BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah 1) Pengertian Usaha Kecil Menurut Pandji Anoranga (1997) usaha kecil memiliki karateristik sebagai berikut : a) Sistem pembukuan yang relatif sederhana cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan. b) Keuntungan usaha cenderung tipis, mengingat persaingan yang sangat tinggi. c) Modal terbatas. d) Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas. e) Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang. f) Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas. g) Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standar dan harus transparan. 11 Bagi pengembangan usaha kecil, masalah modal merupakan kendala yang paling sering dihadapi. Dimana modal merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan usaha. Beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan usaha melalui kredit perbankan, lembaga keuangan bukan bank,modal ventura, pinjaman dari dana penyisihan sebagian laba milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hibah dan jenis-jenis pembiayaan lainnya. Menurut Tambunan dalam (Lindawati, 2006) industri kecil adalah kegiatan industri rumahan yang pekerjanya merupakan anggota sendiri yang tidak terikat jam kerja dan tempat, dimana usaha tersebut adalah usaha yang bersifat produktif diluar usaha pertanian baik itu merupakan mata pencaharian utama maupun usaha sampingan. Sesuai dengan PBI nomor : 7/39/PBI 2005 tanggal 18 oktober 2005 yang dimaksud adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memiliki kriteria sebagai berikut : 1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000.00 dan tidak termasuk tanah dan bangunan tinggal usaha, atau memiliki hasil penjualan sebanyak Rp. 1000.000.000.00 (satu milyar rupiah) 2) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak usaha atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah, atau usaha besar. 3) Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum temasuk koperasi. 12 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995, usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau penjualan tahunan seperti sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Dalam hal ini usaha kecil yang dimaksud meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisonal. 2) Pengertian Usaha Menengah Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor : 7/39/PBI 2005 tanggal 18 Oktober 2005, yang dimaksud dengan usaha menengah adalah sebagai berikut. a) Memiliki kekayaan lebih besar dari Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp 1000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah), tidak termasuk dengan tanah dan bangunan tempat usaha. b) Milik Warga Negara Indonesia (WNI) c) Berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki dan dikuasai baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar. d) Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum. 2.1.2 Konsep Sektor Informal Sektor informal seringkali mendapat perlakuan yang berbeda dengan sektor formal oleh pemerintah. Misalnya, untuk mendapat tambahan modal sektor informal cukup mengalami kesulitan dan tidak jarang dianggap mengganggu ketertiban umum 13 dan tidak sesuai dengan pola tata ruang kota. Jumlah usaha informal yang semakin meningkat belakangan ini turut disebabkan oleh kondisi ekonomi yang belum stabil. Menurut Mulyadi (2003:94) konsep sektor informal yang pertama kali diperkenalkan oleh Hart pada tahun 1973 membagi secara tegas kegiatan ekonomi yang bersifat formal dan informal. Sektor informal memiliki ciri-ciri tertentu : 1) mudah dimiliki oleh siapa saja, 2)pemakai sumber daya-sumber daya lokal, 3) pemilikan usaha milik keluarga, 4) berskala kecil, 5) padat karya dan pemakaian teknologi yang disederhanakan, 6) keterampilan yang diperoleh diluar sistem pendidikan formal, 7) bergerak di pasar kompetitif, 8) tidak berada di bawah peraturan resmi. Perkembangan usaha di sektor informal dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil oleh pemerintah, karena pemerintah merupakan kendali pertumbuhan sektor informal. Sektor informal ini sangat diabaikan dan jarang didukung dan kadang-kadang dengan sengaja dihapuskan. Sektor informal sering dianggap “sektor sisa” karena ada anggapan bahwa orang yang akan bekerja di sektor informal tidak bisa masuk ke pasar kerja formal. Pendapat seperti ini tidak semuanya benar karena ternyata mereka memilih sektor informal adalah mereka yang meyakini bahwa bekerja di sektor informal lebih memberikan hasil daripada di sektor formal (Triastuti,2004:41) 14 2.1.3 Konsep Sektor Usaha Perdagangan Perdangangan atau peniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu lainnya untuk memperoleh suatu keuntungan. Adapun pengertian lainya dari perdagangan adalah suatu usaha menjual suatu barang dari hasil sebuah produksi untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dengan biaya produksi yang terpakai. Perekonomian dunia telah mengalami perubahan yang sangat drastis dalam dua setengah abad ini, didalam berbagai corak kegiatan perekonomian tersebut kegiatan ekonomi tidak lagi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, akan tetapi terutama dilakukan untuk memenuhi keinginan-keinginan yang terwujud dipasar, disamping itu unit produksi telah sanggup mengembangkan teknik produksi yang modern sehingga mereka dapat menyediakan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dalam jumlah yang sangat besar (Sukirno,1994:32). Perdagangan atau perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut ditempat dan waktu lainnya untuk memperoleh suatu keuntungan. Adapun pengertian lainnya dari perdagangan adalah suatu usaha menjual suatu barang hasil dari sebuah produksi untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dengan biaya produksi yang terpakai. Sehiingga sektor usaha perdangangan dapat didefinisikan sebagai suatu upaya seseorang untuk mencari keuntungan dengan cara menjual hasil produksi atu membeli barang dari suatu tempat dan menjualnya kembali pada lain waktu. 15 2.1.4. Peran UKM Dalam Pembangunan Ekonomi UKM dapat dikatakan tulang punggung perekonomian Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia saat ini menguntungkan hidupnya pada sektor ini. Banyak studi membuktikan bahwa UKM berperan penting dalam menanggulangi masalah-masalah sosial ekonomi di Negara-negara sedang berkembang. Dimana industri kecil memberikan kesempatan kerja bukan saja bagi masyarakat pedalaman yang sama sekali tidak mempunyai penghasilan,tetapi juga menghasilkan sumber penghasilan tambahan bagi petani-petani yang kehilangan sumber penghasilan utama di sektor pertanian diluar musim panen (Tambunan,1989). Menurut Saleh (1986) dalam prabawatma (2007), UKM memberikan manfaat sosial yang sangat berarti bagi perekonomian. Manfaat pertama adalah industri kecil dapat peluang usaha yang luas dengan pembiayaan yang relatif murah. Manfaat kedua adalah industri kecil turut mengambil peranan dalam meningkatkan mobilisasi tabungan domestik. Manfaat ketiga adalah industri kecil mempunyai kedudukan koplementer terhadap industri besar dan sedang, karena mampu menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana yang biasanya tidak dapat dihasilkan oleh industri besar yang padat modal. Pada umumnya ada tiga institusi yang berperan dalam pembinaan UMKM, yaitu sebagai berikut. 16 1) Lembaga teknis yaitu bertugas mengembangkan produk, utilitas, kualitas SDM dan optimalisasi (lebih pada business side). 2) Lembaga keuangan yang bertugas menyediakan dana secara profesional (microfinance). Keprofesionalan in sering kali dikaitkan dengan pemberian dana kepada UMKM yang bankable. Namun fakta di lapangan meneyebutkan bahwa hampir 99% UMKM di Indonesia tidak memenuhi syarat bankable tersebut, sehingga analisis kredit dapat dilakukan dengan metode kualitatif. 3) Lembaga pemasaran yang bertugas membantu memberi asistensi kepada UMKM dalam akses pasar dan pemasaran (market and marketing), Setyari (2008:2). 2.1.5 Konsep Pendapatan Suatu perekonomian dikatakan baik apabila dalam perekonomian tersebut terjadi pertumbuhan ekonomi. Perekonomian yang baik akan mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh penduduk di negara atau daerah yang bersangkutan (Todaro, 1997:113). Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyrakat sehingga besar kecilnya pendapatan mencerminkan kemajuan ekonomi. Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi. Masing-masing faktor produksi akan mendapatkan imbalan atau balas jasa seperti halnya : tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga 17 kerja akan memperoleh balas jasa dalam bentuk upah atau gaji, modal memperoleh balas jasa berupa bunga modal, serta keahlian/skill termasuk para entrepreneur akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba/profit (Sukirno,2004). Menurut Sukirno ada tiga pendekatan yang digunakan untuk menghitung besarkecilnya pendapatan yaitu : 1) Pendekataan produksi (production Approach) yaitu dengan menghitung nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam periode tertentu. 