BAB II - e

advertisement
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Belajar dan Pembelajaran
2.1.1 Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah “Perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang
setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak
semua perubahan termasuk kategori belajar (Djamarah, 2006:38).
Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan. Sedangkan menurut Hamalik (2010:23) belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan yang bukan suatu hasil tujuan, belajar bukan hanya mengingat akan
tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat diartikan bahwa belajar merupakan proses
individu siswa dalam interaksinya dengan lingkungan, sehingga menyebabkan
terjadinya proses tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan hasil interaksi
dengan lingkungan tersebut.
Anurrahman (2009:113-114) menjelaskan prinsip-prinsip belajar yang harus
diperhatikan guru sebagai berikut:
1.
Segala sesuatu yang dipelajari oleh siswa, maka siswa harus mempelajarinya
sendiri.
2.
Setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan belajar masing-masing.
9
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
10
3.
Seorang siswa yang akan belajar lebih banyak apabila setiap selesai
melaksanakan tahapan diberi penguatan (reinforcement).
4.
Penugasan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara
keseluruhan lebih berarti.
5.
Apabila siswa diberi tanggung jawab, maka ia akan lebih termotivasi untuk
belajar.
Perhatian terhadap pembelajaran sangat dibutuhkan bagi keberhasilan seorang
guru. Perhatian itu terfokus pada penggunaan metode pembelajaran yang tepat,
apabila perkembangan metode pengajaran saat ini sangat cepat. Dan tentunya banyak
hal baru yang perlu dipahami berkenaaan dengan perkembangan metode
pembelajaran. Dalam pembelajaran biologi tidak hanya dituntut untuk menguasai
materi saja, akan tetapi guru harus mampu menciptakan suatu metode belajar yang
tepat sehingga dapat mengikut sertakan semua siswa di dalam kelas.
2.1.2 Pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram
dalam disain instruksional yang menciptakan proses interaksi antara sesama peserta
didik, guru dengan peserta didik dan dengan sumber belajar. Pembelajaran bertujuan
untuk menciptakan perubahan secara terus-menerus dalam perilaku dan pemikiran
siswa pada suatu lingkungan belajar (Anonim, 2010:14). Sedangkan Menurut
Khanifatul (2013:14) pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh guru atau
mendidik untuk membuat siswa atau peserta didik belajar (mengubah tingkah laku
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
11
untuk mendapatkan kemampuan baru) yang berisi suatu sistem atau rancangan untuk
mencapai suatu tujuan.
Pada proses pembelajaran, guru mempunyai tugas yang mendorong,
membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru
mempunyai bertangggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam
kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran
hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu
proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa (Slameto,
2003:97).
Menurut Aunurrahman (2009:140) keberhasilan dalam proses pembelajaran
tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran
yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif
didalam proses pembelajaran.
2.2
Hasil Belajar
Berbicara tentang belajar, selamanya tidak akan terlepas dari hasil belajar,
karena kedua hal tersebut saling terkait. Secara umum hasil belajar selalu dipandang
sebagai perwujudan nilai yang diperoleh siswa melalui proses belajar, dalam bentuk
angka-angka setelah diberikan tes hasil belajar.
Hasil belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh individu
(siswa) selama individu itu menuntut ilmu baik secara formal maupun informal dan
dari hasil belajar itu juga akan timbul pengalaman baru dan perubahan tingkah laku.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
12
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar adala memperoleh hasil yang baik, yang
diperoleh dari proses belajar.
Menurut Purwanto (2011:38) hasil belajar merupakan perolehan dari proses
belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Sejalan dengan ini (Hamalik,2010:23)
mengemukkkan bahwa hasil belajar adalah tingkah laku yang menimbulkan dari tidak
tahu menjadi tahu, timbul dari pengertian baru, perubahan dalam sikap dan kebiasaan,
menghargai perkembangan sifat-sifat sosial emosional pertumbuhan jasmani.
