Emisi Referensi dan Monitoring dalam REDD 2, November, 2007 IFCA Team Ministry of Forestry Apa itu REDD? • REDD (Reduction Emission from Deforestation and Forest Degradation) merupakan penurunan emisi gas rumah kaca (saat ini hanya terbatas CO2) yang terjadi dari berhasilnya pencegahan tindakan konversi dan kerusakan hutan • Emisi GRK akibat konversi dan kerusakan hutan terjadi karena hilangnya cadangan karbon dari hutan dan lepas ke atmosfer dalam bentuk gas rumah kaca baik melalui pembakaran biomass atau proses dekomposisi (pelapukan) secara alami Apa itu Emisi Referensi dalam REDD • Emisi referensi ialah tingkat emisi yang terjadi dari kegiatan deforestasi dan kerusakan hutan apabila tidak ada mekanisme kompensasi diberikan dari tidak dilakukan tindakan konversi dan pencegahan kerusakan hutan tersebut (bisa disebut sebagai Baseline) • Jadi Emisi Referensi merupakan tingkat emisi yang akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan berapa besar tingkat penurunan emisi yang berhasil dilakukan dari pencegahan kegiatan konversi dan kerusakan hutan yang kemudian akan digunakan untuk menentukan besarnya kompensasi yang akan diberikan Bagaimana Menentukan Emisi Referensi (Baseline)? • Saat ini pendekatan dalam menentukan emisi referensi masih akan dinegosiasikan di COP13 di Bali, diantaranya – Dengan cara memproyeksinya ke depan mengikuti pola emisi historis • Isunya ialah berapa lama periode waktu yang akan digunakan dan mulai dari tahun berapa? – Dengan cara membuat rata-rata emisi historis dan mengasumsikan bahwa besar emisi ke depan sama dengan kondisi rata-rata historis • Isunya ialah berapa lama periode ke belakang yang akan digunakan dan mulai dari tahun berapa – Dengan membuat model pendugaan emisi ke depan (mempertimbangkan kepadatan populasi, perkembangan kondisi sosial ekonomi dll) – Pendekatan lain ialah dengan menggunakan besar emisi atau stok karbon sebelum atau menjelang kegiatan REDD dilaksanakan Contoh Hipotetik Penentuan Emisi/Perubahan Stok Karbon Referensi dari rata-rata historis (Asumsi: 150 tC/ha) Tahun 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Area (Mha) 61.0 60.4 59.6 58.6 57.5 55.7 54.3 52.8 48.8 47.0 45.0 42.8 40.4 37.9 35.9 33.7 31.2 29.2 27.3 D (Mha) 0.60 0.80 1.00 1.10 1.80 1.40 1.50 4.00 1.80 2.00 2.20 2.40 2.50 2.00 2.20 2.50 2.00 1.87 Mt C 9150 9060 8940 8790 8625 8355 8145 7920 7320 7050 6750 6420 6060 5685 5385 5055 4680 4380 4100 C loss (Mt) 90 120 150 165 270 210 225 600 270 300 330 360 375 300 330 375 300 281 Emission (MtCO2) 330 440 550 605 990 770 825 2200 990 1100 1210 1320 1375 1100 1210 1375 1100 1029 Misalkan dari data ini diperoleh bahwa dari tahun 1990-2007, rata-rata laju deforestasi 1.8 juta ha/tahun. Diasumsikan laju ini berlanjut terus, maka arrtinya setiap tahun akan terjadi kehilangan stok karbon sebesar 270 juta ton atau setara dengan 990 juta ton CO2. Kalau laju deforestasi sepuluh tahun ke depan setelah dimonitor turun jadi 1 juta ha, maka yang terselamatkan 120 juta ton Carbon atau setara dengan penurunan emisi sebesar 440 juta ton CO2 per tahun. Perhitungan bisa berdasarkan perubahan cadangan karbon atau emisi CO2 3.5 3.0 40 2.5 30 2.0 1.5 20 1.0 0.5 0 0.0 19 90 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 20 06 10 Perubahan luas hutan akibat konversi 2500 Stock Karbon Emisi 2000 1500 1000 500 0 19 90 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 20 06 50 4.0 10000 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Penurunan stok karbon dan nilai setara emisi CO2 Emisi (Juta ton CO2) Luas Hutan Deforestasi Stok Karbon (Juta Ton) 60 4.5 Laju Deforestasi (Juta ha). Luas Hutan (Juta Ha). 70 Contoh Ilustrasi Million ton CO2 Potensi Kredit Karbon 350 Baseline 1 300 Baseline 2 250 REDD intervention 200 150 100 Year 2004 2009 Year 2014 2019 Kenapa Perlu Pemantauan? Million ton CO2 • Pemantauan diperlukan untuk memastikan dan membuktikan bahwa benar telah terjadi penurunan emisi dengan dilaksanakan skema REDD 350 Baseline 1 300 Baseline 2 250 REDD intervention 200 150 Monitored 100 Year 2004 2009 Year 2014 2019 Apa yang diukur dan dimonitor? • Besar emisi dari deforestasi dan degradasi hutan • Emisi diduga dari: – Laju perubahan tutupan hutan akibat dari: • Deforestasi • Degradasi hutan – Perubahan cadangan karbon hutan yang berlangsung Bagaimana Pemantauan Dilakukan? • Komponen sistem pemantauan harus – – – – – Kredibel Transparant Nyata Berdasarkan pendekatan ilmiah yang baik Sesuai dengan kerangka kebijakan • Ada tiga pendekatan dan tingkat kerincian (Tier) dalam melakukan