruh
signifikan
positif terhadap
konservatisme
akuntansi.
Tingkat
kesulitan
keuangan
positif
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
Sementara
tingkat hutang
tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
Struktur
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
positif
tidak
signifikan
terhadap
konservatisme
akuntansi, debt
covenant
berpengaruh
positif
tidak
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
32
Lanjutan Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Konservatisme
Akuntansi (Y)
8
Dwi
(2011)
Astarini Analisis Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi
Pilihan Perusahaan
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
signifikan
terhadap
konservatisme
akuntansi,
tingkat
kesulitan
keuangan
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
konservatisme
akuntansi dan
risiko
litigasi
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
konservatisme
akuntansi.
Struktur
Struktur
kepemilikan
kepemilikan
(X1),
debt berpengaruh
covenat
(X2), signifikan
Growth
positif terhadap
oportunities (X3) konservatisme
akuntansi.
Konservatisme
Sementara debt
akuntansi (Y)
covenat
dan
Growth
oportunities
tidak
berpegaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
33
2.7 Kerangka Pemikiran
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat
konservatisme akuntansi, sedangkan variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tingkat kesulitan keuangan, tingkat hutang, dan
growth opportunities.
Untuk pengembangan hipotesis maka model dalam penelitian ini
dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Tingkat Kesulitan Keuangan (X1)
H1 (+)
Tingkat Konservatisme
H2 (+)
Tingkat Hutang (X2)
Akuntansi (Y)
H3 (+)
Growth Opportunities (X3)
2.8 Hipotesis Penelitian
2.8.1 Pengaruh
Tingkat
Kesulitan
Keuangan
Terhadap
Tingkat
Konservatisme Akuntansi
Teori signaling menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh
manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan
informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
34
akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba lebih berkualitas karena
prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan
laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan
aktiva yang tidak overstate.
Dalam teori signaling dijelaskan bahwa jika kondisi keuangan dan
prospek perusahaan baik, manajer memberi sinyal dengan menyelenggarakan
akuntansi liberal yang tercermin dalam akrual diskrisioner positif untuk
menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan dan laba periode kini serta
yang akan datang lebih baik daripada yang diimplikasikan oleh laba nondiskresioner periode kini.
Jika perusahaan dalam kesulitan keuangan dan mempunyai prospek
buruk, manajer memberi sinyal dengan menyelenggarakan akuntansi
konservatif yang tercermin dalam akrual diskresioner negatif untuk
menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan dan laba periode kini serta
yang akan datang lebih buruk dari pada laba non‐diskresioner periode kini.
Dengan demikian, tingkat kesulitan keuangan yang semakin tinggi akan
mendorong manajer untuk menaikkan tingkat konservatisme akuntansi dan
begitu pula sebaliknya.
Tingkat kesulitan keuangan yang tinggi tercermin dari nilai Z Score
yang semakin rendah dan tingkat kesulitan keuangan yang rendah tercermin
dari nilai Z Score yang semakin tinggi. Sementara tingkat konservatisme
yang tinggi tercermin dari nilai CONACC yang semakin negatif dan
sebaliknya. Sehingga secara statistikpun dapat dirumuskan bahwa tingkat
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
35
kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme
akuntansi.
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan secara teoritis, sehingga
hipotesisnya:
H1 : Tingkat kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap tingkat
konservatisme akuntansi.
2.8.2 Pengaruh Tingkat Hutang Terhadap Tingkat Konservatisme
Akuntansi
Pada perusahaan yang mempunyai hutang relatif tinggi, kreditur
mempunyai
hak
lebih
besar
untuk
mengetahui
dan
mengawasi
penyelenggaraan operasi dan akuntansi perusahaan. Hak lebih besar yang
dimiliki kreditur akan mengurangi asimetri informasi di antara kreditur
dengan
manajer
perusahaan.