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara kesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya (Slameto, 2003:78).
Menurut Sudjana (2005:24) hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku pada diri seseorang yang merupakan kemampuan yang dimiliki siswa
berkat adanya proses belajar mengajar. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang berlangsung secara kesinambungan, tidak statis. Sehingga suatu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
Dari pengertian hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang dinyatakan dengan skor atau
angka yang diperoleh dari serangkaian tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
proses pembelajaran.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
13
2.3
Metode Pembelajaran Aktif
Menurut Silberman (2002:22) pembelajaran aktif merupakan cara untuk
membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktifitas-aktifitas yang membangun
kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berfikir tentang materi
pelajaran. Juga terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi
kelompok, merangsang diskusi dan debat, mempraktikkan ketrampilan-ketrampilan,
mendorong adanya pertanyaaan-pertanyaan bahkan membuat peserta didik dapat
saling mengajar satu sama lain. Metode pembelajaran aktif juga dapat dibentuk dalam
suatu pembelajaran kolaboratif (collaborative learning), yaitu belajar dengan bekerja
sama dimana tugas-tugas dikerjakan dengan kerja sama dalam kelompok-kelompok
kecil peserta didik.
Menurut Zaini (2008:1) pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran
yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar
secara aktif berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan belajar
dengan aktif peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran
tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik.
Menurut Silberman (2002:22) pembelajaran aktif merupakan cara untuk
membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktifitas-aktifitas yang membangun
kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berfikir tentang materi
pelajaran. Juga teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok,
merangsang diskusi dan debat, mempraktekkan ketrampilan-ketrampilan, mendorong
adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta didik saling mengajar satu
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
14
sama lain. Metode pembelajaran aktif juga dapat dibentuk dalam suatu pelajaran
kolaboratif (collaborative learning), yaitu belajar dengan kerja sama dimana tugastugas dikerjakan dengan kerja sama dalam kelompok-kelompok kecil peserta didik.
Belajar aktif tidak hanya diperlukan dalam untuk menambah motivasi, kegairahan,
tetapi juga untuk menghargai perbedaan individual dan beragamnya kecerdasan dan
gaya belajar siswa.
2.4
Tipe Pembelajaran Card Sort
Card sort berati memilah atau memilih kartu, dimana kartu-kartu indeks atau
respon yang berisikan pertanyaan. Metode pembelajaran aktif tipe card sort adalah
metode pembelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok kecil, yang dilaksanakan
melalui diskusi dengan menggunakan kartu-kartu indeks, yang dipisahkan
berdasarkan kategori tertentu.
Menurut Silberman (2002:157), tipe card sort merupakan kegiatan kolaboratif
yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, pengolahan sifat, fakta tentang suatu
objek atau mengulang informasi..
Dapat dilihat kelebihan dan kelemahan metode belajar aktif tipe card sort
adalah sebagai berikut:
1.
Kelebihan metode belajar aktif tipe ini adalah:
a.
Siswa mampu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan secara penuh
dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
15
b.
Siswa dapat memahami pertanyaan yang diberikan dengan adanya
pembatasan konsep soal berdasarkan atas kategori dalam sub pokok
bahasan.
c.
Mempersingkat waktu dalam penyajian materi yang disampaikan oleh guru
terhadap pokok bahasan yang diberikan.
d.
Siswa dapat lebih berani mengemukakan pendapatnya terhadap konsep soal
yang diberikan dihadapan teman-temannya di dalam kelas (Samadhi,
2009:2).
2.
Kelemahan metode belajar aktif tipe cart sort ini adalah saat diskusi kelas
berlangsung, terkadang didominasi satu siswa dan akibatnya siswa yang lain
menjadi pasif.
