11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Pengertian Usaha Kecil dan Menengah
1)
Pengertian Usaha Kecil
Menurut Pandji Anoranga (1997) usaha kecil memiliki karateristik sebagai
berikut :
a)
Sistem pembukuan yang relatif sederhana cenderung tidak mengikuti kaidah
administrasi pembukuan.
b)
Keuntungan usaha cenderung tipis, mengingat persaingan yang sangat tinggi.
c)
Modal terbatas.
d)
Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.
e)
Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk
mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
f)
Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat
terbatas.
g)
Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,
mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan
dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi
standar dan harus transparan.
11
Bagi pengembangan usaha kecil, masalah modal merupakan kendala yang
paling sering dihadapi. Dimana modal merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap pengembangan usaha. Beberapa alternatif yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan pendapatan usaha melalui kredit perbankan, lembaga keuangan
bukan bank,modal ventura, pinjaman dari dana penyisihan sebagian laba milik Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), hibah dan jenis-jenis pembiayaan lainnya. Menurut
Tambunan dalam (Lindawati, 2006) industri kecil adalah kegiatan industri rumahan
yang pekerjanya merupakan anggota sendiri yang tidak terikat jam kerja dan tempat,
dimana usaha tersebut adalah usaha yang bersifat produktif diluar usaha pertanian
baik itu merupakan mata pencaharian utama maupun usaha sampingan.
Sesuai dengan PBI nomor : 7/39/PBI 2005 tanggal 18 oktober 2005 yang
dimaksud adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memiliki kriteria
sebagai berikut :
1)
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000.00 dan tidak
termasuk tanah dan bangunan tinggal usaha, atau memiliki hasil penjualan
sebanyak Rp. 1000.000.000.00 (satu milyar rupiah)
2)
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak usaha atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha menengah, atau usaha besar.
3)
Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau
badan usaha yang berbadan hukum temasuk koperasi.
12
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995, usaha kecil adalah
kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih
atau penjualan tahunan seperti sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Dalam
hal ini usaha kecil yang dimaksud meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil
tradisonal.
2)
Pengertian Usaha Menengah
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor : 7/39/PBI 2005 tanggal
18 Oktober 2005, yang dimaksud dengan usaha menengah adalah sebagai berikut.
a) Memiliki kekayaan lebih besar dari Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
sampai paling banyak Rp 1000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah), tidak
termasuk dengan tanah dan bangunan tempat usaha.
b) Milik Warga Negara Indonesia (WNI)
c) Berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki dan
dikuasai baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar.
d) Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau
badan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum.
2.1.2
Konsep Sektor Informal
Sektor informal seringkali mendapat perlakuan yang berbeda dengan sektor
formal oleh pemerintah. Misalnya, untuk mendapat tambahan modal sektor informal
cukup mengalami kesulitan dan tidak jarang dianggap mengganggu ketertiban umum
13
dan tidak sesuai dengan pola tata ruang kota. Jumlah usaha informal yang semakin
meningkat belakangan ini turut disebabkan oleh kondisi ekonomi yang belum stabil.
