yang kurang komprehensif mengenai ADHD baik dari sisi statistik

advertisement
46
yang kurang komprehensif mengenai ADHD baik dari sisi statistik, psikologis,
neurologis, farmakologi, multimodal treatment hingga mitos ADHD dan general
stigma akan memberikan kemudahan dalam memberikan gambaran yang detil.
Selain itu kemahiran dalam komunikasi, kemampuan diri dalam menyesuaikan
dengan kultur setempat, kemampuan untuk membangun situasi kelas akan
memberikan kelebihan tersendiri bagi trainer untuk mempermudah penerimaan
dari partisipan terhadap dirinya dan materi yang dibawakan.
Banyak faktor-faktor yang tidak dikontrol oleh peneliti dalam penelitian ini
secara umum dapat dirangkum sebagai berikut: kemampuan teknis trainer dalam
mengelola kelas, communication skill trainer, kebutuhan partisipan terhadap
informasi ADHD, dantingkat dan latar belakang pendidikan partisipan.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas peserta merasa puas
dengan pelatihan yang diberikan dan merasa bahwa materi dapat dengan mudah
diaplikasikan. Selain itu terdapat peningkatan pengetahuan dan pemahaman
tentang ADHD serta kemampuan mendeteksi ADHD pada kelompok orangtua
dan guru yang diberi pelatihan Pemahaman ADHD. Perubahan kemampuan
mendeteksi dini tidak terlepas adanya peningkatan pengetahuan dan pemahan
tentang ADHD.
Berdasarkan analisa kualitatif berdasarkan data lapangan dan studi
pustaka dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan ketepatan dalam
melakukan deteksi ditunjukkan berdasarkan perbandingan hasil simulasi deteksi
dini yang dilakukan peserta pelatihan dengan rata-rata nilai prevalensi baik di
47
Bantul maupun prevalensi Nasional beserta dengan peningkatan prevalensinya
di setiap tahun. Hasil deteksi dini yang dilakukan peserta pelatihan menunjukkan
1 dari 13 anak memiliki kecenderungan di salah satu sub tipe ADHD. Angka
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan deteksi dini yang dimiliki peserta
mengarah pada ketepatan jika dilihat dari persentase yang masuk dalam
rentangan prevalensi termutakhir. Dengan demikian pelatihan ini terbukti dapat
meningkatkan pengetahuan/pemahaman tentang ADHD dan juga meningkatkan
ketepatan orangtua dan guru dalam melakukan deteksi dini dengan kondisi
mayoritas peserta pelatihan memiliki reaksi/respon yang positif terhadap
pelatihan baik dari sisi materi, penyaji/pemateri hingga kebermanfaatan materi
bagi peserta.
Pelatihan ini berhasil membuktikan hipotesis yang ada karena metodemetode yang digunakan telah terbukti mampu mendorong proses belajar menjadi
lebih efektif seperti mind mapping, visual auditory (movie), sharing experience.
Pelatihan ini juga memfasilitasi beberapa hal penting, antara lain:
1. Meluruskan informasi-informasi yang keliru
2. Memperkuat dan menambahkan informasi yang benar dan tepat
3. Menambah pengetahuan peserta untuk melakukan identifikasi
Saran
Saran dari peneliti berdasarkan penelitian ini antara lain:
1. Penelitian selanjutnya
a. Menggunakan data triangulasi dari expert sebagai pembanding hasil
deteksi dini yang dilakukan orangtua dan guru. Dalam hal ini akan
mempermudah penilaian untuk menentukan apakah kemampauan
deteksi
dini
meningkat
atau
tidak
apabila
objek
observasi
menggunakan 1 model yang sama untuk seluruh partisipan dan
48
expert. Selain itu data yang dianalisa adalah kategori diagnosisnya
dibanding rata-rata skor Vanderbilt dari masing-masing partisipan.
b. Melakukan proses follow up baik melalui kuesioner maupun
melakukan
interview
secara
langsung
untuk
melihat
apakah
pengetahuan yang didapatkan bersifat temporer atau menetap,
aplikatif atau sulit diterapkan.
2. Praktisi
a. Memberikan intervensi dalam support system di sekolah seperti
kepada guru wali kelas atau guru bimbingan konseling sebagai
langkah preventif dan kuratif terhadap ADHD dapat tercapai dengan
lebih baik.
b. Melibatkan orangtua secara utuh (ayah dan ibu) didalam pelatihan
agar setiap pasangan memiliki persepsi yang tepat terhadap kondisi
anak ADHD.
Download