2) Pendekataan pendapatan (Income Approach) yaitu dengan menghitung nilai keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu periode tertentu. 3) Pendekatan pengeluaran (Expenditure Approach) yaitu dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran daripada perekonomian yang berupa pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, dan ekspor netto. Menurut Sanuharya (1982), dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan tenaga kerja (labour income), sedangkan pendapatan yang berasal dari selain tenga kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (non labour income) dalam perhitungan pendapatan pekerja dipergunakan beberapa pendekatan tergantung pada lapangan pekerjaanya. Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa berupa upah atau gaji 18 dipergunakan pendapatan (income approach), bagi pekerja yang bekerja sebagai pedangang, pendapatannya dihitung dengan melihat keuntungan yang diperolehnya . untuk bekerja sebagai petani pendapatannya dihitung dengan pendekataan produksi (production approach). 2.1.6 Pengertian Modal Sendiri dan Modal Pinjaman (kredit) Menurut Riyanto (1995) modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang bersal dari kekayaan perusahaan itu sendiri atau berasal dari pemilik/persero yang tertanam didalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri sering disebut dana intern. Modal pinjaman/kredit adalah modal yang sifatnya sementara berada di perusahaan dan bagi perusahaan modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Pinjaman kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (UU Perbankan nomor 10 tahun 1998 dalam kasmir, 2007:92) Menurut Gilarso (1992:248), kredit terdiri atas lima jenis, yaitu sebagai berikut. 1) Menurut kegunaanya, kredit dapat dibagi menjadi dua, yaitu. a) Kredit investasi adalah kredit yang digunakan untuk perluasan usaha proyek rehabilitasi. 19 b) Kredit modal kerja adalah kredit yang digunakan untuk meningkatkan produk operasionalnya seperti bahan baku dan pembayaran gaji. 2) Menurut tujuannya, kredit dapat dibgai menjadi dua, yaitu. a) Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup b) Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk melancarkan produksi, misalnya sebagai modal kerja ataupun sebagai investasi. 3) Menurut pihak yang memberikan, kredit dibagi menjadi. a) Kredit penjual adalah kredit yang diberikan kepada pembeli dengan membayar belakangan setelah barang tersebut diterima. b) Kredit pembeli adalah pembeli memberikan kredit kepada penjual tetapi barang diterima sesudah seberapa waktu seperti uang muka. c) Kredit bank adalah kredit yang disediakan oleh bank, baik digunakan untuk modal kerja, investasi maupun yang lainnya. d) Kredit poemerintah yaitu kredit yang diberikan oleh pemerintah kepada pemborong seperti pembuantan jalan. e) Kredit luar negeri adalah kredit yang diberikan oleh luar negeri untuk pemerintah atau lembaga dalam rangka perdagangan internasional. 4) Menurut jangka waktu, kredit dapat dibagi menjadi tiga, yaitu. a) Kredit jangka pendek adalah kredit yang masa pengembaliannya kurang dari setahun. 20 b) Kredit jangka menengah adalah kredit yang masa pengembaliannya antara 1 sampai 3 tahun. c) Kredit jangka panjang adalah kredit yang masa pengembaliannya 3 tahun atau lebih. 5) Dilihat dari ada atau tidaknya jaminan, kredit dapat dibagi menjadi dua, yaitu. a) Kredit dengan jaminan, dimana jaminan kredit tersebut dapat berupa barang, surat berharga, ataupun orang. b) Kredit tanpa jaminan adalah kredit yang diberikan tanpa jaminan atau orang tertentu, cukup dengan percaya saja. 2.1.7 Hubungan Modal Pinjaman Dengan Tingkat Pendapatan UKM Informal Sektor Usaha Perdagangan Menurut Ismawan (Ekonomi Rakyat, 2008;4), masyarakat lapisan bawah pada umumnya hampir tidak tersentuh dan dianggap tidak memiliki potensi dana oleh lembaga keuangan formal sehingga perkembangan ekonominya terhambat dan sebagian besar dari mereka mengandalkan modal apa saja yang mereka miliki, adapun sumber modal UMKM diperoleh dari modal sendiri, modal pinjaman serta modal sendiri dan modal pinjaman diperoleh dari bank, koperasi dan institusi lainya. Salah satu caranya untuk membentuk modal adalah dengan memperoleh kredit. Kredit akan menambah modal yang dimiliki oleh pengusaha. Dengan bertambahnya modal yang dimiliki akan mampu meningkatkan output sehingga memperoleh peningkatan pendapatan yang diinginkan. Jadi semakin banyak kredit 21 yang disalurkan untuk Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) otomatis pengusaha kecil akan terbantu dalam hal permodalan, sehingga dapat lebih mengembangkan usahanya dalam hal peningkatan pendapatan. 