Menurut Mulyadi (2003:94) konsep sektor informal yang
pertama
kali
diperkenalkan oleh Hart pada tahun 1973 membagi secara tegas kegiatan ekonomi
yang bersifat formal dan informal. Sektor informal memiliki ciri-ciri tertentu : 1)
mudah dimiliki oleh siapa saja, 2)pemakai sumber daya-sumber daya lokal, 3)
pemilikan usaha milik keluarga, 4) berskala kecil, 5) padat karya dan pemakaian
teknologi yang disederhanakan, 6) keterampilan yang diperoleh diluar sistem
pendidikan formal, 7) bergerak di pasar kompetitif, 8) tidak berada di bawah
peraturan resmi. Perkembangan usaha di sektor informal dipengaruhi oleh kebijakan
yang diambil oleh pemerintah, karena pemerintah merupakan kendali pertumbuhan
sektor informal. Sektor informal ini sangat diabaikan dan jarang didukung dan
kadang-kadang dengan sengaja dihapuskan. Sektor informal sering dianggap “sektor
sisa” karena ada anggapan bahwa orang yang akan bekerja di sektor informal tidak
bisa masuk ke pasar kerja formal. Pendapat seperti ini tidak semuanya benar karena
ternyata mereka memilih sektor informal adalah mereka yang meyakini bahwa
bekerja di sektor informal lebih memberikan hasil daripada di sektor formal
(Triastuti,2004:41)
14
2.1.3
Konsep Sektor Usaha Perdagangan
Perdangangan atau peniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli
barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan
waktu lainnya untuk memperoleh suatu keuntungan. Adapun pengertian lainya dari
perdagangan adalah suatu usaha menjual suatu barang dari hasil sebuah produksi
untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dengan biaya produksi yang
terpakai. Perekonomian dunia telah mengalami perubahan yang sangat drastis dalam
dua setengah abad ini, didalam berbagai corak kegiatan perekonomian tersebut
kegiatan ekonomi tidak lagi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, akan tetapi
terutama dilakukan untuk memenuhi keinginan-keinginan yang terwujud dipasar,
disamping itu unit produksi telah sanggup mengembangkan teknik produksi yang
modern sehingga mereka dapat menyediakan barang-barang yang dibutuhkan
masyarakat dalam jumlah yang sangat besar (Sukirno,1994:32).
Perdagangan atau perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli
barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut ditempat dan
waktu lainnya untuk memperoleh suatu keuntungan. Adapun pengertian lainnya dari
perdagangan adalah suatu usaha menjual suatu barang hasil dari sebuah produksi
untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dengan biaya produksi yang
terpakai. Sehiingga sektor usaha perdangangan dapat didefinisikan sebagai suatu
upaya seseorang untuk mencari keuntungan dengan cara menjual hasil produksi atu
membeli barang dari suatu tempat dan menjualnya kembali pada lain waktu.
15
2.1.4. Peran UKM Dalam Pembangunan Ekonomi
UKM dapat dikatakan tulang punggung perekonomian Indonesia karena
sebagian besar penduduk Indonesia saat ini menguntungkan hidupnya pada sektor ini.
Banyak studi membuktikan bahwa UKM berperan penting dalam menanggulangi
masalah-masalah sosial ekonomi di Negara-negara sedang berkembang. Dimana
industri kecil memberikan kesempatan kerja bukan saja bagi masyarakat pedalaman
yang sama sekali tidak mempunyai penghasilan,tetapi juga menghasilkan sumber
penghasilan tambahan bagi petani-petani yang kehilangan sumber penghasilan utama
di sektor pertanian diluar musim panen (Tambunan,1989).
Menurut Saleh (1986) dalam prabawatma (2007), UKM memberikan manfaat
sosial yang sangat berarti bagi perekonomian. Manfaat pertama adalah industri kecil
dapat peluang usaha yang luas dengan pembiayaan yang relatif murah. Manfaat
kedua adalah industri kecil turut mengambil peranan dalam meningkatkan mobilisasi
tabungan domestik. Manfaat ketiga adalah industri kecil mempunyai kedudukan
koplementer terhadap industri besar dan sedang, karena mampu menghasilkan produk
yang relatif murah dan sederhana yang biasanya tidak dapat dihasilkan oleh industri
besar yang padat modal.
Pada umumnya ada tiga institusi yang berperan dalam pembinaan UMKM,
yaitu sebagai berikut.
16
1)
Lembaga teknis yaitu bertugas mengembangkan produk, utilitas, kualitas
SDM dan optimalisasi (lebih pada business side).
2)
Lembaga keuangan yang bertugas menyediakan dana secara profesional
(microfinance). Keprofesionalan in sering kali dikaitkan dengan pemberian
dana kepada UMKM yang bankable. Namun fakta di lapangan meneyebutkan
bahwa hampir 99% UMKM di Indonesia tidak memenuhi syarat bankable
tersebut, sehingga analisis kredit dapat dilakukan dengan metode kualitatif.
