BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak lepas dari berkomunikasi dan berinteraksi.Hal tersebut pula tidak lepas dari bunyi.Bunyi adalah sesuatu yang dihasilkan dari benda yang bergetar.Benda yang menghasilkan bunyi disebut dengan sumber bunyi.Bunyi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu manusia maupun binatang mengenali berbagai hal disekitarnya terutama di luar pandangan mata.Bunyi memiliki berbagai jenis dan karakter tergantung pada sumber bunyi.Dari berbagai jenis bunyi ini, terdapat bunyi-bunyi yang mengganggu pendengarnya.Bunyi ini biasa disebut dengan kebisingan.Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang harus dikendalikan, karena selain dapat mengganggu kenyamanan, kebisingan juga dapat mengganggu kesehatan manusia. Permasalahan gangguan pendengaran, selain terjadi pada orang tua, masalah lain yang perlu diperhatikan adalah gangguan pendengaran akibat kebisingan dan gangguan pendengaran akibat infeksi dari sumbatan kotoran telinga (serumen prop) yang banyak ditemukan pada anak-anak usia sekolah. Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan ada 360 juta (5,3%) orang di dunia mengalami gangguan cacat pendengaran, 328 juta(4,8%) diantaranya adalah orang dewasa (183 juta laki-laki, 145 juta perempuan) dan 32 juta (0,5%) adalah anak-anak.Prevalensi gangguan meningkat seiring dengan pertambahan usia.Prevalensi gangguan pendengaran pada orang di atas usia 65 tahun bervariasi dari 18%-50%di seluruh dunia.Lebih Lanjut WHO mengungkapkan, diperkirakan 20% orang dengan gangguan pendengaran membutuhkan alat bantu dengar. Sementara itu, perkiraan produksi alat bantu pendengaran saat ini hanya memenuhi 10% dari kebutuhan global dan hanya memenuhi 3% dari kebutuhan di negara berkembang (Anonim, 2013). 1 2 Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan manusia tidak lepas dari lalulintas kendaraan merupakan sumber utama kebisingan yang mengganggu sebagian besarmasyarakat perkotaan. Salah satu sumber bising lalulintas jalan antara lain berasal dari kendaraan bermotor, baik roda dua, maupun roda empat, dengan sumber penyebab bising antara lain dari bunyi klakson saat kendaraan ingin mendahului atau minta jalan dan saat lampu lalulintas tidak berfungsi. Gesekan mekanis antara ban dengan badan jalan pada saat pengereman mendadak dan kecepatan tinggi, suara knalpot akibat penekanan pedal gas secaraberlebihan atau knalpot imitasi, tabrakan antara sesama kendaraan; pengecekan perapian di bengkel pemeliharaan, dan frekuensi mobilitas kendaraan, baik dalam jumlah maupun kecepatan (Anonim, 1995). Pengaruh buruk kebisingan, diartikan sebagai suatu perubahan morfologi dan fisiologi pada makhluk hidup yang mengakibatkan penurunan kemampuan untuk mengatasi adanya perubahan lingkungan yang merugikan baik sementara maupun dalam jangka waktu yang panjang. Pengaruh buruk tersebut dapat berakibat pada fisik, psikologis maupun sosial. Pengaruh khusus akibat kebisingan yaitu berupa gangguan pendengaran, gangguan kehamilan, pertumbuhan bayi, gangguan komunikasi, gangguan istirahat, gangguan tidur, psikofisiologis, gangguan mental, kinerja, pengaruh terhadap perilaku permukiman, ketidaknyamanan, dan juga gangguan berbagai aktivitas sehari-hari (Mansyur, 2003). Lingkungan jalan perempatan mirota kampus UGM tentu saja tidak bisa terlepas dari permasalahan ini.Letaknya yang disekitar lingkungan kampus dan di pasar swalayan menimbulkan banyaknya kendaraan bermotor yang melintasi jalan ini untuk mobilitasi setiap harinya.Selain itu, jalanan ini juga merupakan akses jalan menuju beberapa tempat yang sering dilewati oleh masyarakat seperti gedung sekolah, kampus, apotek, dan deretan dari kios penjahit. Dengan adanya hal ini, dikhawatirkan tingginya tingkat kebisingan dijalan ini akan berakibat pada terganggunya berbagai aktivitas, terutama belajar mengajar di kampus UGM, transaksi belanja di pasar swalayan serta terganggunya kesehatan masyarakat di sekitar jalan tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian Tingkat Kebisingan di Jalan Perempatan Mirota Kampus dengan Menggunakan Sound Level Meter. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 3 1. Apakah metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran tingkat kebisingan di perempatan Mirota Kampus ? 2. Berapa besar tingkat kebisingan di perempatan Mirota Kampus apabila di ukur dengan alat Sound Level Meter ? 3. Apakah tingkat kebisingan yang diukur menggunakan Sound Level Meter padaperempatanMirota Kampus tersebut melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan? 4. Bagaimana besar tingkat kebisingan dari pagi hingga malam di perempatan Mirota Kampus ? 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui metode yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan di perempatan Mirota Kampus. 2. Mengukur tingkat kebisingan di perempatan Mirota Kampus UGM. 3. Menganalisa tingkat kebisingan dari pagi hingga malam di perempatan Mirota Kampus. 4. Melakukan analisa pada hasil kebisingan apakah melebihi ambang batas atau tidak. 1.4 Manfaat Penelitian ini memberikan manfaat terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi (PT) yaitu : pendidikan dan pengujian (dikjar), penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 1. Memberikan pengalaman dan pemahaman penulis tentang pengukuran tingkat kebisingan di perempatan Mirota Kampus UGM. 2. Memberi pengalaman penulis tentang prosedur penulisan penelitian yang baik dan benar. 3. Memberi informasi bagi masyarakat tentang tingkat kebisingan di perempatan Mirota Kampus UGM sehingga dapat memberikan pengetahuan untuk melindungi diri dari bahaya kebisingan. 1.5 Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak keluar dari masalah pokok yang akan dibahas, maka perlu diberikan batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di perempatan Mirota Kampus UGM seperti pada layout yaitu gambar 4.1. 4 2. Batasan waktu penelitian yaitu penelitian ini dilakukan selama tujuh hari berturutturut atau satu pekan. Setiap hari dilakukan pengambilan data setiap dua jam dalam duapuluh empat jam pada tanggal 2 – 8 Februari 2016. 3. Metode pengambilan data dilakukan secara langsung dengan satu alat yang telah distandarkan. Penelitian ini juga tidak memperhitungkan faktor suhu dan kelembaban lingkungan pada lokasi penelitian. 4. Analisa data penelitian ini menggunakan Sound Level Meter dengan tipe SL-4010. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang dilakukan penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini dalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Dalam bab ini menjelaskan tentang pendahuluan dan memuat latar belakang dilakukannya penelitian ini, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi mengenai tinjauan pustaka yang memaparkan tentang beberapa penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya. BAB III Dasar Teori Bab ini berisi tentang teori penunjang yang berkaitan dengan tugas akhir yang diambil. BAB IV Metode Penelitian Bab ini berisi bahan dan peralatan yang digunakan, lokasi penelitian, tahapantahapan penelitian beserta tata laksananya. BAB V Hasil dan Pembahasan Setelah dilakukan pengukuran, maka pada bab ini berisi mengenai pengolahan data hasil dari setiap pengukuran beserta pembahasannya. BAB VI Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran dalam laporan tugas akhir.