2.1.8 Pengertian Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu indikator perekonomian yasng dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu daerah, indikator tenaga kerja adalah penduduk usia kerja (BPS Bali, 2003:3). Tenga kerja menurut undang-undang No. 14 Tahun 1969 pasal 1 adalah tiap-tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyrakat. Jadi pengertian tenaga kerja menurut ketentuan ini meliputi tenaga kerja yang bekerja di dalam yaitu tenaga kerja yang bekerja di kantor, sedangkan diluar hubungan kerja yaitu pekerjaan yang dilakukan diluar jam kantor. Alat produksi utamanya dalam proses prooduksi adalah tenaganya sendiri, baiuk tenaga fisik maupun pikiran. Tenaga kerja (manpower) adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa, dimana ketika ada permintaan terhadap tenaga mereka maka mereka mau berpatisipasi dalam aktivitas tersebut. Sedangakan menurut Mantra dan Widyastuti (2009) yang tergolong bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 15 tahun atau tidak bekerja atau tidak mencari pekerjaan karena bersekolah, mengurus rumah tangga, pensiun, atau secara fisik dan 22 mental tidak memungkinkan untuk bekerja. Angkatan kerja di bedakan menjadi 3 golongan yaitu : 1) Pengangguran (open Employment), yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. 2) Setengah pengangguran (Under Employment), yaitu mereka yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan. Setengah pengangguran dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a) Setengah pengangguran kentara (Visible Under Employment) yakni mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu. b) Setengah pengangguran tidak kentara (Invisible Under Employment) yakni mereka yang memiliki produktivitas kerja dan pendapatan rendah. 3) Bekerja penuh, yaitu keadaan dimana permintaan tenaga kerja sama dengan penawaran tenaga kerja. 2.1.9 Hubungan Tenaga Kerja Dengan Tingkat Pendapatan UKM Informal Sektor Usaha Perdagangan Menurut Mankiw (2000:46) semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi, maka semakin banyak pula output yang diproduksi, begitu pula sebaliknya semakin sedikit tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi, maka semakin sedikit pula output yang di hasilkan. Peningkatan output yang 23 diproduksi atau dihasilkan akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan, jadi dapat dikatakan tenga kerja mempunyai hubungan positif terhadap tingkat pendapatan. Menurut Tornquist (2004:1), tenaga kerja memilki pengaruh yang besar dalam suatu perekonomian, karena ikut memberikan konstribusi dalam hal faktor produksi untuk berproduksi dan menjalankan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja dianggap sebagai faktor positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak memiliki tenga kerja, semakin banyak pula yang dapat diproduksi oleh suatu usaha, sehingga pendapatan yang dihasilkan juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya, peningkatan output yang diproduksi atau yang dihasilkan akan berpengaruh pada peningkatan jumlah pendapatan tenaga kerja. Menurut Siswanto (2003), tenaga kerja memilki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dalam dalam mencapai tujuan pembangunan. pembangunan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan konstribusi dalam pembangunan serta melindungi hak-hak dan kepentingan sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. 2.1.10 Hubungan Modal Sendiri Dengan Tingkat Pendapatan UKM Informal Sektor Usaha Perdagangan Menurut Riyanto (1995) modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang bersal dari kekayaan perusahaan itu sendiri atau berasal dari pemilik/persero yang tertanam didalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri sering disebut dana intern. 24 Berkembang tidaknya UKM sangat tergantung ketersediaan modal dan modal merupakan pondamen dari suatu perusahaan, baik untuk membeli, atau mengenbangkan usahanya, jadi modal sendiri merupakan faktor pendukung positif dalam penegembangan usaha, semakin besar modal yang di tanamkan dalam suatu perusahaan/usaha maka semakin maksimal output yang dihasilkan, sehingga dapat lebih mengembangkan usahanya dalam hal peningkatan pendapatan (Darsana, 2010). 