3)
Lembaga pemasaran yang bertugas membantu memberi asistensi kepada
UMKM dalam akses pasar dan pemasaran (market and marketing), Setyari
(2008:2).
2.1.5
Konsep Pendapatan
Suatu perekonomian dikatakan baik apabila dalam perekonomian tersebut
terjadi pertumbuhan ekonomi. Perekonomian yang baik akan mampu memberikan
kesejahteraan bagi seluruh penduduk di negara atau daerah yang bersangkutan
(Todaro, 1997:113). Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyrakat sehingga besar kecilnya
pendapatan mencerminkan kemajuan ekonomi.
Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik faktor
produksi. Masing-masing faktor produksi akan mendapatkan imbalan atau balas jasa
seperti halnya : tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga
17
kerja akan memperoleh balas jasa dalam bentuk upah atau gaji, modal memperoleh
balas jasa berupa bunga modal, serta keahlian/skill termasuk para entrepreneur akan
memperoleh balas jasa dalam bentuk laba/profit (Sukirno,2004).
Menurut Sukirno ada tiga pendekatan yang digunakan untuk menghitung
besarkecilnya pendapatan yaitu :
1)
Pendekataan produksi (production Approach) yaitu dengan menghitung nilai
produksi barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam periode tertentu.
2)
Pendekataan pendapatan (Income Approach) yaitu dengan menghitung nilai
keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu
periode tertentu.
3)
Pendekatan pengeluaran (Expenditure Approach) yaitu dengan menjumlahkan
seluruh pengeluaran daripada perekonomian yang berupa pengeluaran
konsumsi rumah tangga, pengeluaran investasi perusahaan, pengeluaran
pemerintah, dan ekspor netto.
Menurut Sanuharya (1982), dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan
yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan tenaga kerja
(labour income), sedangkan pendapatan yang berasal dari selain tenga kerja disebut
dengan pendapatan bukan tenaga kerja (non labour income) dalam perhitungan
pendapatan pekerja dipergunakan beberapa pendekatan tergantung pada lapangan
pekerjaanya. Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa berupa upah atau gaji
18
dipergunakan pendapatan (income approach), bagi pekerja yang bekerja sebagai
pedangang, pendapatannya dihitung dengan melihat keuntungan yang diperolehnya .
untuk bekerja sebagai petani pendapatannya dihitung dengan pendekataan produksi
(production approach).
2.1.6
Pengertian Modal Sendiri dan Modal Pinjaman (kredit)
Menurut Riyanto (1995) modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang
bersal dari kekayaan perusahaan itu sendiri atau berasal dari pemilik/persero yang
tertanam didalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal
sendiri sering disebut dana intern. Modal pinjaman/kredit adalah modal yang sifatnya
sementara berada di perusahaan dan bagi perusahaan modal tersebut merupakan
utang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Pinjaman kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga
(UU Perbankan nomor 10 tahun 1998 dalam kasmir, 2007:92)
Menurut Gilarso (1992:248), kredit terdiri atas lima jenis, yaitu sebagai
berikut.
1)
Menurut kegunaanya, kredit dapat dibagi menjadi dua, yaitu.
a)
Kredit investasi adalah kredit yang digunakan untuk perluasan usaha
proyek rehabilitasi.
19
b) Kredit modal kerja adalah kredit yang digunakan untuk meningkatkan
produk operasionalnya seperti bahan baku dan pembayaran gaji.
2)
Menurut tujuannya, kredit dapat dibgai menjadi dua, yaitu.
a) Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup
b) Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk melancarkan
produksi, misalnya sebagai modal kerja ataupun sebagai investasi.