2.5. Penelitian Relevan
Penelitian tentang model card sort telah banyak dilakukan, beberapa
diantaranya Penelitian yang dilakukan oleh Bunthas Permana Sakti (2012) dengan
judul “Penerapan Model Card Sort untuk meningkatkan Motivasi Belajar dan
Kreativitas Siswa pada Pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Gedangsari Gunung
Kidul’. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi dan kreativitas siswa
meningkat secara signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sujono (2012) dengan judul “ Meningkatkan
Prestasi Belajar Aqidah melalui metode Card Sort pada siswa Kelas IV SD Negeri
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
16
Kalibenin Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa meningkat secara signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Baidi (2011) dengan judul “ Penerapan
Model Pembelajaran Card Sort dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Fiqih Kelas IV di MI Miftahul Huda Tegalsembi Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa meningkatkan secara
signifikan.
2.6
Tinjauan Materi
2.6.1 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
1. Jaringan Penyusun Organ Tumbuhan
1. Meristem
Keberadaan berbagai jaringan tumbuhan berasal dari aktivitas jaringan
meristem melalui pembelahan sel dan diferensiasi. Sel tertentu dari jaringan meristem
melakukan pembelahan sedemikian rupa sehingga mengahsilkan sel baru, sedangkan
sel lainnya tetap berada di dalam meristem. Sel-sel yang tetap dalam meristem sel
disebut sel pemula (stem cell), dan hasil pembelahannya disebut sel turunannya.
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami differensisasi. Sifat-sifat
jaringan dewasa anatara lain:
a. Tidak mempunyai aktifitas untuk memperbanyak diri.
b. Mempunyai ukuran yang relatif besar di banding sel-sel meristem
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
17
c. Mempunyai vakuola yang besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan
seaput yang menempel pada dinding sel
d. Kadang-kadang selnya mati
e. selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya.
Jaringan dewasa penyusun organ tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung
(epidermis), jaringan dasar (parenkim),jaringan penyokokong (kolenkim dan
sklerenkim), Jaringan pengangkut, dan jaringan sekretori.
A. Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis pada tumbuhan disusun oleh sel-sel hidup dengan diding sel
yang tipis terletak menutupi organ tumbuhan. Bentuk sel penyusun epidermis
bervariasi tergantung letak jaringan tumbuhan tersebut pada organ tumbuhan. Pada
bagian tumbuahan memanjang, seperti batang, tangkai daun, tulang daun utama, dan
umumnya tumbuhan monokotil, bentuk sel penyusun epidermis sejajar dengan sumbu
atau memanjang mengikuti bentuk tubuh tumbuhan. Pada daun, mahkota bunga,
bakal buah, dan bakal biji, bentuk sel epidermis memiliki dinding yang bergelombang
secara vertikal (Pratiwi, 2007:27)
Pada bagian luar jaringan epidermis terdapat zat berupa lemak yang disebut
kutin. Bahan tersebut berupa kerak dibagian permukaan terluar dan merupakan
lapisan terpisah
yang disebut kutikula. Kutikula bervariasi tebalnya dan
perkembangannya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Kutikula terdapat pada
semua permukaaan tumbuhan yang terdedah atau tebuka ke udara dan kadang-kadang
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
18
terdapat di daerah absorbs akar, yaitu pada rambut-rambut akar. Kombinasi kutikula
dan dinding sel berkutin sangat kompleks. Komponen kompleks dalam kombinasi
tersebut terdiri atas selulosa, campuran pektin, kutin, lilin, dan zat-zat kerak lainnya.
Kutikula berfungsi untuk untuk mengurangi penguapan air dari tubuh tumbuhan.
Dalam perkembangannya, epidermis mengalami diferensiasi berdasarkan fungsinya
menjadi sel-sel penutup stoma, trikoma, dan rambut-rambut akar (Santoso,2007:27).