pemantauan sejalan dengan yang diusulkan oleh IPCC yang disebut dengan IPCC Good Practice Guidance (IPCC-GPG) yang sudah direview oleh ratusan pakar dan pemerintah berbagaiu negara • Sistem pemantauan yang dikembangkan dapat mengikuti ketiga pendekatan dan tingkat kerincian tersebut. • Tidak ada keharusan untuk mengikuti Metodologi IPCC. Akan tetapi kalau tidak pakai metodologi IPCC diperlukan justifikasi dan penjelasan ilmiah kenapa metode IPCC GPG tidak digunakan dan metode tersebut didukung oleh hasil penelitian yang telah direview secara independen. Methodologi: Pendekatan dan Tingkat Kerincian (Tier) Pendekatan untuk menentukan perubahan luas (disebut Data Aktivitas) Tingkat kerincian faktor emisi (Tier): perubahan cadangan karbon 1. Pendekatan Non-spasial yaitu dari data 1. Memakai data yang diberikan oleh statistik negara (mis FAO )— IPCC (data default values) pada memberikan gambaran umum skala benua perubahan luas hutan 2. Berdasarkan peta, hasil survey dan data statistik nasional 2. Data spesifik dari negara bersangkutan untuk beberapa jenis hutan yang dominan atau yang utama 3. Data spatial dari interpretasi penginderaan jauh dengan resolusi yang tinggi 3. Data cadangan karbon dari Inventarisasi Nasional, yang diukur secara berkala atau dengan modelling Kenapa Perlu Tier yang Lebih Tinggi 1 uncertainty Insentif/ Kompensasi Skenario Emisi Referensi Nasional • Tingkat ketelitian akan menentukan besar kompensasi yang akan diterima ½ Waktu METODE DENGAN TIER YANG RENDAH AKAN MENGHASILKAN UNCERTAINTY YANG LEBIH BESAR Contoh suatu sistem Pemantauan Forest inventories In-situ/plot data-projects Targeted remote surveys— e.g. Lidar and aerial imagery FAO statistics IPCC-GPG / AFOLU Apa definisi Hutan, deforestasi dan degradasi? • Definisi Hutan dan Deforestasi – Dalam Protokol Kyoto definisi hutan dan deforestasi sudah dijelaskan dalam Marrakesh Accords (MA) – Definisi bisa digunakan untuk REDD tapu mungkin perlu melalui keputusan tersendiri • Definisi Degradasi masih belum jelas – Tidak ada definisi yang sudah diadopsi oleh Protocol Kyoto – IPCC sudah memberikan beberapa definisi yang mungkin dapat digunakan – Kemungkinan perbaikan sistem pengelolaan hutan dapat dimasukkan ke dalam kategori pencegahan kerusakan hutan – Bagaimana memperlakukan hutan alam yang dikonversi menjadi hutan tanaman, apakah ini konversi atau degradasi? Definisi mana yang mungkin bisa dipakai dalam REDD • Tidak ada satupun dari yang ditawarkan KP diadopsi di dalam REDD • Dinegosiasikan – Ini sangat krusial karena akan menentukan baseline, metode pemantauan dan potensi kredit yang akan diperoleh – Contoh: apakah dasar perhitungan bersifat gross atau net 150 t C/ha Net =60 t C 90 t C/ha Gross =150 t C Natural Forest Plantation Definisi yang ditawarkan Indonesia • Di dalam submisi ke SBSTA25 yang lalu, Indonesia mengajukan definisi: – Deforestasi sebagai hilangnya hutan akibat aktivitas manusia yang meliputi konversi hutan menjadi penggunaan lain yang memiliki stok karbon yang lebih rendah, dan hilangnya hutan akibat dari proses degradasi yang berkelanjutan sebagai akibat dari kebakaran yang beruntun dan pemanenan kayu yang tidak berkelanjutan. • Dengan definisi ini artinya, kegiatan pengayaan hutan skunder, pencegahan konversi hutan menjadi penggunaan lain yang memiliki stok karbon yang lebih rendah, kegiatan pencegahan penebangan liar dan kebakaran, penerapan sistem silvikultur dengan dampak tebang rendah (reduced impact logging), menkonservasi karbon di hutan konservasi dan lindung, dapat masuk ke dalam kategori kegiatan REDD Dimana Posisi Indonesia Sekarang? • Perubahan luas hutan – Sudah banyak peta tataguna lahan dan hutan dibuat dari tahun 1985 – 2003, dan pemantauannya untuk 2000/2005 – Tapi ini belum cukup untuk tujuan penentuan Baseline REDD dan pemantauan • Data Cadangan Karbon – Sudah ada jejaring plot contoh tetapi data mengenai stok karbon masih sangat terbatas – Kondisi data yang ada sekarang belum cukup untuk pelaksanaan REDD dan pemantauan • Kapasitas teknis perlu ditingkatkan dalam waktu dekat untuk pelaksanaan REDD Apa yang perlu dilakukan? • Poin-poin penting untuk negosiasi politik – Putuskan definisi yang akan diusulkan – Putuskan pendekatan yang digunakan dalam penentuan baseline • Hal yang berkaitan dengan kapasitas teknis – Putuskan sistem nasional dalam menentukan baseline (National/sub-Nasional) – Putuskan metode untuk pemantauan-perlu belajar dari negara lain yang sudah menerapkan • Indonesia memiliki kemampuan untuk melakukan apapun yang perlu diperlukan