3)
Menurut pihak yang memberikan, kredit dibagi menjadi.
a) Kredit penjual adalah kredit yang diberikan kepada pembeli dengan
membayar belakangan setelah barang tersebut diterima.
b) Kredit pembeli adalah pembeli memberikan kredit kepada penjual
tetapi barang diterima sesudah seberapa waktu seperti uang muka.
c) Kredit bank adalah kredit yang disediakan oleh bank, baik digunakan
untuk modal kerja, investasi maupun yang lainnya.
d) Kredit poemerintah yaitu kredit yang diberikan oleh pemerintah
kepada pemborong seperti pembuantan jalan.
e) Kredit luar negeri adalah kredit yang diberikan oleh luar negeri untuk
pemerintah atau lembaga dalam rangka perdagangan internasional.
4)
Menurut jangka waktu, kredit dapat dibagi menjadi tiga, yaitu.
a) Kredit jangka pendek adalah kredit yang masa pengembaliannya
kurang dari setahun.
20
b) Kredit jangka menengah adalah kredit yang masa pengembaliannya
antara 1 sampai 3 tahun.
c) Kredit jangka panjang adalah kredit yang masa pengembaliannya 3
tahun atau lebih.
5)
Dilihat dari ada atau tidaknya jaminan, kredit dapat dibagi menjadi dua, yaitu.
a) Kredit dengan jaminan, dimana jaminan kredit tersebut dapat berupa
barang, surat berharga, ataupun orang.
b) Kredit tanpa jaminan adalah kredit yang diberikan tanpa jaminan atau
orang tertentu, cukup dengan percaya saja.
2.1.7
Hubungan Modal Pinjaman Dengan Tingkat Pendapatan UKM Informal
Sektor Usaha Perdagangan
Menurut Ismawan (Ekonomi Rakyat, 2008;4), masyarakat lapisan bawah pada
umumnya hampir tidak tersentuh dan dianggap tidak memiliki potensi dana oleh
lembaga keuangan formal sehingga perkembangan ekonominya terhambat dan
sebagian besar dari mereka mengandalkan modal apa saja yang mereka miliki,
adapun sumber modal UMKM diperoleh dari modal sendiri, modal pinjaman serta
modal sendiri dan modal pinjaman diperoleh dari bank, koperasi dan institusi lainya.
Salah satu caranya untuk membentuk modal adalah dengan memperoleh
kredit. Kredit akan menambah modal yang dimiliki oleh pengusaha. Dengan
bertambahnya modal yang dimiliki akan mampu meningkatkan output sehingga
memperoleh peningkatan pendapatan yang diinginkan. Jadi semakin banyak kredit
21
yang disalurkan untuk Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) otomatis pengusaha
kecil akan terbantu dalam hal permodalan, sehingga dapat lebih mengembangkan
usahanya dalam hal peningkatan pendapatan.
2.1.8
Pengertian Tenaga Kerja
Penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu indikator perekonomian yasng
dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu daerah, indikator
tenaga kerja adalah penduduk usia kerja (BPS Bali, 2003:3). Tenga kerja menurut
undang-undang No. 14 Tahun 1969 pasal 1 adalah tiap-tiap orang yang mampu
melaksanakan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyrakat. Jadi
pengertian tenaga kerja menurut ketentuan ini meliputi tenaga kerja yang bekerja di
dalam yaitu tenaga kerja yang bekerja di kantor, sedangkan diluar hubungan kerja
yaitu pekerjaan yang dilakukan diluar jam kantor. Alat produksi utamanya dalam
proses prooduksi adalah tenaganya sendiri, baiuk tenaga fisik maupun pikiran.
Tenaga kerja (manpower) adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu
Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa, dimana ketika ada permintaan
terhadap tenaga mereka maka mereka mau berpatisipasi dalam aktivitas tersebut.
Sedangakan menurut Mantra dan Widyastuti (2009) yang tergolong bukan angkatan
kerja adalah mereka yang berumur 15 tahun atau tidak bekerja atau tidak mencari
pekerjaan karena bersekolah, mengurus rumah tangga, pensiun, atau secara fisik dan
22
mental tidak memungkinkan untuk bekerja. Angkatan kerja di bedakan menjadi 3
golongan yaitu :
1)
Pengangguran (open Employment), yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja
dan berusaha mencari pekerjaan.