B. Jaringan Pengangkut
a. Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel hidup dengan dinding sel yang lunak dan
plastis. Sel-sel pada jaringan ini masih mempunyai protoplasma aktif yang mampu
menghilangkan dinding selnya dan membelah (bersifat meristematis) ketika ada
rangsangan luka atau pembentukan kambium gabus. Jaringan kolenkim pada
tumbuhan dapat ditemukan ditepi batang dan tulang daun sebelah bawah ikatan
pembuluh, di dalam ikatan pembuluh, atau sekeliling ikatan pembuluh. Dinding sel
penyusun jaringan kolenkim bersifat tebal dan mengkilat dengan penebalan tidak
merata pada seluruh dinding sel. Dinding sel ini selain mengandung selulosa, juga
sejumlah besar pektin dan hemiselilosa tidak tampak mengandung lignin. Zat pektin
pada dinding sel bersifat hidrofobik yang membuat sel-sel kolenkim banyak
mengandung air (Pratiwi, 2007:28).
b. Sklerenkim
Pada tumbuhan, skelerenkim ditemukan tersebar diantara sel-sel jaringan
tumbuhan yang lain. Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel mati yang mengalami
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
19
penebalan secara merata pada seluruh permukaan dinding sel. Perbedaan jaringan ini
dengan kolenkim terutama pada dinding selnya yang berlignin (zat kayu). Dengan
pola penebalan seperti itu struktur sklerenkim lebih kuat dan kaku dibandingkan
dengan jaringan kolenkim (Pratiwi, 2007:28).
C. Parenkim (Jaringan dasar)
Jaringan parenkim ditemukan pada seluruh organ tubuh tumbuhan mulai dari
korteks dan empelur batang, korteks akar, jaringan pada tangkai daun, mesofil
(daging daun) dan sistem gerak kompleks, yaitu xilem,dan floem. Sel-sel penyusun
jaringan parenkim bentuknya bermacam-macam tergantung tempat parenkim tersebut
berada. Parenkim penyusun jaringan tiang (palisade) memiliki sel yang panjang, dan
parenkim penyusun jaringan bunga karang (spons) mempunyai bentuk lebih pendek.
Bentuk susunan sel parenkim bermacam-macam. Umumnya sel parenkim
berbentuk isodiometris, tetapi ada juga yang memanjang atau berlekuk-lekuk
parenkim batang dan akar bersifat lunak dan berisi ruang-ruang antarsel. Akan tetapi,
parenkim pada endosperm biji susunannya sangat rapat. Pada tumbuhan air, parenkim
sering berhubungan dengan rongga udara yang berperan dalm pertukaran gas.
Parenkim demikian disebut aerenkim (Pratiwi, 2007:28).
D. Jaringan Pengangkut
a. Xilem
Jaringan xilem merupakan jaringan pengangkut air pada tumbuhan. Biasanya
xilem bersama-sama dengan floem membentuk jaringan pembuluh yang berhubungan
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
20
ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Berdasarkan jenis sel-sel penyusunya, xilem
merupakan jaringan kompleks yang terdiri atas beberapa sel. Sel-sel penyusun xilem
meliputi elemen trakea, serat xilem, dan parenkim xilem (Pratiwi, 2007:29).
Ada dua macam elemen trakea, yaitu trakeid dan komponen trakea. Trakeid
merupakan sel yang tidak berperforasi, sedangkan pada komponen trakea terdapat
satu atau lebih perforasi pada ujung-ujungnya. Pada trakeid, jalan air dari sel ke sel
berlangsung terutama melalui pasangan noktah. Selaput noktah tersebut mudah
ditembus air dan zat-zat yang terlarut didalamnya. Pada komponen trakea, air
bergerak bebas melalui perforasi dalam dinding sel.
f.
Floem
Seperti halnya xilem, Jaringan floem merupakan jaringan kompleks yang terdiri
atas beberapa jaringan sel. Jaringan ini pada tumbuhan berfungsi untuk pengangkutan
zat makanan hasil fotosintesis dari sel-sel berkloroplas, misalnya daun keseluruh
jaringan tubuh tumbuhan. Letak floem umumnya berada di bagian luar dari xilem dan
pada tumbuhan selalu berasosiasi dengan xilem dalam sistem pembuluh akut.