Manajer
mengalami
kesulitan
untuk
menyembunyikan informasi dari kreditur. Kreditur berkepentingan terhadap
distribusi aktiva bersih dan laba yang lebih rendah kepada manajer dan
pemegang saham sehingga kreditur cenderung meminta manajer untuk
menyelenggarakan akuntansi konservatif (Alhayati:2012). Oleh karena itu,
semakin tinggi tingkat hutang atau leverage suatu perusahaan, maka
permintaan akan penerapan akuntasi yang konservatif semakin tinggi pula
karena disini kreditur berkepentingan terhadap keamanan dananya yang
diharapkan dapat menguntungkan bagi dirinya.
Dalam penerapan konservatisme, semakin tinggi tingkat hutang maka
pengakuan terhadap laba akan dilakukan oleh pihak manjemen secara lebih
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
36
hati-hati dengan memperlambat pengakuannya (konservatif). Karena pihak
kreditur cenderung akan mengawasi penyelenggaraan operasi dan akuntansi
perusahaan.
Tingkat hutang yang tinggi tercermin dari rasio DER yang semakin
tinggi, begitupula sebaliknya tingkat hutang yang rendah tercermin dari rasio
DER yang semakin rendah. Sementara tingkat konservatisme akuntansi yang
tinggi tercermin dari nilai nilai CONACC yang semakin negatif dan tingkat
konservatisme akuntansi yang rendah tercermin dari nilai CONACC yang
semakin positif. Sehingga secara statistik dapat dirumuskan bahwa tingkat
hutang berpengaruh negatif terhadap tingkat konservatisme akuntansi.
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan secara teoritis, sehingga
hipotesisnya:
H2
:
Tingkat
hutang
berpengaruh
positif
terhadap
Tingkat
konservatisme akuntansi.
2.8.3 Pengaruh Growth Opportunities terhadap Tingkat Konservatisme
Akuntansi
Pada perusahaan yang menggunakan prinsip konservatisme terdapat
cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan
yang konservatif identik dengan perusahaan yang tumbuh. Pertumbuhan ini
akan direspon positif oleh investor sehingga nilai pasar perusahaan yang
konservatif lebih besar dari nilai bukunya sehingga akan tercipta goodwill.
Pasar akan menilai positif atas investasi yang dilakukan perusahaan karena
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
37
dari investasi yang dilakukan saat ini diharapkan perusahaan akan
mendapatkan kenaikan arus kas dimasa depan.
Perusahaan yang memiliki kesempatan tumbuh juga tercermin dalam
tingginya potensi laba suatu perusahaan. Hal ini dapat memperbesar biaya
dan risiko politik yang harus ditanggung perusahaan. Oleh karena itu secara
teoritis, perusahaan yang sedang tumbuh cenderung melaporkan labanya
secara konservatif agar dapat mengurangi biaya dan risiko politik yang tinggi.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi juga memiliki motivasi
untuk meminimalkan laba. Sehingga semakin tinggi kesempatan tumbuh
perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan untuk memilih
akuntansi yang konservatif, Widya (2005) dalam Raharja dan Sandra (2013).
Growth opportunities yang tinggi tercermin dari rasio MBV yang
tinggi, begitupula sebaliknya growth opportunities yang rendah tercermin
dari rasio MBV yang rendah. Sementara tingkat konservatisme akuntansi
yang tinggi tercermin dari nilai nilai CONACC yang semakin negatif dan
sebaliknya tingkat konservatisme akuntansi yang rendah tercermin dari nilai
CONACC yang semakin positif. Sehingga secara statistik dapat dirumuskan
bahwa
growth
opportunities
berpengaruh
negatif
terhadap
tingkat
konservatisme akuntansi.
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan secara teoritis, sehingga
hipotesisnya:
H3 : Growth Opportunities berpengaruh positif terhadap tingkat
konservatisme akuntansi.
Pengaruh Tingkat Kesulitan..., Agus Setyaningsih, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
Download