PENGELOLAAN ASET MASIH MENJADI MASALAH KLASIK DI DAERAH Sen, 10/10/2016; http://jatengprov.go.id/ Plt Walikota Ajak Lebih Serius Tangani Aset SALATIGA - Pengelolaan barang/aset milik negara atau milik daerah masih menjadi permasalahan klasik di berbagai daerah. Ketidakpedulian terhadap pengelolaan dan pemeliharaan aset yang carut marut dapat terlihat dari catatan atas opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap keuangan Pemerintah Daerah yang hampir setiap tahun masih didominasi masalah pengelolaan barang milik negara. Hal tersebut disampaikan Plt Walikota Salatiga, Ahmad Rofai saat membuka Pendidikan dan Pelatihan Pengelolaan Aset Daerah di Aula Kaloka Badan Kepagawaian Daerah (BKD) Kota Salatiga, Senin 10/10. Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Rofai mengajak seluruh SKPD di jajaran Pemkot Salatiga untuk lebih serius dalam pengelolaan aset. “Pengelolaan yang baik terhadap aset tentu akan memudahkan penatausahaan aset daerah. Saya ajak seluruh SKPD untuk mengelola aset secara memadai dan akurat mulai dari perencanaan kebutuhan sampai dengan pelaporan. Manajemen aset menjadi kebutuhan yang mendesak untuk pengelolaan aset daerah, salah satu upaya dengan peningkatan Sumber Daya Manusia seperti Diklat ini,” ungkap Ahmad Rofai. Sementara itu, Kepala Bidang Diklat BKD Kota Salatiga, Sutopo dalam Laporan Ketua Penyelenggara mengatakan bahwa tujuan diadakan diklat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman para pengelola aset di dari seluruh SKPD di lingkungan Pemkot Salatiga. “Direncanakan, diklat dilaksanakan selama 4 hari, mulai hari ini Senin 10/10 sampai dengan Kamis 13/10 di Aula Kaloka BKD. Adapun peserta sebanyak 59 orang pengelola aset yang merupakan perwakilan dari seluruh SKPD. Mereka akan mengikuti 41 jam pelajaran,” jelas Sutopo. Lebih lanjut Sutopo menjelaskan bahwa bagi peserta diklat yang dinyatakan lulus akan menerima Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) Telah Mengikuti Diklat. Sedangkan bagi peserta yang belum lulus akan mendapatkan Surat Keterangan Telah Mengikuti Diklat. Bertindak selaku widyaiswara dalam diklat tersebut antara lain; Suta’at, M.W.E.S Retnowulan dan Ahmad Zanim, ketiganya dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, dan Joko Juwianto dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, Dirjen Kekayaan Negara Kanwil Jateng dan DIY, Semarang. --