Jaringan floem tersusun atas sel-sel tipis komponen pembuluh tapis. (Pratiwi,
2007:30).
E. Jaringan Sekretori
Jaringan sekretori dinamakan juga kelenjar internal karena senyawa yang di
hasilkan tidak keluar dari tubuh. Penyusun jaringan sekretori yang penting adalah
sebagai berikut:.
a. Sel Kelenjar
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
21
Sel kelenjar berasal dari parenkim dasar yang mengalami differensisasi dan
mengandung berbagai senyawa hasil metabolisme
b. Saluran Kelenjar
Saluran kelenjar terdiri dari sekelompok sel yang berdinding tipis, dengan protoplas
yang kental mengelilingi suatu ruang yang berisi senyawa yang dihasilkan oleh selsel tersebut.
c.Saluran Getah
terdiri dari sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu sistem jaringan yang
menembus jaringan-jaringan lain.
2. Organ Pada Tumbuhan
Pratiwi (2007: 31), organ pada tumbuhan terdiri dari akar, batang, daun,
bunga dan buah termasuk biji.
a. Akar
1) Fungsi akar
Fungsi akar, yaitu:
a) Menyerap air dan hara tanah.
b) Memperkokoh berdirinya batang.
c) Menyimpan cadangan makanan.
d) Alat perkembangbiakan vegetatif.
e) Tempat melekatkan tubuh tumbuhan pada tanah atau substrat tempatnya.
2) Sistem perakaran
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
22
Sistem perakaran pada tanaman ada 3, yaitu: sistem perakaran tunggang,
terdiri atas sebuah akar besar dengan beberapa cabang dan ranting akar. Akar berasal
dari perkembangan akar primer biji yang berkecambah. Perakaran tunggang terdapat
pada tumbuhan dikotil.
Sistem perakaran serabut, terdiri atas sejumlah akar kecil, ramping yang ke
semuanya memiliki ukuran sama. Sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu
akar primer membentuk cabang sebanyak banyaknya, cabang tidak menjadi besar,
dan akar primer selanjutnya mengecil, tipe perakaran serabut terdapat pada akar
tanaman monokotil (Santoso, 2007:31).
Sistem perakaran adventif, merupakan akar yang tumbuh dari setiap bagian
tubuh tanaman dan bukan akar primer. Misalnya akar yang keluar dari umbi batang,
akar yang keluar dari batang (cangkokan) (Santoso, 2007:31).
3)
Struktur akar
Struktur akar dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
a)
Epidermis, Terdiri atas selapis sel dan tersusun rapat tanpa rongga antarsel. Sel
epidermis berdinding tipis. Sel-sel epidermis yang dekat ujung akar mempunyai
beberapa bulu akar untuk memperluas bidang penyerapan. Epidermis berfungsi
sebagai pelindung dan penerus air ke bagian dalam akar.
b)
Endodermis, terdiri atas selapis sel, kebanyakan sel-selnya berdinding tebal
dengan berlapiskan zat gabus. Endodermis mengatur masuk keluarnya bahan ke
dan dari akar.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
23
c)
Stele (silinder pusat), Terdiri dari perisikel, xilem, dan floem. Stele terletak di
sebelah dalam endodermis. Pada akar monokotil antara xilem dan floem tidak
terdapat kambium, sedangkan pada akar dikotil antara xilem dan floem terdapat
kambium, letak xilem dan floem berselang-seling menurut arah jari-jari. Lapisan
paling tepi dari silinder pusat disebut perisikel atau perikambium (Pratiwi,
2007:34).
