Dana Tidak Terpakai Sebesar Rp 60 Triliun

advertisement
Dana Tidak Terpakai Sebesar Rp 60 Triliun
Rabu, 31 Desember 2008 | 01:26 WIB
Jakarta, Kompas - Sisa dana pemerintah yang tidak terpakai sampai 30 Desember 2008 dilaporkan
mencapai Rp 60 triliun.
Lonjakan dana di kas pemerintah itu terjadi karena rendahnya realisasi anggaran belanja di kementerian
dan lembaga nondepartemen serta masuknya pinjaman luar negeri pada Desember 2008 sebesar 2,8
miliar dollar AS atau Rp 28 triliun.
”Dengan demikian, kami pastikan akan ada sisa anggaran lebih pada tahun 2008. Itu bisa menjadi modal
bagi kita dalam menghadapi tahun 2009 yang diperkirakan akan terjadi krisis,” ujar Menteri Keuangan
sekaligus Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, saat berbicara dalam temu
wicara dengan pelaku pasar modal seusai menutup Perdagangan Pasar Akhir Tahun 2008 di Jakarta,
Selasa (30/12).
Menurut Sri Mulyani, penyerapan anggaran di kementerian dan lembaga nondepartemen rata-rata
mencapai 92-93 persen dari target di APBN Perubahan (APBN-P) 2008.
Sisa anggaran tersebut, jelas Sri Mulyani, merupakan dana yang tidak terpakai karena penghematan
pada masa tender dan juga masalah lain, seperti proses hukum yang menghambat pelaksanaan proyek
akibat ada peserta lelang yang merasa dirugikan pada masa tender.
Sedangkan pinjaman luar negeri yang masuk berasal dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia,
Pemerintah Perancis, dan Bank Pembangunan Islam.
Akibat banyaknya dana yang tidak terpakai, pemerintah memastikan defisit APBN-P 2008 akan jauh lebih
rendah dari target awal 2,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
”Departemen Keuangan sendiri hanya membelanjakan 88 persen dari pagu anggaran belanjanya tahun
ini sebesar Rp 6 triliun,” ujarnya.
Besarnya dana yang tersisa itu, ujar Sri Mulyani, bisa menjadi modal awal bagi pemerintah untuk
mendorong konsumsi dan menumbuhkan perekonomian hingga ke level yang paling layak di dalam
tekanan krisis keuangan global, yakni 4-6 persen atau dengan nilai tengah 5 persen pada tahun 2009.
Dalam tekanan krisis perekonomian global, pertumbuhan ekonomi hanya bisa didorong oleh konsumsi
rumah tangga dan pemerintah.
Saat ini, 60 persen penyumbang pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah tangga dan pemerintah.
Pemerintah berharap, laju inflasi pada 2009 bisa mereda dari rata-rata inflasi 2008 di level 11 persen ke 6
persen.
Dengan turunnya inflasi itu, diharapkan beban masyarakat akan lebih rendah sehingga daya beli
masyarakat akan meningkat.
Penerimaan pajak
Tingginya sisa dana yang tidak terpakai tersebut terjadi akibat masuknya penerimaan negara setelah kas
pemerintah ditutup.
Salah satu penerimaan yang melonjak adalah pajak. Laporan Ditjen Pajak menunjukkan, penerimaan
pajak hingga 24 Desember 2008 mencapai Rp 559,8 triliun atau Rp 25,3 triliun di atas target APBN-P
tahun 2008 sebesar Rp 534,5 triliun.
”Berdasarkan realisasi itu, kami memperkirakan, penerimaan yang dihimpun Ditjen Pajak hingga 31
Desember 2008 akan mencapai Rp 566,2 triliun atau Rp 31,7 triliun di atas target APBN-P 2008 atau
setara dengan 105,9 persen dari target APBN-P 2008. Itu total penerimaan yang berarti sudah
memasukkan faktor PPh minyak dan gas,” ujar Dirjen Pajak Darmin Nasution. (OIN)
Download