BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

advertisement
1
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pola
asuh atau perilaku-perilaku orang tua pada anak tunarungu yang memiliki
kepercayaan diri rendah antara lain sebagai berikut:
1. Orang
tua
memiliki
tuntutan
kepada
anak
dalam
kemampuan
bersosialisasi, kemandirian, prestasi belajar dan kemampuan bicara yang
baik. Dalam kemampuan bersosialisasi orang tua mengharapkan anak agar
dapat bersosialisasi dengan orang banyak terutama dengan masyarakat
sekitar dan disekolah, karena sampai saat ini perilaku anak yang suka
menyendiri dan menghindarkan diri dari pergaulan masih belum hilang.
Orang tua juga mengharapkan agar anak dapat hidup mandiri terutama
dalam melakukan aktivitas keseharian. Hal ini dilakukan oleh orang tua
agar dapat mempersiapkan anak menuju gerbang kedewasaan nanti. Selain
itu orang tua menuntut anak agar dapat belajar dengan baik. Segala upaya
dilakukan serta penegasan dalam kegiatan belajar sangat dikedepankan
agar anak dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Kemudian, orang
tua juga menuntut anak agar dapat berbicara dengan baik. Orang tua selalu
mempertegas agar anak untuk memperbaiki ucapannya ketika berbicara.
Jika anak belum bisa berkata dengan baik, orang tua pun terus menuntut
agar anak dapat berbicara sampai perkataan anak dapat terdengar dengan
baik.
2. Kontrolisasi orang tua kepada anak terdapat dalam pengaturan jadwal
belajar dan aktivitas keseharian dalam menonton TV. Jadwal belajar
sangat dikontrol oleh orang tua. Hal ini dilakukan karena adanya tuntutan
agar anak dapat berprestasi di sekolah. Selain itu orang tua juga
mengontrol aktivitas keseharian anak terutama dalam hal menonton TV.
Hal ini dilakukan oleh orang tua agar waktu anak lebih didominasi oleh
Syahwandri, 2013
Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
kegiatan bersosialisasi untuk mengembangkan kemampuan sosialnya
dengan baik.
3. Orang tua menerima kehadiran anak dalam keluarga. Hal ini tercermin
dalam dalam upaya orang tua dalam mengembangkan bakat yang dimiliki
oleh anak. Kemudian hal lainnya yang menjadi bukti bahwa orang tua
menerima kehadiran anak dalam keluarga adalah adanya waktu khusus
bersama anak dalam keluarga. Orang tua dan anak selalu menyediakan
hari-hari libur untuk melakukan kegiatan bersama, baik itu berupa kegiatakegiatan olahraga maupun liburan ke luar kota.
4. Orang tua masih sulit untuk merespon setiapa prestsai atau pencapaian
yang yang diraih oleh anak, namun demikian orang tua masih bersikap
tanggap terhadap segala kebutuhan anak terutama kebutuhan pokok seperti
kebutan sehari-hari dan kebutuhan sekolah.
B. Saran
1. Bagi Orang Tua
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sekaligus
masukkan kepada orang tua bahwa pola asuh yang diterapkan selama ini
masih dirasa kurang sesuai dengan kondisi anak. Hasil penelitian ini
diperoleh tuntutan dan kontrol orang tua sangat tinggi dan tidak sesuai
dengan respon serta penerimaan terhadap sikap, perilaku dan prestasi anak.
Hal ini jelas akan berpengaruh pada sikap dan perilaku anak baik untuk
masa sekarang bahkan dimasa yang akan datang.
Dari hasil penelitian ini, disarankan kepada orang tua agar
memiliki tuntutan dan kontrol yang wajar artinya tidak bersifat mengekang
atau sebaliknya membiarkan namun tuntutan dan kontrol tersebut
disesuaikan dengan kemampuan, keinginan, serta pendapat pribadi dari
anak itu sendiri. Begitu juga dengan respon dan penerimaan orang tua
terhadap anak, hendaknya selalu diberikan namun juga tidak berlebihan
sehingga menjadikan anak tersebut manja. Dampak positif lainnya dari
respon dan penerimaan ini juga adalah agar anak merasa dihargai sebagai
individu yang memiliki hak yang sama seperti anak-anak pada umunya
Syahwandri, 2013
Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
2. Bagi Guru
Tugas seorang guru tidak hanya dalam hal mentransfer ilmu
pengetahuan kepada peserta didik namun lebih jauh dari itu yaitu sebagai
pendorong, pembimbing, motivator agar anak dapat berkembang seoptimal
mungkin. Perjalan anak untuk menjadi pribadi yang digharapkan oleh
norma atau nilai yang berlaku dimasyarakat saat masa-masa sekolah dasar
tidak terlepas dari segala permasalahan baik yang disebabkan oleh faktor
dari luar ataupun dari dalam diri anak. Salah satunya adalah masalah yang
bersumber dari pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua kepada
anaknya. Disinilah hendakanya seorang guru agar dapat menjembatani
segala permasalahan yang terjadi pada diri anak lebih khususnya yang
bersumber dari orang tua atau keluarga.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan
gambaran umum mengenai pola asuh yang diterapkan oleh orang tua
kepada anaknya yang memiliki kepercayaan diri rendah. Namun kasus
yang diambil dalam penelitian ini hanya satu kasus, bagi peneliti
selanjutnya yang memiliki minat untuk meneliti pembahasan yang sama
agar mengambil kasus-kasus yang lebih banyak lagi sehingga gambaran
yang akan diperoleh nanti akan semakin jelas karena antara kasus satu
dengan kasus lainnya akan memiliki kesamaan atau bahkan bertolak
belakang antar satu dengan yang lainnya. Hal ini buka menjadi masalah
namun justru akan membuka wawasan dan cakrawala pengetahuan kita
bahwa setiap tipe pola asuh yang diterapkan punya andil tersendiri dalam
pembentukan sikap dan keperibadian anak.
Syahwandri, 2013
Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download