B. Batang
1) Fungsi batang
Fungsi batang, yaitu:
a) Alat transportasi zat makanan dari akar ke daun, dan hasil asimilasi dari daun ke
seluruh bagian tumbuhan.
b) Alat perkembangbiakan vegetatif.
c) Menyimpan cadangan makanan.
d) Tempat tumbuhnya daun, cabang dan bunga.
2) Struktur batang
Struktur batang dari luar ke dalam sebagai berikut:
a) Epidermis, terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat dan tidak mempunyai ruang
antarsel. Epidermis yang terdapat di atas permukaan sering dilapisi kutikula. Jika
pada batang terjadi pertumbuhan sekunder, epidermis akan pecah dan terbentuk
lapisan gabus yang sering kali juga pecah sehingga membentuk lentisel.
b) Korteks, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak ruang antarsel yang
penting untuk pertukaran gas.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
24
c) Endodermis, tersusun atas selapis sel yang mempunyai bentuk khas. Pada
Angiospermae sel-sel endodermis mengandung banyak tepung yang sering
disebut sebagai sarung tepung.
d) Stele (silinder pusat), di dalam stele terdapat jaringan partikel empulur, dan
pembuluh angkut (Pratiwi, 2007:35).
c. Daun
1) Fungsi daun
Fungsi daun, yaitu:
a) Tempat berlangsungnya fotosintesis.
b) Tempat menyimpan bahan makanan.
c) Pada tumbuhan tertentu sebagai alat perkembangan vegetatif.
d) Alat evaporasi (penguapan).
e) Respirasi (melalui stomata).
f) Menyerap energi cahaya matahari.
2) Struktur daun
Struktur anatomi daun adalah sebagai berikut:
a) Epidermis, Epidermis daun tertutup oleh lapisan kutikula yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar. Pada epidermis terdapat
stomata atau mulut daun yang berfungsi untuk melaksanakan fungsi pertukaran
gas.
b) Mesofil: mesofil terdiri atas jaringan palisade yang mempunyai banyak kloroplas
dan jaringan bunga karang.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
25
c) Ikatan pembuluh, Ikatan pembuluh daun membentuk tulang daun. Tulang daun
terdiri atas xilem dan floem. Ikatan pembuluh akan berakhir di ujung daun berupa
celah kecil yang disebut hidatoda (Santoso, 2007:36).
c. Bunga
1) Fungsi bunga
Fungsi bunga, yaitu: Sebagai alat pembentuk sel kelamin.
Gambar. 2.1. Struktur Bunga (Anonim, 2011:1)
2) Pembagian bunga
Bunga dapat dibagi menjadi:
a) Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki perhiasan bunga dan alat pembiak.
Perhiasan bunga, terdiri dari :
1) Periantum yang terdiri dari: calyx (kelopak bunga), corolla (mahkota bunga).
Perigonium yaitu bunga yang memiliki calyx dan corolla dengan warna yang
sama.
2) Pistilum (putik) alat pembiak betina, karena membentuk ovum.
3) Stamen (benang sari) alat pembiak jantan, karena menghasilkan sperma.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
26
b) Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak mempunyai perhiasan bunga atau
alat pembiak, dapat dibedakan menjadi:
(1) Bunga telanjang yaitu bunga yang tidak memiliki perhiasan bunga.
(2) Bunga mandul yaitu bunga yang tidak mempunyai alat pembiak.
(3) Berdasarkan kelengkapan alat pembiak, bunga dibagi menjadi:
(4)
Bunga biseksualis: bunga hermafrodit/bunga sempurna: bunga yang
mempunyai benang sari dan putik.
(5)
Bunga uniseksualis: bunga yang mempunyai benang sari saja atau
mempunyai putik saja
Dibagi menjadi:
(1)
Berumah satu (monoesius) bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu
tumbuhan.
(2)
Berumah dua (dioesius) bunga jantan dan bunga betina tidak terdapat dalam
satu tumbuhan.
(3)
Bunga jantan: bunga yang hanya mempunyai benang sari saja.