2)
Setengah pengangguran
(Under Employment), yaitu mereka yang kurang
dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktivitas kerja dan
pendapatan. Setengah pengangguran dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Setengah pengangguran kentara (Visible Under Employment) yakni
mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu.
b) Setengah pengangguran tidak kentara (Invisible Under Employment)
yakni mereka yang memiliki produktivitas kerja dan pendapatan
rendah.
3)
Bekerja penuh, yaitu keadaan dimana permintaan tenaga kerja sama dengan
penawaran tenaga kerja.
2.1.9
Hubungan Tenaga Kerja Dengan Tingkat Pendapatan UKM Informal
Sektor Usaha Perdagangan
Menurut Mankiw (2000:46) semakin banyak tenaga kerja yang digunakan
dalam proses produksi, maka semakin banyak pula output yang diproduksi, begitu
pula sebaliknya semakin sedikit tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi,
maka semakin sedikit pula output yang di hasilkan. Peningkatan output yang
23
diproduksi atau dihasilkan akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan, jadi dapat
dikatakan tenga kerja mempunyai hubungan positif terhadap tingkat pendapatan.
Menurut Tornquist (2004:1), tenaga kerja memilki pengaruh yang besar dalam
suatu perekonomian, karena ikut memberikan konstribusi dalam hal faktor produksi
untuk berproduksi dan menjalankan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan penduduk dan
tenaga kerja dianggap sebagai faktor positif dalam merangsang pertumbuhan
ekonomi. Semakin banyak memiliki tenga kerja, semakin banyak pula yang dapat
diproduksi oleh suatu usaha, sehingga pendapatan yang dihasilkan juga akan
meningkat, begitu pula sebaliknya, peningkatan output yang diproduksi atau yang
dihasilkan akan berpengaruh pada peningkatan jumlah pendapatan tenaga kerja.
Menurut Siswanto (2003), tenaga kerja memilki peran dan kedudukan yang
sangat penting sebagai pelaku dalam dalam mencapai tujuan pembangunan.
pembangunan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan konstribusi dalam
pembangunan serta melindungi hak-hak dan kepentingan sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan.
2.1.10 Hubungan Modal Sendiri Dengan Tingkat Pendapatan UKM Informal
Sektor Usaha Perdagangan
Menurut Riyanto (1995) modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang
bersal dari kekayaan perusahaan itu sendiri atau berasal dari pemilik/persero yang
tertanam didalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal
sendiri sering disebut dana intern.
24
Berkembang tidaknya UKM sangat tergantung ketersediaan modal dan modal
merupakan
pondamen
dari
suatu
perusahaan,
baik
untuk
membeli,
atau
mengenbangkan usahanya, jadi modal sendiri merupakan faktor pendukung positif
dalam penegembangan usaha, semakin besar modal yang di tanamkan dalam suatu
perusahaan/usaha maka semakin maksimal output yang dihasilkan, sehingga dapat
lebih mengembangkan usahanya dalam hal peningkatan pendapatan (Darsana, 2010).
2.2
Hasil penelitian sebelumnya
Prabawatma (2007:1) meneliti, tentang “ Pengaruh Jumlah Kredit Dan Upah
Tenga Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Di Kabupaten
Klungkung Tahun 2005 ”. penelitian ini dilakukan di Kabupaten klungkung pada
tahun 2005. Variabel yang digunakan meliputi jumlah kredit, upah tenga kerja, dan
penghasilan bersih suatu UMKM di Kabupaten Klungkung. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan antara jumlah kredit, upah
tenaga kerja terhadap pendapatan usaha mikro terhada pendapatan usaha mikro, kecil
menengah (UMKM) di Kabupaten Klungkung pada tahun 2005 dengan
menggunakan teknik analisis data yaitu teknik analisis regresi linier berganda dengan
tingkat kesalahan 5 persen. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa
jumlah kredit dan upah tenaga kerja berpengaruh secara simulatan terhadap
pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Klungkung
tahun 2005. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa 72,4 persen pendapatan UMKM
di Kabupaten Klungkung dipengaruhi oleh jumlah kredit dan upah tenaga kerja dan
25
sisanya 27,6 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model dan hasil
penelitan menunjukkan bahwa Variabel jumlah kredit dan upah tenga kerja secara
parsial berpengaruh nyata terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Klungkung
tahun 2005.