2.2 Hasil penelitian sebelumnya Prabawatma (2007:1) meneliti, tentang “ Pengaruh Jumlah Kredit Dan Upah Tenga Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Di Kabupaten Klungkung Tahun 2005 ”. penelitian ini dilakukan di Kabupaten klungkung pada tahun 2005. Variabel yang digunakan meliputi jumlah kredit, upah tenga kerja, dan penghasilan bersih suatu UMKM di Kabupaten Klungkung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan antara jumlah kredit, upah tenaga kerja terhadap pendapatan usaha mikro terhada pendapatan usaha mikro, kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Klungkung pada tahun 2005 dengan menggunakan teknik analisis data yaitu teknik analisis regresi linier berganda dengan tingkat kesalahan 5 persen. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa jumlah kredit dan upah tenaga kerja berpengaruh secara simulatan terhadap pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Klungkung tahun 2005. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa 72,4 persen pendapatan UMKM di Kabupaten Klungkung dipengaruhi oleh jumlah kredit dan upah tenaga kerja dan 25 sisanya 27,6 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model dan hasil penelitan menunjukkan bahwa Variabel jumlah kredit dan upah tenga kerja secara parsial berpengaruh nyata terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Klungkung tahun 2005. Adapun pesramaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabawatma adalah objek penelitian yang yang mengangkat tentang Usaha Kecil dan Menengah walaupun dalam penelitian ini Usaha Mikro tidak dimasukan dalam objek penelitian, dan adapun persamaan lainnya adalah Variabel bebas yang digunakan salah satunya adalah jumlah kredit, sedangkan perbedaannya adalah Variabel lainnya yang digunakan dalam penelitian yaitu upah tenaga kerja dan lokasi penelitian yang berbeda, dimana penelitian sebelumnya mengambil lokasi di Kabupaten Klungkung, sedangkan penelitian ini mengambil lokasi di kota Denpasar. Dewi (2010) dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Suku Bunga Terhadap Nilai Produksi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) di Daerah Wisata Kuta ”. penelitian ini dilakukan di Daerah Wisata Kuta. Variabel yang digunakan meliputi modal, Tenaga Kerja, Suku Bunga, dan nilai produksi UMKM di Daerah Wisata Kuta. Tujuan penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui apakah modal, tenga kerja, dan tingkat suku bunga secara serempak berpengaruh nyata terhadap nilai produksi UMKM di Daerah Wisata Kuta. Kedua untuk mengetahui apakah modal, tenaga kerja dan suku bunga secara parsial berpengaruh nyata terhadap nilai produksi UMKM di Daerah Wisata Kuta. Teknik 26 analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analis regresi linier berganda F-test dan T-test dengan taraf nyata 5% yang didahuli oleh oleh asumsi klasik. Hasil pengujian F-test menunjukan bahwa modal, tenaga kerja dan suku bunga seecara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai produksi UMKM di Daerah Wisata Kuta yaitu sebesar 71,8 persen dan sisanya sebesar 28,3 persen dipengaruhi oleh Variabel; lain yang dimasukan ke dalam model. Berdasarkan hasil pengujian parsial (t-test) menunjukkan modal, tenga kerja, dan tingkat suku bunga secara parsial berpengaruh nyata terhadap nilai produksi UMKM di daerah Wisata Kuta. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian sebeumnya adalah objek penelitiannya yang sama-sama mengangkat tentang UMKM sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi dan Variabelvariabel yang mempengaruhinya. Dimana lokasi penelitian sebelumnya terletak di daerah WIsata Kuta sedangkan lokasi penelitian ini beralokasi di Kota Kenpasar. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian sebelumnya modal, tenaga kerja dan suku bunga dan Variabel terikatnya adalah nilai produksi UMKM sedangkan dalam penelitian ini, Variabel bebas yang digunakan adalah modal sendiri,modal peinajaman dan jumlah tenaga kerja dan Variabel terikatnya adalah pendapatan usaha kecil menegah (UKM) informal sektor usaha perdangangan di Kota Denpasar. 27 2.3. Rumusan Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan kajian pustaka yang telah diuraikan dan penelitian sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut : 1) Diduga bahwa Modal pinjaman, Modal sendiri dan Jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan Usaha Kecil Menengah informal sektor usaha perdagangan di kota Denpasar 2) Diduga Modal pinjaman, Modal sendiri dan jumlah tenaga kerja berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap pendapatan usaha kecil dan menengah informal sektor usaha perdagangan di kota Denpasar 28