(4)
Bunga betina: bunga yang hanya mempunyai putik saja.
e. Buah dan biji
Melekatnya serbuk sari di atas penyerbukan pembuahan bakal buah dan biji
berkembang menjadi buah. Biji yang mengandung embrio/lembaga berfungsi sebagai
alat perkembangbiakan bagi tumbuhan. Macam-macam buah adalah:
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
27
1) Buah tunggal: buah yang dibentuk oleh hanya satu bakal buah, contoh:
buah mangga dan pepaya.
2) Buah agregat: buah yang dibentuk oleh banyak bakal buah dari satu bunga,
contoh: buah murbai.
3) Buah majemuk (buah berganda): buah yang dibentuk oleh banyak bakal
buah dari banyak bunga, contoh: buah nanas, nangka dan keluwih (
Santoso,2007:37).
2.6.2 Sifat Totipotensi Pada Tumbuhan
Sel tumbuhan mempunyai kemampuan untuk tumbuh menjadi tanaman yang
sempurna bila diletakkan dalam lingkungan yang sesuai. Kemampuan semacam itu
dinamakan
totipotensi.
Totipotensi
dikembangkan
sebagai
dasar
dalam
pengembangan tumbuhan secara invitro atau kultur jaringan.
Kultur berarti budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai
bentuk dan fungsi yang sama karena itu kultur jaringan berarti membudidayakan
suatu jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang mempunyai sifat seperti
induknya. Sedangkan budidaya tanaman yang dilaksanakan dalam suatu wadah
(kontainer) atau botol-botol dengan media khusus dan alat-alat serba steril dinamakan
invitro. Tanaman-tanaman yang direkayasa reproduksi melalui kultur jaringan
umumnya tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti anggrek, tembakau,
karet, cokelat dan kopi (Santoso, 2007:34).
1.
Beberapa Teknik Kultur Jaringan
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
28
a.
Meristem culture, budidaya jaringan dengan menggunakan eksplan dari
jaringan muda atau meristem.
b.
Pollen culture/anther culture, menggunakan eksplan dari pollen atau benang
sari.
c.
Protoplas culture, menggunakan eksplan dari protoplas.
d.
Khloroplas culture, menggunakan kloroplas untuk keperluan fusi protoplas.
Somatic cross (bilangan protoplas/fusi protoplas), menyilangkan dua macam
protoplas, kemudian dibudidayakan hingga menjadi tanaman kecil yang mempunyai
sifat baru.
Gambar.2.2 Teknik kultur jaringan ( Anonim, 2011:2)
5.6.3 Manfaat Teknik Kultur Jaringan
Beberapa manfaat teknik kultur jaringan adalah sebagai berikut:
a.
Untuk menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu singkat
dengan sifat dan kualitas sama dengan induknya.
b.
Mendapatkan tanaman yang bebas dari virus dan penyakit.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
29
c.
Menciptakan varietas baru, yaitu dengan cara menggabungkan plasma dari selsel yang berbeda dalam satu spesies lalu menumbuhkannya melalui kultur
jaringan.
d.
Melestarikan jenis tanaman yang hampir punah.
e.
Mempertahankan keaslian sifat-sifat tanaman (Pratiwi, 2007:38).
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c943681944dce11493fc4
30
2.7
Kerangka Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti dan landasan teori yang dikemukakan
maka dapat disusun kerangka penelitian sebagai berikut pada Gambar 2.3.
Siswa
Kontrol
Eksperimen
Menggunakan metode pembelajaran
aktif Tipe Card Sort
Evaluasi
Menggunakan metode diskusi
kelompok
Tes
Tes
Aspek Afektif
Aspek Kognitif
Evaluasi
Aspek Afektif
Hasil Belajar
Aspek Kognitif
Aspek Psikomotor
Aspek Psikomotor
Analisis Data
Kesimpulan
Gambar 2.3 Bagan Alir Kerangka Penelitian
Download