Adapun pesramaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
Prabawatma adalah objek penelitian yang yang mengangkat tentang Usaha Kecil dan
Menengah walaupun dalam penelitian ini Usaha Mikro tidak dimasukan dalam objek
penelitian, dan adapun persamaan lainnya adalah Variabel bebas yang digunakan
salah satunya adalah jumlah kredit, sedangkan perbedaannya adalah Variabel lainnya
yang digunakan dalam penelitian yaitu upah tenaga kerja dan lokasi penelitian yang
berbeda, dimana penelitian sebelumnya mengambil lokasi di Kabupaten Klungkung,
sedangkan penelitian ini mengambil lokasi di kota Denpasar.
Dewi (2010) dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja
dan Suku Bunga Terhadap Nilai Produksi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
(UMKM) di Daerah Wisata Kuta ”. penelitian ini dilakukan di Daerah Wisata Kuta.
Variabel yang digunakan meliputi modal, Tenaga Kerja, Suku Bunga, dan nilai
produksi UMKM di Daerah Wisata Kuta. Tujuan penelitian ini adalah pertama, untuk
mengetahui apakah modal, tenga kerja, dan tingkat suku bunga secara serempak
berpengaruh nyata terhadap nilai produksi UMKM di Daerah Wisata Kuta. Kedua
untuk mengetahui apakah modal, tenaga kerja dan suku bunga secara parsial
berpengaruh nyata terhadap nilai produksi UMKM di Daerah Wisata Kuta. Teknik
26
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analis regresi linier
berganda F-test dan T-test dengan taraf nyata 5% yang didahuli oleh oleh asumsi
klasik. Hasil pengujian F-test menunjukan bahwa modal, tenaga kerja dan suku bunga
seecara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai produksi UMKM di Daerah
Wisata Kuta yaitu sebesar 71,8 persen dan sisanya sebesar 28,3 persen dipengaruhi
oleh Variabel; lain yang dimasukan ke dalam model. Berdasarkan hasil pengujian
parsial (t-test) menunjukkan modal, tenga kerja, dan tingkat suku bunga secara parsial
berpengaruh nyata terhadap nilai produksi UMKM di daerah Wisata Kuta.
Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian sebeumnya adalah objek
penelitiannya yang sama-sama mengangkat tentang UMKM sedangkan perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi dan Variabelvariabel yang mempengaruhinya. Dimana lokasi penelitian sebelumnya terletak di
daerah WIsata Kuta sedangkan lokasi penelitian ini beralokasi di Kota Kenpasar.
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian sebelumnya modal, tenaga kerja dan
suku bunga dan Variabel terikatnya adalah nilai produksi UMKM sedangkan dalam
penelitian ini, Variabel bebas yang digunakan adalah modal sendiri,modal
peinajaman dan jumlah tenaga kerja dan Variabel terikatnya adalah pendapatan usaha
kecil menegah (UKM) informal sektor usaha perdangangan di Kota Denpasar.
27
2.3.
Rumusan Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian pustaka yang telah diuraikan dan
penelitian sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut :
1)
Diduga bahwa Modal pinjaman, Modal sendiri dan Jumlah tenaga kerja
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan Usaha Kecil
Menengah informal sektor usaha perdagangan di kota Denpasar
2)
Diduga Modal pinjaman, Modal sendiri dan jumlah tenaga kerja berpengaruh
positif signifikan secara parsial terhadap pendapatan usaha kecil dan
menengah informal sektor usaha perdagangan di kota Denpasar
28
Download